• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI"

Copied!
153
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR DENGAN

MINAT MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI Studi Kasus : SMA KRISTEN 3 Terbanggi Besar, Lampung Tengah

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun Oleh: ASIH DWI PAWESTRI

NIM: 051334077

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk:

1.

Bapakku Budi Santoso dan Ibuku Sri Martuti

yang senantiasa

memberikan kasih sayang dan dukungan doa sehingga aku bisa menjadi orang yang berguna.

2.

Adikku Ami dan Anti

yang telah membuatku bersemangat untuk segera

menyelesaikan kuliah.

3.

mZ Pian

yang senantiasa memberikan kasih sayang yang tulus, perhatian

dan dukungan doa hingga aku lulus Sarjana.

4.

Semua keluarga yang ada di Lampung, Prambanan dan Bekasi

(5)

v

MOTTO

1.

Takut akan TUHAN adalah permulaan

pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat

dan didikan (Amsal 1:7).

2.

Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok,

karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri.

Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari (Matius

6:34).

3.

Rencana adalah jembatan menuju mimpi.

4.

Saya bisa, selama saya berpikir bisa.

5.

Jangan menganggap diri kita tidak mampu sebelum

(6)
(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih-Nya yang besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI”.

Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan skripsi ini tidaklah mungkin terlaksana dengan baik tanpa bantuan, kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta; sekaligus selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

4. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

5. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

6. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan;

(8)

viii

8. Bapak Drs. Waspodo selaku Kepala SMA Kristen 3 Terbanggi Besar yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian;

9. Staf pengajar, tenaga administrasi, dan siswa SMA Kristen 3 Terbanggi Besar yang telah membantu kelancaran pelaksanaan penelitian;

10. Bapak Budi Santoso dan Ibu Sri Martuti yang selalu memberikan kasih sayang dan dukungan doa;

11. Ami dan Anti yang memberikan motivasi, sehingga penulis bersemangat untuk menyelesaikan kuliah;

12. mZ Pian yang selalu memberikan kasih sayang yang tulus, perhatian dan dukungan doa selama menyusun skripsi;

13. Pak De Pamardi (Alm.), Bu De Er, Lek Harjo, Lek Sri ”Anjar”, Lek Bag, Lek Wenti, Lek Budi, Lek Sri ”Arum”, Pak Kur, Lek Win, Pak De Kadir, Bu De Sri, Lek Di, mZ Puguh, mZ Hari, mZ Gesang, Mbak Rina, Mbak Sih, Wawan, Anjar, Arum, Yakub, Yoas, Pica, Yoko, Yuli, Yunus dan semua keluarga di Lampung yang telah memberikan dukungan doa selama penulis kuliah dan menyusun skripsi;

14. Mbah Kakung, Mbah Putri, Mbah Sugi, Pak De Budi, Bu De Sarmi, Pak De Sugi, Bu De Mul, Lek Yudi, Lek Bani, Lek Rus, Lek Dini dan semua keluarga di Manis Renggo yang telah memberikan dukungan doa;

15. Bapak Supardi, Ibu Endang, mZ Anto, dan De’ Ayu di Bekasi yang telah memberikan dukungan doa selama menyusun skripsi;

16. Bapak Nandang, Ibu Rita, De’ Ratih, De’ Ndaru, dan Yeyen, terima kasih untuk dukungan doa dan kebersamaannya saat penulis tinggal di Bromo 14 C selama kurang lebih 4 tahun;

(9)

ix

tercinta, Universitas Sanata Dharma. Hadiah terindah yang penulis terima saat berkenalan, berteman, bersahabat, berbagi, dan memperoleh kenangan indah bersama kalian. Kenangan itu tidak akan pernah terlupakan saat penulis harus benar-benar meninggalkan Yogyakarta dan harus pergi ke tempat yang baru;

18. Mbak Sisil, Mbak Nenes, dan seluruh kakak tingkat yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih untuk dukungan dan kerja samanya selama ini;

19. Daru, Wati, Rara, Robin, Beni, Dwi, Rouberti, Pristi, Irene, Elina selaku adik tingkat. Terima kasih untuk dukungan doa dan kerja samanya selama ini; 20. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dan mendukung penulis selama penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

(10)
(11)

xi ABSTRAK

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR DENGAN

MINAT MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI Studi Kasus : SMA Kristen 3 Terbanggi Besar, Lampung Tengah

Asih Dwi Pawestri Universitas Sanata Dharma

2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) ada pengaruh lingkungan keluarga terhadap hubungan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi; (2) ada pengaruh lingkungan sekolah terhadap hubungan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi; (3) ada pengaruh lingkungan masyarakat terhadap hubungan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa kelas XII SMA Kristen 3 Terbanggi Besar. Populasi penelitian adalah seluruh siswa SMA Kristen 3 Terbanggi Besar yang berjumlah 230 siswa. Jumlah sampel penelitian adalah 90 siswa. Teknik penarikan sampel adalah purporsive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah model persamaan regresi yang dikembangkan Chow.

(12)

xii ABSTRACT

THE INFLUENCE OF LEARNING ENVIRONMENT TOWARDS THE RELATIONSHIP BETWEEN LEARNING ACHIEVEMENT AND STUDENT’S INTEREST TO CONTINUE THE STUDY TO UNIVERSITY

A Case Study : Kristen 3 Senior High School Terbanggi Besar District, Lampung Tengah Regency

Asih Dwi Pawestri Sanata Dharma University

2009

The objectives of this study is to determine : (1) the influence of family environment towards the relationship between learning achievement and student’s interest to continue the study to university; (2) the influence of school environment towards the relationship between learning achievement and student’s interest to continue the study to university; (3) the influence of society environment towards the relationship between learning achievement and the student’s interest to continue the study to university.

This research is a case study on 12th grade students of Kristen 3 Senior High School Terbanggi Besar District. The population of this research are 230 students of Kristen 3 Senior High School Terbanggi Besar District. The samples are 90 students. The sampling technique is purposive sampling. The method of data collection are questionnaire and documentation. The technique of analyzing the data is Chow’s regressive equation model.

(13)

xiii

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

MOTTO... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi

KATA PENGANTAR... vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... x

ABSTRAK... xi

ABSTRACT... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan ... 6

E. Manfaat Penelitian... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi ... 8

B. Lingkungan Belajar ... 9

C. Prestasi Belajar ... 16

D. Kerangka Berpikir ... 17

(14)

xiv

xiv

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ………...…. 23

B. Tempat dan Waktu Penelitian ………. 23

C. Populasi, Sample, dan Teknik Penarikan Sampel ………...…….... 23

D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ...………...….. 24

E. Teknik Pengumpulan Data.... ………..…... 27

F. Teknik Pengujian Kuesioner ……….………....………... 28

G. Teknik Analisis Data ... 32

BAB IV GAMBARAN SEKOLAH A. Gambaran Umum Sekolah... 36

B. Visi dan Misi... 39

C. Organisasi... 42

D. Sumber Daya Manusia... 43

E. Siswa SMA Kristen 3 Terbanggi Besar... 44

F. Sarana, Prasarana dan Fasilitas Sekolah... 44

G. Kurikulum... 45

H. Usaha-usaha Penempatan Sekolah... 49

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data... 50

B. Analisis Data 1. Pengujian Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas... 55

b. Uji Linieritas... 56

2. Pengujian Hipotesis... 58

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 70

B. Keterbatasan Penelitian... 71

C. Saran-Saran... 72

(15)

xv

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Lingkungan Belajar... 25

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi... 26

Tabel 3.3 Rangkuman Uji Validitas Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi... 29

Tabel 3.4 Rangkuman Uji Validitas Lingkungan Belajar di Keluarga... 29

Tabel 3.5 Rangkuman Uji Validitas Lingkungan Belajar di Sekolah... 30

Tabel 3.6 Rangkuman Uji Validitas Lingkungan Belajar di Masyarakat... 30

Tabel 3.7 Rangkuman Uji Reabilitas Instrumen Penelitian... 31

Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana SMA Kristen 3 Terbanggi Besar... 39

Tabel 4.2 Sumber Daya Manusia... 43

Tabel 4.3 Siswa SMA Kristen 3 Terbanggi Besar... 44

Tabel 5.1 Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi... 50

Tabel 5.2 Lingkungan Keluarga... 51

Tabel 5.3 Lingkungan Sekolah... 52

Tabel 5.4 Lingkungan Masyarakat... 53

Tabel 5.5 Prestasi Belajar Siswa... 54

Tabel 5.6 Hasil Pengujian Normalitas... 55

(16)

xvi

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Kuesioner Penelitian... 75

Lampiran II Data Induk Penelitian... 81

Lampiran III Uji Validitas dan Reabilitas... 91

Lampiran IV Data Mentah Uji Normalitas, Uji Linieritas dan Uji Hipotesis... 103

Lampiran V Uji Normalitas dan Uji Linieritas... 106

Lampiran VI Uji Hipotesis... 108

Lampiran VII Daftar Distribusi Frekuensi... 111

Lampiran VIII Interpretasi Terhadap Variabel Penelitian... 121

Lampiran IX Surat Ijin Penelitian... 126

(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sukses dalam hidup merupakan suatu kondisi yang selalu diinginkan

oleh setiap orang. Salah satu cara untuk menuju ke kondisi sukses tersebut

adalah melalui pendidikan. Pencapaian sukses melalui jalur pendidikan

memerlukan waktu yang lama dengan berbagai kendala baik eksternal

maupun internal. Kendala eksternal adalah segala hal yang berasal dari luar

individu, contohnya: lingkungan sosial dan keluarga. Sedangkan untuk

kendala internal adalah segala hal yang berasal dari dalam diri individu yang

bersangkutan, contohnya: kondisi fisik, minat, dan motivasi.

Pada masyarakat yang semakin maju, prestasi akademik seseorang di

bidang pendidikan dipandang amat penting. Karenanya lembaga-lembaga

pendidikan formal (sekolah) cenderung menekankan proses belajar yang baik,

suasana kompetitif di kelas, dan keberhasilan siswa dalam menempuh tes atau

ujian. Alasannya setiap lulusan diharapkan mampu melihat hasil belajar dan

akibat-akibat yang mungkin dihadapi dikemudian hari dalam hubungannya

dengan pilihannya terhadap sekolah dan pekerjaan.

Pendidikan sering dipandang sebagai persiapan untuk kehidupan yang

lebih baik di kemudian hari. Karena itu banyak orang tua yang tidak ragu-ragu

memberikan pengorbanan yang besar untuk pendidikan anak-anaknya. Para

(18)

2

2

semakin besar pula kesempatan untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik.

Sayangnya, untuk memperoleh pendidikan diperlukan biaya yang cukup

tinggi. Biaya pendidikan yang tinggi inilah yang kadang menjadi kendala bagi

mereka yang berasal dari keluarga yang kurang mampu. Banyak diantara

mereka putus sekolah atau tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan

yang lebih tinggi karena keterbatasan biaya untuk pendidikan. Saat siswa

hendak mengambil keputusan studi lanjut, mereka harus mempertimbangkan

dua hal (Winkel, 1984:31): (1) kemampuan intelektual, bakat khusus, arah

minat, cita-cita hidup dan kemampuan finansial dan (2) tidak dapat diabaikan

pula harapan dari keluarga serta kewajiban keluarga.

Dalam penelitian ini penulis bermaksud menyelidiki faktor-faktor yang

berhubungan dengan minat studi lulusan SMA Kristen 3 Terbanggi Besar

untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi yang rendah. Hal ini ditunjukkan

dengan adanya prosentase yang rendah untuk siswa yang melanjutkan ke

perguruan tinggi selama lima tahun terakhir, yaitu 2003/2004 = 22,89%,

2004/2005 = 23,91%, 2005/2006 = 23,53%, 2006/2007 = 30,76%, dan

2007/2008 = 31,30%. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa lulusan SMA

Kristen 3 Terbanggi Besar kebanyakan langsung mencari kerja. Sedangkan

tujuan pendidikan SMA Kristen 3 Terbanggi Besar bukanlah untuk itu, tetapi

lulusan diharapkan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Ada banyak faktor yang menyebabkan tinggi/rendahnya minat siswa

melanjutkan studi ke perguruan tinggi, faktor-faktor tersebut antara lain status

(19)

3

3

kurikulum sekolah. Penelitian ini akan memfokuskan pada faktor prestasi

belajar.

Prestasi belajar siswa merupakan suatu ukuran kemampuan seseorang

terhadap bidang tertentu. Tinggi/rendahnya prestasi belajar siswa diduga kuat

berhubungan dengan tinggi/rendahnya minat siswa untuk melanjutkan studi ke

perguruan tinggi. Semakin tinggi prestasi belajar siswa, maka semakin tinggi

pula minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hasil penelitian

sebelumnya menunjukkan bukti bahwa prestasi belajar memberikan

sumbangan positif terhadap minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi

(Budiarti, 2001:82). Santoso (2007:78) dalam penelitiannya juga telah

menunjukkan bukti bahwa prestasi belajar memberikan sumbangan positif

terhadap minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Hubungan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan

tinggi sebagaimana telah diuraikan di atas diduga dipengaruhi oleh lingkungan

belajar siswa. Lingkungan belajar adalah keseluruhan keadaan yang

melingkupi siswa atau keadaan yang dengan kehadirannya memberi pengaruh

pada perkembangan individu. Ruang lingkup lingkungan belajar adalah

lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Lingkungan keluarga adalah lingkungan yang sangat berpengaruh bagi siswa

untuk menentukan berhasil atau tidaknya pendidikan yang ditempuh.

Lingkungan keluarga ini mencakup cara mendidik, suasana keluarga,

pengertian orang tua, keadaan sosial ekonomi orang tua, dan latar belakang

(20)

4

4

kesempatan untuk memperkaya diri dalam hal pengetahuan dan kebudayaan.

Yang tercakup dalam lingkungan sekolah, antara lain media pendidikan,

keadaan gedung, interaksi guru dengan murid, cara penyajian, hubungan

antara murid, standar pelajaran di atas ukuran, kurikulum, waktu sekolah,

pelaksanaan disiplin, metode belajar, dan tugas rumah. Sedangkan lingkungan

masyarakat adalah lingkungan di mana siswa menjalin hubungan dan

berinteraksi dengan anggota masyarakat lainnya, baik dengan teman sebaya,

orang yang lebih tua maupun dengan yang lebih muda. Lingkungan

masyarakat ini mencakup mass media, teman bergaul, kegiatan lain, dan cara

hidup lingkungan.

Lingkungan belajar yang baik akan mendorong pencapaian prestasi

belajar yang semakin baik. Lingkungan belajar yang baik juga akan

mendorong siswa memiliki minat yang tinggi untuk melanjutkan ke perguruan

tinggi. Lingkungan keluarga yang baik akan membuat siswa dapat belajar

dengan kondusif di rumah sehingga prestasi belajar yang dicapai akan lebih

baik dibandingkan dengan siswa yang berasal dari lingkungan keluarga yang

kurang baik. Lingkungan sekolah yang memiliki sarana dan prasarana yang

memadai akan mendukung siswa dapat belajar dengan optimal, sehingga

dicapai prestasi belajar yang baik pula. Begitu pula siswa yang hidup di

lingkungan masyarakat yang anak-anaknya baik dan rajin akan termotivasi

untuk belajar agar mendapat prestasi belajar yang lebih baik, dibandingkan

dengan siswa yang hidup dalam lingkungan masyarakat yang anak-anaknya

(21)

5

5

lingkungan belajar pada hubungan prestasi belajar dengan minat melanjutkan

studi ke perguruan tinggi.

Berdasarkan uraian tersebut di atas penelitian ini dimaksudkan untuk

menyelidiki hubungan prestasi belajar dengan minat siswa untuk melanjutkan

studi ke perguruan tinggi ditinjau dari faktor lingkungan belajar. Penelitian ini

selanjutnya mengambil judul “Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap

Hubungan Prestasi Belajar dengan Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi”. Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa SMA Kristen 3 Terbanggi Besar.

B. Batasan Masalah

Ada banyak faktor yang berhubungan dengan minat siswa melanjutkan

studi ke perguruan tinggi. Faktor tersebut antara lain pengaruh sikap, persepsi,

prestasi belajar, bakat, jenis kelamin, intelegensi, latar belakang ekonomi,

minat orang tua, dan teman sebaya. Penelitian ini memfokuskan pada faktor

prestasi belajar dan lingkungan belajar.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka dirumuskan

masalah sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh lingkungan keluarga terhadap hubungan prestasi

(22)

6

6

2. Apakah ada pengaruh lingkungan sekolah terhadap hubungan prestasi

belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi?

3. Apakah ada pengaruh lingkungan masyarakat terhadap hubungan prestasi

belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh lingkungan keluarga terhadap

hubungan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan

tinggi.

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh lingkungan sekolah terhadap

hubungan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan

tinggi.

3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh lingkungan masyarakat terhadap

hubungan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan

tinggi.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak antara lain :

1. Bagi Universitas Sanata Dharma

Sebagai masukan bagi peneliti selanjutnya dan dapat menambah

perbendaharaan bacaan, khususnya mengenai faktor-faktor yang

(23)

7

7

2. Bagi Sekolah

Sebagai masukan dalam memberikan bimbingan dan penyuluhan yang

berhubungan dengan studi lanjut siswa.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan tambahan wawasan dan

pengetahuan penulis, serta sebagai dasar penyelidikan kebenaran hasil

(24)

8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

Minat merupakan salah satu faktor psikologis yang penting bagi

keberhasilan seseorang. Jika seseorang telah memiliki minat sebelum

melakukan suatu pekerjaan, biasanya akan memperoleh hasil yang lebih baik

dari pada sebelum mereka memiliki minat untuk melakukan pekerjaan

tersebut. Menurut Syah (1995:151), minat adalah kecenderungan dan

kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Pendapat

lain dikemukakan oleh Winkel (1983:30), yang menyatakan minat adalah

kecenderungan yang agak menetap dalam subyek merasa tertarik pada bidang

atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Minat

juga diartikan sebagai rasa lebih suka dan keterikatan pada suatu hal atau

aktivitas (Djaali, 2007:121). Sedangkan Witherington (1963:90)

mengemukakan bahwa minat adalah kesadaran seseorang bahwa suatu

obyek, seseorang, suatu situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka minat untuk melanjutkan

studi ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII dapat diartikan sebagai

kecenderungan yang mengarah bagi siswa untuk memilih pengguruan tinggi

sebagai proses kelanjutan pendidikan setelah tamat dari SMA, yang ditandai

dengan adanya perasaan senang terhadap perguruan tinggi, dan perasaan

(25)

9

Minat tidak terbentuk secara tiba-tiba, melainkan terbentuk dan

berkembang melalui proses pendidikan, proses sosialisasi, dan proses

interaksi di sekolah, di masyarakat, dan di dalam keluarga. Kemampuan

peserta didik dan pengalaman belajar yang berbeda-beda pada peserta didik

akan menimbulkan minat yang bervariasi. Peserta didik juga mempunyai

obyek minat yang berbeda-beda antara lain minat pada sekolah, minat pada

pekerjaan dimasa mendatang dan lainnya.

Menurut Giartama (1990:6), minat dapat digolongkan menjadi 2 :

a. Minat secara intrinsik

Minat seara intrinsik merupakan minat yang timbul dari dalam individu sendiri tanpa pengaruh dari luar. Minat intrinsik dapat timbul karena pengaruh sikap, persepsi, prestasi belajar, bakat, jenis kelamin dan intelegensi.

b. Minat secara ekstrinsik

Minat secara ekstrinsik merupakan minat yang timbul akibat pengaruh dari luar individu. Minat secara ekstrinsik timbul antara lain karena latar belakang ekonomi, minat orang tua dan teman sebaya.

B. Lingkungan Belajar

1. Lingkungan Keluarga

Siswa yang mengalami proses belajar, supaya berhasil sesuai

dengan tujuan yang harus dicapainya perlu memperhatikan beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Petterson dan Loeber

(1984) seperti dikutip oleh Syah (1995:138) mengatakan bahwa

lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar

(26)

10

Menurut Roestiyah (1982:163), faktor-faktor yang datang dari

keluarga yang mempengaruhi belajar siswa, yaitu :

a. Cara mendidik

Orang tua yang memanjakan anaknya, maka setelah sekolah akan menjadi siswa yang kurang bertanggung jawab, dan takut menghadapi tantangan kesulitan. Juga orang tua yang mendidik anaknya secara keras itu akan menjadi penakut. b. Suasana keluarga

Hubungan antara anggota keluarga yang kurang intim, menimbulkan suasana kaku, tegang di dalam keluarga, menyebabkan anak kurang semangat untuk belajar. Suasana yang menyenangkan, akrab dan penuh kasih sayang, memberi motivasi yang mendalam pada anak.

c. Pengertian orang tua

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan dorongannya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. Kalau perlu menghubungi guru anaknya, untuk mengetahui perkembangannya.

d. Keadaan sosial ekonomi keluarga

Anak belajar memerlukan sarana-sarana yang kadang-kadang mahal. Bila keadaan ekonomi keluarga tidak memungkinkan, kadang kala menjadi penghambat anak belajar. Namun bila keadaan memungkinkan cukuplah sarana yang diperlukan anak, sehingga mereka dapat belajar dengan senang.

e. Latar belakang kebudayaan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.

Menurut Winkel (1989:109), keadaan sosial-ekonomi

menunjukkan pada taraf kemampuan finansial keluarga yang dapat

bertaraf baik, cukup atau kurang. Keadaan inilah tergantung sampai

seberapa jauh keluarga dapat membekali siswa dengan perlengkapan

(27)

11

kebudayaan yang dimiliki keluarga, yang dapat bertaraf tinggi, sedang

atau rendah. Dari keadaan ini tergantung seberapa jauh kemampuan

anak untuk berbahasa dengan baik, corak pergaulan antara orang tua

dan pandangan keluarga mengenai pendidikan sekolah. Sebenarnya,

yang penting di sini bukanlah keadaan itu sendiri, melainkan kondisi

intern pada siswa yang timbul sebagai akibat dari keadaan itu. Namun,

akibat itu tidak harus timbul secara otomatis atau dengan sendirinya.

Sikap siswa sendiri terhadap keadaan itu, kerap menentukan apakah

kondisi intern akan menguntungkan belajar atau menghambatnya.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa lingkungan

keluarga memberikan sumbangan yang penting dalam membangun

sikap anak. Sikap anak dalam menanggapi keadaan lingkungan

keluarga dapat menentukan berhasil atau tidaknya pendidikan yang

ditempuh. Agar anak dapat berhasil dalam pendidikannya, maka

lingkungan keluarga yang baik akan berperan dalam segala sesuatu

yang dapat menunjang keberhasilan belajarnya.

2. Lingkungan Sekolah

Kemampuan belajar dimiliki manusia merupakan bekal yang

membuka kesempatan luas untuk memperkaya diri dalam hal

pengetahuan dan kebudayaan. Karena manusia mampu untuk belajar

maka dia berkembang, mulai dari lahir sampai mencapai umur tua.

(28)

12

kehidupan anak didik, masyarakat telah mendirikan suatu institut yang

mendampingi belajar sedemikian rupa, sehingga menghasilkan corak

perkembangan yang diharapkan. Institut ini disebut sekolah (Winkel,

1989:ix).

Pendidikan di sekolah sebagai akibat dari pemenuhan akan

pentingnya pendidikan. Sekolah tidak hanya terdiri dari gedung saja

melainkan juga sarana dan prasarana lain yang menunjang pendidikan.

Sekolah merupakan tempat anak didik belajar, mempelajari sejumlah

materi pelajaran. Oleh karena itu harus diciptakan lingkungan sekolah

yang benar-benar dapat mendukung anak untuk belajar.

Menurut Roestiyah (1982:159-161), faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar siswa yang datang dari sekolah yaitu :

a. Interaksi guru dan murid.

Guru yang kurang berinteraksi dengan murid secara intim, menyebabkan proses belajar-mengajar itu kurang lancar. Juga siswa merasa jauh dari guru, maka segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar.

b. Cara penyajian.

Guru yang lama biasa mengajar dengan metode ceramah saja. Siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Guru yang progresif berani mencoba metode-metode yang baru, yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.

c. Hubungan antara murid.

Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana, maka tidak akan melihat bahwa di dalam kelas ada group yang saling bersaing secara tidak sehat. Jiwa kelas tidak terbina, bahkan hubungan masing-masing individu tidak tampak.

d. Standar pelajaran di atas ukuran.

(29)

13

itu merasa senang. Tetapi berdasarkan teori belajar, yang mengingat perkembangan psikis dan kepribadian anak yang berbeda-beda, hal tersebut tidak boleh terjadi. Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing. Yang penting tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai.

e. Media pendidikan.

Kenyataan saat ini dengan banyaknya jumlah anak yang masuk sekolah, maka memerlukan alat-alat yang membantu lancarnya belajar anak dalam jumlah yang besar pula, seperti buku-buku di perpustakaan, laboratorium atau media-media lain. Kebanyakan sekolah masih kurang dalam memiliki media jumlah maupun kualitetnya.

f. Kurikulum.

Sistem instruksional sekarang menghendaki proses belajar-mengajar yang mementingkan kebutuhan anak. Guru perlu mendalami siswa dengan baik, harus mempunyai perencanaan yang mendetail, agar dapat melayani anak belajar secara individual. Kurikulum sekarang belum dapat memberikan pedoman perencanaan yang demikian.

g. Keadaan gedung.

Dengan jumlah siswa yang luar biasa jumlahnya, keadaan gedung dewasa ini terpaksa kurang, mereka duduk berjejal-jejal di dalam setiap kelas.

h. Waktu sekolah.

Akibat meledaknya jumlah anak yang masuk sekolah, dan penambahan gedung sekolah belum seimbang dengan jumlah siswa. Akibat selanjutnya banyak siswa yang terpaksa masuk sekolah di sore hari. Hal mana sebenarnya kurang dapat dipertanggungjawabkan. Dimana anak harus beristirahat, tetapi terpaksa masuk sekolah. Mereka mendengarkan pelajaran sambil mengantuk dan sebagainya. Sebaiknya anak belajar di pagi hari, di mana pikiran masih segar, jasmani dalam kondisi yang baik.

i. Pelaksanaan disiplin.

Banyak sekolah yang dalam pelaksanaan disiplin kurang, sehingga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Kurang bertanggung jawab, karena bila tidak melaksanakan tugas, toh tidak ada sangsi. Hal mana dalam proses belajar siswa perlu disiplin, untuk mengembangkan motivasi yang kuat.

j. Metode belajar.

(30)

14

siswa akan kurang beristirahat, bahkan mungkin dapat jatuh sakit. Maka perlu belajar secara teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar.

k. Tugas rumah.

Waktu belajar adalah di sekolah, waktu di rumah biarlah digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan guru jangan terlalu banyak memberikan tugas yang harus dikerjakan di rumah, sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain.

3. Lingkungan Masyarakat

Siswa hidup di masyarakat. Ini berarti siswa adalah bagian dari

warga masyarakat. Oleh karena itu siswa menjalin hubungan dan

berinteraksi dengan anggota masyarakat yang lainnya. Hubungan

tersebut terjadi dengan teman sebaya, dengan orang tua yang lebih tua

maupun dengan yang lebih muda. Menurut Roestiyah (1982:162), anak

perlu bergaul dengan anak lain untuk mengembangkan sosialisasinya.

Tetapi perlu dijaga jangan sampai mendapatkan teman bergaul yang

buruk. Perbuatan yang tidak baik mudah menular pada orang lain.

Maka perlu dikontrol dengan siapa mereka bergaul.

Keberadaan massa media dan televisi, serta banyak bacaan

berupa buku-buku, novel, majalah, koran, sehingga kurang dapat

dipertanggungjawabkan secara pendidikan. Kadang-kadang anak asyik

membaca buku yang bukan buku pelajaran, sehingga lupa akan tugas

belajar. Maka, bacaan perlu diawasi dan diseleksi. Televisi yang

banyak menyajikan hiburan yang berupa film-film akan dapat

(31)

15

rusak misalnya adanya adegan kekerasan dan pemerkosaan hal ini yang

tidak dapat dipertanggungjawabkan secara pendidikan.

Siswa banyak menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga.

Lingkungan keluarga itu sendiri merupakan bagian dari masyarakat.

Komunikasi dengan anggota masyarakat lainnya, dapat memberikan

pengaruh yang baik atau pengaruh yang buruk bagi siswa. Pergaulan

yang salah dapat mengakibatkan siswa lupa atas tanggung jawab

sendiri seorang pelajar.

Syah (1995:44) mengatakan bahwa kondisi sebuah kelompok

masyarakat yang berdomisili di kawasan kumuh dengan kemampuan

ekonomi di bawah garis rata-rata dan tanpa fasilitas umum seperti

sekolah dan lapangan olah raga telah terbukti menjadi lahan yang subur

bagi pertumbuhan anak-anak nakal.

Anak-anak di lingkungan brutal memang tak mempunyai alasan

untuk tidak menjadi brutal, lebih-lebih apabila kedua orang tuanya

kurang atau tidak berpendidikan. Dengan kondisi masyarakat yang

demikian akan berpeluang untuk mempengaruhi sikap anak. Anak

dapat terseret pada kegiatan yang negatif yang dapat merusak dirinya.

Sementara itu di masyarakat yang lingkungan anak-anaknya rajin

belajar, dapat menjadi daya dorong terhadap siswa yang lain untuk

rajin belajar. Roestiyah (1982:163) mengatakan bahwa di lingkungan

yang anak-anaknya rajin belajar, kemungkinan besar akan terpengaruh

(32)

16

mendapat prestasi yang rendah, jika teman-teman di sekitarnya

mendapat prestasi belajar tinggi. Oleh karena itu anak akan berusaha

belajar keras agar tidak ketinggalan dengan teman-temannya. Apabila

teman-teman di sekitarnya itu teman sekelasnya, anak dapat

mengadakan belajar bersama. Belajar bersama ini dimaksudkan agar

ketinggalan mata pelajaran di kelas dapat diatasi.

C. Prestasi Belajar

Seseorang pada dasarnya mempunyai tujuan di dalam hidupnya.

Diantara tujuan yang ingin dicapai tersebut antara lain adalah berprestasi.

Menurut Winkel (1989:100), prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan

siswa dalam mempelajari mata pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam

bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes, mengenai sejumlah materi

pelajaran tertentu.

Prestasi merupakan kemampuan nyata seseorang sebagai hasil dari

melakukan atau usaha kegiatan tertentu dan dapat diukur hasilnya. Apabila

prestasi dikaitkan dengan belajar maka mengenal apa yang dinamakan

dengan prestasi belajar. Hal ini menyatakan seberapa jauh hasil yang telah

dicapai atau dibuktikan oleh seseorang. Sehubungan dengan prestasi belajar

maka ia mengemukakan bahwa nilai rapor merupakan perumusan terakhir

yang diberikan guru mengenai kemajuan siswa atau prestasi siswa selama

(33)

17

Dari beberapa pengertian tentang prestasi tersebut dapat disimpulkan

bahwa prestasi belajar merupakan perubahan kemampuan yang dinyatakan

dalam nilai rapornya, setelah siswa tersebut selesai mengikuti pelajaran

selama jangka waktu tertentu. Dengan demikian prestasi belajar merupakan

hasil setelah proses belajar menyatakan (mengukur) tingkat keberhasilan

seseorang dalam mengikuti proses belajar.

Apabila seseorang belajar, maka ia akan memperoleh hasilnya. Hasil

belajar adalah perubahan di dalam diri siswa, dimana ia dapat mempunyai

hasil yang berbeda-beda dan apa yang telah diketahui. Keberhasilan siswa

dalam kegiatan belajar dapat dilihat dari prestasi belajarnya. Evaluasi adalah

usaha penilaian terhadap suatu hal, bisa dari segi tujuan yang ingin dicapai,

gagasan, cara kerja, metode pemecahan (Sudjana, 1990:28).

D. Kerangka Berpikir

1. Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Hubungan Prestasi Belajar dengan Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

Minat merupakan faktor psikologi yang dapat menentukan suatu

pilihan pada seorang. Selain itu, minat merupakan salah satu faktor

psikologi yang sangat kuat dan penting untuk kemajuan dan

keberhasilan seseorang. Seseorang yang mengerjakan sesuatu disertai

minat sebelumnya, pada umumnya akan memperoleh hasil yang lebih

baik dari pada mereka yang tidak berminat sebelumnya. Ada banyak

(34)

18

Faktor tersebut antara lain pengaruh sikap, persepsi, prestasi belajar,

bakat, jenis kelamin, intelegensi, latar belakang ekonomi, minat orang

tua, dan teman sebaya.

Prestasi belajar merupakan suatu kemampuan yang dimiliki

seseorang yang merupakan hasil dari proses yang telah dilakukan.

Prestasi belajar siswa tampak dalam hasil studi yang berupa nilai-nilai

pelajaran yang tercermin dalan rata-rata nilai rapornya. Tinggi

rendahnya prestasi belajar siswa berhubungan dengan kepercayaan diri,

harapan, dan cita-citanya. Prestasi belajar yang tinggi akan menjadi

daya dorong siswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Hal ini

disebabkan siswa memiliki keyakinan bahwa dirinya mampu menjalani

pendidikan di perguruan tinggi. Hasil penelitian sebelumnya

menunjukkan bukti bahwa prestasi belajar memberikan sumbangan

positif terhadap minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi

(Budiarti, 2001:82). Santoso (2007:78) dalam penelitiannya juga telah

menunjukkan bukti bahwa prestasi belajar memberikan sumbangan

positif terhadap minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Menurut Roestiyah (1982:154), siswa yang prestasinya rendah

disebabkan dia tidak mempunyai tujuan belajar yang jelas. Mereka

enggan untuk melanjutkan sekolahnya. Jika mereka melanjutkan

sekolah, maka sekolah akan menjadi beban bagi dirinya. Oleh sebab itu

hanyalah pada siswa yang mempunyai tujuanlah yang mempunyai

(35)

19

Petterson dan Loeber (1984) seperti dikutip oleh Syah (1995:138)

mengatakan bahwa lingkungan sosial yang dominan mempengaruhi

kegiatan belajar siswa ialah orang tua dan keluarga itu sendiri.

Hasil-hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bukti bahwa lingkungan

belajar di keluarga memberikan sumbangan positif terhadap prestasi

belajar siswa (Ewaldina, 2000:19).

Lingkungan keluarga yang baik akan membuat siswa dapat belajar

dengan kondusif di rumah sehingga prestasi belajar yang dicapai akan

lebih baik dibandingkan dengan siswa yang berasal dari lingkungan

keluarga yang kurang baik. Semakin tinggi prestasi siswa, maka

semakin tinggi pula minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan

tinggi. Dengan demikian lingkungan keluarga yang baik yang bercirikan

keharmonisan atau suasana yang hangat dalam keluarga semakin

menguatkan hubungan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi

ke perguruan tinggi. Sebaliknya, jika lingkungan keluarga semakin

tidak baik maka hubungan prestasi belajar dengan minat melanjutkan

studi ke perguruan tinggi akan lemah. Dari uraian tersebut di atas

tampak bahwa derajat hubungan prestasi belajar dengan minat

melanjutkan studi ke perguruan tinggi dipengaruhi oleh lingkungan

(36)

20

2. Pengaruh Lingkungan Sekolah terhadap Hubungan Prestasi Belajar dengan Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

Minat terbentuk dan berkembang melalui proses pendidikan,

proses sosialisasi, dan proses interaksi di sekolah, di masyarakat, dan di

dalam keluarga. Kemampuan dan pengalaman belajar yang

berbeda-beda peserta didik akan menimbulkan minat mereka yang bervariasi

seperti minat pada sekolah, minat pada pekerjaan dimasa mendatang

dan lainnya. Pada umumnya mereka yang memiliki minat pada sekolah

termotivasi untuk berprestasi.

Prestasi merupakan kemampuan nyata seseorang sebagai hasil

dari melakukan atau usaha kegiatan tertentu dan dapat diukur hasilnya.

Apabila prestasi dikaitkan dengan belajar maka hal tersebut

menunjukkan hasil yang dicapai seseorang dalam belajar. Semakin baik

hasil yang diperoleh seseorang, maka hal tersebut mendorong dirinya

memiliki minat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi juga tinggi.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan tidak hanya terdiri dari

gedung saja, melainkan juga sarana dan prasarana lain yang menunjang

pendidikan. Lingkungan sekolah yang memiliki sarana dan prasarana

yang memadai akan mendukung siswa dapat belajar dengan optimal,

sehingga dicapai prestasi belajar yang baik pula. Hasil penelitian

sebelumnya menunjukkan bukti bahwa lingkungan belajar di sekolah

berpengaruh terhadap prestasi siswa (Ewaldina, 2000:19). Prestasi

(37)

21

untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Dengan demikian tampak

bahwa derajat hubungan prestasi belajar dengan minat melanjutkan

studi ke perguruan tinggi dipengaruhi oleh lingkungan sekolah.

3. Pengaruh Lingkungan Masyarakat terhadap Hubungan Prestasi Belajar dengan Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau

keinginan yang besar terhadap sesuatu (Syah, 1995:151). Minat juga

diartikan sebagai rasa lebih suka dan keterikatan pada suatu hal atau

aktivitas (Djaali, 2007:121).

Seseorang pada dasarnya mempunyai tujuan di dalam hidupnya.

Diantara tujuan yang dicapai tersebut antara lain adalah keinginan untuk

berprestasi. Menurut Winkel (1989:100), prestasi belajar adalah tingkat

keberhasilan siswa dalam mempelajari mata pelajaran di sekolah yang

dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes, mengenai

sejumlah materi pelajaran tertentu. Hasil tes tersebut merupakan prestasi

belajar siswa dalam mengikuti proses belajar.

Prestasi belajar yang tinggi akan mendorong minat siswa

melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Sebaliknya, siswa yang memiliki

prestasi belajar yang rendah cenderung enggan untuk melanjutkan studi

ke perguruan tinggi. Tinggi/rendahnya derajat hubungan prestasi belajar

dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi diduga kuat

berbeda pada siswa yang berasal dari lingkungan masyarakat yang

(38)

22

Lingkungan masyarakat adalah lingkungan dimana siswa

menjalin hubungan atau berinteraksi dengan anggota masyarakat lain.

Dalam menjalin hubungan dengan anggota masyarakat tersebut perlu

juga dijaga jangan sampai mendapat teman bergaul yang kurang baik.

Jika tidak hati-hati dalam bergaul di lingkungan tersebut, anak dapat

melupakan tugasnya sebagai pelajar. Hal ini akan berdampak pada

prestasi belajar yang rendah. Sebaliknya siswa yang hidup di

lingkungan masyarakat yang anak-anaknya baik dan rajin dapat

memotivasi siswa untuk belajar. Dengan demikian tampak bahwa

derajat hubungan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke

perguruan tinggi dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat.

E. Hipotesis Penelitian

1. Ada pengaruh lingkungan keluarga terhadap hubungan prestasi belajar

dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

2. Ada pengaruh lingkungan sekolah terhadap hubungan prestasi belajar

dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

3. Ada pengaruh lingkungan masyarakat terhadap hubungan prestasi

(39)

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan mengambil bentuk

penelitian studi kasus. Studi kasus adalah penyelidikan yang mendalam dari

suatu individu, kelompok atau institusi. Di bidang pendidikan, studi kasus

umumnya dilakukan untuk menentukan latar belakang, lingkungan, dan

sifat-sifat anak terhadap suatu masalah (Sumanto, 1990:56). Penelitian ini

merupakan studi kasus pada SMA Kristen 3 Terbanggi Besar, Lampung

Tengah.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini penulis mengambil lokasi di SMA Kristen 3 Terbanggi

Besar, Lampung Tengah.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Februari 2009

C. Populasi, Sampel, dan Tehnik Penarikan Sampel 1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Kristen 3

(40)

24

24 2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

(Arikunto, 1989:104). Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas XII yang berjumlah 90 siswa.

3. Teknik Penarikan Sampel

Penarikan sampel dilakukan berdasarkan teknik purposive sampling.

Purposive sampling adalah sampel yang memiliki ciri-ciri yang esensial

dari populasi sehingga dapat dianggap cukup representatif (Nasution,

2003:98). Teknik ini digunakan karena peneliti mengambil sampel

seluruh siswa kelas XII yang akan segera menyelesaikan studinya dan

bersiap melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya 1. Lingkungan Belajar

Lingkungan belajar mencakup lingkungan keluarga, lingkungan

sekolah, dan lingkungan masyarakat. Lingkungan keluarga adalah

lingkungan yang sangat berpengaruh bagi siswa untuk menentukan

berhasil atau tidaknya pendidikan yang ditempuh. Lingkungan sekolah

adalah lingkungan di mana siswa membuka kesempatan untuk

memperkaya diri dalam hal pengetahuan dan kebudayaan. Sedangkan

lingkungan masyarakat adalah lingkungan di mana siswa menjalin

(41)

25

25

dengan teman sebaya, orang yang lebih tua maupun dengan yang lebih

muda. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabelnya:

Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel

Sub Variabel Indikator No butir

Positif Negatif a. Lingkungan

belajar di keluarga

1.1. Cara mendidik 1.2. Suasana keluarga 1.3. Pengertian orang

tua

1.4. Keadaan sosial ekonomi orang tua 1.5. Latar belakang

kebudayaan 4 2, 10 1, 6 7 8 5 - 3 9 - b. Lingkungan belajar di sekolah

1.1. Media pendidikan 1.2. Keadaan gedung

2.1. Interaksi guru dengan murid 2.2. Cara penyajian 2.3. Hubungan antara

murid

2.4. Standar pelajaran di atas ukuran

2.5. Kurikulum 2.6. Waktu sekolah 2.7. Pelaksanaan

disiplin

2.8. Metode belajar 2.9. Tugas rumah

2, 3 1 - 6 - - 10 4 - 5 11 - - 8 - 9 7 - - 12 - - c. Lingkungan belajar di masyarakat

1.1. Mass media 1.2. Teman bergaul

2.1. Kegiatan lain 2.2. Cara hidup

lingkungan

- 1, 2, 3, 5

- 4 8,9 - 6, 7 -

Pengukuran lingkungan belajar menggunakan skala Likert.

Masing-masing pernyataan menyajikan lima alternatif jawaban. Bobot yang

(42)

26

26

sangat setuju (skor 5), setuju (skor 4), ragu-ragu (skor 3), tidak setuju

(skor 2), sangat tidak setuju (skor 1); b). pernyataan negatif: sangat setuju

(skor 1), setuju (skor 2), ragu-ragu (skor 3), tidak setuju (skor 4), sangat

tidak setuju (skor 5).

2. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah ukuran sejauh mana anak menguasai dan

memahami materi pelajaran yang ditunjukkan dengan adanya nilai yang

berhasil dicapai siswa yang tampak dari nilai rapor. Nilai rapor yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata rapor dari semester 1

kelas X sampai dengan semester 1 kelas XII.

3. Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

Minat studi ke perguruan tinggi adalah

kecenderungan-kecenderungan siswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi sebagai

kelanjutan pendidikan mereka setelah tamat dari SMA. Minat ditandai

dengan perasaan senang, perhatian dan perasaan tertarik terhadap

perguruan tinggi. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel

minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi:

Tabel 3.2. Operasionalisasi Variabel

Sub Variabel Indikator No butir

Positif Negatif Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi 1. Keinginan 2. Perasaan tertarik 3. Perasaan suka 4. Kesadaran dirinya

(43)

27

27

Pengukuran minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi

menggunakan skala Likert. Masing-masing pernyataan menyajikan lima

alternatif jawaban. Bobot yang diberikan untuk setiap alternatif jawaban

adalah: a). pernyataan positif: sangat setuju (skor 5), setuju (skor 4),

ragu-ragu (skor 3), tidak setuju (skor 2), sangat tidak setuju (skor 1); b).

pernyataan negatif: sangat setuju (skor 1), setuju (skor 2), ragu-ragu (skor

3), tidak setuju (skor 4), sangat tidak setuju (skor 5).

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner

Kuesioner yaitu metode pengumpulan data yang menggunakan sejumlah

daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk diisi dengan

keadaan responden sebenarnya. Dengan maksud untuk memperoleh data

tentang minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan lingkungan

belajar.

2. Wawancara

Wawancara yaitu pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan

secara langsung atau lisan dengan kepala sekolah dan guru untuk

melengkapi data tentang gambaran umum sekolah.

3. Dokumentasi

Metode pengumpulan data dengan cara menyalin data dari rapor yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti. Metode ini digunakan untuk

(44)

28

28 F. Teknik Pengujian Kuesioner

1. Pengujian Validitas

Pengujian validitas adalah pengujian yang dimaksudkan untuk

memastikan apakah suatu tes mengukur apa yang seharusnya diukur.

Suatu alat ukur dikatakan valid atau sahih apabila suatu alat pengukuran

tersebut dapat mengukur apa yang akan diukur dengan tepat. Pengujian

validitas dilakukan berdasarkan rumus koefisien Product Moment dari

Pearson pada taraf signifikan (alpha) 0,05 atau 5%. Berikut ini disajikan

rumus koefisien Product Moment dari Karl Pearson(Sugiyono, 1999:213):

(

)( )

(

)

{

}

{

( )

}

− = 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy Keterangan : xy

r : koefisien korelasi antara x dan y

X : jumlah skor butir genap

Y : jumlah skor butir ganjil

XY: Jumlah kali x dan y

N : banyaknya sampel yang diuji

Berdasarkan hasil penghitungan, jika nilai koefisien r hitung > r

tabel, maka suatu butir instrumen mampu mengukur apa yang diinginkan

(valid). Sebaliknya, jika r hitung < r tabel maka suatu butir instrumen

adalah tidak valid atau sahih.

Pelaksanaan uji coba instrumen penelitian ini dilakukan pada siswa

kelas XI SMA Kristen 3 Terbanggi Besar dengan jumlah responden 52

(45)

29

29

(52-2), dengan harga kritik product moment tabel (r tabel) sebesar 0,183

dengan taraf signifikansi 5%. Adapun rangkuman hasil penelitian uji coba

validitas sebagai berikut:

Tabel 3.3

Rangkuman Uji Validitas Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

No.

Item rhitung rtabel Keterangan

1 0,323 0,183 Valid

2 0,550 0,183 Valid

3 0,259 0,183 Valid

4 0,439 0,183 Valid

5 0,276 0,183 Valid

6 0,421 0,183 Valid

7 0,502 0,183 Valid

8 0,571 0,183 Valid

9 0,312 0,183 Valid

10 0,477 0,183 Valid

Tabel 3.4

Rangkuman Uji Validitas Lingkungan Belajar di Keluarga No.

Item rhitung rtabel Keterangan

1 0,336 0,183 Valid

2 0,369 0,183 Valid

3 0,554 0,183 Valid

4 0,355 0,183 Valid

5 0,508 0,183 Valid

6 0,467 0,183 Valid

7 0,553 0,183 Valid

8 0,335 0,183 Valid

9 0,294 0,183 Valid

(46)

30

30 Tabel 3.5

Rangkuman Uji Validitas Lingkungan Belajar di Sekolah No.

Item rhitung rtabel Keterangan

1 0,303 0,183 Valid

2 0,272 0,183 Valid

3 0,471 0,183 Valid

4 0,220 0,183 Valid

5 0,433 0,183 Valid

6 0,278 0,183 Valid

7 0,432 0,183 Valid

8 0,318 0,183 Valid

9 0,524 0,183 Valid

10 0,542 0,183 Valid

11 0,630 0,183 Valid

12 0,308 0,183 Valid

Tabel 3.6

Rangkuman Uji Validitas Lingkungan Belajar di Masyarakat No.

Item rhitung rtabel Keterangan

1 0,570 0,183 Valid

2 0,536 0,183 Valid

3 0,323 0,183 Valid

4 0,318 0,183 Valid

5 0,333 0,183 Valid

6 0,505 0,183 Valid

7 0,618 0,183 Valid

8 0,316 0,183 Valid

9 0,589 0,183 Valid

2. Analisis reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu

instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk menghitung reliabilitas

kuesioner dalam penelitian ini digunakan rumus Alpha Cronbach pada

(47)

31

31

Rumus Alpha:

11

r = ⎢⎣⎥⎦

−1 k k ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡

2 2 1 b b σ σ Keterangan: 11

r : Reliabilitas instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal 2

σ

b : Jumlah varians butir

2

t

σ : Varians total

Berdasarkan hasil perhitungan, jika koefisien alpha lebih besar dari

0,60 maka instrumen penelitian tersebut reliabel (Gozhali, 2006:42).

Sebaliknya jika koefisien alpha lebih kecil dari 0,60 maka instrumen

penelitian tersebut tidak reliabel.

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus

Cronbach-Alpha dan dikerjakan dengan program SPSS for Windows versi

12.0 dengan koefisien r tabel pada n = 52. Hasil pengujian reliabilitas

diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.7

Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel Nilai r hitung Nilai r tabel Status

Minat melanjutkan studi

ke perguruan tinggi 0,752 0,183 Andal

Lingkungan belajar di

keluarga 0,754 0,183 Andal

Lingkungan belajar di

sekolah 0,748 0,183 Andal

Lingkungan belajar di

(48)

32

32 G. Teknik Analisis Data

1. Deskripsi data

Analisis ini dilakukan dengan cara mendiskripsikan data hasil

observasi yang sudah didapat dan penelitian di lapangan yang meliputi

responden, variabel faktor lingkungan belajar, prestasi belajar dan minat

melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Untuk keperluan deskripsi data

dilakukan perhitungan mean, median dan modus. Hasil perhitungan

selanjutnya disajikan dalam tabel distribusi frekuensi.

2. Pengujian Prasyarat Analisis a. Pengujian Normalitas

Sebelum melangkah pada uji korelasi sederhana, terlebih dahulu

dilakukan pengujian prasyarat analisis. Uji normalitas dilakukan untuk

mengetahui gejala-gejala yang diteliti apakah data berdistribusi normal

ataukah tidak.

Pengujian normalitas dilakukan berdasarkan rumus One-Sample

Kolmogorov-Smirnov (Sugiyono, 1999:255) yaitu:

( )

( )

[

F X1 S X1

]

Max

D= on

Keterangan :

D : Deviasi maksimum

( )

X1

Fo : Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan

( )

X1
(49)

33

33

Jika nilai Fhitung > nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5%, maka

distribusi data dikatakan normal. Sebaliknya, jika nilai Fhitung > nilai

Ftabel, maka distribusi data dikatakan tidak normal.

b. Pengujian Linieritas

Pengujian linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah

masing-masing variabel bebas mempunyai hubungan linier atau tidak dengan

variabel terikatnya. Untuk uji linieritas ini digunakan rumus persamaan

regresi dengan menguji signifikansi nilai F. Adapun rumus yang

digunakan untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut (Sudjana,

1996:332) : e S TC S F 2 2 = Keterangan :

( )

2 2 − = k TC JK s TC

( )

k n E JK s e − = 2

F : harga bilangan F untuk garis regresi s2 TC : varian tuna cocok

s2e : varian kekeliruan

JK(TC) : jumlah kuadrat tuna cocok JK(E) : jumlah kuadrat kekeliruan

Berdasarkan hasil perhitungan, maka hipotesis model regresi linier

ditolak jika F > F(1α)(k2,nk) pada dk pembilang = (k-2) dan dk penyebut = (n-k). Sebaliknya hipotesis model regresi linier diterima

(50)

34

34 3. Pengujian Hipotesis

a. Pengujian Hipotesis I

Ho : Tidak ada pengaruh lingkungan keluarga terhadap hubungan

prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke

perguruan tinggi.

Ha : Ada pengaruh lingkungan keluarga terhadap hubungan

prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke

perguruan tinggi.

b. Pengujian Hipotesis II

Ho : Tidak ada pengaruh lingkungan sekolah terhadap hubungan

prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke

perguruan tinggi.

Ha : Ada pengaruh lingkungan sekolah terhadap hubungan

prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke

perguruan tinggi.

c. Pengujian Hipotesis III

Ho : Tidak ada pengaruh lingkungan masyarakat terhadap

hubungan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke

perguruan tinggi.

Ha : Ada pengaruh lingkungan masyarakat terhadap hubungan

prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke

(51)

35

35

Untuk menguji hipotesis pertama, kedua dan ketiga tentang

hubungan antara prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke

perguruan tinggi ditinjau dari faktor lingkungan belajar, digunakan regresi

Chow (Gujarati, 1978:271)sebagai berikut :

i

u X X X

X

Y01 12 23( 1 2)+

Keterangan :

Y = minat siswa yang melanjutkan studi ke perguruan tinggi

0

α = intersep diferensial

β = koefisien regresi

1

X = variabel prestasi belajar

2

X = variabel lingkungan belajar (keluarga, sekolah dan masyarakat)

2 1X

X = interaksi variabel prestasi belajar dan lingkungan belajar

i

u = faktor kesalahan stokhastik (stochastic error term)

Berdasarkan hasil perhitungan, maka pengujian hipotesis model

regresi Chow ditolak jika probabilitas < 0,05. Sebaliknya pengujian

(52)

36

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Gambaran Umum Sekolah 1. Sejarah Sekolah

SMA Kristen 3, Terbanggi Besar, Lampung Tengah didirikan pada

bulan Juli 1988 atas inisiatif tokoh-tokoh Jemaat Kristen GKSBS

Bandarjaya dan bernaung di bawah naungan Yayasan Pendidikan Kristen

Lampung (YPK Lampung) yang beralamatkan di Metro. Adapun SMA

Kristen 3 Terbanggi Besar berlokasi di Desa Bandarjaya tepatnya di

komplek sekolah-sekolah Kristen dengan alamat jalan Hasanudin 48

Bandarjaya, Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah.

SMA Kristen 3 Terbanggi Besar dibangun di atas tanah seluas 10.000

meter persegi.

Mulai tahun 1997/1998 pengurus YPK Lampung memberlakukan

sistem desentralisasi dalam pengelolaan sekolah-sekolah Kristen, yang

berarti penyerahan kewenangan penuh kepada unit-unit sekolah dalam

meningkatkan tumbuh dan berkembangnya sekolah-sekolah Kristen

menuju kemandirian. Hal ini dilakukan bukan berarti sekolah sudah

mampu mandiri tetapi karena kondisi Yayasan sendiri yang sudah tidak

(53)

37

37

Kepala sekolah yang pernah menjabat di SMA Kristen 3 Terbanggi

Besar adalah:

1. Drs. Udyo Sanyoto : 31 Juli 1989 s.d. 31 Juli 1996

2. Drs. Riyanto : 31 Juli 1996 s.d. 31 Juli 1999

3. Drs. Waspodo : 31 Juli 1999 s.d. sekarang

2. Data Sekolah

Nama Sekolah : SMA Kristen 3 Terbanggi Besar

Alamat : Jl. Hasanudin 48, Bandarjaya, Lampung

Tengah, 34162

Telp. : (0725) 27050

Nomor Data Sekolah : L. 02184007

Tahun Berdiri : 1988

NSS : 204120217106

Jenjang Akreditasi : Diakui

No. Keputusan AK : B. 12. 466 (U)

Tanggal Keputusan : 15 Mei 2000

Waktu Sekolah : Pagi

SMA Kristen 3 Terbanggi Besar dari jalan raya Lintas Sumatera masih

ke barat 0,5 km. Terletak diantara komplek sekolah-sekolah Kristen dan tepat

di sebelah utara persawahan. Suasana yang jauh dari keramaian sangat cocok

(54)

38

38

Kondisi bangunan SMA Kristen 3 Terbanggi Besar tergolong permanen

dan kokoh. Sirkulasi udara sangat baik dan terdapat banyak jendela sehingga

cahaya cukup mendukung proses belajar-mengajar. Terdapat taman di depan

semua kelas sehingga menambah kesejukan, keindahan dan kenyamanan

lingkungan. Untuk berolahraga telah disediakan lapangan dibagian

tengah-tengah halaman sekolah.

SMA Kristen 3 Terbanggi Besar dikelilingi pagar permanen terbuat dari

batako, dengan rincian sebagai berikut:

1. Timur : ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang tata usaha, ruang

komputer.

2. Barat : laboratorium IPA.

3. Utara : ruang kelas dan perpustakaan.

4. Selatan : tanaman (kebun) jati.

Bagian halaman terdapat taman bunga dari petak taman yang satu

dengan petak taman yang lain dibuat jalan penghubung antar ruang bagian

timur, barat dan bagian utara, dan bagiat tengah halaman dimanfaatkan untuk

lapangan olah raga yaitu lapangan bola basket permanen, lapangan voly dan

(55)

39

39

Adapun sarana dan prasarana yang ada di SMA Kristen 3 Terbanggi

Besar antara lain:

Tabel 4.1

Sarana dan Prasarana SMA Kristen 3 Terbanggi Besar

No. Ruang Jumlah Luas (m2) Keterangan

1. Teori/kelas 7 504 Ada

2. Kepala Sekolah 1 15 Ada

3. Ruang Guru 1 56 Ada

4. Tata Usaha 1 15 Ada

5. MCK Kepala Sekolah 1 3 Ada

6. MCK Guru 1 3 Ada

7. MCK Siswa 4 12 Ada

8. Lab. Komputer 1 72 Ada

9. Lab. IPA 1 72 Ada

10. Perpustakaan - - Belum ada

11. G. Serba Guna/Aula - - Belum ada

12. BP/BK 1 9 Ada

13. UKS - - Belum ada

14. Gudang 1 20 Ada

15. Rumah Penjaga 1 35 Ada

16. Kantin 1 21 Ada

17. Pos Satpam 1 4 Ada

B. Visi dan misi 1. Visi

Menjadi sekolah yang memiliki partisipasi tinggi dari masyarakat dengan

lulusan yang berprestasi, berbudi luhur, terampil, mandiri serta peduli

lingkungan dan alam.

Indikator:

a. Terwujudnya partisipasi yang tinggi dari masyarakat

b. Meningkatkan pengembangan kurikulum

(56)

40

40

d. Meningkatkan proses kegiatan pembelajaran

e. Terwujudnya rencana induk pengembangan sarana prasarana

pendidikan

f. Terwujudnya peningkatan kualitas kurikulum dalam bidang akademik

maupun non akademik

g. Terwujudnya pelaksanaan manajemen berbasis sekolah dan

peningkatan mutu kelembagaan

2. Misi

a. Melaksanakan menejemen partisipasif yang melibatkan seluruh warga

sekolah dan komite :

1) Melaksanakan program penggalangan pembiayaan sekolah

2) Melaksanakan usaha peningkatan penghasilan sekolah

3) Pendayagunaan potensi lingkungan sekolah

b. Melaksanakan pengembangan kurikulum

1) Melaksanakan pengembangan kurikulum tingkat satuan

pendidikan

2) Melaksanakan pengembangan pemetaan kompetensi dasar semua

mata pelajaran

3) Melaksanakan pengembangan silabus

4) Mengembangkan rencana pembelajaran

5) Melaksanakan pengembangan sistem penilaian

c. Melaksanakan peningkatan proses kegiatan pembelajaran

(57)

41

41

2) Melaksanakan pengembangan strategi pembelajaran

3) Melaksanakan pengembangan strategi penilaian

4) Melaksanakan pengembangan bahan ajar/sumber pembelajaran

d. Melaksanakan peningkatan tenaga kependidikan

1) Melaksanakan peningkatan profesionalitas guru

2) Melaksanakan peningkatan kompetensi guru

3) Melaksanakan peningkatan kompetensi tata usaha dan tenaga

kependidikan lainnya

4) Melaksanakan monitoring dan evaluasi guru, tata usaha dan tenaga

kependidikan lainnya

e. Melaksanakan rencana induk pengembangan fasilitas pendidikan

1) Mengadakan media pembelajaran

2) Melengkapi sarana prasarana pendidikan

3) Menata lingkungan belajar sehingga tercipta lingkungan belajar

yang kondusif

f. Melaksanakan pengembangan / peningkatan standar ketuntasan belajar

minimal dan kelulusan

g. Melaksanakan pengembangan kelembagaan dan manajemen sekolah

1) Mengadakan kelengkapan administrasi sekolah melalui sistem

yang terpadu

2) Melaksanakan manajemen berbasis sekolah

3) Melaksanakan monitoring dan evaluasi

(58)

42

42

5) Melaksanakan pengaktifan webside sekolah

6) Menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah

(RAPBS)

h. Melaksanakan pengembangan penilaian

1) Melaksanakan pengembangan perangkat/model-model

pembelajaran

2) Melaksanakan program evaluasi pembelajaran

3) Menyiapkan siswa dalam kegiatan pengembangan bidang

akademik, non akademik

4) Mengikuti kegiatan lomba akademis dan non akademis serta

keagamaan

C. Organisasi

KEPALA SEKOLAH

KA. URS. BK

KA. URS. SARPRAS

KA. URS. KESISWAN

SISWA SMA KRISTEN 3

KA. URS. KURIKULUM

TATA USAHA BENDAHARA KA. URS. KROHANIAN DEWAN

GURU

(59)

43

43 D. Sumber Daya Manusia

SMA Kristen 3 Terbanggi Besar terdiri dari 4 guru tetap yayasan, 15

guru tidak tetap, 1 guru negeri yang diperbantukan dan 3 karyawan. Adapun

kesemuanya itu adalah:

No Nama NIP /NIK Mata

Pelajaran/Jabatan

1. Drs. Waspodo 0131 Kepala Sekolah

Bahasa Indonesia

2. Ella Gustamina S., S.Pd. 0132 Agama

Kewarganegaraan Ka. Urusan BK Wali Kelas X 1

3. Wisnu Broto, S.Si. 0149 Matematika

Biologi

Ka. Urusan Kurikulum Wali Kelas XI IPS

4. Alberta, S.Pd. 0150 Bahasa Indonesia

Ka. Urusan Wali Kelas X 2

5. Bambang Susanto, S.Pd. 041201022 Sejarah

Wali Kelas XII IPS 2

6. Drs. Riyanto Kewarganegaraan

Ka. Urusan Sapras

7. Embar Listiyani, S.Pd. Kimia

8. Efrinia Hernanti, S.S. Bahasa Inggris

9. Poerwaadi Pratjaja, S.Pd. Seni Budaya

10. Tri Mimbar S., S.Pd. Sosiologi

11. Vica Clara Yustika, S.Pd. Sejarah

Sosiologi 12. Drs. Catur Wahyu Teguh

W.

132233316 Matematika Wali Kelas XII IPA

13. Kasdadi Fisika

14. Vierda Budi S. Ekonomi/Akuntansi

Wali Kelas XII IPS 1

15. Anom Tranggono Penjaskes

16. Dian Novita, S.E. Ekonomi/Akuntansi

17. Heru Subagio, S.Kom. Teh. Informatika

18. Catur Sulistyarini, S.Pd. Geografi

Teh. Informatika Wali Kelas XI IPA

(60)

44

44

No Nama NIP /NIK Mata

Pelajaran/Jabatan

20. Rofiatul Hasanda, S.Pd. Muatan Lokal

21. Ambar Kristanti 0151 Tata Usaha

22. Sri Wahyuningsih 0133 Bendahara

23. Suyadi Penjaga Sekolah

E. Siswa SMA Kristen Terbanggi Besar

SMA Kristen 3 Terbanggi Besar memiliki 230 siswa yang terdiri dari 7

kelas, yaitu kelas X1, X2, XI IPA, XI IPS, XII IPA, XII IPS1, dan XII IPS2

dengan rincian jumlah siswa sebagai berikut:

F. Sarana dan Prasarana dan Fasilitas Sekolah

Tersedianya sarana dan prasarana suatu lembaga pendidikan sangat

besar pengaruhnya terhadap tujuan pendidikan. Oleh sebab itu, SMA Kristen 3

Terbanggi Besar telah berupaya meningkatkan sarana dan prasarana

pendidikan yang memadai supaya tercipta lingkungan yang kondusif sehingga

tujuan pendidikan tercipta secara optimal. Adapun fasilitas yang digunakan

untuk menunjang proses pendidikan tersebut antara lain:

1. Perpustakaan

Tujuan didirikannya perpustakaan pada hakekatnya adalah untuk

menyediakan sumber informasi bagi semua warga sekolah untuk

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

X 1 19 22 41

X 2 18 24 42

XI IPA 12 16 2

Gambar

Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2. Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.3 Rangkuman Uji Validitas Minat Melanjutkan Studi
Tabel 3.5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan MVA merupakan selisih antara total nilai perusahaan dengan total modal sehingga kekayaan atau kesejahteraan pemilik akan bertambah maksimum jika MVA maksimum.Manfaat

Tabel ini digunakan untuk menyimpan data-data dari mata kuliah yang.. diambil mahasiswa, beserta

 Apabila barang yang dikirim cacat atau tidak sesuai dengan yang disepakati dalam akad, maka pembeli boleh melakukan khiar atau memilih untuk menerima atau menolak..

[r]

Hasil observasi yang telah dilakukan tim pengabdi mendapatkan keterangan bahwa meskipun kedua UKM telah menggunakan beberapa peralatan produksi namun peralatan yang mereka

Beberapa ketentuan dalam Lampiran Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan

Perbedaan Kreativitas dan Kemandirian Belajar Kimia Peserta Didik Sebelum dan Sesudah Pembelajaran Menggunakan Perangkat Hasil Pengembangan .... Revisi

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode penemuan terbimbing yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi luas