• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN

B. Analisis Data dan Pembahasan 1. Analisis Deskriptif

3. Pengujian Hipotesis

Tabel IV.12. Pengujian Hipotesis Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -34.033 19.936 -1.707 .096

Metode mengajar dosen 1.564 .701 .294 2.231 .032

Disiplin belajar 2.714 1.010 .341 2.687 .011

Sarana belajar 1.085 .529 .264 2.053 .047

Lingkungan belajar .359 .341 .135 1.053 .299

a. Dependent Variable: Prestasi belajar

Sumber: data diolah, 2013

a. Metode Mengajar Dosen (X1)

Rumusan masalah dalam variabel metode mengajar dosen sebagai berikut:

Ho= Tidak ada kontribusi dan signifikansi persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen terhadap prestasi belajar mahasiswa.

Ha = Ada kontribusi dan signifikansi persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen terhadap prestasi belajar mahasiswa.

Kolom Standardized Coefficient menunjukkan Nilai Beta () pada variabel metode mengajar dosen sebesar 0,294 artinya persepsi mahasiswa terhadap metode mengajar dosen berkontribusi terhadap prestasi belajar mahasiswa sebesar (0,294 : 1.034) x 100% = 28,43% sedangkan untuk menguji apakah kontribusi tersebut signifkan atau tidak dengan membandingkan nilai dalam kololm Sig.

Untuk mengetahui signifikan atau tidak hipotesis di atas, dilihat kolom Sig. Probabilitas variabel metode mengajar dosen pada tabel

Coefficients. Kolom Sig. Probabilitas menunjukkan nilai 0,032 yang berarti nilai ini berada di bawah signifikansi 5% (0,05). Oleh karena itu Sig. < 0,05 (0,032 < 0,05) maka dapat dikatakan H0ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa ada kontribusi secara signifikan persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen terhadap prestasi belajar mahasiswa.

b. Intensitas Belajar (X2)

Rumusan masalah dalam variabel intensitas belajar sebagai berikut:

Ho= Tidak ada kontribusi dan signifikansi intensitas belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa.

Ha = Ada kontribusi dan signifikansi intensitas belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa.

Kolom Standardized Coefficient menunjukkan Nilai Beta () pada variabel intensitas belajar sebesar 0,341 artinya intensitas belajar responden berkontribusi terhadap prestasi belajar mahasiswa sebesar (0,341 : 1.034) x 100% = 32,98% sedangkan untuk menguji apakah kontribusi tersebut signifkan atau tidak dengan membandingkan nilai dalam kololm Sig.

Untuk mengetahui signifikan atau tidak hipotesis di atas, dilihat kolom Sig. Probabilitas variabel disiplin belajar pada tabel

Coefficients. Kolom Sig. Probabilitas menunjukkan nilai 0,011 yang berarti nilai ini berada di bawah signifikansi 5% (0,05). Oleh karena itu Sig. < 0,05 (0,011 < 0,05) maka dapat dikatakan H0ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa ada kontribusi secara signifikan intensitas belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa.

c. Fasilitas Belajar (X3)

Rumusan masalah dalam variabel fasilitas belajar sebagai berikut:

Ho = Tidak ada kontribusi dan signifikansi fasilitas belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa.

Ha =Ada kontribusi dan signifikansi fasilitas belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa.

Kolom Standardized Coefficient menunjukkan Nilai Beta () pada variabel fasilitas belajar sebesar 0,264 artinya fasilitas belajar responden berkontribusi terhadap prestasi belajar mahasiswa sebesar (0,264 : 1.034) x 100% = 25,53% sedangkan untuk menguji apakah kontribusi tersebut signifkan atau tidak dengan membandingkan nilai dalam kololm Sig.

Untuk mengetahui signifikan atau tidak hipotesis di atas, dilihat kolom Sig. Probabilitas variabel sarana belajar pada tabel Coefficients.

Kolom Sig. Probabilitas menunjukkan nilai 0,047 yang berarti nilai ini berada di bawah signifikansi 5% (0,05). Oleh karena itu Sig. < 0,05 (0,047 < 0,05) maka dapat dikatakan H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa ada kontribusi secara signifikan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa.

d. Lingkungan Sosial (X4)

Rumusan masalah dalam variabel lingkungan sosial sebagai berikut:

Ho= Tidak ada kontribusi dan signifikan lingkungan sosial terhadap prestasi belajar mahasiswa.

Ha =Ada kontribusi dan signifikan lingkungan sosial terhadap prestasi belajar mahasiswa.

Untuk mengetahui signifikan atau tidak hipotesis di atas, dilihat kolom Sig. Probabilitas variabel lingkungan sosial pada tabel

Coefficients. Kolom Sig. Probabilitas menunjukkan nilai 0,299 yang berarti nilai ini berada di atas signifikansi 5% (0,05). Oleh karena itu Sig. > 0,05 (0,299 > 0,05) maka dapat dikatakan H0diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada kontribusi secara signifikan lingkungan sosial terhadap prestasi belajar mahasiswa.

Hasil pengujian hipotesis menyatakan bahwa tidak ada kontribusi dari lingkungan sosial mahasiswa.

e. Persepsi Mahasiswa tentang Metode mengajar dosen, intensitas belajar, Fasilitas belajar dan Lingkungan Sosial Secara Bersama-sama

Rumusan masalah dalam variabel persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, fasilitas belajar dan lingkungan sosial terhadap prestasi belajar mahasiswa sebagai berikut:

Ho= Tidak ada kontribusi dan signifikan persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, fasilitas belajar dan lingkungan sosial terhadap prestasi belajar mahasiswa.

Ha =Ada kontribusi dan signifikan persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, fasilitas belajar dan lingkungan sosial terhadap prestasi belajar mahasiswa.

ANOVAb

Model Sum of Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 2852.170 4 713.043 7.558 .000a

Residual 3490.615 37 94.341

Total 6342.785 41

a. Predictors: (Constant), Lingkungan belajar, Intensitas belajar, Sarana belajar, Metode mengajar dosen

b. Dependent Variable: Prestasi belajar

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh harga Fhitung sebesar 7.558 sementara Ftabel pada df (4:42) sebesar 2,59. Melihat kriteria pengujian hipotesis apabila Fhitung lebih besar dari pada Ftabel maka H0

ditolak, jika terjadi sebaliknya Fhitung lebih kecil dari pada Ftabelmaka H0 diterima. Dalam pengujian hipotesis kelima ini, Fhitung lebih kecil daripada Ftabel(7.558 > 2,59) maka H0ditolak dan Haditerima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada kontribusi secara signifikan persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, fasilitas belajar dan lingkungan sosial terhadap prestasi belajar mahasiswa.

Hasil perhitungan yang dilakukan dengan berdasarkan program SPSS menunjukkan bahwa nilai adjusted R square sebesar 0.390. Hal ini berarti persepsi mahasiswa terhadap metode mengajar dosen, intensitas belajar, fasilitas belajar dan lingkungan sosial secara bersama-sama berkontribusi sebesar 39% terhadap prestasi belajar mahasiswa. Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .671a .450 .390 9.71293

a. Predictors: (Constant), Lingkungan belajar, Intensitas belajar, Sarana belajar, Metode mengajar dosen

4. Pembahasan

a. Kontribusi persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen terhadap prestasi belajar mahasiswa

Hasil pengujian hipotesis pertama mengenai kontribusi persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen terhadap prestasi belajar mahasiswa menunjukkan bahwa metode mengajar dosen ada kontribusi positif terhadap prestasi belajar mahasiswa. Kesimpulan tersebut didukung hasil perhitungan statistik yang menunjukkan nilai sig. (probabilitas) sebesar 0,032 lebih kecil dari 0,05. Oleh karena itu H0 ditolak dan Ha diterima artinya ada kontribusi dan signifikansi persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen terhadap prestasi belajar mahasiswa.

Berdasarkan analisis deskriptif responden menunjukan sebagian besar persepsi mahasiswa terhadap metode mengajar dosen berada dalam kategori cukup bagus. Hal ini ditunjukan dari jumlah responden yang memiliki persepsi terhadap metode mengajar dosen cukup bagus berjumlah 22 responden atau sebesar 52.4% dari total keseluruhan 42 responden.

Sedangkan analisis deskripsi data tentang prestasi belajar mahasiswa yang ditunjukan dengan nilai final mata kuliah Dasar-Dasar Akuntansi II menunjukan bahwa sebagian responden termasuk dalam kategori rendah. Hal ini ditunjukan dari jumlah responden yang

masuk dalam kategori rendah berjumlah 33 responden dari total keseluruhan responden. Responden yang masuk dalam kategori sedang berjumlah 7 sedangkan responden yang masuk dalam kategori tinggi berjumlah 2 dari total keseluruhan responden. Sehingga dapat dikatakan bahwa jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan dengan prestasi responden yang masuk dalam kategori rendah.

Melihat hasil pengujian hipotesis menyatakan bahwa sebagian besar responden memiliki persepsi terhadap metode mengajar dosen cukup bagus dan memberikan kontribusi yang signifikan sebesar 28.43% akan tetapi prestasi mereka masuk dalam kategori rendah. Hal ini bisa aja terjadi karena kontribusi tersebut tidak bisa menjadi faktor penentu sepenuhnya terhadap prestasi yang dicapai mahasiswa. Karena hasil belajar atau prestasi belajar mahasiswa dapat dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri siswa atau faktor lingkunganya. Seperti yang dikemukakan oleh Carlk “hasil belajar mahasiswa dikampus 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan”. Dalam hal ini metode hanya merupakan alat yang dapat membantu dalam mencapai tujuan pembelajaran, bukan sesuatu yang mutlak untuk menentukan prestasi belajar. Dari Persepsi yang cukup bagus tersebut masih memungkinkan prestasi yang dicapai hanya berada dalam kategori sedang atau bahkan rendah.

Hal itu didukung oleh Carrol yang mengatakan bahwa kemampuan mahasiswa dan kualitas pengajaran mempunyai hubungan berbanding lurus dengan hasil belajar siswa/mahasiswa. Artinya, semakin tinggi kemampuan mahasiswa dan kualitas pengajaran, maka semakin tinggi pula hasil belajar/prestasinya. Jadi sekalipun dalam hal ini persepsi metode mengajar dosen dikatakan cukup bagus apabila kemampuan siswanya rendah hal ini bisa menyebabkan prestasi belajarnya rendah juga.

Faktor lain yang dianggap dapat memberikan kontribusi terhadap prestasi belajar mahasiswa menurut Slameto (2003:54) dapat dilihat dari faktor psikologi yaitu minat.

Minat besar kontribusinya terhadap prestasi belajar. Karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat mahasiswa, mahasiswa tersebut akan cenderung tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya. Mahasiswa segan-segan untuk belajar karena ia merasa tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat mahasiswa lebih mudah akan dipelajari dan disimpan karena minat akan menambah kegiatan belajar mahasiswa yang kemudian akan ikut berkontribusi juga terhadap prestasinya.

Berdasarkan observasi terhadap responden mengatakan bahwa karakeristik mata kuliah Dasar-Dasar Akuntansi II dianggap sulit oleh

mahasiswa maka dari itu mahasiswa cenderung tidak berminat pada mata kuliah ini. Karena mereka sudah merasa dari awal bahwa mata kuliah ini sulit, jadi setiap ada pelajaran mata kuliah ini mereka cenderung tidak berminat dalam mengikuti. Faktor-faktor itu lah yang dianggap ikut memberikan berkontribusi terhadap prestasi belajar mahasiswa selain dari persepsi mereka tentang metode mengajar yang digunakan oleh dosen.

b. Kontribusi intensitas belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa

Hasil pengujian hipotesis kedua mengenai kontribusi intensitas belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa menunjukkan bahwa intensitas belajar tidak ada kontribusi positif terhadap prestasi belajar mahasiswa. Kesimpulan tersebut didukung hasil perhitungan statistik yang menunjukkan nilai sig. (probabilitas) sebesar 0,011 lebih kecil dari 0,05. Oleh karena itu H0 ditolak dan Ha diterima artinya ada kontribusi dan signifikansi intensitas belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa.

Berdasarkan analisis deskriptif responden menunjukan sebagian intensitas belajar responden masuk dalam kategori sedang. Hal ini ditunjukan dari jumlah responden yang memiliki intensitas belajar sedang berjumlah 16 responden atau sebesar 38.1% dari total keseluruhan 42 responden.

Sedangkan analisis deskripsi data tentang prestasi belajar mahasiswa yang ditunjukan dengan nilai final mata kuliah Dasar-Dasar Akuntansi II menunjukan bahwa sebagian responden termasuk dalam kategori rendah. Hal ini ditunjukan dari jumlah responden yang masuk dalam kategori rendah berjumlah 33 responden dari total keseluruhan responden. Responden yang masuk dalam kategori sedang berjumlah 7 sedangkan responden yang masuk dalam kategori tinggi berjumlah 2 dari total keseluruhan responden. Sehingga dapat dikatakan bahwa jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan dengan prestasi responden yang masuk dalam kategori rendah.

Melihat hasil pengujian hipotesis menyatakan bahwa intensitas belajar memberikan kontribusi yang signifikan sebesar 32.98% terhadap prestasi belajar mahasiswa akan tetapi kontribusi tersebut tidak menjadi jaminan sebagai faktor utama penentu prestasi belajar mahasiswa. Mereka bisa saja mengatakan bahwa intensitas belajarnya sudah masuk dalam kategori sedang yaitu 3 sampai 4 Jam atau bahkan masuk dalam kategori tinggi yaitu diatas 4 jam. Akan tetapi apakah dengan intensitas belajar yang tinggi hasil yang diperoleh dalam belajar tersebut dikatakan tinggi juga itu tidak bisa menjadi jaminan sepenuhnya.

Yang menjadi pertanyaan adalah apakah saat mereka belajar, mereka benar-benar berkonsentrasi ataukah tidak. Karena konsentrasi

sangat besar pengaruhnya terhadap belajar. Jika seseorang mengalami kesulitan berkonsentrasi, jelas belajarnya akan sia-sia, karena hanya membuang tenaga, waktu dan biaya saja. Seseorang yang dapat belajar dengan baik adalah orang yang dapat berkonsentrasi dengan baik, dengan kata lain ia harus memiliki kebiasaan untuk memusatkan pikiran. Jadi, kebiasaan untuk memusatkan pikiran ini mutlak perlu dimiliki oleh setiap mahasiswa dalam belajar.

Akan tetapi dalam kenyataanya seseorang sering mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi, hal ini disebabkan misalnya karena terganggu oleh keadaan lingkungan yang bising, pikiran yang kacau dengan banyak urusan atau masalah, atau bosan terhadap pelajaran. Jadi sebenarnya untuk mendapatkan prestasi belajar yang tinggi tidak semata-mata hanya ditentukan kontribusinya dari intensitas belajar yang dikatakan sedang dan tinggi saja, akan tetapi dengan intensitas belajar rendah tetapi dengan tingkat konsentrasi yang baik atau tinggi bisa mencapai prestasi yang baik atau tinggi pula.

c. Kontribusi fasilitas belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa

Hasil pengujian hipotesis ketiga mengenai kontribusi fasilitas belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa menunjukkan bahwa fasilitas belajar tidak ada kontribusi positif terhadap prestasi belajar mahasiswa. Kesimpulan tersebut didukung hasil perhitungan statistik yang menunjukkan nilai sig. (probabilitas) sebesar 0,47 lebih kecil dari

0,05. Oleh karena itu H0ditolak dan Haditerima artinya ada kontribusi dan signifikansi fasilitas belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa.

Berdasarkan analisis deskriptif responden menunjukan sebagian besar fasilitas belajar yang dimiliki responden berada dalam kategori cukup memadai. Hal ini ditunjukan dari jumlah responden yang memiliki fasilitas belajar berjumlah 30 responden atau sebesar 71..4 % dari total keseluruhan 42 responden.

Sedangkan analisis deskripsi data tentang prestasi belajar mahasiswa yang ditunjukan dengan nilai final mata kuliah Dasar-Dasar Akuntansi II menunjukan bahwa sebagian responden termasuk dalam kategori rendah. Hal ini ditunjukan dari jumlah responden yang masuk dalam kategori rendah berjumlah 33 responden dari total keseluruhan responden. Responden yang masuk dalam kategori sedang berjumlah 7 sedangkan responden yang masuk dalam kategori tinggi berjumlah 2 dari total keseluruhan responden. Sehingga dapat dikatakan bahwa jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan dengan prestasi responden yang masuk dalam kategori rendah.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menyatakan bahwa fasilitas belajar memberikan kontribusi yang signifikan sebesar 25.53% akan tetapi prestasi belajar mahasiswa masih rendah. Hal ini bisa saja terjadi karena kepemilikan fasilitas belajar yang cukup memadai tersebut bukan menjadi penyebab utama penentu

keberhasilan mahasiswa dalam belajar. Karena fasilitas belajar hanya sebagai faktor penunjang belajar.

Responden mengatakan bahwa fasilitas yang mereka miliki cukup memadai sehingga hasil pengujian hipotesis menyatakan ada kontribusi yang signifikan, tetapi apakah pada kenyataanya fasilitas belajar yang mereka miliki tersebut bisa digunakan dengan baik sebagaimana fungsinya atukah tidak. Hal ini bisa saja terjadi terbukti dari pencapaian prestasi belajar yang masih rendah padahal seharusnya dengan fasilitas belajar yang cukup memadai dan dikatakan memiliki kontribusi membuat prestasinya bisa masuk dalam kategori sedang.

Mereka biasanya difasilitasi buku-buku kuliah yang lengkap tapi apakah mereka menggunkaan buku-buku tersebut untuk menambah pengetahuanya, banyak diantara mereka hanya menggunkanya sebagai koleksi saja, dan tidak menggunakan fungsi dari buku tersebut dengan baik.

Jadi sebenarnya fasilitas yang cukup memadai memang memiliki kontribusi yang signifikan terhadap prestasi belajar tetapi pada kenyataanya sebenarnya fasilitas belajar itu hanya sebagai penunjang dalam belajar saja yang fungsinya belum bisa dugunakan sebagaimana mestinya oleh mahasiswa.

d. Kontribusi lingkungan sosial terhadap prestasi belajar mahasiswa

Hasil pengujian hipotesis keempat mengenai kontribusi lingkungan sosial terhadap prestasi belajar mahasiswa menunjukkan bahwa lingkungan sosial tidak ada kontribusi positif terhadap prestasi belajar mahasiswa. Kesimpulan tersebut didukung hasil perhitungan statistik yang menunjukkan nilai sig. (probabilitas) sebesar 0,299 lebih besar dari 0,05. Oleh karena itu H0 diterima dan Ha ditolak artinya tidak ada kontribusi dan signifikan lingkungan sosial terhadap prestasi belajar mahasiswa.

Lingkungan sosial ternyata tidak mampu memberikan kontribusi positif yang signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa. Karena mereka menganggap ada atau tidaknya lingkungan sosial yang berupa lingkungan keluarga, lingkungan sepermainan, lingkungan teman sebaya maupun kelompok belajar tidak akan memberikan kontribusi terhadap prestasi belajarnya.

Lingkungan keluarga tidak dapat memberikan kontribusi yang positif dan sigifikan hal ini bisa dikarenakan lingkungan keluarga atau orang tua mereka tidak begitu memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak mengatur kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak mau tahu bagaimana kemajuan belajar anaknya atau orang tua tidak mau tahu kesulitan-kesulitan yang

dialami anak dalam belajar. Situasi lingkungan belajar yang seperti ini jelas tidak akan mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap prestasi belajar karena motivasi untuk belajar dari si anak sendiri tidak ada.

Terkadang orang tua yang memperhatikan aktivitas anaknya dengan baik juga tidak mampu menjamin hasil belajarnya akan baik pula. Karena pada dasarnya proses belajar itu harus didasarkan pada kesadaran dari dalam diri sendiri, agar si pelajar ini merasa bahwa belajar itu kebutuhan mereka. Mereka belajar ya karena mereka butuh, bukan karena paksaan dari orang tua, bukan karena diajak teman atau karena kelompok belajarnya memintanya untuk belajar.

Sekalipun lingkungan terkadang sudah dikatakan cukup mendukung pun apabila kesadaran mereka kurang sepertinya mereka akan cenderung mengabaikanya dan memilih kegiatan yang mereka sukai selain belajar. Menamkan kesadaran untuk belajar dengan sendirinya tanpa ada paksaan itu sulit.

e. Persepsi Mahasiswa tentang Metode mengajar dosen, Intensitas belajar, Fasilitas belajar dan Lingkungan Sosial Secara Bersama-sama

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh harga Fhitung sebesar 7.558 sementara Ftabel pada df (4:42) sebesar 2,59. Melihat kriteria pengujian hipotesis apabila Fhitung lebih besar dari pada Ftabel maka H0

ditolak, jika terjadi sebaliknya Fhitung lebih kecil dari pada Ftabelmaka H0 diterima. Dalam pengujian hipotesis kelima ini, Fhitung lebih kecil daripada Ftabel(7.558 > 2,59) maka H0ditolak dan Haditerima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada kontribusi dan signifikan persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, fasilitas belajar dan lingkungan sosial terhadap prestasi belajar

Dari hasil pengujian hipotesis secara bersama-sama menyatakan bahwa ada kontribusi yang signifikan sebesar 39 % terhadap pretasi belajar. Tetapi dari kontribusi ini belum cukup membuat prestasi belajar mahasiswa masuk dalam kategori sedang atau tinggi. Karena pada kenyataanya prestasi responden masih rendah, memang secara statistik dalam pengujian hipotesis dikatakan bahwa ada kontribusi yang signifikan. Akan tetapi diluar faktor ini ada faktor lain juga yang memberikan kontribusi terhadap prestasi belajarnya. Faktor tersebut adalah faktor intern individu tersebut.

Kemampuan adalah faktor yang lebih dominan yang dapat memberikan kontribusi lebih dibandingkan hanya melihat dari pesepsi mereka tentang metode mengajar dosen, atau melihat sarana belajarnya, atau intensitas belajarnya saja. Karena dengan melihat kenyataanya bahwa responden dalam penelitian ini memiliki prestasi rendah padahal mereka menyatakan bahwa dilihat persepsi mereka terhadap metode mengajar dosen, sarana belajar atau intensitas belajar

mereka memiliki kontribusi yang signifikan untuk prestasi mereka akan tetapi ternyata kontribusi dari ketiga hal tersebut tidak cukup untuk membuat hasil prestasinya bagus.

Menurut hasil pengamatan saya ketika saya bertanya langung kepada responden , mereka menyatakan bahwa sebenarnya mereka sudah cukup bekerja keras belajar untuk memahami materi mata kuliah ini, mereka saat belajar baik dalam perkuliahan maupun dalam belajar mandiri sebenarnya mereka bisa mengerti apa yang mereka pelajari, tetapi kemampuan memahami karakteristik mata kuliah ternyata masih rendah. Mereka hanya mengerti apa yang mereka pelajari saat itu.

Kemudian setelahnya cenderung lupa karena sebenarnya mereka dalam belajar cenderung hanya mengingat tetapi tidak berusaha menganalisis bagaimana sebenarnya maksud dari materi-materi yang diajarkan mengingat karakteristik mata kuliah ini adalah banyak menghitung dan biasanya kemampuan analisis juga diperlukan dalam mata kuliah ini. Jadi mereka apabila menemui soal-soal latihan, atau ketika ujian mereka sulit untuk menjawab karena biasanya apabila bentuk soalnya sudan sedikit dirubah tidak sesuai dengan contoh-contoh yang dipelajari mereka akan kebingungan dan hasilnya nilai mereka kurang dari harapan.

Selain itu mereka juga responden mengatakan bahwa sebenarnya tidak berminat dalam mata kuliah ini karena karakteristik mata kuliah ini dianggap sulit oleh mereka. Mereka mengatakan tidak suka atau tidak berminat dengan mata kuliah ini karena sebagian besar dari responden mengatakan bahwa mereka lemah untuk mata kuliah hitung menghitung apalagi butuh analisis juga untuk materi tertentu. Sebagian besar dari mereka lebih menyukai mata kuliah yang karakteristiknya adalah lebih banyak teori.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap responden, ternyata responden mengatakan bahwa gaya belajar mereka kurang baik. Dimana sebagian besar mereka hanya belajar ketika mereka berada dikampus saja. Intensitas belajar mandiri ketika diluar kampus masih sangat kurang. Mereka belajar hanya ketika mereka kuliah saja, tetapi belajar mandiri mereka sebagian responden masih kurang baik.

Sebagian responden selain menyatakan bahwa gaya belajar mereka masih kurang baik karena hanya mereka belajar ketika mereka dikampus saja, belajar mandiri yang kurang, mereka juga menyatakan bahwa mereka cenderung belajar dengan istilah sistem kebut semalam karena. Kebiasaan mereka tentang istilah belajar kebut semalam ternyata sudah mendarah daging. Misalnya adalah ketika mereka ada tugas, mereka akan mengerjakan tugas tersebut semalaman suntuk karena besok pagi harus dikumpulkan, mereka

biasanya tidak mempersiapkanya dengan baik jauh-jauh hari. Begitu juga ketika mereka harus mengahadapi ujian, baik ujian sisipan, maupun ujian akhir semester, mereka juga akan belajar hanya malam

Dokumen terkait