• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontribusi persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, fasilitas belajar dan lingkungan sosial terhadap prestasi belajar mata kuliah dasar-dasar akuntansi II mahasiswa Pendidikan Ekonomi angkatan 2009-2010.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kontribusi persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, fasilitas belajar dan lingkungan sosial terhadap prestasi belajar mata kuliah dasar-dasar akuntansi II mahasiswa Pendidikan Ekonomi angkatan 2009-2010."

Copied!
174
0
0

Teks penuh

(1)

i

ELAJAR MATA KULIAH DASAR-DASAR AK ENDIDIKAN EKONOMI ANGKATAN 2009-2

SKRIPSI

ukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat emperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi ng Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi

WIDIA WANTI 091324042

OGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

ENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL NG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI

(2)
(3)
(4)

iv

Dengan segala puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, atas berkat dan rahmat serta bimbinganNya……….

Karya ini kupersembahkan untuk :

 Kedua Orang Tuaku Ayahanda Mateus Taya dan Ibunda Suwarni yang selalu memberikan semangat, motivasi, kasih sayang serta Do’a yang tiada henti-hentinya dihaturkan untuk mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

 Kepada Adikku tercinta Yohanes Firman Sujatmiko, yang sangat aku sayangi, semoga Tuhan selalu membimbingmu menjadi anak yang baik dan Cerdas.

 Kepada Andri Iskarno yang selalu mendampingi penulis, selalu memberikan motivasi, kasih sayang, cinta dan doa yang tiada henti-hentinya dihaturkan untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

 Para Pendidik yang tiada bosan untuk selalu mendidik, membimbing dan menuntunku dalam menuju kesuksesan hidupku.

 Sahabat-Sahabatku yang sangat aku cintai Dessy Irawati, Yeni Nur Prilanita, Hesti Eka Yulia, Diana Pramesti, Dwi Haryanti, Febrina Elia Nababan, Maria Reni Irawati, Yuliana dan Hanun Prastiwi.

Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku :

(5)

v

Kebahagiaan adalah ketika kita bersyukur dengan apa yang kita miliki

(widya)

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua

(aristoteles

Jangan pergi melalui jalan yang sudah ada, buatlah jalan sendiri dan tinggalkan jejak untuk orang lain.

(Ralp Waldo Emerson)

Jangan Terlalu Takut…!!!!

Tersandung sesuatu tidak otomatis menjadikanmu jatuh, dan jika jatuh pun engkau sesungguhnya masih bisa

bangkit.

(6)

vi

Saya menyatakan dengan sesungguhnnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 14 Agustus 2013

(7)

vii

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : WIDIA WANTI

Nomor Induk Mahasiswa : 091324042

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas

Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “Kontribusi Persepsi Mahasiswa Tentang Metode Mengajar Dosen, Intensitas Belajar, Fasilitas Belajar, dan Lingkungan Sosial Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Angkatan 2009-2010”. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada Tanggal : 14 Agustus 2013

Yang menyatakan,

(8)

viii

ABSTRAK

KONTRIBUSI PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE MENGAJAR DOSEN, INTENSITAS BELAJAR, FASILITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA

KULIAH DASAR-DASAR AKUNTANSI II MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI ANGKATAN 2009-2010

WIDIA WANTI Universitas Sanata Dharma

2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, fasilitas belajar dan lingkungan sosial terhadap prestasi belajar mahasiswa.

Penelitian ini adalah penelitian eksplanatif yang dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma bulan Mei 2013. Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Ekonomi Angkatan 2009-2010 yang berjumlah 70 orang. Sampel diambil dengan teknik sampel acak atau random, jumlah sampel sebanyak 42 mahasiswa. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner. Uji instrumen berupa uji validitas dan reliabelitas yang digunakan pada variabel metode mengajar dosen, intensitas belajar, fasilitas belajar, dan lingkungan sosial. Analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda.

(9)

ix

ABSTRACT

THE CONTRIBUTION OF STUDENTS PERCEPTION ON LECTURER TEACHING METHOD, LEARNING INTENSITY, LEARNING FACILITIES AND SOCIAL ENVIRONMENT TOWARDS LEARNING ACHIEVEMENT OF INTRODUCTORY ACCOUNTING COURSE II OF

THE STUDENTS OF ECONOMICS THE DEPARTMENT OF EDUCATION STUDENT EDUCATION 2009-2010 BATCH

WIDIA WANTI Sanata Dharma University

2013

This study aims to determine the contribution of students' perceptions on methods oflecturer’steaching method, the intensity of learning, learning facilities and social environment toward student learning achievement.

This research is an explanatory research conducted in the Economic Study Program of the Departement of Education Sanata Dharma University in May 2013. The Population of this study were 70 students of Economics Education, 2009-2010 batch. Samples were taken by applying or random sampling techniques, the samples were 42 students. Data were collected by using questionnaires. Validity and reliability were test instrument used to analyze variables of the teaching method, the intensity of studying, learning facilities, and social environments. Data were analyzed by multiple linear regression analysis.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat, rahmat dan kasih karunia_Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Kontribusi Persepsi Mahasiswa Tentang Metode Mengajar Dosen, Intensitas Belajar, Fasilitas Belajar Dan Lingkungan Sosial Terhadap Prestasi Belajar Mata Kuliah Dasar-Dasar Akuntansi II Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Angkatan 2009-2010”.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan, program studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan skripsi ini tidaklah mungkin terlaksana dengan baik tanpa bantuan, kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Tuhan Yesus atas Cinta Kasih yang Begitu Luar Biasa Yang tak terhingga, yang selalu membimbing dan menyertai setiap langkah penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Romo Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, SJ. Rektor Universitas Sanata Dharma yang memberikan kesemoatan pada penulis untuk memperoleh pendidikan terbaik selama kuliah di Universitas Sanata Dharma.

(11)

xi

4. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

5. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta sekaligus selaku Dosen penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Bapak Y.M.V. Mudayen, S.Pd., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing I yang dengan sabar, ikhlas dan mampu meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan saran, serta pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

7. Bapak Dr. Teguh Dalyono, M.S., selaku Dosen Pembimbing II yang dengan sabar, ikhlas, memberikan saran, dan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

8. Bapak Drs. Joko Wicoyo, M.Si. yang telah meluangkan waktunya untuk mengoreksiabstractpenulis.

9. Seluruh Staf Pengajar di Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah mencurahkan ilmunya dengan sepenuh hati yang namanya akan selalu terukir dihati penulis sehingga berguna untuk masa depan yang akan membawa penulis kepada istiqarah hidup.

(12)

xii

11. Tenaga Administrasi Program Studi Pendidikan Ekonomi yang telah membantu penulis selama menjalankan pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

12. Para responden yang berada di program studi pendidikan ekonomi yang telah bersedia mengisi kuesioner penelitian.

13. Ayahanda Mateus Taya dan Ibunda Theresia Suwarni, terima kasih ayah ibu atas semua kasih sayang yang kalian curahkan, doa, cinta dan nasihat-nasihat kepada penulis dalam menjalankan perkuliahan hingga mampu menyelesaikannya dengan baik. Pengorbanan yang kalian lakukan untuk dewasakan diriku, hanya bisa ditanggung hati ayah dan ibu.

14. Adekku Yohanes Firman Sujat Miko yang telah memotivasiku untuk cepat menyelesaikan studi, tumbuhlah menjadi anak yang baik dan cerdas.

15. Andri Iskarno atas butir-butir doa dan cinta yang selalu mengiringiku tanpa terdefinisikan, teringat semua yang kamu beri untukku, semoga tuhan selalu mencurahkan kasih sayang-Nya selalu.

16. Sahabat-sahabatku : Hesty, Yanti, Soke, Dessy, Hanun, Reny, Lia, Arif, Ardhy, terima kasih untuk kebersamaan dan rasa kekeluargaan yang selama ini dibangun serta bantuan selama penyusunan skripsi.

17. Teman-Teman Mahasiswa PE Angkatan ’09, Terima kasih atas kebersamaan

dan kekompakan serta jalinan persahabatan yang telah dibangun, semoga kita semua mampu meraih kesuksesan dalam meniti karir.

(13)

xiii

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.

Penulis

(14)

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vii

ABSTRAK ... . viii BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... . 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... . 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Deskripsi Teori... 8

1. Prestasi Belajar ... 8

2. Metode Mengajar Dosen ... 23

3. Intensitas Belajar ... 34

4. Fasilitas Belajar ... 37

5. Lingkungan Belajar ... 40

B. Kerangka Berpikir ... 42

(15)

BAB III. METODE PENELITIAN ... 48

A. Jenis Penelitian ... 48

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 48

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 49

1. Subjek Penelitian... 49

2. Objek Penelitrian... 49

3. Populasi Penelitian ... 49

4. Sampel Penelitian... 49

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 50

E. Teknik Pengumpulan Data ... 53

G. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 53

H. Teknik Analisis Data... 59

IV. HASIL TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN ... 77

A. Deskripsi Universitas ... 77

B. Deskripsi Responden ... 88

C. Analisis Data dan Pembahasan... 95

1. Pengujian Prasyarat... 95

2. Pengujian Asumsi Klasik ... 98

3. Pembahasan... 109

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 124

5.1. Kesimpulan ... 124

5.2. Saran ... 125

DAFTAR PUSTAKA ... 126

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel III.I Kisi-kisi Instrumen variabel penelitian... 52

Tabel III.2 Pengujian Validitas Metode Mengajar Dosen ... 54

Tabel III.3 Pengujian Validitas Intensitas Belajar ... 55

Tabel III.4 Pengujian Validitas Fasilitas Belajar ... 55

Tabel III.5 Pengujian Validitas Lingkungan Sosial ... 56

Tabel III.6 Pengujian Reliabilitas Metode Mengajar Dosen... 57

Tabel III.7 Pengujian Reliabilitas Intensitas Belajar... . 58

Tabel III.8 Pengujian Reliabilitas Sarana Belajar... ... 58

Tabel III.9 Pengujian Reliabilitas Lingkungan Sosial... 59

Tabel III.10 Interval rata-rata Metode Mengajar Dosen... 60

Tabel III.11 Interval rata-rata Intensitas Belajar... ... 62

Tabel III.12 Interval rata-rata Fasilitas Belajar... ... 63

Tabel III.13 Pengujian Reliabilitas Lingkungan Sosial... 64

Tabel IV.1 Deskripsi Responden tentang Metode Mengajar Dosen... 88

Tabel IV.2 Deskripsi Responden tentang Intensitas Belajar... 89

Tabel IV.3 Deskripsi Responden tentang FasilitasBelajar... 91

Tabel IV.4 Deskripsi Responden tentang Lingkungan Sosial... 92

Tabel IV.5 Deskripsi Responden tentang Prestasi Belajar... 94

Tabel IV.6 Hasil Uji Normalitas... ... 96

Tabel IV.7 Hasil Uji Linearitas... 97

Tabel IV.8 Hasil Uji Multikolinearitas... ... 99

Tabel IV.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas... ... 100

Tabel IV.10 Hasil Uji Auto Korelasi... ... 103

Tabel IV.11 Rangkuman Uji Asumsi Klasik... ... 103

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor utama yang berperan penting dalam pembentukan pribadi manusia. Selain itu juga pendidikan merupakan salah satu dasar bagi pembangunan suatu bangsa. Melalui pendidikan diharapkan dapat terlahir manusia-manusia yang berkualitas dan mampu bersaing. Untuk mencapai hal tersebut maka perlu diterapkan adanya pendidikan yang bermutu. Oleh karena itu, pendidikan merupakan salah satu hal penting yang mendapat perhatian bangsa indonesia. Kualitas manusia berkaitan erat dengan mutu pendidikan. Bila mutu pendidikan baik, maka kemungkinan besar akan menghasilkan manusia yang berkualitas.

Salah satu ciri sukses dalam belajar adalah memperoleh prestasi belajar yang tinggi bila seseorang memperoleh prestasi yang baik, maka secara umum dapat dikatakan bahwa dia sukses dalam belajar. Bila nilai yang diberikan dosen rendah maka prestasi seorang mahasiswa dianggap rendah. Bila nilai yang diberikan dosen tinggi, maka prestasi seorang mahasiswa dianggap tinggi sekaligus dianggap sebagai seorang mahasiswa yang sukses dalam belajar.

(18)

belajar. Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa, misalnya faktor fisiologis (kondisi fisik, panca indera) dan faktor psikologis (minat, bakat, motivasi, intensitas). Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri mahasiswa, misalnya faktor ekonomi, status sosial orang tua, orang tua, dosen, teman, sarana belajar, lingkungan belajar, metode mengajar dosen dan lain-lain.

Kemampuan mengajar dengan menggunakan metode yang tepat merupakan tuntutan yang harus dipenuhi oleh seorang dosen. Penggunaan metode diperlukan agar penyampaian materi atau bahan dapat tercapai dengan baik. Metode yang digunakan dosen dapat dijadikan sebuah sarana dalam keberhasilan pencapaian prestasi belajar mahasiswa.

Selain metode mengajar dosen, intensitas belajar dari mahasiswa juga berperan untuk mencapai prestasi belajar. Faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa adalah fasilitas belajar. Fasilitas belajar tidak hanya menyangkut yang di miliki si mahasiswa sebagai peserta didik, tetapi juga lembaga pendidikan tempat mahasiswa belajar. Perlunya sarana belajar ini mempermudah keberhasilan pencapaian prestasi belajar. Bagaimanapun juga fasilitas belajar menentukan keberhasilan mahasiswa dalam belajar.

(19)

mahasiswa ditentukan juga oleh lingkungan sosial, karena lingkungan mempengaruhi seseorang bagaimana seseorang tersebut belajar sehingga berpengaruh juga terhadap pretasi belajarnya. Penulis melihat di Program Studi Pendidikan Ekonomi ada beberapa mata kuliah yang mahasiswanya berprestasi rendah. Akan tetapi untuk lebih fokus dalam penelitian, penulis lebih menitikberatkan pada satu mata kuliah saja yaitu Dasar-Dasar Akuntansi II.

Penulis melihat bahwa di matakuliah ini banyak mahasiswa mendapatkan nilai kurang memuaskan, nilai yang mereka peroleh cenderung berada dalam kategori sedang dan kategori kurang. Ini terjadi pada mahasiswa angkatan 2009 dan angkatan 2010 yang mana dari data yang penulis peroleh menunjukan bahwa mahasiswa pada angkatan tersebut mengalami kegagalan di matakuliah Dasar-Dasar Akuntansi II ini. Berikut data mahasiswa yang tidak tuntas dalam mata kuliah ini. Untuk angkatan 2009 tercatat 10 mahasiswa mendapat nilai D dengan prosentase 25%, dan 4 mahasiswa mendapat nilai E dengan prosentase 10% dari 40 mahasiswa. Sedangkan angkatan 2010 tercatat 6 mahasiswa mendapat nilai D dengan prosentase 15.38% , dan 11 mahasiswa mendapat nilai E dengan prosentase 33.33% dari 31 mahasiswa.

(20)

mahasiswa yang masih rendah. Beberapa faktor tersebut di atas diduga dapat mempengaruhi keberhasilan belajar atau prestasi belajar mahasiswa. Berdasarkan permasalahan tersebut diatas maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “ Kontribusi Persepsi Mahasiswa Tentang Metode Mengajar Dosen, Intensitas Belajar, Fasilitas Belajar, dan Lingkungan Sosial Terhadap Prestasi Belajar Pada Mata Kuliah DDA II Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Angkatan 2009-2010 “ Universitas Sanata Dharma.

B. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan variabel metode mengajar dosen, intensitas belajar, fasilitas belajar dan lingkungan sosial terhadap prestasi belajar mahasiswa pendidikan ekonomi angkatan 2009-2010 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas dapat, penulis dapat merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Seberapa besar dan signifikan persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen terhadap prestasi belajar mahasiswa?

2. Seberapa besar dan signifikan kontribusi intensitas belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa?

(21)

4. Seberapa besar dan signifikan kontribusi lingkungan sosial terhadap prestasi belajar mahasiswa?

5. Seberapa besar dan signifikan kontribusi persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, fasilitas belajar dan lingkungan sosial terhadap prestasi belajar mahasiswa?

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel penelitian adalah suatu atribut dari orang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok tersebut (Sugiyono, 2010). Maka variabel-variabel dan definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Prestasi Belajar (Y)

Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian adalah penguasaan mahasiswa tentang materi mata kuliah Dasar-Dasar Akuntansi II, yang di wujudkan dengan nilai final mata kuliah tersebut. 2. Metode Mengajar Dosen (X1)

Metode mengajar dosen adalah penilaian mahasiswa tentang ketepatan cara dosen mengajar sesuai karakteristik materi yang diajarkan. Indikatornya adalah penilaian mahasiswa tentang kesesuaian metode pembelajaran dengan karakteristik materi kuliah.

3. Intensitas Belajar (X2)

(22)

mencapai hasil yang optimal. Indikator intensitas belajar adalah frekuensi jam belajar dan berapa kali mahasiswa belajar dalam sehari. 4. Failitas Belajar (X3)

Fasilitas belajar adalah fasilitas yang dimiliki oleh mahasiswa yang digunakan dalam belajar. Indikator fasilitas belajar adalah buku-buku acuan kuliah, modul, laptop, dan alat tulis.

5. Lingkungan Sosial (X4)

Lingkungan Sosial adalah tempat belajar mahasiswa. Indikator lingkungan sosial adalah lingkungan keluarga, lingkungan sepermainan, lingkungan teman sebaya maupun kelompok belajar.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat dirumuskan tujuan dari penelitian yang dilakukan yaitu :

1. Untuk mengetahui seberapa besar dan signifikan kontribusi persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen terhadap prestasi belajar mahasiswa.

2. Untuk mengetahui seberapa besar dan signifikan kontribusi intensitas belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa.

3. Untuk mengetahui seberapa besar dan signifikan kontribusi fasilitas belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa.

(23)

5. Untuk mengetahui seberapa besar dan signifikan kontribusi persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, fasilitas belajar dan lingkungan sosial terhadap belajar mahasiswa.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Dosen

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi dosen untuk lebih menyempurnakan kegiatan belajar mengajar mengingat pentingnya hubungan metode mengajar dosen dengan prestasi belajar mahasiswa yang hendak dicapai secara optimal.

2. Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi mahasiswa agar mempunyai intensitas belajar yang tinggi dengan didukung oleh sarana belajar dan lingkungan belajar yang baik sehingga mencapai prestasi belajar secara optimal.

3. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan akan dapat menambah referensi kepustakaan, khususnya referensi mengenai pendidikan yang dapat digunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan dalam dunia pendidikan.

4. Bagi Penulis

(24)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Prestasi Belajar

a. Pengertian prestasi belajar

Penilaian merupakan bagian terpenting dalam proses belajar mengajar. Penilaian berguna bagi para pengajar, sebab dapat membantu menjawab masalah-masalah penting mahaiswa-mahasiswanyanya. Selain itu juga untuk mengetahui tingkat keberhasilan mahasiswa. Penilaian hasil belajar selalu ada dalam proses pembelajaran yang dinilai dari hasil belajar mahasiswa seperti ujian sisipan dan ujian akhir semester.

Menurut para penulis psikologi belajar, mereka mendefinisikan belajar sebagai suatu perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang relatif menetap sebagai hasil sebuah pengalaman (Imron, 1996:3). Prestasi belajar Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah penguasaan pengertian yang dikembangkan oleh matapelajaran lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka yang di berikan oleh guru.

(25)

dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu (Slameto, 2010:54).

1) Faktor intern

a) Faktor jasmaniah (1) Faktor kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagianya atau bebas dari penyakit. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badanya lemah atau ada gangguan-gangguan fungsi alat inderanya serta tubuhnya. Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badanya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi, dan ibadah.

(2) Cacat tubuh

(26)

b) Faktor psikologis (1) Intelegensi

Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat (Slameto, 2010:56). Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. (2) Perhatian

Untuk menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajariya, jika bahan pelajaran yang tidak menjadi perhatian, maka timbulah kebosanan, sehingga siswa tersebut tidak suka belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakan bahan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakatnya.

(3) Minat

(27)

(Slameto, 2010:57). Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kesenangan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.

(4) Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar (Slameto, 2010:57). Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Bakat mempengaruhi belajar seseorang. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya. (5) Motif

(28)

dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak atau pendorong.

(6) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru (Slameto, 2010:58).

(7) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response atau bereaksi (Slameto, 2010:59). Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya lebih baik.

(8) Faktor kelelahan

(29)

2) Faktor-faktor ekstern a) Faktor keluarga

(1) Cara orang tua mendidik

(30)

dengan memberikan bimbingan belajar yang sebaik-baiknya. Tentu saja keterlibatan orang tua akan sangat mempengaruhi keberhasilan bimbingan tersebut.

(2) Relasi antar anggota keluarga

Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain pun turut mempengaruhi belajar anak. Sebetulnya relasi antar anggota ii erat vhubunganya dengan cara orang tua mendidik. Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga anak tersebut. Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh dengan pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan dan bila perlu hukuman-hukuman untuk mensukseskan belajar anak sendiri.

(3) Suasana rumah

(31)

belajar. Begitu pula dengan suasana rumah yang tegang, ribut, sering terjadi cekcok menyebabkan anak menjadi bosan dirumah, suka keluar rumah, akibatnya belajarnya kacau. Perlu diciptakan suasana rumah yang tenang dan tenteram agar anak dapat belajar dengan baik.

(4) Keadaan ekonomi keluarga

(32)

keadaan yang seperti itu menjadi cambug baginya untuk belajar lebuh giat dan akhirnya sukses.

(5) Pengertian orang tua

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. Kalau perlu menghubungi guru anaknya, untuk mengetahui perkembanganya.

(6) Latar belakang kebudayaan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga amempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.

b) Faktor sekolah

(1) Metode mengajar

(33)

Metode mengajar yang kurang baik itu misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikanya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa atau terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar. Guru bisa mengajar dengan progresif berani mencoba metode-metode yang baru, yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar-mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar harus diusahakan setepat, efisien, dan efektif mungkin.

(2) Kurikulum

(34)

kemampuan siswa, tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatian siswa. Perlu diingat bahwa sistem instruksional sekarang menghendaki proses belajar mengajar yang mementingkan kebutuhan siswa.

(3) Relasi guru dengan siswa

Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses sendiri. Jadi cara belajar siswa juga dipengaruhi oleh relasinya dengan gurunya. Relasi guru dengan siswa yang baik, siswa akan menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikanya sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya. Hal itu juga terjadi sebaliknya, jika siswa membenci gurunya. Ia segan mempelajari mata pelajaran yang diberikanya, akibatnya pelajaranya tidak maju. Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab menyebabkan proses belajar-mengajar itu kurang lancar dan siswa segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar.

(4) Relasi siswa dengan siswa

(35)

(5) Disiplin sekolah

Kedisiplinan sekolah erat hubunganya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencangkup kedisiplinan guru dalam mengajar dalam melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawai atau karyawan dalam pekerjaan administrasi, keteraturan kelas, kebersihan gedung sekolah, dan lain-lain. Kepala sekolah dalam mengelola seluruh staf beserta siswa-siswanya, dan kedisiplinan tim BP dalam pelayananya kepada siswa. Agar siswa disiplin haruslah guru beserta staf yang lain disiplin pula.

(6) Alat pengajaran

(36)

pelajaran dengan baik serta dapat belajar dengan baik pula.

(7) Waktu sekolah

Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar disekolah, waktu itu dapat pagi hari, siang, sore atau malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa. Sekolah diharpakan mampu memilih waktu sekolah yang tepat sehingga akan memberi pengaruh yang positif terhadap belajar. (8) Standar pelajaran di atas ukuran

Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi pelajaran di atas ukuran standar. Akibatnya siswa kurang mampu dan takut kepada guru, bila banyak siswa yang tidak berhasil dalam mempelajari mata pelajaranya, guru semacam itu merasa senang. Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing. Yang penting tujuan yang telah dirumuskan dapat dicapai.

(9) Keadaan gedung

(37)

gedung dewasa ini harus memadai di dalam setiap kelas.

(10) Metode belajar

Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini perlu pembinaan dari guru. dengan cara belajar yang tepat akan efektif pula hasil belajar siswa itu. Belajar secara teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan istirahat cukup akan meningkatkan hasil belajar.

(11) Tugas rumah

Tugas rumah terutama adalah di sekolah, di samping untuk belajar waktu di rumah biarlah digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan guru jangan terlalu banyak memberi tugas yang harus dikerjakan di rumah, sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain.

c) Faktor masyarakat

(1) Kegiatan siswa dalam masyarakat

(38)

kegiatan-kegiatan sosial, keagamaan dan lain-lain, belajarnya akan terganggu, lebih-lebih jika tidak bijaksana dalam mengatur waktunya.

(2) Mass media

Yang termasuk mass media adalah bioskop, radio, TV, surat kabar, majalah, buku-buku, komik dan lain-lain. Semuanya itu ada dan beredar dimasyarakat. Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya. Sebaliknya mass media yang jelek juga berpengaruh jelek terhadap siswa. Maka perlulah kiranya siswa mendapatkan bimbingan dan kontrol yang cukup bijaksana dari pihak orang tua dan pendidik, baik di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.

(3) Teman bergaul

(39)

(4) Bentuk kehidupan masyarakat

Kehidupan masyarakat disekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, penjudi, mempunyai kebiasaan tidak baik akan berpengaruh jelek kepada anak yang berada disitu. Sebaliknya jika lingkungan anak adalah orang-orang yang terpelajar yang baik-baik, mereka akan terpengaruh oleh orang-orang dilingkunganya tersebut.

2. Persepsi Mahasiswa tentang metode mengajar dosen

a. Persepsi

Persepsi adalah suatu proses yang didahului dengan penginderaan yaitu merupakan suatu proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya. Stimulus yang telah diindera tersebut oleh individu diorganisasikan kemudian diinterprestasikan sehingga individu menyadari, mengerti, tentang apa yang diindera tersebut.

(40)

mungkin tidak kesamaan. Maksudnya satu stimulus dapat menimbulkan lebih dari satu respon yang berbeda dan beberapa stimulus yang berbeda dapat saja menimbulkan satu respon yang sama (Azwar, 1995:10).

Jadi dapat dikatakan persepsi mahasiswa dapat bersifat positif atau negatif tergantung cara ia memandang atau mempersepsikan tentang metode mengajar. Sehingga persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen adalah suatu proses pemahaman, menerima, dan menginterpretasikan tentang metode yang digunakan oleh dosen dalam mengajar.

b. Metode mengajar

1) Pengertian metode mengajar

Peranan metode mengajar adalah sebagai alat untuk menciptakan proses mengajar dan belajar. Metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran (Sudjana, 2011:76). Metode menentukan berbagai kegiatan belajar mahasiswa sehubungan dengan kegiatan mengajar dosen. Dengan kata lain akan menciptakan interaksi edukatif.

(41)

dosen. Oleh karenanya, metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar mahasiswa. Baik tidaknya suatu metode mengajar dosen dapat dinilai dari mahasiswa itu sendiri karenanya disini penulis akan menguraikan mengenai persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen.

2) Jenis-jenis metode mengajar dosen

Proses belajar yang baik sebaiknya menggunakan berbagai jenis metode mengajar secara bergantian atau saling membahu satu sama lain. Masing-masing metode ada kelebihan dan kekuranganya. Oleh karena itu, merupakan tugas dosen untuk memilih berbagai metode yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan disampaikan untuk menciptakan proses belajar mengajar.

(42)

a) Metode ceramah

Ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan (Sudjana, 2011:76). Dalam metode ini merupakan dosen harus merangsang mahasiwanya untuk berpikir, membimbing mereka dalam perkembanganya, membantu mereka dalam cara belajar, dan dalam melakukan eksperimen, dan dalam memecahkan masalah-masalah yang ada didalam hidup mereka. metode ini pun akan berhasil dengan baik bila penggunaanya betul-betul dipersiapkan dengan baik, didukung dengan media, dan metode-metode yang lain , misalnya tanya jawab, tugas, latihan, dan lain-lain. Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode ini (Sudjana, 2011:77) yaitu :

(1) Menetapkan apakah metode ceramah wajar digunakan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

(a) Tujuan yang hendak dicapai

(b) Bahan yang akan diajarkan termasuk buku sumbernya yang tersedia

(c) Alat, fasilitas, waktu yang tersedia

(d) Jumlah murid beserta taraf kemampuanya

(43)

(f) Pemilihan metode mengajar lainya sebagai metode bantu

(g) Situasi pada waktu itu

(2) Langkah-langkah menggunakan metode ceramah yang diharapkan adalah sebagai berikut

(a) Tahap persiapan, artinya tahap guru untuk menciptakan kondisi belajar yang baik sebelum mengajar dimulai.

(b) Tahap penyajian, artinya tiap guru menyampaikan bahan ceramah.

(c) Tahap asosiasi, artinya memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghubungkan dan membandingkan bahan ceramah yang telah diterimanya.

(d) Tahap generalisasi, pada tahap ini kelas menyimpulkan hasil ceramah.

(e) Tahap aplikasi atau evaluasi, trahap terakhir ini diadakan penilaian terhadap pemahaman siswa mengenai bahan yang telah diberikan guru baik lisan, tugas, dan lain-lain.

Metode ceramah akan wajar digunakan apabila (Sudjana, 2011:78) apabila :

(44)

ii. Tidak ada sumber bahan pelajaran kepada siswa

iii. Mengahadapi sejumlah siswa yang cukup banyak.

b) Metode tanya jawab

Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic, sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara dosen dan mahasiswa (Sudjana, 2011:78). Dosen bertanya dan mahasiswa menjawab atau sebaliknya mahasiswa bertanya dan dosen menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara dosen dan mahasiswanya. Metode ini dapat dijadikan sebagai pendorong dan pembuka jalan bagi mahasiswa untuk mengadakan penelusuran lebih lanjut dalam rangka belajar kepada berbagai sumber belajar seperti buku, majalah, surat kabar,masyarakat dan lain sebagainya. c) Metode diskusi

(45)

tentang sesuatu atau mempersiapkan atau menyelesaikan keputusan bersama (Sudjana, 2011:79). Diskusi hanya mungkin timbul jika dihadapi suatu masalah yang memungkinkan jawabanya bermacam-macam. Tetapi diskusi berbeda denga debat, karena debet adalah perang mulut, orang beradu argumentasi, beradu paham, dan kemampuan persuasi untuk menenagkan pahamnya sendiri. Dalam diskusi mahasiswalah yang harus berbicara bukan dosen. Oleh karena itu, dalam diskusi tiap orang diharapkan memberikan sumbangan sehingga seluruh kelompok kembali dengan paham yang dibina bersama.

d) Metode kerja kelompok

Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung pengertian bahwa mahasiswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri ataupun dibagi atas kelompok-kelompok kecil (Sudjana, 2011:83). Ada dua jenis kelompok bisa dilihat dari segi proses kerjanya yaitu :

(46)

(2) Kelompok jangka panjang, proses kerja dalam kelompok itu bukan hanya pada waktu itu saja tetapi dapat berlaku untuk satu periode tertentu sesuai dengan tugas masalah yang akan dipecahkan

e) Metode demontrasi

Metode demonstrasi adalah suatu metode mengajar dengan cara meragakan atau mempertunjukan kepada siswa atau mahasiswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Metode ini baik untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, proses bekerjanya sesuatu proses mengerjakan atau menggunakanya, komponen-komponen yang membentuk sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara lain dan untuk mrengetahui atau melihat kebenaran sesuatu.

f) Metode Sosiodrama

(47)

pengertian yang lebih mendalam tentang pikiran dan perasaan manusia dalam berbagai situasi yang mengandung suatu masalah sosial.

g) Metode eksperimen

Metode eksperimen adalah metode mengajar dengan cara melakukan percobaan untuk membuktikan suatu hal yang sudah diajarkan dan kemudian melihat apa yang terjadi yang kemudian membandingkanya dengan teori yang telah diajarkan.

h) Metode pemecahan masalah

Metode pemecahan masalah adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha mencari pemecahan atau jawaban oleh siswa atau mahasiswa. Metode pemecahan masalah ini sering dinamakan dengan problem solving method, reflective thinking method,atauscientific method.

i) Metode latihan

(48)

j) Metode karyawisata

Metode karyawisata adalah metode mengajar dengan cara mengunjungi suatu tenpat keluar kelas dalam rangka belajar. Dengan adanya karyawisata maka akan terbentuk suatu jembatan yang menghubungkan antara kampus dengan masyarakat dan lingkunganya. k) Metode simulasi

Simulasi berasal dari kata simulate yang berarti berpura-pura atau berbuat seolah-olah, atau simulation yang berarti tiruan atau perbuatan yang hanya berpura-pura saja. Simulasi dengan metode mengajar adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan situasi tiruan atau berpura-pura dalam proses belajar untuk memperoleh suatu pemahaman tentang hakikat suatu konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.

l) Metode penemuan

(49)

m) Metode proyek atau unit

Metode proyek atau unit adalah cara penyajian pelajaran yang titik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahanya secara keseluruhan dan bermakana. n) Metode sistem regu (team-teaching)

Metode sistem regu adalah metode mengajar yang dilakukan oleh dua orang dosen atau lebih yang bekerjasama untuk mengajar sebuah kelompok mahaiswi. Jadi dalam satu kelas dihadapi oleh beberapa dosen.

o) Metode survai masyarakat

Metode survai masyarakat adalah metode mengajar dengan cara mencari informasi atau keterangan dari sejumlah unit tertentu baik melalui observasi maupun komunikasi langsung (wawancara).

p) Pembelajaran kontekstual (contextual teaching learning)

(50)

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sehari-hari.

q) Pembelajaran kooperatif(cooperatif learning)

Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.

3. Intensitas belajar

a. Pengertian Intensitas Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian intensitas belajar adalah keadaan tingkatan atau intensnya. Sedangkan intens adalah hebat atau sangat kuat, penuh semangat. Sedangkan belajar adalah mengumpulkan sejumlah pengetahuan (Ali imron, 1996:3). Jadi intensitas belajar adalah suatu keadaan dimana seseorang secara sungguh-sungguh dan terus menerus mengumpulkan pengetahuan sehingga memperoleh hasil yang optimal.

b. Cara belajar yang efisien

(51)

pedoman untuk suksesnya itu. Asas adalah suatu dalil utama yang dapat diterapkan pada suatu rangkaian kegiatan untuk menjadi petunjuk dalam melakukan tindakan-tindakan. Demikian pula dalam usaha belajar dapatlah dicari dan ditentukan asas-asas tertentu yang berguna sebagai pedoman bagi para mahasiswa dalam melakukan studinya. Prinsip-prinsip dalam belajr itu menyangkut 3 hal, yaitu keteraturan, kedsiplinan, dan konsentrasi. 1) Keteraturan dalam belajar

Pokok pangkal yang pertama dari cara belajar yang baik adalah keteraturan. Pengetahuan mengenai cara belajar yang efisien pada umumnya berupa rumus-rumus untuk bekerja secara teratur. Hanya dengan bekerja secara teratur seorang mahasiswa akan memperoleh hasil yang baik. Ia harus secara teratur mengikuti kuliah. Membaca buku pelajaran harus juga teratur. Catatan-catatan pelajaran juga harus ditata secara teratur begitu pula dengan perlengkapan belajar.

(52)

2) Disiplin belajar

Disiplin belajar adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan mahasiswa untuk mematuhi aturan, tata tertib, dan sekaligus mengendalikan diri meneysuaikan diri terhadap aturan-aturan yang berasal dari luar sekalipun yang mengekang dan menunjukan kesadaran akan tanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban. Tujuanya agar setiap individu memiliki disiplin jangka panjang, yaitu disiplin yang tidak hanya didasarkan pada kepatuhan terhadap aturan atau otoritas, tetapi lebih kepada pengembangan kemampuan untuk mendisiplinkan diri sendiri sebagai salah satu ciri kedewasaan individu.

(53)

akan bisa diatasi apabila mahasiswa mempunyai disiplin. Berdisiplin selain akan membuat seorang mahasiswa memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik juga merupakan suatu proses ke arah pembentukan watak yang baik. Cara belajar yang baik bukanlah bakat sejak lahir dari segolongan saja. Cara belajar yang baik adalah suatu kecakapan yang dapat dimiliki oleh setiap mahasiswa dengan jalan latihan. Tetapi keteraturan dan disiplin harus ditanam dan dikembangkan dengan penuh kesungguhan agar deapt dimiliki oleh seorang mahasiswa. Dapat dikatakan mahaiswa yang memiliki disiplin belajar cenderung memiliki prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak memiliki kedisiplinan dalam belajar. Oleh karena itu mahasiswa harus memiliki kedisiplinan belajar agar mereka memiliki prestasi yang bagus.

3) Konsentrasi

(54)

4. Fasilitas belajar

a. Pengertian fasilitas belajar

Komunikasi anatra pendidik dan anak didik yang berwujud pergaulan memungkinkan terjadinya proses pendidikan. Di dalam suatu kehidupan modern media komunikasi bukanlah barang yang mewah, di mana salah satu syarat untuk berhasil atau tidaknya suatu program organisasi ialah menggunakan media atau sarana yang baik dan tepat. Hal ini pun terjadi dalam pendidikan baik secara formal, informal, ataupun non formal yang biasa diberi nama media pendidikan.

Dalam dunia pendidikan hal tersebut dinamakan alat peraga atau sarana belajar. Pengertian sarana belajar adalah bahan, alat atau media yang digunakan dalam belajar mengajar baik didalam kelas maupun luar kelas agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar dan tepat guna.

Seorang dosen harus berusaha agar materi pengajaran yang disampaikan dapat dengan mudah diserap atau dimengerti oleh mahasiswa. Oleh karena itu, untuk memudahkan penyampaian materi pengajaran tersebut perlu diusahakan agar mahasiswa memanfaatkan menggunakan sarana belajar yang ada.

(55)

b. Fungsi sarana belajar

Beberapa fungsi sarana belajar:

1) Fungsi edukatif, artinya dengan sarana belajar ini dapat memberikan pengaruh baik yang mengandung nilai-nilai pendidikan. Pengaruh ini berguna bagi diri sendiri maupun orang lain.

2) Fungsi sosial, artinya dengan sarana belajar ini berhubungan antara pribadi anak dapat lebih baik lagi, sebab mereka secara gotong royong dapat bersama-sama mempergunakan sarana itu.

3) Fungsi ekonomis, artinya dengan satu macam sarana belajar pendidikan sudah dapat dinikmati oleh sejumlah anak didik dan bisa dipergunakan sepanjang waktu.

4) Fungsi politis, artinya dengan sarana belajar ini berarti sumber pendidikan atau yang lain yang berasal dari pusat akan sama sampai didaerah-daerah bahkan di tiap-tiap kampus.

5) Fungsi seni, artinya dengan adanya sarana belajar ini berarti kita bisa mengenalkan bermacam-macam hasil budaya manusia sehingga pengetahuan mahasiswa tentang nilai-nilai budaya manusia makin lama makin bertambah.

c. Jenis-jenis sarana belajar

(56)

memang keras, misalnya: perpustakaan, meja belajar, ruang belajar, ruang kelas, dan lain-lain sedangkan yang dimaksud dengan perangkat lunak adalah yang secara fisik memang lunak misalnya : modul, buku tulis, alat-alat tulis dan lainya.

5. Lingkungan belajar

a. Pengertian lingkungan belajar

Selain faktor individu, faktor lingkungan lebih-lebih lingkungan belajar sangat menentukan motivasi belajar seseorang untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik, sebab individu secara sadar atau tidak senantiasa tersosialisasi oleh lingkunganya. Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang terdapat di tempat belajar.

b. Jenis-jenis lingkungan belajar

Lingkungan belajar ini meliputi : lingkungan fisik dan lingkungan sosial (Ali imron, 1996:103). Adapun uraianya adalah sebagai berikut:

1) Lingkungan fisik

(57)

akan memberi gairah untuk belajar seseorang. Sebaliknya, tempat belajar yang teratur, yang tertata dengan rapi akan mendorong seseorang bergairah dalam belajar. Tempat belajar yang bising pun dapat menganggu belajar seseorang, tapi sebaliknya tempat belajar yang tenang bisa menimbulkan gairah belajar.

2) Lingkungan sosial

Lingkungan sosial adalah suatu tempat dimana seseorang itu ada keterkaitan dengan orang lain. Lingkungan sosial ini bisa berupa lingkungan sepermainan, lingkungan teman sebaya, kelompok belajar, dan lingkungan keluarga. Walaupun faktor pribadi seseorang lebih menentukan terhadap diri sendiri haruslah diakui bahwa kelompok belajar, teman sebaya, lingkungan sepermainan, maupun lingkungan keluarga ini pun sangat menetukan motivasi seseorang dalam pencapaian prestasi belajar yang baik.

(58)

orang tua maupun anggota keluarga yang lainya, terkadang seseorang mengalami lemah semangat untuk belajar.

Padahal lingkungan keluarga sangat berperan penting untuk mengajarkan seseorang agar dapat membiasakan belajar sebagai sebuah kewajiban. Apabila dalam lingkungan keluarga, anggota keluarga tidak membiasakan hal tersebut biasanya seseorang tersebut tidak akan termotivasi dalam belajar karena menganggap itu bukan budaya dalam keluarganya.

B. Kerangka Berpikir dan Hipotesis

1. Kerangka Berpikir

a. Kontribusi persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen terhadap prestasi belajar mahasiswa.

(59)

mahasiswa. Metode mengajar yang digunakan dosen sangat mempengaruhi pretasi belajar mahasiswa. Seorang mahasiswa akan senang untuk belajar bila penggunaan metode mengajar dosen telah sesuai dengan materi yang akan disampaikan.

b. Kontribusi antara intensitas belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa.

(60)

c. Kontribusi sarana belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa. Sarana belajar adalah bahan, alat, media atau fasilitas yang digunakan oleh mahasiswa untuk belajar baik di dalam kampus maupun di luar kampus. Penggunaan sarana belajar yang baik akan sangat menunjang kegiatan belajar mengajar mahasiswa. dimana mahasiswa akan merasa lebih memahami dan mengerti tentang apa yang telah disampaikan dosen melalui sarana belajar. Dengan adanya sarana belajar yang baik penulis menduga memiliki kontribusi terhadap pretasi belajar mahasiswa. Semakin baik sarana belajar, semakin baik pula prestasi belajar mahasiswa.

(61)

e. Kontribusi persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa.

Dengan metode dosen yang sesuai, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar yang baik maka mahasiswa akan mempunyai kemauan untuk mengikuti perkuliahan. Semakin baik persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar penulis menduga bahwa akan ada kontribusi terhadap prestasi belajar yang dicapai mahasiswa.

Gambar. 2.1. Kerangka Teoritik

r1 r2

r3 R

r4

Keterangan :

X1 : metode mengajar dosen

r1 : koefisien kontribusi antara X1 dan Y X2 : intensitas belajar

r2 : koefisien kontribusi antara X2 dan Y X1

X2 X3 X4

(62)

X3 : fasilitas belajar

r3 : koefisien kontribusi antara X3 dan Y X4 : lingkungan sosial

r4 : koefisien kontribusi antara X4 dan Y Y : prestasi belajar

R : koefisien kontribusi antara Y dengan X1, X2, X3, dan X4

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berfikir, maka didapatkan hipotesis sebagai berikut:

a. Ho = Tidak ada kontribusi dan signifikan persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen terhadap prestasi belajar mahasiswa.

Ha = Ada kontribusi dan signifikan persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen terhadap prestasi belajar mahasiswa. b. Ho= Tidak ada kontribusi dan signifikan intensitas belajar terhadap

prestasi belajar mahasiswa.

Ha = Ada kontribusi dan signifikan intensitas belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa.

c. Ho = Tidak ada kontribusi dan signifikan sarana belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa.

(63)

d. Ho = Tidak ada kontribusi dan signifikan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa.

Ha = Ada kontribusi dan signifikan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa.

e. Ho = Tidak ada kontribusi dan signifikan persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa.

Ha = Ada kontribusi dan signifikan persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa.

D. Hasil Penelitian yang Relevan

(64)

48

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Eksplanatif. Penelitian Eksplanatif merupakan suatu penelitian tentang subjek (Y) yaitu prestasi belajar mahasiswa dimana subjek tersebut terbatas pada prestasi belajar mahasiswa Progam Studi Pendidikan Ekonomi angkatan 2009-2010 Universitas Sanata Dharma, sehingga kesimpulan yangt diperoleh hanya berlaku pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kontribusi antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, fasilitas belajar dan lingkungan sosial dengan prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Dasar-Dasar Akuntansi Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan 2009 dan angkatan 2010 Universitas Sanata Dharma. Adapun hasil penelitian tidak digeneralisasikan pada kasus-kasus lain dan di Universitas lain.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian di lakukan di Universitas Sanata Dharma, Program Studi Pendidikan Ekonomi.

b. Waktu Penelitian

(65)

C. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian ini adalah mahasiswa pendidikan ekonomi angkatan 2009 dan angkatan 2010.

b. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, fasilitas belajar dan lingkungan sosial terhadap prestasi belajar mahasiswa.

D. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006:130). Populasi dalam penelitian ini adalah 70 mahasiswa yang terdiri dari 40 mahasiswa angkatan 2009 dan 30 mahasiswa angkatan 2010

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono,2008:81). Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel berdasarkan Rumus Slovin:

n =

( ) + 1 dimana: n = sampel;

N = populasi;

(66)

Dalam penelitian ini jumlah populasi adalah 70, maka jumlah sampel yang digunakan adalah :

n = 70 / 70 (0,1)2+ 1 = 41,17 dibulatkan menjadi 42 sampel. c. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik Pengambilan Sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Simple Random Sampling yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

a. Variabel terikat (prestasi belajar)

Variabel terikat adalah himpunan yang memiliki sejumlah aspek atau unsur yang di dalamnya berfungsi menerima atau menyesuaikan diri dengan kondisi lain yang disebut variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini prestasi mahasiswa belajar Pogram Studi Pendidikan Ekonomi angkatan 2009 dan angkatan 2010 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Data prestasi belajar mahasiswa diukur dengan nilai final mata kuliah Dasar-Dasar Akuntansi II yang dicapai responden sebagai indikator. Nilai final mata kuliah DDA II diklasifikasikan menjadi 3 kriteria yang meliputi:

Variabel Prestasi Belajar Mahasiswa

Klasifikasi Kriteria

Tinggi 80%-100%

Sedang 65%-79%

Rendah < 64 %

(67)

b. Variabel bebas (metode mengajar dosen, intensitas belajar , sarana belajar dan lingkungan belajar)

Variabel-variabel bebas dalam penelitian ini adalah :

1) Metode mengajar dosen adalah penilaian mahasiswa tentang ketepatan cara dosen mengajar sesuai karakteristik materi yang diajarkan.

2) Intensitas belajar adalah perilaku mahasiswa secara sungguh sungguh dan terus menerus mengumpulkan pengetahuan sehingga mencapai hasil yang optimal.

3) Fasilitas belajar adalah fasilitas yang dimiliki oleh mahasiswa yang digunakan dalam belajar.

4) Lingkungan sosial adalah tempat belajar mahasiswa.

Data mengenai metode mengajar, intensitas belajar, fasilitas belajar dan lingkungan sosial diperoleh melalui jawaban kuesioner yang berupa daftar pertanyaan. Kuesioner yang digunakan berbentuk pertanyaan tertutup, dimana responden hanya memilih satu jawaban yang telah tersedia. Jawaban yang diperoleh bersifat kualitatif maka menggunakan skala likert dalam memberikan skor.

(68)

memiliki sikap mendukung atau tidak mendukung atau menolak maka dari itu jawaban netral dihilangkan, sehingga ada dua kategori yang digunakan yaitu pernyataan positif dan pertanyaan negatif yang dinilai dengan pilihan Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

(69)

4 Lingkungan

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data serta keterangan yang diperlukan adalah :

a. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden baik laporan tentang pribadinya maupun hal-hal yang ia ketahui. Untuk mengumpulkan data mengenai metode mengajar dosen, intensitas belajar, fasilitas belajar, dan lingkungan sosial.

b. Dokumentasi adalah mencari data mengenai transkip nilai data prestasi mahasiswa Progam Studi Pendidikan Ekonomi matakuliah Dasar-Dasar Akuntansi II angkatan 2009-2010.

G. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

a. Pengujian Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Pengujian validitas dilakukan dengan berdasarkan uji korelasi Product Moment dari Karl Pearson dengan rumus (Arikunto, 2000:225):

(∑ ) (∑ )(∑ )

(70)

Keterangan:

N = Total Responden Y = Total item

X = Total dari setiap item

= Koefisien kontribusi antara variabel perbedaan persepsi mahaiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, fasilitas belajar dan lingkungan sosial terhadap prestasi belajar.

Koefisien kontribusi yang diperoleh dari hasil perhitungan menunjukkan tinggi rendahnya tingkat validitas instrumen yang diukur. Selanjutnya nilai koefisien korelasi ini dibandingkan dengan nilai r korelasi Product Moment pada tabel dengan dk=n-2. Jika nilai

lebih besar dari pada nilai , maka butir pernyataan tersebut dapat

dikatakan valid, dan begitu pula sebaliknya.

Tabel. III.2

Hasil Uji Validitas Variabel Metode Mengajar Dosen

Butir

Pertanyaan R-hitung R-tabel Kesimpulan

1 0.477 0,312 Valid

2 0.139 0,312 Valid

3 0.126 0,312 Valid

4 0.428 0,312 Valid

5 0.436 0,312 Valid

6 0.650 0,312 Valid

7 0.488 0,312 Valid

(71)

Dari data di atas diperoleh butir kuesioner yang valid dan tidak valid, adapun rician yang didapat adalah sebagai berikut :

Data Valid : terdapat 7 butir Data Tidak Valid : terdapat 0 butir

Perlakuan untuk butir pernyataan yang tidak valid yaitu dibuang.

Tabel. III.3.

Hasil Uji Validitas Variabel Intensitas Belajar Butir

Pertanyaan R-hitung R-tabel Kesimpulan

1 0.822 0,312 Valid

2 0.822 0,312 Valid

Sumber: data diolah, 2013

Dari data di atas diperoleh butir kuesioner yang valid dan tidak valid, adapun rician yang didapat adalah sebagai berikut :

Data Valid : terdapat 2 butir Data Tidak Valid : terdapat 0 butir

Perlakuan untuk butir pernyataan yang tidak valid yaitu dibuang.

Tabel. III.4.

Hasil Uji Validitas Variabel Fasilitas Belajar

S

Dari data di atas diperoleh butir kuesioner yang valid dan tidak valid, adapun rician yang didapat adalah sebagai berikut :

(72)

Data Valid : terdapat 8 butir Data Tidak Valid : terdapat 0 butir

Perlakuan untuk butir pernyataan yang tidak valid yaitu dibuang.

Tabel. III.5.

Hasil Uji Validitas Variabel Lingkungan Sosial Butir

Dari data di atas diperoleh butir kuesioner yang valid dan tidak valid, adapun rician yang didapat adalah sebagai berikut :

Data Valid : terdapat 11 butir Data Tidak Valid : terdapat 0 butir

Perlakuan untuk butir pernyataan yang tidak valid yaitu dibuang. b. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Alat ukur dikatan reliabel jika alat ukur tersebut mampu memberikan hasilyang tetap meskipun digunakan kapanpun. Untuk mengetahui koefisien reliabilitas instrument, maka digunakan rumus Alpha (Arikunto, 2000:236).

( )

(73)

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrument k = banyaknya butir pertanyaan ∑ = jumlah varian butir

= varian total

Suatu konstruk atau variable dikatakan reliabel jika memberikan nilai koefisien Cronbach Alpha> 0,60 ( Nunnaly, 1967 dalam Imam Ghozali, 2001:42). Jadi jika nilai koefisienCronbach Alphalebih besar daripada 0,60 maka butir pernyataan tersebut dapat dikatakan reliabel, dan begitu pula sebaliknya.

Uji reliabelitas digunakan pada variabel persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, fasilitas belajar dan lingkungan sosial. Berikut ini adalah hasil rangkuman variabel penelitian setelah diolah menggunakan programStatistical Package for Social Sciences(SPSS) versi 16.

Tabel III.6.

(74)

dengan rtabel. Dengan jumlah data (N) sebanyak 42 responden dan derajat keyakinan sebesar 0,05 sehingga dapat dikatakan penelitian ini reliabel. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai rhitung > rtabel (0,680 > 0,600). Hal ini berarti bahwa butir-butir pertanyaan pada variabel persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen dapat dikatakan handal.

Intensitas Belajar 0.872 0,600 Reliabel

Sumber: data diolah, 2013

Berdasarkan hasil dari tabel III.7 maka dapat disimpulkan bahwa dari bahwa dari 2 butir pertanyaan pada variabel intensitas belajar diperoleh nilai rhitung sebesar 0,724. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel. Dengan jumlah data (N) sebanyak 42 responden dan derajat keyakinan sebesar 0,05 sehingga dapat dikatakan penelitian ini reliabel. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai rhitung > rtabel (0,872 > 0,600). Hal ini berarti bahwa butir-butir pertanyaan pada variabel intensitas belajar dapat dikatakan handal.

Tabel III.8.

Fasilitas Belajar 0.785 0,600 Reliabel

Sumber: data diolah, 2013

(75)

nilai rhitung sebesar 0,785. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel. Dengan jumlah data (N) sebanyak 42 responden dan derajat keyakinan sebesar 0,05 sehingga dapat dikatakan penelitian ini reliabel. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai rhitung > rtabel (0,785 > 0,600). Hal ini berarti bahwa butir-butir pertanyaan pada variabel fasilitas belajar belajar dapat dikatakan handal.

Lingkungan Belajar 0.797 0,600 Reliabel

Sumber: data diolah, 2013

Berdasarkan hasil dari tabel III.9. maka dapat disimpulkan bahwa dari bahwa dari 11 butir pertanyaan pada variabel lingkungan sosial diperoleh nilai rhitung sebesar 0,797. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel. Dengan jumlah data (N) sebanyak 42 responden dan derajat keyakinan sebesar 0,05 sehingga dapat dikatakan penelitian ini reliabel. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai rhitung> rtabel(0,797 > 0,600). Hal ini berarti bahwa butir-butir pertanyaan pada variabel lingkungan sosial belajar dapat dikatakan handal.

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

(76)

metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar dan lingkungan belajar menggunakan analisis deskriptif.

Dalam penelitian ini, peneliti menghitung skor rata-rata (Mean) dan standar deviasi untuk setiap item pertanyaan. Analisis dilakukan pada masing-masing item pertanyaan. Rumus yang digunakan dalam mencari mean dan standar deviasi adalah sebagai berikut:

a) = ∑

b) = ∑ ( )

(Sumber: Sugiyono, 2008)

Keterangan:

= rata-rata (Mean)

∑ = jumlah skor

= jumlah responden

Namun dalam penelitian ini , untuk mencari jumlah mean dan standar deviasi dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS. Mean dan standar deviasi dalam variabel ini sebagai berikut:

a. Variabel Persepsi Mahasiswa tentang Metode Mengajar Dosen

Tabel III.10

Mean dan Standar Deviasi persepsi Mahasiswa Tentang Metode Mengajar Dosen

Variabel N Mean Standar Deviasi

Persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen

42 24.57 2.34

(77)

Untuk mengetahui penilaian persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, dapat ditunjukkan dengan memasukkan nilai mean dan standar deviasi yang diperoleh dengan interval di bawah ini:

Tabel III.11

Interval Rata-rata Penilaian Responden Terhadap Metode Mengajar Dosen

Metode Mengajar Dosen

Rumus Interval Interval

Kurang Bagus X < meanSD 18-21 Cukup Bagus Mean - SD < x <

mean + SD

22-25 Bagus Mean + SD < x 26-28

Sumber: data diolah, 2013

Kategori persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen siswa dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu:

1) Metode Mengajar Dosen Bagus

Metode mengajar dosen bagus dalam penelitian ini berarti mahasiswa pendidikan ekonomi angkatan 2009 dan 2010 berpendapat bahwa metode mengajar yang digunakan sudah sesuai atau sudah tepat dengan karakteristik mata kuliah. Oleh karena itu, persepsi mahasiswa yang berada dalam kelompok ini lebih dapat memberikan pengaruh positif terhadap prestasi belajar.

2) Metode Mengajar Dosen Cukup Bagus

Gambar

Gambar. 2.1.Kerangka Teoritik
Tabel. III. IKisi-Kisi Kuesioner
Tabel. III.2Hasil Uji Validitas Variabel Metode Mengajar Dosen
Tabel. III.3.Hasil Uji Validitas Variabel Intensitas Belajar
+7

Referensi

Dokumen terkait

proporsi yang berbeda berdasarkan pada ukuran tubuh dari ikan gabus tersebut sehingga setiap bagian ikan dapat dimanfaatkan sesuai dengan manfaatnya.. Penelitian ini

Karya tulis ini mengangkat gagasan berupa alternatif untuk mengobati penyakit batuk, terutama untuk batuk berdahak yang disebabkan oleh polusi udara serta untuk menjernihkan

Sementara penelitian utama mencakup (1) konstruksi dan reduksi data mass array untuk mengubah hasil analisis LC-MS menjadi data yang dapat diolah secara statistika,

Praktik mengajar mandiri adalah praktik mengajar yang dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, mahasiswa melaksanakan sendiri proses pembelajaran tanpa ditunggu dan

penggunaan teknik Sebar Gambar telah digunakan oleh Ratu Arini Martika Ditayanti Jurusan Kajian bahasa Jepang (2007) dalam skripsinya untuk pembelajaran kosakata

Di kelas IV SD semester 1 salah satunya tersurat pada KTSP (dalam Depdiknas, 2007, hlm. 7) dengan Standar Kompetensi (SK) yaitu mendengarkan penjelasan petunjuk denah dan

medis rawat inap ke unit rekam medis sesuai prosedur rumah sakit yang. telah ditetapkan

Kegiatan magang dilakukan di perusahaan Belt Collins International (Singapore) Pte. Sementara itu Elderly Community Housing merupakan salah satu proyek yang