BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
1. Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini, uji hipotesis penelitian menggunakan uji-t. Dari hasil pengujian diperoleh untuk sampel kelas eksperimen sebesar 40 dan sampel kelas kontrol sebesar 40 dengan rata-rata kelas eksperimen sebesar 46,375 dan rata-rata kelas kontrol sebesar 34,375 serta varians kelas eksperimen sebesar 38,702 dan varians kelas kontrol sebesar 39,728. Sehingga, diperoleh derajat kebebasan sebesar db = 78 (lihat lampiran 11).
Dari tabel distribusi t pada taraf signifikan yang digunakan sebesar α = 0,05 dengan derajat kebebasan sebesar db = 78 diperoleh ttabel = 1,99. Dengan kriteria pengujian adalah terima Ho jika harga thitung
sama dengan harga ttabel dan tolak Ho jika harga thitung mempunyai harga lebih besar dari harga ttabel. Karena hasil perhitungan data penelitian menunjukkan harga thitung = 8,57 yaitu berada di luar penerimaan Ho, maka Ho ditolak. Hasil ini menunjukkan bahwa motivasi belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan media pembelajaran
movie maker secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan motivasi belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan media konvensional yaitu powerpoint. Lebih jelasnya, hasil perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.6. Hasil Perhitungan Uji Hipotesis
thitung ttabel Kesimpulan
8,57 1,99 Ho ditolak
2. Pembahasan
Hasil pengujian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan motivasi belajar pada siswa kelas III semester 2 SDN Kutajaya I antara siswa yang pembelajarannya menggunakan media pembelajaran video dengan windows movie maker lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan media konvensional yaitu powerpoint. Hal ini menunjukkan bahwa media pembelajaran video dengan windows movie maker dapat mempengaruhi motivasi belajar matematika siswa.
Media pembelajaran video ini dibuat sendiri oleh penulis. Media pembelajaran video yang saya buat menggunakan software windows movie maker. Software windows movie maker merupakan software yang dapat digunakan oleh siapa pun dan tidak memerlukan keterampilan atau pengetahuan yang luas tentang komputer karena dapat digunakan dengan mudah. Ada beberapa langkah dalam pembuatan media pembelajaran video dengan windowsmovie maker.
Langkah pertama dalam pembuatan video yaitu menyusun atau membuat skenario yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan atau tujuan pembelajaran. Dalam skenario ini, terdapat adegan yang akan dilakukan dalam bentuk naskah/teks, alokasi tempat, penyesuaian suara/musik, dan penyesuaian gambar yang tepat. Skenario yang dibuat bisa berubah saat pembuatan video dengan windows movie maker.
Langkah kedua dalam pembuatan video yaitu melakukan pengambilan adegan. Adegan-adegan yang diambil sesuai dengan naskah/teks yang telah dibuat dalam skenario. Adegan-adegan yang
dibuat masih dalam potongan-potongan video yang nantinya akan dikumpulkan menjadi satu kesatuan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Langkah ketiga dalam pembuatan video yaitu mengumpulkan hasil adegan. Adegan-adegan video dikumpulkan dan digabung dengan gambar, suara, musik dan teks menjadi satu kesatuan yang sesuai dengan skenario. Dalam proses ini dilakukan proses editing yang cukup lama. Bila ada adegan yang masih kurang memenuhi tujuan pembelajaran dan tidak terdapat dalam skenario, maka dilakukan proses pengambilan adegan tambahan yang sesuai dengan skenario baru.
Siswa kelompok eksperimen terlibat langsung dalam pembuatan media pembelajaran video dengan windows movie maker. Pembuatan video berlangsung sebelum pertemuan materi pecahan sederhana atau pada saat semester I bulan Desember 2009 sampai dengan Januari 2010. Dalam pembuatan video tersebut, siswa melakukan adegan-adegan yang berkaitan dengan pembelajaran matematika khususnya menerangkan pecahan sederhana. Tujuan mengikut sertakan siswa diharapkan dapat menarik perhatian siswa dalam belajar dan agar siswa lebih memahami pecahan sederhana karena siswa telah melakukan pembuktian secara langsung. Sedangkan pembuatan media pembelajaran powerpoint sudah tersedia sesuai dengan standar yang dibuat sendiri oleh SDN Kutajaya I, Tangerang.
Proses pengambilan adegan ini, tidak memerlukan banyak siswa. Sehingga, hanya beberapa siswa kelompok eksperimen saja yang dapat mengikuti proses pengambilan adegan dalam pembuatan video. Dalam kelompok eksperimen dapat ditemukan bahwa hasil belajar siswa yang mengikuti proses pengambilan adegan/shutting lebih besar dari pada siswa yang tidak mengikuti proses pengambilan adegan/shutting. Baik siswa yang mengikuti proses pengambilan adegan/shutting atau pun siswa yang tidak mengikuti proses adegan/shutting keduanya sangat antusias dan bersemangat memperhatikan pemutaran video tersebut.
Proses pembelajaran matematika baik di kelas eksperimen maupun kelas kontrol dilaksanakan di ruang komputer. Namun, sempat dilakukan di ruangan kelas. Pada saat di ruangan komputer siswa dapat menerima materi pelajaran matematika dengan baik. Berbeda dengan pada saat di ruangan kelas, siswa tidak dapat menerima materi pelajaran matematika dengan baik. Perbedaan ini disebabkan karena suasana ruang komputer lebih redup/sedikit cahaya dibandingkan ruangan kelas yang banyak cahaya.
Media pembelajaran video dengan windows movie maker yang diterapkan pada kelompok eksperimen, membuat siswa lebih antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran matematika. Selain itu, adapula hal-hal menarik yang ditemukan berdasarkan pengalaman selama penelitian dilakukan, antara lain sebagai berikut:
a. Siswa lebih antusias memperhatikan pembelajaran yang dijelaskan karena video menampilkan materi pembelajaran dengan visualisasi yang lebih kongkrit dan sesuai dengan konteksnya pada kehidupan nyata.
b. Didapat fakta dengan adanya media pembelajaran video dengan
windows movie maker, sebagian besar siswa dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru sehingga suasana kelas terasa lebih aktif.
c. Sebagian besar siswa merasa senang dapat mengerjakan latihan matematika sendiri tanpa bantuan dari orang lain.
d. Pada saat ulangan seluruh siswa dapat mengerjakan secara mandiri dan tidak hanya itu sebagian besar siswa mendapat hasil yang bagus.
Pada kelompok kontrol, hanya beberapa siswa yang memperhatikan penjelasan dari guru. Tidak hanya itu, dalam pembelajaran matematika siswa tidak dapat merespon pertanyaan yang diberikan guru secara langsung dan tidak langsung dengan baik. Sehingga, membuat pembelajaran menjadi tidak aktif.
Berdasarkan hal di atas, maka telah dibuktikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran video dengan
windows movie maker dapat membangkitkan motivasi belajar matematika siswa serta dapat membuat pelajaran matematika menjadi lebih menarik dan menyenangkan.