• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan hasil penelitian berupa deskripsi karakteristik

A. Deskripsi Hasil Penelitian

4. Pengujian Hipotesis

Untuk melakukan hubungan satu variabel dengan variabel lain pada penelitian ini digunakan teknik korelasi dan regresi sehingga dapat dilihat pengaruh dari setiap variabel terhadap variabel lainnya. Dalam bab sebelumnya

Dari gambar grafik scatter terlihat pencaran data yang membentuk arah naik ke kanan atas. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang positif antara variabel kepemimpinan dengan produktivitas dosen. Dengan demikian, asumsi linieritas untuk variabel kepemimpinan dan produktivitas dosen terpenuhi. Dengan terpenuhinya asumsi linieritas variabel motivasi dengan variabel produktivitas dosen maka, analisis regresi dapat dilakukan. Dalam gambar terlihat penyebaran data keseluruh sudut, namun masih bisa dibuat garis lurus dari kiri bawah ke kanan atas. Penyebaran yang banyak titik-titik itu akibat dari banyaknya data dalam penelitian ini. Artinya samakin banyak responden sebuah penelitian, maka semakin bervariasi letak titik-titik scatternya.

Linieritas antara iklim dengan produktivitas dosen ini sangat terlihat dalam uji PP Plots regresi berikut ini:

Gambar: 4. 20 PP Plots Kepemimpinan dengan Produktivitas

Observed Cum Prob

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Ex pec ted C um P rob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: PRODUKTIVITAS

4. Pengujian Hipotesis

Untuk melakukan hubungan satu variabel dengan variabel lain pada penelitian ini digunakan teknik korelasi dan regresi sehingga dapat dilihat pengaruh dari setiap variabel terhadap variabel lainnya. Dalam bab sebelumnya

telah diperlihatkan berbagai bentuk hubungan atau paradigma dari penelitian ini. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis yang telah dirumuskan.

a. Analisis Korelasi Bivariat

Korelasi bivariat adalah suatu analisis korelasi statistik yang mengukur tingkat asosiasi atau hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas (independent variable) disimbolkan dengan “X’, sedangkan variabel terikat (dependent variable) yang disimbolkan dengan “Y”, dimana terjadi hubungan antara dua variabel (X dan Y). Berdasarkan analisis dengan memanfaatkan

Statistical Programe Social Science (SPSS) 15.0 for Windows Evaluation Version

untuk mengukur korelasi variabel X dengan Y, diperoleh hasil sebagai berikut: pertama, hasil korelasi antara motivasi (X) terhadap produktivitas dosen (Y) menghasilkan r hitung 0,326 pada taraf signifikan 0,006 berada di bawah 5% atau 0,05/0,025 (P < 0,05). Kedua, hasil korelasi iklim kerja (X) terhadap produktivitas dosen (Y) menghasilkan r hitung 0,133 pada taraf signifikan 0,277. Ini berarti pada taraf signifikan 0,277 berada di atas 0,05/0,025% (P > 0,05). Ketiga, hasil korelasi variabel kepemimpinan (X) terhadap produktivitas dosen (Y) menghasilkan angka 0,170 pada taraf signifikan 0,163. Ini berarti pada taraf signifikan 0, 163 jauh di atas 0,05% (P > 0,05).

b. Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana adalah analisis yang mengukur pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengukuran pengaruh ini melibatkan satu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y), dengan rumus Ŷ = a +bx. Nilai a adalah konstanta dan nilai b adalah koefisien regresi untuk x.

Berdasarkan hasil Statistical Program Social Science (SPSS) 15.0 for

Windows Evaluation Version untuk mengukur regresi linier sederhana diperoleh

hasil sebagai berikut: pertama, hasil regresi antara variabel motivasi kerja terhadap produktivitas dosen menghasilkan angka t hitung 2,818 pada taraf signifikan 0,006. Ini berarti pada taraf signifikan 0,006 berada di bawah 5%/0,05/0.25 (P < 0,05). Kedua, hasil angka regresi antara variabel iklim kerja terhadap produktivitas dosen menghasilkan angka t hitung 1, 096 pada taraf signifikan 0,277. Ini berarti pada taraf signifikan 0,277 berada di atas 5%/0,05/0,025 (P > 0,05). Ketiga, hasil angka regresi antara variabel kepemimpinan terhadap produktivitas dosen menghasilkan angka t hitung 1,411 pada taraf signifikan 0,163. Ini artinya pada taraf signifikan 0,163 berada di atas 5%/0,05/0,025 (P > 0,05).

c. Hipotesis

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: pertama ada pengaruh yang signifikan motivasi kerja terhadap produktivitas dosen. Kedua, ada pengaruh yang signifikan iklim kerja terhadap produktivitas dosen. Ketiga, ada pengaruh yang signifikan kepemimpinan terhadap produktivitas dosen, dan keempat, ada pengaruh yang signifikan motivasi, iklim kerja, dan kepemimpinan secara bersama-sama terhadap produktivitas dosen.

Berdasarkan hasil analisis dengan memanfaatkan Statistical Program for

Social Science (SPSS) 15.0 for Windows Evaluation Version untuk mengukur regresi

linier sederhana diperoleh hasil sebagai berikut: pertama, hasil korelasi antara motivasi (X1) terhadap produktivitas dosen (Y) menghasilkan r hitung 0,326 pada taraf signifikan 0,006 berada di bawah 5% atau 0,05/0,025 (P < 0,05). Syarat adanya pengaruh yang signifikan harus berada di bawah taraf signifikan 5% (P < 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja dengan produktivitas dosen atau Ho ditolak dan Ha diterima. Sedangkan koefisien determinasinya sebesar 11 %. Artinya motivasi memberikan sumbangan terhadap produktivitas dosen sebesar 11 persen, sedangkan sisanya ditentukan oleh faktor lain.

Kedua, hasil korelasi iklim kerja (X2) terhadap produktivitas dosen (Y) menghasilkan r hitung 0,133 pada taraf signifikan 0,277. Ini berarti pada taraf signifikan 0,277 berada di atas 0,05/0,025% (P > 0,05). Syarat adanya pengaruh yang signifikan harus berada di bawah taraf signifikan 5% (P < 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara iklim kerja dengan produktivitas dosen. Sedangkan koefisien determinasinya sebesar 2 %. Artinya iklim kerja memberikan sumbangan terhadap produktivitas dosen sebesar 2 persen sedangkan sisasnya ditentukan oleh faktor lain.

Ketiga, hasil korelasi variabel kepemimpinan (X) terhadap produktivitas dosen (Y) menghasilkan angka 0,170 pada taraf signifikan 0,163. Ini berarti pada taraf signifikan 0,163 jauh di atas 0,05% (P > 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan kepemimpinan terhadap produktivitas dosen. Sedangkan koefisien determinasinya sebesar 3 %. Artinya kepemimpinan memberikan sumbangan terhadap produktivitas dosen sebesar 3 persen, sedangkan sisanya ditentukan oleh faktor lain.

Keempat, motivasi, iklim kerja, dan kepemimpinan secara bersama-sama terhadap produktivitas dosen diperoleh angka 3,088 pada taraf signifikan 0,033. Pada taraf signifikan 0,033 berada di atas 5%/0,05/0,025 (P > 0,05) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan motivasi,

c. Hipotesis

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: pertama ada pengaruh yang signifikan motivasi kerja terhadap produktivitas dosen. Kedua, ada pengaruh yang signifikan iklim kerja terhadap produktivitas dosen. Ketiga, ada pengaruh yang signifikan kepemimpinan terhadap produktivitas dosen, dan keempat, ada pengaruh yang signifikan motivasi, iklim kerja, dan kepemimpinan secara bersama-sama terhadap produktivitas dosen.

Berdasarkan hasil analisis dengan memanfaatkan Statistical Program for

Social Science (SPSS) 15.0 for Windows Evaluation Version untuk mengukur regresi

linier sederhana diperoleh hasil sebagai berikut: pertama, hasil korelasi antara motivasi (X1) terhadap produktivitas dosen (Y) menghasilkan r hitung 0,326 pada taraf signifikan 0,006 berada di bawah 5% atau 0,05/0,025 (P < 0,05). Syarat adanya pengaruh yang signifikan harus berada di bawah taraf signifikan 5% (P < 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja dengan produktivitas dosen atau Ho ditolak dan Ha diterima. Sedangkan koefisien determinasinya sebesar 11 %. Artinya motivasi memberikan sumbangan terhadap produktivitas dosen sebesar 11 persen, sedangkan sisanya ditentukan oleh faktor lain.

Kedua, hasil korelasi iklim kerja (X2) terhadap produktivitas dosen (Y) menghasilkan r hitung 0,133 pada taraf signifikan 0,277. Ini berarti pada taraf signifikan 0,277 berada di atas 0,05/0,025% (P > 0,05). Syarat adanya pengaruh yang signifikan harus berada di bawah taraf signifikan 5% (P < 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara iklim kerja dengan produktivitas dosen. Sedangkan koefisien determinasinya sebesar 2 %. Artinya iklim kerja memberikan sumbangan terhadap produktivitas dosen sebesar 2 persen sedangkan sisasnya ditentukan oleh faktor lain.

Ketiga, hasil korelasi variabel kepemimpinan (X) terhadap produktivitas dosen (Y) menghasilkan angka 0,170 pada taraf signifikan 0,163. Ini berarti pada taraf signifikan 0,163 jauh di atas 0,05% (P > 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan kepemimpinan terhadap produktivitas dosen. Sedangkan koefisien determinasinya sebesar 3 %. Artinya kepemimpinan memberikan sumbangan terhadap produktivitas dosen sebesar 3 persen, sedangkan sisanya ditentukan oleh faktor lain.

Keempat, motivasi, iklim kerja, dan kepemimpinan secara bersama-sama terhadap produktivitas dosen diperoleh angka 3,088 pada taraf signifikan 0,033. Pada taraf signifikan 0,033 berada di atas 5%/0,05/0,025 (P > 0,05) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan motivasi,

iklim kerja, dan kepemimpinan secara bersama-sama terhadap produktivitas dosen. Sedangkan koefisien determinasinya sebesar 13 %. Artinya motivasi, iklim kerja, dan kepemimpinan memberikan sumbangan terhadap produktivitas dosen sebesar 13 persen sedangkan sisanya ditentukan oleh faktor lain.

B. Pembahasan