• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja Industri Kecil Sepatu di Kota Medan Kecil Sepatu di Kota Medan

4.6.1. Pengujian Hipotesis

Salah satu bentuk daya saing industri adalah tingkat produktivitas tenaga kerja. Untuk itu, melalui penelitian ini penulis mencoba menganalisis dan mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja industri kecil sepatu di Kota Medan dengan menggunakan data primer. Utuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja industri kecil sepatu di Kota Medan, dilakukan melalui pendekatan regresi linear berganda dengan variabel yang mempengaruhi, yaitu:

a. Pendidikan yaitu tingkat pendidikan tenaga kerja industri kecil sepatu dengan pemberian nilai jumlah tahun bersekolah.

b. Pengalaman yaitu lama tenaga kerja bekerja di industri kecil sepatu yang dihitung dalam jumlah tahun.

c. Usia yaitu umur tenaga kerja industri kecil sepatu yang dihitung dalam jumlah tahun.

d. Upah yaitu jumlah gaji yang diterima oleh tenaga kerja dari industri kecil sepatu dalam satu bulan.

e. Dummy variable untuk melihat pengaruh terhadap produktivitas (0 tidak pernah

ikut pelatihan dan 1 pernah ikut pelatihan). Persamaan regresi yang digunakan adalah :

Y = β0 + β1x1 + β2x2 + β3x3 + β4x4 + D + €

Berikut ini hasil estimasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja industri kecil sepatu di Kota Medan dengan menggunakan SPSS versi 15.0.

Tabel 4.10. Hasil Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja

Ringkasan Model Anova

R R2 F(hitung) Signifikansi

0,856(a) 0,732 29,511 0,000(a)

Koefisien Variabel Independen Koefisien

Regresi t hitung Signifikansi

Konstanta 923940,201 3,453 0,001 Pendidikan 18943,045 1,583 0,119 Pengalaman 21375,947 3,081 0,003 Usia 4060,761 0,887 0,379 Upah 0,707 5,260 0,000 Dummy Pelatihan 126705,195 2,636 0,011

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2009

Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi linear berganda antara variabel-variabel yang diteliti, yakni produktivitas tenaga kerja yang dipengaruhi oleh kelima variabel bebas (pendidikan, pengalaman, usia, upah dan pelatihan), maka diperoleh angka R sebesar 0,856. Angka ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah kuat. Dasar ketentuan kuat atau tidaknya hubungan adalah apabila koefisien regresi menunjukkan angka di atas 0,5.

Pada kolom R Square menampilkan angka 0,732. Hal ini menunjukkan bahwa produktivitas responden dipengaruhi sebesar 73,2 persen oleh faktor-faktor pendidikan, pengalaman, usia, upah dan pelatihan. Sedangkan sisanya (100 % – 73,2 % = 26,8 %) dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti etos kerja, regulasi ketenagakerjaan, lingkungan kerja dan sebagainya yang tidak dapat dijelaskan pada penelitian ini.

Dari uji Anova (kolom F test) diperoleh angka Fhitung sebesar 29,511. Karena probabilitasnya menunjukkan angka 0,000 yang jauh lebih kecil daripada 0,05, maka disimpulkan model regresi ini dapat dipakai untuk memprediksi pendapatan responden. Dengan kata lain, pendidikan, pengalaman, usia, upah dan pelatihan responden secara bersama-sama berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja industri kecil sepatu di Kota Medan.

Selain itu cara pengambilan keputusan uji F ini, juga dapat dilakukan dengan cara membandingkan Fhitung dengan Ftabel, dengan kriteria: Tolak H0 jika statistik hitung (angka Fhitung) > statistik tabel (Ftabel). Sebaliknya terima H0 jika statistik hitung (angka Fhitung) < statistik tabel (Ftabel).

Berdasarkan hasil analisis di atas, angka Fhitung adalah 29,511, sedangkan Ftabel adalah 3,3883 dengan tingkat kepercayaan 99 persen, berarti statistik hitung lebih besar dari pada statistik tabel. Dengan demikian H0 ditolak atau dengan kata lain H1 diterima. Berarti hipotesis penelitian yang mengatakan “secara bersama-sama

pendidikan, pengalaman, usia, upah dan pelatihan responden berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja industri kecil sepatu di Kota Medan”, dapat diterima.

Untuk memprediksi produktivitas responden, selanjutnya kelima variabel yang dianggap memberikan pengaruh terhadap produktivitas responden secara serentak dimasukkan ke dalam fungsi persamaan regresi berganda sebagai berikut:

Y = 923940,201 + 18943,045 X1 + 21375,947 X2 + 4060,761 X3 + 0,707 X4 + 126705,195 D

Berdasarkan persamaan di atas, dapat dijelaskan bahwa konstanta adalah sebesar 923940,201. Artinya jika pendidikan, pengalaman, usia, upah dan pelatihan tidak ada (0) maka rata-rata produktivitas tenaga kerja adalah sebesar Rp 923.940,201 per bulan.

Dari persamaan regresi di atas, selanjutnya dilakukan “uji t” untuk menguji signifikansi konstanta terhadap setiap variabel bebas. Uji t ini dilakukan untuk memprediksi besarnya pengaruh masing-masing variabel pendidikan, pengalaman, usia, upah dan pelatihan terhadap produktivitas tenaga kerja industri kecil sepatu di Kota Medan, dengan ketentuan: H0 diterima jika –ttabel < t hitung < t tabel dan H0 ditolak jika -thitung < ttabel atau thitung > ttabel.

Untuk variabel pengalaman menunjukkan pengaruh yang positif sebesar 21375,947 dengan nilai thitung 3,081. Dari tabel t diperoleh bahwa ttabel pada tingkat kepercayaan 99 persen adalah sebesar 2,6721. Secara parsial variabel pengalaman menunjukkan signifikansi pada taraf α = 1 persen, karena thitung (3,081) lebih besar

industri kecil sepatu berpengaruh positif dan signifikan secara statistik sebesar 21375,947 terhadap produktivitas tenaga kerja industri kecil sepatu di Kota Medan dengan tingkat kepercayaan 99 persen. Dengan demikian dapat diartikan bahwa apabila pengalaman bertambah sebesar satu tahun, maka produktivitas tenaga kerja industri kecil sepatu di Kota Medan akan meningkat sebesar Rp 21.375,947 per bulan dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap. Hasil empiris ini tentunya sejalan dengan hipotesis yang menyatakan bahwa pengalaman berpengaruh positif terhadap produktivitas tenaga kerja industri kecil sepatu di Kota Medan.

Pengalaman kerja sangat dibutuhkan oleh tenaga kerja dalam proses pembuatan sepatu. Dengan pengalaman ini, mereka telah terbiasa menghadapi kesulitan dalam pekerjaan. Seseorang tenaga kerja yang belum mempunyai pengalaman, tentu belum mempunyai keterampilan yang memadai dalam melakukan pekerjaannya. Apalagi jenis pekerjaan yang menuntut keahlian dan keterampilan tertentu seperti pembuatan sepatu. Semakin tinggi pengalaman tenaga kerja, maka semakin tinggi pemahaman dan pencarian solusi masalah yang dihadapi dalam bekerja.

Untuk variabel upah menunjukkan pengaruh yang positif sebesar 0,707 dengan nilai thitung 5,260. Dari tabel t diperoleh bahwa ttabel pada tingkat kepercayaan 99 persen adalah sebesar 2,6721. Variabel upah menunjukkan signifikansi pada taraf α = 1 persen, karena thitung (5,260) lebih besar daripada ttabel (2,6721). Hal ini dapat menjelaskan bahwa upah tenaga kerja industri kecil sepatu berpengaruh positif dan

kecil sepatu di Kota Medan dengan tingkat kepercayaan 99 persen. Dengan demikian dapat diartikan bahwa apabila upah bertambah sebesar Rp 1,00, maka produktivitas tenaga kerja industri kecil sepatu di Kota Medan akan meningkat sebesar Rp 0,707 per bulan dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap. Hasil empiris ini tentunya sejalan dengan hipotesis yang menyatakan bahwa upah berpengaruh positif terhadap produktivitas tenaga kerja industri kecil sepatu di Kota Medan.

Demikian juga, variabel pelatihan menunjukkan pengaruh dengan nilai thitung 2,636. Dari tabel t diperoleh bahwa ttabel pada tingkat kepercayaan 95 persen adalah sebesar 2,005. Variabel pelatihan juga menunjukkan signifikansi pada taraf α = 5 persen, karena thitung (2,636) lebih besar daripada ttabel (2,005). Hal ini dapat menjelaskan bahwa pelatihan yang diikuti oleh tenaga kerja industri kecil sepatu berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja industri kecil sepatu di Kota Medan dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Dengan demikian dapat diartikan bahwa apabila tenaga kerja mengikuti pelatihan pembuatan sepatu, maka produktivitas tenaga kerja industri kecil sepatu di Kota Medan akan meningkat sebesar Rp 126.705,195 dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap. Hasil empiris ini sejalan dengan hipotesis yang menyatakan bahwa pelatihan berpengaruh positif terhadap produktivitas tenaga kerja industri kecil sepatu di Kota Medan.

Selanjutnya, berdasarkan estimasi tersebut, koefisien regresi dari pendidikan adalah bertanda positif sebesar 18943,045 dengan nilai thitung sebesar 1,583. Dengan membandingkan thitung dengan ttabel sebesar 2,005 pada tingkat kepercayaan 95 persen

pendidikan tenaga kerja berpengaruh positif tetapi tidak signifikan pengaruhnya secara statistik sebesar 18943,045 terhadap produktivitas tenaga kerja industri kecil sepatu di Kota Medan dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Dengan demikian dapat diartikan apabila pendidikan tenaga kerja meningkat sebesar satu tahun, maka akan berdampak pada meningkatnya produktivitas tenaga kerja industri kecil sepatu di Kota Medan sebesar Rp 18.943,045 per bulan dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap. Hasil empiris ini tentunya sejalan dengan hipotesis yang menyatakan bahwa pendidikan berpengaruh positif terhadap produktivitas tenaga kerja industri kecil sepatu di Kota Medan.

Pengaruh pendidikan tenaga kerja yang tidak signifikan ini disebabkan oleh latar belakang pendidikan mereka yang tidak relevan bidang kerjanya. Pendidikan formal yang dimiliki oleh para tenaga kerja tidak memberikan bekal kemampuan dan keterampilan dalam pembuatan sepatu. Sehingga ketika mereka bekerja pada industri kecil sepatu, pada dasarnya pengetahuan akan pembuatan sepatu adalah sama walaupun tingkat pendidikannya berbeda.

Untuk variabel usia menunjukkan pengaruh yang positif sebesar 4060,761 dengan thitung 0,887. Hal ini menjelaskan bahwa usia tenaga kerja tidak signifikan pengaruhnya secara statistik terhadap produktivitas tenaga kerja industri kecil sepatu di Kota Medan walaupun penelitian dilakukan pada tingkat kepercayaan 90 persen. Hal ini mengandung arti jika usia bertambah satu tahun, maka akan memberi dampak semakin meningkatnya produktivitas tenaga kerja industri kecil sepatu di Kota Medan

tetap. Hasil empiris ini tentunya sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa usia berpengaruh positif terhadap produktivitas tenaga kerja industri kecil sepatu di Kota Medan.

Pengaruh usia yang tidak signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja industri kecil sepatu ini disebabkan oleh proses pembuatan sepatu yang membutuhkan tenaga disamping keahlian. Walaupun pengalaman tenaga kerja bertambah, namun kemampuan fisik semakin berkurang sejalan bertambahnya usia.

Berdasarkan pengujian analisis statistik di atas, dapatlah disimpulkan bahwa pengalaman, upah, dan pelatihan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja industri kecil sepatu di Kota Medan. Sedangkan pendidikan dan usia memiliki pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja industri kecil sepatu di Kota Medan.

Dokumen terkait