• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengujian Hipotesis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Hasil Penelitian

4.2.2 Pengujian Hipotesis

4.2.2.1 Uji Kesesuaian Model (Uji F)

Uji ini digunakan untuk mengetahui sesuai tidaknya model regresi yang dihasilkan guna melihat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, dengan prosedur sebagai berikut :

1. H0: β1= β2 = 0

Artinya model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna melihat pengaruh tingkat pelayanan dan fasilitas terhadap persepsi masyarakat.

H1: β1= β2  0

Artinya model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat pengaruh tingkat pelayanan dan fasilitas terhadap persepsi masyarakat.

2. Kriteria keputusan sebagai berikut:

a. Jika nilai probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima (berarti bahwa model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat pengaruh dari tingkat pelayanan dan fasilitas terhadap persepsi masyarakat).

b. Jika nilai probabilitas ≥ 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak (berarti bahwa model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna melihat pengaruh dari tingkat pelayanan dan fasilitas terhadap persepsi masyarakat).

Tabel 4.10 : Hasil uji F

ANOVAb

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 3.576 2 1.788 15.087 .000a

Residual 4.741 40 .119 Total 8.318 42

a. Predictors: (Constant), fasilitas (X2), pelayanan (X1) b. Dependent Variable: persepsi (Y)

Sumber: Lampiran 9

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai F hitung sebesar 15,087 dan nilai signifikansi 0,000 (< 0,05) menunjukan bahwa model regresi yang dihasilkan adalah cocok untuk melihat pengaruh tingkat pelayanan dan fasilitas terhadap persepsi masyarakat.

4.2.2.2 Uji Parsial (Uji t)

Uji t adalah uji yang digunakan untuk melihat pengaruh masing-masing variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat (Widarjono,2005: 58). Kriteria pengujian sebagai berikut:

a. Apabila nilai signifikan thitung < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, berarti ada pengaruh antara variabel pelayanan dan fasilitas dengan variabel persepsi masyarakat.

b. Apabila nilai signifikan thitung ≥ 0,05maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak ada pengaruh antara variabel pelayanan dan fasilitas dengan variabel persepsi masyarakat.

Tabel 4.11 : Hasil uji t

Variabel thitung Sig

Pelayanan (X1) 1.033 0.308 Fasilitas (X2) 2.976 0.005 Sumber : Lampiran 9

Dari tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Variabel Pelayanan (X1)

Dari tabel hasil uji t diatas dapat dilihat bahwa nilai t hitung sebesar 1,033 dengan nilai signifikansi sebesar 0,308 (diatas 0,05). Hal ini menunjukan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti semakin baik tingkat pelayanan pengaruhnya tidak signifikan terhadap persepsi masyarakat secara parsial.

2. Variabel Fasilitas (X2)

Dari tabel hasil uji t diatas dapat dilihat bahwa nilai t hitung sebesar 2,976 dengan nilai signifikansi sebesar 0,005 (dibawah 0,05). Hal ini menunjukan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti semakin baik tingkat fasilitas berpengaruh signifikan terhadap persepsi masyarakat secara parsial.

4.2.2.3 Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa mampu variabel bebas pelayanan dan fasilitas menjelaskan persepsi masyarakat. Koefisien determinasi memiliki besaran angka 0 hingga 1. Apabila nilai koefisien determinasi mendekati angka 1 maka dapat dikatakan bahwa variabel

bebas memberikan informasi yang semakin dapat memprediksi variabel terikat. Tabel dibawah ini merupakan hasil dari analisis koefisien determinasi.

Tabel 4.12 : Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .656a .430 .401 .34428 a. Predictors: (Constant), fasilitas (X2), pelayanan (X1)

b. Dependent Variable: persepsi (Y)

Sumber: Lampiran 9

Dari hasil perhitungan koefisien determinasi dapat dilihat bahwa sebesar 43%, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel pelayanan dan fasilitas dalam menjelaskan atau memberikan pengaruh variabel persepsi masyarakat sebesar 43% dan sisanya sebanyak 57% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dibahas pada penelitian ini.

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji F menunjukkan bahwa model regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini cocok dan secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara Pelayanan (X1) dan Fasilitas (X2) terhadap Persepsi Masyarakat (Y). Hal ini tercermin dari dalam nilai F yang diperoleh sebesar 15,087 dan nilai signifikansi 0,000 (< 0,05) maka model regresi yang digunakan cocok dan signifikan. Besarnya nilai koefisien determinan berganda (R2) sebesar 0.430, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel pelayanan dan fasilitas dalam menjelaskan atau

sebanyak 57% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dibahas pada penelitian ini.

Hasil uji t secara parsial variabel pelayanan menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 1,033 dengan nilai signifikansi sebesar 0,308 (diatas 0,05). Hal ini menunjukan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti semakin baik tingkat pelayanan pengaruhnya tidak signifikan terhadap persepsi masyarakat secara parsial.

Hal tersebut berarti baik tidaknya pelayanan suatu bank syariah tidak berdampak pada persepsi masyarakat terhadap perbankan syariah. Hasil ini tidak sependapat dengan Intan Amani (2010) yang menyatakan bahwa respon positif sebagian santri mengenai perbankan syariah adalah bank syariah memberikan pelayanan yang ramah dan bersahabat, serta pembagian keuntungan dengan cara bagi hasil, berbeda dengan bank konvensional yang menerapkan sistem bunga yang telah jelas dalam Al-Qur’an bahwasannya bunga itu haram.

Tidak berpengaruhnya pelayanan pada persepsi masyarakat terhadap perbankan syariah kemungkinan disebabkan masih adanya kelemahan dalam sistem perbankan syariah, dimana jaringan perbankan syariah masih perlu didorong untuk ekspansi. Namun perbankan syariah adalah pilihan ekses yang terbaik yaitu bank yang mencoba mendasarkan akad-akadnya sesuai dengan prinsip syariah walaupun dalam praktek dan pengawasanya belum murni berbasis syariah, tetapi masih terus dalam proses memperbaiki diri dari aspek

syariahnya baik produk, SDM maupun sosialisasinya, kemampuan pelayanannya perlu ditingkatkan dan ketepatan aplikasi produk-produknya (Dani Panca, 2011).

Sedangkan hasil uji t secara parsial variabel fasilitas menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 2,976 dengan nilai signifikansi sebesar 0,005 (dibawah 0,05). Hal ini menunjukan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti semakin baik tingkat fasilitas berpengaruh signifikan terhadap persepsi masyarakat secara parsial.

Hal tersebut berarti fasilitas yang memadai atau nyaman pada bank syariah berdampak pada persepsi masyarakat yang baik pula terhadap perbankan syariah. Berpengaruhnya tingkat fasilitas pada persepsi masyarakat terhadap perbankan syariah kemungkinan karena fasilitas yang disediakan oleh bank syariah sekarang tidak kalah canggih dengan fasilitas bank konvensional. Fasilitas yang disediakan pada bank syariah berupa infrastruktur fisik untuk nasabah harus disediakan dalam konteks untuk memberikan “comfort ability” atau kenyamanan bagi nasabah. Sehingga kenyaman nasabah menandakan sesuai dengan harapan yang diinginkan atau melampaui harapan oleh para nasabah.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait