• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengujian Hipotesis

Dalam dokumen PENGARUH STRATEGI KNOW WANT TO LEARN (KWL) (Halaman 105-113)

BAB IV HASIL PENELITIAN

C. Pengujian Hipotesis

=2,769. Dari tabel distribusi Chi-Kuadrat dengan dk (derajat kebebasan)= 3 dan taraf nyata a = 0,05 diperoleh

2 1

c sebesar 7,815 yang jauh

lebih besar daripada

2 0

c . Ini berarti bahwa kedua sampel berasal dari populasi

yang homogen (lihat lampiran ?, hal. ?).

C. Pengujian Hipotesis

Setelah pengujian persyaratan data yang meliputi pengujian normalitas, dan pengujian homogenitas varians dilakukan dan hasilnya telah sesuai dengan yang dituntut dalam persyaratan statistik yang dipakai, maka pengujian hipotesis dapat dilakukan.

1. Pengujian Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama, dalam penelitian ini dinyatakan bahwa Ho tidak ada perbedaan antara kemampuan membaca intensif siswa yang diajar dengan strategi

KWL dan siswa yang diajar dengan strategi DRA; melawan H1 yang menyatakan

bahwa ada perbedaan antara kemampuan membaca intensif siswa yang diajar dengan strategi KWL dan siswa yang diajar dengan strategi DRA sebagaimana dikemukakan di muka (pada Bab III) bahwa pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik Analisis Varians (ANAVA) dua jalan.

atas diperoleh FA = 11,232. Dari tabel distribusi F dengan dk (derajat kebebasan) pembilang 1 dan dk penyebut = 66 pada taraf nyata a = 0,05 diperoleh Ft= 3,99 yang lebih kecil dari FA (lihat lampiran ?, hal. ?). Ini berarti bahwa hipotesis nol yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara kemampuan membaca intensif siswa yang diajar dengan strategi KWL dan siswa yang diajar dengan strategi DRA gagal diterima (ditolak) sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh strategi membaca terhadap kemampuan membaca intensif siswa dalam eksperimen berbeda satu sama lain secara berarti (signifikan). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara penggunaan strategi KWL dan

DRA terhadap kemampuan membaca intensif siswa.

2. Pengujian Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua, dalam penelitian ini dinyatakan bahwa Ho tidak ada perbedaan antara kemampuan membaca intensif siswa yang memiliki kebiasaan membaca baik dan siswa yang memiliki kebiasaan membaca buruk; sebagaimana penganalisisan sebelumnya bahwa pengujian hipotesis penelitian kedua ini pun dilakukan dengan menggunakan teknik Analisis Varians (ANAVA) dua jalan.

Berdasarkan analisis data inferensial dengan teknik ANAVA dua jalan di atas diperoleh FB = 22,159. Dari tabel distribusi F dengan dk (derajat kebebasan) pembilang 1 dan dk penyebut = 66 pada taraf nyata a = 0,05 diperoleh Ft= 3,99 yang lebih kecil dari FB (lihat lampiran ?, hal ?). Ini berarti bahwa hipotesis nol yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara kemampuan membaca intensif siswa yang memiliki kebiasaan membaca baik dan yang memiliki

bahwa pengaruh kebiasaan membaca terhadap kemampuan membaca intensif siswa dalam eksperimen berbeda satu sama lain secara berarti (signifikan). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara kebiasaan membaca baik dan kebiasaan membaca buruk terhadap kemampuan membaca intensif siswa.

3. Pengujian Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga, dalam penelitian ini dinyatakan bahwa Ho tidak ada interaksi antara penerapan strategi membaca dan kebiasaan membaca terhadap kemampuan membaca intensif siswa melawan H1 yang menyatakan bahwa ada interaksi antara penerapan strategi membaca dan kebiasaan membaca terhadap kemampuan membaca intensif siswa, sebagaimana pengujian hipotesis pertama dan kedua, pengujian hipotesis ini pun dilakukan dengan menggunakan teknik Analisis Varians (ANAVA) dua jalan.

Berdasarkan analisis data inferensial dengan teknik ANAVA dua jalan di atas diperoleh FAB = 10,323. Dari tabel distribusi F dengan dk (derajat kebebasan) pembilang 1 dan dk penyebut = 66 pada taraf nyata a = 0,05 diperoleh Ft= 3,99 yang lebih besar dari FAB (lihat lampiran ?, hal. ?). Ini berarti bahwa hipotesis nol yang menyatakan bahwa tidak ada interaksi antara penerapan strategi membaca dan kebiasaan membaca terhadap kemampuan membaca intensif siswa gagal diterima (ditolak) sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh gabungan (interaksi) antara penerapan strategi membaca dan kebiasaan membaca ada. Dengan demikian, kemampuan membaca intensif siswa dipengaruhi oleh

Hasil analisis dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ketiga hipotesis kerja yang diajukan dalam penelitian ini semuanya diterima. Temuan ini mengandung makna bahwa secara umum, bagi para siswa kelas XI SMA Negeri Wilayah Sragen Barat terdapat perbedaan dalam hal kemampuan membaca intensif bila dilihat dari (1) perbedaan penerapan strategi membaca; (2) perbedaan kebiasaan membaca; (3) interaksi antara penerapan strategi membaca dan kebiasaan membaca. Secara rinci pembahasan hasil analisis dan pengujian hipotesis tersebut diuraikan sebagai berikut ini.

Pertama, mengenai hasil analisis data yang berkenaan dengan perbedaan

kemampuan memembaca intensif siswa yang diajar dengan strategi KWL dan siswa yang diajar dengan strategi DRA. Terdapatnya perbedaan secara signifikan antara kedua kelompok siswa yang diajar dengan strategi KWL berbeda hasil kemampuan membaca intensifnya dengan kelompok siswa yang diajar dengan strategi DRA. Pertanyaannya sekarang manakah di antara kedua kelompok siswa itu yang hasil kemampuan membaca intensifnya menjadi meningkat setelah diadakan eksperimen karena perlakuan menggunakan strategi membaca yang berbeda. Apakah penerapan strategi KWL atau yang menggunakan strategi DRA? Untuk kepentingan ini perlu dilakukan uji signifikansi perbedaan diantara rerata kedua kelompok itu. Uji signifikansi ini dilakukan dengan metode Scheffe.

Berdasarkan hasil uji signifikansi perbedaan rerata kedua kelompok yaitu yang diajar dengan strategi KWL dan strategi DRA dengan metode Scheffe ternyata diperoleh hasil yang signifikan. Hal ini diperlihatkan dengan diperolehnya nilai Scheffe FA12sebesar 16,074 yang lebih besar daripada Ft untuk

dk pembilang = 1, dk penyebut = 66, dan a = 0,05 diperoleh sebesar 3,99 (lihat lampiran ?, hal. ?). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan strategi KWL lebih efektif untuk meningkatkan/ mempengaruhi hasil kemampuan membaca intensif siswa daripada strategi DRA.

Kedua, mengenai hasil analisis yang berkenaan dengan perbedaan

kemampuan membaca intensif siswa yang memiliki kebiasaan membaca baik dan kebiasaan membaca buruk. Adanya perbedaan secara signifikan antara kedua kelompok siswa yang mempunyai kebiasaan membaca yang berbeda tersebut mengandung arti bahwa kelompok siswa yang memiliki kebiasaan membaca baik berbeda hasil kemampuan membaca intensifnya dengan kelompok siswa yang memiliki kebiasaan membaca buruk. Untuk kepentingan ini perlu dilakukan uji signifikansi perbedaan di antara rerata kedua kelompok itu. Uji signifikansi ini dilakukan dengan metode Scheffe.

Berdasarkan hasil uji signifikansi perbedaan rerata kedua kelompok yaitu kelompok yang memiliki kebiasaan membaca baik dan yang memiliki kebiasaan membaca buruk dengan metode Scheffe ternyata diperoleh hasil yang signifikan. Hal ini diperlihatkan dengan diperolehnya nilai Scheffe FB12sebesar 26,151 yang lebih besar daripada Ft untuk dk pembilang = 1, dk penyebut = 66, dan a = 0,05 sebesar 3,99 (lihat lampiran ?, hal ?). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa kebiasaan membaca baik lebih baik untuk meningkatkan/ mempengaruhi hasil kemampuan membaca intensif siswa daripada kekebiasaan membaca buruk.

dan kebiasaan membaca terhadap kemampuan membaca intensif siswa. Diterimanya hipotesis penelitian yang menyatakan terdapat interaksi antara penerapan strategi membaca dan kebiasaan membaca dapat digunakan sebagai penentu varians skor kemampuan membaca intensif siswa tidak perlu diragukan lagi. Artinya strategi membaca dan kebiasaan membaca secara bersama-sama memberikan efek gabung pada meningkatnya kemampuan membaca intensif siswa. Lalu efek gabung yang bagaimanakah yang sebenarnya bisa menciptakan kemampuan membaca intensif semakin baik. Untuk itu, diperlukan uji signifikansi terhadap masing-masing rerata yang dalam eksperimen diberi perlakuan dua variabel itu sekaligus. Sebagaimana hasil kemampuan membaca intensif, penerapan strategi membaca, dan kebiasaan membaca, pengujian signifikansi perbedaan rerata ini juga dilakukan dengan metode Scheffe.

Berdasarkan hasil analisis uji beda dengan metode Scheffe, dapat disimpulkan interaksi itu sebagai berikut:

1. Tidak terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara kemampuan membaca intensif siswa yang diajar dengan strategi KWL pada siswa yang kebiasaan membacanya baik dan siswa yang diajar dengan strategi KWL pada siswa yang kebiasaan membacanya buruk. Artinya hasil kemampuan membaca intensif siswa yang kebiasaan membacanya baik dan siswa yang kebiasaan membacanya buruk yang diajar dengan strategi KWL tidak berbeda. Hal ini diperlihatkan nilai perolehan nilai Scheffe F1 sebesar 1,124 yang lebih kecil daripada Ftsebesar 3,99 pada dk pembilang = 1, dk penyebut = 66, dan a = 0,05 (lihat lampiran ?, hal. ?).

2. Tidak terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara kemampuan membaca intensif siswa yang diajar dengan strategi KWL dan memiliki kebiasaan membaca baik daripada siswa yang diajar dengan strategi DRA dan memiliki kebiasaan membaca baik. Artinya hasil kemampuan membaca intensif siswa yang kebiasaan membacanya baik yang diajar dengan strategi KWL maupun strategi DRA tidak berbeda. Hal ini diperlihatkan nilai perolehan Scheffe F

2sebesar 0,009 yang lebih kecil daripada Ft sebesar 3,99 pada dk pembilang = 1, dk penyebut = 66, dan a = 0,05 (lihat lampiran ?, hal. ?).

3. Terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara kemampuan membaca intensif siswa yang diajar dengan strategi KWL pada siswa yang memiliki kebiasaan membaca baik dan siswa yang diajar dengan strategi DRA pada siswa yang memiliki kebiasaan membaca buruk. Artinya hasil kemampuan membaca intensif siswa yang diajar dengan strategi KWL dan kebiasaan membacanya baik lebih baik daripada siswa yang diajar dengan strategi DRA dan kebiasaan membacanya buruk. Hal ini diperlihatkan nilai perolehan nilai Scheffe F3 sebesar 36,670 yang lebih besar daripada Ft sebesar 3,99 pada dk pembilang = 1, dk penyebut = 66, dan a = 0,05 (lihat lampiran ?, hal. ?). 4. Tidak terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara kemampuan membaca

intensif siswa yang diajar dengan strategi KWL pada siswa yang memiliki kebiasaan membaca buruk dan siswa yang diajar dengan strategi DRA pada siswa yang memiliki kebiasaan membaca baik. Artinya hasil kemampuan membaca intensif siswa yang kebiasaan membacanya buruk dan diajar dengan strategi KWL dengan siswa yang kebiasaan membacanya baik dan diajar

dengan strategi DRA tidak berbeda. Hal ini diperlihatkan nilai perolehan Scheffe F4 sebesar 0,8255 yang lebih kecil daripada Ft sebesar 3,99 pada dk pembilang = 1, dk penyebut = 66, dan a = 0,05 (lihat lampiran ?, hal. ?). 5. Terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara kemampuan membaca

intensif siswa yang diajar dengan strategi KWL pada siswa yang memiliki kebiasaan membaca buruk dan siswa yang diajar dengan strategi DRA pada siswa yang memiliki kebiasaan membaca buruk. Artinya kemampuan membaca intensif siswa yang kebiasaan membacanya buruk dan diajar dengan strategi KWL lebih baik daripada siswa yang diajar dengan strategi DRA. Hal ini diperlihatkan nilai perolehan nilai Scheffe F5 sebesar 22,197 yang lebih besar daripada Ft sebesar 3,99 pada dk pembilang = 1, dk penyebut = 66, dan

a = 0,05 (lihat lampiran ?, hal. ?).

6. Terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara kemampuan memembaca intensif siswa yang diajar dengan strategi DRA pada siswa yang memiliki kebiasaan membaca baik dan siswa yang diajar dengan strategi DRA pada siswa yang memiliki kebiasaan membaca buruk. Artinya kemampuan membaca intensif siswa yang kebiasaan membacanya baik lebih baik daripada siswa yang kebiasaan membacanya rendah jika sama-sama diajar dengan strategi DRA. Hal ini diperlihatkan nilai perolehan nilai Scheffe F6 sebesar 31,160 yang lebih besar daripada Ft sebesar 3,99 pada dk pembilang = 1, dk penyebut = 66, dan a = 0,05 (lihat lampiran ?, hal. ?).

Dalam dokumen PENGARUH STRATEGI KNOW WANT TO LEARN (KWL) (Halaman 105-113)

Dokumen terkait