• Tidak ada hasil yang ditemukan

“TERWUJUDNYA PERMUKIMAN SESUAI RENCANA TATA RUANG”

4.2. Hasil Penelitian

4.2.6. Pengujian Hipotesis

a. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji Signifikansi Simultan atau serempak dilakukan untuk menguji variabel

independent mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau serentak terhadap variabel dependent. Langkah-langkah pengujian adalah sebagai

berikut: menentukan model hipotesis untuk H0 dan H1, mencari nilai tabel dengan cara menentukan tingkat kesalahan (α) dan menentukan derajat kebebasan, menentukan kriteria pengambilan keputusan, mencari nilai t hitung dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS 18.00, dan kesimpulan. Hasil pengujian adalah:

1) Model hipotesis yang digunakan dalam uji F ini yaitu: Ho : b1 = b2 = 0

Artinya, secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel-variabel independen yaitu Motivasi Instrinsik (X1), dan Motivasi Ekstrinsik (X2), terhadap variabel dependen yaitu Kinerja pegawai (Y)

Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0

Artinya, secara bersama-sama (serentak) terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel-variabel independen yaitu Motivasi Instrinsik (X1), dan Motivasi Ekstrinsik (X2), terhadap variabel dependen yaitu Kinerja pegawai (Y)

F tabel dapat dilihat pada α = 5%

Dengan derajat pembilang = k – 1 = 2 – 1 = 1 Dengan derajat penyebut = n – k = 30 – 1 = 29 maka F tabel 0,05 (1,29) = 4,18

1) Kriteria Pengambilan Keputusan:

Ho diterima (Ha ditolak) jika F hitung ≤ F tabel pada α = 5 % Ho ditolak (Ha diterima) jika F hitung ˃ F tabel pada α = 5 %

2) Hasil uji F hitung dapat dilihat pada Tabel 4.16.

Tabel 4.16.

Hasil Analisis Instrumen Uji F (Uji Serempak)

ANOVA

Model

b

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 43.406 2 21.703 8.460 .001a

Residual 69.261 27 2.565

Total 112.667 29

a. Predictors: (Constant), M.Ekstrinsik, M.Instrinsik b. Dependent Variable: Kinerja_pgwi

Sumber: Pengolahan Data Primer (kuesioner) dengan SPSS 18.00, 2013

Tabel 4.16. menyatakan bahwa nilai Fhitung sebesar 8,460 dengan taraf signifikansi sebesar 0,001 sedangkan Ftabel sebesar 4,18 dengan taraf signifikansi

0,05 (5%). Hal ini dapat disimpulkan bahwa nilai Fhitung > Ftabel, yaitu 8,460 >

4,18, sedangkan tingkat signifikansi dengan nilai sebesar 0,001 < 0,05. Hasil penelitian pada Uji Sigmultan (Uji F) menyatakan bahwa H0,

b. Uji Koefisien Determinasi (R

ditolak, artinya variabel-variabel independent, yaitu Motivasi Instrinsik (X1), dan Motivasi Ekstrinsik (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependent, yaitu Kinerja Pegawai (Y).

2

)

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independent menjelaskan variabel dependent. Koefisien determinasi, dalam output SPSS terletak pada tabel Model Summaryb dan tertulis

R square berkisar nol sampai satu. Nilai hubungan antar variabel dapat dilihat pada Tabel 4.17.

Tabel 4.17.

Tabel Hubungan Antar Variabel

Sumber: Situmorang (2008:113)

Tabel 4.17. menjelaskan mengenai tipe hubungan antar variabel, semakin besar nilai R maka hubungan semakin erat. Nilainya adalah 0 – 1. Semakin mendekati nol berarti tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan amat terbatas, sebaliknya semakin mendekati satu model semakin baik. Hasil instrumen Koefisien Determinasi (R2) dapat dilihat pada Tabel 4.18.

Tabel 4.18.

Hasil Instrumen Koefisien Determinan

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .621a .385 .340 1.60163

a. Predictors: (Constant), M.Ekstrinsik, M.Instrinsik b. Dependent Variable: Kinerja_pgwi

Sumber: Pengolahan Data Primer (kuesioner) dengan SPSS 18.00, 2013

Tabel 4.18. dapat dilihat bahwa R adalah sebesar 0,621 berarti keterkaitan (relation) antara variabel Motivasi Instrinsik dan Motivasi Ekstrinsik terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara adalah erat. Sementara nilai keterkaitan antara Motivasi Instrinsik

Nilai Interpretasi

0,0 - 0,19 Sangat Tidak Erat 0,2 - 0,39 Tidak Erat

0,4 - 0,59 Cukup Erat 0,6 - 0,79 Erat

dan Motivasi Ekstrinsik terhadap Kinerja Pegawai dengan nilai sebesar 0,340 atau 34,0% saja. Dalam hal ini masih ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi Kinerja pegawai, ada sekitar 66,%, dimana faktor-faktor tersebut tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

c. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Uji-t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat. Penelitian uji t menggunakan tabel

coefficients. Pengujian dilakukan untuk mengetahui mengenai variabel bebas dengan variabel terikat mempunyai pengaruh yang positif atau tidak. Nilai t hitung selanjutnya akan dibandingkan dengan tabel dengan tingkat kesalahan (alpha) 5% dan derajat kebebasan (df) = (n-k). Uji t menunjukkan secara individual variabel independent (X), mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak dengan variabel dependent yaitu (Y).

Langkah-langkah pengujian adalah menentukan model hipotesis untuk H0

atau Ha

1) Model hipotesis yang digunakan dalam Uji t adalah:

, mencari nilai tabel dengan cara menentukan tingkat kesalahan (α) dan menentukan derajat kebebasan, menentukan kriteria pengambilan keputusan, mencari nilai t hitung dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS 18.00, dan kesimpulan. Hasil pengujian dari Uji t (Uji Pengaruh Parsial) adalah:

H0 : bi = 0, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X

H

dengan variabel Y.

0 : bi ≠ 0, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y.

2) Tingkat kesalahan (α) = 5% dan derajat kebebasan (df) = (n-k) n = jumlah sampel, n = 30

k = jumlah variabel yang digunakan, k = 3 maka, derajat bebas = n-k = 30 – 3 = 27

nilai ttabel Nilai t

0,05(27) = 1,70329

hitung

Tabel 4.19.

untuk variabel konstanta yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 4.16.

Hasil Analisi Instrumen Uji t (Uji Pengaruh Parsial)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 14.751 5.320 2.773 .010 M.Instrinsik .351 .184 .399 1.907 .067 M.Ekstrinsik .261 .199 .274 1.709 .202

a. Dependent Variable: Kinerja_pgwi

Sumber: Pengolahan Data Primer (kuesioner) dengan SPSS 18.00, 2013

Tabel 4.16 menyatakan bahwa nilai t hitung pada Motivasi Instrinsik adalah

1,907dan nilai ttabel adalah 1,70329 sehingga thitung > ttabel

Nilai t

. Tingkat signifikansi pada variabel Motivasi Instrinsik yaitu 0,067 lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti menyatakan bahwa variabel Motivasi Instrinsik pada penelitian ini memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap variabel Kinerja Pegawai pada Kantor Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara.

hitung pada variabel Motivasi Ekstrinsik adalah 1,709 dan nilai ttabel

adalah 1,70329 sehingga thitung > ttabel. Tingkat signifikansi pada variabel Motivasi

variabel Motivasi Ekstrinsik pada penelitian ini memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap variabel Kinerja Pegawai pada Kantor Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara.

Hasil analisis penelitian menyatakan bahwa pengaruh variabel Motivasi Kerja pada penelitian ini memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap variabel Kinerja Pegawai pada Kantor Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada bentuk persamaan:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Y = 14.751+ 0.351X1 + 0.261X2 + e

4.3. Pembahasan

Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini menyatakan bahwa: 1) Motivasi Instrinsik (X1) dan Motivasi Ekstrinsik (X2) memiliki pengaruh

positif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai (Y) pada Kantor Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara dengan nilai 8,460 dan tingkat signifikan sebesar 0,001. Artinya kedua variabel ini memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai, yang dilihat dari pengaruh simultan atau serempak (Uji F). Hal ini sesuai dengan Javadi et al (2012) bahwa faktor-faktor motivasi dan keyakinan dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi terhadap perilaku berbagi pengetahuan dan dapat meningkatkan berbagi pengetahuan tentang kinerja karyawan.

2) Berdasarkan koefisien determinan (R2

3) Jika ditinjau dari pengaruh parsial bahwa:

) bahwa nilai 0,621 berarti keterkaitan (relation) antara variabel Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada adalah erat pada Kantor Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara. Sementara nilai keterkaitan antara Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai dengan nilai sebesar 0,340 atau 34,0% saja. Dalam hal ini masih ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi Kinerja Pegawai, ada sekitar 64,0%, dimana faktor-faktor tersebut tidak dijelaskan dalam penelitian ini, seperti komunikasi, potensial pertumbuhan, usia, masa kerja, dan lain sebagainya. Hal ini sesuai dengan penelitian Nawab et al (2011) bahwa hubungan yang positif dan langsung antara dua variabel, dalam arti bahwa faktor Motivasi dapat meningkatkan dan merangsang kinerja kerja karyawan organisasi.

a. Motivasi Instrinsik (X1) terhadap Kinerja pegawai (Y) memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan, dengan nilai 1,907 dan tingkat signifikan sebesar 0,067. Hal ini sesuai dengan teori Siagian (2002) bahwa motivasi instrinsik merupakan faktor daya dorong yang timbul dari dalam diri masing–masing karyawan. Dalam hal ini dikarenakan motivasi instrinsik merupakan faktor yang sebahagian kecil saja dapat meningkatkan kinerja pegawai, antara lain tanggung jawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri, pencapaian, dan pengakuan. Ada faktor-faktor lain yang mampu meningkatkan kinerja pegawai pada Bagian Sekretariat Dinas Penataan Ruang dan Permukiman

Provinsi Sumatera Utara, yang umumnya mampu meningkatkan kinerja pegawai bersifat kasat mata, seperti bonus atau insentif, kenaikan pangkat, pemberian penghargaan atau hukuman dan lain sebagainya. Dalam hal ini semua unsur-unsur instrinsik tersebut sudah ditetapkan dalam peraturan pemerintah sehingga Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara harus mengikuti peraturan yang sudah diterapkan.

b. Motivasi Ekstrinsik (X2) terhadap Kinerja Pegawai (Y) memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap Kinerja Pegawai dengan nilai sebesar 1,709 dengan tingkat signifikan sebesar 0,202. Hal ini sesuai teori Siagian (2002) bahwa motivasi ekstrinsik merupakan faktor pendorong yang datang dari luar diri seseorang terutama dari organisasi tempatnya bekerja. Dalam hal ini pengaruh faktor ekstrinsik, seperti kondisi kerja, gaji, Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP), dan hubungan antar pribadi berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai, tetapi tidak signifikan karena selama ini pegawai merasa bahwa walaupun mereka memiliki prestasi kerja yang baik, tetapi timbal balik yang mereka dapatkan tidak disesuaikan dengan kinerja mereka, dengan demikian pegawai menjadi kurang termotivasi dalam bekerja.

BAB V

Dokumen terkait