• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

C. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui apakah hipotesis nol (Ho) yang diajukan ditolak, atau sebaliknya pada taraf kepercayaan tertentu hipotesis alternatif (H1) yang diajukan diterima. Sesuai dengan yang telah disebutkan pada Bab III, pengujian hipotesis penelitian diuji dengan teknik statistik Analisis Varians Dua Jalan. Teknik analisis statistik tersebut digunakan untuk melihat pengaruh perlakuan secara keseluruhan. Maksud keseluruhan di sini adalah (1) apakah terdapat perbedaan pengaruh Media Pembelajaran Power Point disertai Animasi.dan Media Pembelajaran Modul dilengkapi Alat Peraga terhadap Prestasi Belajar Fisika; (2) apakah terdapat perbedaan pengaruh kreativitas tinggi dan rendah terhadap Prestasi Belajar Fisika; dan (3) apakah terdapat interaksi antara Media Pembelajaran dan kreativitas terhadap Prestasi Belajar Fisika siswa.

Sebelum pengujian hipotesis penelitian ini dikemukakan, berikut ini ditampilkan tabel rangkuman hasil analisis statistik Anava Dua Jalan yang digunakan.

Tabel 11. Rangkuman Hasil ANAVA Dua Jalan pada Desain Faktorial 2x2

Sumber db JK RJK F-hitung F-tabel

Variasi (Fh) (Ft)

Antar Kolom (A) 1 973,01 973,01 17,92 3,97 Antar Baris (B) 1 7860,61 7860,61 144,84 3,97 Interaksi (AXB) 1 1193,52 1193,52 21,99 3,97 Antar Kelompok 3 10027,14 3342,38 - -Dalam Kelompok 76 4124,85 54,27 - -Total Direduksi 79 14151,99 179,13 - -Rerata 1 336831,01 336831,01 Total 80 350983 4387,28 -

-1. Pengaruh Media Pembelajaran Power Point disertai Animasi dan Media Pembelajaran Modul dilengkapi Alat Peraga terhadap Prestasi Belajar Fisika

Berdasarkan analisis variansi dua jalan sebagaimana terangkum pada Tabel Anava di atas diperoleh F-hitung dari sumber variasi antar kolom (A) sebesar 17,92. Sementara itu F-tabel dengan db pembilang 1 dan db penyebut 76 pada taraf α = 0,05 diketahui sebesar 3,97.

Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis yang tertulis pada Lampiran 13B

halaman 196 yang berbunyi : “Jika untuk antarkolom Fh > Ft maka terdapat perbedaan yang signifikan”. Simpulannya adalah: terdapat pengaruh Media Pembelajaran Power Point disertai Animasi dan Media Pembelajaran Modul dilengkapi Alat Peraga terhadap Prestasi Belajar Fisika.

2. Pengaruh Kreativitas Tinggi dan Kreativitas Rendah terhadap Prestasi Belajar Fisika

Berdasarkan analisis variansi dua jalan sebagaimana terangkum pada Tabel 11 di depan, halaman 94, diperoleh F-hitung dari sumber variasi antar baris (B)

sebesar 144,84. Sementara itu F-tabel dengan db pembilang 1 dan db penyebut 76 pada taraf α = 0,05 diketahui sebesar 3,97.

Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis yang tertulis pada Lampiran 13B,

Simpulannya adalah: terdapat pengaruh kreativitas tinggi dan kreativitas rendah terhadap prestasi belajar fisika.

3. Interaksi antara Media Pembelajaran dan Kreativitas terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa.

Berdasarkan analisis variansi dua jalan sebagaimana terangkum pada Tabel 11 di depan, halaman 112 diperoleh F-hitung dari sumber variasi interaksi (AxB)

sebesar 21,99. Sementara itu F-tabel dengan db pembilang 1 dan db penyebut 76 pada taraf α = 0,05 diketahui sebesar 3,97.

Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis yang telah dituliskan pada Lampiran 13B, halaman 196 yang berbunyi : “Jika Fh > Ft maka terdapat interaksi”. Simpulannya adalah: terdapat interaksi antara Media Pembelajaran dan kreativitas terhadap prestasi belajar fisika.

Karena terdapat perbedaan yang sangat signifikan antarkolom, yaitu bahwa Prestasi Belajar Fisika siswa yang diajar dengan Media Pembelajaran Power Point

disertai Animasi lebih baik daripada yang diajar dengan Media Pembelajaran Modul dilengkapi Alat Peraga; dan terdapat pengaruh yang signifikan antarbaris, yaitu bahwa prestasi belajar fisika siswa yang memiliki kreativitas tinggi lebih baik daripada yang memiliki kreativitas rendah, maka untuk mengetahui manakah di antara rerata prestasi belajar fisika (X1,X2,X3danX4) yang lebih tinggi secara

signifikan, perlu dilakukan uji lanjut dengan menggunakan Uji Tuckey. Oleh sebab itu, di sini akan dikemukakan secara rinci hasil dari uji lanjut Tuckey tersebut,

sehingga dengan langkah ini dapat diketahui atau diperoleh secara siginifikan keefektivan di antara Media Pembelajaran yang dieksperimenkan ditinjau dari perbedaan kreativitas siswa. Apakah Media Pembelajaran Power Point disertai Animasi lebih baik daripada Media Pembelajaran Modul dilengkapi Alat Peraga untuk siswa yang memiliki kreativitas yang berbeda. Bagi siswa yang memiliki kreativitas tinggi lebih cocok diajar dengan Media Pembelajaran yang mana? Apakah Media Pembelajaran Power Point disertai Animasi ataukah Media Pembelajaran Modul dilengkapi Alat Peraga? Demikian sebaliknya, bagi siswa yang kreativitasnya rendah lebih sesuai diajar dengan Media Pembelajaran yang mana? Media Pembelajaran Power Point disertai Animasikah atau Media Pembelajaran Modul dilengkapi Alat Peragakah?

a. Prestasi Belajar Fisika Siswa yang Diajar dengan Media Pembelajaran Power Point disertai Animasi Lebih Baik daripada Yang Diajar dengan Media Pembelajaran Modul dilengkapi Alat Peraga (A1 : A2)

Hasil pengujian hipotesis pertama untuk uji Tuckey, diperoleh nilai Qh = 6,02 dan nilai Qt = 2,73 untuk taraf nyata  = 0,05 dengan N = 40 (lihat Lampiran 13B,

halaman 198).

Apabila dibandingkan, diperoleh bahwa nilai Qh > Qt pada taraf nyata

 = 0,05 dengan N = 40. Dengan demikian dapat dinyatakan Prestasi Belajar Fisika siswa yang diajar dengan Media Pembelajaran Power Point disertai Animasi, secara signifikan lebih baik daripada yang diajar dengan Media Pembelajaran Modul

dilengkapi Alat Peraga. Artinya, siswa yang diajar dengan Media Pembelajaran

Power Point disertai Animasi menghasilkan skor Prestasi Belajar Fisika yang lebih tinggi daripada skor Prestasi Belajar Fisika siswa diajar dengan Media Pembelajaran Modul dilengkapi Alat Peraga. Skor rata-rata prestasi belajar fisika yang dihasilkan oleh siswa yang diajar dengan Media Pembelajaran Power Point disertai Animasi sebesar 68,38, sedangkan yang diajar dengan Media Pembelajaran Modul dilengkapi Alat Peraga.sebesar 61,4. Dengan begitu, dalam pembelajaran prestasi belajar fisika, Media Pembelajaran Power Point disertai Animasi lebih baik daripada Media Pembelajaran Modul dilengkapi Alat Peraga.

b. Prestasi Belajar Fisika Siswa yang Memiliki Kreativitas Tinggi Lebih Baik daripada Yang Memiliki Kreativitas Rendah (B1 : B2)

Hasil pengujian hipotesis kedua untuk uji Tuckey, diperoleh nilai Qh = 17,09 dan nilai Qt = 2,73 untuk taraf nyata  = 0,05 dengan N = 40 (lihat Lampiran 13B, halaman 199).

Apabila dibandingkan, diperoleh bahwa nilai Qh > Qt pada taraf nyata

 = 0,05 dengan N = 40. Dengan demikian dapat dinyatakan Prestasi Belajar Fisika siswa yang memiliki kreativitas tinggi, secara signifikan lebih baik daripada yang memiliki kreativitas rendah. Artinya, siswa yang memiliki kreativitas tinggi menghasilkan skor prestasi belajar fisika yang lebih tinggi daripada siswa yang kreativitasnya rendah. Skor rata-rata prestasi belajar fisika yang dihasilkan oleh siswa yang memiliki kreativitas tinggi sebesar 74,8; sedangkan yang memiliki

kreativitas rendah sebesar 54,98. Dengan begitu, kreativitas tinggi yang dimiliki oleh siswa akan mempengaruhi skor prestasi belajar fisika yang dicapainya lebih baik daripada siswa yang memiliki kreativitas rendah.

c. Prestasi Belajar Fisika Siswa yang Diajar dengan Media Pembelajaran Power Point disertai Animasi untuk Siswa yang Memiliki Kreativitas Tinggi Lebih Baik daripada Siswa yang Memiliki Kreativitas Rendah (A1B1 : A1B2)

Hasil pengujian hipotesis ketiga untuk uji Tuckey, diperoleh nilai Qh = 16,7 dan nilai Qt = 4,08 untuk taraf nyata  = 0,05 dengan N = 20 (lihat Lampiran 13B,

halaman 199).

Apabila dibandingkan, diperoleh bahwa nilai Qh > Qt pada taraf nyata

 = 0,05 dengan N = 20. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa Prestasi Belajar Fisika siswa yang diajar dengan Media Pembelajaran Power Point disertai Animasi bagi siswa yang memiliki kreativitas tinggi, secara signifikan lebih baik daripada siswa yang memiliki kreativitas rendah. Artinya, dengan Media Pembelajaran Power Point disertai Animasi, siswa yang memiliki kreativitas tinggi menghasilkan skor rata-rata Prestasi Belajar Fisikanya lebih tinggi daripada yang kreativitasnya rendah. Oleh karena itu, dengan melihat kreativitas siswa, Media Pembelajaran Power Point

disertai Animasi lebih cocok digunakan pada siswa yang memiliki kreativitas tinggi. Skor rata-rata prestasi belajar fisika yang dihasilkan oleh siswa yang memiliki kreativitas tinggi, apabila diajar dengan Media Pembelajaran Power Point disertai

Animasi sebesar 82,15, sedangkan pada mereka yang kreativitasnya rendah sama-sama diajar dengan Media Pembelajaran Power Point disertai Animasi sebesar 54,6.

d. Prestasi Belajar Fisika Siswa yang Diajar dengan Media Pembelajaran Power Point disertai Animasi untuk Siswa yang Memiliki Kreativitas Tinggi Lebih Baik daripada yang Diajar dengan Media Pembelajaran Modul dilengkapi Alat Peraga. (A1B1 : A2B1)

Hasil pengujian hipotesis keempat untuk uji Tuckey, diperoleh nilai Qh = 8,91 dan nilai Qt = 4,08 untuk taraf nyata  = 0,05 dengan N = 20 (lihat Lampiran 13B,

halaman 199).

Apabila dibandingkan, diperoleh bahwa nilai Qh > Qt pada taraf nyata

 = 0,05 dengan N = 20. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa prestasi belajar fisika siswa yang diajar dengan Media Pembelajaran Power Point disertai Animasi untuk siswa yang memiliki kreativitas tinggi, secara signifikan lebih baik daripada prestasi belajar fisika siswa yang diajar dengan Media Pembelajaran Modul dilengkapi Alat Peraga. Artinya, bagi siswa yang memiliki kreativitas tinggi lebih efektif (cocok) diajar dengan Media Pembelajaran Power Point disertai Animasi daripada diajar dengan Media Pembelajaran Modul dilengkapi Alat Peraga..

Skor rata-rata prestasi belajar fisika yang dihasilkan oleh siswa yang diajar dengan Media Pembelajaran Power Point disertai Animasi dan memiliki kreativitas tinggi sebesar 82,15;sedangkan yang diajar dengan Media Pembelajaran Modul dilengkapi Alat Peraga.sebesar 67,45. Dengan begitu, Media Pembelajaran Power

Point disertai Animasi lebih sesuai diterapkan pada siswa yang memiliki kreativitas tinggi daripada Media Pembelajaran Modul dilengkapi Alat Peraga..

e. Prestasi Belajar Fisika Siswa yang Diajar dengan Media Pembelajaran Power Point disertai Animasi untuk Siswa yang Memiliki Kreativitas Tinggi Lebih Baik daripada Siswa yang Diajar dengan Media Pembelajaran Modul dilengkapi Alat Peraga.untuk Siswa yang Memiliki Kreativitas Rendah (A1B1 : A2B2)

Hasil pengujian hipotesis kelima untuk uji Tuckey, diperoleh nilai Qh = 16,24 dan nilai Qt = 4,08 untuk taraf nyata  = 0,05 dengan N = 20 (lihat Lampiran 13B,

halaman 199).

Apabila dibandingkan, diperoleh bahwa nilai Qh > Qt pada taraf nyata

 = 0,05 dengan N = 20. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa prestasi belajar fisika siswa yang diajar dengan Media Pembelajaran Power Point disertai Animasi untuk siswa yang memiliki kreativitas tinggi, secara signifikan lebih baik daripada siswa yang diajar dengan Media Pembelajaran Modul dilengkapi Alat Peraga bagi siswa yang memiliki kreativitas rendah. Artinya, Media Pembelajaran Power Point

disertai Animasi cocok digunakan pada siswa yang memiliki kreativitas tinggi, dan Media Pembelajaran Modul dilengkapi Alat Peraga cocok digunakan pada siswa yang memiliki kreativitas rendah.

Skor rata-rata prestasi belajar fisika yang dihasilkan oleh siswa yang diajar dengan Media Pembelajaran Power Point disertai Animasi untuk siswa yang memiliki kreativitas tinggi sebesar 82,15, sedangkan yang diajar dengan Media

Pembelajaran Modul dilengkapi Alat Peraga untuk yang memiliki kreativitas rendah sebesar 55,35. Dengan begitu, Media Pembelajaran Power Point disertai Animasi lebih sesuai digunakan pada siswa yang memiliki kreativitas tinggi, dan Media Pembelajaran Modul dilengkapi Alat Peraga lebih cocok digunakan untuk siswa yang memiliki kreativitas rendah.

f. Prestasi Belajar Fisika Siswa yang Diajar dengan Media Pembelajaran Power Point disertai Animasi untuk Siswa yang Memiliki Kreativitas Rendah Tidak Ada Bedanya dengan Prestasi Belajar Fisika Siswa yang Diajar dengan Media Pembelajaran Modul dilengkapi Alat Peraga untuk Siswa yang Memiliki Kreativitas Tinggi (A1B2 : A2B1)

Hasil pengujian hipotesis keenam untuk uji Tuckey, diperoleh nilai Qh = -7,79 dan nilai Qt = 4,08 untuk taraf nyata  = 0,05 dengan N = 20 (lihat Lampiran 13B,

halaman 199).

Apabila dibandingkan, diperoleh bahwa nilai Qh < Qt pada taraf nyata  = 0,05 dengan N = 20. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa prestasi belajar fisika siswa yang diajar dengan Media Pembelajaran Power Point disertai Animasi untuk siswa yang memiliki kreativitas rendah, tidak ada bedanya dengan siswa yang diajar dengan Media Pembelajaran Modul dilengkapi Alat Peraga untuk siswa yang memiliki kreativitas tinggi. Artinya, penggunaan Media Pembelajaran Power Point

disertai Animasi maupun Media Pembelajaran Modul dilengkapi Alat Peraga sama sekali tidak berpengaruh pada prestasi belajar fisika siswa baik yang memiliki

kreativitas tinggi maupun kreativitas rendah. Skor rata-rata prestasi belajar fisika yang dihasilkan oleh siswa yang diajar dengan Media Pembelajaran Power Point

disertai Animasi dan memiliki kreativitas rendah sebesar 54,6 lebih rendah hasilnya bila dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan Media Pembelajaran Modul dilengkapi Alat Peraga untuk siswa yang memiliki kreativitas tinggi, yaitu 67,45. Dengan begitu, Media Pembelajaran Power Point disertai Animasi maupun Media Pembelajaran Modul dilengkapi Alat Peraga sama sekali tidak memberikan pengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar fisika, baik pada siswa yang memiliki kreativitas tinggi maupun rendah.

g. Prestasi Belajar Fisika Siswa untuk Yang Memiliki Kreativitas Rendah, Tidak Ada Bedanya baik Diajar dengan Media Pembelajaran Power Point disertai Animasi maupun Diajar dengan Media Pembelajaran Modul dilengkapi Alat Peraga (A1B2 : A2B2)

Hasil pengujian hipotesis ketujuh untuk uji Tuckey, diperoleh nilai Qh = -0,45 dan nilai Qt = 4,08 untuk taraf nyata = 0,05 dengan N = 20 (lihat Lampiran 13B,

halaman 195).

Apabila dibandingkan, diperoleh bahwa nilai Qh < Qt pada taraf nyata

 = 0,05 dengan N = 20. Dengan demikian dapat dinyatakan prestasi belajar fisika siswa yang diajar dengan Media Pembelajaran Power Point disertai Animasi maupun siswa yang diajar dengan Media Pembelajaran Modul dilengkapi Alat Peraga pada siswa yang memiliki kreativitas rendah tidak ada bedanya. Artinya, bagi siswa yang

memiliki kreativitas rendah, kedua pendekatan tersebut tidak ada pengaruhnya terhadap prestasi belajar fisika siswa. Skor rata-rata prestasi belajar fisika yang dihasilkan oleh siswa yang diajar dengan Media Pembelajaran Power Point disertai Animasi pada siswa yang berkreativitas rendah sebesar 54,6, dan yang diajar dengan Media Pembelajaran Modul dilengkapi Alat Peraga sebesar 55,35. Dengan begitu, Media Pembelajaran Power Point disertai Animasi maupun Media Pembelajaran Modul dilengkapi Alat Peraga sama sekali tidak memberikan pengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar fisika bagi siswa yang mempunyai kreativitas rendah.

h. Prestasi Belajar Fisika Siswa yang Diajar dengan Media Pembelajaran Modul dilengkapi Alat Peraga untuk Siswa yang Memiliki Kreativitas Tinggi Lebih Baik daripada Siswa yang Memiliki Kreativitas Rendah (A2B1 : A2B2)

Hasil pengujian hipotesis kedelapan untuk uji Tuckey, diperoleh nilai Qh = 7,33 dan nilai Qt = 4,08 untuk taraf nyata  = 0,05 dengan N = 20 (lihat Lampiran 13B,

halaman 199).

Apabila dibandingkan, diperoleh bahwa nilai Qh > Qt pada taraf nyata

 = 0,05 dengan N = 20. Dengan demikian dapat dinyatakan prestasi belajar fisika siswa yang diajar dengan Media Pembelajaran Modul dilengkapi Alat Peraga untuk siswa yang memiliki kreativitas tinggi, lebih baik hasilnya daripada yang memiliki kreativitas rendah. Artinya, bagi siswa yang memiliki kreativitas tinggi, penggunaan Media Pembelajaran Modul dilengkapi Alat Peraga efektif untuk meningkatkan

prestasi belajar fisika mereka, daripada mereka yang kreativitasnya rendah. Skor rata-rata prestasi belajar fisika yang dihasilkan oleh siswa yang diajar dengan Media Pembelajaran Modul dilengkapi Alat Peraga untuk siswa dengan kreativitas tinggi lebih tinggi hasilnya daripada skor rerata prestasi belajar fisika siswa yang memiliki kreativitas rendah, yaitu 67,45 > 55,35. Dengan begitu, Media Pembelajaran Modul dilengkapi Alat Peraga efektif atau cocok dalam memberikan pengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar fisika khususnya bagi siswa yang mempunyai kreativitas tinggi.

Dokumen terkait