BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
C. Pengujian Hipotesis Penelitian
Pada penelitian ini ada lima hipotesis yang akan diuji dengan menggunakan analisis regresi ganda empat variabel bebas.
Hasil hitungan diperoleh korelasi antara masing-masing variabel bebas yaitu metode mengajar (X1), intensitas belajar (X2), sarana belajar (X3), dan lingkungan
belajar (X4) dengan variabel terikat yaitu prestasi belajar (Y), seperti rangkuman
pada tabel berikut :
Tabel 5.8
Hasil Korelasi Antara Variabel – Variabel Bebas dengan Variabel Terikat Variabel
Bebas
Variabel Terikat
N rhitung rtabel thitung ttabel Kesimpulan
X1 Y 100 0,558 0,135 2,953 1,984 Signifikan
X2 Y 100 0,529 0,135 3,103 1,984 Signifikan
X3 Y 100 0,504 0,135 2,699 1,984 Signifikan
1. Pengujian Hipotesis Pertama (Hubungan antara Persepsi Mahasiswa tentang Metode Mengajar Dosen dengan Prestasi Belajar Mahasiswa) Langkah-langkah untuk menguji hipotesis pertama adalah sebagai berikut : a. Perumusan Hipotesis
Ho = Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen dengan prestasi belajar mahasiswa.
Ha = Ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen dengan prestasi belajar mahasiswa.
b. Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi product moment untuk pengujian hipotesis yang pertama diperoleh rhitung = 0,558. Perhitungan
tersebut dapat dilihat pada lampiran VII hal 180. Melalui rhitung= 0,558 ini
dapat dibaca mengenai 4 hal indeks korelasi, yaitu :
1). Ada tidaknya hubungan antara variabel X1dengan variabel Y.
Ada tidaknya hubungan ini dinyatakan dalam bentuk angka pada indeks. Dengan mengetahui rhitung = 0,558 maka dapat diartikan
bahwa antara variabel persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen (X1) dengan variabel prestasi belajar mahasiswa (Y) memiliki
hubungan. Hal ini dikarenakan Phitung = 0,00 < = 0,05 dan rhitung =
2). Arah hubungan antara variabel X1dengan variabel Y.
Arah hubungan ini dinyatakan dalam tanda + (positif) dan – (negatif). Tanda + (positif) menunjukkan adanya hubungan yang searah, maksudnya makin tinggi nilai X1 maka makin tinggi pula nilai Y atau
makin rendah nilai X1 maka rendah pula nilai Y. Tanda – (negatif)
menunjukkan hubungan yang berlawanan arah, maksudnya makin tinggi nilai X1 maka makin rendah nilai Y atau makin rendah nilai X1
maka makin tinggi nilai Y. Hasil rhitung = 0,558, menunjukkan tanda
yang + (positif).
3). Tingkat hubungan antara variabel X1dengan variabel Y.
Tingkat hubungan ini dinyatakan dalam bentuk interpretasi sangat rendah, rendah, sedang, kuat, dan sangat kuat (Sugiyono, 2005:216). Hasil rhitung = 0,558, berada pada interval koefisien 0,40 – 0,599 yang
memiliki tingkat hubungan sedang.
4). Signifikansi hubungan antara variabel X1dengan variabel Y.
Signifikansi hubungan ini dinyatakan dengan cara membandingkan antara thitung dengan ttabel. Ketentuannya apabila thitung lebih kecil dari
ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak ada hubungan
yang positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen dengan prestasi belajar mahasiswa. Apabila thitung
lebih besar dari ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada
metode mengajar dosen dengan prestasi belajar mahasiswa. Diketahui thitung = 2,953 dan berdasarkan taraf signifikansi 5% serta derajat
kebebasan = n – 2 = 100 – 2 = 98 diperoleh ttabel= 1,984.
Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen (X1) dengan prestasi
belajar mahasiswa (Y) memiliki hubungan secara positif dan signifikan dengan tingkat hubungan yang sedang. Hal ini dapat dilihat dari nilai rhitung =
0,558 > rtabel = 0,135 dan thitung = 2,953 > ttabel= 1,984. Dengan demikian
hipotesis pertama dalam penelitian ini diterima.
2. Pengujian Hipotesis Kedua (Hubungan antara Intensitas Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa)
Langkah-langkah untuk menguji hipotesis kedua adalah sebagai berikut : a. Perumusan Hipotesis
Ho = Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara intensitas belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.
Ha = Ada hubungan positif dan signifikan antara intensitas belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.
b. Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi product moment untuk pengujian hipotesis yang kedua diperoleh rhitung = 0,529. Perhitungan
tersebut dapat dilihat pada lampiran VII hal 180. Melalui rhitung= 0,529 ini
1). Ada tidaknya hubungan antara variabel X2dengan variabel Y.
Ada tidaknya hubungan ini dinyatakan dalam bentuk angka pada indeks. Dengan mengetahui rhitung= 0,529 maka dapat diartikan bahwa
antara variabel intensitas belajar (X2) dengan variabel prestasi belajar
mahasiswa (Y) memiliki hubungan. Hal ini dikarenakan Phitung= 0,00
<= 0,05 dan rhitung= 0,529 > rtabel = 0,135.
2). Arah hubungan antara variabel X2dengan variabel Y.
Arah hubungan ini dinyatakan dalam tanda + (positif) dan – (negatif). Tanda + (positif) menunjukkan adanya hubungan yang searah, maksudnya makin tinggi nilai X2 maka makin tinggi pula nilai Y atau
makin rendah nilai X2 maka rendah pula nilai Y. Tanda – (negatif)
menunjukkan hubungan yang berlawanan arah, maksudnya makin tinggi nilai X2 maka makin rendah nilai Y atau makin rendah nilai X2
maka makin tinggi nilai Y. Hasil rhitung = 0,529, menunjukkan tanda
yang + (positif).
3). Tingkat hubungan antara variabel X2dengan variabel Y.
Tingkat hubungan ini dinyatakan dalam bentuk interpretasi sangat rendah, rendah, sedang, kuat, sangat kuat (Sugiyono, 2005:216). Hasil rhitung = 0,529, berada pada interval koefisien 0,40 – 0,599 yang
4). Signifikansi hubungan antara variabel X2dengan variabel Y.
Signifikansi hubungan ini dinyatakan dengan cara membandingkan antara thitung dengan ttabel. Ketentuannya apabila thitung lebih kecil dari
ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak ada hubungan
yang positif dan signifikan antara intensitas belajar dengan prestasi belajar mahasiswa. Apabila thitunglebih besar dari ttabelmaka Ho ditolak
dan Ha diterima. Artinya ada hubungan yag positif dan signifikan antara intensitas belajar dengan prestasi belajar mahasiswa. Diketahui thitung = 3,103 dan berdasarkan taraf signifikansi 5% serta derajat
kebebasan = n – 2 = 100 – 2 = 98 diperoleh ttabel= 1,984.
Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel intensitas belajar (X2) dengan prestasi belajar mahasiswa (Y) berkorelasi
secara positif dan signifikan dengan tingkat hubungan yang sedang. Hal ini dapat dilihat dari nilai rhitung= 0,529 > rtabel= 0,135 dan thitung= 3,103 > ttabel=
1,984. Dengan demikian hipotesis kedua dalam penelitian ini diterima.
3. Pengujian Hipotesis Ketiga (Hubungan antara Sarana Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa)
Langkah-langkah untuk menguji hipotesis ketiga adalah sebagai berikut : a. Perumusan Hipotesis
Ho = Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara sarana belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.
Ha = Ada hubungan positif dan signifikan antara sarana belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.
b. Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi product moment untuk pengujian hipotesis yang ketiga diperoleh rhitung = 0,504. Perhitungan
tersebut dapat dilihat pada lampiran VII hal 180. Melalui rhitung= 0,504 ini
dapat dibaca mengenai 4 hal indeks korelasi, yaitu :
1). Ada tidaknya hubungan antara variabel X3dengan variabel Y.
Ada tidaknya hubungan ini dinyatakan dalam bentuk angka pada indeks. Dengan mengetahui rhitung= 0,504 maka dapat diartikan bahwa
antara variabel sarana belajar (X3) dengan variabel prestasi belajar
mahasiswa (Y) memiliki hubungan. Hal ini dikarenakan Phitung= 0,00
<= 0,05 dan rhitung= 0,504 > rtabel = 0,135.
2). Arah hubungan antara variabel X3dengan variabel Y.
Arah hubungan ini dinyatakan dalam tanda + (positif) dan – (negatif). Tanda + (positif) menunjukkan adanya hubungan yang searah, maksudnya makin tinggi nilai X3 maka makin tinggi pula nilai Y atau
makin rendah nilai X3 maka rendah pula nilai Y. Tanda – (negatif)
menunjukkan hubungan yang berlawanan arah, maksudnya makin tinggi nilai X3 maka makin rendah nilai Y atau makin rendah nilai X3
maka makin tinggi nilai Y. Hasil rhitung = 0,504, menunjukkan tanda
3). Tingkat hubungan antara variabel X3dengan variabel Y.
Tingkat hubungan ini dinyatakan dalam bentuk interpretasi sangat rendah, rendah, sedang, kuat, sangat kuat (Sugiyono, 2005:216). Hasil rhitung = 0,504, berada pada interval koefisien 0,40 – 0,599 yang
memiliki tingkat hubungan sedang.
4). Signifikansi hubungan antara variabel X3dengan variabel Y.
Signifikansi hubungan ini dinyatakan dengan cara membandingkan antara thitung dengan ttabel. Ketentuannya apabila thitung lebih kecil dari
ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak ada hubungan
yang positif dan signifikan antara sarana belajar dengan prestasi belajar mahasiswa. Apabila thitunglebih besar dari ttabelmaka Ho ditolak
dan Ha diterima. Artinya ada hubungan yang positif dan signifikan antara sarana belajar dengan prestasi belajar mahasiswa. Diketahui thitung = 2,699 dan berdasarkan taraf signifikansi 5% serta derajat
kebebasan = n – 2 = 100 – 2 = 98 diperoleh ttabel= 1,984.
Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel sarana belajar (X3) dengan prestasi belajar mahasiswa (Y) berkorelasi secara
positif dan signifikan dengan tingkat hubungan yang sedang. Hal ini dapat dilihat dari nilai rhitung= 0,504 > rtabel= 0,135 dan thitung= 2,699 > ttabel= 1,984.
4. Pengujian Hipotesis Keempat (Hubungan antara Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa)
Langkah-langkah untuk menguji hipotesis keempat adalah sebagai berikut : a. Perumusan Hipotesis
Ho = Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.
Ha = Ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.
b. Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi product moment untuk pengujian hipotesis yang keempat diperoleh rhitung = 0,411. Perhitungan
tersebut dapat dilihat pada lampiran VII hal 181. Melalui rhitung= 0,411 ini
dapat dibaca mengenai 4 hal indeks korelasi, yaitu :
1). Ada tidaknya hubungan antara variabel X4dengan variabel Y.
Ada tidaknya hubungan ini dinyatakan dalam bentuk angka pada indeks. Dengan mengetahui rhitung= 0,411 maka dapat diartikan bahwa
antara variabel lingkungan belajar (X4) dengan variabel prestasi
belajar mahasiswa (Y) memiliki hubungan. Hal ini dikarenakan Phitung
= 0,00 <= 0,05 dan rhitung= 0,411 > rtabel= 0,135.
2). Arah hubungan antara variabel X4dengan variabel Y.
Arah hubungan ini dinyatakan dalam tanda + (positif) dan – (negatif). Tanda + (positif) menunjukkan adanya hubungan yang searah,
maksudnya makin tinggi nilai X4 maka makin tinggi pula nilai Y atau
makin rendah nilai X4 maka rendah pula nilai Y. Tanda – (negatif)
menunjukkan hubungan yang berlawanan arah, maksudnya makin tinggi nilai X4 maka makin rendah nilai Y atau makin rendah nilai X4
maka makin tinggi nilai Y. Hasil rhitung = 0,411, menunjukkan tanda
yang + (positif).
3). Tingkat hubungan antara variabel X4dengan variabel Y.
Tingkat hubungan ini dinyatakan dalam bentuk interpretasi sangat rendah, rendah, sedang, kuat, sangat kuat (Sugiyono, 2005:216). Hasil rhitung = 0,411, berada pada interval koefisien 0,40 – 0,599 yang
memiliki tingkat hubungan sedang
4). Signifikansi hubungan antara variabel X4dengan variabel Y.
Signifikansi hubungan ini dinyatakan dengan cara membandingkan antara thitung dengan ttabel. Ketentuannya apabila thitung lebih kecil dari
ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak ada hubungan
yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa. Apabila thitunglebih besar dari ttabelmaka Ho ditolak
dan Ha diterima. Artinya ada hubungan yag positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa. Diketahui thitung = 2,442 dan berdasarkan taraf signifikansi 5% serta
Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel lingkungan belajar (X4) dengan prestasi belajar mahasiswa (Y) berkorelasi
secara positif dan signifikan dengan tingkat hubungan yang sedang. Hal ini dapat dilihat dari nilai rhitung= 0,411 > rtabel= 0,135 dan thitung= 2,442 > ttabel=
1,984. Dengan demikian hipotesis keempat dalam penelitian ini diterima. 5. Pengujian Hipotesis Kelima (Hubungan antara Persepsi Mahasiswa
tentang Metode Mengajar Dosen, Intensitas Belajar, Sarana Belajar, dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa)
Langkah-langkah untuk menguji hipotesis keempat adalah sebagai berikut : a. Perumusan Hipotesis
Ho = Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.
Ha = Ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.
b. Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi product moment untuk pengujian hipotesis yang keempat diperoleh Ry(1,2,3,4)= 0,697. Perhitungan
tersebut dapat dilihat pada lampiran VII hal 181. Melalui Ry(1,2,3,4)= 0,697
1). Ada tidaknya hubungan antara variabel X1, X2 X3, dan X4 dengan
variabel Y.
Ada tidaknya hubungan ini dinyatakan dalam bentuk angka pada indeks. Dengan mengetahui Ry(1,2,3,4) = 0,697 maka dapat diartikan
bahwa antara variabel persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen (X1), variabel intensitas belajar (X2), variabel sarana belajar
(X3), dan variabel lingkungan belajar (X4) secara bersama-sama
memiliki hubungan dengan variabel prestasi belajar mahasiswa (Y). Hal ini dikarenakan Phitung = 0,00 < = 0,05 dan Ry(1,2,3,4) = 0,697 >
Phitung= 0,00.
2). Arah hubungan antara variabel X1,X2X3, dan X4secara bersama-sama
dengan variabel Y.
Arah hubungan ini dinyatakan dalam tanda + (positif) dan – (negatif). Tanda + (positif) menunjukkan adanya hubungan yang searah, maksudnya makin tinggi nilai X1, X2 X3, dan X4 maka makin tinggi
pula nilai Y atau makin rendah nilai X1, X2 X3, dan X4 maka rendah
pula nilai Y. Tanda – (negatif) menunjukkan hubungan yang berlawanan arah, maksudnya makin tinggi nilai X1, X2 X3, dan X4
maka makin rendah nilai Y atau makin rendah nilai X1,X2 X3, dan X4
maka makin tinggi nilai Y. Hasil Ry(1,2,3,4)= 0,697, menunjukkan tanda
3). Tingkat hubungan antara variabel X1, X2 X3, dan X4 secara bersama-
sama dengan variabel Y.
Tingkat hubungan ini dinyatakan dalam bentuk interpretasi sangat rendah, rendah, sedang, kuat, sangat kuat (Sugiyono, 2005:216). Hasil Ry(1,2,3,4) = 0,697, berada pada interval koefisien 0,60 – 0,799 yang
memiliki tingkat hubungan kuat.
4). Signifikansi hubungan antara variabel X1, X2 X3, dan X4 dengan
variabel Y.
Signifikansi hubungan ini dinyatakan dengan cara membandingkan antara Fhitung dengan Ftabel. Ketentuannya apabila Fhitunglebih kecil dari
Ftabelmaka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak ada hubungan
yang positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar secara bersama-sama dengan prestasi belajar mahasiswa. Apabila Fhitung lebih besar dari rtabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Artinya ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar secara bersama-sama dengan prestasi belajar mahasiswa. Diketahui Fhitung = 22,394 dan berdasarkan taraf
signifikansi 5% serta derajat kebebasan = n – 2 = 100 – 2 = 98 diperoleh Ftabel= 2,467.
Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen (X1), variabel intensitas
belajar (X2), variabel sarana belajar (X3), dan variabel lingkungan belajar
(X4) secara bersama-sama dengan prestasi belajar mahasiswa (Y) berkorelasi
secara positif dan signifikan dengan tingkat hubungan yang kuat. Hal ini dapat dilihat dari nilai Rhitung = 0,697 > Phitung= 0,00 dan Fhitung = 22,394 > Ftabel=
2,467. Dengan demikian hipotesis kelima dalam penelitian ini diterima.