ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE MENGAJAR DOSEN, INTENSITAS BELAJAR, SARANA BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA
Studi Kasus Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma
PUJI ASTUTI MULYANINGSIH
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan positif dan signifikan antara : (1) persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen dengan prestasi belajar mahasiswa, (2) intensitas belajar dengan prestasi belajar mahasiswa, (3) sarana belajar dengan prestasi belajar mahasiswa, (4) lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa, dan (5) persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.
Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma, Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 pada bulan September – Oktober 2006.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berjumlah 164 mahasiswa. Jumlah sampel sebanyak 100 mahasiswa diambil dengan teknikProportional Random Sampling. Data diperoleh dengan teknik kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi Product Momentdan analisis korelasi ganda dengan taraf signifikansi ( ) sebesar 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen dengan prestasi belajar mahasiswa (rhitung = 0,558 > rtabel= 0,135), (2) ada hubungan positif dan signifikan
antara intensitas belajar dengan prestasi belajar mahasiswa (rhitung = 0,529 > rtabel =
0,135), (3) ada hubungan positif dan signifikan antara sarana belajar dengan prestasi belajar mahasiswa (rhitung = 0,504 > rtabel = 0,135), (4) ada hubungan positif dan
signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa (rhitung = 0,411
> rtabel = 0,135), dan (5) ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi
mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa (Rhitung= 0,697 > Phitung= 0,00
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN STUDENTS’ PERCEPTION ABOUT THEIR LECTURER’S TEACHING METHOD, LEARNING INTENSITY, LEARNING FACILITY, LEARNING ENVIRONMENT AND
STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT
A Case Study at Student of Accounting Education Study Programme Academic Year of 2002-2003 Sanata Dharma University
PUJI ASTUTI MULYANINGSIH
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2007
This research was to know whether there was any positive and significant relationship between : (1) students’ perception about their lecturer’s teaching method and students’ learning achievement, (2) learning intensity and students’ learning achievement, (3) learning facility and students’ learning achievement, (4) learning environment and students’ learning achievement, and (5) students’ perception about their lecturer’s teaching method, learning intensity, learning facility, learning environment and students’ learning achievement.
This case study was conducted at Sanata Dharma University, Accounting Education Study Programme academic year of 2002-2003 on September – October 2006.
The population involved was students of accounting education study
programme academic year of 2002-2003 Sanata Dharma University Yogyakarta, 164 students. The sample of 100 students was taken by using Proportional Random Sampling technique. The data was gathered by using quetionnaire and documentation techniques then was analyzed by using analysis with significance level () of 0,05.
The result showed as follows : (1) There was a positive and significant relationship between the students’ perception about their lecturer’s teaching method and students’ learning achievement (raccount = 0,558 > rtable = 0,135), (2) There was a
positive and significant correlation between learning intensity and students’ learning achievement (raccount = 0,529 > rtable= 0,135), (3) There was a positive and significant
correlation between learning facility and students’ learning achievement (raccount =
0,504 > rtable= 0,135), (4) There was a positive and significant correlation between
learning environment and students’ learning achievement (raccount = 0,411 > rtable =
0,135), and (5) There was a positive and significant relationship between the students’ perception about their lecturer’s teaching method, learning intensity, learning facility, learning environment and students’ learning achievement (Raccount=
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE MENGAJAR DOSEN, INTENSITAS BELAJAR, SARANA BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA
Studi Kasus Mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma
SKRIPSI
Oleh:
Puji Astuti Mulyaningsih 011334075
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE MENGAJAR DOSEN, INTENSITAS BELAJAR, SARANA BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA
Studi Kasus Mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Puji Astuti Mulyaningsih 011334075
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
MOTTO
Kalau saya jujur dan sabar mengerjakan sesuatu pasti hasilnya baik dan tahan lama
Melakukan yang terbaik sekarang bukan cuma untuk menunjukkan rasa tanggung jawab, melainkan membuat kita berada pada posisi yang terbaik
juga di masa yang akan datang
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada :
Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW
atas rahmat dan hidayah-Nya
Bapak dan Ibuku tercinta
yang telah memberi dukungan moril dan materiil
Adikku Igit dan Kekasihku Adi
yang selalu memberi semangat
Keluarga Besar Marto Utomo dan Kromo Warno
Keluarga Besar Mbah Kardi
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE MENGAJAR DOSEN, INTENSITAS BELAJAR, SARANA BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA
Studi Kasus Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma
PUJI ASTUTI MULYANINGSIH
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan positif dan signifikan antara : (1) persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen dengan prestasi belajar mahasiswa, (2) intensitas belajar dengan prestasi belajar mahasiswa, (3) sarana belajar dengan prestasi belajar mahasiswa, (4) lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa, dan (5) persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.
Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma, Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 pada bulan September – Oktober 2006.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berjumlah 164 mahasiswa. Jumlah sampel sebanyak 100 mahasiswa diambil dengan teknikProportional Random Sampling. Data diperoleh dengan teknik kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi Product Momentdan analisis korelasi ganda dengan taraf signifikansi ( ) sebesar 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen dengan prestasi belajar mahasiswa (rhitung = 0,558 > rtabel= 0,135), (2) ada hubungan positif dan signifikan
antara intensitas belajar dengan prestasi belajar mahasiswa (rhitung = 0,529 > rtabel =
0,135), (3) ada hubungan positif dan signifikan antara sarana belajar dengan prestasi belajar mahasiswa (rhitung = 0,504 > rtabel = 0,135), (4) ada hubungan positif dan
signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa (rhitung = 0,411
> rtabel = 0,135), dan (5) ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi
mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa (Rhitung= 0,697 > Phitung= 0,00
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN STUDENTS’ PERCEPTION ABOUT THEIR LECTURER’S TEACHING METHOD, LEARNING INTENSITY, LEARNING FACILITY, LEARNING ENVIRONMENT AND
STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT
A Case Study at Student of Accounting Education Study Programme Academic Year of 2002-2003 Sanata Dharma University
PUJI ASTUTI MULYANINGSIH
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2007
This research was to know whether there was any positive and significant relationship between : (1) students’ perception about their lecturer’s teaching method and students’ learning achievement, (2) learning intensity and students’ learning achievement, (3) learning facility and students’ learning achievement, (4) learning environment and students’ learning achievement, and (5) students’ perception about their lecturer’s teaching method, learning intensity, learning facility, learning environment and students’ learning achievement.
This case study was conducted at Sanata Dharma University, Accounting Education Study Programme academic year of 2002-2003 on September – October 2006.
The population involved was students of accounting education study
programme academic year of 2002-2003 Sanata Dharma University Yogyakarta, 164 students. The sample of 100 students was taken by using Proportional Random Sampling technique. The data was gathered by using quetionnaire and documentation techniques then was analyzed by using analysis with significance level () of 0,05.
The result showed as follows : (1) There was a positive and significant relationship between the students’ perception about their lecturer’s teaching method and students’ learning achievement (raccount = 0,558 > rtable = 0,135), (2) There was a
positive and significant correlation between learning intensity and students’ learning achievement (raccount = 0,529 > rtable= 0,135), (3) There was a positive and significant
correlation between learning facility and students’ learning achievement (raccount =
0,504 > rtable= 0,135), (4) There was a positive and significant correlation between
learning environment and students’ learning achievement (raccount = 0,411 > rtable =
0,135), and (5) There was a positive and significant relationship between the students’ perception about their lecturer’s teaching method, learning intensity, learning facility, learning environment and students’ learning achievement (Raccount=
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya skripsi ini dapat selesai dengan baik. Penyusunan skripsi ini
dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan di Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan dan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini terselesaikan berkat bantuan
berbagai pihak. Karenanya, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.,D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Drs. Sutarjo Adisusilo, J.R., selaku Ketua Jurusan Pendidikan dan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
3. Bapak S. Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah banyak
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran selama pembimbingan proposal hingga
selesainya skripsi ini.
5. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA., selaku Pembimbing II yang telah banyak
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran selama pembimbingan proposal hingga
selesainya skripsi ini.
6. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku dosen tamu yang telah
memberikan banyak masukan bagi penyempurnaan skripsi ini.
7. Bapak S. Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang
telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Segenap karyawan sekretariat Program Studi Pendidikan Akuntansi (Mbak Aris,
Pak Wawiek) yang telah memberikan pelayanan yang terbaik kepada peneliti dari
persiapan penelitian sampai pelaksanaan ujian pendadaran.
9. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi (Pak Heri, Pak Sapto, Pak
Ruby, Pak Teguh, Bu Rita, Bu Indah, Bu Catur, Bu Prem) yang telah memberikan
ilmu pengetahuan kepada penulis sehingga dapat menjadi bekal dalam
penyusunan skripsi ini. Juga Pak Choosa PBI yang telah membantu dalam
membuat abstrak.
10. Bapak dan ibuku yang tak henti-hentinya selalu mendoakanku di setiap
kesempatan.
11. Adikku Igit di rumah makasih ya uda dukung dan doain Mba Puji di sini, dan
makasih juga uda selalu bela-belain antri lama di BNI hanya buat kirim nyawa ke
Jogja hehe…Juga buat Eka adikku yang ada di Solo terimakasih atas dukungan
dan kecerewetannya
12. Keluarga Mbah Panggeran dan Mbah Kardi di X_Urang, Mbak Reni, Mas Tri,
Bulek Kris, Om Yadi, de’ Thomas, de’ Alan, de’ Aldi, de’ Beni, terimakasih atas
dukungan dan doanya.
13. Keluarga Pa’de dan Bude di Bantul, terimakasih untuk semuanya.
14. Om dan Tante di Lampung terimakasih atas dukungan dan doanya selama ini,
terutama Tante terimakasih ya Tante sudah khusus doain Puji waktu pendadaran.
15. Adi tercinta yang telah banyak memberikan dukungan, semangat, motivasi,
kesabaran, dan manjain aku selama 1 bulan menjelang pendadaran kemarin ,
terimakasih dan terimakasih atas semuanya … love u Adi…
16. Adikku Estu, Ajeng, Kris, dan Tomy makasih atas dukungan dan doanya selama
ini moga selalu sukses GBU…
18. Temen-temen di PAK (Natha, Estin, Hexa, Kiki, Dewi, Budi, Mas Byar, Mas
Indra) terutama PAK B’01 (Sulis, Silvy, Etik, Anna, Marina, Critny, Ida,
Compos, Sigit, Duwek, Allan, Bendot, Anton) terimakasih atas kebersamaan dan
kasih persaudaraan kalian selama ini. Juga terimakasih untuk PAK 2002-2003
yang uda mau isi kuesioner, buat Emi, Bowo, Beni, makasih ya uda bantuin aku.
19. Temen-temen di Kost Putri Sekartaji (Nata, Cuwi, Titek, Galuh, Dita, Mba Novi)
terimakasih untuk semua dukungan semoga semua selalu sukses.
20. Mba Arpi dan Mas Ahmad Magic 2000 terimakasih uda bantuin aku ngolahin
data.
21. “Teman-temanku” yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis baik dari awal maupun akhir sehingga skripsi ini selesai dengan baik.
Penulis menyadari bahwa isi skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan.
Oleh karenanya, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca skripsi ini
untuk kepentingan penyempurnaannya. Meskipun demikian penulis berharap semoga
skripsi ini sekecil apapun tetap memberikan manfaat bagi para praktisi pendidikan.
Terimakasih.
Yogyakarta, 4 Mei 2007
DAFTAR ISI
Halaman Judul ……….. i
Halaman Persetujuan ……….…... ii
Halaman Pengesahan ……….…... iii
Motto ……….……….…... iv
Halaman Persembahan ……….. v
Pernyataan Keaslian Karya ………... vi
Abstrak ……….. vii
Abstract ………. viii
Kata Pengantar ……….. ix
Daftar Isi …..………. xii
Daftar Tabel ……….………. xv
Daftar Lampiran ……… xvi
BAB I PENDAHULUAN ……… 1
A. Latar Belakang Masalah ……….……….. 1
B. Identifikasi Masalah ………. 4
C. Batasan Masalah ………... 4
D. Rumusan Masalah ………. 4
E. Tujuan Penelitian ……….. 5
F. Manfaat Penelitian ……… 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……….. 7
A. Kerangka Teori ………. 7
1. Prestasi Belajar ………..……….… 7
2. Persepsi Mahasiswa tentang Metode Mengajar Dosen……..……. 10
3. Intensitas Belajar ……….…… 21
4. Sarana Belajar ………. 25
5. Lingkungan Belajar ………. 28
C. Kerangka Berpikir ……… 32
D. Paradigma Penelitian ………. 35
E. Hipotesis ……… 36
BAB III METODE PENELITIAN ……… 37
A. Jenis Penelitian ……….. 37
B. Tempat dan Waktu Penelitian ………... 37
C. Populasi dan Sampel Penelitian ……… 38
D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ……….. 40
1. Variabel Penelitian ………..………..………….. 40
2. Kategori Kecenderungan Variabel ……….………. 41
3. Pengukuran Variabel ……….…………. 41
E. Data yang Diperlukan …….……….. 45
F. Teknik Pengumpulan Data ……… 45
G. Pengujian Instrumen Penelitian ………. 46
1. Pengujian Validitas ………..……. 46
2. Pengujian Reliabilitas ………..………. 49
H. Teknik Analisis Data ………. 51
1. Pengujian Persyaratan Analisis Data ….………..……. 52
a. Uji Normalitas ……….……….. 52
b. Uji Linieritas ………...……… 53
2. Uji Hipotesis Penelitian ……….. 54
3. Sumbangan Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat ……..….. 60
BAB IV GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS ……… 61
A. Sejarah Perkembangan Universitas Sanata Dharma ……….… 61
B. Visi dan Misi ……….… 67
C. Struktur Organisasi ……… 69
D. Jurusan dan Program Studi ……… 72
E. Peraturan Akademik ………..…… 74
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ………. 83
A. Deskripsi Data ……….. 83
1. Metode Mengajar ……….….. 83
2. Intensitas Belajar ………..….. 84
3. Sarana Belajar ……… 85
4. Lingkungan Belajar ………..….. 86
5. Prestasi Belajar ………..…. 87
B. Pengujian Persyaratan Analisis ………..….. 88
1. Uji Normalitas ………..……….. 88
2. Uji Linieritas ……….……….. 90
C. Pengujian Hipotesis Penelitian ………..………… 92
D. Pembahasan Hasil Penelitian ………..…..…… 105
BAB VI KESIMPULAN ……….……. 115
A. Kesimpulan ……….. 115
B. Keterbatasan Penelitian ……… 119
C. Saran ………. 120
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Tabel PAP Tipe II ……...……… 41
Tabel 3.2 : Tabel Kategori Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa ………… 42
Tabel 3.3 : Tabel Kisi-Kisi Kuesioner ………... 43
Tabel 3.4 : Tabel Skor Nilai-Nilai Item Kuesioner ………... 44
Tabel 3.5 : Tabel Hasil Uji Validitas ………. 47
Tabel 3.6 : Tabel Hasil Uji Reliabilitas ………. 50
Tabel 3.7 : Tabel Keterandalan Variabel Penelitian ……….. 50
Tabel 3.8 : Pedomam Penilaian Koefisien Korelasi ……….. 54
Tabel 4.1 : Tabel Jurusan dan Program Studi ……….… 72
Tabel 4.2 : Tabel Jadwal Kegiatan Belajar ……… 75
Tabel 4.3 : Tabel Beban Studi Maksimal ……….. 77
Tabel 4.4 : Tabel Koleksi Perpustakaan ………. 78
Tabel 5.1 : Tabel Kategori Kecenderungan Variabel Metode Mengajar …... 84
Tabel 5.2 : Tabel Kategori Kecenderungan Variabel Intensitas Belajar …... 85
Tabel 5.3 : Tabel Kategori Kecenderungan Variabel Sarana Belajar…….... 86
Tabel 5.4 : Tabel Kategori Kecenderungan Variabel Lingkungan Belajar ... 87
Tabel 5.5 : Tabel Kategori Kecenderungan Variabel Prestasi Belajar …….. 88
Tabel 5.6 : Tabel Rangkuman Pengujian Normalitas ……….…... 90
Tabel 5.7 : Tabel Rangkuman Pengujian Linieritas ……… 91
Tabel 5.8 : Tabel Hasil Korelasi Antara Variabel-Variabel Bebas dengan Variabel Terikat ……… 92
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Kuesioner ……… 124
Lampiran II : Uji Validitas dan Reliabilitas ……….. 129
Lampiran III : Data Mentah dan Data Induk ………...…… 132
Lampiran IV : Daftar Distribusi Frekuensi ………. 156
Lampiran V : Penilaian Acuan Patokan Tipe II ……….… 167
Lampiran VI : Uji Normalitas dan Uji Linieritas ……….….. 172
Lampiran VII : Regresi Ganda ………..……..……….… 178
Lampiran VIII : Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif ………... 192
Lampiran IX : Tabel r, t, dan F ………...……… 197
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan yang mutlak bagi pelaksanaan
pembangunan masyarakat suatu negara, karena pendidikan merupakan dasar bagi
pelaksanaan pembangunan. Dalam rangka pelaksanaan pembangunan, terlebih
pembangunan yang berorientasi untuk membenahi bangsa Indonesia yang sedang
menghadapi masalah dibutuhkan manusia-manusia yang berkualitas.
Manusia-manusia yang berkualitas dapat dihasilkan dari penerapan
pendidikan yang bermutu. Oleh karena itu, pendidikan merupakan salah satu hal
penting yang mendapat perhatian bangsa Indonesia. Kualitas manusia berkaitan
erat dengan mutu pendidikan. Bila mutu pendidikan baik, maka kemungkinan
besar akan menghasilkan manusia yang berkualitas.
Salah satu ciri sukses dalam belajar adalah memperoleh prestasi belajar
yang tinggi. Bila seseorang memperoleh prestasi yang baik, maka secara umum
dapat dikatakan bahwa dia sukses dalam belajar. Bila nilai yang diberikan dosen
rendah, maka prestasi seorang mahasiswa dianggap rendah. Bila nilai yang
diberikan dosen tinggi, maka prestasi seorang mahasiswa dianggap tinggi
sekaligus dianggap sebagai mahasiswa yang sukses dalam belajar.
Untuk mencapai hal tersebut, maka perlu adanya hal-hal yang
belajar. Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar
mahasiswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu
faktor-faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa, misalnya faktor-faktor fisiologis (kondisi
fisik, panca indera) dan faktor psikologis (minat, bakat, motivasi, intensitas).
Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri mahasiswa,
misalnya faktor ekonomi, status sosial orang tua, orang tua, d osen, teman, sarana
belajar, lingkungan belajar, metode mengajar dosen, dan lain-lain.
Menurut Prayitno (1997:73), kesuksesan belajar siswa atau mahasiswa
lebih banyak ditentukan oleh PTSDL, sebuah singkatan dari prasyarat penguasaan
materi, keterampilan belajar, sarana belajar, kondisi diri pribadi, dan lingkungan
belajar, daripada Proses Belajar Mengajar (PBM) yang dilakukan di dalam kelas.
Kemampuan mengajar dengan menggunakan metode yang tepat
merupakan tuntutan yang harus dipenuhi oleh seorang dosen. Penggunaan metode
diperlukan agar penyampaian materi atau bahan agar tercapai dengan baik.
Metode ini berkaitan dengan keberhasilan proses belajar mengajar yang hasilnya
akan menentukan prestasi yang akan dicapai oleh mahasiswa (Zuhairini,
1983:80).
Selain metode mengajar dosen, intensitas belajar dari mahasiswa juga
berperan untuk mencapai prestasi belajar. Intensitas belajar merupakan salah satu
prasyarat belajar sukses (Gredler, 1991:34). Faktor lain yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar mahasiswa adalah sarana belajar. Sarana belajar ini tidak hanya
lembaga pendidikan tempat mahasiswa belajar. Perlunya sarana belajar ini
mempermudah keberhasilan pencapaian prestasi belajar. Bagaimanapun sarana
belajar menentukan keberhasilan, sehingga menurut Imran (1996:47), sarana
belajar yang ada harus dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Keberhasilan belajar mahasiswa ditentukan juga oleh lingkungan belajar,
karena lingkungan mempengaruhi seseorang untuk berkonsentrasi sehingga akan
berpengaruh juga terhadap prestasi belajar (Prayitno, 1997:75).
Penulis melihat di Program Studi Pendidikan Akuntansi ada beberapa
mata kuliah yang mahasiswanya berprestasi rendah. Hal ini dapat disebabkan oleh
beberapa hal yang diantaranya adalah mahasiswa yang merasa tidak cocok
dengan metode mengajar yang digunakan dosen, sarana belajar yang dirasa
kurang lengkap, lingkungan belajar yang kurang mendukung, dan intensitas
belajar mahasiswa yang rendah.
Beberapa faktor tersebut di atas diduga dapat mempengaruhi keberhasilan
belajar atau prestasi belajar mahasiswa. Berdasarkan permasalahan tersebut di
atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan
Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Metode Mengajar Dosen, Intensitas Belajar,
Sarana Belajar, dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa”
studi kasus mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003
B. Identifikasi Masalah
Masalah-masalah yang muncul dalam pencapaian prestasi belajar
mahasiswa yaitu kondisi fisik (panca indera), minat, bakat, tingkat kecerdasan,
motivasi, orang tua dalam mendidik, dukungan dari teman, bimbingan dari dosen,
profesionalisme dosen, metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar,
dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.
C. Batasan Masalah
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi
angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma. Agar penelitian ini lebih terarah
dan mengingat waktu, biaya, dan tenaga yang terbatas, maka penelitian hanya
dibatasi pada 4 faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa yaitu
metode mengajar, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas dapat dirumuskan beberapa masalah
sebagai berikut :
1. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa
tentang metode mengajar dosen dengan prestasi belajar mahasiswa?
2. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara intensitas belajar dengan
3. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara sarana belajar dengan
prestasi belajar mahasiswa?
4. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan
prestasi belajar mahasiswa?
5. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa
tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar, dan
lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat dirumuskan tujuan dari
penelitian yang dilakukan yaitu :
1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif dan signifikan antara
persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen dengan prestasi belajar
mahasiswa.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif dan signifikan antara
intensitas belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif dan signifikan antara sarana
belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.
4. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif dan signifikan antara
5. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif dan signifikan antara
persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensiatas belajar,
sarana belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.
F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Dosen
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi dosen untuk
lebih menyempurnakan kegiatan belajar mengajar dengan mengingat
pentingnya hubungan metode mengajar dosen dengan prestasi belajar
mahasiswa secara maksimal.
2. Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi
mahasiswa agar mempunyai intensitas belajar yang tinggi dengan didukung
oleh sarana belajar dan lingkungan belajar yang baik sehingga mencapai
prestasi belajar secara optimal.
3. Bagi Universitas
Penelitian ini diharapkan agar dapat menambah referensi kepustakaan,
khususnya referensi mengenai pendidikan yang dapat digunakan oleh
berbagai pihak yang berkepentingan dalam dunia kependidikan.
4. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan akan banyak memberi bekal bagi
penulis sebelum terjun dalam praktik dunia pendidikan khususnya yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori 1. Prestasi Belajar
a. Pengertian prestasi belajar
Prestasi adalah hasil puncak yang telah dicapai. Sedangkan
pengertian prestasi menurut Winkel (1983:16) adalah suatu kecakapan
yang dimiliki oleh seseorang dari hasil yang dilakukan. Dan belajar itu
sendiri mempunyai pengertian sebagai suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 1987:2).
Menurut para penulis buku psikologi belajar, mereka
mendefinisikan belajar sebagai suatu perubahan tingkah laku dalam diri
seseorang yang relatif menetap sebagai hasil sebuah pengalaman (Ali
Imron, 1996:3). Selain itu, belajar dalam arti luas adalah kegiatan
psikofisik menuju perkembangan pribadi seutuhnya, sedangkan dalam arti
sempit adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang
merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya
Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
penguasaan pengertian yang dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.
Pengertian prestasi belajar menurut Drs. Peter Salim dan Yenny Salim
(1991:190) adalah penguasaan pengetahuan keterampilan terhadap mata
pelajaran yang dibuktikan melalui hasil tes. Prestasi belajar menurut
Nasution (1984:42) adalah pencapaian hasil belajar yang dinyatakan
dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat
mencerminkan hasil yang sudah dicapai anak dalam periode tertentu.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar adalah hasil dari penguasaan pengetahuan terhadap mata
pelajaran yang diwujudkan dengan nilai tes atau angka nilai yang
diberikan guru/ dosen.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Faktor intern (faktor yang berasal dari dalam individu). Faktor ini erat
hubungannya dengan kesehatan dan cacat tubuh. Faktor intern ini
meliputi:
a). Faktor psikologis, yaitu faktor-faktor yang berhubungan dengan
kejiwaan, misalnya : intelegensi, perhatian, minat, bakat, emosi,
b). Faktor biologis, yaitu hal-hal atau hambatan yang secara langsung
berhubungan dengan individu, yang meliputi : kesehatan dan cacat
tubuh. Faktor psikis dan phisik (biologis) ini keadaannya ada yang
ditentukan oleh keturunan, faktor lingkungan, dan ada pula yang
ditentukan oleh faktor keturunan dan lingkungan.
2. Faktor ekstern (faktor yang berasal dari luar individu). Faktor ekstern
ini dikelompokkan menjadi faktor lingkungan alam, faktor sosial
ekonomi, dosen, metode mengajar dosen, kurikulum, materi kuliah,
sarana dan prasarana.
Semua faktor tersebut sangat berpengaruh dalam membantu
meningkatkan prestasi belajar mahasiswa, karena itu diupayakan agar
faktor-faktor tersebut dapat berjalan dengan seiring dan seimbang. Namun
demikian seorang mahasiswa dalam studinya dapat mencapai prestasi
belajar yang baik, apabila didukung oleh adanya usaha-usaha, yaitu
(Masrun dan Sri Mulyani Martiniah, 1976:21) :
1). Mempunyai tujuan belajar yang jelas
2). Mempunyai motivasi intrinsik
3). Mempunyai minat belajar
4). Mempunyai kecakapan dalam penguasaan bahan
2. Persepsi Mahasiswa tentang Metode Mengajar Dosen a. Persepsi
Persepsi adalah suatu proses yang didahului oleh penginderaan
yaitu merupakan suatu proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh
individu melalui alat reseptornya. Stimulus yang telah diindera tersebut
oleh individu diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga
individu menyadari, mengerti, tentang apa yang diindera tersebut.
Dalam kenyataannya setiap orang dihadapkan pada sejumlah besar
objek dan peristiwa. Objek dan peristiwa itu tidak mempunyai arti apa-apa
jika tidak diinterpretasikan atau ditafsirkan. Persepsi terhadap suatu objek
dan peristiwa yang sama dan disampaikan oleh orang yang sama pula,
terhadap hal ini tidak berarti persepsi orang yang satu dengan orang yang
lain tidak mungkin terjadi kesamaan. Maksudnya satu stimulus dapat
menimbulkan lebih dari satu respon yang berbeda dan beberapa stimulus
yang berbeda dapat saja menimbulkan satu respon yang sama (Saifuddin
Azwar, 1995:10).
Jadi dapat dikatakan persepsi mahasiswa dapat bersifat positif atau
negatif tergantung cara ia memandang atau mempersepsikan tentang
metode mengajar. Sehingga persepsi mahasiswa tentang metode mengajar
dosen adalah suatu proses pemahaman, menerima, dan
menginterpretasikan tentang metode yang digunakan oleh dosen dalam
b. Metode Mengajar
1). Pengertian metode mengajar
Metode mengajar adalah cara yang dipergunakan dosen dalam
mengadakan hubungan dengan mahasiswa pada saat berlangsungnya
pengajaran (Nana Sudjana, 1987:76). Metode mengajar menurut
Ulihbukit (1984:5) adalah suatu cara atau jalan yang berfungsi sebagai
alat yang digunakan dalam menyajikan bahan pelajaran untuk
mencapai tujuan pengajaran. Jadi, metode mengajar di sini adalah cara
yang digunakan dosen dalam proses belajar mengajar untuk mencapai
tujuan pengajaran.
Peranan metode mengajar adalah sebagai alat untuk
menciptakan proses mengajar dan belajar. Metode menentukan
berbagai kegiatan belajar mahasiswa sehubungan dengan kegiatan
mengajar dosen. Dengan kata lain akan menciptakan interaksi
edukatif.
Dalam interaksi ini dosen berperan sebagai penggerak atau
pembimbing, sedangkan mahasiswa berperan sebagai penerima atau
yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan dengan baik jika
mahasiswa banyak yang aktif dibandingkan dengan dosen. Oleh
karenanya, metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat
menumbuhkan kegiatan belajar mahasiswa. Baik tidaknya suatu
karenanya di sini penulis akan menguraikan mengenai persepsi
mahasiswa tentang metode mengajar dosen.
2). Jenis-jenis metode mengajar
Proses belajar mengajar yang baik sebaiknya menggunakan
berbagai jenis metode mengajar secara bergantian atau saling
bahu-membahu satu sama lain. Masing-masing metode ada kelebihan dan
kekurangannya. Oleh karena itu, merupakan tugas dosen untuk
memilih berbagai metode yang tepat dan sesuai dengan materi yang
akan disampaikan untuk menciptakan proses belajar mengajar.
Ketepatan penggunaan metode mengajar tergantung pada tujuan, isi
proses belajar mengajar, dan kegiatan belajar mengajar.
Ditinjau dari segi penerapannya, metode-metode mengajar ada
yang tepat digunakan untuk mahasiswa dalam jumlah besar dan ada
yang tepat digunakan untuk mahasiswa dalam jumlah kecil. Ada juga
yang tepat digunakan di dalam kelas atau bahkan di luar kelas. Berikut
ini akan diuraikan beberapa jenis metode mengajar, yaitu :
1). Metode ceramah
Ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan
(Nana Sudjana, 1987:77). Dalam metode ini merupakan dosen
harus merangsang mahasiswanya untuk berpikir, membimbing
mereka dalam perkembangannya, membantu mereka dalam cara
masalah-masalah yang ada dalam hidup mereka. Metode ini pun
akan berhasil dengan baik bila penggunannya betul-betul
dipersiapkan dengan baik, didukung oleh media, dan
metode-metode yang lain, misalnya tanya jawab, tugas, latihan, dan
lain-lain.
Metode ceramah ini wajar digunakan apabila (Nana Sudjana,
1987:78) :
(a). Ingin mengajarkan topik baru
(b). Tidak ada sumber bahan pelajaran pada mahasiswa
(c). Menghadapi sejumlah mahasiswa yang cukup banyak
2). Metode tanya jawab
Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang
memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifattwo way traffic, sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara dosen dan mahasiswa (Nana Sudjana,1987:78). Dosen bertanya dan
mahasiswa menjawab atau sebaliknya mahasiswa bertanya dan
dosen menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan
timbal balik secara langsung antara dosen dengan mahasiswa.
3). Metode diskusi
Pada dasarnya diskusi adalah tukar menukar informasi,
pendapat, dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan
lebih teliti tentang sesuatu atau mempersiapkan dan menyelesaikan
keputusan bersama (Nana Sudjana, 1987:79).
Diskusi hanya mungkin timbul jika dihadapi suatu masalah
yang memungkinkan jawabannya bermacam-macam. Tetapi
diskusi berbeda dengan debat, karena debat adalah perang mulut,
orang beradu argumentasi, beradu paham, dan kemampuan
persuasi untuk memenangkan pahamnya sendiri. Dalam diskusi
mahasiswalah yang harus berbicara bukan dosen. Oleh karena itu,
dalam diskusi tiap orang diharapkan memberikan sumbangan
sehingga seluruh kelompok kembali dengan paham yang dibina
bersama.
4). Metode tugas belajar
Tugas dimaksudkan meninjau pelajaran yang diberikan
dosen untuk menghafal pelajaran yang sudah diajarkan, untuk
latihan mengumpulkan bahan, untuk memecahkan suatu masalah,
dan lain-lain. Tugas dapat dilaksanakan di rumah, di kampus, di
perpustakaan, dan tempat lainnya baik secara individual maupun
secara berkelompok.
5). Metode kerja kelompok
Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi
kelompok mengandung pengertian bahwa mahasiswa dalam satu
ataupun dibagi atas kelompok-kelompok kecil (Nana Sudjana,
1987:82). Ada dua jenis kelompok bila dilihat dari segi proses
kerjanya (Nana Sudjana, 1987:83) yaitu :
(a).Kelompok jangka pendek, artinya jangka waktu untuk bekerja
dalam kelompok tersebut hanya pada waktu itu saja, hanya
sebentar saja (5-20 menit).
(b).Kelompok jangka panjang, artinya proses kerja dalam
kelompok itu bukan hanya pada waktu itu saja tetapi dapat
berlaku untuk satu periode tertentu sesuai dengan tugas
masalah yang akan diselesaikan dan waktu yang akan
diberikan oleh dosen.
6). Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah suatu metode mengajar dengan
cara mengkombinasikan lisan dengan suatu perbuatan serta
dipergunakan suatu alat.
7). Metode eksperimen
Metode eksperimen adalah suatu metode mengajar dengan
cara melakukan percobaan untuk membuktikan suatu hal yang
sudah diajarkan dan kemudian melihat apa yang terjadi yang
8). Metode sosiodrama
Metode sosiodrama adalah semacam sandiwara tanpascript (bahan tertulis), tanpa latihan terlebih dahulu, tanpa menyuruh
anak menghafalkan sesuatu. Metode ini dipergunakan bila kita
ingin memberikan pengertian yang lebih mendalam tentang pikiran
dan perasaan manusia dalam berbagai situasi yang mengandung
suatu masalah sosial.
9). Metodeproblem solving
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai dari mencari
data sampai kepada menarik kesimpulan. Metode ini mendorong
mahasiswa untuk berpikir secara sistematis dengan
menghadapkannya kepada masalah-masalah.
10).Metode karyawisata (field-trip)
Metode karyawisata adalah metode mengajar dengan cara
mengunjungi suatu tempat ke luar kelas dalam rangka belajar.
Dengan adanya karyawisata maka akan terbentuk suatu jembatan
yang menghubungkan antara kampus dengan masyarakat dan
11).Metode latihan siap (driil)
Metode ini digunakan untuk memperoleh suatu
ketangkasan atau keterampilan tentang sesuatu yang dipelajari
mahasiswa dengan melakukannya secara praktis
pengetahuan-pengetahuan yang dipelajarinya.
12).Metoderesource person(manusia sumber)
Metode resource person adalah orang luar (bukan dosen) yang memberikan pelajaran kepada mahasiswa. Orang luar ini
diharapkan memiliki keahlian khusus, seperti akuntan, diminta
untuk memberikan penjelasan tentang pembukuan di depan kelas.
Orang luar tadi dapat kita kunjungi di tempat ia bekerja, jadi
mahasiswa pergi ke resource person atau orang luar tdi yang diundang datang ke kampus, cara ini disebut resource-visitor (Nana Sudjana, 1987:88).
13).Metode sistem regu (team-teaching)
Metode sistem regu adalah metode mengajar yang
dilakukan oleh dua orang dosen atau lebih yang bekerja sama
untuk mengajar sebuah kelompok mahasiswa. Jadi dalam satu
14).Metode survai masyarakat
Metode survai masyarakat adalah metode mengajar dengan
cara mencari informasi atau keterangan dari sejumlah unit tertentu
baik melalui observasi maupun komunikasi langsung (wawancara).
15).Metode simulasi
Metode simulasi adalah metode mengajar dengan cara
menjelaskan sesuatu melalui perbuatan yang bersifat pura-pura
atau melalui proses tingkah laku imitasi. Misalnya peragaan
Pemilu, gladiresik suatu upacara tertentu.
16).Pembelajaran kontekstual (contextual teaching learning)
Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang
mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang
diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
17).Pengajaran berbasis masalah (problem-based learning)
Pengajaran berbasis masalah adalah suatu pendekatan
pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu
konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan
18).Pembelajaran kooperatif (cooperatif learning)
Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran
yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk
bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk
mencapai tujuan belajar.
19).Strategi inkuiri
Pembelajaran dengan penemuan (inquiry), siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif dengan
konsep-konsep dan prinsip-prinsip dan guru mendorong siswa
untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang
memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri
mereka sendiri.
20).Pengajaran otentik
Pengajaran otentik yaitu pendekatan pengajaran yang
memperkenankan siswa untuk mempelajari konteks bermakna.
Siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan pemecahan
masalah yang penting dalam konteks kehidupan yang nyata.
21).Pengajaran berbasis proyek/tugas (project-based learning)
Pengajaran berbasis proyek/tugas adalah pendekatan yang
memperkenankan siswa untuk bekerja secara mandiri dalam
membentuk pembelajarannya dan memunculkannya dalam produk
22).Pengajaran berbasis kerja (work-based learning)
Pengajaran berbasis kerja adalah pengajaran yang
memungkinkan siswa menggunakan konteks tempat kerja untuk
memepelajari materi pelajaran berbasis sekolah dan bagaimana
materi tersebut dipergunakan kembali di tempat kerja.
3). Ciri-ciri Metode Mengajar yang Baik
Di dalam menggunakan satu atau beberapa metode mengajar, harus
diperhatikan beberapa ciri-ciri metode mengajar yaitu sebagai berikut
(Jusuf Djajadisastra, 1982:11-12) :
1). Membangkitkan motif, minat, dan gairah belajar mahasiswa.
2). Menjamin perkembangan kegiatan kepribadian mahasiswa.
3). Memberikan kesempatan bagi ekpresi yang kreatif dari
kepribadian mahasiswa.
4). Merangsang keinginan mahasiswa untuk belajar lebih lanjut,
melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaharuan).
5). Mendidik mahasiswa dalam belajar sendiri dan cara memperoleh
pengetahuan melalui usaha pribadi.
6). Meniadakan penyajian yang bersifat verbalistis dan menggantinya
dengan pengalaman/ situasi yang nyata dan bertujuan.
7). Menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap
utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara-cara bekerja yang
8). Membimbing mahasiswa agar pada akhirnya mampu berdiri
sendiri atas tanggung jawab sendiri.
3. Intensitas Belajar
a. Pengertian Intensitas Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian intensitas
adalah keadaan tingkatan atau ukuran intensnya. Sedangkan intens adalah
hebat atau sangat kuat, penuh semangat. Sedangkan belajar adalah
mengumpulkan sejumlah pengetahuan (Ali Imron, 1996:3). Jadi, intensitas
belajar adalah suatu keadaan di mana seseorang secara sungguh-sungguh
dan terus menerus mengumpulkan pengetahuan sehingga memperoleh
hasil yang optimal.
Untuk memperoleh hasil yang optimal itu bukanlah hal yang
mudah. Banyak mahasiswa telah belajar sangat giat, tapi usaha itu tidak
memberikan hasil yang diharapkan. Dalam ujian–ujian seringkali
mengalami kegagalan dan bertahun-tahun telah bekerja keras belum juga
lulus dari perguruan tinggi. Memang bekerja keras saja belum menjamin
seseorang akan lulus dalam ujian dan mendapat gelar kesarjanaan. Di
samping itu, kesanggupan untuk berusaha giat dan tekun diperlukan pula
cara belajar yang efisien.
Rangkaian aktivitas tersebut mencakup berbagai cara dan langkah.
Di antara macam-macam cara dan langkah itu tentu ada yang buruk dan
usaha dan hasilnya. Cara-cara belajar yang efisien inilah yang harus
dikenal, dipahami dan dipraktekkan oleh setiap mahasiswa agar studinya
berhasil.
Oleh karena itu langkah pertama yang sebaiknya dilakukan oleh
para pelajar yang memasuki perguruan tinggi ialah mempelajari cara
belajar yang efisien. Kemudian pengetahuan itu dipraktekkan sehari-hari
sampai menjadi suatu kebiasaan dalam studi. Tetapi efisiensi dalam
belajar hendaknya ditekankan pada segi hasil, yaitu dengan usaha belajar
tertentu mencapai hasil yang maksimum.
Sebelum seorang mahasiswa mulai memahami rangkaian cara
belajar yang efisien itu, terlebih dahulu ia harus mengembangkan sikap
yang baik serta memiliki syarat-syarat dan alat perlengkapan untuk belajar
yang tepat.
Sikap mahasiswa yang baik terdiri atas (The Liang Gie, 1979:9) :
1). Sikap mental
Landasan utama bagi pembentukan cara belajar yang baik pada setiap
mahasiswa ialah memiliki sikap rohani tertentu. Sikap mental yang
perlu diusahakan oleh setiap mahasiswa yaitu meliputi tujuan belajar,
minat terhadap pelajaran, kepercayaan pada diri sendiri, dan keuletan.
2). Perilaku di Perguruan Tinggi
Selama belajar di perguruan tinggi, seorang mahasiswa harus
Mahasiswa yang baik adalah mahasiswa yang mengetahui segala
sesuatu tentang kewajibannya sebagai mahasiswa dengan penuh
disiplin dan rasa tanggung jawab.
b. Cara belajar yang efisien
Cara belajar yang efisien mengandung asas-asas tertentu yang
tidak saja harus dipahami oleh para mahasiswa tetapi juga harus dihayati
selama masa studinya di perguruan tinggi. Dalam setiap usaha apapun
tentu terdapat asas–asas yang harus dijadikan pedoman untuk suksesnya
usaha itu. Asas adalah suatu dalil umum yang dapat diterapkan pada suatu
rangkaian kegiatan untuk menjadi petunjuk dalam melakukan
tindakan-tindakan. Demikian pula dalam usaha belajar dapatlah dicari dan
ditentukan asas-asas tertentu yang berguna sebagai pedoman bagi para
mahasiswa dalam melakukan studinya. Prinsip-prinsip dalam belajar itu
menyangkut 3 hal, yaitu keteraturan, disiplin, dan konsentrasi (The Liang
Gie, 1979:49).
1. Keteraturan dalam belajar
Pokok pangkal yang pertama dari cara belajar yang baik adalah
keteraturan. Pengetahuan mengenai cara belajar yang efisien pada
umumnya berupa rumus-rumus untuk bekerja secara teratur. Hanya
dengan bekerja secara teratur seorang mahasiswa akan memperoleh hasil
yang baik. Ia harus secara teratur mengikuti kuliah. Membaca buku
pelajarannya harus disusun secara teratur. Alat perlengkapan untuk
belajar harus pula disimpan dan dipelihara secara teratur.
Jika sifat keteraturan ini telah benar-benar dihayati sehingga
menjadi kebiasaan seorang mahasiswa dalam perbuatannya, maka sifat
ini akan mempengaruhi pula jalan pikirannya. Hanya dengan jalan
pikiran yang teratur maka ilmu itu dapat dimengerti dan dikuasai.
2.Disiplin belajar
Dengan jalan berdisiplin untuk melaksanakan pedoman-pedoman
yang di dalam usaha belajar, barulah seorang mahasiswa mungkin
mempunyai cara belajar yang baik. Sifat bermalas-malasan, keinginan
mencari gampangnya saja, keseganan untuk bersusah payah
memusatkan pikiran, kebiasaan untuk melamun dan gangguan-gangguan
lainnya selalu menghinggapi kebanyakan mahasiswa. Gangguan itu
hanya dapat diatasi jika seorang mahasiswa mempunyai disiplin.
Berdisiplin selain akan membuat seorang mahasiswa memiliki
kecakapan mengenai cara belajar yang baik juga merupakan suatu
proses ke arah pembentukan watak yang baik.
Cara belajar yang baik bukanlah bakat sejak lahir dari
segolongan orang saja. Cara belajar yang baik adalah suatu kecakapan
yang dapat dimiliki oleh setiap mahasiswa dengan jalan latihan. Tetapi
kemauan dan kesungguhan barulah dapat dimiliki oleh seorang
mahasiswa.
3.Konsentrasi
Setiap mahasiswa yang sedang menuntut ilmu harus melakukan
konsentrasi dalam belajarnya. Tanpa konsentrasi tak mungkin ia berhasil
menguasai pelajarannya. Di dalam ruang kuliah sering dijumpai seorang
mahasiswa walaupun tampaknya mendengarkan penjelasan dosen, tapi
ternyata pikirannya melayang-layang entah kemana.
Menurut The Liang Gie konsentrasi adalah pemusatan pikiran
terhadap suatu hal dengan menyampingkan semua hal lainnya yang
tidak berhubungan. Dalam belajar maka konsentrasi berarti pemusatan
pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan menyampingkan semua
hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran tersebut.
4. Sarana Belajar
a. Pengertian sarana belajar
Komunikasi antara pendidik dan anak didik yang berwujud
pergaulan memungkinkan terjadinya proses pendidikan. Di dalam
kehidupan modern media komunikasi bukanlah barang yang mewah, di
mana salah satu syarat untuk berhasil tidaknya suatu program organisasi
ialah menggunakan media atau sarana yang baik dan tepat. Hal ini pun
Dalam dunia pendidikan/pengajaran hal tersebut dinamakan alat
peraga : istilah ini akhirnya di dalam pendidikan disebut media pendidikan
atau juga bisa disebut sarana belajar. Ada pula yang menyebutnya Audio Visual Aid (AVA = alat bantu pandang dengar). Sesuai dengan namanya maka fungsinya membantu proses belajar mengajar melalui penglihatan
dan pendengaran. Jangan sampai AVA ini justru mengganggu tercapainya
tujuan pembelajaran (Roestiyah, 1982:67).
Pengertian sarana belajar atau media pembelajaran adalah bahan,
alat, atau media yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar baik di
dalam kelas maupun luar kelas agar proses pembelajaran berjalan dengan
lancar dan tepat guna.
Seorang dosen harus berusaha agar materi pengajaran yang
disampaikan dapat dengan mudah diserap atau dimengerti oleh
mahasiswa. Oleh karena itu, untuk memudahkan penyampaian materi
pengajaran tersebut perlu diusahakan agar mahasiswa memanfaatkan dan
menggunakan sarana belajar yang ada.
Pengertian sarana belajar yang penulis maksud di sini adalah bahan,
alat, media atau fasilitas yang digunakan oleh mahasiswa untuk belajar
baik di dalam kampus maupun di luar kampus.
b. Fungsi sarana belajar
1). Fungsi edukatif, artinya dengan sarana belajar ini dapat memberikan
pengaruh baik yang mengandung nilai-nilai pendidikan. Pengaruh ini
berguna bagi diri sendiri maupun orang lain.
2). Fungsi sosial, artinya dengan sarana belajar ini hubungan antara
pribadi anak dapat lebih baik lagi, sebab mereka secara gotong royong
dapat bersama-sama mempergunakan sarana belajar itu.
3). Fungsi ekonomis, artinya dengan satu macam sarana belajar
pendidikan sudah dapat dinikmati oleh sejumlah anak didik dan bisa
dipergunakan sepanjang waktu. Fungsi lain adalah dapat mengurangi
tenaga manusia, sebab pada pelajaran-pelajaran tertentu tidak perlu
disajikan/ diberikan oleh dosen tetapi cukup dengan AVA.
4). Fungsi politis, artinya dengan sarana belajar ini berarti sumber
pendidikan atau yang lain yang berasal dari pusat akan sama sampai di
daerah-daerah bahkan di tiap-tiap kampus.
5). Fungsi seni (budaya), artinya dengan adanya sarana belajar ini berarti
kita bisa mengenalkan bermacam-macam hasil budaya manusia
sehingga pengetahuan mahasiswa tentang nilai-nilai budaya manusia
makin lama makin bertambah. Sebab AVA ini pun hasil budaya
manusia.
c. Jenis-jenis sarana belajar
Sarana belajar bisa disebut juga “perangkat keras” dan “perangkat
misalnya : perpustakaan, meja belajar, ruang belajar, ruang kelas, AVA
dan lain-lain, sedangkan yang dimaksud dengan perangkat lunak adalah
sarana yang secara fisik memang lunak, misalanya : modul, buku tulis,
alat-alat tulis, dan lain-lain.
5. Lingkungan Belajar
a. Pengertian lingkungan belajar
Selain faktor individu, faktor lingkungan lebih-lebih lingkungan
belajar sangat menentukan motivasi belajar seseorang untuk mendapatkan
prestasi belajar yang baik, sebab individu secara sadar atau tidak
senantiasa tersosialisasi oleh lingkungannya. Lingkungan belajar adalah
segala sesuatu yang terdapat di tempat belajar.
b. Jenis-jenis lingkungan belajar
Lingkungan belajar ini meliputi : lingkungan fisik dan lingkungan
sosial (Ali Imron, 1996:103). Adapun uraiannya adalah sebagai berikut :
1). Lingkungan fisik
Lingkungan fisik adalah tempat di mana pembelajar tersebut
belajar sehingga si pembelajar dapat merasakan apakah tempat
belajarnya nyaman ataukah tidak, apakah tempat belajarnya segar atau
pengap. Hal-hal yang demikian sangat berpengaruh pada motivasi
belajar yang pastinya akan berpengaruh pada pencapaian prestasi
belajar seseorang. Demikian juga tempat yang berantakan, tidak
seseorang. Sebaliknya, tempat belajar yang teratur, yang tertata dengan
rapi akan mendorong seseorang bergairah belajar. Tempat belajar yang
bising pun dapat mengganggu belajar seseorang, tapi sebaliknya
tempat belajar yang tenang bisa menimbulkan gairah belajar.
2). Lingkungan sosial
Lingkungan sosial adalah suatu lingkungan di mana seseorang
itu ada keterkaitan dengan orang lain. Lingkungan sosial ini bisa
berupa lingkungan sepermainan, lingkungan teman sebaya, kelompok
belajar, lingkungan keluarga. Walaupun faktor pribadi seseorang lebih
menentukan terhadap diri sendiri haruslah diakui bahwa kelompok
belajar, teman sebaya, lingkungan sepermainan, maupun lingkungan
keluarga ini pun sangat menentukan motivasi belajar seseorang dalam
pencapaian prestasi belajar yang baik.
Misalnya, jika dalam suatu lingkungan sosial seseorang tidak
terbiasa dengan aktivitas belajar, atau dapat disebut belajar belum
membudaya maka seseorang itu kurang memotivasi atau bahkan tidak
termotivasi sama sekali unuk belajar. Begitupun dalam lingkungan
keluarga yang kurang mendukung bahkan tidak adanya dorongan dan
pengertian dari orang tua maupun anggota keluarga lainnya, terkadang
B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelitian Indrawati (2004) yang berjudul “Hubungan antara
Motivasi Belajar, Disiplin Belajar, dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi
Belajar Mahasiswa” menunjukkan : (1) ada hubungan yang positif dan signifikan
antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa artinya semakin tinggi
motivasi belajar mahasiswa semakin tinggi prestasi belajar yang dicapai oleh
mahasiswa, (2) ada hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar
dengan prestasi belajar mahasiswa artinya semakin tinggi disiplin belajar
mahasiswa semakin tinggi prestasi belajar yang dicapai mahasiswa, dan (3) ada
hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi
belajar mahasiswa artinya semakin baik kondisi lingkungan belajar mahasiswa
semakin tinggi prestasi yang dicapai oleh mahasiswa.
Hasil penelitian Noviati Mumpuni (2004) yang berjudul “Hubungan
antara Persepsi Siswa tentang Gaya Mengajar Guru, Persepsi Siswa tentang
Hubungan Interpersonal Guru Siswa, dan Motivasi Belajar Siswa dengan Prestasi
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi” menunjukkan : (1) ada hubungan
yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang gaya mengajar guru
dengan prestasi belajar siswa artinya semakin baik gaya mengajar guru akan
semakin tinggi pula prestasi belajar siswa, (2) ada hubungan yang positif dan
signifikan antara persepsi siswa tentang hubungan interpersonal guru-siswa
dengan prestasi belajar siswa artinya semakin baik hubungan interpersonal
yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa
artinya semakin tinggi motivasi belajar siswa semakin tinggi prestasi yang dicapai
siswa.
Hasil penelitian Fransciscus Xaverius Yusti Subroto (2005) yang berjudul
“Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Variasi Gaya Mengajar Guru
Akuntansi, Minat Belajar Akuntansi, dan Fasilitas Belajar dengan Prestasi Belajar
Akuntansi” menunjukkan : (1) ada hubungan yang positif dan signifikan antara
persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru akuntansi dengan prestasi
belajar akuntansi artinya semakin baik persepsi siswa tentang variasi gaya
mengajar guru akuntansi maka semakin tinggi pula prestasi belajar akuntansi, (2)
ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar akuntansi dengan
prestasi belajar akuntansi artinya semakin tinggi minat belajar akuntansi akan
semakin tinggi pula prestasi belajar akuntansi, dan (3) ada hubungan yang positif
dan signifikan antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar akuntansi artinya
semakin baik fasilitas belajar akan semakin tinggi pula prestasi belajar akuntansi.
Hasil penelitian H.M. Farid Nasution (2001) yang berjudul “Hubungan
Metode Mengajar Dosen, Keterampilan Belajar, Sarana Belajar, dan Lingkungan
Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa” menunjukkan : (1) ada hubungan
yang positif dan signifikan antara metode mengajar dosen dengan prestasi belajar
mahasiswa artinya semakin baik metode mengajar dosen akan semakin tinggi
pula prestasi belajar mahasiswa, (2) ada hubungan yang positif dan signifikan
baik keterampilan belajar mahasiswa akan semakin tinggi pula prestasi belajar
mahasiswa, (3) ada hubungan yang positif dan signifikan antara sarana belajar
dengan prestasi belajar mahasiswa artinya semakin baik sarana belajar semakin
tinggi pula prestasi belajar mahasiswa, dan (4) ada hubungan yang positif dan
signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa artinya
semakin baik kondisi lingkungan belajar mahasiswa akan semakin tinggi pula
prestasi belajar mahasiswa.
Berdasarkan keempat hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar, lingkungan
belajar, gaya mengajar, fasilitas belajar, metode mengajar, dan keterampilan
belajar dengan prestasi belajar. Hal ini berarti semakin baik disiplin belajar,
lingkungan belajar, fasilitas belajar, metode mengajar, dan keterampilan belajar
akan semakin tinggi pula prestasi belajar yang dicapai.
C. Kerangka Berpikir
1. Hubungan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen dengan prestasi belajar mahasiswa.
Berdasarkan penelitian H.M. Farid Nasution (2001) yang berjudul
“Hubungan Metode Mengajar Dosen, Keterampilan Belajar, Sarana Belajar,
dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa” menunjukkan
bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara metode mengajar dosen
mengajar dosen akan semakin tinggi pula prestasi belajar mahasiswa.
Hubungan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen dalam
kegiatan belajar mengajar mempunyai andil yang kuat dalam menentukan
prestasi belajar mahasiswa. Metode mengajar yang digunakan dosen sangat
mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Seorang mahasiswa akan senang
untuk belajar bila dalam penggunaan metode mengajar dosen telah sesuai
dengan materi yang akan disampaikan.
2. Hubungan antara intensitas belajar dengan prestasi belajar mahasiswa. Berdasarkan penelitian Indrawati (2004) yang berjudul “Hubungan
antara Motivasi Belajar, Disiplin Belajar, dan Lingkungan Belajar dengan
Prestasi Belajar Mahasiswa” menunjukkan ada hubungan yang positif dan
signifikan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar mahasiswa artinya
semakin tinggi disiplin belajar mahasiswa semakin tinggi prestasi belajar yang
dicapai mahasiswa. Rasa senang dalam diri mahasiswa akan menimbulkan
motivasi untuk belajar sehingga intensitas belajar yang digunakan mahasiswa
akan bertambah. Mahasiswa akan belajar dengan sungguh-sungguh di rumah
maupun di kampus. Dengan adanya hal ini diharapkan prestasi belajar
mahasiswa yang baik akan tercapai.
3. Hubungan antara sarana belajar dengan prestasi belajar mahasiswa. Berdasarkan penelitian H.M Farid Nasution (2001) yang berjudul
“Hubungan Metode Mengajar Dosen, Keterampilan Belajar, Sarana Belajar,
bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara sarana belajar dengan
prestasi belajar mahasiswa artinya semakin baik sarana belajar semakin tinggi
pula prestasi belajar mahasiswa. Sarana belajar yang baik akan lebih
mendukung proses belajar mengajar. Hal ini memberikan gambaran bahwa
pengadaan sarana belajar yang baik akan sangat menunjang kegiatan belajar
mengajar mahasiswa. Di mana mahasiswa akan merasa lebih memahami dan
mengerti tentang apa yang telah disampaikan oleh dosen melalui sarana
belajar itu sehingga pada akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar
mahasiswa itu sendiri.
4. Hubungan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa. Berdasarkan penelitian Indrawati (2004) yang berjudul “Hubungan
antara Motivasi Belajar, Disiplin Belajar, dan Lingkungan Belajar dengan
Prestasi Belajar Mahasiswa” menunjukkan ada hubungan yang positif dan
signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa
artinya semakin baik kondisi lingkungan belajar mahasiswa semakin tinggi
prestasi yang dicapai oleh mahasiswa.
Mahasiswa yang merasa lebih nyaman dan tenang dengan lingkungan
belajarnya akan dapat lebih berkonsentrasi lagi untuk belajar. Selain itu
mahasiswa pun akan lebih bergairah untuk belajar sehingga dengan begitu
R
5. Hubungan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.
Berdasarkan hasil penelitian H.M Farid Nasution dan Indrawati yang
menunjukkan ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi
mahasiswa tentang metode mengajar dosen, disiplin belajar, sarana belajar,
dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa. Hal ini berarti
semakin baik persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, disiplin
belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar akan semakin tinggi pula
prestasi belajar yang dicapai oleh mahasiswa. Dengan metode mengajar dosen
yang sesuai, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar yang
baik maka mahasiswa mempunyai kemauan untuk mengikuti perkuliahan.
D. Paradigma Penelitian
r1
r2
r3
r4
X1
X3
X4
X2
Keterangan :
X1= metode mengajar r1 = koefisien korelasi antara X1dan Y
X2= intensitas belajar r2 = koefisien korelasi antara X2dan Y
X3= sarana belajar r3 = koefisien korelasi antara X3dan Y
X4= lingkungan belajar r4 = koefisien korelasi antara X4dan Y
Y = prestasi belajar R = koefisien korelasi antara Y dengan X1,X2, X3,
dan X4.
E. Hipotesis
Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :
H1 : Ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa tentang
metode mengajar dosen dengan prestasi belajar mahasiswa.
H2 : Ada hubungan positif dan signifikan antara intensitas belajar dengan
prestasi belajar mahasiswa.
H3 : Ada hubungan positif dan signifikan antara sarana belajar dengan prestasi
belajar mahasiswa.
H4 : Ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan
prestasi belajar mahasiswa.
H5 : Ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa tentang
metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus yaitu penelitian yang
mendalami tentang suatu aspek lingkungan sosial. Studi kasus merupakan suatu
penelitian tentang subyek (Y) yaitu prestasi belajar mahasiswa dimana subyek
tersebut terbatas pada prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan
Akuntansi angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma, sehingga kesimpulan
yang diperoleh hanya berlaku pada mahasiswa Program Studi Pendidikan
Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara persepsi
mahasiswa tentang metode mengajar guru, intensitas belajar, sarana belajar, dan
lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan
Akuntansi angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma. Adapun hasil
penelitian tidak dapat digeneralisasikan pada kasus-kasus lain dan di Universitas
lain.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma, Program Studi
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September - Oktober tahun 2006.
C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian
Populasi penelitian yaitu keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi
Arikunto, 1989:102). Dapat dikatakan pula populasi adalah kumpulan yang
lengkap dari seluruh elemen yang sejenis, akan tetapi dapat dibedakan satu
sama lain yang disebabkan karena adanya karakteristik yang berlainan.
Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan
Akuntansi angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Jumlah keseluruhan populasi ada 164 mahasiswa, angkatan 2002
berjumlah 102 mahasiswa yang masing-masing kelas berjumlah : kelas A
sebanyak 35 mahasiswa, kelas B sebanyak 35 mahasiswa, dan kelas C
sebanyak 32 mahasiswa. Angkatan 2003 berjumlah 62 mahasiswa, kelas A
sebanyak 32 mahasiswa dan kelas B sebanyak 30 mahasiswa.
2. Sampel Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (1989 : 104) sampel penelitian yaitu
sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti. Dalam pengambilan sampel
digunakan suatu perkiraan, apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau
20-25% atau lebih, tergantung pada :
a. Kemampuan penelitian dilihat dari segi waktu, tenaga, dan biaya.
b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya data.
c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti untuk penelitian yang
resikonya besar dan tentu saja sampelnya lebih besar hasilnya akan lebih
baik.
Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2002-2003
yang akan diambil sebagian dengan jumlah 100 mahasiswa. Angkatan 2002
kelas A sebanyak 21 mahasiswa, kelas B sebanyak 21 mahasiswa, dan kelas C
sebanyak 20 mahasiswa sedangkan untuk angkatan 2003 kelas A sebanyak 20
mahasiswa dan kelas B sebanyak 18 mahasiswa.
3. Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode proporsi
atau proportional ra