Setelah pengujian prasyarat analisis, uji normalitas dan uji homogenitas terpenuhi, maka selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis pertama dengan analisis varians (anava) satu jalan. Anava satu jalan merupakan akhir dari perhitungan yang akan digunakan sebagai penentuan analisis terhadap hipotesis yang akan diterima atau ditolak. Hipotesis yang digunakan dalam perhitungan anava satu jalan adalah sebagai berikut :
H0 = μ1 = μ2 = μ3 tidak terdapat perbedaan rataan kemampuan berpikir kreatif peserta didik yang signifikan diantara penggunaan model ekspositori, model Problem Based Instruction, dan model Guided
commit to user
H1 ≠ μ1 ≠ μ2 ≠ μ3 paling sedikit terdapat dua rataan kemampuan berpikir kreatif peserta didik yang berbeda secara signifikan diantara penggunaan model ekspositori, model Problem Based Instruction, dan model Guided
Discovery Learning.
Untuk menentukan H0 atau H1 yang diterima maka ketentuan yang harus diikuti adalah sebagai berikut :
a) Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak b) Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterim
c) Jika probabilitas atau signifikansi > 0,05 maka H0 diterima d) Jika probabilitas atau signifikan < 0,05 maka H0 ditolak
Adapun hasil perhitungan analisis varian satu jalan data kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada lampiran 37 dan ringkasan hasil anailisis varian satu jalan data kemampuan berpikir kreatif peserta didik disajikan pada tabel 4.22 berikut ini.
Tabel 4.22 Ringkasan Hasil Anava Satu Jalan Data Kemampuan Berpikir Kreatif Kemampuan Berpikir Kreatif Sum of Square df Mean Square F Sig Between Group 57,881 2 28,941 14,352 .000 Within Groups 157,284 78 2,016 Total 215,166 80
Sumber : Hasil Perhitungan Data, 2015 (Lampiran 39)
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.22 dapat dinyatakan bahwa Fhitung sebesar 14,352 dan Ftabel sebesar 3,11. Hal ini menunjukan Fhitung > Ftabel yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Untuk nilai probabilitas atau signifikan dapat dinyatakan bahwa nilai Sig. Sebesar 0,000. Hal ini menunjukan Sig. < 0,05 sehingga hipotesis nol (H0) ditolak dan H1 diterima. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kreatif peserta didik yang signifikan diantara model Problem Based Instruction, model Guided Discovery
Learning, dan model ekspositori.
Hal ini membuktikan hipotesis pertama yang menyebutkan bahwa terdapat perbedaan antara penggunaan model Problem Based Instruction,
commit to user
model Guided Discovery Learning, dan model ekspositori terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik kelas X SMA Negeri 4 Magelang tahun ajaran 2014/2015 pada materi hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi.
2. Pengujian Hipotesis Kedua
Pengujian hipotesis kedua dilakukan dengan perhitungan analisis varian (anava) satu jalan. Untuk mengetahui perbedaan perlakuan secara signifikan perlu dilakukan uji pasca anava, yaitu dengan menggunakan metode Scheffe’. Anava dilakukan dengan menggunakan SPSS 19 for
Windows. Berikut merupakan rangkuman hasil uji pasca anava dengan
menggunakan metode Scheffe’ pada kemampuan berpikir kreatif peserta didik yang disajikan dalam Tabel 4.23 berikut ini.
Tabel. 4.23 Ringkasan Uji Pasca Anava dengan Metode Scheffe’
Xi Xj Sig. Ekspositori PBI 0,024 GDL 0.000 PBI Ekspositori 0,024 GDL 0,036 GDL Ekspositori 0.000 PBI 0,036
Sumber : Hasil Perhitungan Data, 2015 (Lampiran 39)
Untuk menentukan H0 atau H1 yang diterima maka ketentuan yang harus diikuti adalah sebagai berikut :
a) Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak b) Jika Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima
c) Jika probabilitas atau signifikansi > 0,05 maka H0 diterima d) Jika probabilitas atau signifikan < 0,05 maka H0 ditolak
Hipotesis yang digunakan dalam perhitungan anava satu jalan adalah sebagai berikut :
H0 = μ1 = μ2, (tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kreatif peserta didik), model Problem Based Instruction tidak lebih baik dibandingkan model pembelajaran Ekspositori terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik.
commit to user
H1 = μ1 > μ3 (terdapat perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kreatif peserta didik), model Problem Based Instruction lebih baik dibandingkan model pembelajaran ekspositori terhadap kemampuan berpikir kratif peserta didik.
Berdasarkan Tabel 4.23 menunjukan hasil uji pasca anava dapat dinyatakan bahwa nilai probalititas atau signifikan sebesar 0,024 dan nilai α adalah 0,05. Hal ini menunjukan Sig. < 0,05 yang berarti hipotesis (H0) ditolak dan H1 diterima. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kreatif peserta didik.
Hal ini membuktikan sesuai dengan hipotesis kedua yang menyebutkan bahwa Model Problem Based Instruction lebih baik dibandingkan dengan model Ekspositori terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik kelas X SMA Negeri 4 Magelang tahun ajaran 2014/2015 pada materi hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi.
3. Pengujian Hipotesis Ketiga
Hipotesis yang digunakan dalam perhitungan anava satu jalan adalah sebagai berikut :
H0 = μ2 = μ3, (tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kreatif peserta didik), model Guided Discovery Learning tidak lebih baik dibandingkan model pembelajaran ekspositori terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik.
H1 = μ2 > μ3 (terdapat perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kreatif peserta didik), model Guided Discovery Learning lebih baik dibandingkan model pembelajaran ekspositori terhadap kemampuan berpikir kratif peserta didik.
Berdasarkan Tabel 4.23 menunjukan hasil uji pasca anava. Dapat dinyatakan bahwa nilai probabilitas atai signifikan sebesar 0,000 dan nilai α adalah 0,05. Sehingga Sig. < 0,05 yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kreatif peserta didik.
commit to user
Hal ini membuktikan sesuai dengan hipotesis ketiga yang menyebutkan bahwa Model Guided Discovery Learning lebih baik dibandingkan dengan model Ekspositori terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik kelas X SMA Negeri 4 Magelang tahun ajaran 2014/2015 pada materi hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi.
4. Pengujian Hipotesis Keempat
Hipotesis yang digunakan dalam perhitungan anava satu jalan adalah sebagai berikut :
H0 = μ1 = μ2, (tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kreatif peserta didik), model Guided Discovery Learning tidak lebih baik dibandingkan model pembelajaran Problem Based Instruction terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik.
H1 = μ1 < μ2 (terdapat perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kreatif peserta didik), model Guided Discovery Learning lebih baik dibandingkan model pembelajaran Problem Based Instruction terhadap kemampuan berpikir kratif peserta didik.
Berdasarkan Tabel 4.23 menunjukan hasil uji pasca anava. Dapat dinyatakan bahwa nilai probabilitas atai signifikan sebesar 0,036 dan nilai α adalah 0,05. Sehingga Sig. < 0,05 yang berarti H0 ditolak dan H1
diterima. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kreatif peserta didik.
Hal ini membuktikan sesuai dengan hipotesis keempat yang menyebutkan bahwa Model Guided Discovery Learning lebih baik dibandingkan dengan model Problem Based Instruction terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik kelas X SMA Negeri 4 Magelang tahun ajaran 2014/2015 pada materi hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi.