• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Pengujian Hipotesis Pertama

Dari hasil Uji Statistik F, dapat disimpulkan bahwa Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Net Interest Margin, Non Performing Loan, Loan to Funding Ratio dan Giro Wajib Minimum secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets. Signifikannya pengaruh Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Net Interest Margin, Non Performing Loan, Loan to Funding Ratio dan Giro Wajib Minimum secara simultan terhadap Return On Assets

perbankan di Indonesia, dikarenakan adanya hubungan yang sangat kuat antar Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Net Interest Margin, Non Performing Loan,

Loan to Funding Ratio dan Giro Wajib Minimum dengan Return On Assets (R = 0,985 > 50%). Hal tersebut menunjukkan tingginya kemampuan Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Net Interest Margin, Non Performing Loan,

Loan to Funding Ratio dan Giro Wajib Minimum, yakni sebesar 96,9%, dalam menjelaskan variasi dalam capaian Return On Assets

dari Perbankan di Indonesia, periode 2011-2015. Sisanya, yakni sebesar 3,1% dijelaskan oleh faktor lainnya yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Selain Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Net Interest Margin,

Minimum, masih terdapat faktor-faktor lainnya yang dapat berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu oleh Mulatsih (2014), Soewarna (2011), Hesti (2010) bahwa ROE, Intellectual Capital, Ukuran Perusahaan dapat berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets perbankan.

Variabel Capital Adequacy Ratio berpengaruh negatif terhadap Return On Assets perusahaan, hal tersebut menunjukkan bahwa perbankan belum optimal melaksanakan fungsi intermediasinya, karena dengan modal yang besar, perbankan belum dapat menyalurkan pinjaman sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini ditunjukkan nilai Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional yang masih tinggi yakni rata-rata 83,87%. Dengan kata lain modal besar yang dimiliki perusahaan kurang optimal pengelolaannya sehingga profit yang dihasilkan tidak terlalu signifikan sesuai peningkatan modal tersebut. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Yudiartini (2016). Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar Capital Adequacy Ratio akan berakibat turunnya Return On Assets. Tetapi hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Prasnanugraha (2007), Eng (2013), Rusdiana (2012), Mahardian (2008), Sugiartono (2012) dan Hapsari dan Prasetiono (2011) yang menyatakan Capital Adequacy Ratio tidak berpengaruh terhadap Return On Assets, sedangkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio berpengaruh negatif terhadap Return On Assets.

Variabel Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional berpengaruh negatif terhadap Return On Assets perusahaan, hal tersebut menunjukkan bahwa dengan meningkatnya Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional pada perbankan menunjukkan perbankan lebih banyak mengeluarkan biaya operasional dalam menghasilkan laba. Keadaan ini juga menunjukkan bahwa perbankan yang menghasilkan laba besar tidak efisien dalam melakukan operasionalnya sehingga Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional berpengaruh negatif terhadap Return On Assets. Berpengaruhnya Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional terhadap Return On Assets didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Mahardian (2008), Mulatsih (2014) dan Hapsari dan Prasetiono (2011) yang menyatakan bahwa variabel Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional secara statistik berpengaruh negatif terhadap Return On Assets. Dalam pengelolaan aktivitas operasional bank yang efisien dengan memperkecil biaya operasional bank akan sangat mempengaruhi besarnya tingkat keuntungan bank yang tercermin dalam Return On Assets sebagai indikator yang mencerminkan efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan keseluruhan aset yang dimiliki. Tetapi hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Eng (2013) yang menyatakan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional tidak berpengaruh terhadap Return On Assets, sedangkan hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional berpengaruh negatif terhadap Return On Assets.

Variabel Net Interest Margin berpengaruh positif terhadap Return On Assets menunjukkan bahwa perubahan suku bunga serta kualitas aset produktif pada perusahaan perbankan dapat menambah laba bagi perusahaan. Bank telah melakukan tindakan yang berhati-hati dalam menyalurkan kredit sehingga kualitas aset produktifnya tetap terjamin. Kualitas kredit yang bagus dapat meningkatkan pendapatan bunga bersih sehingga pada akhirnya berpengaruh terhadap laba perbankan. Pendapatan bunga bersih yang tinggi akan mengakibatkan meningkatnya laba sebelum pajak sehingga Return On Assets juga meningkat. Hasil penelitian ini didukung oleh Prasnanugraha (2007), Eng (2013), Rahman (2013), Rusdiana (2012), Mahardian (2008), Mulatsih (2014), Sugiartono (2012) yang menunjukkan bahwa Net Interest Margin berpengaruh terhadap

Return On Assets. Setiap meningkatnya Net Interest Margin akan mengakibatkan meningkatnya Return On Assets. Hal ini terjadi karena setiap meningkatnya pendapatan bunga bersih, yang merupakan selisih antara total pendapatan bunga dengan total biaya bunga mengakibatkan meningkatnya laba sebelum pajak, dan akhirnya mengakibatkan peningkatan Return On Assets. Tetapi hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hapsari dan Prasetiono (2011) yang menyatakan Net Interest Margin

penelitian ini menunjukkan bahwa Net Interest Margin berpengaruh positif terhadap Return On Assets.

Variabel Non Performing Loan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Return On Assets hal ini menunjukkan bahwa kredit yang disalurkan oleh bank memberikan resiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur yang berarti bagi perbankan yang beroperasi pada saat itu meskipun kegiatan perbankan meningkat sehingga berpengaruh negatif terhadap Return On Assets. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Prasnanugraha (2007), Eng (2013), Rahman (2013), Rusdiana (2012) dan Sugiartono (2012) yang menyatakan Non Performing Loan

berpengaruh terhadap Return On Assets yang menyatakan Non Performing Loan berpengaruh terhadap Return On Assets. Tetapi hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hapsari dan Prasetiono (2011) yang menyatakan Non Performing Loan tidak berpengaruh terhadap Return On Assets, sedangkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Non Performing Loan berpengaruh terhadap Return On Assets.

Variabel Loan to Funding Ratio berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Return On Assets, hal ini menunjukkan bahwa kredit yang disalurkan oleh bank tidak banyak memberikan kontribusi terhadap laba pada tahun 2010-2015. Keadaan ini dimungkinkan karena dana pihak ketiga tidak seoptimal mungkin digunakan untuk pemberian pinjaman. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian

terdahulu yang dilakukan oleh Eng (2013), Rahman (2013), Mahardian (2008), Mulatsih (2014) dan Hapsari dan Prasetiono (2011)yang menyatakan bahwa variabel Loan to Funding Ratio

berpengaruh terhadap Return On Assets. Setiap meningkatnya Loan to Funding Ratio akan mengakibatkan meningkatnya Return On Assets. Tetapi hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Prasnanugraha (2007), Rusdiana (2012), Sugiartono (2012), Sudiyatno (2010) yang menyatakan Loan to Funding Ratio tidak berpengaruh terhadap Return On Assets, sedangkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Loan to Funding Ratio berpengaruh terhadap Return On Assets.

Variabel Giro Wajib Minimum berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Return On Assets, hal ini menunjukkan bahwa bunga yang diperoleh perbankan melalui Giro Wajib Minimum sangat kecil sehingga tidak berdampak kepada pendapatan perbankan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hapsari dan Prasetiono (2011) yang menyatakan bahwa variabel Giro Wajib Minimum berpengaruh terhadap Return On Assets. Tetapi hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sugiartono (2012)yang menyatakan Giro Wajib Minimum tidak berpengaruh terhadap Return On Assets, sedangkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Giro Wajib Minimum berpengaruh terhadap Return On Assets.

2. Pengujian Hipotesis Kedua

Uji residual telah dilakukan untuk membuktikan dugaan bahwa Dana Pihak Ketiga dapat berperan sebagai variabel moderating dalam hubungan antara Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Net Interest Margin,

Non Performing Loan, Loan to Funding Ratio dan Giro Wajib Minimum dengan Return On Assets. Hasil uji residual mengindikasikan bahwa tidak terjadi lack of fit antara Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Net Interest Margin, Non Performing Loan, Loan to Funding Ratio dan Giro Wajib Minimum dengan Dana Pihak Ketiga. Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya penghimpunan Dana Pihak Ketiga akan diiringi dengan peningkatan capaian rasio Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Net Interest Margin, Non Performing Loan, Loan to Funding Ratio dan Giro Wajib Minimum serta akan diikuti oleh peningkatan Return On Assets dari perbankan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Dana Pihak Ketiga adalah variabel moderating yang dapat memperkuat pengaruh Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Net Interest Margin, Non Performing Loan, Loan to Funding Ratio dan Giro Wajib Minimum terhadap Return On Assets perbankan di Indonesia.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait