• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Teknis Analisis Dan Uji Hipotesis

4.2.6 Pengujian Hipotesis

4.2.6.1. Uji Kesesuaian Model (Uji F)

Uji ini digunakan untuk mengetahui sesuai tidaknya model regresi yang dihasilkan guna melihat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, dengan prosedur sebagai berikut :

1. H0 : β1 = β2 = 0

Artinya model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna melihat pengaruh tingkat tingkat pelatihan, pendidikan, pemahman, dan investasi terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi.

H1: β1= β2  0

Artinya model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat pengaruh tingkat pelatihan, pendidikan, pemahman, dan investasi terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi.

2. Kriteria keputusan sebagai berikut:

a. Jika nilai probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima (berarti bahwa model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat pengaruh dari tingkat pelatihan, pendidikan, pemahman, dan investasi terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi).

b. Jika nilai probabilitas ≥ 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak (berarti bahwa model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna melihat pengaruh dari tingkat tingkat pelatihan, pendidikan,

pemahman, dan investasi terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi).

Hasil uji F dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.19 : Hasil uji F

ANOVAb Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 8.457 4 2.114 18.629 .003a Residual .568 5 .114 Total 9.025 9 a. Predictors: (Constant), X4, X2, X1, X3 b. Dependent Variable: Y Sumber : Lampiran 8

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai F hitung sebesar 18,629 dan nilai signifikansi 0,003 (< 0,05) menunjukan bahwa model regresi yang dihasilkan adalah cocok untuk melihat pengaruh tingkat tingkat pelatihan, pendidikan, pemahman, dan investasi terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi.

4.2.6.2. Uji Parsial (Uji t)

Uji t adalah uji yang digunakan untuk melihat pengaruh masing-masing variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat (Widarjono,2005: 58).

a. Apabila nilai signifikan thitung < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, berarti ada pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen.

b. Apabila nilai signifikan thitung ≥ 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak ada pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen.

Hasil uji t dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.20 : Hasil uji t

Variabel thitung sig

X1 1,457 0,205

X2 0,273 0,796

X3 0,878 0,420

X4 6,334 0,001

Sumber : Lampiran 8

Dari tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Variabel Tingkat Pelatihan (X1)

Dari tabel hasil uji t diatas dapat dilihat bahwa nilai t hitung sebesar 1,457 dengan nilai signifikansi sebesar 0,208 (diatas 0,05). Hal ini menunjukan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti semakin baik tingkat pelatihan pengaruhnya tidak signifikan terhadap penggunaan system informasi akuntansi.. 2. Variabel Tingkat Pendidikan (X2)

Dari tabel hasil uji t diatas dapat dilihat bahwa nilai t hitung sebesar 0,273 dengan nilai signifikansi sebesar 0,796 (diatas

0,05). Hal ini menunjukan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti semakin baik tingkat pendidikan pengaruhnya tidak signifikan terhadap penggunaan system informasi akuntansi.

3. Variabel Tingkat Pemahaman (X3)

Dari tabel hasil uji t diatas dapat dilihat bahwa nilai t hitung sebesar 0,878 dengan nilai signifikansi sebesar 0,420 (diatas 0,05). Hal ini menunjukan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti semakin baik tingkat pemahaman pengaruhnya tidak signifikan terhadap penggunaan system informasi akuntansi.

4. Variabel Investasi Dibidang Teknologi (X4)

Dari tabel hasil uji t diatas dapat dilihat bahwa nilai t hitung sebesar 6,334 dengan nilai signifikansi sebesar 0,001 (dibawah 0,05). Hal ini menunjukan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti semakin baik tingkat investasi teknologi informasi berpengaruh signifikan terhadap penggunaan system informasi akuntansi.

4.2.6.3. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa mampu variabel bebas tingkat pelatihan, pendidikan, pemahman, dan investasi menjelaskan penggunaan system informasi akuntansi. Koefisien

determinasi memiliki besaran angka 0 hingga 1. Apabila nilai koefisien determinasi mendekati angka 1 maka dapat dikatakan bahwa variabel bebas memberikan informasi yang semakin dapat memprediksi variabel terikat. Tabel dibawah ini merupakan hasil dari analisis koefisien determinasi.

Tabel 4.21 : Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .968a .937 .887 .33690

a. Predictors: (Constant), X4, X2, X1, X3 b. Dependent Variable: Y

Sumber : Lampiran 8

Dari hasil perhitungan koefisien determinasi dapat dilihat bahwa sebesar 93,7%, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel pelatihan, pendidikan, pemahman, dan investasi dalam menjelaskan atau memberikan pengaruh variabel penggunaan system informasi akuntansi sebesar 93,7% dan sisanya sebanyak 6,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dibahas pada penelitian ini.

4.2.7. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji F menunjukkan bahwa model regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini cocok dan secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat Pelatihan (X1), tingkat pendidikan (X2), tingkat pemahaman (X3), investasi

dibidang teknologi (X4) terhadap penggunaan system informasi akuntansi (Y). Hal ini tercermin dari dalam nilai F yang diperoleh sebesar 18.629 dan nilai signifikansi 0,003 (< 0,05) maka model regresi yang digunakan cocok dan signifikan. Besarnya nilai koefisien determinan berganda (R2) sebesar 0.937, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel tingkat Pelatihan (X1), tingkat pendidikan (X2), tingkat pemahaman (X3), dan investasi dibidang teknologi (X4) dalam menjelaskan atau memberikan pengaruh variabel penggunaan system informasi akuntansi (Y) sebesar 93,7% dan sisanya sebanyak 6,3%% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dibahas pada penelitian ini.

Hasil uji t secara parsial variabel tingkat pelatihan menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 1,457 dengan nilai signifikansi sebesar 0,205 (diatas 0,05). Hal ini menunjukan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti tingkat pelatihan pengaruhnya tidak signifikan terhadap penggunaan system informasi akuntansi secara parsial.

Hal ini dikarenakan bahwa sebagian besar para pemilik UKM pendidikan terakhirnya adalah SMA, dimana mereka masih memiliki pemikiran untuk mencari keuntungan saja tanpa memikirkan cara bagaimana mereka memiliki pengetahuan yang luas tentang penggunaan system informasi akuntansi pada UKM

Hal tersebut tidak sependapat dengan penelitian Grace (2010), yang mengemukakan bahwa semakin sering seorang manajer atau pemilik

UKM mengikuti pelatihan akuntansi maka proposi perusahaan tersebut untuk menyiapkan dan menggunakan informasi akuntansi akan semakin tinggi. Bertolak dari hal tersebut penyelenggaraan pelatihan akuntansi oleh pihak-pihak terkait dengan pengembangan UKM, baik itu pemerintah maupun kalangan praktisi akuntan perlu di tingkatkan. Namun disamping itu partisipasi aktif manajer atau pemilik perusahaan untuk mengikuti pelatihan akuntansi merupakan hal penting yang harus diperhatikan agar tujuan pelatihan tersebut tercapai.

Hasil uji t secara parsial variabel tingkat pendidikan menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 0,273 dengan nilai signifikansi sebesar 0,796 (diatas 0,05). Hal ini menunjukan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti tingkat pendidikan pengaruhnya tidak signifikan terhadap penggunaan system informasi akuntansi secara parsial.

Hal tersebut dikarenakan para pemilik UKM merasa bahwa pendidikan terakhir mereka yaitu sebagian besar SMA sudah cukup untuk mengoperasikan penggunaan system informasi akuntansi pada UKM.

Hal ini tidak sependapat dengan Grace (2010) yang mengungkapkan bahwa tingkatan pendidikan formal pemilik atau manajer ini sangat berpengaruh penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi. Bahkan pada penelitian Muniarti (2002) pendidikan pemilik / manajer lah yang paling besar pengaruhnya terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi. Tingkatan pendidikan formal yang rendah akan rendah

penyiapan dan penggunaan informasi informasi akuntansi dibandingkan dengan tingkat pendidikan formal yang tinggi.

Hasil uji t secara parsial variabel tingkat pemahaman dibidang teknologi menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 0,878 dengan nilai signifikansi sebesar 0,420 (diatas 0,05). Hal ini menunjukan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti tingkat pemahaman pengaruhnya tidak signifikan terhadap penggunaan system informasi akuntansi secara parsial.

Hal ini menunjukan bahwa para manajer atau pemilik UKM masih belum memahami seberapa pentingnya pengetahuan dibidang teknologi informasi terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi sebagai pedoman pengambilan keputusan dan mencapai efisiensi dan efektivitas kegiatan usaha.

Hasil uji t secara parsial variabel tingkat investasi menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 6,334 dengan nilai signifikansi sebesar 0,001 (dibawah 0,05). Hal ini menunjukan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti tingkat investasi pengaruhnya signifikan terhadap penggunaan system informasi akuntansi secara parsial.

Hal tersebut berarti diperlukan perangkat teknologi informasi dalam menjalankan kegiatan usaha. Berpengaruhnya investasi dibidang teknologi informasi pada penggunaan system informasi akuntansi kemungkinan karena semakin majunya daya saing penjualan, fungsi Pengadaan

teknologi informasi selain untuk membantu mengolah data-data tentang keuangan informasi akuntansi juga untuk membantu proses kegiatan penjualan secara online. Dibandingkan dengan hasil penelitian Rifqi (2009) investasi dibidang teknologi informasi tidak berpengaruh secara nyata terhadap penggunaan system informasi akuntansi, hal itu dikarenakan para manajer atau pemilik UKM belum mempunyai pandangan untuk melakukan investasi dibidang teknologi informasi.

5.1. Kesimpulan

berdasarkan dari hasil Uji Kesesuaian Model atau Uji F menunjukan bahwa model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat pengaruh tingkat pelatihan, tingkat pendidikan, tingkat pemahaman, dan investasi dibidang teknologi informasi terhadap penggunaan system informasi akuntansi.

Berdasarkan dari Uji Parcial atau Uji t menunjukan bahwa hanya untuk variabel tingkat investasi dibidang teknologi informasi (X4) yang secara parcial berpengaruh signifikan terhadap penggunaan system informasi akuntansi pada UKM (Y), sedangkan untuk variabel tingkat pelatihan (X1), tingkat pendidikan (X2), dan tingkat pemahaman (X3) secara parcial pengaruhnya tidak signifikan terhadap penggunaan system informasi akuntansi pada UKM (Y), sehingga hipotesis yang diajukan tidak teruji kebenarannya.

5.2. Saran

Untuk mencapai manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini, maka dikemukakan saran :

1. Bagi manajer atau pemilik UKM penjualan perlengkapan olahraga di wilayah Kabupaten Gresik hendaknya lebih memperhitungkan tingkat

pelatihan, pendidikan, pemahaman dan investasi dibidang teknologi informasi agar disesuaikan dengan kebutuhan, agar nantinya informasi akuntansi dapat digunakan dengan baik sebagai pedoman pengambilan keputusan dan mencapai efisiensi dan efektivitas kegiatan usaha. 2. Bagi penelitian mendatang, hendaknya memperluas jangkauan

populasi dan jenis usaha yaitu tidak terbatas pada UKM penjualan perlengkapan olahraga di wilayah Kabupaten Gresik saja.

5.3. Keterbatasan

Penelitian ini idrasakan oleh peneliti telah dilakukan secara optimaluntuk mendukung tujuan penelitian, namun demikian peneliti merasa dalam hasil penellitian ini masih ada beberapa keterbatasan antara lain :

1. Keterbatasan dalam obyek penelitian. Obyek penelitian ini hanya pada UKM penjualan perlengkapan olahraga di wilayah Kabupaten Gresik sehingga hasil penelitian berlaku diwilayah tersebut. Namun tidak menutup kemungkinan hasil penelitian ini bisa berlaku pada UKM yang sejenis meskipun kemungkinan tersebut kecil. Sehingga dapat dikatakan tingkat pelatihan, tingkat pendidikan, tiingkat pemahaman, tingkat investasi dibidang teknologi informasi dari hasil penelitian ini cukup rendah.

2. Kendala yang bersifat situasional, yaitu berupa situasi yang dirasakan responden pada saat pengisian kuesioner tersebut yang dapat

mempengaruhi cara menjawab, yang memungkinkan jawaban responden tidak jujur karena jawaban responden tidak dapat dikontrol oleh peneliti.

5.4. Implikasi

Pengaruh tidaknya tingkat pelatihan tidak berdampak pada penggunaan system informasi akuntansi. bertolak dari hal tersebut semakin sering seorang manajer atau pemilik UKM mengikuti pelatihan akuntansi maka proposi perusahaan tersebut untuk menyiapkan dan menggunakan informasi akuntansi akan semakin tinggi. Namun disamping itu partisipasi aktif manajer atau pemilik perusahaan untuk mengikuti pelatihan akuntansi merupakan hal penting yang harus diperhatikan agar tujuan pelatihan tersebut tercapai.

Seperti halnya dengan tingkat pemahaman, dalam hasil penelitian ini tingkat pendidikan pengaruhnya juga tidak signifikan terhadap penggunaan system informasi akuntansi. hal ini bertolak belakang dengan dengan Grace (2010) yang mengungkapkan bahwa tingkatan pendidikan formal pemilik atau manajer ini sangat berpengaruh penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi. Bahkan pada penelitian Muniarti (2002) pendidikan pemilik / manajer lah yang paling besar pengaruhnya terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi.

Dalam tingkat pemahaman informasi akuntansi pengaruhnya tidak signifikan terhadap penggunaan system informasi akuntansi. Hal ini

menunjukan bahwa para manajer atau pemilik UKM masih belum memahami seberapa pentingnya pengetahuan dibidang teknologi informasi terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi sebagai pedoman pengambilan keputusan dalam mencapai efisiensi dan efektivitas kegiatan usaha. Namun dengan berkembangnya teknologi informasi yang sedemikian pesat dan tersedianya teknologi informasi pelaku usaha sector kecil dituntut untuk dapat memahami teknologi informasi itu sendiri agar apa yang telah direncanakan dan diprogamkan dapat berjalan.

Pada variabel investasi teknologi informasi ini lah yang pengaruhnya signifikan terhadap penggunaan system informasi akuntansi karena para manajer atau pemilik UKM merasa diperlukan perangkat teknologi informasi dalam menjalankan kegiatan usaha. Berpengaruhnya investasi dibidang teknologi informasi terhadap penggunaan system informasi akuntansi kemungkinan karena semakin majunya daya saing penjualan, fungsi Pengadaan teknologi informasi selain untuk membantu mengolah data-data tentang keuangan informasi akuntansi juga untuk membantu proses kegiatan penjualan secara online. Meskipun tingkat investasi berdampak baik terhadap penggunaan system informasi akuntansi, hal tersebut tidak berarti para manajer atau pemilik UKM tidak mengembangkan atau meningkatkan tingkat pelatihan, pendidikan, dan pemahaman akan teknologi informasi karena itu bermanfaat untuk membantu mengolah data-data tentang keuangan informasi akuntansi dan

sebagai pedoman pengambilan keputusan dalam mencapai efisiensi dan efektivitas kegiatan usaha.

Anonim, 2003, Pedoman Penyusunan Usaha Penelitian Dan Skripsi Jurusan Akuntansi,. Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran”. Jawa Timur.

Azwar, Saifuddin. 1997. Reliabilitas dan Validitas, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Wilkinson, Joseph W, 1993, Sistem Informasi dan Akuntansi, Edisi ketiga, Jilid satu Binarupa Aksara, Jakarta.

Gujarati, 1995, Ekonometrika Dasar, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Sinamora, Henry, 2000, Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Jilid 1, Penerbit Salemba Empat , Jakarta.

Sutabri, Tata, 2004, Sistem Informasi Akuntansi, Penerbit Andi Yogyakarta. Baridwan, Zaki, 1994, System Informasi Akuntansi, Edisi Kedua. BPFE,

Yogyakarta.

Amstrong, Michael, 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit PT. Elex Coomputindo, Jakarta.

Nitisemito, Alex S, 1983, Manajemen Personalia, Cetakan Ketiga, Penerbit Ghalia Indonesia Jakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2003, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Cetakan Ketiga, Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Mulyono, 1993, Penerapan Produktifitas Dalam Organisasi, Edisi 1, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Tjiptono, Fandy, Diana, Anastia, 1994, Total Quality Manajement, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Sastrohadiwiryo, B Siswanto, 22003, Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Pendekatan Administrasi Dan Operasional, Cetakan Kedua, Penerbit PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Porter, E Michael, 1992, Keuanggalan Bersaing, Menciptakan Dan Mempertahankan Kinerja Unggul, Penerbitan Erlangga, Jakarta.

Widarjono, 2005, Ekonometrika Teori dan Aplikasinya, Ekonisia, Yogyakarta.

Jurnal :

Soerowerdi, Soedewi, 2008, Pengaruh Kemampuan Wirausaha Pada Kinerja Keuangan Usaha Kecil, Majalah Ekonomi Tahun XVIII, No. 2 Agustus 2008.

Solovida, Grace, T, 2010, Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyiapan Dan Penggunaan Informasi Akuntansi Pada Perusahaan Kecil Dan Menengah Di Jawa Tengah, ISSN 1411-1497 Prestasi Vol 6 No.1-Juni 2010

Rosita, 2013, Analisis Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Penggunaan System Informasi Akuntansi Pada UKM.(Studi Empiris Pada UKM Di Kabupaten Karanganyar). ISSN 2088-6594 GRADUASI Vol. 29 Edisi Maret 2013.

Skripsi :

Noviantaka, Anike, D, 2011, Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Informasi Akuntansi Pada Koperasi Kelompok Tani,.

Zulkarnain, Abdulah, A, 2011, Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Informasi Akuntansi Berbasis Teknologi Pada Usaha Kecil Dan Menengah,

Dokumen terkait