(Studi Kasus Pada Pengusaha Toko Penjualan Perlengkapan Olahraga Di Kabupaten Gresik )
SKRIPSI
Diajukan Oleh : JOKO PERMANA PUTRA
1013010080/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
(Studi Kasus Pada Pengusaha Toko Penjualan Perlengkapan Olahraga Di Kabupaten Gresik )
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana EKONOMI DAN BISNIS
Progdi Akuntansi
Diajukan Oleh : JOKO PERMANA PUTRA
1013010080/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
USAHA KECIL DAN MENENGAH
(Studi Kasus Pada Pengusaha Toko Penjualan Perlengkapan Olahraga Di Kabupaten Gresik )
Yang diajukan
JOKO PERMANA PUTRA 1013010080/FE/EA
Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh
Pembimbing Utama
Drs. Ec. Sjafii, MM, Ak Tanggal : …………... NIP. 19510807 198303 1001
Mengetahui,
Ketua Progdi Akuntansi
USAHA KECIL DAN MENENGAH
(Studi Kasus Pada Pengusaha Toko Penjualan Perlengkapan Olahraga Di Kabupaten Gresik )
Yang diajukan
JOKO PERMANA PUTRA 1013010080/FE/EA Disetujui untuk Ujian Lisan oleh
Pembimbing Utama
Drs. Ec. Sjafii, MM, Ak Tanggal : …………... NIP. 19510807 198303 1001
Wakil Dekan I
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Gresik)
Disusun Oleh :
Joko Permana Putra
1013010080/FE/AK telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Progdi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Pada tanggal April 2014
Pembimbing: Tim Penguji:
Pembimbing Utama Ketua
Drs. Ec. Sjafi’i, MM, Ak Drs. Ec. Saiful Anwar. M.si Sekretaris
Dra. Ec. Sjafi’i, MM, Ak Anggota
Dr.Gideon Setyo B, M.Si
Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir penulisan skripsi dengan judul : “FAKTOR –
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM
INFORMASI AKUNTANSI PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH” (Studi Kasus Pada Pengusaha Toko Penjualan Perlengkapan Olahraga Di Kabupaten Gresik ). dengan baik.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis sangat berterima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan sehingga
dapat menyelesaikan tugas-tugas sebagai mahasiswa Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur. Ucapan terima kasih khususnya penulis
sampaikan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs. H. Rahman A. Suwaidi, MS, selaku Wakil Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Dr. Hero Priono, SE, MSi, Ak, CA selaku Kepala Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
6. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur yang telah mendidik penulis selama menjadi
mahasiswa.
7. Ibu tercinta, Ayah, Kakak dan seluruh keluarga yang telah memberi doa restu,
kasih sayang, dukungan moril dan materiil selama kuliah hingga penyelesaian
skripsi ini.
8. Septi, Bunga, dita, Rejaa, Atus, Agil, Ragil, Ndu, Able serta sahabat-sahabat
lainnya yang telah menjadi sahabat seperjuangan, teman diskusi dan banyak
memberikan dukungan, doa dan perhatian kepada penulis selama proses
penyelesaian skripsi ini.
9. Seluruh Pemilik UKM di Kabupaten Gresik telah membantu meluangkan
waktunya untuk mengisi kuisioner dan memberikan data-data yang
dibutuhkan penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
“Veteran” umumnya, serta bagi mahasiswa Program Studi Akuntansi khususnya.
Surabaya, April 2014
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
ABSTRAKSI ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 7
2.2 Landasan Teori ... 10
2.2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... 10
2.2.1.1 Pengertian Sistem ... 10
2.2.1.2 Pengertian Informasi ... 11
2.2.1.2.1 Siklus Pengolahan Data ... 12
2.2.1.2.2 Sifat-sifat Informasi ... 13
2.3 Kriteria Usaha Kecil ... 19
2.4 Pelatihan Yang Diikuti Oleh Pemilik Usaha ... 20
2.4.1 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 22
2.4.2 Faktor-faktor Penyebab Perlunya Pelatihan ... 24
2.5 Tingkat Pendidikan Pemilik Usaha ... 26
2.5.1 Macam Pendidikan ... 28
2.5.2 Tujuan Pendidikan ... 29
2.6 Tingkat Pemahaman Terhadap Teknologi Informasi ... 29
2.7 Tingkat Investasi Pada Bidang Teknologi Informasi ... 31
2.8 Kerangka Pikir ... 32
2.8.1 Pengaruh Pelatihan Pemilik Usaha Terhadap Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi ... 32
2.8.2 Pengaruh Pendidikan Pemilik Usaha Terhadap Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi ... 33
2.8.3 Pengaruh Pemahaman Pemilik Usaha Terhadap Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi ... 34
3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 40
3.2.1 Definisi Operasional Variabel ... 40
3.2.2 PengukuranVariabel ... 42
3.3 Teknik Penentuan Sampel ... 45
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 46
3.4.1 Jenis Data ... 46
3.4.2 Sumber Data ... 46
3.4.3 Pengumpulan Data ... 46
3.5 Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 47
3.5.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 47
3.5.2 Uji Normalitas ... 49
3.6 Pendekatan Asumsi BLUE (Best Linier Unbiased Estimator) ... 49
3.7 Teknik Analisis ... 50
3.8 Uji Hipotesis ... 52
3.8.1 Uji Kesesuaian Model ... 52
3.8.2 Uji t... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54
Pemahaman ... 56
4.1.4 Hasil Penelitian Variabel Bebas Tingkat Investasi Dibidang Teknologi ... 57
4.1.5 Hasil Penelitian Variabel Terikat penggunaan system informasi akuntansi ... 58
4.2 Teknis Analisis Dan Uji Hipotesis ... 59
4.2.1 Uji Validitas ... 59
4.2.2 Uji Realibilitas... 63
4.2.3 Uji Normalitas Data ... 64
4.2.3.1 P-P Plot ... 64
4.2.3.2 Uji Kolmogorov-Smrinov ... 65
4.2.4 Uji Asumsi Klasik ... 66
4.2.4.1 Uji Multikolinearitas ... 67
4.2.4.2 Uji Heteroskedastistas ... 68
4.2.5 Uji Regresi Linier Berganda ... 70
4.2.6 Pengujian Hipotesis ... 73
4.2.6.1 Uji Kesesuaian Model (Uji F) ... 73
4.2.6.2 Uji Parcial (Uji t) ... 74
5.2 Saran ... 82
5.3 Keterbatasan ... 83
5.4 Implikasi ... 84
Joko Permana Putra
Abstrak
Munculnya komputer sebagai alat pengolahan data yang dapat bekerja dengan tingkat kemampuan dan ketelitian yang sangat mengagumkan dan telah dapat menghasilkan suatu lompatan jauh dalam kecepatan, ketepatan dan kelengkapan. Penerapan komputer dalam sistem informasi akuntansi adalah langkah yang tepat terutama jika dihubungkan dengan pengolahan data transaksi. Atas dasar pemikiran tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah tingkat pelatihan, pendidikan, pemahaman, dan tingkat investasi mempengaruhi penggunaan system informasi akuntansi.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari responden melalui kuisioner. Pengambilan sampel sebanyak 10 responden dengan metode pengambilan sampel sampling jenuh. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi dengan menggunakan metode asumsi klasik, koefisien determinasi, uji kesesuaian model dan uji t parsial.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan model regresi yang dihasilkan adalah cocok untuk melihat pengaruh tingkat pelatihan, pendidikan, pemahaman, dan tingkat investasi terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi. Sedangkan secara parsial tingkat pelatihan, pendidikan, dan pemahaman pengaruhnya tidak signifikan terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi. Tingkat investasi berpengaruh signifikan terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi secara parsial.
1.1. Latar Belakang Masalah
Usaha kecil dan menengah di Indonesia merupakan salah satu
kegiatan ekonomi yang memiliki fungsi dan peranan yang sangat strategis.
Selain memberikan pendapatan pada masyarakat, usaha kecil juga
membuka lapangan kerja. Ketersediaan lapangan kerja bagi masyarakat
akan menjadi masalah di masa mendatang. Jutaan angkatan kerja, baik
yang terdidik maupun yang tidak terdidik, akan membutuhkan lapangan
usaha dan pekerjaan dengan segera. Telah terbukti selama ini, bahwa
usaha kecil dan menengah merupakan salah satu alternative untuk
membantu memecahkan masalah tersebut, baik dipedesaan maupun
diperkotaan.
Meski memiliki peran strategis, mengembangkan UKM bukan hal
yang mudah. UKM memiliki permasalahan yang cukup kompleks,
(Najib,2006) mengungkapkan factor yang menghambat perkembangan
UKM antara lain ;
1) kurang pengetahuan tentang pasar,
2) bargaining power lemah,
4) rendahnya teknologi.
Menurut Small and Medium Enterprises Developmnet Center
(SMEDC) UGM memberikan konsep pemberdayaan UKM yang
dimanifestasikan dalam sepuluh kelompok pengembangan UKM
(ProRistand, 2006 : 40), yaitu :
1) Pemanfaatan hasil-hasil riset IPTEK untuk penyempurnaan teknologi
usaha guna menigkatkan mutu produk dan efisiensi operasi.
2) Pengembangan desain produk baru menyesuaikan dengan trend pasar
kini.
3) Penataan manajemen usaha secara menyeluruh meliputi bidang
pemasaran, operasi, keuangan, dan organisasi melalui kegiatan
pendampingan.
4) Perluasan pasar ekspor melalui internet marketing dan penigkatan
kemampuan manajemen ekspor.
5) Penyusunan business plan dan sekaligus penyusunan proposal
kelayakan pengembangan usaha sebagai acuan pengambilan
keputusan.
6) Pembentukan networking maupun aliansi antara UKM dengan usaha
besar untuk memperluas akses material, akses modal, akses teknologi,
dan akses pasar guna mendorong pertumbuhan pasar.
8) Pengembangan infrastruktur wilayah setempat oleh pemerintah
daerah guna memfasilitasi kegiatan-kegiatan operasi UKM.
9) Penyusunan perundang-undangan yang melindungi UKM dari segaa
bentuk persaingan pasar yang tidak sehat.
10) Pengembangan networking antara lembaga pemerintah, swasta,
maupun LSM yang melaksanakan kegiatan-kegiatan pemberdayaan
UKM guna meningkatkan efektivitas dan pemerataan.
Dengan adanya pemahaman, pelatihan serta investasi pada bidang
teknologi informasi dalam kegiatan sector usaha kecil dan menengah para
pemilik diharapkan mampu untuk dapat mengambil keputusan yang tepat
dalam pengembangan usahanya. Dengan semakin ketatnya persaingan
bisnis dalam era globalisasi hanya perusahaan yang memiliki berbagai
keunggulan yang kompetitif yang akan mampu memenangkan persaingan.
Keunggulan tersebut diantaranya adalah keandalan mengelola berbagai
informasi, sumber daya manusia, alokasi dana, penerepan teknis, system
pemasaran, dengan adanya keunggulan ini manajemen perusahaan yang
professional dapat memenuhi tuntutan pelaksanaan kegiatan-kegiatan
perusahaan secara baik.
Munculnya komputer sebagai alat pengolahan data yang dapat
bekerja dengan tingkat kemampuan dan ketelitian yang sangat
kecepatan, ketepatan dan kelengkapan. Penerapan komputer dalam sistem
informasi akuntansi adalah langkah yang tepat terutama jika dihubungkan
dengan pengolahan data transaksi.
Fungsi system informasi dalam suatu organisasi adalah sebagai alat
bantu pencapain tujuan informasi, baik sebagai Decision Suport System
(DSS) maupun sebagai pemasaran melalui internet dan E-Commerce.
Semakin banyak memakai teknologi informasi (TI) maka kesempatan
memasarkan produk kita terbuka lebar baik dalam ataupun luar negeri. Hal
tersebut menunjukan bahwa Pengembangan system informasi menjadi satu
hal yang sangat penting, perkembangan dunia saat ini sudah berkembang
sangat pesat dibidang industry barang atau jasa dan akan menimbulkan
problem pada kalangan manajemen local yang harus segera diatasi dan
dipecahkan.
Pada penelitian ini terdapat 10 UKM dibidang penjualan
perlengkapan olahraga di Kabupaten Gresik. Dari 10 UKM tersebut hanya
terdapat 3 UKM saja yang menggunakan laporan keuangan, sedangkan
sisanya tidak menggunakan laporan keuangan. Hal ini perlu diteliti factor
apa yang menyebabkan banyak para pengusaha yang tidak menggunakan
laporan keuangan. Sumber data tersebut diperoleh peneliti dari survey
lapangan langsung, karena UKM tersebut masih berskala kecil dan belum
Dari survey lapangan dan wawancara yang telah peneliti lakukan
pada salah satu UKM penjualan perlengkapan olahraga di Kabupaten
Gresik, laba pada periode 2013 terdapat sedikit penurunan dimana pada
bulan agustus laba perbulannya turun sebesar 30%, hal ini disebabkan
karena banyaknya pesaing dengan usaha yang sama, keuntungan yang
diterima berkurang dari bulan-bulan sebelumnya.
Berdasarkan deskripsi diatas maka dilakukan penelitian dengan
judul “FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH (Studi Kasus Pada Pengusaha Toko Penjualan Perlengkapan Olahraga Di Kabupaten Gresik ).
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat
dirumuskan permasalahan :
Apakah tingkat pelatihan yang diikuti oleh pemilik usaha, tingkat
pendidikan pemilik usaha, tingkat pemahaman dibidang teknologi
informasi, dan tingkat investasi dibidang teknologi berpengaruh terhadap
penggunaan system informasi akuntansi pada usaha kecil menengah di
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu :
Untuk mengkaji adanya pengaruh antara tingkat pelatihan yang diikuti
oleh pemilik usaha, tingkat pendidikan pemilik usaha, tingkat pemahaman
dibidang teknologi informasi, dan tingkat investasi dibidang teknologi
berpengaruh terhadap penggunaan system informasi akuntansi pada usaha
kecil dan menengah di Kabupaten Gresik
1.4. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan
Hasil yang diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran
atau hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk
lebih mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi penggunaan
system informasi akuntansi pada sentra industry usaha kecil.
2. Bagi Universitas
Sebagai tambahan informasi mengenai factor-faktor penggunaan
system informasi akuntansi pada usaha kecil dan bahan penelitian bagi
mahasiswa dimasa yang akan dating.
3. Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk menetapkan dan mengaplikasikan
teori-teori yang telah diperoleh dari sumber-sumber lain sehingga
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Penulis mengadakan penelitian ini dengan terlebih dahulu menelaah
dan berupaya membandingkan penelitian skripsi terdahulu. Sebagai dasar
untuk melengkapi landasan teori, berikut ini disajikan hasil penelitian
terdahulu yang dapat dipakai sebagai bahan masukan dan bahan
pengkajian yang berkaitan dengan penelitian.
Penelitian yang dilakukan oleh Soedewi Soerowerdi (2008), dengan
judul “Pengaruh Kemampuan Wirausaha Pada Kinerja Keuangan Usaha
Kecil”. Alat uji yang digunakan adalah regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil uji regresi secara simultan maupun partial kemampuan
wirausaha frekwensi membuat perencanaan, frekwensi keserasian
berorganisasi dan frekwensi memotivasi bawahan tidak berpengaruh
terhadap EAT kinerja keuangan usaha kecil. Kesimpulan : 1. Kemampuan
manajer wirausaha dalam dalam perencanaan, keserasian berorganisasi
dan motivasi kemampuan manajerial wirausaha tidak mempengaruhi
kinerja keuangan usaha kecil kerajinan kulit dan imitasi di jawa timur.
Pada umunya menjadi wirausaha melanjutkan usaha orangtua,
diharapkan mengikuti program-program pendampingan secara intensif.
Diharapkan mampu memberikan perubahan kearah peningkatan kinerja
dan daya saing produk, akses permodalan, akses pengembangan pasar dan
pengembangan kewirausahaan kearah yang lebih professional.
Penelitian yang dilakukan oleh Grace Tianna Solovida (2010) dengan
judul “Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyiapan Dan Penggunaan
Informasi Akuntansi Pada Perusahaan Kecil Dan Menengah Di Jawa
Tengah”. Alat uji yang digunakan adalah regresi linier berganda.
Kesimpulan : Terdapat pengaruh positif semua variabel independen yaitu
skala usaha, masa memimpin perusahaan, umur perusahaan, pendidikan
pemilik/manajer, sector industry, pelatihan akuntansi, serta budaya
organisasi secara bersama-sama terhadap penyiapan dan peenggunaan
informasi akuntansi pada perusahaan kecil dan menengah dijawa tengah.
Penelitian yang dilakukan oleh Abdulah Arsyad Zulkarnain (2011)
dengan judul “Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Informasi
Akuntansi Bebasis Teknologi Pada Usaha Kecil Dan Menengah”. Alat uji
yang digunakan adalah regresi linier berganda. Kesimpulan : Tingkat
pendidikan berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi
berbasis teknologi, sehingga hipotesis 1 teruji kebenarannya. Hal ini
menunjukan bahwa tingkat pendidikan sangat penting bagi para pemilik
usaha. Pelatihan yang diikuti tidak berpengaruh terhadap penggunaan
kebenarannya, hal ini menunjukan relative rendahnya karyawan dalam
menerapkan pelatihan yang sudah didapat. Tingkat pemahaman
berpengaruh terhadap penggunaan informasi berbasis teknoogi, sehingga
hipotesis 3 teruji kebnarannya. Hal ini menunjukan bahwa pemahaman
dibidang teknologi informasi meningkat efisien dan efektif kegiatan
usahanya. Tingkat investasi tidak berpengaruh terhadap penggunaan
informasi akuntansi bebasis teknologi, sehingga hipotesis 4 tidak teruji
kebenarannya. Hal ini menunjukan bahwa relative sedikitnya perusahaan
terutama perusahaan di segmen usaha kecil dan menengah (UKM).
Penelitian yang dilakukan oleh Anike Dwi Noviantaka (2011) dengan
judul “Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Informasi
Akuntansi Pada Koperasi Kelompok Tani”. Alat uji yang digunakan
adalah regresi linier berganda. Kesimpulan : Berdsarkan hasil uji f
menunjukan bahwa model regresi linier berganda yang digunakan adalah
cocok untuk mengetahui pengarruh komunikasi pemakai (X1), partisipasi
pemakai (X2), kompleksitas system (X3), struktur organisasi (X4), secara
bersama-sama terhadap penggunaan system informasi akuntansi (Y) pada
koperasi kelompok tani di kabupaten nganjuk. Pengujian hipotesis
menggunakan uji t meunjukan bahwa komunikasi pemakai (X1),
partisipasi pemakai (X2), kompleksitas system (X3), struktur organisasi
akuntansi (Y) pada koperasi kelompok tani di kabupaten nganjuk. Dengan
demikian hipotesis dalam penelitian ini terbukti kebenarannya.
Penelitian yang dilakukan oleh Grace Rosita (2013) dengan judul
“Analisis Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Penggunaan System
Informasi Akuntansi Pada UKM (Studi Empiris Pada UKM Di Kabupaten
Karanganyar)”. Alat uji yang digunakan adalah regresi linier berganda.
Kesimpulan : Harapan kinerja kerja mempunyai pengaruh positif
signifikan terhadap penggunaan SIA pada UKM di kabupaten
karanganyar. Harapan usaha mempunyai pengaruh positif namun tidak
signifikan terhadap penggunaan SIA pada UKM di kabupaten
karanganyar. Factor sosial mempunyai pengaruh positif signifikan
terhadap penggunaan SIA pada UKM di kabupaten karanganyar.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.2.1.1. Pengertian Sistem
Ada banyak pendapat tentang pengertian dan definisi sistem yang
dijelaskan oleh beberapa ahli. Berikut pengertian dan definisi sistem
menurut beberapa ahli : Menurut Widjajanto (2001:2), system adalah
sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk
mencapai tujuan tertentu melalui tiga tahapan yaitu input, proses dan
dasarnya adalah sekelompok unsure yang erat berhubungan satu dengan
yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan
tertentu”.
Dari kedua definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa
system adalah sekelompok komponen yang saling berkaitan satu dengan
yang lainnya, dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.
2.2.1.2. Pengertian Informasi
Para ahli memiliki banyak arti lain tentang informasi. Informasi
bisa dikatakan sebagai pengetahuan yang didapatkan dari belajar,
pengalaman atau instruksi. Namun, istilah ini memiliki banyak arti
tergantung pada konteksnya. Informasi pada dasarnya tidak sama dengan
data, menurut Chusing dan Romey (1986:3) “data dapat terdiri dari
sekumpulan karakter yang diterima sebagai input terhadap suatu system
informasi dan disimpan serta diolah. Informasi diartikan sebagai output
pengolahan data yang diorganisir dan berguna bagi orang yang
menerimanya”. Sedangkan menurut Wilkinson (1993:3) “data adalah
fakta, angka, bahkan symbol mentah. Secara bersama-sama mereka
merupkan masukan bagi suatu system informasi. Sebaliknya, informasi
terdiri dari data yang telah ditrasformasi dan dibuat lebih bernilai melalui
pemrosesan. Idealnya, informasi adalah pengetahuan yang berarti dan
2.2.1.2.1. Siklus Pengolahan Data
Untuk mengubah data menjadi informasi, dilakukan proses
pengolahan data. Dalam system informasi akuntansi proses pengolahan
ini dilakukan dengan berbagai tahapan tertentu. Yaitu system informasi
akuntansi yang diproses secara manual dan system informasi akuntansi
yang diproses dengan computer.
Gambar 1 : Siklus pengolahan data secara manual
Sumber : Zaki Baridwan 1994, Sistem Informasi Akuntansi, BPFE Yogyakarta, Edisi kedua, hal 4
BUKTI
TRANSAKSI
JURNAL BUKU
BESAR
LAPORAN
KEUANGAN
BUKU PEMBANTU
Gambar 2 : Siklus pengolahan data dengan computer Input pengolahan Output
Sumber : Zaki Baridwan 1994, Sistem Informasi Akuntansi, BPFE Yogyakarta, Edisi kedua, hal 4
2.2.1.2.2. Sifat-sifat Informasi
Suatu informasi dikatakan baik harus memiliki sifat-sifat yang
nantinya dapat dipertanggungjawabkan dan dapat pula digunakan
sebagai pedoman untuk pengambilan sebuah keputusan. Menurut
Wilkinson (1993:121), sifat-sifat informasi yang penting meliputi
hal-hal berikut :
1. Relevansi
Hubungan antara informasi dan situasi keputusan, serta dengan
sasaran perusahaan. BUKTI
TRANSAKSI
JURNAL
BUKU
BESAR
FILE
TRANSAKSI
LAPORAN KEUANGAN DAN
2. Kuantibilitas
Sejauh mana informasi dapat dikuantifikasikan (dinyatakan dalam
bentuk numerik).
3. Akurasi
Keandalan dan kepresisian informasi.
4. Kepadatan
Sejauh mana informasi diringkaskan atau didapatkan.
5. Ketepatan waktu
Kekinian waktu.
6. Cakupan
Rentang yang dicakup oleh informasi.
2.2.1.3. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Informasi akuntansi merupakan bagian yang terpenting dari seluruh
informasi yang diperlukan oleh manajemen, informasi akuntansi
terutama berhubungan dengan data keuangan dari suatu perusahaan.
System informasi yang sekarang perannya tidak hanya sebagai
pengumpul data mengolahnya menjadi informasi berupa laporan
keuangan saja, tetapi mempunyai peranan yang lebih penting didalam
menyediakan informasi bagi manajemen untuk fungsi-fungsi
perancanaan, pengukuran atau pengendalian.
Laporan-laporan dari system informasi akuntansi akan memberikan
didalam organisasi untuk menjadi menjadi suatu bukti yang berguna
didalam menentukan tindakan yang diambil. Informasi yang dihasilkan
oleh system informasi akuntansi akan digunakan dalam semua
tingkatan manajemen, muka dari pimpinan untuk pengambilan
keputusan sampai pada manajer perusahaan yang menggunakan
informasi untukmenyusun perencanaan, mengawasi jalannya
perusahaan dan mengevaluasi prestasi para karyawannya. Sedangkan
pihak-pihak luar perusahaan juga memerlukan informasi seperti
pembeli, investor, kreditor, pemasok. System informasi akuntansi
merupakan sumber utama tetapi bukan satu-satunnya sumber informasi
bagi manajemen. Sebagai mana fungsi-fungsi bisnis lainnya, akuntansi
membutuhkan disiplin ataupun kontrol dan memanfaatkan sebagai
dasar untuk pengembalian keputusan.
Menurut H. Simamora (2000:176), system akuntansi akuntansi
bertanggung jawab atas :
1. Pengidentifikasian sumber-sumber daya organisasi.
2. Penelusuran transformasi sumber daya kedalam barang-barang
yang dijual oleh pelanggan
3. Penentuan biaya sumber daya yang dikonsumsi oleh sumber daya.
4. Pelaporan informasi ikhwal aktivitas-aktivitas tersebut kepada para
pemakai internal dan eksternal dan system informasi akuntansi bisa
Menurut Sutabri (2004:12), agar data keuangan yang ada dapat
dimanfaatkan oleh pihak manajemen maupun pihak luar perusahaan,
maka data tersebut perlu dalam bentuk-bentukyang sesuai. Diperlukan
suatu system yang mengatur arus dan pengolahan data akuntansi dalam
perusahaan untuk dapat menghasikan informasi yang sesuai dan daam
bentuk yang sesuai juga, dan informasi yang dihasilkan dibeakan
menjadi dua macam :
1. Informasi akuntansi keuangan
Akuntansi keuangan disusun untuk menghasilkan informasi yang
biasanya dalam bentuk laporan keuangan yang ditujukan pada
pihak-pihak luar perusahaan. Umumnya berisi neraca, laporan laba
rugi, laporan perubahan modal, dan laporan perubahan posisi
keuangan, oleh karena itu ditujukan kepada pihak luar perusahaan
maka cara penyajiannya dan isinya diatur oleh prinsip akuntansi
umum.
2. Informasi akuntansi manajemen
Dalam kaitanya dengan hal ini akuntansi manajemen biasanya
mempunyai tiga fungsi utama yaitu :
a. Memilih data dan membuat catatan
b. Menganalisis data
Akuntansi manajemen disusun terutama untuk menghasilkan
informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan oleh
manajemen.
Berdasarkan definisi diatas disimpulkan bahwa sistem informasi
adalah sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan
kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media
prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur
komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi
sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian
internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar
informasi untuk pengambilan keputusan.
2.2.1.4. Factor-Faktor Yang Mempengaruhi System Informasi Akuntansi Seperti halnya dunia bisnis pada umumnya, praktik-praktik
akuntansi beserta pengungkapan informasi finansial di perusahaan di
berbagai negara dipengaruhi oleh berbagai faktor. Terdapat beberapa
factor yang perlu diperhatikan dalam menyusun system informasi
akuntansi. Factor-faktor itu merupakan hal diluar system akuntansi,
tetapi menentukan keberhasilandari suatu system. Factor-faktor itu,
antara lain perilaku manusia dalam organisasi, penggunaan metode
kuantitatif, dan juga penggunaan computer sebagai alat bantu.
Perilaku manusia dalam organisasi perlu dipertimbangkan dalam
tidak akan berjalan tanpa manusia. Faktor psikologi karyawan, baik
yang melaksanakan proses data dalam system itu, maupun pihak-pihak
yang menerima keluaran (output) dari prose situ dipertimbangkan.
Metode kuantitatif, seperti analisa regresi, metode-metode statistic
lainnya merupakan alat bantu yang penting bagi manajemen dalam
rangka melaksanakan tugas dan mkengambil keputusan. Metode ini
akan lebih baik Nampak manfaatnya bila proses dat menggunakan
computer, hal ini terjadi karena kemempuan computer yang tinggi
untuk memanipulasi data. Kutipan tersebut diambil dari buku karangan
(Zaki Baridwan, 1994:7).
2.2.2. System Informasi Berbasis Komputer
Computer Based Information System (CBIS) atau Sistem Informasi
Berbasis Komputer merupakan suatu sistem pengolah data menjadi sebuah
informasi yang berkualitas dan dipergunakan untuk suatu alat bantu
pengambilan keputusan. Tugas pengelolahan data perusahaan
dilaksanakan oleh system informasi akuntansi yang mengumpulkan data
kegiatan perusahaan lalu memprosesnya menjadi informasi yang berguna
bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan.
Dengan jenis kegiatan demikian dapat diketahui beberapa karakteristik
system informasi akuntansi yaitu melaksanakan tugas yang diperlukan,
pada data masa lampau dan menyediakan informasi pemecah masaah yang
minimal (Tata, 2003:13)
2.3. Kriteria Usaha Kecil
Yang dimaksud Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang
berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan.
Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (dua
ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.
1000.000.000,- (satu milyar rupiah).
c. Milik warga negara Indonesia.
d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anaka perusahaan atau cabang
peusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafilitas baik langsung
maupun tidak langsungdeenngan Usaha Menengah atau Usaha
Besar.
e. Berbentuk usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan
hokum, atau badan usaha yang beradap hokum termasuk koperasi.
2.4. Pelatihan Yang Diikuti Oleh Pemilik Usaha
Setiap pemilik perusahaan yang meninginkan agar perusahaanya
dapat bekerja secara lebih efektif dan efisien maka tidak boleh
mengabaikan masalah pelatihan. Bagi para pemilik ada yang mampu
memotivasi diri sendiri untuk meningkatkan kemapuan dirinya tanpa
campur tangan dari pihak lain, tetapi daam kenyataannya sedikit saja yang
mampu memotivasi diri disamping itu kemungkinan keahlian yang
dimiliki individu-individu tersebut tidak sesuai dengan keinginan atau
kondisi perusahaan.
Training atau pelatihan merupakan upaya pembinaan ketrampilan
dasar yang diperlukan pemilik usaha untuk melaksanakan pekeerjaannya
(Dessler, 1997:263). Training dapat berupa mengajarkan cara menjual
produk, atau bahkan dapat berupa menunjukan cara mewawancarai dan
menilai pegawai. Training meruapakan salah satu usaha untuk membantu
karyawan dalam melaksanakan pekerjaan secara produktif dan efisien
(Flippo. 1985:226), dimana pelatihan merupakan jalan untuk mewujudkan
cara-cara berfikir dan berbuat, meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
dan merubah serta pengertian sesuai dengan yang dituntut oleh
pekerjaannya baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan dating
Menurut Amstrong (1994:15), bahwa latihan adalah untuk mengisi
kesenjangan antara apa yang dapat dikerjakan seseorang dan siapa yang
seharusnya mampu mengerjakannya. Latihan akan membanetuk dasar
dengan menambah keteampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk
memperbaiki prestasi dalam jabatan yang sekarang atau mengembangkan
potensinya untuk masa yang akan dating.
Sebagai pemilik perusahaan seorang pemimpin harus dapat
memahami semua aspek yang ada dalam perusahaan salah satunya adalah
pelaporan akuntansi. Kita ketahui pendidikan akuntansi yang kita kenal
dalam pendidikan menengah atas tetapi tetapi yang kita kenal hanya
sebagian kecil akuntansi itu sendiri, lain lagi apabila kita belajar dalam
perguruan tinggi kita dapat mengenal lebih dalam mengenai akunansi dan
pengetahuan tentang teknologi informasi yang sangat dalam, oleh karena
itu /dalam penelitian ini tentang sector usaha kecil dan menengah (UKM)
yang dimana pemilik perusahaan sebagian besar hanya berpendidikan
sekolah menengah atau SMA. Oleh karena itu pelatihan yang diikuti oleh
pemilik perusahaan kecil dan menengah dapat memberikan saran bagi
kegiatan perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran.
Menurut S. Notoatmojo (2003:28), pelatihan adalah merupakan
bagian dari suatu proses pendidikan yang tujuannya untuk meningkatkan
dalam suatu pelatihan orientasinya atau penekanan harus pada tugas yang
dilaksanakan (job orientasi) dan lebih ditekankan kepada kemampuan
meskipun didasari pengetahuan dan sikap
Dengan pelatihan yang pernah diikuti oleh para pemilik usaha kecil
dan menengah maka, kelangsungan kegiatan perusahaan akan lebih
terencana dan lebih professional dalam menghadapi tantangan global yaitu
era perdagangan bebas.
2.4.1. Tujuan dan Manfaat Pelatihan
Pelatihan dan pengembangan sering kita dengar dalam dunia kerja
di perusahaan, organisasi, lembaga. Hal ini dapat diasumsikan bahwa
pelatihan dan pengembangan sangat penting bagi tenaga kerja untuk
bekerja lebih menguasai dan lebih baik terhadap pekerjaan yang dijabat.
1. Tujuan Pelatihan
Tujuan pelatihan yang dicapai oleh perusahaan yang melaksanakan
program pelatihan antara lain (Nitisemito, 1983:87)
a) Pekerjaan diharapkan oleh lebih cepat dan lebih baik
b) Pemakaian bahan diharapkan lebih cermat
c) Peralatan dan mesin diharapkan lebih tahan lama
d) Kemungkinan kecelakaan lebih kecil
e) Tanggungjawab diharapkan lebih besar
g) Kelangsungan perusahaan lebih terjamin
2. Manfaat Pelatihan
Ada banyak manfaat yang dapat dihasilkan dari kegiatan pelatihan
bagi organisasi, terutama dalam kaitanya dengan proses penciptaan
nilai tambah peningkatan produktivitas kerja (Mulyono, 1993:90),
adapun manfaat pelatihan antara lain :
a) Peningkatan produktifitas
Peningkatan prestasi kerja dan produktifitas yang disebabkan oleh
adanya program pelatihan paling terbukti pada pekerja yang sama
sekali belum pernah mengiuti adanya program pelatihan dan belum
sepenuhnya menyadari akan cara-cara paling efisien dan efektif
dari pelaksanaan kerjanya.
b) Penigkatan kualitas
Pengembangan latihan dirancang dan dilaksanakan dengan baik
akan membantu pegawai untuk memperbaiki hasil lebih tinggi
kualitasnya.
c) Mempermudah perencanaan sumber daya manusia
Program latihan yang baik dapat membantu organisasi perusahaan
dalam hal pelaksanaan program bahan yang baik, tidak akan
mengalami perubahan yang drastic bila menghadapi penggantian
d) Memperbaiki etika kerja
Reaksi-reaksi yang positif akan tumbuh dari program pelatihan dan
akan membentuk sikap dan etika keja yang lebih baik dan pada
gilirannya akan membentuk sikap dan etika kerja yang lebih baik.
e) Mencegah keausan
Program pelatihan akan semakin mendorong lebih berinisiatif da
kreatif, sehingga dapat mencegah keausan pengetahuan dan
keterampilan.
f) Pengembangan pribadi
Kegiatan pelatihan bagi pemilik sebenarnya tidak saja
meningkatkan proses tambah dan member keuntungan bagi
perusahaan melainkanjuga kepada pegawai merupakan
pengembangan nilai tambah pribadi secara individu dan sekaligus
sebagai pengembangan pribadi karena berbagai pengalaman yang
diperoleh selam mengikuti pelatihan.
2.4.2. Factor-faktor Penyebab Perlunya Pelatihan
Sering kali terjadi diperusahaan bahwa pemilik meskipun mempunyai
latar belakang pendidikan formal yang cukup tinggi, namun ternyata
belum dapat menyesuaikan diri dengan beban tugas yang harus dikerjakan.
Pelatihan itu sangat diperlukan agar perusahaan dapat tetap bertahan
ketat. Menurut (Tjiptono, dkk, 1994:213) ada lima factor diperlukannya
pelatihan yaitu :
1. Kualitas angkatan kerja yang ada
Angkatan kerja yang berkualitas tinggi adalah angkatan kerja yang
mengenyam pendidikan dengan baik dan memiliki keterampilan
intelektual dasar seperti membaca, menulis, mendengarrkan, berbicara
dan memecahkan masalah. Orang-orang seperti ini potensial untuk
belajar dan beradaptasi dengan cepat terhadap pekerjaanya.
2. Persaingan global
Perusahaan harus menyadari bahwa mereka mengahadap persaingan
pasar global yang sangat ketat. Agar dapat memenangkan persaingan,
perusahaan harus mampu mengahsilkan produk yang lebih murah dari
pada pesaingannya. Untuk itu diperlukan pelatihan agar tetap bertahan
dan memiliki dominasi pasar.
3. Masalah ahli teknologi
Alih teknologi adalah perpindahan dari teknologi dari satu obyek ke
obyek yang lainnya. Ada dua tahap dalam proses alih teknologi, tahap
pertama yaitu komersialisasi teknologi yang baru dikembangkan
dilaboraturium riset oleh penemu, tahap ini tidak perlu pelatihan, tahap
kedua adalah difusi teknologi yaitu proses pemindahan teknologi yang
baru dikomersialkan ke dunia kerja untuk meningkatkan produktifitas,
4. Perubahan cepat dan terus menerus
Di dunia ini tidak ada satu hal yang tidak berubah kecuali perubahan
itu sendiri. Perubahan terjadi dengan cepat dan berlangsung terus
menerus, pengetahuan ini mungkin akan tidak berguna pada hari esok
dan menjadi uang. Dalam lingkungan kerja seperti ini sangaat penting
memperbarui kemampuan pemilik perusahaan secara konsisten.
5. Perubahan keadaan demografi
Perubahan keadaan demografi menyebabkan pelatihan menjadi
semakin penting dewasa ini. Oleh karena itu kerja sama tim merupakan
umur pokok maka pelatihan dibutuhkan untuk melatih pemilik dan
pekerjanya yang berbeda latar belakang agar dapat bekerja sama secara
harmonis.
2.5. Tingkat Pendidikan Pemilik Usaha
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam arti kata sangat umum,
bukan hanya menyangkut latar belakang pendidikan formal melainkan
juga pendidikan non-formal.
Pendidikan merupakan cara belajar yang bukan hanya menyangkut
proses belajar formal yang biasanya dilakukan dibangku sekolah tetapi
juga menyangkut proses belajar non-formal dengan diberikan diluar
pendidikan formal yaitu segala bentuk pengalaman dan keterampilan yang
seorang manajer pemilik atau pemilik perusahaan pun sangat tergantung
pada kemepuan belajarnya. Dalam lingkungan dunia usaha yang
berubah-ubah dengan cepat, agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik, selain
dituntut untuk menguasai aneka keterampilan teknis, seorang manajer atau
pemilik juga dituntut untuk memiliki kemampuan yang tinggi untuk
belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya tersebut agar nantinya dapat
menguasaibidang-bidang yang lebih maju dan modern berkaitan dengan
informasi teknologi. (Kiryanto, dkk, 2001:203).
Dari hasil pendidikan yang dijalankan ini pula informasi yang
diperoleh seorang manajer mempunyai arti dan makna dalam proses
pemilihan tindakan yang tepat bagi perusahaannya baik dalam
pengambilan keputusan maupun dalam pemecahan permasalahan
diperusahaannya sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
Pendidikan merupakan suatu proses pengembangan pengertian yang
mencakup pengembangan mental, keterampilan seseorang untuk
pemecahan masalah yang dihadapi efektif, pendidikan selalu berhubungan
erat dengan belajar, apabila seseorang mau belajar maka akan bertambah
pengetahuannya. Dalam hal ini pendidikan yang dimaksud adalah
pendidikan formal yang ditempuh oleh seorang pemilik, meskipun pada
pendidikan dan pengetahuan yang tinggi akan meningkatkan pemahaman
kinerja kerjaperusahaan.
menurut Notoatmojo (2003:27), yang dimaksud dengan pendidikan
dan pelatihan adalah merupakan upaya untuk pengembangan sumber daya
manusia terutama untuk pengembangan aspek intelektual dan kepribadian
manusia.
Dengan demikian pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa latar belakang pendidikanmerupkana cara belajar yang bukan hanya
menyangkut proses belajr formal yang biasanya dilakukan ddibangku
sekolah tetapi juga menyangkut proses belajar non-formal dengan
diberikan diluar pendidikan formal yaitu seegala bentuk pengalaman dan
keterampilan yang merupakan hasil kontak antara manusia dan
lingkungannya agar nantinya dapat menguasai bidang-bidang yang lebih
maju dan modern berkaitan dengan informasi teknologi.
2.5.1. Macam Pendidikan
Pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu fungsi manajemen
sumber daya manusia diluar fungsi lain yang dilaksanakan, karena sebagai
tanggung jawab atas pengembangan sumber daya manusia, khususnya
menyangkut kualitasnya.
Menurut Sastrohadiwiryo (2003:200), menyatakan bahwa menurrut
1. Penndidikan umum
Pendidikan yang dilaksanakan dalam dan luar sekolah, baik yang
diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta, dengan tujuan
mempersiapkan dan mengusahakan para peserta pendidikan
pengetahuan umum.
2. Pendidikan kejuruan
Pendidikan umum yang direncanakan untuk memepersiapkan para
peserta pendidikan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
bidang kejuruannya.
2.5.2. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan merupakan tujuan yang sangat umum dan
memerlukan jangka waktu yang lama untuk mencapainya, melalui jenjang
persekolahan, baik melalui pendidikan formal ataupun non formal, dan
informal.
Tujuan pendidikan yaitu mewujudkan pribadi-pribadi yang mampu
menolong diri sendiri maupun orang lain, sehingga dengan demikian akan
terwujud suatu kehidupan manusia yang sejahtera (Soemanto, 1992:28).
2.6. Tingkat Pemahaman Terhadap Teknologi Informasi
Dengan berkembangnya teknologi informasi yang sedemikian pesat
untuk dapat memahami teknologi informasi itu sendiri agar apa yang telah
direncanakan dan diprogamkan dapat berjalan.
Usaha kecil dan menengah dengan kadar pemahaman teknologi yang
tinggi mempunyai kemungkinan mengadopsi dan memanfaatkan teknologi
informasi secara efektif. Hanya saja tindakan yang dilakukan oleh para
pemilik usaha daam memobilisasi keterampilan staff dipandang lebih
penting dibanding latar belakang teknis yang dimiliki oleh staff
perusahaan kebanyakan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dikelola
sebagai perusahaan bebas denga pola bisnis keluarga maka sikap positif
yang kuat dari pemilik perusahaan terhadap inovasi teknologi akan
berpengaruh terhadap penggunaan dan penyediaan informasi akuntansi
dalam perusahaan.
Menurut Kian W (1991:13), pada umunya usaha kecil dan menengah
di negara sedang berkembang menghadapi masalah serius dalam
pengembangan suatu usaha mereka karena terbatasnya kemampuan
teknologi yang mereka dapat, salah satu alas an penting mengapa tingkat
teknologi usaha kecil dan menengah rendah adalah pemilik yang
cenderung hanya memiliki keterampilan teknis dan produksi yang sempit.
2.7. Tingkat Investasi Pada Bidang Teknologi Informasi
Dalam lingkungan kompetisi, penentuan prioritas investasi teknologi
informasi (TI) harus selaras dan mendukung strategi bisnis sehingga nilai
bisnis dapat dimaksimalkan dan ancaman kompetisi dapat diminimalkan.
Investasi diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan
penanaman-penanaman modal atau perusahaan untuk membeli
barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah
kemmampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia
didalam perekonomian (Sakirno, 1994:74).
Perubahan teknologi merupakan salah satu factor utama pendorong
persaingan, perubahan teknologi berperan pentingdalam mendorong
perubahan struktur industry serta mendorong terciptanya industry baru dan
menghasikan keunggulan bersaing lebih kedepan. Walaupun perubahan
teknologi memiliki arti penting seperti itu hubungan antara perubahan
teknologi dan persaingan banyak di salah tafsirkan. Setiap perubahan
teknologi yang dapat dipelopori perusahaan manapun yang diyakini
sebagai sesuatu yang baik. Bersaing dalam industry teknologi yang tinggi
dianggap sebagai suatu yang mampu akan membuahkan laba / keuntungan
yang tinggi dan teknologi rendah sering kai dipandang sebagai cemohan.
Beberapa atribut penting dalam teori penyebaran inovasi yang
dibidang teknologi informasi terutama dibidang akuntansi mencakup
keunggulan relative, kompabilitas, kemampuan yang diuji, dan
kemampuan untuk diamati hasilnya. Apabila investasi teknologi informasi
dipandang sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan perusahaan
bersaing mudah dilaksanakan memungkinkan untuk di uji cobakan, dan
hasilnya bisa diamati dengan jelas, maka ada kemungkinan bagi UK untuk
terus melakukan investasi dibidang inovasi serta dibidang teknologi serta
dibidang akuntansi (Roger (1995) dikutip Utomo, 2001:161).
Pemanfaatan produk dan aplikasi teknologgi informasi (TI) masih
didomonasi segmen kalangan menengah ke atas, padahal segmen usaha
kecil dan menengah (UKM) membutuhkan aplikasi teknologi informasi
dalam proses produktif, financial, distribusi, dan telekomunikasi.
Menurut M.E Porter (1992:164), teknologi bisa mengubah hakekat
dan landasan persaingan dikaangan pesaing, peran teknologi daam
deferensiasi produk dan biaya beralih juga memiliki arti penting bagi
persaingan.
2.8. Kerangka pikir
2.8.1. Pengaruh Pelatihan Pemilik Usaha Terhadap Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi
Training atau pelatihan merupakan upaya pembinaan ketrampilan
(Dessler, 1997:263). Training dapat berupa mengajarkan cara menjual
produk, atau bahkan dapat berupa menunjukan cara mewawancarai dan
menilai pegawai. Training meruapakan salah satu usaha untuk membantu
karyawan dalam melaksanakan pekerjaan secara produktif dan efisien
(Flippo. 1985:226), dimana pelatihan merupakan jalan untuk mewujudkan
cara-cara berfikir dan berbuat, meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
dan merubah serta pengertian sesuai dengan yang dituntut oleh
pekerjaannya baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan dating
(Nitisemito, 1996:53).
Dari penjelasan diatas menunjukan adanya pengaruh yang positif
antara pelatihan terhadap penggunaan system informasi akuntansi. Karena
semakin sering diadakan pelatihan maka tingkat pengetahuan pemilik
usaha semakin meninngkat.
2.8.2. Pengaruh Pendidikan Pemilik Usaha Terhadap Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi
Pendidikan merupakan cara belajar yang bukan hanya menyangkut
proses belajar formal yang biasanya dilakukan dibangku sekolah tetapi
juga menyangkut proses belajar non-formal dengan diberikan diluar
pendidikan formal yaitu segala bentuk pengalaman dan keterampilan yang
merupakan hasil kontrak antara manusia da lingkungannya. Lemampuan
pada kemepuan belajarnya. Dalam lingkungan dunia usaha yang
berubah-ubah dengan cepat, agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik, selain
dituntut untuk menguasai aneka keterampilan teknis, seorang manajer atau
pemilik juga dituntut untuk memiliki kemampuan yang tinggi untuk
belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya tersebut agar nantinya dapat
menguasaibidang-bidang yang lebih maju dan modern berkaitan dengan
informasi teknologi. (Kiryanto, dkk, 2001:203).
Penjelasan diatas menunjukan adanya pengaruh yang positif antara
pendidikan terhadap penggunaan system informasi akuntansi. Karena
tingkat pendidikan sangat penting bagi para pemilik usaha, semakin tinggi
pendidikan maka lebih memahami dan mengerti dalam mendaami system
informasi akuntansi.
2.8.3. Pengaruh Pemahaman Terhadap Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Sukmadinata (2004:215), pemahaman individu pada
dasarnya merupakan pemahaman seluruh kepribadiannya dengan segala
latar belakang dan interaksinya dengan lingkungannya. Ada dua
komponen besar yang sudah lazim dikenal orang banyak tentang
kepribadian, yaitu komponen fisik atau jasmania atau psikis atau batiniah.
Kedua komponen ini juga meliputi banyak aspek yang dapat
bahasa, emosi dan moral serta aspek psikomotor. Aspek intelektual
meliputi kecerdasan, bakat, kecakapan, hasil beajar dan kreatifitas.
Menurut Thong and Yap (1996); Harrison et al. (1997); McGowan
and Madey, 1998, pemilik dan manajer perusahaan yang memiliki
pemahaman teknologi informasi yang baik akan bersifat positif terhadap
teknologi informasi dan kemungkinan mengadopsi dan menggunakan
teknologi informasi secara ekstensif didalam kegiatan usahanya.
Agar individu, dalam hal ini pemilik usaha kecil menengah dalam
malaksanakan tuugas-tugasnya dan dapat bekerja sama dengan baik, maka
diperlukan suatu pemahaman. Pemahaman disini berarti pemahaman
terhadap pentingnya informasi akuntansi, sebab informasi akuntansi
digunakan sebagai pengambilan keputusan dan mencapai efisiensi dan
efektifitas kegiatan usaha serta semakin tinggi tingkat pemahaman para
pemilik UKM maka akan semakin luas pandangan mereka terhadap
berbagai bentuk penerapan teknologi didalam kehidupan bisnis.
Dari penjelasan diatas menunjukan adanya pengaruh yang positif
antara tingkat pemahaman terhadap penggunaan system informasi
akuntansi. Karena pemahaman dibidang teknologi informasi meningkatkan
efisiensi dan efektifitas kegiatan usahanya serta dapat menerapkan
2.8.4. Pengaruh Tingkat Investasi Terhadap Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi
Investasi diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan
penanaman-penanaman modal atau perusahaan untuk membeli
barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah
kemmampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia
didalam perekonomian (Sakirno, 1994:74).
Hanna et al. (1996), Kinggundu (1997), ketersediaan investasi
dibidang infrastruktur teknologi merupakan prasyarat minimal bagi
penyebaran teknologi informasi secara ekstensif dalam suatu kegiatan
usaha.
Berbagai atribut penting dalam teori penyebaran inovasi yang
mempengaruhi keyakinan para pengusaha dalam meningkatkan investasi
dibidang teknologi informasi terutama dibidang akuntansi mencakup
keunggulan relative, kommpatibilitas, kompleksitas, kemampuan yang
diuji, dan kemampuan untuk di uji hasilnya. Apabila investasi teknologi
informasi dipandang sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan
perusahaan bersaing, mudah dilaksanakan, memungkinkan untuk di uji
cobakan, dan hasilnya bisa diamati dengan jelas, maka ada kemungkinan
bagi UKM untuk terus melakukan investasi di bidang inovasi teknologi
Dari penjelsan diatas menunjukan adanya pengaruh yang positif
antara tingkat investasi terhadap penggunaan system informasi akuntansi,
karena tingkat investasi dapat meningkatkan kemampuan perusahaan
Gambar 3 : Bagan Kerangka Pikir
Peatihan Yang Diikuti oleh Pemilik Usaha
(X1)
Tingkat Pendidikan Pemilik Usaha
(X2)
Tingkat Pemahaman DIbidang Teknologi
(X3)
Tingkat Investasi Pada Bidang Teknologi
Informasi
(X4)
Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi Pada
UKM
(Y)
2.9. HIPOTESIS
1. Diduga ada pengaruh positif antara pelatihan pemilik usaha, tingkat
pendidikan pemilik usaha, tingkat pemahaman dibidang teknologi
informasi, tingkat ivestasi pada bidang teknologi informasi terhadap
penggunaan system informasi akuntansi pada (UKM) Usaha Kecil dan
3.1. Deskripsi Obyek Penelitian
Obyek yang akan menjadi penelitian ini adalah toko penjualan
perlengkapan olahraga di Kabupaten Gresik. barang yang dijual rata-rata
perlengkapan sepakbola.
3.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.2.1. Definisi opersaional
Definisi operasional dalam proses penelitian merupakan suatu definisi
yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau
menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan petunjuk bagaimana
suatu penelitian diukur.
Penelitian ini menggunakan model persamaan Regresi Linier
Berganda yang terdiri 4 variabel bebas dan 1 variabel terikat pola kedua
variabel tersebut adalah hubungan sebab akibat yaitu variabel bebas
mempengaruhi variabel terikat.
a. Variabel-variabel bebas (X) yang digunakan dalam penelitian ini
1. Variabel bebas (X1) : pelatihan yang diikuti pemilik usaha.
Pelatihan adalah upaya pembinaan dasar yang diperlukan oleh
pemilik yang merangkap sebagai manjer dan karyawan, caraq
berfikir dan berbuat, cara menjual produk. Dimaksudkan agar
dapat menguasai dalam melaksanakan suatu pekerjaan tertentu.
2. Variabel bebas (X2) : tingkat pendidikan pemilik usaha.
Pendidikan merupakan proses pengembangan pribadi, cara belajar
dan beradaptasi dalam lingkungannya. Dimana fungsi pendidikan
memberikan kondisi yang menunjang perkembangan segala aspek
kepribadian manusia sehingga tercipta kehidupan yang sejahtera.
3. Variabel bebas (X3) : tingkat pemahaman di teknologi informasi.
Pemahaman dalam teknologi informasi yang dimaksud adalah
dimana para pemilik yang merangkap sebagai manajer dan
karyawan diharapkan mampu dalam memahami di bidang
teknologi, seperti cara menggunakan dan mengoperasikan
kmputer atau memasarkan produk lewat internet.
4. Variabel bebas (X4) : investasi pada bidang teknologi
Investasi pada teknologi merupakan cara untuk mendapatkan
modal untuk kebutuhan suatu perusahaan dalam membeli
barang-barang modal dan jasa yang nantinya target perusahaan bisa
b. Variabel terikat (Y) yang digunakan dalam penelitian ini adaah :
1. variabel terikat (Y) : penggunaan informasi akuntansi.
Penggunaan informasi akuntansi meupakan suatu system
komponen organisasi mengumpulkan, mengklasifikkasikan,
mengolah, menganalisa, dan mengkomunikasikan informasi
keuangan untuk pengambilan keputusan yang relevan bagi
pihak-pihak diluar dan diluar perusahaan.
3.2.2. Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan kuesioner
yang mengambil sumber data dari DISKOPERINDAG pengusaha kecil
dan menengah.
Skala pengukuran yang digunakan dalam mengukur variabel tersebut,
baik itu variabel bebas maupun variabel terikat adalah menggunakan skala
semantic differensial. Dimana setiap variabel mempunyai empat
pertanyaan, yang dimana variabel (X1) sampai (X3) bertanya tentang
SDM si pemilik dan variabel (X4) bertanya tentang investasi pada suatu
teknologi. Skala ini tersusun dalam suatu garis kontinu yang jawabannya
sangat positif di bagian kanan garis dan jawabannya yang sangat negative
terletak dibagian kiri atau sebaliknya. Sedangkan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah skala interval. Dengan pengukuran intervalnya
di mulai dari angka 1 sampai 7 yang menunjukan nilai tertinggi.
1. Variabel X1 : berkaitan dengan pertanyaan mengenai pelatihan dan
dikembangkan oleh (Yogi:2007) yang terdiri dari 4 pertanyaan.
Indicator yang digunakan dalam variabel ini adalah :
a. Pelatihan dalam bidang akuntansi atau non akuntansi
b. Pelatihan dalam kebutuhan pemilik
c. Pelatihan dalam kegiatan membantu perusahaan
d. Pelatihan untuk menunjukan perusahaan
2. Varibel X2 : berkaitan dengan pertanyaan mengenai tingkat
pendidikan dan dikembangkan oleh (Yogi:2007) yang terdiri dari 5
pertanyaan.
Indicator yang digunakan dalam variabel ini adalah :
a. Pendidikan dalam memimpin perusahaan
b. Pendidikan berperan dalam kegiatan usaha
c. Pendidikan formal bagi kegiatan usaha
d. Pendidikan non formal dalam kegiatan usaha
e. Pendidikan daam pemanfaatan informasi akuntansi
3. Variabel X3 : berkaitan dengan pertanyaan mengenai pemahaman
bidang teknologi dan dikembangkan oleh (Yogi:2007) yang terdiri dari
5 pertanyaan.
Indicator yang digunakan dalam variabel ini adalah :
b. Pemahaman pentingnya teknologi informasi
c. Pemahaman keterampilan teknologi dalam efisiensi dan efektifitas
d. Pemahaman bidang teknologi khususnya computer
e. Pemhaman dalam pengolahan dat informasi
4. Variabel X4 : berkaitan dengan pertanyaan mengenai tingkat investasi
bidang teknologi dan di kembangkan oleh (Yogi:2007) yang terdiri
dari 5 pertanyaan.
Indicator yang digunakan dalam variabel ini adalah :
a. Invesasi dalam perangkat teknologi
b. Investasi dalam pemanfaatan teknologi
c. Investasi dalam teknologi mahal dan canggih
d. Investasi penyediaan perangkat teknologi
e. Investasi dalam penggunaan system informasi akuntasi
5. Variabel Y : berkaitan dengan pertanyaan mengenai penggunaan
informasi akuntansi dan dikembangkan (Yogi:2007) yang terdiri dari 4
pertanyaan.
Indicator yang digunakan dalam variabel ini adalah :
a. Informasi yang disajikan tepat waktu
b. Informasi akuntansi dalam mengintregasikan dan mempercepat
penyajian data
c. Informasi dalam membantu kegiatan usaha
3.3. Teknik Penentuan Sampel
Pada penelitian ini teknik penentuan sampel yang digunakan adalah :
1. Populasi
Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 10
respoden yaitu pengelola atau pemilik usaha yang merangkap sebagai
manager dan karyawan toko penjual perlengkapan olahraga yang
tersebar di wilayah Kabupaten Gresik.
2. Sampel
Sampel adalah bagaian dari sebuah populasi, yang mempunyai
karakteristik yang sama dengan populasi tersebut (Sumarsono,
2004:45). Teknik pengambilan sampel merupakan bagian dalam
melaksanakan suatu penelitian. Untuk itu teknik penarikan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh yaitu
teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel, hal ini sering digunakan bila jumlah populasi relative
kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus,
dimana semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel (Sugiyono,
2006:96).
Berdasarkan teknik penentuan sampel tersebut, maka jumlah
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 responden
karyawan toko penjual perlengkapan olahraga yang tersebar di wilayah
Kabupaten Gresik).
3.4. Teknik Pengumpulan Data 3.4.1. Jenis Data
Data Primer
Yang dimaksud data primer adalah data yang diperoleh pada
penelitian secara langsung berdasarkan atas jawaban yang diberikan
oleh pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini atau kuesioner
yang terstruktur.
3.4.2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini berupa hasil dari rangkuman
kuesioner yg di sebarkan pada 10 respoden yaitu pengelola atau
pemilik usaha yang merangkap sebagai manager dan karyawan toko
penjual perlengkapan olahraga yang tersebar di wilayah Kabupaten
Gresik.
3.4.3. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi :
1. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan yaitu dengan menggunakan buku-buku, literature,
serta tulisan ilmiah yang digunakan sebagai landasan teori yang
2. Studi Lapangan
a. Observasi
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan
penelitian langsung pada obyek yang diteliti, (Nazir, 2005:212).
Pada penelitian ini observasi dilakukan di toko penjualan
perlengkapan olahraga yang tersebar di Kabupaten Gresik.
b. Wawancara
Proses pengumpulan data yang dilakukan secara langsung dengan
mengadakan Tanya jawab terhadap pihak-pihak yang
berhubungan dengan obyek penelitian.
c. Kuesioner
Memberikan daftar pertanyaan kepada responden untuk kemudian
diberikan nilai atau scoring. Kuesioner tersebut diberikan kepada
pihak yang berkepentingan secara langsung berhubungan dengan
pokok permasalahan yang diteliti.
3.5. Tekni Anallisis dan Pengujian Hipotesis 3.5.1. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat
pengukur (Kuesioner mengukur apa saja yang diinginkan). Valid
skor yang diperoleh pada masing – masing butir pertanyaan dengan
skor total yang diperoleh dari penjumlahan semua pertanyaan.
Suatu kuesioner dikatakan valid atau tidak bila pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat dilihat
dari kolom corrected item total correlation (rhitung). Koefisien
masing-masing item kemudian dibandingkan dengan nilai rkritis dengan kriteria
pengujian sebagai berikut (Azwar, 1997:158):
a. Jika nilai rhitung > 0,30 berarti pertanyaan valid.
b. Jika nilai rhitung ≤ 0,30 berarti pertanyaan tidak valid.
2. Uji Realiabillitas
Uji reabilitas digunakan untuk mengetahui apakah jawaban yang
diberikan responden dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dengan
kata lain, hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran
dua kali atau lebih terhadap obyek dan alat ukur yang sama
(Sumarsono, 2004:4).
Reabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan
konsistensi responden daam menjawab hal yang berkaitan dengan
konstruk-konstruk pertanyan yang merupakan dimensi suatu variabel
dan disusun daam bentuk kuesioner. Reliabilitas suatu konstruk
variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,60
3.5.2. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data
mengikuti sebaran normal atau tidak (Sumarsono, 2002:40). Untuk
mengetahui data tersebut mengikuti sebaran normal maka dapat dilakukan
dengan metode Kolmogorov Snirov. Fungsi pengujian suatu data
dikategorikan berdistribusi normal atau tidak adalah sebagai aat
kesimpulan populasi berdasarkan data sampel.
Sampel yang diteliti dikatakan berasal dari populasi yang berdistribusi
normal jika nilai probabilitas atau signifikan (sig) lebih besar dari pada
tingkat kesalahan yang ditetapkan (a = 0,05) jika nilai probabilitas atau
signifikan (sig) ebih kecil dari pada tingkat kesalahan yang ditetapkan (a =
0,05), maka sampel yang diteliti berasal dari sampel yang tidak
berdistribusi normal.
3.6. Pendeteksian Asumsi BLUE (Best Linier Unbiased Estimator) 1. Multikolinieritas
Multikoliner adalah terjadinya hubungan linier antara variabel
bebas daam persamaan regresi linier berganda. Apabila ternyata ada
hubungan linier antara variabel bebas, maka persamaan regresi linier
untuk mendeteksi atau pedoman suatu model regresi yang bebas
multikolinieritas dapat dilihaat cirri-cirinya sebagai berikut :
a. Mempunyai nilai VIF kurang dari angka 10
b. Mempunyai angka TOLERANCE mendekati 1
2. Heteroskedastistas
Uji heterokedastistas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi tidak terjadi kesamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lainnya. Sallah satu cara mendeteksi ada atau
tidak adanya heterokedastistas adalah dengan menggunakan uji rank
spearman yaitu dengan membandingkan antara residu degan seluruh
variabel bebas.
Menurut Santoso (2002:301), deteksi adanya heterokedastistas
adalah :
a. Niai probabilitas > 0,05 berarti bebas