• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

37. Terlepas dari Rutinitas Sehari-hari

4.5 Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diajukan dapat diterima atau ditolak.Untuk menguji tingkat hubungan kedua variabel yang dikorelasikan, maka peneliti menggunakan rumus Koefisien Korelasi tata Jenjang

(Rank Order) oleh Spearman.Penelitian ini menggunakan pengolahan data

statistik SPSS versi 16.0 sehingga uji t signifikansi tidak digunakan lagi karena SPSS telah menguji hipotesis secara otomatis.

Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah hipotesis dapat diterima atau ditolak. Hipotesis ini meliputi variabel bebas (X) yaitu Motif Penggunaan Cerita Kampus dan variabel terikat (Y) yaitu Pemuasan Kebutuhan Followers @UsukomFM yang mengirimkan tweet tentang Cerita Kampus. Dalam penelitian ini ada dua hipotesis yang diajukan sebagai berikut. Ho : “Tidak terdapat hubungan antara program siaran Cerita Kampus dengan pemuasan kebutuhan para followers @UsukomFM yang mengirimkan tweet

tentang Cerita Kampus”.

Ha : “Terdapat hubungan antara program siaran Cerita Kampus dengan pemuasan kebutuhan para followers @UsukomFM yang mengirimkan tweet

tentang Cerita Kampus”.

Selanjutnya, untuk mengukur kekuatan derajat hubungan, digunakan nilai koefisien korelasi.Besar kecilnya angka korelasi menunjukkan kuat atau lemahnya hubungan antara kedua variabel.Patokan angkanya adalah sebagai berikut (Kriyantono, 2006: 168-169).

≤ 0.20 = hubungan rendah sekali; lemah sekali

0.20 – 0.39 = hubungan rendah tapi pasti 0.40 – 0.70 = hubungan yang cukup berarti

0.71 – 0.90 = hubungan yang kuat; kuat

≥ 0.90 = hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalka Tabel 4.40

Koefisien Korelasi Spearman Rho

Correlations Variabel X Variabel Y Spearman's rho Variabel X Correlation Coefficient 1.000 .753 ** Sig. (2-tailed) . .000 N 29 29 Variabel Y Correlation Coefficient .753 ** 1.000 Sig. (2-tailed) .000 . N 29 29

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Interpretasi:

1. Hasil korelasi Spearman dapat diuji dengan menyusun hipotesis. Caranya adalah dengan membandingkan sig. (2 tailed) atau nilai probabilitas dengan 0.05 dengan ketentuan bila nilai probabilitas > 0.05 maka H0 diterima begitu pula sebaliknya bila nilai probabilitas < 0.05 maka H0 ditolak. Dari tabel 4.40 dapat diketahui besarnya probabilitas adalah 0.00 maka Ho ditolak, Ha diterima, artinya terdapat hubungan antara program siaran Cerita Kampus dan Pemuasan Kebutuhan followers @UsukomFM yang mengirimkan tweet tentang Cerita Kampus hingga sejak September 2013 hingga April 2014.

2. Pada hasil perhitungan koefisien korelasi dengan menggunakan Spearman Rho Koefisien, terlihat angka .753 yang diartikan sebagai 0.753, angka tersebut merupakan angka koefisien korelasi. Diambil dua digit terakhir dibelakang koma menjadi 0.75, angka tersebut menunjukkan hubungan yang rendah tapi pasti karena berada pada interval 0.71 – 0.90. Oleh karena itu dapat diinterpretasikan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara Cerita Kampus dengan pemuasan kebutuhan followers

@UsukomFM yang mengirimkan tweet tentang Cerita Kampus sejak September 2013 hingga April 2014.

3. Dasar pengambilan keputusan signifikansi dengan menggunakan tanda bintang (*) atau flag of significant. Tanda bintang hanya muncul bila ada korelasi yang signifikan, bila tidak terdapat tanda bintang artinya tidak ada korelasi. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa hubungan Cerita Kampus terhadap pemuasan kebutuhan followers @UsukomFM yang mengirimkan tweet tentang Cerita Kampus adalah signifikan. SPSS menunjukkan bahwa korelasi tersebut signifikan bahkan dalam Interval Keyakinan (alpha) yang lebih teliti lagi, yaitu 0.01 untuk uji 2 sisi.

4. Koefisien korelasi 0.75 bertanda positif menunjukkan arah korelasi yang positif (searah), artinya kebutuhan followers @UsukomFM yang mengirimkan tweet tentang Cerita Kampus terpenuhi setelah mereka menggunakan Cerita Kampus. Dengan kata lain, Cerita Kampus dapat menjadi media yang memuaskan kebutuhan followers @UsukomFM yang mengirimkan tweet tentang Cerita Kampus sejak September 2013 hingga April 2014.

5. Untuk peramalan indeks korelasi yang menentukan besar hubungan variabel X (penggunaan Cerita Kampus) terhadap Y (pemuasan kebutuhan

followers @UsukomFM yang mengirimkan tweet tentang Cerita Kampus)

menggunakan rumus Kekuatan Determinan (KD). KD = rs 2 x 100%

= (0.753)2 x 100% = 0.567009 x 100%

= 56.7%

Maka dapat disimpulkan bahwa kekuatan dari penggunaan Cerita Kampus 56.7% dapat memuaskan kebutuhan followers @UsukomFM yang mengirimkan tweet tentang Cerita Kampus sebesar 56.7%. Hasil ini bermakna bahwa hanya 56.7% pemuasan kebutuhan followers

@UsukomFM” yang mengirimkan tweet tentang Cerita Kampus yang dipengaruhi oleh penggunaan Cerita Kampus. Sisanya terdapat 43.3% kepuasanfollowers yang dipengaruhi oleh hal-hal lain, misalnya

penggunaan media lain seperti akun Twitter @anak_usu dan tabloid Suara USU.

4.6 Pembahasan

Setelah melalui tahapan analisis data yang kemudian dilakukan dengan pengujian hipotesis menggunakan program SPSS versi 16.0. Penelitian menunjukkan bahwa Ha: “Terdapat hubungan antara program siaran Cerita Kampus dengan pemuasan kebutuhan followers @UsukomFM” yang mengirimkan tweet tentang Cerita Kampus sejak September 2013 hingga April 2014 diterima. Selanjutnya peneliti akan membahas sejauh mana penggunaan Cerita Kampus dalam memenuhi kebutuhan followers @UsukomFM” yang mengirimkan tweet tentang Cerita Kampus sejak September 2013 hingga April 2014.

Responden pada penelitian ini merupakan mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) yang berasal dari berbagai fakultas. Mereka juga merupakan followers @UsukomFM dan pernah mendengarkan Cerita Kampus serta mengirimkan tweet tentang Cerita Kampus. Perkembangan teknologi ternyata memudahkan mereka untuk mendengarkan Cerita Kampus dan langsung berinteraksi dengan penyiar USUKom FM maupun followers @UsukomFM yang lainnya.

Berbicara tentang informasi yang disajikan Cerita Kampus mengenai informasi perkuliahan, seminar, kuliah umum, kegiatan yang diadakan HMD dan UKM, mayoritas responden menyatakan informasi yang disampaikan cukup baik. Namun akan lebih baik jika informasi tersebut merupakan informasi-informasi terbaru (up to date) dan dikupas secara lebih lengkap dengan mendatangkan pembicara yang berkualitas. Kurangnya publikasi secara menyeluruh ke semua fakultas menjadi hambatan yang dirasakan beberapa responden untuk mendapatkan siaran dari USUKom FM khususnya Cerita Kampus.Alhasil banyak responden yang kemudian mencari informasi melalui media lainnya, seperti @anak_USU dan tabloid Suara USU.

Ketika ditanya perihal penggunaan Cerita Kampus sebagai bentuk dari motif identitas diri, mayoritas responden setuju menggunakan nama asli mereka sebagai nama akun Twitter mereka. Penggunaan nama asli ini menunjukkan diri

mereka sebagai mahasiswa USU. Beberapa responden mengaku menggunakan nama lain namum tetap menunjukkan identitas dirinya. Salah satunya Poltak, nama akun Twitter-nya adalah @tobatakuma nama tersebut menunjukkan responden bersuku Batak Toba. Beberapa responden lainnya tidak langsung menyebutkan nama asli sebagai nama akun Twitter pribadinya. Mereka menggunakan nama panggilan atau singkatan nama mereka namun tetap mengandung nama asli. Salah satu responden bernama Desyana Silaban, nama akun Twitter-nya adalah @Desiants.

Mengenai bertambahnya minat belajar, mayoritas responden menyatakan minat belajar mereka tidak bertambah seiring dengan penggunaan Cerita Kampus.Demikian pula halnya dengan penemuan sosok panutan, mayoritas responden menyatakan tidak menemukan sosok-sosok yang dapat mereka jadikan contoh melalui Cerita Kampus.Beberapa responden mengaku belakangan ini Cerita Kampus jarang menampilkan narasumber.

Jika dilihat mengenai motif integrasi dan interaksi sosial yang dialami responden, mayoritas responden mengaku mendapatkan relasi dari berbagai fakultas di USU. Namun pertambahan relasi ini tidak serta merta disebabkan oleh penggunaan Cerita Kampus.Sejak Januari hingga April 2014, Cerita Kampus sering kali tidak bersiaran secara rutin sesuai dengan jadwal sehingga jarang terlihat adanya interaksi antara penyiar dengan pendengar dan followers

@UsukomFM.Hal ini juga berpengaruh pada kurangnya bahan percakapan yang diperoleh responden.Setelah diteliti, ternyata pada masa tersebut pihak USUKom FM sedang sibuk menyiapkan acara untuk merayakan ulang tahun radio yang ke-7.Seluruh panitia merupakan penyiar USUKom FM, hal ini kemudian menyebabkan banyaknya penyiar yang absen dalam jadwal siaran karena sibuk menyiapkan acara.

Meskipun demikian, hal tersebut ternyata tidak menjadi penghalang bagi responden untuk tetap menunjukkan kepedulian dan keterlibatan sebagai mahasiswa USU. Responden turut membagikan informasi mengenai acara radio USUKom FM kepada teman-teman dan pengikut mereka di Twitter, terlihat dari ramainya retweet mengenai perayaan ulang tahun radio, USUKom Fest di timeline

memberikan testimoni mengenai USUKom Fest untuk mengajak rekan-rekan mereka turut berpartisipasi.

Dari sudut motif untuk menghilangkan rasa kesepian, mayoritas responden setuju mendengarkan Cerita Kampus merupakan salah satu solusi terbaik.Selain menyampaikan informasi, penyiar juga mengadakan interaksi dengan responden sehingga responden tidak merasa sendiri melainkan ada teman yang berbicara dengannya.Dilihat dari aspek hiburan, mayoritas responden merasa kebutuhan tersebut dapat terpenuhi melalui Cerita Kampus.Waktu luang responden terisi dengan kegiatan yang bermanfaat.Mereka dapat turut serta dalam diskusi di

timeline @UsukomFM.Responden juga terhibur dengan koleksi lagu-lagu

USUKom FM.

Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa Cerita Kampus mampu menjadi salah satu media yang memuaskan kebutuhan followers @UsukomFM yang mengirimkan tweet tentang Cerita Kampus sejak September 2013 hingga April 2014. Mayoritas responden setuju bahwa motif penggunaan media menurut McQuail yakni motif informasi, identitas personal, integrasi dan interaksi sosial serta hiburan dapat terpenuhi oleh Cerita Kampus.Dari aspek motif informasi, Cerita Kampus perlu meningkatkan kualitas informasi yang disampaikan.Beberapa responden juga memberikan masukan agar Cerita Kampus juga memberikan informasi mengenai beasiswa.

Melihat dari aspek identitas diri, mayoritas responden belum merasakan adanya penemuan nilai-nilai diri yang kuat setelah menggunakan Cerita Kampus.Mereka hanya merasa dapat terlibat dalam membagikan informasi, namun mereka tidak menemukan wawasan tentang diri sendiri yang dapat diperoleh melalui sosok panutan atau orang-orang yang satu visi dan misi dengan mereka.

Motif integrasi dan interaksi sosial mendapat tanggapan yang cukup baik dari responden.Suara dominan responden terutama pada tersalurnya kepedulian dan keterlibatan mereka sebagai mahasiswa USU. Beberapa responden menyarankan agar USUKom FM wajib diputar di berbagai tempat seperti kantin, dan Bus Lintas USU (Linus) sehingga dapat menjangkau semua mahasiswa dari berbagai fakultas.Untuk motif hiburan, kebutuhan responden dapat dipenuhi

dengan baik melalui Cerita Kampus.Cerita Kampus dapat membantu responden untuk mengisi waktu luang dan menjadi media bagi responden untuk melepaskan diri dari rutinitas sehari-hari.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penyajian dan analisis data yang telah dilakukan sesuai dengan langkah-langkah yang dituntut dan telah dilaksanakan, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Motif utama yang menjadi alasan followers @UsukomFM menggunakan ‘Cerita Kampus’ adalah untuk memperoleh informasi terutama untuk informasi perkuliahan dan seminar. Motif identitas diri untuk penggunaan nama asli sebagai jati diri dan menambah minat belajar. Motif integrasi dan interaksi sosial untuk menambah relasi, menunjukkan kepedulian dan keterlibatan sebagai mahasiswa, mendapatkan bahan percakapan serta menghilangkan rasa kesepian. Motif hiburan untuk mengisi waktu luang. 2. Pemuasan kebutuhan yang diperoleh followers @UsukomFM mencakup

kepuasan akan informasi, integrasi dan interaksi sosial, serta hiburan. Untuk motif identitas diri, mayoritas followers @UsukomFM merasa tidak menemukannya dalam penggunaan ‘Cerita Kampus’, kecuali pada penggunaan nama asli akun Twitter mereka untuk menunjukkan jati diri. Kepuasan yang diperoleh followers @UsukomFM sangat terlihat pada kebutuhan informasi khususnya informasi perkuliahan dan seminar.

Jika dilihat dari kebutuhan integrasi dan interaksi sosial, lebih dari 50%

followers @UsukomFM merasa puas akan penggunaan ‘Cerita Kampus’

untuk menambah relasi, menyalurkan kepedulian dan menghilangkan rasa kesepian. Untuk kebutuhan hiburan, kepuasan yang diperoleh followers

@UsukomFM lebih dominan pada aspek mengisi waktu luang.

3. Terdapat pengaruh antara penggunaan program siaran ‘Cerita Kampus’ dengan pemuasan kebutuhan followers@UsukomFM yang mengirimkan

tweet tentang ‘Cerita Kampus’. Hasil analisis data menunjukkan hubungan keduanya signifikan, artinya ‘Cerita Kampus’ dianggap dapat memuaskan kebutuhan followers @UsukomFM akan informasi, identitas diri, integrasi dan interaksi sosial serta hiburan.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatann yang telah peneliti peroleh selama melakukan penelitian, maka peneliti mengajukan sejumlah saran sebagai berikut.

5.2.1 Saran dalam Kaitan Akademis

Secara akademis, semoga penelitian ini dapat menjadi riset program bagi radio USUKom FM agar kedepannya dapat menghasilkan program-program siaran yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa USU.

5.2.2 Saran dalam Kaitan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan referensi kepada para penggiat radio komunitas.

5.2.3 Saran Responden Penelitian

Berikut adalah saran-saran yang peneliti peroleh dari responden.

1. USUKom FM harus lebih kreatif, inovatif dan up to date dalam menyajikan informasi-informasi yang berkembang di USU.

2. Publikasi USUKom FM sebagai media internal USU harus digencarkan. Salah satu cara yang ditawarkan, radio USUKom FM wajib diputar di setiap kantin fakultas, Bus Lintas USU, Perpustakaan, Biro Rektor USU dan berbagai tempat lainnya yang sering dikunjungi mahasiswa USU. Upaya ini dilakukan untuk mengenalkan radio USUKom FM kepada seluruh warga USU.

3. USUKom FM harus membangun hubungan yang baik dengan organisasi masing-masing fakultas USU. Terjalinnya hubungan yang baik dapat memperlancar jalannya informasi kepada seluruh mahasiswa USU.

4. Jangkauan frekuensi USUKom FM diperluas agar semua mahasiswa USU dapat mendengarkan radio, tidak hanya yang berada dekat dengan lingkungan kampus.

5. Penyiar USUKom FM diharapkan lebih interaktif dengan pendengar. Meskipun banyak penyiar yang berasal dari FISIP USU, penyiar harus mampu membawa diri dan menyeimbangkan informasi yang disampaikan pada saat siaran.

Dokumen terkait