CATATAN HASIL STUDI DOKUMEN
G. Pengujian Keabsahan Data
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga seharusnya divalidasi. Validasi peneliti sebagai human instrument biasanya meliputi beberapa hal terkait kesiapan peneliti kualitatif dalam melakukan penelitian untuk selanjutnya terjun ke lapangan.
Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi: 1) validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif (kompetensi metodologis), 2) validasi terhadap penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti (kompetensi professional), 3) validasi terhadap kesiapan pribadi peneliti untuk memasuki objek penelitian (kompetensi kepribadian), dan 4) validasi terhadap kemampuan peneliti dalam berkomunikasi
222
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kenyataan yang sering ditemui adalah bahwa dalam penelitian kualitatif, yang melakukan validasi adalah peneliti itu sendiri-- melalui evaluasi diri sebarapa jauh pemahaman terhadap metode kualitatif, penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan. Sebuah penelitian kualitatif dapat memperoleh kepercayaan dengan mengandalkan 4 hal yaitu: credibility, transferability, defendability dan
confirmability dari peneliti dan hasil penelitian tsb.
Kredibilitas sebuah penelitian kualitatif dapat dibuktikan dengan melakukan prolonged engagement, persistent observation, peer debriefing, negative case analysis, referential adequacy dan member check. Sedangkan
transferability dapat ditepis dengan membuktikan bahwa hasil penelitian dapat diaplikasikan dalam situasi lain dan membuktikan bahwa peneliti mampu mengangkat makna-makna esensial temuan penelitiannya dan melakukan reflektif dan analisis kritis yang ditunjukkan dalam pembahasan penelitian. Defendability dan confirmability dipenuhi dengan menyusun catatan lapangan, deskripsi data, analisis, sintesis, dan tafsiran/pemaknaan dan melaporkan proses pengumpulan data.
Untuk menghasilkan data yang memiliki keabsahan dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah peneliti perlu memastikan bahwa data memiliki derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferality),
ketergantungan (defendability) dan kepastian (confirmality). P engujian keabsahan data dalam penelitian ini dilakuka dengan melakukan hal-hal berikut:
1. Memperpanjang Masa Observasi (Prolonged Engagement)
Sebelum tahap eksplorasi dilakukan, peneliti telah melakukan pra penelitian guna mengkaji data-data mengenai hasil penilaian kompetensi guru serta sistem TCB yang ada melalui studi dokumen dan observasi.
Pada saat melakukan observasi terkait dengan fokus penelitian, peneliti terlebih dahulu memilih fokus observasi yang relevan dengan fokus pertanyaan penelitian dan kerangka berpikir. Peneliti melakukan perpanjangan observasi
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk betul-betul mengenal suatu lingkungan sampai data yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian dan data yang diperoleh telah jenuh.
Peneliti berusaha memperpanjang waktu penelitian dan mengecek kebenaran informasi untuk memperoleh data dan informasi yang valid yang diperlukan dalam penelitian. Penelitian dilakukan secara terintegrasi untuk setiap kategori. Dalam hal ini peneliti tidak melalukan kunjungan tertentu untuk satu fokus penelitian tertentu melainkan melakukan kunjungan untuk observasi, wawancara dan studi dokumen sekaligus untuk semua kategori. Meskipun demikian kunjungan yang dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan melalui teknik observasi dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam tabel berikut:
Tabel 3.15 Rencana Observasi
Fokus pertanyaan
Lokasi
SMPN 2 Bandung SMP Darul Hikam
Kebijakan Sekolah dalam TCB
2 kali kunjungan 2 kali kunjungan Pengelolaan TCB 5 kali kunjungan 5 kali kunjungan Quality Assurance TCB 2 kali kunjungan 2 kali kunjungan Dampak TCB 2 kali kunjungan
+ survey (kuesioner)
1 kali kunjungan + survey (kuesioner)
224
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada kenyataannya rencana penelitian yang berbasis kategori seperti yang digambarkan pada tabel 3.15 tidak dapat dilaksanakan mengingat pengumpulan data penelitian ternyata tidak bisa dipisah-pisahkan. Oleh karena itu pelaksanaan pengumpulan data penelitian dapat dinyataka didasarkan pada teknik pengumpulan data meskipun sebenarnya tidak sangat terpisah antara teknik yang satu dengan teknik yang lain.
Tabel 3.16 Pelaksanaan Penelitian No Teknik Pengumpulan Data Lokasi SMPN 2 Bandung SMP Darul Hikam Bandung 1. Observasi 2 kali kunjungan 2 kali kunjungan 2 Wawancara 2 kali kunjungan 2 kali kunjungan
3 Studi Dokumen 2 kali
kunjungan
2 kali kunjungan
2. Pengamatan yang Terus Menerus (Persistent Observation)
Pengamatan yang Terus Menerus (persistent observation) adalah pengamatan terhadap perilaku, proses, peristiwa maupun sumber data dilakukan secara terus menerus sesuai dengan kebutuhan data. Pengamatan dibantu dengan alat audio visual agar peneliti dapat memperhatikan fenomena yang terjadi di lapangan secaralebih cermat, terinci dan mendalam.
Melalui pengamatan yang kontinu peneliti akan dapat memberikan deskripsi yang cermat dan terinci mengenai fenomena tentang Teacher Capacity Building
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Interaksi dengan sumber data tetap dilakukan baik secara formal maupun informal untuk memastikan bahwa pada saat data dianggap kurang kredibel maka pengamatan tetap dapat dilanjutkan terhadap unit analisis yaitu Teacher Capacity Building untuk untuk meningkatkan profesionalitas guru.
3. Membicarakan dengan Orang Lain (Peer Debriefing)
Untuk menghasilkan model konseptual dari hasil penelitian maupun data-data hasil penelitian, peneliti melakukan diskusi untuk memperoleh pandangan kritis baik dengan para praktisi pendidikan maupun para pengambil kebijakan tentang Teacher Capacity Building untuk untuk meningkatkan profesionalitas guru.
Diskusi tersebut bertujuan untuk memperoleh masukan dan pertanyaan-pertanyaan tajam, yang menantang rasionalitas maupun asumsi maupun keterbatasan dalam model yang dikonsepkan oleh peneliti serta kebenaran penelitian. Jadwal untuk membicarakan fokus penelitian dilakukan berdasarkan kesediaan sumber data.
4. Menggunakan Bahan Referensi (Referential Adequacy)
Untuk meningkatkan kredibilitas peneliti menginterpretasikan hasil penelitian karena peneliti adalah instrument utama. Peneliti melakukan studi literatur terhadap buku-buku terkait penelitian yang dilakukan, meneliti jurnal-jurnal terkait, dan menggunakan bahan dokumentasi yakni hasil rekaman wawancara dengan subjek penelitian atau dokumen-dokumen lain yang diambil sesuai izin informan, sehingga informasi yang didapatkan memiliki validitas tinggi.
5. Mengadakan Member Check
Setelah data-data dinarasikan, peneliti melakukan member check dengan mengunjungi sekolah-sekolah yang merupakan tempat sumber data berada.
226
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
besar dari fokus penelitian. Member check ini dilakukan dengan maksud agar partisipan memberikan konfirmasi memperbaiki bila ada kekeliruan, atau menambahkan apa yang masih kurang.
Member cek dilakukan terhadap para partisipan untuk menguji kesesuaian kembali data yang disampaikan. Tujuan member check ialah agar informasi yang penulis peroleh dan gunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud oleh informan.
Untuk meningkatkan validitas data yang diperoleh, peneliti mengurangi campur tangan pendeskripsi artinya peneliti lebih banyak mengutip deskripsi yang kongrit dan tepat dari lapangan dan penjelasan wawancara yang digunakan sebagai data. Peneliti mempresentasikan hasil kutipan secara langsung dari partisipan untuk menjelaskan makna yang dimaksudkan oleh partisipan Untuk menguji keabsahan data, peneliti juga melakukan triangulasi. Triangulasi diartikan sebagai teknik yang menggabungkan berbagai teknik yang ada. Susan stainback dalam Sugiono (2006) menyatakan bahwa tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.
Dalam penelitian ini trianggulasi terutama digunakan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan melalui teknik observasi, wawancara, dan studi dokumen adalah adalah betul betul data yang pasti dan dapat dipertanggunjawabkan.Data hasil observasi atau wawancara akan dicek kebenarannnya denga nmenggunakan teknik dokumentasi dan berlaku sebaliknya. Proses triangulasi berlangsung terus menerus sampai data dianggap telah memiliki kebenaran ilmiah.
Untuk triangulasi sumber data (partisipan) peneliti melakukan pengecekan berdasarkan apa yang disampaikan oleh sumber data yang berbeda. Tujuan triangulasi ialah mencek kebenaran data yang diperoleh mengenai pertanyaan penelitian kepada pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan keterangan terhadap fenomena sosial yang ada dengan membandingkannya dengan data-data yang diperoleh dari sumber lain.
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH