Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
175
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Pendekatan kualitatif dipilih mengingat tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran dan menganalisis Teacher Capacity Building (TCB) untuk meningkatkan profesionalitas guru di sekolah sekaligus mengembangkan model hipotetik TCB yang bersifat implementatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang cocok digunakan dalam penelitian ini karena pendekatan ini dapat memberikan arah bagi peneliti untuk memperoleh gambaran secara mendalam mengenai fakta-fakta tentang kebijakan sekolah, pengelolaan, sistem penjamin mutu, serta dampak dari TCB terhadap peningkatan profesionalitas guru.
Pendekatan kualitatif menghasilkan data deskriptif yang mendalam dan memperkuat asumsi serta pengembangan model hipotetik yang akan menjadi tujuan penelitian. Data deskriptif yang dihasilkan dari pendekatan kualitatif ini sangat penting karena tanpa data-data yang menggambarkan fokus penelitian secara mendalam maka peneliti tidak dapat memiliki rasionalitas serta dukungan fakta-fakta empirik dalam menyusun model.
Disamping apa yang sudah dikemukakan di atas, penelitian kualitatif memungkinkan peneliti dapat menganalisis dan mengargumentasikan bahwa model hipotetik efektivitas Teacher Capacity Building untuk meningkatkan profesionalitas guru adalah model yang memiliki manfaat (aksiologis) bagi peningkatan mutu pendidikan.
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mutu pembelajaran, profesionalitas dan mutu sekolah. Melalui hasil analisis tersebut, peneliti dapat merumuskan konsep hipotetik dalam pengelolaan TCB yang lebih baik dengan keterbatasannya.
Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Moleong (2005) yang mendefinisi penelitian kualitatif sebagai penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Terkait konteks khusus yang alamiah yang menjadi subjek pada penelitian kualitatif, Sugiono (2006) juga menegaskan bahwa metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.
Alasan lain yang menyebabkan peneliti memilih metode kualitatif untuk memperoleh gambaran dan menganalisis efektivitas TCB untuk meningkatkan profesionalitas guru adalah adanya situasi wajar (natural setting) sehingga data dikumpulkan sesuai dengan fakta sebenarnya tanpa adanya intervensi.
177
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jenis penelitian kualitatif yang digunakan adalah studi kasus dalam arti peneliti mencoba mempelajari suatu fenomena dalam konteks yang nyata (real). Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Yin (2011) yang menyatakan bahwa tujuan dari studi kasus adalah untuk menyelidiki secara mendalam dan menganalisis secara intensif aneka fenomena yang merupakan siklus hidup dari unit/kasus dengan maksud untuk membangun generalisasi tentang populasi yang lebih luas.
Alasan penggunaan studi kasus adalah adanya keunikan sistem TCB yang dilaksanakan di SMPN 2 Bandung dan SMP Darul Hikam yang secara efektif dan efisien dapat bersaing dengan sekolah Negeri maupun sekolah swasta lain di Kota bandung dan bisa mendorong profesionalitas guru secara signifikan. Sistem TCB tersebut belum secara formal terstruktur cukup berhasil dibandingkan dengan praktek TCB di sekolah lain
Alasan lain digunakannya pendekatan studi kasus dalam penelitian ini adalah untuk mengoptimalkan pemahaman mendalam mengenai kebijakan TCB, penjaminan mutu serta bagaimana dampaknya dan bukan untuk mendapatkan generalisasi. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Basuki (2006, hlm 96) yang menjelaskan bahwa penekanan studi kasus adalah memaksimalkan pemahaman tentang kasus yang dipelajari dan bukan untuk mendapatkan generalisasi.
Selain itu SMPN 2 Bandung dan SMP Darul Hikam Bandung memiliki suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas sebagai sekolah swasta
yang berhasil dan dikenal 'bermutu’. Kedua sekolah merupakan representasi dari sekolah negeri dan swasta bermutu yang sangat menekankan pada kapasitas guru dalam menjalankan tugas profesionalitasnya didukung oleh fakta empiris bahwa sekolah memiliki keunikan sendiri dengan praktek TCB yang dilakukannya.
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bahwa kedua sekolah memiliki karakteristik berbeda namun dapat mengoptimalkan sistem TCB meskipun belum sepenuhnya sesuai dengan harapan.
Kualitas hasil sebuah penelitian kualitatif sangat tergantung pada kualitas instrument dan kualitas pengumpulan data. Sangat berbeda dengan penelitian kuantitatif yang mengandalkan instrument non human, dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrument adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu kesiapan peneliti dalam melakukan penelitian dan terjun ke lapangan merupakan satu hal yang niscaya dalam sebuah penelitian qualitatif.
Dalam penelitian kualitatif, beberapa hal seperti objek penelitian, sumber data dan hasil yang diharapkan yang dicari masih belum sejelas apa yang ada pada penelitian kuantitatif. Oleh karena itu peneliti berperan sebagai key of instrument
atau instrument kunci dalam penelitian. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Nasution dalam Sugiono (2006) yang menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif tidak ada pilihan lain kecuali menjadikan manusia sebagai instrument penelitian. Hal ini dikarenakan di dalam penelitian kualitatif demikian banyak hal belum mempunyai bentuk yang pasti dan masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian kualitatif.
Sebagaimana telah dikemukan di atas, kualitas sebuah penelitian sangat tergantung pada kualitas instrument pengumpulan data yang digunakan. Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara objektif (Ibnu Hadjar, 1996). Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi kuantitatif tentang variabel yang sedang diteliti.
Dalam penelitian kualitatif, instrument kunci yang digunakan adalah peneliti itu sendiri. Bahkan dalam beberapa sumber dikatakan bahwa posisi peneliti dalam penelitian kualitatif adalah sebagai instrumen kunci (the key instrument).
simbol-179
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
simbol interaksi di lokasi penelitian sangat dibutuhkan dalam penelitian kualitatif. Dengan keterlibatan dan penghayatan tersebut peneliti memberikan judgement
dalam menafsirkan makna yang terkandung di dalamnya. Hal ini menjadi alasan lain kenapa peneliti harus menjadi instrumen kunci penelitian.
Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi untuk: 1) menetapkan fokus penelitian, 2) memilih informan sebagai sumber data, 3) melakukan pengumpulan data, 4) menilai kualitas data, 5) menganalisis data, 6) menafsirkan data dan 6) membuat kesimpulan.
Dalam penelitian kualitatif banyak hal yang akan dicari dari objek penelitian masih belum jelas dan belum pasti permasalahannya. Rancangan penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki objek penelitian.
Sebagai instrumen kunci, kehadiran dan keterlibatan peneliti di lapangan lebih memungkinkan untuk menemukan makna dan tafsiran dari subjek penelitian dibandingkan dengan penggunaan alat nonhuman, dengan demikian peneliti dapat mengkonfirmasi dan mengadakan pengecekan kembali pada subjek apabila informasinya kurang atau tidak sesuai dengan tafsiran peneliti melalui pengecekan anggota(memberchecks).
Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan perencana, pengumpul dan penganalisa data, sekaligus menjadi pelapor dari hasil penelitiannya sendiri. Oleh karena itu peneliti harus memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi lapangan.
Beberapa keunggulan dapat dimanfaatkandari human instrument, diantaranya: 1) bersifat responsive, peka dan bereaksi terhadap stimulus, 2) bersifat adaptif dan mampu mengumpulkan data sekaligus, 3) menekankan keutuhan, 3) mampu memproses data secepatnya, 4) mampu mengklarifikasi dan mengikhtisarkan, dan 5) mampu mencari respons yang tidak lazim.
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengertian. Tingkat kepercayaan yang tinggi akan membantu kelancaran proses penelitian sehingga data yang diinginkan dapat diperoleh dengan mudah dan lengkap. Peneliti harus menghindari kesan-kesan yang merugikan informan. Kehadiran dan keterlibatan peneliti dilapangan diketahui secara terbuka oleh subjek penelitian.
Dengan demikian, seorang peneliti kualitatif yang handal paling tidak harus memiliki 4 kompetensi sebagai peneliti yaitu: 1) kompetensi metodologis (kemampuan dalam menguasai metodologi penelitian), 2) kompetensi professional (kemampuan dan penguasaan dalan konten yang sedang diteliti), 3) kompetensi kepribadian (kemampuan dalam menyiapkan diri untuk terjuan ke lapangan), dan 4) kompetensi social (kemampuan dalam berkomunikasi)
Untuk meningkatkan kualitas penelitian dan menghindari terjadinya masalah-masalah etika maka peneliti berusaha meminimalisir isu tersebut agar penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan memberikan manfaat praktis bagi pengembangan ilmu tentang TCB.
Berikut adalah langkah yang dilakukan peneliti dalam meminimalisis isu-isu etika dalam penelitian:
Tabel 3.1
Isu Etika Dalam Penelitian dan Upaya Meminimalisir
No Isu Langkah peneliti
1 Kelayakan penelitian - Publikasi ilmiah di jurnal nasional yang terkreditasi atau
konferensi terindeks.
- Pendanaan penelitian mandiri.
2 Kompetensi - Membaca dan memahami lebih lanjut literatur terkait
penelitian yang dilakukan
- kesiapan untuk mendapat bimbingan dari promotor dan
co promotor
3 Fokus informan - Membangun komunikasi yang baik
- menghargai privasi dan waktu para partisipan
5 Keuntungan dan timbal
balik bagi partisipan
- Memberikan manfaat praktis hasil penelitian
- sumbangan buku tentang mutu dalam pendidikan
- E-Book mengenai TCB
6 Kenyamanan dan resiko - Sumber data menggunakan kode dan hanya diketahui
181
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
- Waktu penelitian disesuaikan dengan kesediaan informan.
- tidak menampilkan data hasil penelitian yang d apat
mengganggu pekerjaan sumber data (konflik)
7 Kepercayaan dan
priva cy
- Pertanyaan, dokumen yang diperlukan dan focus
observasi diperoleh berdasarkan persetujuan sumberdata
B. Lokasi dan Sumber Data Penelitian
Penentuan lokasi penelitian didasarkan pada fokus masalah yang dipilih bersadarkan hasil identifikasi permasalahan penelitian, pertanyaan penelitian dan fenomena yang terkait dengan TCB untuk peningkatan profesionalitas guru. Melalui pemilihan lokasi yang cermat maka peneliti dapat menentukan bagaimana pemahaman dan perilaku tentang profesionalitas guru dapat dipelajari. Penentuan lokasi dan subjek penelitian dilakukan sebelum penelitian sebenarnya dilakukan yaitu pada saat pra penelitian dan penentuan fokus openelitian.
Pemilihan lokus penelitian didasarkan pada kriteria pemenuhan karakteristik sekolah bermutu dengan karakteristik pengelolaan TCB yang khas. Hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa sekolah yang bermutu adalah sekolah yang mampu mengembangkan TCB sehingga dapat memberikan layanan pendidikan yang bermutu melalui peningkatan profesionalitas guru. Pemenuhan kriteria sekolah bermutu yang diberlakukan dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Holsinger & Cowell (2000) yang mengemukakan beberapa indikator mutu pendidikan, yaitu (1) pendidik, (2) peserta didik, (3) proses pembelajaran, (4) sarana dan fasilitas belajar, dan (5) manajemen sekolah. Disamping
pemenuhan kriteria sekolah bermutu sebagaimana disebutkan di atas, pemilihan lokus penelitian juga didasarkan pada kenyataan apakan sekolah memiliki kebijakan sekolah (school policy) yang dapat dijadikan model untuk pengembangan TCB di sekolah-sekolah lainnya.
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
telah memenuhi delapan standar minimal layanan pendidikan. Dan dari deskolah-sekolah ini peneliti menentukan SMP Negeri 2 Bandung dan SMP Darul Hikam Bandung sebagai lokus penelitian mengingat kedua sekolah tersebut dinilai sudah melakukan praktek-praktek TCB dengan menggunakan school policy mandiri tanpa selalu tergantung kepada kebijakan TCB yang didiseminasikan oleh pemerintah pusat.
Hasil prelimenary study yang dilakukan peneliti menunjukkan tidak kurang dari tiga sekolah swasta yang memenuhi kriteria pemilihan lokus penelitian. Meskipun demikian, pada akhirnya untuk alasan feasibility dan kesediaan sekolah untuk diteliti, peneliti memutuskan lokasi yang dipilih adalah sebagai lokus penelitian ini adalah dua Sekolah Menengah Pertama yaitu SMP Negeri 2 dan SMP Darul Hikam Kota Bandung dengan harapan, meskipun tidak bermaksud membandingkan, data yang dikumpulkan dapat mewakili sekolah negeri dan sekolah swasta.
1. SMPN 2 Bandung
Alasan memilih SMPN 2 Bandung sebagai lokasi penelitian juga didasarkan pada fenomena yang terjadi diperkotaan yaitu kemampuan sekolah untuk mendorong TCB dan meningkatkan daya saing melalui mutu pembelajaran. Tingginya tuntutan terhadap mutu terutama di kota-kota besar menyebabkan guru perlu membangun capacity dirinya agar bisa mengembangkan kurikulum, melakukan penilaian, serta membangun sebuah proses pembelajaran yang bervariatif. SMPN 2 Bandung dianggap memiliki kemampuan melaksanakan sistem yang dirancang sendiri secara inovatif dan kreatif dalam mengembangkan TCB untuk meningkatkan profesionalitas guru.
183
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berkualitas yang dibuktikan dengan tingginya perolehan prestasi siswa baik dalam bidang akademik maupun dalam bidang non akademik.
Komitmen sekolah untuk mendukung pembangunan kapasitas guru merupakan hal yang patut diteladani oleh sekolah lain terutama sekolah - sekolah lain khususnya sekolah negeri di Kota Bandung yang memiliki kemiripan dalam sistem pengelolaanya. Keberadaan sistem TCB di sekolah ini patut dijadikan sebagai referensi untuk mengembangkan TCB yang lebih efektif untuk meningkatkan profesionalitas guru di sekolah-sekolah lain.
Hasil observasi yang dilakukan pada saat pra penelitian pada bulan oktober 2014 menunjukkan bahwa sistem TCB di SMPN 2 Bandung dengan segala keterbatasannya menurut peneliti cukup layak untuk dijadikan sebagai salah satu objek penelitian. Disamping itu, kesediaan fihak sekolah untuk memfasilitasi pelaksanaan penelitian dengan kualitas dan jumlah sumber data yang memadai memungkinkan penelitian ini lebih feasible.
SMPN 2 Bandung terletak di Jalan Sumatra No 49 Bandung. Pada tahun pelajaran 2015/ 2016, SMPN 2 Bandung terdiri dari 29 rombel yang masing- masing berisi 36 orang peserta didik. SMPN 28 memiliki 67 orang guru yang terdiri dari 65 orang guru dengan status pegawai negeri sipil dan 2 orang guru dengan status sebagai guru honorer.
SMP Negeri 2 dikenal sebagai salah satu sekolah negeri dengan sejumlah prestasi akademik maupun non Akademik. Prestasi bukan hanya dicapai oleh siswa melainkan juga dicapai oleh guru dan kepala sekolah. SMP Negeri 2 juga dikenal dengan layanan pendidikan yang berkualitas sehingga tidak mengherankan apabila masyarakat memberi label SMPN 2 Bandung sebagai 'sekolah favorit' baik karena alasan latar belakang historis maupun karena alasan prestasi yang diperoleh.
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Banyak diantara mereka yang meraih prestasidi tingkat provinsi, nasional bahkan tingkat internasional. Demikian halnya dengan guru di SMPN 2 Bandung.
2. SMP Darul Hikam Kota Bandung
Lokasi kedua yang menjadi sebagai objek penelitian adalah Sekolah Darul Hikam Bandung. Sekolah ini dikenal sebagai sekolah yang memiliki sistem mutu dan orientasi mutu yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan tingginya animo masyarakat untuk menyekolahkan putra putrinya di SMP Darul Hikam. Tingginya animo masyarakat ini merupakan refleksi dari kepuasan pelanggan atas layanan pendidikan yang diberikan. SMP Darul Hikam Bandung sudah mengembangkan beberapa kebijakan layanan prima kepada para siswa dan orang tua serta stakeholder lainnya. Salah satu kebijakan yang cukup menonjol adalah kebijakan membangun sistem TCB dalam rangka meningkatkan profesionalitas guru.
Kesediaan sekolah menjadi lokus penelitian didasarkan pada pertimbangan praktis yaitu sekolah dapat memperoleh kesempatan untuk melakukan perbaikan pada sistem TCB serta feedback penelitian dapat membantu sekolah untuk membangun sistem penjamin mutu dalam TCB. Hal ini dirasa sangat membantu peneliti untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian
Pemilihan SMP Darul Hikam Bandung sebagai lokus penelitian juga didasarkan pada kualitas dan prestasi sekolah. Hasil observasi pra penelitian menunjukkan bahwa SMP Darul Hikam sangat cocok untuk dijadikan lokus penelitian mengingat siswa, guru, kurikulum dalam konteks pembelajaran, anggaran dan jaringan sekolah yang sangat mensupport terselenggaranya pendidikan yang berkualitas di sekolah ini.
185
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sekolah yang berada di bawah naungan perguruan Darul Hikam. Perguruan Darul Hikam juga menaungi beberapa sekolah Darul Hikam mulai dari jenjang Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Perguruan Darul Hikam juga membuka dua program tang berbeda untuk jenjang SMP dan SMA yakni program reguler dan program bilingual. Dalam penelitian ini, lokus penelitian adalah SMP Darul Hikam reguler dengan alasan pemilihan sebagaiman disampaikan pada bab terdahulu.
Kegiatan belajar mengajar di SMP Darul Hikam dilakukan oleh 34 orang guru dengan latar belakang S1 Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung dan Universitas Padjajaran (UNPAD) Bandung. Guru di SMP darul Hikam dikelompokkan tiga golongaan guru di SMP Darul Hikam yaitu GTY (Guru Tetap Yayasan). GHP (Guru Honor Penuh) dan GLB (Guru luar Biasa).
Setiap guru di SMP Darul Hikam bekerja dan mendapatkan imbalan secara finansial menurut aturan yang berlaku. Kepala SMP Darul Hikam menjelaskan:
GTY dan GHP memiliki tugas dan beban kerja yang sama. Yang berbeda adalah masa kerja yang berpengaruh pada penggajian. GHT hanya digaji 85% dari honor standar yayasan. GLB adalah guru-guru unggulan dari sekolah lain yang memiliki keinginan untuk berbagi keahlian di SMP Darul Hikam. Sistem penggajiannya menurut kesepakatan antara yayasan dengan guru tsb. Saat ini darul Hikam memiliki 3 orang GLB uang satminkalnya adalah SMP Negeri 14 dan SMA Negeri 3 Bandung. GLB sengaja didatangkan untuk memberikan sharing ilmu dan informasi terhadap guru-guru lain yang ada di Darul Hikam.
(W. KS. DH. Keb. PIP)
Secara kebetulan, di SMP Darul Hikam dikenal sebuah program unggulan dengan label yang sama dengan fokus penelitian ini yaitu TCB. TCB yang dikenal di Darul Hikam bukan kepanjangan dari Teacher Capacity Building
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ketujuh nilai TCB yang terdiri dari: ikhlas, sabar, amanah, disiplin, peduli, cerdas, dan iman. Biasanya disingkat ISADIP ECI....untuk memudahkan semuasiswa dan guru mengingatnya....adi diterjemahkan ke dalam 3 program pembentukan karakter siswa. Khusus untuk tahun ini profil siswa yang dikehendaki adalah: rajin sholat dan mengaji, santun dan peduli, dan pergaulan islami antara putra dan putri.
(W. KS. DH. Peng. IP)
Sama halnya dengan sekolah lainnya, SMP darul Hikam memiliki fasilitas sarana dan prasarana pembelajaran yang cukup memadai. Hasil observasi di lapangan menunjukkan bahwa fasilitas pembelajaran di SMP Darul Hikam terlihat terawat, rapi, dan berfungsi. Para siswa dan guru bahkan dapat dimonitor kegiatannya setiap saat karena fasilitas CCTV yang dipasang di beberapa titik strategis.
Hal yang menarik dari layanan yang diberikan di SMP darul Hikam adalah kepuasan para siswa sebagai pelanggan utama dari sekolah ini. Tesrimoni kepuasan siswa ini dapat dijadikan salah satu bukti kualitas yang dimiliki oleh SMP Darul Hikam. Pernyataan kepuasan siswa dapat dilihat dari apa yang disampaikan oleh salah seorang perwakilan siswa SMP darul Hikan sebagai berikut:
SMP Darul Hikam ternyata sesuai dengan promosinya. Terbukti ada pembiasaan, ada kegiatan-kegiatan unggulan, dan fasilitas seperti yang dijanjikan pada brosur. Kegiatan yang dilakukan diantaranya apel pagi, sholat duha, gerakan pungut sampah, expose dari pada siswa SMP untuk SD Darul Hikam agar lulusan SD Darul Hikam mau melanjutkan ke SMP Darul Hikam. Kegiatan lain adalah pentas seni yang diselenggarakan di Dago T house yang semuanya dikelola oleh OSIS.
(W. S. DH. Dam. MS)
C. Lingkup penelitian
187
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bandung dan Darul Hikam Kota Bandung yang dinilai memenuhi kriteria untuk menjadi lokus penelitian ini.
Sebagaimana telah diuraikan pada bab terdahulu, ada empat hal yang menjadi fokus dari penelitian ini. Secara lebih khusus, fokus dari penelitian ini adalah:
1. Tahapan pengambilan kebijakan Sekolah tentang TCB yang meliputi: a. Proses identifikasi permasalahan (problem identification)
b. Proses menentukan alternative solusi yang akan diambil (alternative solution)
c. Proses memilih, menjelaskan, dan mensosialisasikan kebijakan yang diambil (policy implementation)
2. Pengelolaan TCB yang dilakukan sekolah yang meliputi: a. Perencanaan (plan)
b. Pelaksanaan (do)
c. Evaluasi (check)
d. Tindak lanjut (action)
3. Sistem penjaminan mutu (quality Assurance) dari TCB yang meliputi: a. Lembaga yang ditunjuk untuk menjamin mutu TCB
b. Instrumen yang digunakan untuk menjamin mutu c. Mekanisme penjaminan mutu
d. Penggunaan feedback dari hasil penjaminan mutu e. F ollow up penjaminan mutu
4. Dampak dari TCB yang meliputi:
a. Dampak terhadap diri guru (teacher professionalsm)
b. Dampak terhadap mutu pembelajaran (learning quality)
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
188
OPERASIONALISASI KONSEP
Tabel 3.2 Operasionalisasi Konsep
No KATEGORI SUB KATEGORI UKURAN
1. Kebijakan Proses identifikasi permasalahan (problem identification) Sangat sesuai dengan standar Cukup sesuai dengan standar Kurang sesuai dengan standar Proses menentukan alternative solusi yang akan diambil
(alternative solution)
Sangat sesuai dengan standar Cukup sesuai dengan standar Kurang sesuai dengan standar Proses menjelaskan, mensosialisasikan, dan
mengoperasionalisasikan kebijakan yang diambil (policy Implementation)
Sangat sesuai dengan standar Cukup sesuai dengan standar Kurang sesuai dengan standar
2. Pengelolaan TCB
Plan Sangat komprehensif
Cukup komprehensif Kurang komprehensif
Do Sesuai dengan rencana
Tidak sesuai dengan rencana
Check Proses monitoring menghasilkan
feedback
Proses monitoring tidak menghasilkan
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Act Follow up dilakukan berdasarkan
feedback
Tidak ada follow up
3 Quality Assurance
dalam TCB
Lembaga yang ditunjuk untuk Quality Assurance dari TCB Memenuhi syarat Tidak memenuhi syarat
Instrumen yang digunakan dalam penjaminan mutu TCB Instrument standar Instrument tidak standar
Mekanisme penjaminan mutu TCB Mekanisme bersifat applicable
Mekanisme tidak applicable
Penggunaan feedback dari TCB Feedback diresponse seperlunya
Feedback tidak diresponse
Follow up penjaminan mutu TCB Terdapat perbaikan pada program TCB
berikut
Tidak adaperbaikan pada program TCB berikut
4 Dampak TCB Diri guru Positif
Tetap Negatif
Peningkatan mutu pembelajaran Positif
190
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Peningkatan mutu sekolah Positif
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sedangkan kisi-kisi penelitian dapat dilihat pada tabel 3.3
KISI-KISI PENELITIAN
Ta bel 3.3 Kisi-Kisi Penelitia n
No Kategori Sub Kategori Tujuan Teknik Pengumpulan Data Primer Data
Sekunder Indepth
interview
Observasi Studi Dokumen
192
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengawas sekolah
Plan Untuk mengetahui
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Do Untuk mengetahui
Check Untuk mengetahui
tahapan evaluasi dalam pengelolaan TCB
Action Untuk mengetahui
194
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
komite sekolah, guru, ketua yayasan, guru, siswa dan pengawas sekola
perkembangan mutu, dan hasil survey kepuasan guru dan
stakeholder lain terhadap sistem TCB.
196
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU D I TINGKAT SEKOLAH
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
198
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang sesuai dengan kerangka pemikiran dan tujuan penelitian peneliti menetapkan teknik pengumpulan data berdasarkan tujuan (purposive) dan bersifat interaktif agar diperoleh data yang absah dan memperoleh gambaran tentang fokus penelitian dari para partisipan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan empat teknik pengumpulan data seperti dijelaskan Catherine marshall, Grechen B. Rossman dalam Sugiono (2006) yang menawarkan tiga jenis teknik pengumpulan data yang bisa digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu: observasi langsung, interview, dan studi dokumen. Sedangkan alat-alat audiovisual penulis sebut sebagai alat bantu pengumpulan data.
Teknik-teknik pengumpulan data tersebut dikombinasikan untuk mendapatkan data yang valid dan memahami realitas yang multiple tentang fokus penelitian di lapangan. Mengacu pada apa yang dipaparkan di atas, pada penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data berupa teknik observasi, wawancara dan studi dokumen.
1. Observasi
Observasi adalah teknik yang digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2010).
Dalam penelitian ini, observasi dilakukan dengan cara mendatangi langsung tempat kerja para sumber data yaitu pada saat pengajuan proposal disertasi (pra penelitian), masa orientasi dan pada saat penelitian sebenarnya dilakukan yaitu pada akhir tahun 2014. Pengamatan dan peninjauan langsung dilakukan ke lokasi penelitian untuk mengetahui keadaan di lapangan serta fenomena mengenai bagaimana profesionalitas guru yang sebenarnya sampai dengan tahun 2015 bulan Desember secara berkelanjutan sesuai fokus penelitian.
200
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
harapkan dapat mengarahkan peneliti pada fokus dan tujuan penelitian dengan proses penelitian yang lebih efektif dan efisien. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Miles dan Huberman (2014.hlm. 48) yang menjelaskan bahwa penarikan sampel tidak hanya meliputi keputusan-keputusan tentang orang-orang mana yang akan diamati atau diwawancarai tetapi juga mengenai latar-latar, peristiwa-peristiwa, dan proses-proses sosial.
Untuk pemilihan sumber data peneliti menggunakan pertimbangan bahwa sumber data akan memberikan hasil wawancara yang relevan dengan fokus penelitian. Dalam penelitian ini sumber data yang dimaksud adalah 1) Kepala sekolah, 2) pengurus yayasan, 3) komite sekolah sebagai perwakilan orang tua siswa, 4) pengawas sekolah 5) wakil kepala sekolah, 6) guru dan 7) siswa.
Pemilihan sumber data dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Sebelum melakukan observasi peneliti memastikan bahwa observasi terhadap latar, pelaku, dan aktifitas relevan dengan kerangka dan fokus penelitian. Tidak tertutup kemungkinan pemilihan latar, pelaku, dan aktifitas berkembang di lapangan sesuai dengan fokus penelitian.
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PEDOMAN OBSERVASI
Tabel 3.4
Pedoman Observasi
No Sub kategori/Aspek Fokus Observasi
Tempat (place)
Pelaku (actor)
1 Tahapan Pengambilan
kebijakan sekolah (school policy) dalam TCB
202
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu CATATAN HASIL OBSERVASI
Tabel 3.5
Format catatan Hasil Observasi
Sub kategori : Pengelolaan TCB Aspek : P lan (O.P.Peng. Per.)
Tempat : Kampus SMP Darul Hikam dan SMPN 2 Bandung
Lokus Penelitian
Fokus Observasi Hasil Pengamatan Pemaknaan
SMPN 2
Keadaan sarana dan prasarana sekolah
Penggunaan sarana dan prasarana sekolah
Perawatan sarana dan prasarana sekolah
Sedangkan pengisian data hasil observasi dapat dilihat dalam contoh di bawah ini.
CONTOH PENGISIAN
CATATAN HASIL OBSERVASI
Tabel 3.6
Contoh Pengisian Format Catatan Hasil Observasi
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sekolah kegiatan utama sekolah, belum sepenuhnya
meluangkan waktu dan kesempatan untuk menjamin tindakan dalam TCB yang bermutu seperti penijauan ulang yang disertai dengan analisis pada proses
kewenangan terbatas untuk pengelolaan TCB
Komite Sekolah
Hanya fokus pada output TCB sebagai produk bermutu dan dampaknya pada sekolah
Pengawas Lebih fokus pada output, tidak memiliki
kesempatan dan kewenangan untuk terlibat dalam proses pengelolaan bermutu TCB secara langsung
Sarana dan prasarana untuk penyelenggaraan TCB belum mendapatkan peninjauan ulang kesesuaiannya dengan rencana. Kegiatan terpisah antara kegiatan di sekolah dengan di
luar sekolah. Belum ada dukungan
penyimpanan dokumentasi pengelolaan TCB bermutu
Penggunaan sarana dan prasarana sekolah
Penggunaan sarana dan sarana untuk kegiatan TCB terbatas
Perawatan sarana dan prasarana sekolah
Belum ada pengelolaan sarana –prasarana
204
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Wawancara mendalam (Indepth Interview)
Wawancara digunakan untuk memperoleh data berdasarkan pandangan para sumber data mengenai kebijakan TCB, pengelolaan penjaminan mutu dan dampak TCB. Fokus pertanyaan penelitian disesuaikan dengan pengalaman serta pengetahuan sumber data mengenai fokus penelitian. Esterberg dalam Sugiono (2006) mendefinisikan interview sebagai pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Dengan wawancara peneliti mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dan menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi dimana hal ini tidak bisa ditemukan dalam observasi.
Wawancara digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu.
Untuk kesusksesan wawancara dalam tahap pengumpulan data pada penelitian ini, peneliti menggunakan langkah-langkah wawancara sbb:
1. Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan
2. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan
3. Mengawali atau membuka alur wawancara 4. Melangsungkan alur wawancara
5. Mengonfirmasikan ihtisar hasil wawancara
6. Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan 7. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Melalui teknik sampel bola salju semua informasi dikumpulkan sehingga bertambah dan berkembang terus sampai pada titik jenuh (informasi tersebut telah terkumpul secara tuntas). Wawancara digunakan untuk memperoleh data yang digunakan guna menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini dengan fokus pertanyaan sebagai berikut:
Tabel 3.7
Fokus Wawancara
No Pertanyaan Penelitian
Fokus wawancara Sumber data
1 Tahapan
pengambilan kebijakan sekolah
(school policy)
dalam TCB
a.Bagaimana proses identifikasi
permasalahan (problem identifica tion) terjadi dalam pengambilan kebijakan TCB di SMPN 2 dan SMP Darul Hikam?
b.Bagaimana proses menentukan
alternative solusi yang akan diambil (a lterna tive solution) ya ng terjadi dalam pengambilan kebijakan TCB di SMP Negeri 2 dan SMP Darul Hikam?
c..Bagaimana proses memilih,
menjelaskan, dan mensosialisasikan
kebijakan yang diambil (policy
implementa tion) yangterjadi dalam
pengambilan kebijakan TCB di smp
2 Pengelolaan TCB a.Bagaimana tahapan perencanaan (pla n)
dari pengelolaan TCB di SMP Negeri 2 dan SMP Darul Hikam?
b.Bagaimana tahapan pelaksanaan (do)
dari pengelolaan TCB di SMP Negeri 2 dan SMP Darul Hikam?
c.Bagimana tahapan evaluasi (check) dari pengelolaan TCB di SMP Negeri 2 dan SMP Darul Hikam?
d.Bagaimana tahapan tindak lanjut (a ction) dari pengelolaan TCB di SMP Negeri 2 dan SMP Darul Hikam?
Kepala sekolah, guru
3 Qua lity Assura nce
TCB
a.Bagaimana lembaga menjamin mutu
TCB di SMP Negeri 2 dan SMP Darul Hikam?
b.Bagaimana instrument penjaminan mutu
TCB yang dikembangkan untuk
206
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun pedoman wawancara yang digunakan terhadap semua responden dalam penelitian ini dapat dilihat dalam lampiran disertasi. Sedangkan data yang diambil dalam teknik wawancara dicatat dalam catatan lapangan sebagaimana digambarkan dalam tabel berikut:
Tabel 3.8
Format Catatan Hasil Wawancara
CATATAN HASIL WAWANCARA
Nama Sekolah :... Nama Responden : ... Jabatan : ... Waktu : ...
meningkatkan profesionalitas guru di SMP Negeri 2 dan SMP Darul Hikam?
c.Bagaimana mekanisme sistem
penjaminan mutu (Qua lity Assura nce)
dari pelaksanaan TCB yang
dikembangkan untuk meningkatkan
profesionalitas guru di SMP Negeri 2 dan SMP Darul Hikam?
d.Bagaimana penggunaan feedba ck dari
hasil penjaminan mutu untuk
meningkatkan profesionalitas guru di SMP Negeri 2 dan SMP Darul Hikam? e.Bagaimana pelaksanaan follow up dari
penjaminan mutu pelaksanaan TCB
untuk meningkatkan profesionalitas guru di SMP Negeri 2 dan SMP Darul Hikam?
4 Dampak TCB a.Bagaimana dampak dari pelaksanaan
TCB terhadap diri guru di SMP Negeri 2 dan SMP Darul Hikam?
b.Bagaimana dampak dari pelaksanaan
TCB terhadap mutu pembelajaran
(lea rning qua lity), di SMP Negeri 2 dan SMP Darul Hikam?
c.Bagaimana dampak dari pelaksanaan
TCB terhadap mutu sekolah (school qua lity) di SMP Negeri 2 dan SMP Darul Hikam?
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tempat : ... Fokus wawancara : ...
No Jawaban Responsen Pemaknaan
Pengisiian catatan lapangan ini dapat dilihat dalam contoh berikut: Tabel 3.9
Contoh Pengisian Format Catatan Hasil Wawancara
CONTOH PENGISIAN CATATAN HASIL WAWANCARA
Nama Sekolah : SMPN 2 Bandung Nama Responden : Dra.
Jabatan : Wakasek Humas
Waktu : Kamis, 2 Juli 2015
Tempat : R. Wakasek SMPN 2 Bandung
No Jawaban Responsen Pemaknaan
1. Guru di SMP 2 Bandung sangat gemar mengikuti pelatihan untuk
meningkatkan kompetensinya. Banyak diantara para guru ini rela mengeluarkan dana sendiri untuk mengikuti pelatihan yang penting diizinkan oleh kepala sekolah
Kesadaran guru untuk
melakukan TCB
cukup tinggi
3. Studi Dokumen
208
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian. Hasil penelitian akan semakin kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik atau seni yang telah ada.
Dokumentasi yang dikumpulkan disesuaikan dengan kerangka pemikiran dan fokus penelitian. Proses pengumpulan dokumentasi dilakukan secara terus menerus baik untuk mentriangulasi data yang diperoleh dari teknik wawancara dan observasi maupun menelusuri data-data yang sulit dikemukakan melalui wawancara atau observasi.
Dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah dokumen tahun pelajaran 2013, 2014, dan 2015 yang ini dapat digambarkan dalam tabel berikut:
Tabel 3.10
Fokus Dokumen yang Diperlukan
No Pertanyaan Penelitian
Jenis dokumen yang diperlukan
1 Kebijakan sekolah
(school policy)
dalam TCB
Rencana Kerja sekolah (RKS), Rencana kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS), Struktur Organisasi sekolah, Rencana kerja wakasek, hasil akreditasi sekolah, proposal kegiatan, hasil evaluasi kebijakan sekolah, notulen hasil rapat, kebijakan TCB tertulis yang dikeluarkan sekolah, jadwal / agenda rapat, dan daftar hadir rapat.
2 Pengelolaan TCB Data guru, data siswa, program TCB di sekolah, bukti fisik
pelaksanaan TCB, bukti fisik monitoring pelaksanaan TCB, bukti fisik tindak lanjur dari monitoring TCB, serta data sumber daya lain.
3 Qua lity Assura nce
TCB
SK penunjukan lembaga penjaminan mutu TCB, instrument
penjaminan mutu, SOP sistem penjaminan mutu TCB yang digunakan, catatan feedba ck yang diterima tentang program TCB, hasil Inspeksi dan dokumentasi perkembangan mutu, dan hasil survey kepuasan guru dan sta keholder lain terhadap sistem TCB.
4 Dampak TCB Perangkat pembelajaran guru (program tahunan, program semester,
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk kemudahan pengolahan data, dokumen yang dikaji dalam studi dokumen ini diberi kode dengan rincian seperti terlihat pada tabel berikut:
Struktur Organisasi Sekolah STRO
Program Kerja Wakasek Humas PROKER1
Program Kerja Wakasek Sarana Prasarana PROKER2
Program Kerja Wakasek Kurikulum PROKER3
Program Kerja Wakasek Kesiswaan PROKER4
Hasil Akreditasi Sekolah AKR
Proposal Kegiatan PROP
Hasil Evaluasi Kebijakan Sekolah EVKEB
Notulen Hasil Rapat NOT
Kebijakan TCB Tertulis yang Dikeluarkan Sekolah
KEBTCB
Agenda Rapat AGENDA
Daftar Hadir Rapat DHR
Kumpulan Surat Masuk/Keluar SM/K
2. Pengelolaan TCB
Profil Sekolah PROPSEK
Hasil Evaluasi Diri Sekolah EDS
Surat Keputusan Pembagian Tugas Mengajar SKKEP
Data Guru DATAG
Data Siswa DATAS
Program TCB Di Sekolah PLANTCB
Bukti Fisik Pelaksanaan TCB DOTCB Bukti Fisik Monitoring Pelaksanaan TCB CHECKTCB
Bukti Fisik Tindak Lanjur Dari Monitoring TCB
ACTTCB
Data Sumber Daya Lain SDL
KalenderAkademik Sekolah KALDIK
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
210
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.Quality Assurance dalam TCB
SK Penunjukan Lembaga Penjaminan Mutu TCB
SKQA
Instrument Penjaminan Mutu INSTQA
SOP Sistem Penjaminan Mutu TCB Yang Hasil Inspeksi dan Dokumentasi Perkembangan
Mutu
INSQA Hasil Survey Kepuasan Guru dan Stakeholder
Lain Terhadap Sistem TCB
SURQA
4. Dampak TCB
Program Tahunan PROTA
Program Semester PROMES
Analisis Materi Pembelajaran AML Pemetaan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM
Analisis Penilaian SISNIL
Silabus SIL
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP
Penilaian NIL
Program Remedial REMED
Program Pengayaan PENGA
Perangkat Tugas Tambahan Guru TTG Rekapitulasi Kehadiran Guru REKHG Bukti laporan Keikutsertaan Guru dalam
Program Sekolah
BKG Sertifikat Pengembangan Keprofesian
yang Dilakukan Guru
Dokumen Prestasi akademik Siswa PRESIS1 Dokumen Prestasi Non Akademik Siswa PRESIS2
Dokumen Prestasi Sekolah PRESEK
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.12 Catatan Studi Dokumen Contoh Pengisian Catatan Studi Dokumen
CONTOH CARA PENGISIANCATATAN STUDI DOKUMEN
Nama Sekolah : SMPN 2 Bandung
Undangan kegiatan IHT untuk semua guru
Undangan kegiatan IHT untuk pengawas pembina
Undangan kesediaan menjadi nara sumber untuk
nara sumber
Daftar hadir kegiatan yang ditandatangani oleh
guru yang mengikuti kegiatan dan diketahui oleh kepala sekolah
-Daftar hadir panitia kegiatan yang ditandatangani oleh setiap anggota panitia mulai dari sesi yang ditandatangani kepala bidang PSMP Disdik Kota Bandung
Sample hasil kerja guru berupa revisi RPP yang ditulis selama kegiatan IHT
Surat keterangan telah melaksanakan tugas sebagai
narasumber pada IHT di SMPN 2 Bandung untuk
Kegiatan IHT diikuti oleh semua guru di bawah
koordinasi panitia
kegiatan dengan
mengundang pengawas pembina dan diketahui
oleh pejabat Dinas
Pendidikan Kota
212
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Narasumber yang ditandatangani kepala SMPN 2
Bandung
Catatan hasil studi dokumen dikelompokkan berdasarkan kategori untuk kemudian dimaknai. Berikut adalah contoh pengisian format gabungan hasil studi dokumen berdsarkan kategori berserta pemaknaannya.
Tabel 3.13
Contoh Pengisian Catatan Studi Dokumen Berdasarkan Kategori
CATATAN HASIL STUDI DOKUMEN
Sub Kategori : Kebijakan Sekolah dalam TCB (ST.Keb.DH) Nama Sekolah : SMP Darul Hikam Bandung
Hari/tanggal : Jum'at, 10 Agustus 2015
Tempat : Ruang Kepala SMP Darul Hikam Bandung
No Kode
Dokumen Isi dokumen Pemaknaan
RKS Rencana kerja fokus pada peningkatan layanan
untuk siswa. TCB secara formal masuk dalam kegiatan untuk peningkatan kompetensi guru
Kebijakan
RKAS Anggaran untuk peningkatan TCB terbatas dan
perlu persetujuan yayasan.
STRO Struktur belum ada penambahan tugas atau
perwakilan manajemen yang berfungsi menjamin pelaksanaan TCB
PROKER1 Fokus pada kegiatan siswa dan orang tua serta
kerjasama dengan lembaga tinggi untuk
penyelenggaraan seminar bagi guru
PROKER2 Peningkatan sarana belajar dan dukungan fasilitas
teknologi bagi guru
PROKER3 Pengembangan kurikulum dan supervisi bagi guru
pemula melalui pengembangan kegiatan induksi
PROKER4 Fokus pada penyesuaian kesesuaian pendidikan
nilai asarama, sekolah dan orang tua
AKR Sesuai dengan harapan dan berhasil
mempertahankan akreditasi
PROP Lebih beragam dibanding tahun sebelumnya.
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kompetensinya diikuti langsung dengan evaluasi kinerja
EVKEB Belum ada evaluasi kebijakan sekolah secara formal
tentang TCB. Kebijakan TCB terbukti dengan sendirinya
NOT Dokumen secara formal yang membahas TCB
belum ada. Pembahasan TCB diikutsertakan dalam program usulan peningkatan kompetensi guru
KEBTCB Belum ada kebijakan tertulis yang menyatakan
TCB. Lebih pada penekanan profesionalitas untuk menggambarkan guru berkapasitas
AGENDA Rapat TCB belum ada. rapat dengan agenda TCB
diikutsertakan pada pembahasan kinerja, evaluasi diri sekolah dan RKAS
DHR Diikuti guru perwakilan, pimpinan termasuk unsur
yayasan
SM/K Terdokumentasikan, dapat diakses, dan
dimusnahkan berdasarkan prosedur
E. Analisis Data hasil Penelitian
Salah satu prinsip analisis data kualitatif adalah data-data yang muncul bukan rangkaian angka tapi rangkaian kata-kata yang dilakukan berulang-ulang, berlanjut dan terus menerus sampai analisis dianggap cukup menjawab rumusan masalah penelitian. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak peneliti belum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan.
Tahapan dalam Analisis data pada penelitian kulitatif menggunakan model interaktif. Hal ini berarti bahwa peneliti telah melakukan analisis data pada saat reduksi data, display data maupun ferivikasi dan pengambilan kesimpulan. Data-data yang diperoleh melalui wawancara, studi dokumen maupun melalui observasi dianalisis dan dilakukan reduksi untuk memisahkan data yang berguna (relevan) dan data yang kurang berguna (kurang relevan).
214
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Model interaktif yang digunakan dalam analisis data penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1
Model interaktif dalam tahapan analisis data
Untuk menganalisis isi data yang dikumpulkan, peneliti menggunakan pendekatan analisis yang berbeda untuk masing-masing data hasil penelitian yaitu sebagai berikut:
Data dari hasil wawancara dianalisis dengan menggunakan teknik
P henomenology analyse. Dalam teknik ini peneliti diarahkan untuk menghasilkan analisis yang mendalam dengan cara 1) peneliti focus pada fenomena yang menjadi focus penelitian, 2) peneliti melakukan refleksi terhadap pemahaman sumber data mengenai fenomen tersebut, 3) peneliti mengumpulkan data dan melakukan presentasi guna menyesuaikan data dan hasil analisis dengan tujuan, 4) peneliti melakukan proses interaktif guna memperoleh temuan kontekstual dengan literatur yang relevan, 5) peneliti melakukan analisis secara intuitif dan kreatif dalam mengartikan data dengan melibatkan studi literatur yang relevan, dan 6) peneliti melakukan refleksi terhadap data membuat assertation dan mereview kembali serta melakukan revisi terhadap pemahaman utama peneliti
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berfikir seluruh anggota organisasi yang mejadi responden pada penelitian ini dalam mewujudkan sistem TCB untuk meningkatkan profesionalitas guru.
F. Tahapan Penelitian
Kerlingger (2006, hlm.483) menyatakan bahwa desain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan dapat memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Tahapan Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini mengikuti empat tahapan yang dikemukakan oleh Borg &Gall (1985) yaitu meliputi tahapan pendahuluan, pengembangan model, validasi model, dan diseminasi model.
Mengacu kepada empat tahapan penelitian di atas, maka penelitian ini dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Penelitian Pendahuluan (Preliminary Study)
Hal yang dilakukan pada tahap pendahuluan adalah melakukan penelitian pendahuluan untuk mengidentifikasi potensi permasalahan terkait dengan TCB untuk meningkatkan profesionalitas guru. Penelitian pendahuluan dilakukan dengan melakukan study literature, observasi langsung, dan dengan melakukan wawancara terhadap tiga orang guru, satu orang kepala sekolah, satu orang pengawas sekolah, satu orang ketua komite sekolah, dan tiga orang siswa SMP di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Bandung.
Dari studi pendahuluan yang dilakukan ditemukan tiga hal penting terkait kinerja guru yaitu:
216
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perolehan nilai ini tetap masih jauh di bawah nilai uji kompetensi yang diharapkan.
Kedua, pengembangan TCB di sekolah masih plagiaris dalam arti satuan pendidikan hanya melaksanakan kebijakan program TCB yang diluncurkan oleh pemerintah pusat. Sangat sedikit sekolah yang memiliki school policy mandiri untuk meningkatkan profesionalitas guru.
Ketiga, beberapa sekolah yang melaksanakan program TCB masih belum memiliki sistem pengelolaan yang standar. Banyak diantara sekolah ini yang tidak memiliki perencanaan TCB yang jelas sehingga TCB yang dilakukan menjadi tidak efektif. Disamping itu, program TCB yang dilakukan terancam tidak sustainable mengingat tidak adanya sistem penjaminan mutu penyelenggaraan TCB di sekolah.
Keempat, Dinas pendidikan Kota Bandung sebagai kepanjangan tangan dari Pemerintah Daerah Kota Bandung dalam penyelenggaraan pendidikan di Kota Bandung belum dapat mengambil peran dalam mendukung kebijakan TCB yang diselenggarakan di sekolah. Padahal pemerintah Kota Bandung dalam hal ini Dinas Pendidikan merupakan instansi yang sangat berkepentingan dengan kualitas profesionalitas guru di Kota Bandung.
Dari hasil penelitian pendahuluan juga didapatkan data tentang sebaran sekolah di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Bandung dengan nilai akreditasi terakhir sehingga penulis dapat menentukan subjek penelitian yang akan dilibatkan dalam penelitian.
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Informasi dan permasalahan yang ditemukan dalam pelelitian perdahuluan di atas bermuara pada satu rumusan permasalahan yang dirincikan dalam bentuk pertanyaan penelitian (research questions) dan problem area dari penelitian ini.
Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah membangun pemahaman tentang management pengembangan sumber daya manusia berupa pendalaman teori-teori, penelitian terdahulu yang relevan, serta pengalaman-pengalaman empiris terkait peningkatan profesionalitas guru khususnya melalui TCB yang nantinya akan digunakan untuk menganalisis data yang ditemukan di lapangan.
Berikutnya dilakukan pengembangan instrument penelitian yang akan digunakan dalam pengumpulan data pada tahap pelaksanaan penelitian. Tahap ini dilaksanakan satu paket dengan pembangunan jejaring kerja dengan calon responden yang akan dilibatkan dalam penelitian.
2. Pengumpulan Data (Data Collection)
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengumpulan data dari unit analisis yang telah terpilih. Unit analisis dipilih secara purposive yaitu a) dua sekolah yang memenuhi kriteria sekolah bermutu, b) memiliki school policy mandiri dalam TCB untuk meningkatkan profesionalitas guru, c) direkomendasikan oleh Dinas Pendidikan Kota Bandung dan c) bersedia untuk memberikan data yang diperlukan dalam penelitian.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara:
a. Melakukan wawancara dengan responden yang ditetapkan dari masing-masing sekolah yang menjadi subjek penelitian.
b. Melakukan observasi program peningkatan profesionalitas guru melalui pengelolaan TCB di sekolah-sekolah yang telah ditetapkan.
218
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Analisis Data (Data Analysis and Display)
Pada tahap ini juga peneliti melakukan analisis data untuk mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, pengembangan pola hubungan tertentu menjadi hipotesis dan selanjutnya berdasarkan teknik triangulasi yang dilakukan berulang akan diperoleh suatu kesimpulan.
Dalam tahap ini, peneliti melakukan upaya-upaya untuk menjamin keabsahan penelitian. Untuk meningkatkan validitas data, penelitian dilakukan dengan upaya keterlibatan secara intensif peneliti dalam penelitian lapangan, pengamatan secara intensif, triangulasi terhadap metode, dan sumber data dan hubungan antar data, pelibatan teman sejawat, menggunakan referensi, dan pengecekan kembali terhadap hasil-hasil yang diperoleh.
Selain itu peneliti juga mengupayakan jaminan transferabilitas sehingga diharapkan hasil penelitian dapat diaplikasikan oleh pemakai penelitian lain sesuai dengan konteks yang relevan.
Jaminan defendabilitas dan konfirmabilitas dilakukan dengan cara melakukan audit trail, misalnya komunikasi dengan pembimbing dan pakar dalam bidangnya guna mendiskusikan masalah-masalah yang dihadapi dalam penelitian yang terkait dengan data yang terkumpul dan penyediaan data real yang dapat dilacak kebenarannya sehingga memiliki nilai keterpercayaan yang tinggi.
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Deskripsi hasil penelitian dilanjutkan dengan pembahasan hasil penelitian yang berisi kritik peneliti terhadap kebijakan, pengelolaan, sistem pengendalian mutu dan dampak TCB yang terjadi di lokus penelitian. Kritik peneliti yang dipaparka pada segmen pembahasan didasarkan pada perbandingan antara kondisi real yang terjadi di lokus penelitian dengan teori dan pengalaman empiris serta hasil penelitian terdahulu yang relevan. Dalam segmen pembahasan inilah peneliti dapat menyimpulkan bagaimana posisi dari pengelolaan TCB yang dilaksanakan baik di SMPN 2 maupun di SMP Darul Hikam Bandung sehingga penulis dapat memberikan rekomendasi untuk pelaksanaan TCB yang terstandar yang dapat dijadikan referensi oleh sekolah lain untuk meningkatkan profesionalitas guru.
4. Analisis Temuan (F inding Analysis)
Dalam tahapan ini, alaisis dilakukan terhadap temuan yang diperoleh dalam penelitian. Hasil analisis terhadap temuan penelitian ini digunakan sebagai dasar untuk pengembangan model hipotetik yang merupakan luaran dari penelitian.