• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

3.3. Proses Penelitian

3.3.2. Pengujian Kekerasan Brinell

3.3.2.1.Tujuan

• Memeriksa harga kekerasan benda uji menurut Brinell.

• Membandingkan harga kekerasan hasil trial dan penelitian.

3.3.2.2.Peralatan

a. Mesin uji kekerasan Brinell MOD 100 MR b. Mikroskop.

c. Amplas

67

3.3.2.3.Prosedur kerja

a. Permukaan benda uji (spesimen) diratakan kemudian dihaluskan (dipoles) dan dibersihkan sehingga permukaan spesimen rata dan sejajar.

b. Tentukan dahulu diameter identer dan beban penekanan sesuai dengan tabel konversi dibawah dan syarat diameter bekas penekanan (d harus diantara dmin dan dmax).

Garis Tengah bola uji D (mm) 0,102 x Beban uji F (N) Baja dan besi tuang 0,102 F = 30.D2 Brons, tembaga keras, kuningan keras 0,102 F = 10.D2 Metal ringan, Paduan Metal ringan 0,102 F = 5.D2 Metal lunak 0,102 F = 2,5.D2 10 3000 1000 500 250 5 750 250 125 62,5 2,5 187,5 62,5 31,25 15,6

Tabel 3.1. Beban uji pengujian Brinell

dmin = 0,25 D dmax = 0,5 D c. Spesimen dijepit dengan baik.

d. Lakukan kalibrasi nol pada skala beban penekanan.

e. Lakukan penekanan identor dengan cara memutar handle penekan sampai jarum menunjukkan beban penekanan yang sesuai dengan tabel.

f. Berikan waktu penahanan beban:

• Semua jenis baja : 15 detik

• Metal bukan besi : 30 detik g. Amati dan catat data besarnya beban penekanan. h. Lepas penjepitan spesimen.

68 j. Pindahkan benda uji dari alat uji dan amati besarnya diameter lubang

bekas penekanan dengan menggunakan mikroskop.

k. Catat data dan hitung harga kekerasan untuk spesimen tersebut. Data mesin uji kekerasan brinell:

Diameter identer (D) dalam mm. Gaya Penekanan (P) dalam kg.

= ( )

( ) = 2

− √ −

Gambar 3.9. Mesin uji kekerasan Brinell MOD 100 MR + Mikroskop

3.3.3. Pengujian Impak Charpy

3.3.3.1.Tujuan:

• Mendapatkan harga keuletan suatu material terhadap beban kejut.

• Menganalisa jenis patahan material yang dikenaik beban kejut.

3.3.3.2.Peralatan:

• Mesin Uji Impak Charpy

69

3.3.3.3.Prosedur:

a. Membuat spesimen benda uji

Gambar 3.10. Spesimen uji impak charpy

b. Naikkan lengan pendulum sesuai dengan sudut yang telah ditentukan, kunci dan amati.

c. Posisikan jarum petunjuk sudut di depan dial lengan ayun.

d. Lepaskan pengunci pendulum sehingga beban berayun tanpa ditahan benda uji.

e. Amati dan catat jarum yang terdorong oleh ayunan pendulum (sudut α). f. Naikkan pendulum sampai pada sudut yang telah ditentukan seperti

langkah 2.

g. Pasanglah spesimen pada anvil (dudukan) dengan benar (center).

h. Lepaskan pengunci sehingga pendulum berayun mematahkan spesimen. i. Hentikan gerak ayunan pendulum, amati dan catat sudut pada dial yang

ditunjukkan oleh jarum petunjuk (sudut β). j. Amati patahan spesimen.

k. Hitung tenaga patah dan harga keuletan dari spesimen. Data mesin impak Charpy:

Berat pendulum (G) = 13,31217 N (1,357 kg) Radius pendulum (R) = 0,3948 m

= ! ! "! # $ = ! ! "! ℎ

& ℎ = '. )(cos $ − cos )

70 Gambar 3.11. Mesin uji impak charpy (GOTECH)

71 3.3.4. Perhitungan dalam Die Casting

Sebelum melakukan proses percobaan atau produksi dengan suatu dies, kita dapat melakukan analisa terhadap kondisi produk, spesifikasi dies, serta kondisi pengecoran yaitu dengan perhitungan manual maupun program excel.

Sumber: Buku Fundamental of Die Casting Design.

72 Keterangan Gambar 3.12:

I. PRODUCT CONDITION (KONDISI PRODUK)

1. Product Part Projection Area

Luasan produk bila diproyeksikan pada satu bidang datang (Plane).

Satuan : mm2. 2. Weight of Product

Jumlah berat produk dalam satu dies.

. ℎ /0 / !1 ( ) =2 1 "/01000/ !1 ( 3) × "( 71 3)

3. Capacity of Product

Jumlah volume produk dalam satu dies.

Satuan : mm3.

4. Thickness of general part meat

Ketebalan rata-rata produk. Satuan : mm.

II. DIES SPESIFICATION (SPESIFIKASI DIES) 5. Mold Thickness

Ketebalan mold (Fixed Die + Moving Die).

Satuan : mm.

6. Plunger Tip Diameter

Diameter plunger tip (torak pendorong injeksi). Diameter standar plunger tip: 50; 60; 70 mm. 7. The Fixed Base Thickness

73 Tebal fixed die. Satuan : mm

8. Distributor Height

Tinggi distributor.

Tinggi Standar distributor : 30 mm. 9. Runner Part Projection Area

Besarnya luasan proyeksi runner dalam satu dies pada satu bidang datar

(plane).

Satuan : mm2. 10.Runner Part Weight

Jumlah berat runner dalam satu dies.

)! . ℎ ( ) =)! 10002 1 "( 3) × "( 71 3)

11.Runner Part Capacity

Jumlah volume dari runner dalam satu dies.. Satuan : mm3.

12.Overflow Part Projection Area

Besarnya luasan overflow pada satu dies pada satu bidang datar (plane).

Satuan : mm2.

13.Overflow Part Weight

Jumlah berat overflow dalam satu dies.

89 0 /# . ℎ ( ) =89 0 /#210001 "( 3) × "( 71 3)

14.Overflow Part Capacity

Jumlah volume dari overflow dalam satu dies.

74 15.Sectional Area of Runner Gate

Jumlah luas penampang dari semua runner gate dalam satu dies.

: 1 / /0 )! ' ( )

=2' 1 " /0 / !1 ( : ( ⁄ ) × 1000 × =3) + 89 0 /# & /0 / !1 2 1 " ( ( )3)

Catatan:

Untuk besaran Gate Speed dan Filling Time of Product Part dapat dibahas lebih lanjut di bagian selanjutnya.

16.Width of Total Gate

Jumlah lebar gate pada satu dies.

. ℎ /0 &/ ' ( ) =: 1 /&ℎ 1 /0 )! /0 ' ( ' ) ( )

17.Thickness of Gate

Ketebalan Gate.

Satuan : mm.

18.Total Sectional Area of Overflow Gate

Jumlah luas penampang overflow gate.

&/ : 1 / /0 89 0 /# ' ( )

= 0,6 × : 1 / /0 )! ' ( )

III. CASTING CONDITION (KONDISI PENGECORAN) 19.Opening Force

Besarnya gaya yang dapat menyebabkan dies terbuka saat proses die casting, dimana gaya penahan mesin die casting (tonase) harus lebih besar daripada opening force.

75

Opening Force bisa digunakan sebagai dasar penentuan tonase mesin die casting. 8 =/ 1 ( / ) = 2 ( ) × 2 ! ( 07 ) × : 0 " ) 1000 20.Safety Rate

Angka keamanan dalam proses die casting.

Besarnya 100% - 115% (sesuai dengan kondisi mesin). 21.Casting Area

Luas proyeksi dari proses pengecoran.

2 ( )

= / !1 /@ 1 / + )! /@ 1 /

+ 89 0 /# /@ 1 /

+ : 1 / /0 ! &

22.Casting Weight.

Berat dari hasil proses pengecoran.

2 . ℎ ( )

= . ℎ /0 / !1 + )! . ℎ

+ 89 0 /# . ℎ + 1! . ℎ

23.Casting Capacity

Volume dari hasil proses pengecoran.

2 2 1 " ( 3)

= 2 1 " /0 / !1 + )! 2 1 "

76 24.Sleeve Filling Rate

Prosentase pengisian material cair ke dalam Plunger Sleeve terhadap volume plunger sleeve.

: 9 = ) (%)

=: 1 / /0 ! & (2 ) × :ℎ// 2 1 " ( : / .ℎ 3) 2 / ( )

25.High Speed Change Position

Besarnya panjang langkah high speed dari plunger tip.

= :ℎ// / #ℎ 1 /

2 : 1 /2 1 " − )!/0 ! &2 1 "

26.Biscuit Thickness

Besarnya ketebalan biscuit (kelebihan material casting di luar produk

casting).

Tebal standar biscuit : 20 mm. 27.Biscuit Weight

Besarnya berat biscuit.

1! . ℎ ( ) = 1! 210001 "( 3)× "( 71 3)

28.Biscuit Capacity

Besarnya volume biscuit.

1! 2 1 "( 3)

= : 1 / /0 ! & ( )

77 29.Sectional Area of Plunger Tip

Besarnya luas penampang dari plunger tip.

: 1 / /0 ! & ( ) = 4( ! & ( ))

30.Shooting Power

Besarnya Tenaga dorong yang disebabkan oleh tekanan accelerator dari suatu mesin die casting.

:ℎ// /# ( 0)

= 4(:ℎ// )/ (1 ))

× 11 / ! (1 )0

Dimana:

Accelerator Pressure = 105 kgf/cm2.

Shooting Rod Diameter = 13,5 cm (135 ton) = 16,0 cm (250 ton)

Tonase Mesin 135 ton 250 ton

shooting power 15029,58 kgf 21111,5 kgf (ini adalah data untuk mesin die casting merk TOSHIBA) 31.Casting Pressure

Tekanan tenaga dorong yang dihasilkan mesin Die Casting.

2 ! ( 07 )

78 32.Shooting Stroke to Fixed Plate

Panjang langkah dari plunger tip dari posisi awal (nol) sampai dengan

fixed plate dari mesin die casting.

Tonase Mesin 135 ton 250 ton

shooting stroke to fixed

plate. 185 mm 190 mm

(ini adalah data untuk mesin die casting merk TOSHIBA)

33.Shooting Stroke When Dies is Closed

Panjang langkah total dari plunger tip dari posisi awal (nol) sampai dengan dihasilkan ketebalan biscuitdari mesin die casting.

:ℎ// : / #ℎ 2 / ( )

= :ℎ// : / / = C ( )

+ &ℎ = C / ℎ 1 ( ) − ! / ℎ ( )

1! &ℎ 1 ( )

34.Gate Speed

Kecepatan aliran material pada gate.

Gate Speed (vg) = 30-50 m/s

35.Filling Time of Product Part

Waktu proses pengecoran.

= & ( ) = 0,033 × × 0,5

Dimana : t = Thickness of general part meat (mm).

36.Speed of Plunger

Kecepatan dorong plunger.

79

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait