• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

D. Pengujian Hipotesis

3. Pengujian Koefisien Determinan (R 2

Artinya walaupun ditingkatkan variabel BVPS sebesar satu satuan maka return (Y) akan meningkat sebesar 0,015.

2

Pengujian koefisien determinan (R )

2

) dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan kata lain, koefisien determinan digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh dari variabel bebas yaitu variabel

Return On Equity (X1), variabel Price Earning Ratio (X2), variabel Price To Book Value (X3), dan variabel Book Value Per Share (X4

Koefisien determinan (R

) terhadap variabel terikat (Y) yaitu variabel

Return pada sektor pertambangan di Bursa Efek Indonesia.

2

) berkisar antara nol sampai dengan satu ( 0 ≤ R2 ≤ 1 ). Bila R2 mendekati nol, maka pengaruh dari variabel bebas yaitu variabel Return On Equity (X1), variabel Price Earning Ratio (X2), variabel Price To Book Value (X3), dan variabel Book

Value Per Share (X4) terhadap variabel Return (Y) adalah kecil. Bila R2 mendekati satu, maka pengaruh dari variabel bebas yaitu variabel Return On Equity (X1), variabel Price

Earning Ratio (X2), variabel Price To Book Value (X3), dan variabel Book Value Per Share (X4

Hasil pengujian koefisien determinan yang dilakukan melalui bantuan program

software SPSS versi 16.00 for Windows dapat dilihat pada Tabel 4.13 sebagai berikut:

) terhadap variabel Return (Y) adalah besar.

Tabel 4.13 Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .462a .214 .115 1.38143

Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .462a .214 .115 1.38143

a. Predictors: (Constant), LnBVPS, LnPER, LnPTBV, LnROE

Hasil pengujian koefisien determinan pada Tabel 4.13 menunjukkan bahwa nilai R sebesar 0,462 menunjukkan hubungan antara ROE, PER, PTBV, dan BVPS terhadap return saham sebesar 46,2%, artinya hubungan antar variabel cukup erat. Koefisien determinan yang dipakai pada penelitian ini adalah Adjusted R Square,karena variabel independen yang digunakan lebih dari 2 variabel. Maka dapat dilihat pada kolom Adjusted R Square nilainya adalah sebesar 0,115. Nilai ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang positif dari variabel rasio modal saham yang terdiri dari variabel Rasio Modal Saham (X1), variabel

Price Earning To Ratio (X2), variabel Price To Book Value (X3), dan variabel Book Value

Per Share (X4

Berdasarkan nilai koefisien determinan Adjusted R Square pada Tabel 4.13, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa sebanyak 11.5% variabel return saham (Y) pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia dapat dijelaskan melalui variabel rasio modal saham yang terdiri dari variabel Return On Equity (X

) terhadap variabel Return Saham (Y) pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia.

1), variabel Price Earning Ratio (X2), variabel Price To Book Value (X3), dan variabel Book Value Per Share (X4), sedangkan sisanya sebesar 88,5% dapat dijelaskan melalui variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini berhubungan dengan segala sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan untuk dapat menaikkan return sahamnya seperti

meningkatkan pendapatan perusahaan yang dapat dihitung dari rasio profitabilitas serta faktor-faktor lainnya.

Dari hasil uji secara serentak/uji f dapat disimpulkan bahwa rasio modal saham yang terdiri dari Return On Equity (X1), Price Earning Ratio (X2), Price To Book Value (X3), dan

Book Value Per Share (X4

Hasil hipotesis ini menjadi alasan penulis untuk melakukan uji beda antara perusahaan pertambangan dengan perusahaan asuransi di Bursa Efek Indoenesia. Uji beda dilakukan untuk membandingkan sejauh mana pengaruh rasio modal saham terhadap return di sebuah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia apakah memiliki hasil yang sama atau tidak. Berikut adalah hasil penelitian atas rasio modal saham terhadap return saham di perusahaan asuransi di Bursa Efek Indonesia.

) tidak memiliki pengaruh apapun terhadap returnn saham di perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia. Hal ini dapat terlihat dari nilai Asymp.Sig sebesar 0,095, artinya nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05.

E. Uji Asumsi Klasik Sektor Asuransi

1. Uji Normalitas

a. Pendekatan Kolmogorv Smirnov Tabel 4.14

One-Sample Kolmogorv-Smirnov Test Unstandardi zed Residual

N 50

Normal Parametersa Mean .0000000 Std. Deviation .25553298

Most Extreme Differences Absolute .089 Positive .089 Negative -.055 Kolmogorov-Smirnov Z .632

Asymp. Sig. (2-tailed) .819

a. Test distribution is Normal.

Hasil output dari tabel 4.14 berdasarkan hasil SPSS Windows 16.00 terlihat nilai Asymp.Sig. (2-tailed) adalah 0,819 dan di atas nilai signifikansi (0,05). Dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.

Berdasarkan Situmorang et, al (2010: 91) grafik histogram yang berdistribusi normal jika grafik berbentuk seperti lonceng dan tidak menceng ke kanan atau menceng ke kiri. Pada grafik histogram terlihat bahwa grafik berbentuk seperti lonceng dan tidak menceng ke kiri atau ke kanan, maka dapat disimpulkan bahwa variabel berdistribusi normal.

Pada scatterplot terlihat titik-titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini berarti data berdistribusi normal.

2. Uji heteroskedastisitas

Dari pendekatan grafik scatterplot yang disajikan, terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi sejauh mana rasio modal saham mempengaruhi return.

Tabel 4.15 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .142 .065 2.175 .035 ROE -.002 .002 -.141 -.971 .337 PER .000 .000 .090 .588 .559 PTBV .056 .062 .161 .915 .365

BVPS 4.395E-5 .000 .256 1.538 .131 a. Dependent Variable: ABSUT

Tabel 4.15 memperlihatkan bahwa tidak satupun variabel independen yaitu ROE, PER, PTBV, dan BVPS yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen (return) absolut Ut (abSut). Output SPSS Windows 16.00 yang dihasilkan berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa nilai ROE sebesar 0,337 , nilai PER sebesar 0,559 , nilai PTBV sebesar 0,365 , dan nilai BVPS sebesar 0,131. Dengan demikian hal ini menunjukkan nilai probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%, jadi disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

3. Uji Multikolinearitas

Untuk mendeteksi ada atau tidak adanya multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat toleransi dan variance inflation factor (VIF) dengan membandingkan sebagai berikut: 1. VIF > 5 maka diduga mempunyai persoalan multikolinearitas

2. VIF < 5 maka tidak terdapat multikolinearitas

3. Tolerance < 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinearitas

4. Tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas.

Tabel 4.16 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics

1 (Constant) -.285 .113 -2.520 .015

ROE .004 .004 .141 1.068 .291 .959 1.042

PER .002 .001 .368 2.625 .012 .857 1.167

PTBV .172 .107 .259 1.610 .114 .652 1.534

BVPS 9.638E-5 .000 .295 1.941 .059 .730 1.369

a. Dependent Variable: RETURN

Dari Tabel 4.16 dapat dilihat bahwa VIF < 5, yaitu nilai ROE sebesar 1,042, nilai PER sebesar 1,167, nilai PTBV sebesar 1,534, dan nilai BVPS sebesar 1,369. Sedangkan untuk nilai Tolerance, nilai ROE sebesar 0,959, nilai PER sebesar 0,857, nilai PTBV sebesar 0,652, dan nilai BVPS sebesar 0,730. Maka dari hasil Output SPSS Windows 16.00 tidak terjadi multikolinearitas karena nilai VIF dan Tolerance memenuhi semua persyaratan.

4.Autokorelasi

Metode deteksi terhadap autokorelasi pada penelitian ini dilakukan dengan cara The

Runs Test. Metode ini sebagai uji nonparametik dengan tanda positif dan negatif. Kaidah

keputusan dari metode ini adalah tidak menolak hipotesis nol jika taksiran R berada pada jarak interval dan menolak hipotesis nol jika taksiran R diluar batas interval.

Tabel 4.17 Runs Test

Unstandardiz ed Residual

Test Valuea -.02157

Hasil output software SPSS 16.00 for windows menunjukkan bahwa nilai test adalah -0,02157 dengan nilai Asymp.Sig. (1,000) yang artinya nilai signifikan diatas 0,05 yang berarti hipotesis nol diterima , sehingga dapat disimpulkan bahwa residual random atau tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual.

F. Pengujian Hipotesis

1. Anova (Uji F) Uji secara serempak/simultan

Nilai Fhitung

Tabel 4.18

yang diperoleh dengan menggunakan bantuan program software SPSS

versi 16.00 for windows dapat dilihat pada Tabel 4.18 berikut ini:

ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.029 4 .257 3.616 .012a Residual 3.200 45 .071 Cases >= Test Value 25 Total Cases 50 Number of Runs 26 Z .000 Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000 a. Median

Total 4.228 49 a. Predictors: (Constant), BVPS, ROE, PER, PTBV b. Dependent Variable: RETURN

Tabel di atas mengungkapkan bahwa niali F hitung adalah 3,616 dengan tingkat signifikansi 0,012. Sedangkan F tabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) adalah 2,58. Oleh karena pada kedua perhitungan yaitu F hitung > F tabel dan tingkat signifikansinya (0,012) < 0,05, menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen (ROE,PER,PTBV,dan BVPS) secara serempak signifikan terhadap variabel dependennya (Return).

Keterangan Tambahan:

1. Pada tabel terlihat bahwa Regression df = 4 berarti jumlah variabel independen adalah 4 yaitu ROE, PER, PTBV, dan BVPS.

2. Total df = 49 berarti jumlah data ada 50 (di mana df = n-1) sedangkan nilai residual df = 45. Nilai residual adalah selisih antara keputusan yang sesungguhnya dengan keputusan yang diprediksi.

3. Mean Square : Sum of Square / df. Dalam tabel Mean Square Regreesion (0,257) =

1,029/4.

4. SSE (sum of square for error) menunjukkan jumlah kuadrat untuk kesalahan artinya jika suatu persamaan regresi diperoleh dari mensubtitusikan nilai a dan b yang meminimumkan SSE, maka akan dihasilkan persamaan garis regresi prediksi kuadrat terkecil.

2. Uji t, Uji secara parsial

Uji thitung bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu variabel Return On Equity (X1), variabel Price Earning

Ratio (X2), variabel Price To Book Value(X3), dan variabel Book Value Per Share (X4

1. Model hipotesis yang digunakan dalam uji t

) terhadap variabel Return (Y) pada sektor pertambangan di Bursa Efek Indonesia.

hitung

H

ini adalah:

0 : b1

H

= 0 (variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat).

a : b1

≠ 0 (variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel

Tabel 4.19 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -.285 .113 -2.520 .015 ROE .004 .004 .141 1.068 .291 PER .002 .001 .368 2.625 .012 PTBV .172 .107 .259 1.610 .114 BVPS 9.638E-5 .000 .295 1.941 .059

a. Dependent Variable: RETURN

Nilai thitung akan dibandingkan dengan nilai ttabel. Nilai ttabel pada tingkat kesalahan (α) = 5%, dengan derajat kebebasan (df) = (n – k). Jumlah sampel (n) adalah sebanyak 50 dan jumlah variabel penelitian (k) adalah sebanyak 5. Jadi, df = (50 – 5) = 45. Oleh karena uji thitung yang dilakukan adalah uji dua arah, dengan demikian, nilai ttabel

Kriteria pengambilan keputusan dalam uji t

adalah sebesar 2,0141.

a. H0 diterima jika thitung < ttabel, dan nilai signifikansi thitung

b. H

> tingkat kesalahan (α)

a diterima jika thitung > ttabel, dan nilai signifikansi thitung Interpretasi dari hasil uji t

< tingkat kesalahan (α)

hitung

1. Variabel Return On Equity (ROE) berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap Return. Hal ini dapat terlihat dari nilai signifikan (0,291) > 0,05 atau nilai t

pada Tabel 4.8 di atas adalah sebagai berikut:

hitung 1.068 < ttabel 2,0141. Artinya jika ditingkatkan variabel ROE sebesar satu satuan (unit) maka return (Y) tidak akan

2. Variabel Price Earning Ratio (PER) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Return. Hasill ini dapat terlihat dari nilai signifikan (0,012) < 0,05 atau nilai t

meningkat sebesar 0,039.

hitung 2,625> ttabel

3. Variabel Price To Book Value (PTBV) berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap Return. Hasil ini dapat terlihat dari nilai signifikan ( 0,114 ) > 0,05 atau nilai t

2,0141. Artinya jika ditingkatkan variabel PER sebesar satu satuan maka return (Y) akan meningkat sebesar 2,625.

hitung 1,61< ttabel 2,0141.

4. Variabel Book Value Per Share (BVPS) berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap Return. Hasil ini dapat terlihat dari nilai signifikan (0,059) > 0,05 atau nilai t

Artinya walaupun ditingkatkan variabel PTBV sebesar satu satuan maka return (Y) tidak akan meningkat sebesar 1,61.

hitung 1,941> ttabel 2,0141.

Dokumen terkait