INDUSTRI PERIKANAN KERAPU
5.3 Pengujian Model 1 Verifikasi model
Verifikasi terhadap model komputer MAGRIPU dilakukan untuk meyakinkan bahwa program komputer dan implementasi dari model konseptual adalah benar. Menurut Sargent (1998), jenis bahasa komputer yang digunakan akan mempengaruhi diperolehnya program yang benar. Penggunaan bahasa simulasi untuk tujuan khusus (special purpose) seperti halnya penggunaan POWERSIM STUDIO untuk pemodelan sistem dinamik, akan menghasilkan tingkat kesalahan yang relatif lebih sedikit dibandingkan dengan penggunaan bahasa simulasi yang ”general purpose”.
Verifikasi terhadap model komputer pertama-tama dilakukan dengan menguji keabsahan tanda-tanda aljabar dan kepangkatan dilakukan dengan mencermati persamaan-persamaan yang digunakan sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 11, Tabel 12, dan Tabel 13. Persamaan-persamaan tersebut merupakan bagian yang ditampilkan pada pemrograman Powersim Studio Versi 2005. Persamaan-persamaan yang digunakan dalam model ini sebagian besar merupakan persamaan sederhana yang menggambarkan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
Proses verifikasi terhadap model komputer MAGRIPU secara otomatis dilakukan oleh paket program Powersim Studio. Apabila terdapat hubungan yang tidak logis maka program tersebut tidak dapat dijalankan (di”run”) dan menunjukkan tanda tanda tertentu seperti ”?” pada variabel-variabel atau hubungan antar variabel yang tidak logis. Hubungan yang tidak logis tersebut terutama akan dapat terdeteksi apabila ”satuan ” yang digunakan pada variabel yang dihubungkan satu dengan lain tidak sama (match). Apabila pada model yang dirancang sudah tidak ditemukan lagi tanda-tanda yang mencerminkan hubungan yang tidak logis maka model tersebut telah dianggap dapat dioperasikan.
Proses verifikasi terhadap model komputer, selain dilakukan sebelum model divalidasi, juga dilakukan setelah proses validasi model. Proses tersebut dilakukan secara iteratif termasuk memodifikasi struktur model komputer untuk memperoleh hasil yang memuaskan dan sesuai dengan tujuan penyusunan model, yaitu untuk memprediksi proses peningkatan keuntungan pada pembenihan,
pembesaran dan pascapanen kerapu, serta model untuk memprediksi kapasitas produksi optimal dan distribusi keuntungan ke tiga subsistem tersebut dalam sistem agroindustri kerapu budi daya.
5.3.2 Validasi model
Validasi model adalah proses menguji substansi model, yaitu sejauh mana model komputer yang dibuat dalam lingkup aplikasinya memiliki kisaran akurasi yang memuaskan, konsisten dengan tujuan dari penerapan model. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sargent (1998), atribut yang digunakan dalam proses validasi sangat dipengaruhi oleh kondisi sistem yang digunakan dalam model tersebut apakah dapat diobservasi (observable system) atau tidak dapat diobservasi (non observable system). Sistem tersebut dapat diobservasi apabila dimungkinkan untuk mengumpulkan data di dunia nyata tentang perilaku operasional dari sistem yang dikaji.
Dalam kasus penelitian ini, tidak dimungkinkan untuk memperoleh data lapangan mengenai pengaruh faktor produksi pembenihan, budi daya dan pascapanen kerapu terhadap tingkat keuntungan masing-masing subsistem, sehingga dikategorikan sebagai non observable system. Data lapangan yang tersedia pada umumnya hanya meliputi hubungan antara dua variabel misalnya antara jumlah pekan dengan pertumbuhan, tetapi pengaruh gabungan faktor- faktor produksi misalnya pakan, penggunaan vaksin dan benih unggul terdapat pertumbuhan ikan tidak dapat diperoleh. Untuk kasus non observable system
seperti ini, maka proses validasi terhadap model dilakukan dengan mengeksplor perilaku model atau membandingkannya dengan model lainnya. Eksplorasi terhadap perilaku model pada prinsipnya adalah penggunaan model tersebut dalam proses simulasi untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor produksi terhadap perilaku model. Proses simulasi yang dilakukan dalam penelitian ini pada kenyataannya dilakukan secara iteratif sekaligus menguji apakah keluaran yang dihasilkan berupa grafik maupun angka-angka masih logis, misalnya tidak ada angka produksi atau inventory yang di bawah nol (negatif). Proses tersebut dilakukan secara berulang-ulang hingga tidak ditemukan lagi keganjilan dan terbentuk model yang sempurna.
Validasi model dalam penelitian ini yang dilakukan bersamaan dengan proses simulasi dilaksanakan terhadap submodel peningkatan keuntungan industri
pembenihan, submodel peningkatan keuntungan industri budi daya dan submodel peningkatan keuntungan industri pascapanen. Ketiga submodel ini dirangkaikan menjadi satu kesatuan yang membentuk model penguatan struktur agroindustri kerapu budi daya yang digunakan dalam analisis kapasitas produksi dan pemerataan distribusi keuntungan. Validasi terhadap model penguatan struktur industri perikanan yang merupakan penggabungan dari submodel yang membentuknya dengan demikian akan mencerminkan tingkat validitas bagian- bagian yang membentuknya. Dalam proses validasi ini terlihat bahwa keluaran yang ditunjukkan dalam proses simulasi menunjukkan perilaku yang sesuai dengan tujuan dari model.
5.3.3 Analisis sensitivitas
Analisa sensitivitas dilakukan untuk menentukan peubah keputusan mana yang cukup penting ditelaah lebih lanjut pada aplikasi model. Peubah keputusan yang ditelaah tingkat kepentingannya diutamakan pada peubah-peubah yang bersifat teknis seperti tingkat mortalitas benih atau ikan yang dipelihara, tingkat fekunditas induk, dan persentase jumlah induk memijah terhadap tingkat keuntungan industri pembenihan. Analisis sensitivitas pada industri budi daya menggunakan peubah tingkat mortalitas, padat penebaran dan lama budi daya terhadap tingkat keuntungan yang diperoleh. Berdasarkan analisis ini maka faktor-faktor yang kurang penting dapat dihilangkan sehingga pemusatan studi dapat lebih ditekankan pada peubah keputusan kunci serta menaikkan efisiensi dari proses pengambilan keputusan.
Analisis sensitivitas terhadap peubah-peubah pada model pembenihan dilakukan dengan menggunakan program powersim studio. Hasil analisis menunjukkan bahwa semua peubah teknis seperti tingkat mortalitas, padat penebaran dan persentase induk memijah sensitif terhadap tingkat keuntungan yang diperoleh. Untuk model pembesaran, peubah-peubah yang sensitif terhadap tingkat keuntungan yang diperoleh adalah tingkat mortalitas pembesaran, padat penebaran dan lama pembesaran. Sementara itu untuk model pascapanen, peubah yang sensitif terhadap tingkat keuntungan yang diperoleh adalah tingkat mortalitas, padat penebaran dan lama pascapanen.
5.3.4 Analisis stabilitas
Analisis stabilitas dilakukan untuk menguji sejauh mana model tersebut bersifat stabil. Perilaku tidak stabil dapat terjadi apabila parameter diberi nilai yang di luar batas tertentu sehingga mengakibatkan perilaku acak dan tidak mempunyai pola yang tidak realistik. Parameter-parameter yang diberi nilai di luar batas untuk analisa stabilitas antara lain adalah volume permintaan ikan kerapu atau tingkat harga yang turun hingga level terendah, atau kelangkaan pakan ikan dan lain-lain.
Analisis stabilitas dilakukan dengan menganti-ganti harga benih, berturut- turut sebesar Rp 6.000,-/ekor, menjadi Rp 8.000,- / ekor dan Rp 10.000,- per ekor telah merubah tingkat pendapatan pembenihan masing-masing Rp 13.015.000.000,-, Rp 19.776.000.000,- dan Rp 26.505.000.000,- per tahun. Perubahan harga benih tersebut berpengaruh juga terhadap pendapatan subsistem pembesaran dan subsistem pascapanen, namun dengan kisaran yang jauh lebih kecil dibanding pendapatan pembenihan. Hasil ini menunjukkan bahwa model yang dirancang menunjukkan stabilitas.