• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

B. Pengujian Prasyarat Analisis

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi masing-masing apakah data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitias dalam penelitian ini menggunakan SPSS versi 15 yaitu dengan rumus Kolmogorov-Smirnov Test.

Dari hasil perhitungan diketahui bahwa probabilitasnya adalah sebagai berikut : variabel praktek industri (X1) sebesar 1,000 ; jenis pekerjaan ayah (X2) sebesar 4,886 sedangkan jenis pekerjaan ibu sebesar 5,054 dan kondisi lingkungan (X3) sebesar 4,970 dan minat berwirausaha (Y) sebesar 1,042. Untuk menentukan apakah data berdistribusi normal atau tidak maka digunakan kriteria sebagai berikut : jika probilitas lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal sedangkan bila probilitas lebih kecil dari 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Berdasarkan perhitungan dapat dikatakan bahwa probilitas masing-masing variabel lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

2. Uji Linieritas

Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data masing-masing variabel bebas mempunyai hubungan linier atau tidak dengan variabel terikat. Hubungan ini per variabel yakni variabel praktek industri dengan minat berwirausaha, jenis pekerjaan orang tua dengan minat berwirausaha dan kondisi lingkungan tempat tinggal dengan minat berwirausaha.

Uji linieritas ini dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS versi 15 digunakan statistik uji F dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan n-k-1. Kriteria pengambilan kesimpulan linier terjadi apabila nilai F hitung kurang dari F tabel dan sebaliknya. Dari hasil pengujian dependen variabel praktek industri (X1) di dapat F hitung sebesar 0,987 pada derajat kebebasan / df (29,119) = karena F hitung (0,987) kurang dari F tabel (1,57) maka hubungan linier. Untuk hasil pengujian dependen variabel jenis pekerjaan ayah (X2) di dapat F hitung sebesar 3,236 pada derajat kebebasan /df (1,148) = karena F hitung (3,236) kurang dari F tabel (3,90) maka hubungan linier. Sedangkan variabel jenis pekerjaan ibu di dapat F hitung sebesar 3,135 pada derajat kebebasan /df (1,148) = karena F hitung (3,135) kurang dari F tabel (3,90) maka hubungan linier. Untuk hasil pengujian dependent variabel kondisi lingkungan (X3) di dapat F hitung sebesar 2,254 pada derajat kebebasan / df (1.148) = karena F hitung (2,254) kurang dari F tabel (3,90) maka hubungan linier.

Selanjutnya diadakan pengujian signifikansi berdasarkan analisis data hasil korelasi praktek industri dengan minat berwirausaha memiliki probabilitas 0,494 karena probabilitas (P) lebih besar dari 0,05 berarti kedua variabel ini berkorelasi secara signifikan. Analisis data hasil korelasi jenis pekerjaan ayah dengan minat berwirausaha memiliki probabilitas 0,074 karena probabilitas (P) lebih besar dari 0,05 berarti ke dua variabel ini berkorelasi secara signifikan. Sedangkan pada jenis pekerjaan ibu dengan minat berwirausaha memiliki probabilitas 0,079 karena probabilitas (P) lebih besar dari 0,05 berarti kedua variabel ini berkorelasi secara signifikan. Analisis data hasil korelasi kondisi lingkungan dengan minat berwirausaha memiliki probabilitas 0,135 karena probabilitas (P) lebih besar dari 0,05 berarti ke dua variabel ini berkorelasi secara signifikan.

3. Uji Multikolinieritas

Berdasarkan analisis collinearity statistics untuk variabel praktek industri (X1) di dapat besar tolerance 0,954. Hal ini berarti R2 (koefisiensi determinansi) adalah 1-0,954=0,046 yang berarti pula bahwa 4,6% variabel praktek industri bisa dijelaskan oleh prediktor (variabel bebas) yang lain, sedangkan VIF atau Variance Inflation Factor untuk variabel praktek industri diperoleh dengan persamaan sebagai berikut :

VIF = 1/TOLERANCE, maka VIF = 1/0,954 = maka = 1,048

Karena VIF kurang dari 5 dapat dikatakan bahwa variabel praktek industri tidak mempunyai persoalan dengan variabel bebas lainnya atau dengan kata lain tidak terjadi multikolinieritas.

Berdasarkan analisis collinearity statistics untuk variabel jenis pekerjaan ayah (X2) di dapat besar tolerance 0,663. Hal ini berarti R2 (koefisiensi determinansi) adalah 1-0,663=0,337 yang berarti pula bahwa 33,7% variabel jenis pekerjaan ayah bisa dijelaskan oleh prediktor (variabel bebas) yang lain, sedangkan VIF atau Variance Inflation Factor untuk variabel praktek industri diperoleh dengan persamaan sebagai berikut :

VIF = 1/TOLERANCE, maka VIF = 1/0,663 = maka = 1,508

Karena VIF kurang dari 5 dapat dikatakan bahwa variabel praktek industri tidak mempunyai persoalan dengan variabel bebas lainnya atau dengan kata lain tidak terjadi multikolinieritas. Sedangkan pada untuk variabel jenis pekerjaan ibu (X2) di dapat besar tolerance 0,663. Hal ini berarti R2

(koefisiensi determinansi) adalah 1-0,663=0,337 yang berarti pula bahwa 33,7% variabel praktek industri bisa dijelaskan oleh prediktor (variabel bebas) yang lain, sedangkan VIF atau Variance Inflation Factor untuk variabel praktek industri diperoleh dengan persamaan sebagai berikut :

VIF = 1/TOLERANCE, maka VIF = 1/0,663 = maka = 1,507

Karena VIF kurang dari 5 dapat dikatakan bahwa variabel praktek industri tidak mempunyai persoalan dengan variabel bebas lainnya atau dengan kata lain tidak terjadi multikolinieritas.

Berdasarkan analisis collinearity statistics untuk variabel kondisi lingkungan (X3) di dapat besar tolerance 0,964. Hal ini berarti R2 (koefisiensi determinansi) adalah 1-0,964=0,036 yang berarti pula bahwa 3,6% variabel praktek industri bisa dijelaskan oleh prediktor (variabel bebas) yang lain, sedangkan VIF atau Variance Inflation Factor untuk variabel praktek industri diperoleh dengan persamaan sebagai berikut :

VIF = 1/TOLERANCE, maka VIF = 1/0,964 = maka = 1,038

Karena VIF kurang dari 5 dapat dikatakan bahwa variabel praktek industri tidak mempunyai persoalan dengan variabel bebas lainnya atau dengan kata lain tidak terjadi multikolinieritas.

4. Uji Heteroskedastisitas

Dari hasil analisis pertama diperoleh koefisiensi korelasi r Spearman’s rho hitung sebesar 0,072 dengan probabilitas (P) sebesar 0,384, karena probabilitas (P) 0,384 lebih besar dari 0,05 berarti tidak terjadi heteroskedastisitas untuk variabel praktek industri (X1) atau dengan kata lain tidak ada hubungan yang sistematis antara variabel praktek industri dengan kesalahan pengganggunya. Dan hasil analisis kedua diperoleh koefisiensi

korelasi r Spearman’s rho hitung sebesar -0,021 dengan probabilitas (P) sebesar 0,794, karena probabilitas (P) 0,794 lebih besar dari 0,05 berarti tidak terjadi heteroskedastisitas untuk variabel jenis pekerjaan ayah (X2) atau dengan kata lain tidak ada hubungan yang sistematis antara variabel jenis pekerjaan ayah dengan kesalahan penganggunya.

Dari hasil analisis ketiga diperoleh koefisiensi korelasi r Spearman’s rho hitung sebesar -0,025 dengan probabilitas (P) sebesar 0,758, karena probabilitas (P) 0,758 lebih besar dari 0,05 berarti tidak terjadi heteroskedastisitas untuk variabel jenis pekerjaan ibu (X2) atau dengan kata lain tidak ada hubungan yang sistematis variabel jenis pekerjaan ibu dengan kesalahan pengganggunya. Dari hasil analisis keempat diperoleh koefisiensi korelasi r Spearman’s rho hitung sebesar 0,024 dengan probabilitas (P) sebesar 0,771, karena probabilitas (P) 0,771 lebih besar dari 0,05 berarti tidak terjadi heteroskedastisitas untuk variabel kondisi lingkungan (X3) atau dengan kata lain tidak ada hubungan yang sistematis variabel kondisi lingkungan dengan kesalahan pengganggunya.

C. Pengujian Hipotesis Penelitian

1. Pengaruh praktek industri terhadap minat berwirausaha

Untuk menguji hipotesis pertama yang menyatakan ada pengaruh antara praktek industri (X1) dengan minat berwirausaha (Y) diuji dengan menggunakan teknik analisis regresi sederhana dengan bantuan program SPSS versi. 16 seperti yang telah diuraikan pada metodologi penelitian.

Pengujian hipotesis dilakukan sebagai berikut:

Tabel V.1

Ringkasan Hasil Uji Pengaruh Praktek Industri dengan Minat Berwirausaha

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Regression 1072,947 1 1072,947 28,091 ,000(a)

Residual 5652,946 148 38,196

1

Total 6725,893 149

a Predictors: (Constant), Praktek Industri Siswa b Dependent Variable: Minat Berwirausaha

Coefficients(a)

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta Tolerance VIF B Std. Error

(Constant) 47,155 6,025 7,827 ,000

1

Praktek Industri Siswa ,383 ,072 ,399 5,300 ,000 1,000 1,000

a Dependent Variable: Minat Berwirausaha

Diketahui persamaan regresi linier sederhana adalah Y= 0,383 X1 + 47,155. Dari hasil analisis data diperoleh nilai koefisiensi variabel praktek industri (X1) dengan minat berwirausaha (Y) sebesar 0,383 dan konstanta (k) sebesar 47,155. Koefiensi korelasi diperoleh r-hitung sebesar 0,399. Setelah nilai r-hitung diketahui selanjutnya dilakukan pengujian terhadap koefiensi korelasi untuk menguji apakah nilai r-hitung signifikan atau tidak signifikan. Untuk menguji hipotesis ini digunakan uji-t dengan taraf signifikansi 5% dari hasil perhitungan diperoleh t-hitung sebesar 5,300.

Kriteria pengujian :

Terima hipotesis apabila t-hitung lebih besar dari t-tabel pada dk = (n-2) dan taraf signifikansi 5% dan tolak pada keadaan lainnya. Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa t-hitung (t= 5,300) lebih besar dari nilai t-tabel (t=1,976) sehingga t hitung 5,300 > t tabel 1,976 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dari hasil uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan praktek industri terhadap minat siswa SMK berwirausaha ini berarti bahwa koefiensi yang diperoleh dapat digeneralisasikan pada populasi kelas III SMK YPKK 1 Sleman.

2. Pengaruh jenis pekerjaan orang tua terhadap minat berwirausaha

Untuk menguji hipotesis kedua yang menyatakan ada pengaruh antara jenis pekerjaan orang tua baik ayah dan ibu (X2) dengan minat berwirausaha (Y) diuji dengan menggunakan teknik analisis regresi sederhana dengan bantuan program SPSS versi 16 seperti yang telah diuraikan pada metodologi penelitian. Pengujian hipotesis dilakukan sebagai berikut:

Tabel V.2

Ringkasan Hasil Uji Pengaruh Jenis Pekerjaan (Ayah) dengan Minat Berwirausaha

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Regression 143,898 1 143,898 3,236 ,074(a)

Residual 6581,996 148 44,473

1

Total 6725,893 149

a Predictors: (Constant), Jenis Pekerjaan Ayah b Dependent Variable: Minat Berwirausaha

Coefficients(a)

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig.

Model B Std. Error Beta B Std. Error

(Constant) 76,184 1,643 46,361 ,000

1

Jenis Pekerjaan Ayah 2,011 1,118 ,146 1,799 ,074

a Dependent Variable: Minat Berwirausaha

Diketahui persamaan regresi linier sederhana adalah Y= 2,011 X2 + 76,184. Dari hasil analisis data diperoleh nilai koefisiensi variabel jenis pekerjaan ayah (X2) dengan minat berwirausaha (Y) sebesar 2,011 dan konstanta (k) sebesar 76,184. Koefiensi korelasi diperoleh r-hitung sebesar 0,146. Setelah nilai r-hitung diketahui selanjutnya dilakukan pengujian terhadap koefiensi korelasi untuk menguji apakah nilai r-hitung signifikan atau tidak signifikan. Untuk menguji hipotesis ini digunakan uji-t dengan taraf signifikansi 5% dari hasil perhitungan diperoleh t-hitung sebesar 1,799.

Kriteria pengujian :

Terima hipotesis apabila t-hitung lebih besar dari t-tabel pada dk = (n-2) dan taraf signifikansi 5% dan tolak pada keadaan lainnya. Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa t-hitung (t= 1,799) lebih kecil dari nilai t-tabel (t=1,976) sehingga t hitung 1,799 < t tabel 1,976 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dari hasil uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa ada tidak pengaruh positif dan signifikan praktek industri terhadap minat siswa SMK berwirausaha ini berarti bahwa koefiensi yang diperoleh tidak dapat digeneralisasikan pada populasi kelas III SMK YPKK 1 Sleman.

Tabel V.3

Ringkasan Hasil Uji Pengaruh Jenis Pekerjaan (Ibu) dengan Minat Berwirausaha

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Regression 139,523 1 139,523 3,135 ,079(a)

Residual 6586,370 148 44,503

1

Total 6725,893 149

a Predictors: (Constant), Jenis Pekerjaan Ibu b Dependent Variable: Minat Berwirausaha

Coefficients(a)

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

Model B Std. Error Beta B Std. Error

(Constant) 76,241 1,637 46,585 ,000

1

Jenis Pekerjaan Ibu 2,009 1,135 ,144 1,771 ,079

a Dependent Variable: Minat Berwirausaha

Sedangkan diketahui persamaan regresi linier sederhananya Y= 2,009 X2 + 76,241. Dari hasil analisis data diperoleh nilai koefisiensi variabel jenis pekerjaan ibu (X2) dengan minat berwirausaha (Y) sebesar 2,009 dan konstanta (k) sebesar 76,241. Koefisien korelasi diperoleh r-hitung sebesar 0,144. Setelah nilai r-hitung diketahui selanjutnya dilakukan pengujian terhadap koefisien korelasi untuk menguji apakah nilai r-hitung signifikan atau tidak signifikan. Untuk menguji hipotesis ini digunakan uji-t dengan taraf signifikansi 5% dari hasil perhitungan diperoleh t-hitung sebesar 1,771.

Kriteria pengujian :

Terima hipotesis apabila t-hitung lebih besar dari t-tabel pada dk = (n-2) dan taraf signifikansi 5% dan tolak pada keadaan lainnya. Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa t-hitung (t= 1,771) lebih kecil dari

nilai t-tabel (t=1,990) sehingga t hitung 1,771 < t tabel 1,990 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dari hasil uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa ada tidak pengaruh positif dan signifikan praktek industri terhadap minat siswa SMK berwirausaha ini berarti bahwa dari koefiensi yang diperoleh dapat diketahui bahwa jenis pekerjaan ibu tidak mempengaruhi minat berwirausaha siswa kelas III SMK YPKK 1 Sleman.

3. Pengaruh kondisi lingkungan terhadap minat berwirausaha

Untuk menguji hipotesis ketiga yang menyatakan ada pengaruh antara kondisi lingkungan (X3) dengan minat berwirausaha (Y) diuji dengan menggunakan teknik analisis regresi sederhana dengan bantuan program SPSS versi. 16 seperti yang telah diuraikan pada metodologi penelitian. Pengujian hipotesis dilakukan sebagai berikut:

Tabel V.4

Ringkasan Hasil Uji Pengaruh Kondisi Lingkungan dengan Minat Berwirausaha

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Regression 100,904 1 100,904 2,254 ,135(a)

Residual 6624,990 148 44,763

1

Total 6725,893 149

a Predictors: (Constant), Kondisi_lingkungan b Dependent Variable: Minat Berwirausaha

Coefficients(a)

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

Model B Std. Error Beta B Std. Error

(Constant) 76,215 1,917 39,764 ,000

1

Kondisi_lingkungan 1,696 1,129 ,122 1,501 ,135

Diketahui persamaan regresi linier sederhana adalah Y= 1,696 X3 + 76,215. Dari hasil analisis data diperoleh nilai koefisiensi variabel kondisi lingkungan (X3) dengan minat berwirausaha (Y) sebesar 1,696 dan konstanta (k) sebesar 76,215. Koefisien korelasi diperoleh r-hitung sebesar 0,122. Setelah nilai r-hitung diketahui selanjutnya dilakukan pengujian terhadap koefiensi korelasi untuk menguji apakah nilai r-hitung signifikan atau tidak signifikan. Untuk menguji hipotesis ini digunakan uji-t dengan taraf signifikansi 5% dari hasil perhitungan diperoleh t-hitung sebesar 1,501.

Kriteria pengujian :

Terima hipotesis apabila t-hitung lebih besar dari t-tabel pada dk = (n-2) dan taraf signifikansi 5% dan tolak pada keadaan lainnya. Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa t-hitung (t= 1,501) lebih kecil dari nilai t-tabel (t=1,976) sehingga t hitung 1,501 < t tabel 1,976 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dari hasil uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada pengaruh positif dan signifikan praktek industri terhadap minat siswa SMK berwirausaha ini berarti bahwa koefiensi yang diperoleh tidak dapat digeneralisasikan pada populasi kelas III SMK YPKK 1 Sleman.

4. Pengaruh praktek industri, jenis pekerjaan orang tua dan kondisi lingkungan terhadap minat berwirausaha.

Untuk menguji hipotesis keempat yang menyatakan ada pengaruh antara praktek industri (X1), jenis pekerjaan orang tua (X2) dan kondisi lingkungan

(X3) secara bersama-sama terhadap minat berwirausaha (Y) diuji dengan menggunakan teknik analisis regresi ganda tiga prediktor dengan bantuan program SPSS versi 16 seperti yang telah diuraikan pada metodologi penelitian. Pengujian hipotesis dilakukan sebagai berikut:

Tabel V.5

Ringkasan Hasil Uji Pengaruh Praktek Industri, Jenis Pekerjaan Orang Tua, dan Kondisi Lingkungan dengan Minat Berwirausaha

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Regression 1629,087 4 407,272 11,587 ,000(a)

Residual 5096,807 145 35,150

1

Total 6725,893 149

a Predictors: (Constant), Kondisi_lingkungan, Jenis Pekerjaan Ibu, Praktek Industri Siswa, Jenis Pekerjaan Ayah

b Dependent Variable: Minat Berwirausaha

Coefficients(a)

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

Model B Std. Error Beta B Std. Error

(Constant) 33,427 6,746 4,955 ,000

Praktek Industri Siswa ,442 ,071 ,462 6,236 ,000

Jenis Pekerjaan Ayah 1,312 1,221 ,095 1,075 ,284

Jenis Pekerjaan Ibu 2,073 1,238 ,149 1,675 ,096

1

Kondisi_lingkungan 2,540 1,019 ,183 2,491 ,014

a Dependent Variable: Minat Berwirausaha

Diketahui persamaan regresi linier ganda adalah Y= 0,442 X1 + 1,312 X2 + 2,073 X2 + 2,540 X3 + 33,427. Dari hasil perhitungan diperoleh harga koefisensi variabel praktek industri (X1) sebesar 0,442 ; koefiensi variabel jenis pekerjaan ayah (X2) sebesar 1,312 sedangkan jenis pekerjaan ibu sebesar 2,073 dan koefiensi variabel kondisi lingkungan (X3) sebesar 2,540 dan konstanta (k) sebesar 33,427. Dari hasil analisis data diperoleh Ry 123

sebesar 0,492. Setelah nilai Ry 123 diketahui selanjutnya dilakukan uji signifikansi untuk pengujian hipotesis ini digunakan uji-F dengan taraf signifikansi 5%.

Kriteria pengujian : terima hipotesis apabila F-hitung ≥ F-tabel dan tolak hipotesis pada keadaan lainnya.

Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui F-hitung (F=11,587) lebih besar dari F-tabel (F=2,600) sehingga F hitung 11,587 > F tabel 2,600 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan praktek industri, jenis pekerjaan orang tua dan kondisi lingkungan secara bersama-sama terhadap minat siswa berwirausaha kelas III SMK YPKK 1 Sleman, ini berarti bahwa koefiensi yang dipeoleh dapat digeneralisasikan pada populasi kelas III SMK YPKK 1 Sleman.

Dokumen terkait