• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh praktek industri, jenis pekerjaan orang tua dan kondisi lingkungan terhadap minat siswa SMK untuk berwirausaha : studi kasus siswa kelas XII SMK YPKK 1 Sleman - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh praktek industri, jenis pekerjaan orang tua dan kondisi lingkungan terhadap minat siswa SMK untuk berwirausaha : studi kasus siswa kelas XII SMK YPKK 1 Sleman - USD Repository"

Copied!
164
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PRAKTEK INDUSTRI, JENIS PEKERJAAN ORANG TUA DAN KONDISI LINGKUNGAN TERHADAP MINAT SISWA SMK

UNTUK BERWIRAUSAHA

Studi Kasus : Siswa Kelas XII SMK YPKK 1 Sleman

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh:

Ignatius Kurniawan Sipayung NIM: 051324022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

PENGARUH PRAKTEK INDUSTRI, JENIS PEKERJAAN ORANG TUA DAN KONDISI LINGKUNGAN TERHADAP MINAT SISWA SMK UNTUK

BERWIRAUSAHA

Studi Kasus : Siswa Kelas XII SMK YPKK 1 Sleman

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh:

Ignatius Kurniawan Sipayung NIM: 051324022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vi

MOTTO

”Kata kunci untuk memiliki rasa percaya diri adalah kemauan

anda sendiri untuk berubah dan memunculkan dorongan dari

dalam diri dengan mengutamakan berpikir daripada merasa. ”

”Jika anda tidak pernah memulainya, maka anda tidak pernah

akan sukses ”

”Pikirkan apa yang masih dapat anda lakukan ke depan dan

(8)

vii

Halaman Persembahan

Skripsi ini aku persembahkan untuk :

Tuhan Yesus Kristus

Bunda Maria Yang Melindungi

Bapak ku Bertus Sipayung dan Ibu ku Fransiska Hardjanti

(9)

viii ABSTRAK

PENGARUH PRAKTEK INDUSTRI, JENIS PEKERJAAN ORANG TUA DAN KONDISI LINGKUNGAN TERHADAP MINAT SISWA SMK UNTUK

BERWIRAUSAHA

Studi Kasus : Siswa Kelas XII SMK YPKK 1 Sleman

Ignatius Kurniawan Sipayung Universitas Sanata Dharma

2010

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh praktek industri, jenis pekerjaan orang tua dan kondisi lingkungan terhadap minat siswa SMK untuk berwirausaha.

Penelitian ini dilaksanakan di SMK YPKK 1 Sleman pada bulan Agustus 2009. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan dokumentasi. Sampel sebanyak 150 siswa dari keseluruhan kelas XII didapatkan dengan teknik purposive sampling. Data dianalisis menggunakan persamaan regresi sederhana dan persamaan regresi ganda.

(10)

ix ABSTRACT

THE INFLUENCE OF INDUSTRIAL PRACTICE, PARENT’S OCCUPATIONS, AND ENVIRONMENTAL CONDITIONS OF INTEREST FOR ENTREPRENEURSHIP VOCATIONAL STUDENTS.

A Case Study : on The 12th Class SMK YPKK 1 Sleman

Ignatius Kurniawan Sipayung Sanata Dharma University

Yogyakarta 2010

The purpose of this study was to determine the influence of industry practices, parents' occupations and environmental conditions of interest for entrepreneurship vocational students.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Kasih atas segala limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Praktek Industri, Jenis Pekerjaan Orang Tua dan Kondisi Lingkungan Terhadap Minat Siswa SMK untuk Berwirausaha”. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi.

Penulisan Skripsi ini terwujud berkat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak yang telah berkenan membimbing, membantu, dan memotivasi penulis. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu melimpahkan berkat-Nya sehingga skrpsi ini dapat terselesaikan dengan lancar.

2. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing I, yang dengan penuh pengertian dan ketulusan hati memberikan bimbingan, kritik, saran serta motivasi dalam penulisan skripsi ini.

(12)

xi

5. Bapak Drs. P.A. Rubiyanto selaku dosen penguji terima kasih atas segala dukungan dan saran yang diberikan kepada penulis

6. Bapak Joko Wicoyo., M.Si., terima kasih atas bimbingan abstrak dari bapak 7. Sekretariat Prodi pendidikan Ekonomi (terutama Mbak Titin) yang telah

banyak membantu dan memberikan informasi kepada penulis

8. Bapak Drs Djoko Purwanto, selaku Kepala Sekolah SMK YPKK 1 Sleman yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis sehingga dapat memperoleh data sesuai topik yang diteliti.

9. Ibu Dra. Sri Puji Astuti selaku guru pengampu kewirausahaan SMK YPKK 1 Sleman yang telah meluangkan waktu bagi penulis ditengah kesibukan mengajar.

10.Seluruh siswa kelas XII SMK YPKK 1 Sleman yang telah membantu penelitian.

11.Kedua orang tuaku tercinta (Bapak_ku Bertus Sipayung dan Ibuku Fransiska Hardjanti). Tiada kata dan tindakan yang mampu membalas semua kasih sayang, doa, perhatian, material dan setiap ”tetes peluh” yang kalian keluarkan untuk anakmu ini.

12.Adikku Yohanes Romando Sipayung, terima kasih atas dukungan dan pengertiannya.

(13)

xii

terimakasih atas doa nya selalu buat segala bantuan dan semangat yang kalian berikan selama ini.

14.Kurnia Martika Sari, Lelly Sestyaningrum, terimakasih atas bantuan kalian selama ini yang telah banyak membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini sampai selesai.

15.Christina Ida Fatriani, terima kasih atas dorongan dan doanya selalu menyertai penulis dalam suka dan duka.

16.Sahabat-sahabatku: Anton, jojo, rinto (ayo segera menyusul nih..), dan hendri, terima kasih atas dukungan, semangat, canda tawa yang selalu menghiburku dikala mengalami kepenatan dalam menyusun skripsi ini dan atas sumbang saran dan bantuannya sehingga aku dapat menyelesaikan skripsi ini.

17.Teman-teman seperjuanganku angkatan 2005 (ari, rinto, jojo, darwis, anton, mery, yosephin, rinda, ita, kiki, lelly, nia, lia, ika, andri, dwi, tina, dll atas bantuan, dukungan kerjasama serta semangat yang telah diberikan dalam proses penyempurnaan skripsi ini dan atas semua kenangan dan canda tawa selama kita kuliah bersama di kampus kita tercinta.

(14)

xiii

Penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini menjadi lebih baik. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, 01 Februari 2010 Penulis,

(15)

xiv DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... v

MOTO ... ... vi

HALAMAN PERSEMBAHANN... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI... xiv

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 9

A. Hakikat dan Dasar Kewirausahaan ... 9

(16)

xv

2. Ciri-ciri dan Watak Wirausaha... 10

B. Pendidikan Sistem Ganda ... 15

1. Pengertian Sistem Ganda………. 15

2. Tujuan Pendidikan Sistem Ganda ... 16

3. Praktek Industri ... 17

4. Manfaat Praktek Industri... 17

C. Jenis Pekerjaan Orang Tua... 19

D. Kondisi Lingkungan... 20

E. Minat Berwirausaha ... 25

1. Pengertian Minat ... 25

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat... 27

3. Macam-Macam Minat... 28

4. Wirausaha... 29

F. Kerangka Berpikir... 29

1. Pengaruh Praktek Industri Terhadap Minat Berwirausaha ... 29

2. Pengaruh Jenis Pekerjaan Orang Tua Terhadap Minat Berwirausaha ... 30

3. Pengaruh Kondisi Lingkungan Terhadap Minat Berwirausaha ... 31

(17)

xvi

G. Rumusan Hipotesis ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

A. Jenis Penelitian... 35

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 35

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 36

1. Populasi Penelitian... 36

2. Sampel Penelitian ... 36

D. Variabel Penelitian ... 37

E. Teknik Pengukuran ... 39

F. Metode Pengumpulan Data ... 43

G. Teknik Analisis Data... 44

1. PengujiAn Instrumen Penelitian ... 44

2. Uji Prasyarat Analisis... 49

3. Pengujian Hipotesis Penelitian... 53

BAB IV GAMBARAN UMUM... 60

A. Sejarah SMK YPKK 1 Sleman ... 60

B. Visi dan Misi SMK YPKK 1 Sleman ... 62

C. Organisasi Sekolah SMK YPKK 1 Sleman ... 62

D. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah SMK YPKK 1 Sleman ... 63

E. Fasilitas Pendidikan dan Latihan ... 65

(18)

xvii

G. Siswa SMK YPKK 1 Sleman... 66

H. Guru dan Karyawan SMK YPKK 1 Sleman... 67

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN... 70

A. Deskripsi data... 70

B. Pengujian Prasyarat Analisis ... 74

C. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 79

D. Pembahasan... 87

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN ... 95

A. Kesimpulan... 95

B. Keterbatasan Penelitian ... 96

C. Saran... 96 DAFTAR PUSTAKA

(19)

xviii

DAFTAR GAMBAR

(20)

xix

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Karakteristik dan Watak Kewirausahaan ... 10

Tabel III.2 Praktek Industri ... 40

Tabel III.3 Minat Berwirausaha ... 42

Tabel III.4 Hasil Pengujian Validitas Praktek Industri ... 46

Tabel III.5 Hasil Pengujian Validitas Minat Berwirausaha ... 47

Tabel III.6 Hasil Pengujian Realibilitas ... 49

Tabel IV.1 Ruangan SMK YPKK 1 Sleman... 64

Tabel IV.2 Fasilitas Belajar SMK YPKK 1 Sleman ... 65

Tabel IV.3 Siswa SMK YPKK 1 Sleman ... 66

Tabel IV.4 Guru dan Karyawan SMK YPKK 1 Sleman ... 67

Tabel V.1 Penilaian Praktek Industri ... 70

Tabel V.2 Penilaian Jenis Pekerjaan Orang Tua... 71

Tabel V.3 Penilaian Kondisi Lingkungan Tempat Tinggal ... 72

Tabel V.4 Penilaian Minat Berwirausaha ... 72

Tabel V.5 Ringkasan Hasil Uji Pengaruh Praktek Industri dengan Minat Berwirausaha... 79

(21)

xx

Tabel V.7 Ringkasan Hasil Uji Pengaruh Jenis Pekerjaan Orang Tua (Ibu)

dengan Minat Berwirausaha ... 82 Tabel V.8 Ringkasan Hasil Uji Pengaruh Kondisi Lingkungan

dengan Minat Berwirausaha ... 83 Tabel V.9 Ringkasan Hasil Uji Pengaruh Praktek Industri

Jenis Pekerjaan Orang Tua dan Kondisi Lingkungan dengan

(22)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada mulanya dunia pekerjaan menggunakan tenaga kerja manusia

pada berbagai jenis dan tingkat pekerjaan. Namun, seiring dengan

perkembangan teknologi menyebabkan banyak dunia kerja menggunakan

teknologi dalam berbagai bidang usaha, maka lapangan pekerjaan menjadi

semakin menyempit karena tenaga kerja telah digantikan dengan tenaga

mesin. Permasalahan yang muncul tidak hanya semakin sempitnya

lapangan pekerjaan, tetapi juga laju pertumbuhan jumlah penduduk

menyebabkan munculnya pengangguran. Salah satu upaya yang dapat

dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah para angkatan kerja

dapat menciptakan suatu lapangan pekerjaan serdiri.

Dalam menjalankan suatu usaha membutuhkan manusia yang

berkemampuan profesional di bidang masing-masing dalam berbagai

aspek kehidupan. Untuk menjadi manusia yang berkemampuan

profesional perlu belajar. Oleh karena itu, pendidikan sangat penting untuk

membentuk sumber daya yang berkualitas, berdaya saing dan profesional.

Seperti mana yang telah ditetapkan dalam undang-undang Garis-Garis

Besar Haluan Negara (GBHN) 1993-1998 tujuan pendidikan nasional

adalah membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

(23)

cerdas, kreatif, terampil, berdisplin, beretos kerja, profesional,

bertanggung jawab dan produktif serta sehat dan jasmani (Palupi, 2008:5)

Untuk itu peran dukungan sekolah agar terciptanya tujuan

pendidikan nasional Indonesia yang diharapkan. Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) sebagai salah satu pendidikan kejuruan yang diharapkan

menghasilkan sumber daya manusia produktif, memiliki ketrampilan dan

kemampuan dan siap kerja namun juga dapat menciptakan lapangan kerja.

Hal ini seiring dengan dari tujuan umum dan tujuan khusus pendidikan

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang sebagaimana telah ditegaskan

dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 pada pasal 15 UU

SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional). Tujuan umum pendidikan

menengah kejuruan yakni : (1) meningkatkan keimanan dan ketakwaan

peserta didik kepada Tuhan Yang Maha Esa, (2) mengembangkan potensi

peserta didik agar menjadi warga negara yang berahlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab , (3)

mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan

kebangsaan, memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa

indonesia, (4) mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki

kepedulian terhadap lingkungan hidup, dengan secara aktif turut

memelihara dan melestarikan lingkungan hidup serta memanfaatkan

sumber daya alam dengan efektif dan efisien. Sedangkan tujuan khusus

pendidikan menengah kejuruan yakni: (1) menyiapkan peserta didik agar

(24)

pekerjaan yang ada di pelayanan kesehatan gigi dan mulut dan dunia usaha

lainnya sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi

dalam program keahlian yang dipilihnya. (2) menyiapkan peserta didik

agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam berkompetensi,

beradaptasi di lingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesional

dalam bidang keahlianyang diminatinya, (3) membekali peserta didik

dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, agar mampu

mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun

melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi, (4) membekali peserta didik

dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian

yang dipilih (Depdiknas, 2007). Dengan adanya tujuan umum dan tujuan

khusus pendidikan menengah kejuruan tersebut, maka akan mendukung

pelaksanaan dari Praktek Industri (PI). Dimana adanya praktek industri ini

akan memberikan pengalaman bagi siswa dalam terjun ke dunia usaha.

Pelaksanaan dari praktek industri itu sendiri merupakan salah satu upaya

mencapai tujuan penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda (PSG).

Pendidikan Sistem Ganda (PSG) adalah suatu bentuk

penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara

sistematik dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dan program

pengusahaan yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia

kerja untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional. Dengan melalui

pendidikan sistem ganda diharapkan dapat menciptakan tenaga kerja yang

(25)

diharapkan dapat menerapkan ilmu yang didapat dan sekaligus

mempelajari dunia industri. Pelaksanaan praktek industri ini secara tidak

langsung akan memberikan pengalaman dan pengetahuan dalam bekerja.

Pengalaman yang diperoleh pada saat melaksanakan praktek industri

secara tidak langsung dapat mempercepat transisi siswa dari sekolah ke

dunia industri, selain mempelajari cara mendapatkan pekerjaan juga, siswa

dapat belajar bagaimana memiliki pekerjaaan yang relevan dengan bakat

dan minatnya. Pengalaman dalam hal ini adalah pengalaman yang didapat

setelah melaksanakan praktek industri sehingga pengalaman kerja inilah

yang akan menentukan minat siswa untuk berwirausaha karena didalam

industri siswa diajarkan untuk bekerja dengan kemampuan sendiri

sehingga mereka akan mandiri.

Minat berwirausaha yaitu kesediaan untuk bekerja keras dan tekun

untuk mencapai kemajuan usahanya, kesediaan untuk menanggung

macam-macam resiko berkaitan dengan tindakan berusaha yang

dilakukannya, bersedia menempuh jalur dan cara baru, kesediaan untuk

hidup hemat, kesediaan belajar dari kegagalan yang dialami. Dari

pengalaman dari pelaksanan praktek industri maka akan muncul

ketertarikan untuk berwirausaha dan menjadikan seorang wirausahawan

yang tangguh. Wirausahawan adalah orang yang berjiwa berani dalam

mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan.

Dengan adanya ketertarikan untuk berwirausaha maka akan dapat

(26)

kerja semakin sulit didapat sehingga menyebabkan banyak pengangguran

di Indonesia. Jumlah pengangguran di Indonesia per Agustus tahun 2008

mencapai 9,39 juta jiwa atau 8,39 persen dari angkatan kerja. Walaupun

angka pengangguran tersebut mengalami penurunan, dimana pada bulan

Februari tahun 2008 sebesar 9,43 juta jiwa (Tempo, 5 Januari 2009).

Melihat jumlah pengangguran yang cukup banyak diperlukan

wirausahawan agar dapat menciptakan lapangan kerja sehingga dapat

mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia. Hingga saat ini

wirausahawan yang dimiliki Indonesia sangat sedikit, dimana dari 220 juta

lebih penduduk Indonesia hanya memiliki sekitar 0,018 persen

wirausahawan dari jumlah penduduknya (Rudyanto, 2007). Selain itu

lulusan dari SMK yang berwirausaha sangat sedikit, salah satu nya di

SMK YPKK 1 Sleman yang mana lulusannya yang berwirausaha sekitar

1,63% dan dimana sisanya bekerja dan belum bekerja (Dok.SMK YPKK,

2008). Untuk itu suatu tantangan ke depan bagi Indonesia agar dapat

melahirkan lebih banyak wirausahawan muda Sehingga agar dapat

menciptakan lapangan kerja dan dapat mengurangi jumlah pengangguran

di Indonesia.

Jenis pekerjaan orang tua merupakan salah satu faktor juga yang

mempunyai peranan terhadap minat berwirausaha pada anak. Dengan jenis

pekerjaan orang tua yang berbeda-beda maka akan berbeda pula

pengaruhnya terhadap minat berwirausaha pada anak. Dalam hal ini jenis

(27)

tua yang berwirausaha dan jenis pekerjaan orang tua yang bukan

berwirausaha. Oleh karena itu minat berwirausaha juga berpengaruh pada

jenis pekerjaan orang tua. Selain dari jenis pekerjaan orang tua yang

mempengaruhi minat berwirausaha, peran dari kondisi lingkungan juga

ikut membantu anak. Dimana dengan adanya dukungan dari lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat akan membantu

minat anak untuk berwirausaha. Dimana pada lingkungan keluarga

merupakan lingkungan pertama yang mempengaruhi minat, bakat dan

potensi anak agar dapat berkembang dan tumbuh secara optimal. Pada

lingkungan sekolah merupakan lingkungan kedua yang mempengaruhi

setelah lingkungan keluarga, yang mana membantu siswa untuk dapat

mengembangkan potensi dan mendorong siswa untuk berwirausaha dan

lingkungan yang ketiga yakni lingkungan masyarakat setelah lingkungan

keluarga dan lingkungan sekolah yang juga mempengaruhi perkembangan

minat berwirausaha. Dukungan dari lingkungan itu semua akan membuat

kepercayaan semakin kuat untuk menjadi wirausahawan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mengambil

(28)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan beberapa

masalah yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pengaruh praktek industri terhadap minat siswa untuk

berwirausaha ?

2. Bagaimanakah pengaruh jenis pekerjaan orang tua terhadap minat

siswa untuk berwirausaha ?

3. Bagaimanakah pengaruh kondisi lingkungan terhadap minat siswa

untuk berwirausaha.

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas, peneliti mempunyai tujuan yang

akan dicapai dalam penelitian, yaitu sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh praktek industri terhadap minat siswa

untuk berwirausaha

2. Untuk mengetahui pengaruh jenis pekerjaan orang tua terhadap minat

siswa untuk berwirausaha

3. Untuk mengetahui pengaruh kondisi lingkungan terhadap minat siswa

(29)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian bagi peneliti sangat bermanfaat yaitu dapat

mengetahui minat siswa berwirausaha tersebut dipengaruhi oleh apa

saja.

2. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi kepada guru dalam

mengetahui minat para siswanya sehingga guru dapat mengambil sikap

dalam mengarahkan peserta didiknya.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat menjadi data dan informasi bagi sekolah

dalam rangka memahami minat berwiraswasta bagi para peserta

didiknya sehingga pihak sekolah dapat mengambil sikap lebih tepat

(30)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakikat dan dasar kewirausahaan

1. Pengertian kewirausahaan

Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu

aktif dan kreatif berdaya, bercipta, berkarsa dan bersahaja dalam

rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya. Beberapa

definisi pengertian kewirausahaan menurut beberapa pendapat ahli

antara lain: menurut Zimmerer (Suryana, 2008:14) kewirausahaan

adalah penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah

dan upaya memanfaatkan peluang yang dihadapi setiap hari (applying

creativity and innovation to solve the problems and to exploit

opportunities that people face everday). Menurut Peter F.Drucker

(Suryana, 2008:13) kewirausahaan sebagai kemampuan untuk

menciptakan sesuatu yang berbeda dan baru. Sedangkan Menurut Peter

Hisrich (Suryana, 2008:13) kewirausahaan adalah proses penciptaan

sesuatu yang berbeda untuk menghasilkan nilai dengan mencurahkan

waktu dan usaha, diikuti penggunaan uang, fisik, resiko dan kemudian

menghasilkan balas jasa berupa uang serta kepuasan dan kebebasan

pribadi. Dapat disimpulkan dari pengertian kewirausahaan bahwa

kemampuan dalam menciptakan sesuatu dengan kreativitas dan inovasi

(31)

2. Ciri-ciri dan watak wirausaha

Seorang wirausaha harus memiliki kemampuan untuk hidup

mandiri dalam menjalankan usahnya atau bisnisnya. Dimana dia bebas

untuk merancang, mengelola dan mengendalikan usahanya. Menurut

Meredith (Suryana, 2008:24) seorang wirausaha memiliki ciri-ciri dan

watak sebagai berikut:

Tabel II.1

Karakteristik dan Watak Kewirausahaan

CIRI-CIRI WATAK

• Percaya diri Memiliki kepercayaan diri yang kuat, ketidaktergantungan terhadap orang lain, dan individualistis.

• Berorientasi pada tugas dan hasil

Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, mempunyai dorongan kuat, energik, tekun dan tabah, tekad kerja keras, serta inisiatif.

• Berani mengambil

risiko dan menyukai tantangan

Mampu mengambil risiko yang wajar

• Kepemimpinan Berjiwa kepemimpinan, mudah

beradaptasi dengan orang lain, dan terbuka terhadap saran serta kritik.

• Keorisinilan Inovatif, kreatif, fleksibel.

• berorientasi pada masa depan

Memiliki visi dan perspektif terhadap masa depan

a. Percaya diri

Dengan kepercayaan diri maka akan memiliki nilai

kenyakinan, optimisme, individualitas dan ketidaktergantungan.

Seseorang yang memiliki kepercayaan diri cenderung memiliki

(32)

(Suryana, 2004:39). Orang yang percaya diri memiliki kemampuan

untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan sistematis, berencana,

efektif dan efisien. Keberanian yang tinggi dalam mengambil

resiko dan perhitungan matang yang diikuti dengan optimism harus

disesuaikan dengan kepercayaan diri. Optimisme dan keberanian

mengambil resiko dalam menghadapi suatu tantangan dipengaruhi

oleh kepercayaan diri. Kepercayaan diri ditentukan oleh

kemandirian dan kemampuan diri sendiri. Seseorang yang memiliki

kepercayaan diri yang tinggi relative lebih mampu menghadapi dan

menyelesaikan masalah sendiri tanpa bantuan orang lain.

b. Berorentasi pada Tugas dan Hasil

Seseorang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah

orang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi,

berorentasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras,

mempunyai dorongan kuat, energik, dan berinisiatif. Berinisiatif

artinya selalu ingin mencari dan memulai sesuatu. Untuk memulai

diperlukan adanya niat dan tekad yang kuat serta karsa yang besar.

Sekali sukses atau berprestasi, maka sukses berikutnya akan

menyusul, sehingga usahanya semakin maju dan berkembang.

Dalam kewirausahaan, peluang hanya diperoleh apabila terdapat

inisiatif. Perilaku inisiatif ini biasanya diperoleh melalui pelatihan

(33)

diperoleh dengan cara disiplin diri, berpikir kritis, tanggap dan

semangat berprestasi.

c. Keberanian Mengambil Resiko

Kemauan dan kemampuan untuk mengambil resiko

merupakan salah satu nilai utama dalam kewirausahaan. Wirausaha

yang tidak mau mengambil resiko akan sukar memulai atau

berinisiatif. Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai

usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan atau

kegagalan daripada usaha yang kurang menantang. Dengan

demikian, keberanian untuk menanggung resiko yang menjadi nilai

kewirausahaan adalah pengambilan resiko yang penuh dengan

perhitungan dan realistis. Kepuasaan yang besar diperoleh apabila

berhasil dalam melaksanakan tugas-tugasnya secara realitis. Situasi

resiko kecil dan resiko tinggi dihindari karena sumber kepuasan

tidak mungkin didapat pada masing-masing situasi tersebut.

Artinya, wirausaha menyukai tantangan yang sukar namun dapat

dicapai (Meredith, 1996:37). Jadi pengambil resiko lebih menyukai

tantangan dan peluang. Oleh sebab itu, pengambil resiko ditemukan

pada orang-orang yang inovatif da kreatif yang merupakan bagian

(34)

d. Kepemimpinan

Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat

kepemimpinan, kelaporan, dan keteladanan. Ia selalu ingin tampil

berbeda menjadi yang pertama dan lebih menonjol. Ia selalu

menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga

menjadi pelopor dalam proses produksi maupun pemasaran. Karena

itu, perbedaan bagi seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan

merupakan sumber pembarauan untuk menciptakan nilai. Dalam

karya dan karsanya, wirausaha selalu ingin tampil baru dan

berbeda. Karya dan karsa yang berbeda akan dipandang sebagai

sesuatu yang baru dan dijadikan peluang. Banyak hasil karya

wirausaha yang berbeda dan dipandang baru seperti computer,

mobil, minuman dan lain-lain.

e. Berorentasi ke Masa Depan

Orang yang berorentasi ke masa depan adalah orang yang

memiliki persepktif dan pandangan ke masa depan. Karena

memiliki pandangan yang jauh ke masa depan, maka ia selalu

berusaha untuk berkarsa dan berkarya. Kuncinya adalah

kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda

dengan yang sudah ada saat ini. Meskipun terdapat resiko yang

mungkin terjadi, ia tetap tabah untuk mencari peluang dan

(35)

depan membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan karya

yang sudah ada saat ini. Oleh sebab itu, ia selalu

mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang.

f. Keorsinalan

Nilai inovatif, kreatif dan fleksibilitas merupakan

unsure-unsur keorsinalan seseorang. Wirausaha yang inovatif adalah orang

yang kreatif dan yakin dengan adanya cara-cara yang lebih baik

(Wirasasmita, 1994:7) dengan ciri-ciri : tidak pernah puas dengan

cara-cara yang dilakukan saat ini meskipun cara tersebut cukup

baik, selalu menuangkan imajinasi dalam pekerjaannya, selalu

ingin tampil beda atau memanfaatkan perbedaan. Hardvard’s

Theodore Levitt (suryana, 2004:42) mengemukakan definisi

inovasi dan kreativitas lebih mengarah pada konsep berpikir dan

bertindak yang baru. Kreativitas adalah kemampuan menciptakan

gagasan dan menemukan cara baru dalam melihat permasalahan

dan peluang yang ada. Sedangkan inovasi adalah kemampuan

mengaplikasikan solusi yang kreatif terhadap permasalahan dan

peluang yang ada untuk lebih memakmurkan kehidupan

masyarakat. Jadi kreativitas adalah kemampuan menciptakan

gagasan baru sedangkan inovasi adalah melakukan sesuatu yang

(36)

B. Pendidikan Sistem Ganda (PSG)

1. Pengertian Pendidikan Sistem Ganda (PSG)

Pendidikan sistem ganda adalah suatu bentuk penyelenggaraan

pendidikan keahlian professional, yang memadukan secara sistematik

dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dan program

pengusahaan yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia

kerja untuk mencapai suatu tingkat keahlian professional(http).

Pengertian pendidikan sistem ganda menurut (Depdikbud, 1994:10)

sebagai berikut :

Program pendidikan dan pelatihan dengan system ganda pada SMK

yang pada programnya dirancang dan dilaksanakan bersama SMK

dengan dunia usaha / instansi terkait

sedangkan menurut (Wardiman Djojonegoro, 1994:10) mengemukan

bahwa:

Pendidikan sistem ganda pada dasarnya adalah suatu penyelenggaraan

pendidikan yang mengintegrasikan secara tersistem kegiatan pendidikan

(teori) di sekolah dengan kegiatan pendidikan (praktik) di industri.

Dapat disimpulkan pengertian dari pendidikan sistem ganda

adalah suatu bentuk program pendidikan dan pelatihan bagi siswa yang

gunanya mempersiapkan terjun langsung ke dunia kerja dan dunia

usaha. Pendidikan sistem ganda itu sendiri dilaksanakan untuk

memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang professional di bidangnya

(37)

juga semakin menumbuhkan minat berwirausaha dengan adanya

dilaksanakan pendidikan sistem ganda ini yang berwujud praktek

industri.

2. Tujuan Pendidikan Sistem Ganda

Pendidikan sistem ganda (PSG) adalah wujud dari Praktik

Industri (PI) yang merupakan suatu sistem dari pendidikan kejuruan,

yang mana semua kegiatan PSG mengacu pada prinsip dasar

pendidikan kejuruan. Untuk itu semua komponen yang terlibat dalam

praktek industri harus saling mendukung dan bekerja sama baik dari

pihak sekolah maupun dunia industri agar pelaksanaan praktek industri

terlaksana. Menurut (Depdikbud, 1994:7) tujuan dari pelaksanaan

pendidikan sistem ganda (PSG) sebagai berikut :

a. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian professional

yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan atau

ketrampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan

kerja

b. Memperkokoh “link and match” (keterkaitan dan kesepadanan)

antara pihak sekolah dan pihak dunia industri

c. Meningkatkan efisiensi program pendidikan dan pelatihan

(38)

d. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja

sebagai bagian proses pendidikan

e. Memperoleh tenaga yang memiliki keahlian professional.

3. Praktek Industri (PI)

Pelaksanaan praktek industri merupakan salah satu upaya

mencapai tujuan penyelenggaraan pendidikan sistem ganda tersebut.

Praktek industri adalah praktek keahlian produktif yang dilaksanakan di

industri yang berbentuk penerapan ilmu-ilmu yang mana telah diberikan

di sekolah dengan mengerjakan pekerjaan produksi atau jasa (

pekerjaaan yang sesungguhnya ) di industri atau perusahaan. Dengan

pembekalan dari pelaksanaan praktek industri ini dapat mempraktekkan

keahliaan nya sesuai dengan jurusannya masing-masing serta

menambah keahlian baru yang diperoleh selama pelaksanaan praktek

industri di luar sekolah sehingga menjadi bekal kelak agar dapat terjun

langsung ke dunia kerja yang mana tujuan dari sekolah menengah

kejuruan ini dimana siswa-siswa setelah lulus dari Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) dapat langsung kerja atau dapat membuka usaha

sendiri untuk berwirausaha sendiri

4. Manfaat Praktek Industri

Manfaat yang diperoleh dari praktek industri menurut (Anwar,

(39)

a. Bagi siswa

-Hasil belajar akan lebih bermakna, karena setelah tamat akan

memiliki keahlian professional sebagai bekal mencari kerja dan

mengembangkan diri secara berkelanjutan

-Waktu yang diperlukan untuk mencapai keahlian professional lebih

singkat karena telah dilatih pada saat sekolah

-Keahlian professional yang diperoleh dapat mengangkat harga diri

dan kepercayaan diri peserta didik yang selanjutnya dapat

mendorong mereka untuk meningkatkan keahlian profesionalnya

pada tingkat yang lebih tinggi.

b. Bagi sekolah

-Terjaminnya pencapaian tujuan pendidikan untuk memberi

keahlian professional bagi peserta didik

- Tanggungan biaya pendidikan menjadi ringan

-Terdapat kesesuaian antara program pendidikan dengan kebutuhan

lapangan kerja

- Memberi keputusan bagi penyelenggara pendidikan

c. Bagi dunia usaha / dunia industri

-Dapat mengetahui secara tepat kualitas peserta didik yang belajar

(40)

-Pada batas-batas tertentu selama masa pendidikan peserta didik

tenaga kerja yang dapat member keuntungan

-Dapat memberi tugas kepada peserta didik untuk mencari ilmu

pengetahuan, teknologi dan seni yang relevan

-Memberi kepuasan bagi dunia usaha / dunia industri karena ikut

serta menentukan hari depan bangsa

C. Jenis Pekerjaan Orang Tua

Defini jenis menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah yang

mempunyai ciri (sifat, keturunan dan sebagainya) yang khusus, macam

sedangkan pekerjaan adalah barang apa yang dilakukan (diperbuat,

dikerjakan, dan sebagainya); tugas kewajiban; hasil bekerja; perbuatan

(Depdikbud, 1995:410;488). Orang tua secara umum dapat dikatakan

bahwa kelompok sosial terkecil yang terdiri ayah dan ibu atau salah satu

dari keduanya serta wali yang bertanggung jawab terhadap anak (Suhartin,

1984:6). Jadi dapat disimpulkan yang dimaksud dengan jenis pekerjaan

orang tua adalah suatu bentuk atau macam kegiatan yang dilakukan oleh

orang tua untuk memperoleh penghasilan. Jenis pekerjaan orang tua siswa

yang satu tentu berbeda dengan jenis pekerjaan orang tua siswa yang lain.

(41)

a. Pekerjaan pokok

Pekerjaan pokok adalah pekerjaan yang dimiliki oleh seseorang sebagai

sumber utama dari penghasilan yang digunakan untuk memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari. Sifat pekerjaan ini adalah tetap. Apabila

penghasilan dari pekerjaan pokok ini tidak atau belum mencukupi untuk

keperluan hidup, maka perlu diusahkan adanya penghasilan lain di luar

penghasilan pokok yang disebut sebagai pekerjaan dengan penghasilan

tambahan

b. Pekerjaan sampingan

Pekerjaan sampingan adalah pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan

oleh seseorang sebagai pekerjaan untuk memperoleh penghasilan

tambahan guna memenuhi kebutuhan hidup. Sifat pekerjaan sampingan

ini adalah melengkapi pekerjaan pokok. Pekerjaan ini sama seperti

halnya pekerjaan pokok yaitu tidaklah sama untuk masing-masing

orang.

Dalam penelitian ini jenis pekerjaan orang tua digolongkan menjadi dua

yaitu (1) pekerjaan yang berwirausaha dan (2) pekerjaan yang bukan

berwirausaha.

D. Kondisi Lingkungan

Setiap manusia yang hidup mau tidak mau harus selalu

(42)

aktivitas dan bersosialisasi maupun berinteraksi manusia selalu

berhubungan dengan lingkungan. Menurut Soedomo Hadi (2003:84)

pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar orang-orang

pergaulan dan yang mempengaruhi perkembangan anak seperti : iklim,

alam sekitar, situasi ekonomi, perumahan, makanan, pakaian, orang-orang

tetangga dan lain-lain. Sedangkan menurut Komarudin (1993:142)

lingkungan merupakan keseluruhan atau setiap aspek dari gejala sosial

kultur yang mengelilingi dan mempengaruhi individu.

Dapat diambil kesimpulan tentang pengertian lingkungan bahwa

suatu kawasan dimana di dalamnya tercakup keseluruhan aspek dari gejala

social kultur yang mengelilingi dan mempengaruhi individu. Kondisi

lingkungan turut berperan besar mempengaruhi perkembangan pada siswa

khususnya minat siswa untuk berwirausaha. Kondisi lingkungan tersebut

terdapat pada kondisi lingkungan sekitar individu pada siswa sehingga

mempengaruhi minat siswa untuk berwirausaha. Lingkungan sekitar

individu pada siswa tersebut antara lain :

a. Lingkungan Keluarga

Pengertian lingkungan secara umum diartikan sebagai kesatuan

ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup,

termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan

peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya

(43)

(kelompok), dimana anggota-anggotanya mengabdikan diri kepada

kepentingan dan tujuan kelompok tersebut ( Idris dkk, 1992:84). Jadi

lingkungan keluarga merupakan suatu kesatuan yang mempengaruhi

kelangsungan kehidupan anggota-anggotanya. Dimana keluarga

merupakan lingkungan pertama yang mempengaruhi minat anak. Di

dalam lingkungan keluarga, peran keluarga memiliki peranan besar

dalam mempersiapkan anak untuk mencapai masa depan yang baik bagi

untuk anak sendiri, keluarga dan masyarakat. Keluarga merupakan

peletak dasar bagi pola tingkah laku, karakter, intelegensi, bakat, minat

dan potensi anak yang dimiliki untuk dapat berkembang dan tumbuh

secara optimal. Peranan keluarga dalam mempersiapkan anak mereka

berwirausaha adalah dengan memberikan didikan yang mendukung

perkembangan mereka. Misal dengan menciptakan keluarga menjadi

perusahaan mini di rumah. Contohnya adalah membuka usaha loundry

di rumah .

Dengan membangun keluarga menjadi suatu perusahaan mini,

maka terciptalah situasi edukatif, dimana para anggota keluarga dapat

belajar memperoleh pengalaman serta bekal kepribadian yang kuat

untuk menghadapi tantangan hidup dimasa-masa selanjutnya. Di

samping itu dengan membangun perusahaan mini di rumah, maka

kehidupan keluarga menjadi produktif dam mampu mencapai prestasi

kemajuan hidup (Soemanto,2006:108). Selain itu faktor latar belakang

(44)

pekerjaan orang tua dapat menimbulkan keinginan dari anak untuk

bercita-cita akan menjadi apa nantinya karena orang tua adalah teladan

paling dekat dengan anak. Orang tua yang pegawai negeri akan

menimbulkan keinginan dari anak untuk mengikuti jejak orang taunya

menjadi seorang pegawai negeri sedangkan orang tuanya yang

pengusaha akan memotivasi anaknya menjadi seorang pengusaha.

Perlakuan orang tua dalam mendidik anak pasti berbeda-beda antara

orang tua yang satu dengan orang tua lainnya. Dengan demikian,

keluarga merupakan faktor yang paling penting bagi tumbuh

kembangnya potensi yang dimiliki anak.

b. Lingkungan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara

sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan

dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan

potensinya baik yang menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual,

emosional maupun sosial (Yusuf, 2001:54). Jadi lingkungan sekolah

adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta kondisi yang ada

didalam lembaga pendidikan formal yang secara sistematis

melaksanakan program pendidikan dan membantu siswa dalam

mengembangkan potensinya.

Dalam hal ini peran sekolah sangat penting sebagai lembaga

(45)

dalam mendorong siswa untuk mengembangkan minat khususnya minat

berwirausaha. Sekolah merupakan lingkungan kedua setelah lingkungan

keluarga yang mempengaruhi minat berwirausaha. Peran sekolah dalam

menciptakan siswa untuk mengembangkan minat untuk berwirausaha

dengan memberi bekal jiwa kewirausahaan pada siswa. Jiwa

kewirausahaan adalah orang yang percaya diri, berinisiatif, memiliki

motif berprestasi, memiliki jiwa kepemimpinan dan berani mengambil

resiko dengan penuh perhitungan (Suryana, 2003:2). Dengan adanya

jiwa kewirausahaan pada siswa akan membantu siswa untuk minat

berwirausaha. Maka peran lingkungan di sekolah juga sama pentingnya

dengan peran di lingkungan keluarga dalam mengembangkan minat

siswa untuk berwirausaha

c. Lingkungan Masyarakat

Masyarakat merupakan suatu sistem yang meliputi unit biofisik

para individu yang bertempat tinggal pada suatu daerah geografis

tertentu selama periode waktu tertentu dari suatu generasi (F Znaniecki,

1950, p.145). Jadi lingkungan masyarakat merupakan lingkungan

tempat tinggal para individu pada suatu daerah geografis tertentu.

Dimana lingkungan tempat tinggal dapat mempengaruhi menumbuhkan

minat setiap individu yang mana berinteraksi dan bersosialisasi

langsung dengan masyarakat sekitarnya. Dimana lingkungan tempat

tinggal merupakan suatu kawasan individu yang di dalamnya mencakup

(46)

mengelilingi dan mempengaruhi individu Lingkungan tempat tinggal di

dalam masyarakatnya yang memiliki pekerjaan memiliki usaha sendiri

sehingga sengaja ataupun tidak sengaja dapat mempengaruhi seseorang

untuk mengikuti jejak. Individu yang tinggal di lingkungan

masyarakatnya yang memiliki usaha akan mempengaruhi kehidupannya

untuk dapat meningkatkan taraf hidupnya supaya lebih baik dengan

membuka usaha sendiri atau berwirausaha.

Hal itu akan terjadi pada siswa yang memiliki minat untuk

berwirausaha karena pengaruh lingkungan tempat tinggal siswanya

yang mana lingkungan masyarakat sekitar memiliki usaha sehingga

memiliki minat untuk mengikuti jejak agar dapat meningkatkan taraf

hidup supaya menjadi lebih baik. Apabila di lingkungan masyarakat

yang di tempat tinggal siswa yang dijumpai berhasil menjadi seorang

wirausahawan yang sukses dalam menjalankan usahanya maka akan

semakin kuat untuk mengikuti jejak menjadi seorang wirausahawan

dalam menjalankan usaha sendiri.

E. Minat Berwirausaha

1. Pengertian minat

Minat seseorang tergantung pada besarnya ketertarikan pada suatu

obyek, aktivitas dan lain-lain. Dimana semakin besar ketertarikan pada

obyek, aktivitas tersebut maka semakin besar pula minat seseorang

(47)

ketertarikan maka aktivitas atau obyek itu pasti akan dijalankan dengan

sepenuh hati yang manakala akan menghasilkan suatu hasil yang

diinginkan sesuai dengan pilihannya.

Ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tentang

pengertian minat yaitu :

a. Minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek

untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu atau merasa

senang berkecimpungan dalam bidang itu. (W.S Winkel, 1989:30)

b. Minat merupakan keinginan yang datang dari hati nurani untuk ikut

serta dalam kegiatan belajar. Ini berarti makin besar minatnya,

makin besar semangat dan makin besar hasil kerjanya (Suprijanto,

2007:25)

c. Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau

keinginan yang besar terhadap sesuatu. (Muhibbin, 2003:151)

W.S Winkel memberikan urutan-urutan untuk mencapai minat

sebagai berikut :

Gambar II.1 Urutan Mencapai Minat

Minat

(48)

Maka dapat disimpulkan bahwa minat seseorang yang ada dalam

diri setiap individu yang didorong bermula dari rasa tertarik, menaruh

perhatian pada sesuatu, dimana berusaha untuk mengetahui,

melakukan pendekatan, melibatkan diri dan mengarahkan individu

pada suatu pilihan.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat

Faktor yang mempengaruhi minat menurut (Winkel, 1984:27)

dikelompokan menjadi dua golongan yakni: minat secara intrinsik dan

minat minat secara ekstrinsik.

a. Minat secara intrinsik

Minat secara intrinsik merupakan minat yang berdasarkan suatu

dorongan yang secara mutlak timbul dari dalam individu sendiri

tanpa pengaruh dari luar seperti sikap, persepsi, prestasi belajar,

bakat, jenis kelamin, intelegensi.

b. Minat secara ekstrinsik

Minat secara ekstrinsik merupakan minat yang berdasarkan suatu

dorongan atau pengaruh dari luar individu seperti latar belakang

(49)

3. Macam-macam minat

Macam-macam minat menurut (Nurwahid, 1995:20) terbagi

menjadi tiga macam yaitu diekspresikan (expresed interest), minat

yang diwujudkan (manifest interest), minat yang diinventariskan

(inventoried interst).

1. Minat yang diekspresikan (expreseed interest)

Dalam hal ini minat seseorang dapat diungkapkan dengan

mengekspresikan sesuatu yang merasa menarik tetapi hanya

dengan kata-kata. Misalnya ia tertarik mengoleksi perangko

2. Minat yang diwujudkan (manifest interest)

Dalam hal ini minat seseorang dapat mengekspresikan bukan

melalui kata-kata melainkan dengan tindakan atau perbuatan, ikut

serta berperan aktif dalam suatu aktivitas tertentu. Misalnya ikut

kegiatan di kampus.

3. Minat yang diinventariskan (inventoried interest)

Dalam hal ini minat seseorang dapat diukur dengan menjawab

sejumlah pertanyaan tertentu atau pilihan untuk kelompok aktivitas

(50)

4. Wirausaha

Wirausaha berasal dari kata “wira” dan “usaha”. Wira yang berarti

berani, utama, dan berdiri sendiri sedangkan usaha berarti kegiatan

yang memenuhi kebutuhan. Maka istilah wirausaha dalam arti luas

dimaksudkan keberanian dalam memenuhi kebutuhan serta

memecahkan permasalahan hidup dengan kekuatan yang ada pada diri

sendiri untuk dapat menciptakan usaha baru dan peluang berusaha

(Soemanto, 1992:42). Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa

minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan

individu melalui ide-ide yang dimiliki untuk bekerja keras atau

berkemauan keras untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya

tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi, dapat menerima

tantangan, percaya diri, kreatif dan inovatif serta mempunyai

kemampuan dan ketrampilan untuk memenuhi kebutuhan.

F. Kerangka Berpikir

1. Pengaruh Praktek Industri (PI) terhadap Minat Berwirausaha

Praktek industri merupakan pelaksanaan dari tujuan

penyelenggaraan pendidikan sistem ganda / PSG. Praktek industri

adalah praktek keahlian produktif yang dilaksanakan di industri yang

berbentuk penerapan ilmu-ilmu yang mana telah diberikan di sekolah

dengan mengerjakan pekerjaan produksi atau jasa di industri atau

(51)

dapat dipraktekan langsung di dunia kerja sehingga akan membantu

dalam memudahkan terjun langsung dunia kerja. Dengan adanya

praktek industri ini akan membantu mempersiapkan terjun langsung ke

dunia kerja sehingga dapat menciptakan tenaga kerja yang profesional

sesuai di bidangnya dan juga akan berpengaruh pada minat

berwirausaha.

Dalam pelaksanaan praktek industri akan memperoleh banyak

pengalaman, pengetahuan, dan ketrampilan yang di dapat oleh siswa

yang dimana merupakan modal dasar yang harus digunakan untuk

berwirausaha. Kreativitas dan inisiatif dalam praktek industri akan

melatih siswa dalam mengembangkan ide-idenya, semakin kreatif dan

berinisiatif dalam mengembangkan idenya dan semakin berminat untuk

berwirausaha. Dalam berwirausaha dituntut kreatif dan inisiatif yang

tinggi dalam menghadapi persaingan di dunia kerja dan dunia usaha

Selain mendapatkan pengalaman, pengetahun, dan ketrampilan siswa

akan mendapatkan pembiasan dalam menghadapi iklim dunia kerja dan

dunia usaha sehingga menumbuhkan kesiapan mental dan tumbuhnya

sikap profesional.

2. Pengaruh Jenis Pekerjaan Orang Tua terhadap Minat Berwirausaha

Jenis pekerjaan orang tua mempunyai pengaruh terhadap minat

(52)

orang tua akan memberikan gambaran kepada siswa untuk mengikuti

harapan orang tuanya. Dimana orang tua sangat berpengaruh dalam

menumbuhkan minat anak untuk berwirausaha. Jika pekerjaan orang

tua sebagai wirausaha yang menjalankan usahanya dengan baik tidak

tertutup kemungkinan siswa akan mengikuti jejak orang tuanya. Tetapi

jika pekerjaan orang tua bukan wirausaha tetap diharapkan dapat

menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada diri siswa dengan berbekal

ilmu dan pengalaman yang telah didapat di sekolah.

3. Pengaruh Kondisi Lingkungan terhadap Minat berwirausaha

Lingkungan secara umum diartikan sebagai kesatuan ruang dengan

semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup , termasuk manusia

dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan

kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Dimana

lingkungan dapat mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan salah

satunya minat berwirausaha. Lingkungan yang dapat mempengaruhi

minat berwirausaha pada siswa yaitu lingkungan keluarga, lingkungan

sekolah dan lingkungan masyarakat. Di lingkungan keluarga yang

merupakan faktor utama yang sangat mempengaruhi anak untuk

mendorong minat berwirausaha. Dimana di dalam keluarga ada orang

tua dan adik kakak siswa yang mana orang-orang tersebut memiliki

peranan besar dalam mempersiapkan anak untuk mencapai masa

depannya. Keluarga merupakan peletak dasar bagi pola tingkah laku,

(53)

dan berkembang secara optimal. Sehingga peranan keluarga sangat

penting dalam mendukung minat anaknya khususnya untuk

berwirausaha. Selain kondisi lingkungan pada keluarga, di lingkungan

sekolah dapat mempengaruhi minat siswa berwirausaha. Dimana

sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis

melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam

rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya baik

yang menyangkut aspek moral, spiritual , intelektual, emosional

maupun sosial. Sebagai lembaga pendidikan, sekolah dapat

mengembangkan potensi dan mendorong siswa untuk mengembangkan

minat khususnya minat berwirausaha.

Maka peranan sekolah sama pentingnya dengan lingkungan

keluarga untuk dapat mengembangkan minat untuk berwirausaha pada

siswa. Dan kondisi lingkungan terakhir yakni lingkungan masyarakat.

Dimana di lingkungan masyarakat siswa berintraksi dengan banyak

orang yang berbeda-beda sifatnya. Masyarakat merupakan lingkungan

ketiga setelah lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah yang mana

turut mempengaruhi perkembangan minat berwirausaha. Misalnya

siswa itu bertempat tinggal di lingkungan yang mayoritas berwirausaha

maka kemungkinan besar siswa yang berada di lingkungan tersebut

dapat mempengaruhi minat berwirausaha. Semakin bertambah besar

minat berwirausaha akan siswa apabila melihat usaha yang dijalankan

(54)

kesuksesan dalam menjalankan berwirausaha. Sehingga akan

memotivasi minat siswa untuk berwirausaha.

4. Pengaruh Praktek Industri, Jenis Pekerjaan Orang Tua dan Kondisi Lingkungan Terhadap Minat Berwirausaha

Dimana dalam pelaksanaan praktek industri siswa akan

memperoleh pengalaman, pengetahuan dan ketrampilan yang akan

berguna dalam berwirausaha. Orang tua sangat berpengaruh dalam

menumbuhkan siswa untuk berwirausaha, dimana jika pekerjaan orang

tuanya sebagai wirausaha dimana dalam menjalankan usahanya dengan

baik maka tidak kemungkinan siswa akan mengikuti jejak orang tua nya

untuk berwirausaha dan sebaliknya jika pekerjaan orang tuanya bukan

sebagai wirausaha Tetapi jika pekerjaan orang tua bukan wirausaha

tetap diharapkan dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada diri

siswa dengan berbekal ilmu dan pengalaman yang telah didapat di

sekolah. Selain praktek industri dan jenis pekerjaan orang tua yang

dapat mempengaruhi minat siswa berwirausaha, faktor kondisi

lingkungan juga mempengaruhi minat berwirausaha. Dimana

lingkungan dapat mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan salah

satunya minat berwirausaha. Dan lingkungan yang dapat mempengaruhi

minat berwirausaha pada siswa yaitu lingkungan keluarga, lingkungan

(55)

Jadi ada pengaruh adanya antara praktek industri, jenis

pekerjaan orang tua dan kondisi lingkungan terhadap minat siswa untuk

berwirausaha.

G. Rumusan Hipotesis

1. Ada pengaruh dari praktek industri terhadap minat siswa berwirausaha.

2. Ada pengaruh dari jenis pekerjaan orang tua terhadap minat siswa

berwirausaha.

3. Ada pengaruh dari kondisi lingkungan terhadap minat siswa

berwirausaha.

4. Ada pengaruh dari praktek industri, jenis pekerjaan orang tua dan

kondisi lingkungan secara bersama-sama terhadap minat siswa

(56)

35 BAB III

METODE PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah termasuk jenis studi

kasus di sekolah SMK YPKK 1, Sleman. Studi kasus merupakan

penelitian terhadap obyek tertentu, sehingga kesimpulan yang diambil

berdasarkan penelitian tersebut hanya berlaku bagi obyek yang diteliti

saja.

B.Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK YPKK 1 Sleman. Peneliti

melakukan penelitian di SMK YPKK 1 Sleman tersebut dikarenakan

untuk mengetahui lebih jauh tentang pengaruh pelaksanaan dari praktek

industri terhadap minat siswa untuk berwirausaha, berbagai ragam latar

belakang status sosial ekonomi yang berbeda dari jenis pekerjaan orang

tua baik yang berwirausaha hingga yang tidak berwirausaha dan juga

lingkungan sekitar masyarakat tempat tinggal siswa yang berada di

lingkungan berwirausaha yang akan mendukung minat siswa untuk

(57)

C.Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas XII SMK YPKK 1 Sleman sebanyak 180. Dengan alasan siswa

kelas XII yang telah melaksanakan kegiatan praktek industri.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi. Dalam penelitian ini, sampel ini ditentukan dengan

teknik Purposive Sampling yang bertujuan yaitu teknik penentuan

sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun ciri-ciri tersebut antara

lain siswa-siswa SMK YPKK 1 Sleman yang telah menempuh praktek

industri. Berdasarkan pertimbangan tersebut peneliti menggunakan

purposive sampling. Peneliti mengambil data sampel berjumlah 180

dari seluruh kelas XII dengan rincian sebagai berikut :

Tabel III.1

Rangkuman jumlah sampel peneletian

Kelas Jumlah

XII Ak 1 29

(58)

Kelas Jumlah

XII Ak 3 28

XII Ak 4 31

XII Ak 5 31

XII TI 29

Jumlah 180

D.Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah obyek penelitian yang bervariasi atau

apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 1991:102).

Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah:

1. Variabel bebas terdiri dari:

a. Praktek industri

Praktek industri merupakan pelaksanaan dari tujuan pendidikan

sistem ganda. Dimana tujuannya untuk mempersiapkan siswanya

agar siap untuk terjun langsung ke dunia kerja sekaligus bekal nanti

untuk berwirausaha.

b. Jenis pekerjaan orang tua

Jenis pekerjaan orang tua adalah suatu bentuk atau macam

(59)

penghasilan. Dimana dalam jenis pekerjaan dibedakan menjadi 2

(dua) kelompok yakni :

1) wirausaha

2) bukan wirausaha

c. Kondisi lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar

orang-orang pergaulan dan yang mempengaruhi perkembangan anak,

seperti: iklim, alam sekitar, situasi ekonomi, perumahan, makanan,

pakaian, orang-orang tetangga dan lain-lain (Soedomo

Hadi,2003:84). Kondisi lingkungan turut berperan besar

mempengaruhi perkembangan pada siswa khususnya minat siswa

untuk berwirausaha. Kondisi lingkungan tersebut terdapat pada

kondisi lingkungan sekitar individu pada siswa sehingga

mempengaruhi minat siswa untuk berwirausaha. Khususnya di

lingkungan tempat tinggal siswa. Dimana lingkungan masyarakat

sekitar tempat tinggal siswa yang mana lingkungannya

berwirausaha akan mempengaruhi minat siswa untuk mengikuti

untuk berwirausaha yang mana akan meningkatkan kesejahteraan

hidup. Apalagi kalau orang yang dilihat itu sukses menjadi seorang

wirausahawan, maka akan terpacu untuk mengikuti jejak menjadi

(60)

2. Variabel terikat terdiri dari : minat siswa berwirausaha

Minat berwirausaha yaitu kesediaan untuk bekerja keras dan tekun

untuk mencapai kemajuan usahanya, kesediaan untuk menanggung

macam-macam resiko berkaitan dengan tindakan berusaha yang

dilakukannya, bersedia menempuh jalur dan cara baru, kesediaan

untuk hidup hemat, kesediaan belajar dari kegagalan yang dialami.

E.Teknik pengukuran

Pengukuran ini dilakukan terhadap masing-masing variabel sebagai

berikut :

1. Variabel Praktek Industri

Pengukuran variabel praktek industri dalam penelitian ini pada 11

indikator yang meliputi : (1) kemampuan belajar pengalaman; (2)

kemampuan ketrampilan; (3) peluang menjadi sukses; (4) sarana

belajar berwirausaha; (5) dorongan berprestasi; (6) kemampuan

melatih kemandirian; (7) menciptakan kesejahteraan hidup; (8)

menciptakan komitmen untuk berwirausaha; (9) kemampuan

menciptakan lapangan kerja; (10) kemampuan mengembangkan diri;

(11) kemapuan mengatur waktu dan mengembangkan diri. Adapun

penjabaran dari indikator untuk variabel praktek industri (PI) adalah

(61)

Tabel III.2 Praktek Industri

Masing-masing pertanyaan selanjutnya dinyatakan dalam 5 skala pendapat

sebagai berikut :

No. Indikator Pertanyaan Positif Pertanyaan negatif 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

Kemampuan untuk belajar pengalaman

Kemampuan keterampilan Peluang menjadi sukses Sarana belajar berwirusaha Dorongan berprestasi Kemampuan melatih kemandirian

Menciptakan kesejahteraan hidup

Menciptakan komitmen untuk berwirausaha

Kemampuan menciptakan lapangan kerja

kemampuan mengembangkan diri

Kemampuan mengatur waktu dan membiasakan diri

1,2,6,10 4,17 5 7,8 9 11 12 13 14 15,16 18,19,20 3 Pernyataan positif Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju

5 4 3 2 1 Pernyataan negatif Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju

(62)

2. Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua

Dalam penelitian ini jenis pekerjaan orang tua dibedakan menjadi 2

(dua) yaitu :

a. Wirausaha

b. Bukan wirausaha

Skala pengukuran variabel ini adalah nominal. Skor =2 untuk

wirausaha dan skor =1 untuk bukan berwirausaha.

3. Variabel Kondisi Lingkungan

Dalam penelitian ini, untuk pengukuran variabel kondisi lingkungan

dilihat dari kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa.

Misalnya dalam satu RW ada berapa orang yang berwirausaha.

Batasan yang diambil yaitu dalam satu RW ada 20 orang wirausaha

sehingga dapat dikatakan siswa tersebut berada dalam lingkungan

wirausaha. Secara lebih rinci: apabila di lingkungan masyarakat

tempat tinggal siswa terdapat 10 atau lebih wirausaha maka dapat

dikatakan siswa tersebut berada di lingkungan wirausaha, tetapi

apabila di lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa terdapat

wirausaha kurang dari 10 maka dapat dikatakan siswa tersebut tidak

berada di lingkungan wirausaha. Dalam skala pengukuran untuk

(63)

= 1 untuk tidak berada di lingkungan wirausaha atau tidak terdapat

wirausaha di lingkungan tersebut.

4. Variabel Minat Berwirausaha

Pengukuran variabel minat berwirausaha dalam penelitian ini pada 8

indikator yang meliputi : (1) ketertarikan; (2) perasaan senang;

(3) keinginan/dorongan untuk terlibat dalam kegiatan berwirausaha;

(4) harapan untuk memperoleh manfaat; (5) pendirian;

(6) percaya diri sendiri; (7) perhatian.

Selanjutnya kisi-kisi pertanyaan dari indikator variabel minat

berwirausaha dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

Tabel III.3 Minat Berwirausaha No.

Indikator Pertanyaan

Positif No Pertanyaan Negative No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Ketertarikan Perasaan senang

Keinginan untuk terlibat dalam kegiatan berwirausaha

Harapan untuk memperoleh manfaat

Semangat untuk bersaing Pendirian

Keinginan bertanggung jawab Percaya diri sendiri

1,2 5,6,9 10,11 12 13,14 16,17 18,19,20 3,4 7,8 15

Masing-masing pertanyaan selanjutnya dinyatakan dalam 5 skala pendapat

(64)

F. Metode Pengumpulan Data

1. Metode Kuesioner

Metode kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan

pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk diisi sesuai

dengan keadaan responden yang sebenarnya. Melalui cara ini

dimaksudkan peneliti memperoleh data tentang praktek industri, jenis

pekerjaan orang tua dan kondisi lingkungan yang mempengaruhi

minat siswa untuk berwirausaha

2. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan

menggunakan catatan dan dokumen yang telah ada di sekolah. Dengan

cara ini dimaksudkan untuk memperoleh data tentang keadaan

sekolah. Misalnya jumlah siswa Pernyataan positif

Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju

5 4 3 2 1 Pernyataan negative Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju

(65)

G.Teknik Analisis Data

1. Pengujian Instrumen Penelitian

a. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang

valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen

yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto,

2002:144)

Untuk menguji tingkat validitas, skor masing-masing item suatu

dikorelasikan dengan skor variabel dengan menggunakan teknik

korelasi product moment dari pearson dengan rumus angka kasar

sebagai berikut (Arikunto, 2002:144):

rxy =

(

)( )

(

)

{

}

{

( )

}

− 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N Keterangan :

r

xy : Koefisiensi korelasi antara variabel X dan Y

N : Jumlah objek uji coba

X : Nilai dari X (skor tiap item)

(66)

∑X2 : jumlah kuadrat nilai X

∑Y2 : Jumlah kuadrat nilai Y

Selanjutnya harga

r

xy dikonsultasikan dengan

r

tabel product

moment dengan taraf signifikasi 5% dengan

r

tabel dikatakan valid

apabila harga

r

hitung> dari

r

tabel. Sedangkan jika r hitung lebih

kecil dari r tebal, maka item pertanyaan tersebut tidak digunakan.

Dalam penelitian diukur dengan menggunakan program Statistical

Product and Service Solution (SPSS) versi 16. Dalam validitas

dicari koefisiensi validitas dengan mengkorelasikan skor yang ada

dengan skor total.

Berdasarkan hasil pengujian validitas dari setiap item, berikut ini

hasil pengujian validitas.

a. Pengujian validitas variabel praktek industri

Pengujian validitas dilaksanakan dengan menggunakan

sistem komputer dengan program SPSS. Dengan taraf signifikansi

5%, apabila r hitung suatu item pertanyaan lebih besar dari pada r

tabel maka item kuesioner tersebut dianggap valid. Untuk

menetukan nilai r tabel dengan dk sama dengan jumlah kasus

dikurangi 2, dalam kasus ini dk 150 – 2 = 148 dengan taraf

(67)

rangkuman dari hasil pengujian validitas praktek industri adalah

sebagai berikut :

Tabel III.1

Hasil Pengujian Validitas Praktek Industri

Butir Soal R hitung R tabel Keterangan

1 0,457 0,159 Valid

2 0,511 0,159 Valid

3 0,311 0,159 Valid

4 0,410 0,159 Valid

5 0,566 0,159  Valid

6 0,576 0,159  Valid

7 0,529 0,159  Valid

8 0,509 0,159  Valid

9 0,497 0,159  Valid

10 0,585 0,159  Valid

11 0,493 0,159  Valid

12 0,494 0,159  Valid

13 0,309 0,159  Valid

14 0,360 0,159  Valid

15 0,592 0,159  Valid

16 0,554 0,159  Valid

17 0,521 0,159  Valid

18 0,401 0,159  Valid

19 0,398 0,159  Valid

(68)

b. Pengujian validitas variabel minat berwirausaha

Pengujian validitas dilaksanakan dengan menggunakan

sistem komputer dengan program SPSS. Dengan taraf signifikansi

5%, apabila r hitung suatu item pertanyaan lebih besar dari pada r

tabel maka item kuesioner tersebut dianggap valid. Untuk

menetukan nilai r tabel dengan dk sama dengan jumlah kasus

dikurangi 2, dalam kasus ini dk 150 – 2 = 148 dengan taraf

signifikansi 5%, maka didapat nilai r tabel 0,159. Ada pun

rangkuman dari hasil pengujian validitas minat berwirausaha

adalah sebagai berikut :

Tabel III.3

Hasil Pengujian Validitas Minat Berwirausaha

Butir Soal R hitung R tabel Keterangan

1 0,387 0,159 Valid

2 0,312 0,159 Valid

3 0,322 0,159 Valid

4 0,346 0,159 Valid

5 0,314 0,159 Valid

6 0,436 0,159 Valid

7 0,324 0,159 Valid

8 0,405 0,159 Valid

(69)

10 0,586 0,159 Valid

11 0,478 0,159 Valid

12 0,320 0,159 Valid

13 0,378 0,159 Valid

14 0,306 0,159 Valid

15 0,312 0,159 Valid

16 0,375 0,159 Valid

17 0,482 0,159 Valid

18 0,388 0,159 Valid

19 0,312 0,159 Valid

20 0,328 0,159 Valid

c. Realibilitas

Realibilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik keterandalan

sesuatu instrumen. Instrumen yang sudah dapat dipercaya yang

reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.

(Arikunto, 2002:154)

Perhitungan realibilitas ini menggunakan rumus Alpha (α) dari

Cronbach dengan taraf signifikansi 5%, yaitu :

r11 =

(

)

⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡

(70)

Keterangan :

r11 : realibilitas instrumen

k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑σb2 : jumlah varians butir

σt2 : varians total

Dengan taraf signifikan sebesar ( α ) = 5%, jika nilai rhitung lebih

besar dari pada rtabel, maka butir soal tersebut dapat dikatakan

reliabel, begitu juga sebaliknya jika rhitung lebih kecil dari rtabel

maka soal tersebut tidak reliabel.

Tabel III.4

Hasil Pengujian Realibilitas

Variabel R hitung R tabel Keterangan

Praktek industri 0,868 0,159 Realiabel

Minat berwirausaha 0,808 0,159 Realibel

Hasil analisis diperoleh koefisien alpha sebesar 0,868 untuk

variabel praktek industri dan 0,808 untuk variabel minat

berwirausaha. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

instrumen yang digunakan pada penelitian ini realiabel, dimana r

hitung lebih besar dari r tabel.

(71)

Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui

apakah data yang terjaring berdistribusi normal, sehingga analisis

untuk menguji hipotesis da

Gambar

Gambar II.1 Urutan Mencapai Minat...........................................................
Tabel V.7      Ringkasan Hasil Uji Pengaruh Jenis Pekerjaan Orang Tua (Ibu)
Tabel II.1
Gambar II.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) prestasi praktik kewirausahaan siswa kelas XII busana butik SMK Negeri 1 Wonosari 2) minat berwirausaha siswa kelas XII Busana Butik

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui minat berwirausaha siswa kelas XI SMK Negeri 8 Medan, (2) mengetahui hasil praktek Gateaux pada mata pelajaran produk cake siswa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya hubungan antara Pengetahuan Kewirausahaan dan Hasil Praktek Kerja Industri dengan Minat Berwirausaha pada Siswa

Tujuan dalam penelitian ini Untuk menganalisis pengaruh dukungan orang tua terhadap minat berwirausaha siswa SMK Pancasila 5 Wonogiri; Untuk menganalisis pengaruh sarana

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya hubungan antara pengetahuan kewirausahaan dan hasil praktek kerja industri dengan minat berwirausaha pada siswa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya hubungan antara Pengetahuan Kewirausahaan dan Hasil Praktek Kerja Industri dengan Minat Berwirausaha pada Siswa

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Adanya minat siswa untuk berwirausaha di SMK Negeri 6 Surakarta, (2) Faktor-faktor yang mendorong timbulnya minat berwirausaha siswa

Hasil penelitian menunjukkan 1) ada pengaruh antara jenis pekerjaan orang tua terhadap minat berwiraswasta siswa kelas XII Program Keahlian Tata Boga SMK N 6 Yogyakarta, dari