PENGARUH PRAKTEK INDUSTRI, JENIS PEKERJAAN ORANG TUA DAN KONDISI LINGKUNGAN TERHADAP MINAT SISWA SMK
UNTUK BERWIRAUSAHA
Studi Kasus : Siswa Kelas XII SMK YPKK 1 Sleman
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh:
Ignatius Kurniawan Sipayung NIM: 051324022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PENGARUH PRAKTEK INDUSTRI, JENIS PEKERJAAN ORANG TUA DAN KONDISI LINGKUNGAN TERHADAP MINAT SISWA SMK UNTUK
BERWIRAUSAHA
Studi Kasus : Siswa Kelas XII SMK YPKK 1 Sleman
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh:
Ignatius Kurniawan Sipayung NIM: 051324022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
vi
MOTTO
”Kata kunci untuk memiliki rasa percaya diri adalah kemauan
anda sendiri untuk berubah dan memunculkan dorongan dari
dalam diri dengan mengutamakan berpikir daripada merasa. ”
”Jika anda tidak pernah memulainya, maka anda tidak pernah
akan sukses ”
”Pikirkan apa yang masih dapat anda lakukan ke depan dan
vii
Halaman Persembahan
Skripsi ini aku persembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus
Bunda Maria Yang Melindungi
Bapak ku Bertus Sipayung dan Ibu ku Fransiska Hardjanti
viii ABSTRAK
PENGARUH PRAKTEK INDUSTRI, JENIS PEKERJAAN ORANG TUA DAN KONDISI LINGKUNGAN TERHADAP MINAT SISWA SMK UNTUK
BERWIRAUSAHA
Studi Kasus : Siswa Kelas XII SMK YPKK 1 Sleman
Ignatius Kurniawan Sipayung Universitas Sanata Dharma
2010
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh praktek industri, jenis pekerjaan orang tua dan kondisi lingkungan terhadap minat siswa SMK untuk berwirausaha.
Penelitian ini dilaksanakan di SMK YPKK 1 Sleman pada bulan Agustus 2009. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan dokumentasi. Sampel sebanyak 150 siswa dari keseluruhan kelas XII didapatkan dengan teknik purposive sampling. Data dianalisis menggunakan persamaan regresi sederhana dan persamaan regresi ganda.
ix ABSTRACT
THE INFLUENCE OF INDUSTRIAL PRACTICE, PARENT’S OCCUPATIONS, AND ENVIRONMENTAL CONDITIONS OF INTEREST FOR ENTREPRENEURSHIP VOCATIONAL STUDENTS.
A Case Study : on The 12th Class SMK YPKK 1 Sleman
Ignatius Kurniawan Sipayung Sanata Dharma University
Yogyakarta 2010
The purpose of this study was to determine the influence of industry practices, parents' occupations and environmental conditions of interest for entrepreneurship vocational students.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Kasih atas segala limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Praktek Industri, Jenis Pekerjaan Orang Tua dan Kondisi Lingkungan Terhadap Minat Siswa SMK untuk Berwirausaha”. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi.
Penulisan Skripsi ini terwujud berkat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak yang telah berkenan membimbing, membantu, dan memotivasi penulis. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu melimpahkan berkat-Nya sehingga skrpsi ini dapat terselesaikan dengan lancar.
2. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing I, yang dengan penuh pengertian dan ketulusan hati memberikan bimbingan, kritik, saran serta motivasi dalam penulisan skripsi ini.
xi
5. Bapak Drs. P.A. Rubiyanto selaku dosen penguji terima kasih atas segala dukungan dan saran yang diberikan kepada penulis
6. Bapak Joko Wicoyo., M.Si., terima kasih atas bimbingan abstrak dari bapak 7. Sekretariat Prodi pendidikan Ekonomi (terutama Mbak Titin) yang telah
banyak membantu dan memberikan informasi kepada penulis
8. Bapak Drs Djoko Purwanto, selaku Kepala Sekolah SMK YPKK 1 Sleman yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis sehingga dapat memperoleh data sesuai topik yang diteliti.
9. Ibu Dra. Sri Puji Astuti selaku guru pengampu kewirausahaan SMK YPKK 1 Sleman yang telah meluangkan waktu bagi penulis ditengah kesibukan mengajar.
10.Seluruh siswa kelas XII SMK YPKK 1 Sleman yang telah membantu penelitian.
11.Kedua orang tuaku tercinta (Bapak_ku Bertus Sipayung dan Ibuku Fransiska Hardjanti). Tiada kata dan tindakan yang mampu membalas semua kasih sayang, doa, perhatian, material dan setiap ”tetes peluh” yang kalian keluarkan untuk anakmu ini.
12.Adikku Yohanes Romando Sipayung, terima kasih atas dukungan dan pengertiannya.
xii
terimakasih atas doa nya selalu buat segala bantuan dan semangat yang kalian berikan selama ini.
14.Kurnia Martika Sari, Lelly Sestyaningrum, terimakasih atas bantuan kalian selama ini yang telah banyak membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini sampai selesai.
15.Christina Ida Fatriani, terima kasih atas dorongan dan doanya selalu menyertai penulis dalam suka dan duka.
16.Sahabat-sahabatku: Anton, jojo, rinto (ayo segera menyusul nih..), dan hendri, terima kasih atas dukungan, semangat, canda tawa yang selalu menghiburku dikala mengalami kepenatan dalam menyusun skripsi ini dan atas sumbang saran dan bantuannya sehingga aku dapat menyelesaikan skripsi ini.
17.Teman-teman seperjuanganku angkatan 2005 (ari, rinto, jojo, darwis, anton, mery, yosephin, rinda, ita, kiki, lelly, nia, lia, ika, andri, dwi, tina, dll atas bantuan, dukungan kerjasama serta semangat yang telah diberikan dalam proses penyempurnaan skripsi ini dan atas semua kenangan dan canda tawa selama kita kuliah bersama di kampus kita tercinta.
xiii
Penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini menjadi lebih baik. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, 01 Februari 2010 Penulis,
xiv DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... v
MOTO ... ... vi
HALAMAN PERSEMBAHANN... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI... xiv
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 9
A. Hakikat dan Dasar Kewirausahaan ... 9
xv
2. Ciri-ciri dan Watak Wirausaha... 10
B. Pendidikan Sistem Ganda ... 15
1. Pengertian Sistem Ganda………. 15
2. Tujuan Pendidikan Sistem Ganda ... 16
3. Praktek Industri ... 17
4. Manfaat Praktek Industri... 17
C. Jenis Pekerjaan Orang Tua... 19
D. Kondisi Lingkungan... 20
E. Minat Berwirausaha ... 25
1. Pengertian Minat ... 25
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat... 27
3. Macam-Macam Minat... 28
4. Wirausaha... 29
F. Kerangka Berpikir... 29
1. Pengaruh Praktek Industri Terhadap Minat Berwirausaha ... 29
2. Pengaruh Jenis Pekerjaan Orang Tua Terhadap Minat Berwirausaha ... 30
3. Pengaruh Kondisi Lingkungan Terhadap Minat Berwirausaha ... 31
xvi
G. Rumusan Hipotesis ... 34
BAB III METODE PENELITIAN ... 35
A. Jenis Penelitian... 35
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 35
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 36
1. Populasi Penelitian... 36
2. Sampel Penelitian ... 36
D. Variabel Penelitian ... 37
E. Teknik Pengukuran ... 39
F. Metode Pengumpulan Data ... 43
G. Teknik Analisis Data... 44
1. PengujiAn Instrumen Penelitian ... 44
2. Uji Prasyarat Analisis... 49
3. Pengujian Hipotesis Penelitian... 53
BAB IV GAMBARAN UMUM... 60
A. Sejarah SMK YPKK 1 Sleman ... 60
B. Visi dan Misi SMK YPKK 1 Sleman ... 62
C. Organisasi Sekolah SMK YPKK 1 Sleman ... 62
D. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah SMK YPKK 1 Sleman ... 63
E. Fasilitas Pendidikan dan Latihan ... 65
xvii
G. Siswa SMK YPKK 1 Sleman... 66
H. Guru dan Karyawan SMK YPKK 1 Sleman... 67
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN... 70
A. Deskripsi data... 70
B. Pengujian Prasyarat Analisis ... 74
C. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 79
D. Pembahasan... 87
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN ... 95
A. Kesimpulan... 95
B. Keterbatasan Penelitian ... 96
C. Saran... 96 DAFTAR PUSTAKA
xviii
DAFTAR GAMBAR
xix
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Karakteristik dan Watak Kewirausahaan ... 10
Tabel III.2 Praktek Industri ... 40
Tabel III.3 Minat Berwirausaha ... 42
Tabel III.4 Hasil Pengujian Validitas Praktek Industri ... 46
Tabel III.5 Hasil Pengujian Validitas Minat Berwirausaha ... 47
Tabel III.6 Hasil Pengujian Realibilitas ... 49
Tabel IV.1 Ruangan SMK YPKK 1 Sleman... 64
Tabel IV.2 Fasilitas Belajar SMK YPKK 1 Sleman ... 65
Tabel IV.3 Siswa SMK YPKK 1 Sleman ... 66
Tabel IV.4 Guru dan Karyawan SMK YPKK 1 Sleman ... 67
Tabel V.1 Penilaian Praktek Industri ... 70
Tabel V.2 Penilaian Jenis Pekerjaan Orang Tua... 71
Tabel V.3 Penilaian Kondisi Lingkungan Tempat Tinggal ... 72
Tabel V.4 Penilaian Minat Berwirausaha ... 72
Tabel V.5 Ringkasan Hasil Uji Pengaruh Praktek Industri dengan Minat Berwirausaha... 79
xx
Tabel V.7 Ringkasan Hasil Uji Pengaruh Jenis Pekerjaan Orang Tua (Ibu)
dengan Minat Berwirausaha ... 82 Tabel V.8 Ringkasan Hasil Uji Pengaruh Kondisi Lingkungan
dengan Minat Berwirausaha ... 83 Tabel V.9 Ringkasan Hasil Uji Pengaruh Praktek Industri
Jenis Pekerjaan Orang Tua dan Kondisi Lingkungan dengan
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada mulanya dunia pekerjaan menggunakan tenaga kerja manusia
pada berbagai jenis dan tingkat pekerjaan. Namun, seiring dengan
perkembangan teknologi menyebabkan banyak dunia kerja menggunakan
teknologi dalam berbagai bidang usaha, maka lapangan pekerjaan menjadi
semakin menyempit karena tenaga kerja telah digantikan dengan tenaga
mesin. Permasalahan yang muncul tidak hanya semakin sempitnya
lapangan pekerjaan, tetapi juga laju pertumbuhan jumlah penduduk
menyebabkan munculnya pengangguran. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah para angkatan kerja
dapat menciptakan suatu lapangan pekerjaan serdiri.
Dalam menjalankan suatu usaha membutuhkan manusia yang
berkemampuan profesional di bidang masing-masing dalam berbagai
aspek kehidupan. Untuk menjadi manusia yang berkemampuan
profesional perlu belajar. Oleh karena itu, pendidikan sangat penting untuk
membentuk sumber daya yang berkualitas, berdaya saing dan profesional.
Seperti mana yang telah ditetapkan dalam undang-undang Garis-Garis
Besar Haluan Negara (GBHN) 1993-1998 tujuan pendidikan nasional
adalah membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
cerdas, kreatif, terampil, berdisplin, beretos kerja, profesional,
bertanggung jawab dan produktif serta sehat dan jasmani (Palupi, 2008:5)
Untuk itu peran dukungan sekolah agar terciptanya tujuan
pendidikan nasional Indonesia yang diharapkan. Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) sebagai salah satu pendidikan kejuruan yang diharapkan
menghasilkan sumber daya manusia produktif, memiliki ketrampilan dan
kemampuan dan siap kerja namun juga dapat menciptakan lapangan kerja.
Hal ini seiring dengan dari tujuan umum dan tujuan khusus pendidikan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang sebagaimana telah ditegaskan
dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 pada pasal 15 UU
SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional). Tujuan umum pendidikan
menengah kejuruan yakni : (1) meningkatkan keimanan dan ketakwaan
peserta didik kepada Tuhan Yang Maha Esa, (2) mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi warga negara yang berahlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab , (3)
mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan
kebangsaan, memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa
indonesia, (4) mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki
kepedulian terhadap lingkungan hidup, dengan secara aktif turut
memelihara dan melestarikan lingkungan hidup serta memanfaatkan
sumber daya alam dengan efektif dan efisien. Sedangkan tujuan khusus
pendidikan menengah kejuruan yakni: (1) menyiapkan peserta didik agar
pekerjaan yang ada di pelayanan kesehatan gigi dan mulut dan dunia usaha
lainnya sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi
dalam program keahlian yang dipilihnya. (2) menyiapkan peserta didik
agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam berkompetensi,
beradaptasi di lingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesional
dalam bidang keahlianyang diminatinya, (3) membekali peserta didik
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, agar mampu
mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun
melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi, (4) membekali peserta didik
dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian
yang dipilih (Depdiknas, 2007). Dengan adanya tujuan umum dan tujuan
khusus pendidikan menengah kejuruan tersebut, maka akan mendukung
pelaksanaan dari Praktek Industri (PI). Dimana adanya praktek industri ini
akan memberikan pengalaman bagi siswa dalam terjun ke dunia usaha.
Pelaksanaan dari praktek industri itu sendiri merupakan salah satu upaya
mencapai tujuan penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda (PSG).
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) adalah suatu bentuk
penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara
sistematik dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dan program
pengusahaan yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia
kerja untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional. Dengan melalui
pendidikan sistem ganda diharapkan dapat menciptakan tenaga kerja yang
diharapkan dapat menerapkan ilmu yang didapat dan sekaligus
mempelajari dunia industri. Pelaksanaan praktek industri ini secara tidak
langsung akan memberikan pengalaman dan pengetahuan dalam bekerja.
Pengalaman yang diperoleh pada saat melaksanakan praktek industri
secara tidak langsung dapat mempercepat transisi siswa dari sekolah ke
dunia industri, selain mempelajari cara mendapatkan pekerjaan juga, siswa
dapat belajar bagaimana memiliki pekerjaaan yang relevan dengan bakat
dan minatnya. Pengalaman dalam hal ini adalah pengalaman yang didapat
setelah melaksanakan praktek industri sehingga pengalaman kerja inilah
yang akan menentukan minat siswa untuk berwirausaha karena didalam
industri siswa diajarkan untuk bekerja dengan kemampuan sendiri
sehingga mereka akan mandiri.
Minat berwirausaha yaitu kesediaan untuk bekerja keras dan tekun
untuk mencapai kemajuan usahanya, kesediaan untuk menanggung
macam-macam resiko berkaitan dengan tindakan berusaha yang
dilakukannya, bersedia menempuh jalur dan cara baru, kesediaan untuk
hidup hemat, kesediaan belajar dari kegagalan yang dialami. Dari
pengalaman dari pelaksanan praktek industri maka akan muncul
ketertarikan untuk berwirausaha dan menjadikan seorang wirausahawan
yang tangguh. Wirausahawan adalah orang yang berjiwa berani dalam
mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan.
Dengan adanya ketertarikan untuk berwirausaha maka akan dapat
kerja semakin sulit didapat sehingga menyebabkan banyak pengangguran
di Indonesia. Jumlah pengangguran di Indonesia per Agustus tahun 2008
mencapai 9,39 juta jiwa atau 8,39 persen dari angkatan kerja. Walaupun
angka pengangguran tersebut mengalami penurunan, dimana pada bulan
Februari tahun 2008 sebesar 9,43 juta jiwa (Tempo, 5 Januari 2009).
Melihat jumlah pengangguran yang cukup banyak diperlukan
wirausahawan agar dapat menciptakan lapangan kerja sehingga dapat
mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia. Hingga saat ini
wirausahawan yang dimiliki Indonesia sangat sedikit, dimana dari 220 juta
lebih penduduk Indonesia hanya memiliki sekitar 0,018 persen
wirausahawan dari jumlah penduduknya (Rudyanto, 2007). Selain itu
lulusan dari SMK yang berwirausaha sangat sedikit, salah satu nya di
SMK YPKK 1 Sleman yang mana lulusannya yang berwirausaha sekitar
1,63% dan dimana sisanya bekerja dan belum bekerja (Dok.SMK YPKK,
2008). Untuk itu suatu tantangan ke depan bagi Indonesia agar dapat
melahirkan lebih banyak wirausahawan muda Sehingga agar dapat
menciptakan lapangan kerja dan dapat mengurangi jumlah pengangguran
di Indonesia.
Jenis pekerjaan orang tua merupakan salah satu faktor juga yang
mempunyai peranan terhadap minat berwirausaha pada anak. Dengan jenis
pekerjaan orang tua yang berbeda-beda maka akan berbeda pula
pengaruhnya terhadap minat berwirausaha pada anak. Dalam hal ini jenis
tua yang berwirausaha dan jenis pekerjaan orang tua yang bukan
berwirausaha. Oleh karena itu minat berwirausaha juga berpengaruh pada
jenis pekerjaan orang tua. Selain dari jenis pekerjaan orang tua yang
mempengaruhi minat berwirausaha, peran dari kondisi lingkungan juga
ikut membantu anak. Dimana dengan adanya dukungan dari lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat akan membantu
minat anak untuk berwirausaha. Dimana pada lingkungan keluarga
merupakan lingkungan pertama yang mempengaruhi minat, bakat dan
potensi anak agar dapat berkembang dan tumbuh secara optimal. Pada
lingkungan sekolah merupakan lingkungan kedua yang mempengaruhi
setelah lingkungan keluarga, yang mana membantu siswa untuk dapat
mengembangkan potensi dan mendorong siswa untuk berwirausaha dan
lingkungan yang ketiga yakni lingkungan masyarakat setelah lingkungan
keluarga dan lingkungan sekolah yang juga mempengaruhi perkembangan
minat berwirausaha. Dukungan dari lingkungan itu semua akan membuat
kepercayaan semakin kuat untuk menjadi wirausahawan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mengambil
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan beberapa
masalah yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pengaruh praktek industri terhadap minat siswa untuk
berwirausaha ?
2. Bagaimanakah pengaruh jenis pekerjaan orang tua terhadap minat
siswa untuk berwirausaha ?
3. Bagaimanakah pengaruh kondisi lingkungan terhadap minat siswa
untuk berwirausaha.
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas, peneliti mempunyai tujuan yang
akan dicapai dalam penelitian, yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh praktek industri terhadap minat siswa
untuk berwirausaha
2. Untuk mengetahui pengaruh jenis pekerjaan orang tua terhadap minat
siswa untuk berwirausaha
3. Untuk mengetahui pengaruh kondisi lingkungan terhadap minat siswa
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian bagi peneliti sangat bermanfaat yaitu dapat
mengetahui minat siswa berwirausaha tersebut dipengaruhi oleh apa
saja.
2. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi kepada guru dalam
mengetahui minat para siswanya sehingga guru dapat mengambil sikap
dalam mengarahkan peserta didiknya.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat menjadi data dan informasi bagi sekolah
dalam rangka memahami minat berwiraswasta bagi para peserta
didiknya sehingga pihak sekolah dapat mengambil sikap lebih tepat
9 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hakikat dan dasar kewirausahaan
1. Pengertian kewirausahaan
Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu
aktif dan kreatif berdaya, bercipta, berkarsa dan bersahaja dalam
rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya. Beberapa
definisi pengertian kewirausahaan menurut beberapa pendapat ahli
antara lain: menurut Zimmerer (Suryana, 2008:14) kewirausahaan
adalah penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah
dan upaya memanfaatkan peluang yang dihadapi setiap hari (applying
creativity and innovation to solve the problems and to exploit
opportunities that people face everday). Menurut Peter F.Drucker
(Suryana, 2008:13) kewirausahaan sebagai kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang berbeda dan baru. Sedangkan Menurut Peter
Hisrich (Suryana, 2008:13) kewirausahaan adalah proses penciptaan
sesuatu yang berbeda untuk menghasilkan nilai dengan mencurahkan
waktu dan usaha, diikuti penggunaan uang, fisik, resiko dan kemudian
menghasilkan balas jasa berupa uang serta kepuasan dan kebebasan
pribadi. Dapat disimpulkan dari pengertian kewirausahaan bahwa
kemampuan dalam menciptakan sesuatu dengan kreativitas dan inovasi
2. Ciri-ciri dan watak wirausaha
Seorang wirausaha harus memiliki kemampuan untuk hidup
mandiri dalam menjalankan usahnya atau bisnisnya. Dimana dia bebas
untuk merancang, mengelola dan mengendalikan usahanya. Menurut
Meredith (Suryana, 2008:24) seorang wirausaha memiliki ciri-ciri dan
watak sebagai berikut:
Tabel II.1
Karakteristik dan Watak Kewirausahaan
CIRI-CIRI WATAK
• Percaya diri Memiliki kepercayaan diri yang kuat, ketidaktergantungan terhadap orang lain, dan individualistis.
• Berorientasi pada tugas dan hasil
Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, mempunyai dorongan kuat, energik, tekun dan tabah, tekad kerja keras, serta inisiatif.
• Berani mengambil
risiko dan menyukai tantangan
Mampu mengambil risiko yang wajar
• Kepemimpinan Berjiwa kepemimpinan, mudah
beradaptasi dengan orang lain, dan terbuka terhadap saran serta kritik.
• Keorisinilan Inovatif, kreatif, fleksibel.
• berorientasi pada masa depan
Memiliki visi dan perspektif terhadap masa depan
a. Percaya diri
Dengan kepercayaan diri maka akan memiliki nilai
kenyakinan, optimisme, individualitas dan ketidaktergantungan.
Seseorang yang memiliki kepercayaan diri cenderung memiliki
(Suryana, 2004:39). Orang yang percaya diri memiliki kemampuan
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan sistematis, berencana,
efektif dan efisien. Keberanian yang tinggi dalam mengambil
resiko dan perhitungan matang yang diikuti dengan optimism harus
disesuaikan dengan kepercayaan diri. Optimisme dan keberanian
mengambil resiko dalam menghadapi suatu tantangan dipengaruhi
oleh kepercayaan diri. Kepercayaan diri ditentukan oleh
kemandirian dan kemampuan diri sendiri. Seseorang yang memiliki
kepercayaan diri yang tinggi relative lebih mampu menghadapi dan
menyelesaikan masalah sendiri tanpa bantuan orang lain.
b. Berorentasi pada Tugas dan Hasil
Seseorang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah
orang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi,
berorentasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras,
mempunyai dorongan kuat, energik, dan berinisiatif. Berinisiatif
artinya selalu ingin mencari dan memulai sesuatu. Untuk memulai
diperlukan adanya niat dan tekad yang kuat serta karsa yang besar.
Sekali sukses atau berprestasi, maka sukses berikutnya akan
menyusul, sehingga usahanya semakin maju dan berkembang.
Dalam kewirausahaan, peluang hanya diperoleh apabila terdapat
inisiatif. Perilaku inisiatif ini biasanya diperoleh melalui pelatihan
diperoleh dengan cara disiplin diri, berpikir kritis, tanggap dan
semangat berprestasi.
c. Keberanian Mengambil Resiko
Kemauan dan kemampuan untuk mengambil resiko
merupakan salah satu nilai utama dalam kewirausahaan. Wirausaha
yang tidak mau mengambil resiko akan sukar memulai atau
berinisiatif. Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai
usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan atau
kegagalan daripada usaha yang kurang menantang. Dengan
demikian, keberanian untuk menanggung resiko yang menjadi nilai
kewirausahaan adalah pengambilan resiko yang penuh dengan
perhitungan dan realistis. Kepuasaan yang besar diperoleh apabila
berhasil dalam melaksanakan tugas-tugasnya secara realitis. Situasi
resiko kecil dan resiko tinggi dihindari karena sumber kepuasan
tidak mungkin didapat pada masing-masing situasi tersebut.
Artinya, wirausaha menyukai tantangan yang sukar namun dapat
dicapai (Meredith, 1996:37). Jadi pengambil resiko lebih menyukai
tantangan dan peluang. Oleh sebab itu, pengambil resiko ditemukan
pada orang-orang yang inovatif da kreatif yang merupakan bagian
d. Kepemimpinan
Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat
kepemimpinan, kelaporan, dan keteladanan. Ia selalu ingin tampil
berbeda menjadi yang pertama dan lebih menonjol. Ia selalu
menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga
menjadi pelopor dalam proses produksi maupun pemasaran. Karena
itu, perbedaan bagi seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan
merupakan sumber pembarauan untuk menciptakan nilai. Dalam
karya dan karsanya, wirausaha selalu ingin tampil baru dan
berbeda. Karya dan karsa yang berbeda akan dipandang sebagai
sesuatu yang baru dan dijadikan peluang. Banyak hasil karya
wirausaha yang berbeda dan dipandang baru seperti computer,
mobil, minuman dan lain-lain.
e. Berorentasi ke Masa Depan
Orang yang berorentasi ke masa depan adalah orang yang
memiliki persepktif dan pandangan ke masa depan. Karena
memiliki pandangan yang jauh ke masa depan, maka ia selalu
berusaha untuk berkarsa dan berkarya. Kuncinya adalah
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
dengan yang sudah ada saat ini. Meskipun terdapat resiko yang
mungkin terjadi, ia tetap tabah untuk mencari peluang dan
depan membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan karya
yang sudah ada saat ini. Oleh sebab itu, ia selalu
mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang.
f. Keorsinalan
Nilai inovatif, kreatif dan fleksibilitas merupakan
unsure-unsur keorsinalan seseorang. Wirausaha yang inovatif adalah orang
yang kreatif dan yakin dengan adanya cara-cara yang lebih baik
(Wirasasmita, 1994:7) dengan ciri-ciri : tidak pernah puas dengan
cara-cara yang dilakukan saat ini meskipun cara tersebut cukup
baik, selalu menuangkan imajinasi dalam pekerjaannya, selalu
ingin tampil beda atau memanfaatkan perbedaan. Hardvard’s
Theodore Levitt (suryana, 2004:42) mengemukakan definisi
inovasi dan kreativitas lebih mengarah pada konsep berpikir dan
bertindak yang baru. Kreativitas adalah kemampuan menciptakan
gagasan dan menemukan cara baru dalam melihat permasalahan
dan peluang yang ada. Sedangkan inovasi adalah kemampuan
mengaplikasikan solusi yang kreatif terhadap permasalahan dan
peluang yang ada untuk lebih memakmurkan kehidupan
masyarakat. Jadi kreativitas adalah kemampuan menciptakan
gagasan baru sedangkan inovasi adalah melakukan sesuatu yang
B. Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
1. Pengertian Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
Pendidikan sistem ganda adalah suatu bentuk penyelenggaraan
pendidikan keahlian professional, yang memadukan secara sistematik
dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dan program
pengusahaan yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia
kerja untuk mencapai suatu tingkat keahlian professional(http).
Pengertian pendidikan sistem ganda menurut (Depdikbud, 1994:10)
sebagai berikut :
Program pendidikan dan pelatihan dengan system ganda pada SMK
yang pada programnya dirancang dan dilaksanakan bersama SMK
dengan dunia usaha / instansi terkait
sedangkan menurut (Wardiman Djojonegoro, 1994:10) mengemukan
bahwa:
Pendidikan sistem ganda pada dasarnya adalah suatu penyelenggaraan
pendidikan yang mengintegrasikan secara tersistem kegiatan pendidikan
(teori) di sekolah dengan kegiatan pendidikan (praktik) di industri.
Dapat disimpulkan pengertian dari pendidikan sistem ganda
adalah suatu bentuk program pendidikan dan pelatihan bagi siswa yang
gunanya mempersiapkan terjun langsung ke dunia kerja dan dunia
usaha. Pendidikan sistem ganda itu sendiri dilaksanakan untuk
memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang professional di bidangnya
juga semakin menumbuhkan minat berwirausaha dengan adanya
dilaksanakan pendidikan sistem ganda ini yang berwujud praktek
industri.
2. Tujuan Pendidikan Sistem Ganda
Pendidikan sistem ganda (PSG) adalah wujud dari Praktik
Industri (PI) yang merupakan suatu sistem dari pendidikan kejuruan,
yang mana semua kegiatan PSG mengacu pada prinsip dasar
pendidikan kejuruan. Untuk itu semua komponen yang terlibat dalam
praktek industri harus saling mendukung dan bekerja sama baik dari
pihak sekolah maupun dunia industri agar pelaksanaan praktek industri
terlaksana. Menurut (Depdikbud, 1994:7) tujuan dari pelaksanaan
pendidikan sistem ganda (PSG) sebagai berikut :
a. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian professional
yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan atau
ketrampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan
kerja
b. Memperkokoh “link and match” (keterkaitan dan kesepadanan)
antara pihak sekolah dan pihak dunia industri
c. Meningkatkan efisiensi program pendidikan dan pelatihan
d. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja
sebagai bagian proses pendidikan
e. Memperoleh tenaga yang memiliki keahlian professional.
3. Praktek Industri (PI)
Pelaksanaan praktek industri merupakan salah satu upaya
mencapai tujuan penyelenggaraan pendidikan sistem ganda tersebut.
Praktek industri adalah praktek keahlian produktif yang dilaksanakan di
industri yang berbentuk penerapan ilmu-ilmu yang mana telah diberikan
di sekolah dengan mengerjakan pekerjaan produksi atau jasa (
pekerjaaan yang sesungguhnya ) di industri atau perusahaan. Dengan
pembekalan dari pelaksanaan praktek industri ini dapat mempraktekkan
keahliaan nya sesuai dengan jurusannya masing-masing serta
menambah keahlian baru yang diperoleh selama pelaksanaan praktek
industri di luar sekolah sehingga menjadi bekal kelak agar dapat terjun
langsung ke dunia kerja yang mana tujuan dari sekolah menengah
kejuruan ini dimana siswa-siswa setelah lulus dari Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) dapat langsung kerja atau dapat membuka usaha
sendiri untuk berwirausaha sendiri
4. Manfaat Praktek Industri
Manfaat yang diperoleh dari praktek industri menurut (Anwar,
a. Bagi siswa
-Hasil belajar akan lebih bermakna, karena setelah tamat akan
memiliki keahlian professional sebagai bekal mencari kerja dan
mengembangkan diri secara berkelanjutan
-Waktu yang diperlukan untuk mencapai keahlian professional lebih
singkat karena telah dilatih pada saat sekolah
-Keahlian professional yang diperoleh dapat mengangkat harga diri
dan kepercayaan diri peserta didik yang selanjutnya dapat
mendorong mereka untuk meningkatkan keahlian profesionalnya
pada tingkat yang lebih tinggi.
b. Bagi sekolah
-Terjaminnya pencapaian tujuan pendidikan untuk memberi
keahlian professional bagi peserta didik
- Tanggungan biaya pendidikan menjadi ringan
-Terdapat kesesuaian antara program pendidikan dengan kebutuhan
lapangan kerja
- Memberi keputusan bagi penyelenggara pendidikan
c. Bagi dunia usaha / dunia industri
-Dapat mengetahui secara tepat kualitas peserta didik yang belajar
-Pada batas-batas tertentu selama masa pendidikan peserta didik
tenaga kerja yang dapat member keuntungan
-Dapat memberi tugas kepada peserta didik untuk mencari ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni yang relevan
-Memberi kepuasan bagi dunia usaha / dunia industri karena ikut
serta menentukan hari depan bangsa
C. Jenis Pekerjaan Orang Tua
Defini jenis menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah yang
mempunyai ciri (sifat, keturunan dan sebagainya) yang khusus, macam
sedangkan pekerjaan adalah barang apa yang dilakukan (diperbuat,
dikerjakan, dan sebagainya); tugas kewajiban; hasil bekerja; perbuatan
(Depdikbud, 1995:410;488). Orang tua secara umum dapat dikatakan
bahwa kelompok sosial terkecil yang terdiri ayah dan ibu atau salah satu
dari keduanya serta wali yang bertanggung jawab terhadap anak (Suhartin,
1984:6). Jadi dapat disimpulkan yang dimaksud dengan jenis pekerjaan
orang tua adalah suatu bentuk atau macam kegiatan yang dilakukan oleh
orang tua untuk memperoleh penghasilan. Jenis pekerjaan orang tua siswa
yang satu tentu berbeda dengan jenis pekerjaan orang tua siswa yang lain.
a. Pekerjaan pokok
Pekerjaan pokok adalah pekerjaan yang dimiliki oleh seseorang sebagai
sumber utama dari penghasilan yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari. Sifat pekerjaan ini adalah tetap. Apabila
penghasilan dari pekerjaan pokok ini tidak atau belum mencukupi untuk
keperluan hidup, maka perlu diusahkan adanya penghasilan lain di luar
penghasilan pokok yang disebut sebagai pekerjaan dengan penghasilan
tambahan
b. Pekerjaan sampingan
Pekerjaan sampingan adalah pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan
oleh seseorang sebagai pekerjaan untuk memperoleh penghasilan
tambahan guna memenuhi kebutuhan hidup. Sifat pekerjaan sampingan
ini adalah melengkapi pekerjaan pokok. Pekerjaan ini sama seperti
halnya pekerjaan pokok yaitu tidaklah sama untuk masing-masing
orang.
Dalam penelitian ini jenis pekerjaan orang tua digolongkan menjadi dua
yaitu (1) pekerjaan yang berwirausaha dan (2) pekerjaan yang bukan
berwirausaha.
D. Kondisi Lingkungan
Setiap manusia yang hidup mau tidak mau harus selalu
aktivitas dan bersosialisasi maupun berinteraksi manusia selalu
berhubungan dengan lingkungan. Menurut Soedomo Hadi (2003:84)
pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar orang-orang
pergaulan dan yang mempengaruhi perkembangan anak seperti : iklim,
alam sekitar, situasi ekonomi, perumahan, makanan, pakaian, orang-orang
tetangga dan lain-lain. Sedangkan menurut Komarudin (1993:142)
lingkungan merupakan keseluruhan atau setiap aspek dari gejala sosial
kultur yang mengelilingi dan mempengaruhi individu.
Dapat diambil kesimpulan tentang pengertian lingkungan bahwa
suatu kawasan dimana di dalamnya tercakup keseluruhan aspek dari gejala
social kultur yang mengelilingi dan mempengaruhi individu. Kondisi
lingkungan turut berperan besar mempengaruhi perkembangan pada siswa
khususnya minat siswa untuk berwirausaha. Kondisi lingkungan tersebut
terdapat pada kondisi lingkungan sekitar individu pada siswa sehingga
mempengaruhi minat siswa untuk berwirausaha. Lingkungan sekitar
individu pada siswa tersebut antara lain :
a. Lingkungan Keluarga
Pengertian lingkungan secara umum diartikan sebagai kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan
peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya
(kelompok), dimana anggota-anggotanya mengabdikan diri kepada
kepentingan dan tujuan kelompok tersebut ( Idris dkk, 1992:84). Jadi
lingkungan keluarga merupakan suatu kesatuan yang mempengaruhi
kelangsungan kehidupan anggota-anggotanya. Dimana keluarga
merupakan lingkungan pertama yang mempengaruhi minat anak. Di
dalam lingkungan keluarga, peran keluarga memiliki peranan besar
dalam mempersiapkan anak untuk mencapai masa depan yang baik bagi
untuk anak sendiri, keluarga dan masyarakat. Keluarga merupakan
peletak dasar bagi pola tingkah laku, karakter, intelegensi, bakat, minat
dan potensi anak yang dimiliki untuk dapat berkembang dan tumbuh
secara optimal. Peranan keluarga dalam mempersiapkan anak mereka
berwirausaha adalah dengan memberikan didikan yang mendukung
perkembangan mereka. Misal dengan menciptakan keluarga menjadi
perusahaan mini di rumah. Contohnya adalah membuka usaha loundry
di rumah .
Dengan membangun keluarga menjadi suatu perusahaan mini,
maka terciptalah situasi edukatif, dimana para anggota keluarga dapat
belajar memperoleh pengalaman serta bekal kepribadian yang kuat
untuk menghadapi tantangan hidup dimasa-masa selanjutnya. Di
samping itu dengan membangun perusahaan mini di rumah, maka
kehidupan keluarga menjadi produktif dam mampu mencapai prestasi
kemajuan hidup (Soemanto,2006:108). Selain itu faktor latar belakang
pekerjaan orang tua dapat menimbulkan keinginan dari anak untuk
bercita-cita akan menjadi apa nantinya karena orang tua adalah teladan
paling dekat dengan anak. Orang tua yang pegawai negeri akan
menimbulkan keinginan dari anak untuk mengikuti jejak orang taunya
menjadi seorang pegawai negeri sedangkan orang tuanya yang
pengusaha akan memotivasi anaknya menjadi seorang pengusaha.
Perlakuan orang tua dalam mendidik anak pasti berbeda-beda antara
orang tua yang satu dengan orang tua lainnya. Dengan demikian,
keluarga merupakan faktor yang paling penting bagi tumbuh
kembangnya potensi yang dimiliki anak.
b. Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara
sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan
dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan
potensinya baik yang menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual,
emosional maupun sosial (Yusuf, 2001:54). Jadi lingkungan sekolah
adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta kondisi yang ada
didalam lembaga pendidikan formal yang secara sistematis
melaksanakan program pendidikan dan membantu siswa dalam
mengembangkan potensinya.
Dalam hal ini peran sekolah sangat penting sebagai lembaga
dalam mendorong siswa untuk mengembangkan minat khususnya minat
berwirausaha. Sekolah merupakan lingkungan kedua setelah lingkungan
keluarga yang mempengaruhi minat berwirausaha. Peran sekolah dalam
menciptakan siswa untuk mengembangkan minat untuk berwirausaha
dengan memberi bekal jiwa kewirausahaan pada siswa. Jiwa
kewirausahaan adalah orang yang percaya diri, berinisiatif, memiliki
motif berprestasi, memiliki jiwa kepemimpinan dan berani mengambil
resiko dengan penuh perhitungan (Suryana, 2003:2). Dengan adanya
jiwa kewirausahaan pada siswa akan membantu siswa untuk minat
berwirausaha. Maka peran lingkungan di sekolah juga sama pentingnya
dengan peran di lingkungan keluarga dalam mengembangkan minat
siswa untuk berwirausaha
c. Lingkungan Masyarakat
Masyarakat merupakan suatu sistem yang meliputi unit biofisik
para individu yang bertempat tinggal pada suatu daerah geografis
tertentu selama periode waktu tertentu dari suatu generasi (F Znaniecki,
1950, p.145). Jadi lingkungan masyarakat merupakan lingkungan
tempat tinggal para individu pada suatu daerah geografis tertentu.
Dimana lingkungan tempat tinggal dapat mempengaruhi menumbuhkan
minat setiap individu yang mana berinteraksi dan bersosialisasi
langsung dengan masyarakat sekitarnya. Dimana lingkungan tempat
tinggal merupakan suatu kawasan individu yang di dalamnya mencakup
mengelilingi dan mempengaruhi individu Lingkungan tempat tinggal di
dalam masyarakatnya yang memiliki pekerjaan memiliki usaha sendiri
sehingga sengaja ataupun tidak sengaja dapat mempengaruhi seseorang
untuk mengikuti jejak. Individu yang tinggal di lingkungan
masyarakatnya yang memiliki usaha akan mempengaruhi kehidupannya
untuk dapat meningkatkan taraf hidupnya supaya lebih baik dengan
membuka usaha sendiri atau berwirausaha.
Hal itu akan terjadi pada siswa yang memiliki minat untuk
berwirausaha karena pengaruh lingkungan tempat tinggal siswanya
yang mana lingkungan masyarakat sekitar memiliki usaha sehingga
memiliki minat untuk mengikuti jejak agar dapat meningkatkan taraf
hidup supaya menjadi lebih baik. Apabila di lingkungan masyarakat
yang di tempat tinggal siswa yang dijumpai berhasil menjadi seorang
wirausahawan yang sukses dalam menjalankan usahanya maka akan
semakin kuat untuk mengikuti jejak menjadi seorang wirausahawan
dalam menjalankan usaha sendiri.
E. Minat Berwirausaha
1. Pengertian minat
Minat seseorang tergantung pada besarnya ketertarikan pada suatu
obyek, aktivitas dan lain-lain. Dimana semakin besar ketertarikan pada
obyek, aktivitas tersebut maka semakin besar pula minat seseorang
ketertarikan maka aktivitas atau obyek itu pasti akan dijalankan dengan
sepenuh hati yang manakala akan menghasilkan suatu hasil yang
diinginkan sesuai dengan pilihannya.
Ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tentang
pengertian minat yaitu :
a. Minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek
untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu atau merasa
senang berkecimpungan dalam bidang itu. (W.S Winkel, 1989:30)
b. Minat merupakan keinginan yang datang dari hati nurani untuk ikut
serta dalam kegiatan belajar. Ini berarti makin besar minatnya,
makin besar semangat dan makin besar hasil kerjanya (Suprijanto,
2007:25)
c. Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu. (Muhibbin, 2003:151)
W.S Winkel memberikan urutan-urutan untuk mencapai minat
sebagai berikut :
Gambar II.1 Urutan Mencapai Minat
Minat
Maka dapat disimpulkan bahwa minat seseorang yang ada dalam
diri setiap individu yang didorong bermula dari rasa tertarik, menaruh
perhatian pada sesuatu, dimana berusaha untuk mengetahui,
melakukan pendekatan, melibatkan diri dan mengarahkan individu
pada suatu pilihan.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat
Faktor yang mempengaruhi minat menurut (Winkel, 1984:27)
dikelompokan menjadi dua golongan yakni: minat secara intrinsik dan
minat minat secara ekstrinsik.
a. Minat secara intrinsik
Minat secara intrinsik merupakan minat yang berdasarkan suatu
dorongan yang secara mutlak timbul dari dalam individu sendiri
tanpa pengaruh dari luar seperti sikap, persepsi, prestasi belajar,
bakat, jenis kelamin, intelegensi.
b. Minat secara ekstrinsik
Minat secara ekstrinsik merupakan minat yang berdasarkan suatu
dorongan atau pengaruh dari luar individu seperti latar belakang
3. Macam-macam minat
Macam-macam minat menurut (Nurwahid, 1995:20) terbagi
menjadi tiga macam yaitu diekspresikan (expresed interest), minat
yang diwujudkan (manifest interest), minat yang diinventariskan
(inventoried interst).
1. Minat yang diekspresikan (expreseed interest)
Dalam hal ini minat seseorang dapat diungkapkan dengan
mengekspresikan sesuatu yang merasa menarik tetapi hanya
dengan kata-kata. Misalnya ia tertarik mengoleksi perangko
2. Minat yang diwujudkan (manifest interest)
Dalam hal ini minat seseorang dapat mengekspresikan bukan
melalui kata-kata melainkan dengan tindakan atau perbuatan, ikut
serta berperan aktif dalam suatu aktivitas tertentu. Misalnya ikut
kegiatan di kampus.
3. Minat yang diinventariskan (inventoried interest)
Dalam hal ini minat seseorang dapat diukur dengan menjawab
sejumlah pertanyaan tertentu atau pilihan untuk kelompok aktivitas
4. Wirausaha
Wirausaha berasal dari kata “wira” dan “usaha”. Wira yang berarti
berani, utama, dan berdiri sendiri sedangkan usaha berarti kegiatan
yang memenuhi kebutuhan. Maka istilah wirausaha dalam arti luas
dimaksudkan keberanian dalam memenuhi kebutuhan serta
memecahkan permasalahan hidup dengan kekuatan yang ada pada diri
sendiri untuk dapat menciptakan usaha baru dan peluang berusaha
(Soemanto, 1992:42). Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa
minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan
individu melalui ide-ide yang dimiliki untuk bekerja keras atau
berkemauan keras untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya
tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi, dapat menerima
tantangan, percaya diri, kreatif dan inovatif serta mempunyai
kemampuan dan ketrampilan untuk memenuhi kebutuhan.
F. Kerangka Berpikir
1. Pengaruh Praktek Industri (PI) terhadap Minat Berwirausaha
Praktek industri merupakan pelaksanaan dari tujuan
penyelenggaraan pendidikan sistem ganda / PSG. Praktek industri
adalah praktek keahlian produktif yang dilaksanakan di industri yang
berbentuk penerapan ilmu-ilmu yang mana telah diberikan di sekolah
dengan mengerjakan pekerjaan produksi atau jasa di industri atau
dapat dipraktekan langsung di dunia kerja sehingga akan membantu
dalam memudahkan terjun langsung dunia kerja. Dengan adanya
praktek industri ini akan membantu mempersiapkan terjun langsung ke
dunia kerja sehingga dapat menciptakan tenaga kerja yang profesional
sesuai di bidangnya dan juga akan berpengaruh pada minat
berwirausaha.
Dalam pelaksanaan praktek industri akan memperoleh banyak
pengalaman, pengetahuan, dan ketrampilan yang di dapat oleh siswa
yang dimana merupakan modal dasar yang harus digunakan untuk
berwirausaha. Kreativitas dan inisiatif dalam praktek industri akan
melatih siswa dalam mengembangkan ide-idenya, semakin kreatif dan
berinisiatif dalam mengembangkan idenya dan semakin berminat untuk
berwirausaha. Dalam berwirausaha dituntut kreatif dan inisiatif yang
tinggi dalam menghadapi persaingan di dunia kerja dan dunia usaha
Selain mendapatkan pengalaman, pengetahun, dan ketrampilan siswa
akan mendapatkan pembiasan dalam menghadapi iklim dunia kerja dan
dunia usaha sehingga menumbuhkan kesiapan mental dan tumbuhnya
sikap profesional.
2. Pengaruh Jenis Pekerjaan Orang Tua terhadap Minat Berwirausaha
Jenis pekerjaan orang tua mempunyai pengaruh terhadap minat
orang tua akan memberikan gambaran kepada siswa untuk mengikuti
harapan orang tuanya. Dimana orang tua sangat berpengaruh dalam
menumbuhkan minat anak untuk berwirausaha. Jika pekerjaan orang
tua sebagai wirausaha yang menjalankan usahanya dengan baik tidak
tertutup kemungkinan siswa akan mengikuti jejak orang tuanya. Tetapi
jika pekerjaan orang tua bukan wirausaha tetap diharapkan dapat
menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada diri siswa dengan berbekal
ilmu dan pengalaman yang telah didapat di sekolah.
3. Pengaruh Kondisi Lingkungan terhadap Minat berwirausaha
Lingkungan secara umum diartikan sebagai kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup , termasuk manusia
dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Dimana
lingkungan dapat mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan salah
satunya minat berwirausaha. Lingkungan yang dapat mempengaruhi
minat berwirausaha pada siswa yaitu lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah dan lingkungan masyarakat. Di lingkungan keluarga yang
merupakan faktor utama yang sangat mempengaruhi anak untuk
mendorong minat berwirausaha. Dimana di dalam keluarga ada orang
tua dan adik kakak siswa yang mana orang-orang tersebut memiliki
peranan besar dalam mempersiapkan anak untuk mencapai masa
depannya. Keluarga merupakan peletak dasar bagi pola tingkah laku,
dan berkembang secara optimal. Sehingga peranan keluarga sangat
penting dalam mendukung minat anaknya khususnya untuk
berwirausaha. Selain kondisi lingkungan pada keluarga, di lingkungan
sekolah dapat mempengaruhi minat siswa berwirausaha. Dimana
sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis
melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam
rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya baik
yang menyangkut aspek moral, spiritual , intelektual, emosional
maupun sosial. Sebagai lembaga pendidikan, sekolah dapat
mengembangkan potensi dan mendorong siswa untuk mengembangkan
minat khususnya minat berwirausaha.
Maka peranan sekolah sama pentingnya dengan lingkungan
keluarga untuk dapat mengembangkan minat untuk berwirausaha pada
siswa. Dan kondisi lingkungan terakhir yakni lingkungan masyarakat.
Dimana di lingkungan masyarakat siswa berintraksi dengan banyak
orang yang berbeda-beda sifatnya. Masyarakat merupakan lingkungan
ketiga setelah lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah yang mana
turut mempengaruhi perkembangan minat berwirausaha. Misalnya
siswa itu bertempat tinggal di lingkungan yang mayoritas berwirausaha
maka kemungkinan besar siswa yang berada di lingkungan tersebut
dapat mempengaruhi minat berwirausaha. Semakin bertambah besar
minat berwirausaha akan siswa apabila melihat usaha yang dijalankan
kesuksesan dalam menjalankan berwirausaha. Sehingga akan
memotivasi minat siswa untuk berwirausaha.
4. Pengaruh Praktek Industri, Jenis Pekerjaan Orang Tua dan Kondisi Lingkungan Terhadap Minat Berwirausaha
Dimana dalam pelaksanaan praktek industri siswa akan
memperoleh pengalaman, pengetahuan dan ketrampilan yang akan
berguna dalam berwirausaha. Orang tua sangat berpengaruh dalam
menumbuhkan siswa untuk berwirausaha, dimana jika pekerjaan orang
tuanya sebagai wirausaha dimana dalam menjalankan usahanya dengan
baik maka tidak kemungkinan siswa akan mengikuti jejak orang tua nya
untuk berwirausaha dan sebaliknya jika pekerjaan orang tuanya bukan
sebagai wirausaha Tetapi jika pekerjaan orang tua bukan wirausaha
tetap diharapkan dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada diri
siswa dengan berbekal ilmu dan pengalaman yang telah didapat di
sekolah. Selain praktek industri dan jenis pekerjaan orang tua yang
dapat mempengaruhi minat siswa berwirausaha, faktor kondisi
lingkungan juga mempengaruhi minat berwirausaha. Dimana
lingkungan dapat mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan salah
satunya minat berwirausaha. Dan lingkungan yang dapat mempengaruhi
minat berwirausaha pada siswa yaitu lingkungan keluarga, lingkungan
Jadi ada pengaruh adanya antara praktek industri, jenis
pekerjaan orang tua dan kondisi lingkungan terhadap minat siswa untuk
berwirausaha.
G. Rumusan Hipotesis
1. Ada pengaruh dari praktek industri terhadap minat siswa berwirausaha.
2. Ada pengaruh dari jenis pekerjaan orang tua terhadap minat siswa
berwirausaha.
3. Ada pengaruh dari kondisi lingkungan terhadap minat siswa
berwirausaha.
4. Ada pengaruh dari praktek industri, jenis pekerjaan orang tua dan
kondisi lingkungan secara bersama-sama terhadap minat siswa
35 BAB III
METODE PENELITIAN
A.Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah termasuk jenis studi
kasus di sekolah SMK YPKK 1, Sleman. Studi kasus merupakan
penelitian terhadap obyek tertentu, sehingga kesimpulan yang diambil
berdasarkan penelitian tersebut hanya berlaku bagi obyek yang diteliti
saja.
B.Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK YPKK 1 Sleman. Peneliti
melakukan penelitian di SMK YPKK 1 Sleman tersebut dikarenakan
untuk mengetahui lebih jauh tentang pengaruh pelaksanaan dari praktek
industri terhadap minat siswa untuk berwirausaha, berbagai ragam latar
belakang status sosial ekonomi yang berbeda dari jenis pekerjaan orang
tua baik yang berwirausaha hingga yang tidak berwirausaha dan juga
lingkungan sekitar masyarakat tempat tinggal siswa yang berada di
lingkungan berwirausaha yang akan mendukung minat siswa untuk
C.Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas XII SMK YPKK 1 Sleman sebanyak 180. Dengan alasan siswa
kelas XII yang telah melaksanakan kegiatan praktek industri.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi. Dalam penelitian ini, sampel ini ditentukan dengan
teknik Purposive Sampling yang bertujuan yaitu teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun ciri-ciri tersebut antara
lain siswa-siswa SMK YPKK 1 Sleman yang telah menempuh praktek
industri. Berdasarkan pertimbangan tersebut peneliti menggunakan
purposive sampling. Peneliti mengambil data sampel berjumlah 180
dari seluruh kelas XII dengan rincian sebagai berikut :
Tabel III.1
Rangkuman jumlah sampel peneletian
Kelas Jumlah
XII Ak 1 29
Kelas Jumlah
XII Ak 3 28
XII Ak 4 31
XII Ak 5 31
XII TI 29
Jumlah 180
D.Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah obyek penelitian yang bervariasi atau
apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 1991:102).
Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah:
1. Variabel bebas terdiri dari:
a. Praktek industri
Praktek industri merupakan pelaksanaan dari tujuan pendidikan
sistem ganda. Dimana tujuannya untuk mempersiapkan siswanya
agar siap untuk terjun langsung ke dunia kerja sekaligus bekal nanti
untuk berwirausaha.
b. Jenis pekerjaan orang tua
Jenis pekerjaan orang tua adalah suatu bentuk atau macam
penghasilan. Dimana dalam jenis pekerjaan dibedakan menjadi 2
(dua) kelompok yakni :
1) wirausaha
2) bukan wirausaha
c. Kondisi lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar
orang-orang pergaulan dan yang mempengaruhi perkembangan anak,
seperti: iklim, alam sekitar, situasi ekonomi, perumahan, makanan,
pakaian, orang-orang tetangga dan lain-lain (Soedomo
Hadi,2003:84). Kondisi lingkungan turut berperan besar
mempengaruhi perkembangan pada siswa khususnya minat siswa
untuk berwirausaha. Kondisi lingkungan tersebut terdapat pada
kondisi lingkungan sekitar individu pada siswa sehingga
mempengaruhi minat siswa untuk berwirausaha. Khususnya di
lingkungan tempat tinggal siswa. Dimana lingkungan masyarakat
sekitar tempat tinggal siswa yang mana lingkungannya
berwirausaha akan mempengaruhi minat siswa untuk mengikuti
untuk berwirausaha yang mana akan meningkatkan kesejahteraan
hidup. Apalagi kalau orang yang dilihat itu sukses menjadi seorang
wirausahawan, maka akan terpacu untuk mengikuti jejak menjadi
2. Variabel terikat terdiri dari : minat siswa berwirausaha
Minat berwirausaha yaitu kesediaan untuk bekerja keras dan tekun
untuk mencapai kemajuan usahanya, kesediaan untuk menanggung
macam-macam resiko berkaitan dengan tindakan berusaha yang
dilakukannya, bersedia menempuh jalur dan cara baru, kesediaan
untuk hidup hemat, kesediaan belajar dari kegagalan yang dialami.
E.Teknik pengukuran
Pengukuran ini dilakukan terhadap masing-masing variabel sebagai
berikut :
1. Variabel Praktek Industri
Pengukuran variabel praktek industri dalam penelitian ini pada 11
indikator yang meliputi : (1) kemampuan belajar pengalaman; (2)
kemampuan ketrampilan; (3) peluang menjadi sukses; (4) sarana
belajar berwirausaha; (5) dorongan berprestasi; (6) kemampuan
melatih kemandirian; (7) menciptakan kesejahteraan hidup; (8)
menciptakan komitmen untuk berwirausaha; (9) kemampuan
menciptakan lapangan kerja; (10) kemampuan mengembangkan diri;
(11) kemapuan mengatur waktu dan mengembangkan diri. Adapun
penjabaran dari indikator untuk variabel praktek industri (PI) adalah
Tabel III.2 Praktek Industri
Masing-masing pertanyaan selanjutnya dinyatakan dalam 5 skala pendapat
sebagai berikut :
No. Indikator Pertanyaan Positif Pertanyaan negatif 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Kemampuan untuk belajar pengalaman
Kemampuan keterampilan Peluang menjadi sukses Sarana belajar berwirusaha Dorongan berprestasi Kemampuan melatih kemandirian
Menciptakan kesejahteraan hidup
Menciptakan komitmen untuk berwirausaha
Kemampuan menciptakan lapangan kerja
kemampuan mengembangkan diri
Kemampuan mengatur waktu dan membiasakan diri
1,2,6,10 4,17 5 7,8 9 11 12 13 14 15,16 18,19,20 3 Pernyataan positif Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju
5 4 3 2 1 Pernyataan negatif Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju
2. Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua
Dalam penelitian ini jenis pekerjaan orang tua dibedakan menjadi 2
(dua) yaitu :
a. Wirausaha
b. Bukan wirausaha
Skala pengukuran variabel ini adalah nominal. Skor =2 untuk
wirausaha dan skor =1 untuk bukan berwirausaha.
3. Variabel Kondisi Lingkungan
Dalam penelitian ini, untuk pengukuran variabel kondisi lingkungan
dilihat dari kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa.
Misalnya dalam satu RW ada berapa orang yang berwirausaha.
Batasan yang diambil yaitu dalam satu RW ada 20 orang wirausaha
sehingga dapat dikatakan siswa tersebut berada dalam lingkungan
wirausaha. Secara lebih rinci: apabila di lingkungan masyarakat
tempat tinggal siswa terdapat 10 atau lebih wirausaha maka dapat
dikatakan siswa tersebut berada di lingkungan wirausaha, tetapi
apabila di lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa terdapat
wirausaha kurang dari 10 maka dapat dikatakan siswa tersebut tidak
berada di lingkungan wirausaha. Dalam skala pengukuran untuk
= 1 untuk tidak berada di lingkungan wirausaha atau tidak terdapat
wirausaha di lingkungan tersebut.
4. Variabel Minat Berwirausaha
Pengukuran variabel minat berwirausaha dalam penelitian ini pada 8
indikator yang meliputi : (1) ketertarikan; (2) perasaan senang;
(3) keinginan/dorongan untuk terlibat dalam kegiatan berwirausaha;
(4) harapan untuk memperoleh manfaat; (5) pendirian;
(6) percaya diri sendiri; (7) perhatian.
Selanjutnya kisi-kisi pertanyaan dari indikator variabel minat
berwirausaha dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :
Tabel III.3 Minat Berwirausaha No.
Indikator Pertanyaan
Positif No Pertanyaan Negative No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Ketertarikan Perasaan senang
Keinginan untuk terlibat dalam kegiatan berwirausaha
Harapan untuk memperoleh manfaat
Semangat untuk bersaing Pendirian
Keinginan bertanggung jawab Percaya diri sendiri
1,2 5,6,9 10,11 12 13,14 16,17 18,19,20 3,4 7,8 15
Masing-masing pertanyaan selanjutnya dinyatakan dalam 5 skala pendapat
F. Metode Pengumpulan Data
1. Metode Kuesioner
Metode kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan
pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk diisi sesuai
dengan keadaan responden yang sebenarnya. Melalui cara ini
dimaksudkan peneliti memperoleh data tentang praktek industri, jenis
pekerjaan orang tua dan kondisi lingkungan yang mempengaruhi
minat siswa untuk berwirausaha
2. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan
menggunakan catatan dan dokumen yang telah ada di sekolah. Dengan
cara ini dimaksudkan untuk memperoleh data tentang keadaan
sekolah. Misalnya jumlah siswa Pernyataan positif
Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju
5 4 3 2 1 Pernyataan negative Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju
G.Teknik Analisis Data
1. Pengujian Instrumen Penelitian
a. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang
valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen
yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto,
2002:144)
Untuk menguji tingkat validitas, skor masing-masing item suatu
dikorelasikan dengan skor variabel dengan menggunakan teknik
korelasi product moment dari pearson dengan rumus angka kasar
sebagai berikut (Arikunto, 2002:144):
rxy =
(
)( )
(
)
{
∑
∑
−∑
∑
}
{
∑
∑
−( )
∑
}
− 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N Keterangan :r
xy : Koefisiensi korelasi antara variabel X dan YN : Jumlah objek uji coba
X : Nilai dari X (skor tiap item)
∑X2 : jumlah kuadrat nilai X
∑Y2 : Jumlah kuadrat nilai Y
Selanjutnya harga
r
xy dikonsultasikan denganr
tabel productmoment dengan taraf signifikasi 5% dengan
r
tabel dikatakan validapabila harga
r
hitung> darir
tabel. Sedangkan jika r hitung lebihkecil dari r tebal, maka item pertanyaan tersebut tidak digunakan.
Dalam penelitian diukur dengan menggunakan program Statistical
Product and Service Solution (SPSS) versi 16. Dalam validitas
dicari koefisiensi validitas dengan mengkorelasikan skor yang ada
dengan skor total.
Berdasarkan hasil pengujian validitas dari setiap item, berikut ini
hasil pengujian validitas.
a. Pengujian validitas variabel praktek industri
Pengujian validitas dilaksanakan dengan menggunakan
sistem komputer dengan program SPSS. Dengan taraf signifikansi
5%, apabila r hitung suatu item pertanyaan lebih besar dari pada r
tabel maka item kuesioner tersebut dianggap valid. Untuk
menetukan nilai r tabel dengan dk sama dengan jumlah kasus
dikurangi 2, dalam kasus ini dk 150 – 2 = 148 dengan taraf
rangkuman dari hasil pengujian validitas praktek industri adalah
sebagai berikut :
Tabel III.1
Hasil Pengujian Validitas Praktek Industri
Butir Soal R hitung R tabel Keterangan
1 0,457 0,159 Valid
2 0,511 0,159 Valid
3 0,311 0,159 Valid
4 0,410 0,159 Valid
5 0,566 0,159 Valid
6 0,576 0,159 Valid
7 0,529 0,159 Valid
8 0,509 0,159 Valid
9 0,497 0,159 Valid
10 0,585 0,159 Valid
11 0,493 0,159 Valid
12 0,494 0,159 Valid
13 0,309 0,159 Valid
14 0,360 0,159 Valid
15 0,592 0,159 Valid
16 0,554 0,159 Valid
17 0,521 0,159 Valid
18 0,401 0,159 Valid
19 0,398 0,159 Valid
b. Pengujian validitas variabel minat berwirausaha
Pengujian validitas dilaksanakan dengan menggunakan
sistem komputer dengan program SPSS. Dengan taraf signifikansi
5%, apabila r hitung suatu item pertanyaan lebih besar dari pada r
tabel maka item kuesioner tersebut dianggap valid. Untuk
menetukan nilai r tabel dengan dk sama dengan jumlah kasus
dikurangi 2, dalam kasus ini dk 150 – 2 = 148 dengan taraf
signifikansi 5%, maka didapat nilai r tabel 0,159. Ada pun
rangkuman dari hasil pengujian validitas minat berwirausaha
adalah sebagai berikut :
Tabel III.3
Hasil Pengujian Validitas Minat Berwirausaha
Butir Soal R hitung R tabel Keterangan
1 0,387 0,159 Valid
2 0,312 0,159 Valid
3 0,322 0,159 Valid
4 0,346 0,159 Valid
5 0,314 0,159 Valid
6 0,436 0,159 Valid
7 0,324 0,159 Valid
8 0,405 0,159 Valid
10 0,586 0,159 Valid
11 0,478 0,159 Valid
12 0,320 0,159 Valid
13 0,378 0,159 Valid
14 0,306 0,159 Valid
15 0,312 0,159 Valid
16 0,375 0,159 Valid
17 0,482 0,159 Valid
18 0,388 0,159 Valid
19 0,312 0,159 Valid
20 0,328 0,159 Valid
c. Realibilitas
Realibilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik keterandalan
sesuatu instrumen. Instrumen yang sudah dapat dipercaya yang
reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.
(Arikunto, 2002:154)
Perhitungan realibilitas ini menggunakan rumus Alpha (α) dari
Cronbach dengan taraf signifikansi 5%, yaitu :
r11 =
(
)
⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡
Keterangan :
r11 : realibilitas instrumen
k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σb2 : jumlah varians butir
σt2 : varians total
Dengan taraf signifikan sebesar ( α ) = 5%, jika nilai rhitung lebih
besar dari pada rtabel, maka butir soal tersebut dapat dikatakan
reliabel, begitu juga sebaliknya jika rhitung lebih kecil dari rtabel
maka soal tersebut tidak reliabel.
Tabel III.4
Hasil Pengujian Realibilitas
Variabel R hitung R tabel Keterangan
Praktek industri 0,868 0,159 Realiabel
Minat berwirausaha 0,808 0,159 Realibel
Hasil analisis diperoleh koefisien alpha sebesar 0,868 untuk
variabel praktek industri dan 0,808 untuk variabel minat
berwirausaha. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
instrumen yang digunakan pada penelitian ini realiabel, dimana r
hitung lebih besar dari r tabel.
Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
apakah data yang terjaring berdistribusi normal, sehingga analisis
untuk menguji hipotesis da