ABSTRAK
PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN, PRAKTIK INDUSTRI, DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP MINAT
BERWIRAUSAHA SISWA SMK
Studi Kasus pada Siswa SMK Kelas XII, Jurusan Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Pemasaran, SMK Negeri 1 Yogyakarta dan SMK Koperasi
Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012 kewirausahaan terhadap minat berwirausaha siswa SMK, (2) pengaruh praktik industri terhadap minat berwirausaha siswa SMK, (3) pengaruh jenis pekerjaan orang tua terhadap minat berwirausaha siswa SMK.
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Yogyakarta dan SMK Koperasi Yogyakarta, pada bulan Januari 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII yang berjumlah 822 siswa dengan jumlah sampel sebanyak 139 orang siswa jurusan Akuntansi, Administrasi Perkantoran dan Pemasaran. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan sampling purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Data penelitian dianalisis dengan mengunakan teknik analisis Regresi Ganda dan analisis Chi Kuadrat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh jiwa kewirausahaan terhadap minat berwirausaha siswa SMK ( . =0,503; =
0,000 < 0,05 ), (2) ada pengaruh praktik industrI terhadap minat berwirausaha siswa SMK ( . =0,305; = 0,000 > 0,05 ), terdapat pengaruh jiwa
ABSTRACT
EFFECT OF THE SPIRIT OF ENTREPRENEURSHIP, INDUSTRIAL PRACTICES, AND KIND OF PARENTS’ OCCUPATION TOWARDS THE INTEREST IN ENTREPRENEURSHIP OF VOCATIONAL HIGH
SCHOOL STUDENTS
A Case Study on The Twelfth Class State One, Vocational High School Students and Coorperative Vocational High School Students, Yogyakarta 2011-2012
Batch, The Department of Accounting, Office Administration, Marketing.
Eksiningrum Sanata Dharma University
Yogyakarta 2012
The purpose of this study is to determine: (1) the effect of the spirit of entrepreneurship towards the students’ interest in entrepreneurship of vocational high school students, (2) the effect of the industrial practices towards the interest in entrepreneurship of vocational high school students, (3) the effect of the parents’ occupation towards the interest in entrepreneurship of vocational high school students.
This study was conducted at One State Vocational High School Yogyakarta and Cooperative Vocational High School Yogyakarta, in January 2012. The population in this study were 822 students of the twelfth class. The samples were 139 students majoring in accounting, office administration and marketing. The technique of taking the samples was purposive sampling. The data collecting technique was questionnaire. Data were analyzed by using the technique of Multiple Regression analysis and Chi Square analysis.
The results show that: (1) there is an effect of the spirit of entrepeneurship towards the students’ interest in entrepreneurship of vocational high school students ( . =0,503; = 0,000 < 0,05), (2) there is an effect of the industrial
practices towards the interest in entrepreneurship of vocational high school students ( . = 0,305; = 0,000 > 0,05), there is the influence of the spirit of
PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN, PRAKTIK
INDUSTRI DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA
TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK
Studi Kasus pada Siswa SMK Kelas XII, Jurusan Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Pemasaran, SMK Negeri 1 Yogyakarta dan SMK Koperasi
Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
Eksiningrum NIM: 08 1334 061
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN, PRAKTIK
INDUSTRI DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA
TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK
Studi Kasus pada Siswa SMK Kelas XII, Jurusan Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Pemasaran, SMK Negeri 1 Yogyakarta dan SMK Koperasi
Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012
Oleh :
Eksiningrum NIM: 08 1334 061
Telah disetujui oleh:
Pembimbing
PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN, PRAKTIK
INDUSTRI DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA
TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK
Studi Kasus pada Siswa SMK Kelas XII, Jurusan Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Pemasaran, SMK Negeri 1 Yogyakarta dan SMK Koperasi
Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Eksiningrum NIM: 08 1334 061
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 16 November 2012
dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua Indra Darmawan, S.E.,M.Si. .…………... Sekretaris Laurentius Saptono, S.Pd.,M.Si. ...……...…... Anggota Drs. F.X. Muhadi, M.Pd. …………...….... Anggota B. Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd ..…………...….. Anggota Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si. ..………...
Yogyakarta, 16 November 2012
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Dekan,
PERS EMBAHAN
Seiring r asa syukur dan atas Ridho-Mu, skr ipsi ini kuper sembahkan kepada:
Ibunda Par tini dan Ayah handa Endar yanto, SP.d yang telahmelahirkan Eksi serta telah member ikan kasih sayang ser ta doa yang
tiada hentinya.
Adikku Nanik Ugiyani dan Aditya Fajar Laksono ser ta Mas Rena BudiSetiya Laksana yang selalu menjadi pendor ong semangatk u untuk
menyelasaikan study ini.
Sahabat-sahabatkuMOTTO
Awali dengan Bissmillahi Rahmanir Rahim dan akhir i denganAlhamdulillahi Rabbilalamin.
J angan pernah takut untuk mencoba dan gagal, kar ena kegagalan adalahawal dar i kesuksesan.
Tidak peduli siapakah kamu, yang lebih penting adalah apa yang kamulakukan.
Lakukan apa yang kamu bisa untuk semua, kar ena pasti akan kamu dapatyang lebih baik.
Yakinlah bahwa jalan hidupmu adalah yang ter baik untukmu, makaPERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 16 November 2012
Penulis
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Eksiningrum
Nomor Mahasiswa : 08 1344 061
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN, PRAKTIK INDUSTRI DAN
JENIS PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP MINAT
BERWIRAUSAHA SISWA SMK
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 16 November 2012
Yang menyatakan
ABSTRAK
PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN, PRAKTIK INDUSTRI, DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP MINAT
BERWIRAUSAHA SISWA SMK
Studi Kasus pada Siswa SMK Kelas XII, Jurusan Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Pemasaran, SMK Negeri 1 Yogyakarta dan SMK Koperasi
Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012 kewirausahaan terhadap minat berwirausaha siswa SMK, (2) pengaruh praktik industri terhadap minat berwirausaha siswa SMK, (3) pengaruh jenis pekerjaan orang tua terhadap minat berwirausaha siswa SMK.
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Yogyakarta dan SMK Koperasi Yogyakarta, pada bulan Januari 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII yang berjumlah 822 siswa dengan jumlah sampel sebanyak 139 orang siswa jurusan Akuntansi, Administrasi Perkantoran dan Pemasaran. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan sampling purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Data penelitian dianalisis dengan mengunakan teknik analisis Regresi Ganda dan analisis Chi Kuadrat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh jiwa kewirausahaan terhadap minat berwirausaha siswa SMK ( . =0,503; =
0,000 < 0,05 ), (2) ada pengaruh praktik industrI terhadap minat berwirausaha siswa SMK ( . =0,305; = 0,000 > 0,05 ), terdapat pengaruh jiwa
ABSTRACT
EFFECT OF THE SPIRIT OF ENTREPRENEURSHIP, INDUSTRIAL PRACTICES, AND KIND OF PARENTS’ OCCUPATION TOWARDS THE INTEREST IN ENTREPRENEURSHIP OF VOCATIONAL HIGH
SCHOOL STUDENTS
A Case Study on The Twelfth Class State One, Vocational High School Students and Coorperative Vocational High School Students, Yogyakarta 2011-2012
Batch, The Department of Accounting, Office Administration, Marketing.
Eksiningrum Sanata Dharma University
Yogyakarta 2012
The purpose of this study is to determine: (1) the effect of the spirit of entrepreneurship towards the students’ interest in entrepreneurship of vocational high school students, (2) the effect of the industrial practices towards the interest in entrepreneurship of vocational high school students, (3) the effect of the parents’ occupation towards the interest in entrepreneurship of vocational high school students.
This study was conducted at One State Vocational High School Yogyakarta and Cooperative Vocational High School Yogyakarta, in January 2012. The population in this study were 822 students of the twelfth class. The samples were 139 students majoring in accounting, office administration and marketing. The technique of taking the samples was purposive sampling. The data collecting technique was questionnaire. Data were analyzed by using the technique of Multiple Regression analysis and Chi Square analysis.
The results show that: (1) there is an effect of the spirit of entrepeneurship towards the students’ interest in entrepreneurship of vocational high school students ( . =0,503; = 0,000 < 0,05), (2) there is an effect of the industrial
practices towards the interest in entrepreneurship of vocational high school students ( . = 0,305; = 0,000 > 0,05), there is the influence of the spirit of
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pengaruh
Jiwa Kewirausahaan, Praktik Industri dan Jenis Pekerjaan Orang Tua terhadap
Minat Berwirausaha Siswa SMK”.
Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Akuntansi.
Melalui kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih yang tulus kepada
semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini, terutama kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yohyakarta.
2. Bapak Indra Darmawan, S.E.,M.Si. selaku Ketua Jurusan Program Studi
Pendidikan Akuntansi.
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd.,M.Si. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Akuntansi.
4. Bapak Drs. F.X. Muhadi, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu memberikan kritik, saran dan masukan demi
kesempurnaan dan penyelesaian skripsi ini.
5. Para Dosen Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan
pengetahuan pada proses perkuliahan.
6. Semua Karyawan di Sekretariat Program Studi Pendidikan Akuntansi yang
7. Kedua orang tua yang selalu mendoakan dan yang selalu mendukung dalam
segala hal yang terbaik untuk anaknya dalam proses penyusunan skripsi ini,
berkat dukungan dari mereka akhirnyaskripsi ini dapat diselesaikan dengan
baik.
8. Sahabat-sahabatku yang selalu mendukungaku, membantuaku dalam kesulitan
dan yang selalu mau berbagi susah denganku.
9. Siswa SMK Negeri 1 Yogyakarta dan SMK Koperasi Yogyakarta Tahun
Ajaran 2011/2012 yang telah berkenan membantu penulis untuk mengisi
kuesioner dalam penyelesaian skripsi ini.
10.Teman-teman PAK 2008 yang selalu menjadi inspirasi saya agar cepat
menyelesaikan skripsi ini dan diwisuda, terimakasih juga atas
masukan-masukan dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
terdapat kekurangan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis.
Oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Saya berharap skripsi ini dapat berguna bagi semua
pihak yang membutuhkan.
Yogyakarta, 12 November 2012
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Batasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS ... 9
A. Minat Berwirausaha ... 9
1. Pengertian Minat ... 9
2. Wirausaha. ... 11
B. Jiwa Kewirausahaan. ... 14
1. Definisi Jiwa Kewirausahaan ... 14
2. Kekuatan Mental ... 15
3. Etika atau Norma Wirausaha ... 15
C. Pendidikan Sistem Ganda ... 17
1. Pengertian Pendidikan Sistem Ganda ... 17
2. Tujuan Pendidikan Sistem Ganda (PSG). ... 18
3. Karakteristik Pendidikan Sistem Ganda (PSG)... 20
4. Pelaksanaan Praktik Industri (PI) ... 21
D. Jenis Pekerjaan Orang Tua ... 24
1. Pengertian Jenis Pekerjaan ... 24
2. Pengertian Orang Tua ... 25
E. Kerangka Berpikir ... 26
F. Hipotesis Penelitian ... 28
BAB III METODE PENELITIAN ... 29
A. Jenis Penelitian ... 29
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29
C. Subjek dan Objek Penelitiam ... 30
E. Variabel Penelitiandan Pengukuran. ... 32
F. Teknik Pengumpulan Data ... 33
G. Teknik Pengujian Instrumen ... 35
H. Teknik Analisis Data ... 41
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 48
A. Deskriptif Data ... 48
B. Analisis Data ... 53
C. Pembahasan ... 60
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 66
A. Kesimpulan ... 66
B. Keterbatasan Penelitian ... 66
C. Saran ... 68
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Operasional Variabel Minat, Jiwa Kewirusahaan
dan Praktik Industri ... 33
Tebel 3.2 Hasil Pengujian Validitas pada Variabel Minat Berwirausaha ... 37
Tabel 3.3 Hasil Pengujian Validitas pada Variabel Jiwa Kewirausahaan ... 37
Tabel 3.4 Hasil Pengujian Validitas padaVariabel Praktik Industri ... 38
Tabel 3.5 Reliability Statistik Minat Berwirausaha... 40
Tabel 3.6 Reliability Statistik Jiwa Kewirausahaan ... 40
Tabel 3.7 Reliability Statistik Praktik Industri ... 40
Table 3.8 PAP II ... 41
Table 3.9 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi... 45
Tabel 4.1 Minat Berwirausaha ... 48
Tabel 4.2 Jiwa Kewirausahaan ... 49
Tabel 4.3 Praktik Industri... 51
Tabel 4.4 Jenis Pekerjaan Orang Tua ... 52
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Normalitas ... 53
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Linieritas Jiwa Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha ... 53
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Linieritas Praktik Industri terhadap Minat Berwirausaha ... 54
Tabel 4.9 Model Summary ... 57
Tabel 4.10 Anova ... 57
Tabel 4.11 Tabel Kontingensi Pengaruh Jenis Perkerjaan Orang Tua
terhadap Minat Bewirausaha... 59
Tabel 4.12 Hasil Pengujian Chi-Square Pengaruh Jenis Perkerjaan
Orang Tua terhadap Minat Bewirausaha ... 60
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. Kuesioner Penelitian ... 71
LAMPIRAN 2. Data Induk Penelitian ... 83
LAMPIRAN 3. PAP II dan Pengukuran Hipotesis ... 98
LAMPIRAN 4. Validitas dan Reliabilitas ... 102
LAMPIRAN 5. Hasil Uji Normalitas dan Uji Linieritas ... 109
LAMPIRAN 6. Hasil Pengujian Hipotesis ... 111
A.Hasil Pengujian Regresi Ganda ... 112
B.Hasil Pengujian Chi Kuadrat ... 113
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam
pembangunan semenjak masa lampau, masa kini dan lebih-lebih untuk masa
yang akan datang. Untuk itu pendidikan sangatlah diperlukan karena hanya
dengan pendidikan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang handal,
mandiri dan profesional.
Proses pendidikan di Indonesia menjadi tanggung jawab bersama,
keluarga, masyarakat dan pemerintah yang dilaksanakan dalam wadah
pendidikan formal maupun non formal. SMK merupakan lembaga pendidikan
yang bertujuan menyiapkan peserta didiknya untuk menjadi tenaga kerja yang
terampil dan mengutamakan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan
tertentu. Hal ini sesuai dengan tujuan khusus yang ada dalam kurikulum SMK
edisi 2006 (www.pusdiknakes.or.id) yang menyebutkan bahwa, SMK bertujuan
untuk:
1. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja
mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia
industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi
2. Membekali peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam
berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap
profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya.
3. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni agar
mampu mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri maupun
melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
4. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai
dengan program keahlian yang dipilih.
Sudah seharusnya lulusan SMK adalah sosok-sosok yang mempunyai
kemampuan untuk mengimplementasi kemampuan wirausaha yang dimiliki
anak didik, baik konsep maupun praktiknya. Jika anak didik mampu
mengimplementasikan dalam hidupnya, maka hal tersebut akan mampu
mengurangi jumlah pengangguran yang ada. Dengan kemampuan wirausaha
yang dimiliki, maka anak didik tidak hanya sebagai sosok-sosok secara umum,
melainkan sosok-sosok produktif untuk kehidupan yang bisa diandalkan.
Selain itu sekolah memang sudah seharusnya melakukan proses
pembekalan kemampuan, keterampilan kewirausahaan untuk anak didiknya
dan memberikan bekal pengetahuan dan menanamkan jiwa kewirausahaan
kepada anak didiknya, sehingga saat lulus mereka sudah mempunyai keinginan
dan minat untuk berwirausaha bahkan siap untuk bekerja.
Jiwa kewirausahaan merupakan salah satu faktor yang diduga mampu
mendukung minat siswa SMK untuk terjun dalam dunia wirausaha. Biasanya
minat seseorang untuk menjadi wirausahawan tangguh. Apabila jiwa
kewirausahaan seseorang tinggi, maka diduga kuat minat siswa untuk
berwirausaha juga akan tinggi. Sebaliknya jika jiwa kewirausahaan rendah,
maka minat siswa untuk berwirausaha juga rendah.
Untuk mewujudkan tujuan dari SMK maka salah satu kebijakan yang
ditempuh oleh Depdiknas adalah kebijakan keterkaitan dan keterpaduan.
Sebagai wujud dari kebijaksanaan tersebut Depdiknas menyelenggarakan
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yang merupakan perpaduan saling mengisi
dan melengkapi antara program pendidikan di lembaga pendidikan dan
program pelatihan untuk peningkatan keahlian profesi di lapangan kerja.
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yang berwujud pada Praktik Industri
(PI) pada hakikatnya merupakan kegiatan siswa dalam mewujudkan teori yang
telah didapat dalam mata pelajaran di sekolah. Orientasi dari Pendidikan
Sistem Ganda adalah mengarah pada tingkat pengujian teori dengan praktik
sesungguhnya, jadi praktik industri tersebut bermaksud untuk dapat
menyesuaikan diri dengan dunia bisnis sesungguhnya dengan berdasarkan teori
yang didapat dalam mata pelajaran di sekolah (SMK), sehingga mata pelajaran
yang diberikan di SMK tidak hanya bersifat teoritis.
Jenis pekerjaan orang tua akan mempengaruhi pola pikir seseorang
terhadap dunia berwirausaha. Orang tua yang sukses di dalam pekerjaanya
(berwirausaha), akan memotivasi anak untuk melakukan hal yang sama dengan
orang tuanya. Dengan begitu tidak menutup kemungkinan bahwa anak tersebut
siswa. Walaupun anak tersebut juga tertarik untuk mencapai pekerjaan di
perusahaan atau intansi lain, kemungkinan mereka untuk berwirausaha sangat
kuat karena mereka telah menyaksikan dan menikmati keberhasilan orang
tuanya dalam berwirausaha. Bagi yang orang tuanya bukan seorang
wirausahawan pun tidak akan menutup kemungkinan, bagi anak mereka
nantinya untuk berwirausaha. Hal itu dapat terjadi melihat kondisi saat ini
dimana mencari pekerjaan sudah sangatlah sulit.
Minat berwirausaha tidak dibawa sejak lahir melainkan dibentuk dan
dipelajari sepanjang perkembangan orang tersebut. Minat dapat dibentuk dari
interaksi sosial. Salah satu upayanya adalah lewat pengajaran yang
diorientasikan pada pekerjaan tersebut. Dalam proses belajar mengajar
senantiasa pendidik menanamkan sikap yang positif terhadap wirausaha agar
jiwa berwirausaha siswa tumbuh dan berkembang. Minat juga dapat
dikembangkan dengan menggalih semua pengetahuan yang terkait dengan
kewirausahaan. Sehingga dengan kegiatan PI yang sudah didapat diharapkan
mampu menibulkan minat untuk berwirausaha pada anak didik.
Untuk mengetahui sebesar mana pengaruh jiwa kewirausahaan, praktik
industri dan jenis pekerjaan orang tua mempengaruhi minat untuk berwirausaha
pada siswa SMK, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Jiwa Kewirausahaan, Praktik Industri dan Jenis Pekerjaan Orang Tua terhadap Minat Berwirausaha Siswa SMK”
Dalam penelitian ini penulis melakukan studi kasus pada siswa kelas
1 Yogyakarta dan SMK Koperasi Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012 yang
telah mengikuti mata pelajaran kewirausahaan dan melaksanakan praktik
industri.
B.Identifikasi Masalah
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya suatu
usahan atau minat berwirausahan. Faktor-faktor tersebut dapat dibagi menjadi
faktor dari luar dan dari diri siswa itu sendiri. Faktor dari luar atau faktor
eksternal yang terdiri dari jenis pekerjaan orang tua, pengalaman orang tua,
kurikulum sekolah, kondisi lingkungan dan keluarga, masyarakat, dorongan
orang tua dan teman, sistem perekonomian, politik dan sebagainya. Sedangkan
faktor dari dalam diri manusia itu sendiri atau faktor internal ini berasal dari
pribadi masing-masing misalnya kemampuan, pengetahuan, bakat, kegemaran,
sikap, minat, intelejensi, jenis kelamin, usia dan yang lainnya.
Faktor eksternal yang berupa jenis pekerjaan orang tua memang dapat
mempengaruhi berwirausaha pada diri siswa. Jiwa kewirausahaan merupakan
salah satu faktor yang diduga mampu mendukung minat lulusan perguruan
tinggi ataupun lulusan SMK untuk terjun dalam dunia wirausaha. Biasanya
orang yang berjiwa wirausaha mempunyai ciri-ciri yang mampu mendukung
minat seseorang untuk menjadi wirausahawan tangguh. Faktor selanjutnya
yang mempengaruhi minat berwirausaha adalah mengenai pengetahuan
berwirausaha karena dengan pengetahuan dapat menjadi bekal untuk
pengalaman yang didapat oleh siswa selama siswa mengikuti praktik industri,
karena apabila kegiatan tentang kewirausahaan seseorang banyak, maka hal ini
akan mempengaruhi minat untuk berwirausaha. Apalagi untuk mencari
pekerjaan sekarang ini sangatlah sulit hal ini tentunya juga akan mempengaruhi
siswa dalam pengambilan keputusan jika kelak lulus dari SMK. Dari semua
alasan dan fakta tersebut diharapkan siswa dapat bersikap positif terhadap
minat berwirausaha.
C.Batasan Masalah
Mengingat begitu banyaknya faktor yang diduga berpengaruh terhadap
minat siswa SMK untuk berwirausaha maka perlu diadakan pembatasan
terhadap masalah. Berhubung adanya keterbatasan waktu, tenaga, biaya dan
kemampuan dari peneliti ini dibatasi pada tiga faktor yang diduga berpengaruh
terhadap minat siswa untuk berwirausaha, yaitu jiwa kewirausahaan, praktik
industri dan jenis pekerjaan orang tua.
D.Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis mengemukakan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah jiwa kewirausahaan berpengaruh terhadap minat berwirausaha
siswa SMK?
2. Apakah praktik industri berpengaruh terhadap minat berwirausaha siswa
3. Apakah jenis pekerjaan orang tua berpengaruh terhadap minat berwirausaha
siswa SMK?
E.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan di atas maka tujuan yang ingin dicapai
sehubungan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh jiwa kewirausahaan terhadap
minat berwirausaha siswa SMK.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh praktik industri terhadap minat
berwirausaha siswa SMK.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh jenis pekerjaan orang tua terhadap
minat berwirausaha siswa SMK.
F.Manfaat Penelitian
1. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk
dapat menumbuhkan minat berwirausaha pada siswa SMK khususnya kelas
XII.
2. Bagi Penulis
Dengan penelitian ini penulis berharap dapat menerapkan semua ilmu yang
diterima di bangku kuliah guna memperoleh pengalaman, wawasan dan
belajar menganalisis suatu masalah kemudian mengambil suatu keputusan
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan bacaan dan
referensi UPT Perpustakaan.
4. Bagi Guru Pembimbingan di SMK
Penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan dan sebagai bahan
pertimbangan mengenai pelaksanaan bimbingan dan konseling pada
umumnya dan bimbingan karir pada khususnya dalam mengarahkan siswa
untuk berwirausaha.
5. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa untuk mengetahui
faktor-faktor yang berpengaruh untuk berwirausaha, sehingga dapat menumbuhkan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A.Minat Berwirausaha 1. Pengertian Minat
Jika seseorang mengerjakan sesuatu diawali dengan minat maka
akan memperoleh hasil yang baik daripada mereka yang tidak memiliki
minat dalam mengerjakan sesuatu.
Definisi minat menurut W.S Winkel (1997:30) adalah
kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada
bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.
Sedangkan menurut Masidjo (1995:52) minat adalah suatu kecenderungan
yang agak menetap dalam diri subyek dimana ia merasa tertarik akan suatu
hal dan merasa senang bersama hal tersebut.
Menurut Mapiare (1982:82) minat diartikan sebagai perangkat
mental yang terdiri dari suatu campuran perasaan, harapan, pendirian,
prasangka, atau kecenderungan yang mengarahkan individu kepada suatu
pilihan tertentu. Dalam hal pembentukan minat menurut Andi Mappiare
(1982), minat berasal dari harapan. Karena minat terdiri dari perasaan,
harapan, prasangka atau kecenderungan untuk mengarahkan individu pada
suatu pilihan. Hal ini berarti bahwa minat seseorang akan timbul jika
seseorang memiliki rasa senang, memiliki harapan terhadap obyek, memiliki
pekerjaan itu sebagai obyek.
Dari definisi minat di muka dapat disimpulkan bahwa minat
merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa
saja yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila seseorang
melihat apa yang memberi kepuasan baginya, ia merasa tertarik untuk
menekuninya, kegiatan yang memberi kepuasan menyebabkan minat tetap
tinggi pada minat tersebut.
Minat merupakan salah satu faktor pokok untuk meraih sukses dalam
studi. Secara lebih rinci arti penting minat dalam kaitannya dengan
pelaksanaan studi adalah:
a. Minat melahirkan perhatian yang serta merta.
b.Minat memudahkan terciptanya konsentrasi.
c. Minat mecegah gangguan pengaruh di luar.
d.Minat mempererat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan.
e. Minat memperkecil kebosanan studi dalam diri sendiri.
Jenis-jenis yang mempengaruhi minat dikelompokkan menjadi dua
golongan (W.S Winkel, 1997:27-28):
a. Minat secara intrinsic
Minat secara intrinsik merupakan minat yang berdasarkan suatu dorongan
yang secara mutlak timbul dalam individu sendiri tanpa pengaruh dari
luar seperti sikap, persepsi, prestasi belajar, bakat, jenis kelamin,
intelegensi, dan sebagainya.
Minat secara ekstrensik merupakan minat yang berdasarkan suatu
dorongan atau pengaruh dari luar individu, seperti latar belakang sosial
ekonomi, minat orang tua, minat teman sebaya, lingkungan, dan
sebagainya.
Minat tidak dibawa sejak lahir melainkan dibentuk dan berkembang
melalui proses pendidikan, sosialisasi, dan proses interaksi di sekolah,
masyarakat, dan di dalam keluarga.
2. Wirausaha
a. Pengertian Wirausaha
Menurut pendapat Wasty Soemanto (2006:42) Secara etimologis,
wiraswasta merupakan istilah yang berasal dari kata wira dan swasta.
Wira berarti berani, utama, atau perkasa. Swasta merupakan panduan dari
dua kata swa dan sta, swa artinya sendiri sedangkan sta artinya berdiri.
Wiraswasta adalah keberanian, keutamaan, serta keperkasaan dalam
memenuhi kebutuhan serta memecahkan permasalahan hidup dengan
kekuatan yang ada pada diri sendiri.
Menurut Intruksi Presiden RI No 4 Th 1995, dalam Abas Sunarya
dkk (2010:35) kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan
kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang
mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja,
teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka
Menurut David E. dalam Abas Sunarya dkk (2010:35) wirausaha
adalah seorang yang mengorganisasikan dan mengarahkan usaha baru,
wirausaha berani mengambil resiko yang terkait dengan proses pemulaian
usaha. Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan wirausaha adalah
orang-orang yang mempunyai kemampuan, keberanian, keutamaan,
keperkasaan dalam mengambil suatu resiko untuk mencapai kesuksesan.
b.Karakteristik Kewirausahaan
Geoffrey dalam Suryana (2006:24) mengemukakan ciri-ciri dan
watak kewirausahaan yaitu sebagai berikut:
1)Percaya diri dan optimis dengan watak memiliki kepercayaan diri yang
kuat, ketidaktergantungan terhadap orang lain dan individualistis.
2)Berorientasi pada tugas dan hasil dengan watak akan kebutuhan untuk
berprestasi, berorientasi laba, mempunyai dorongan kuat, tekun dan
tabah serta inisiatif.
3)Berani mengambil resiko dan menyukai tantangan dengan watak
mampu mengambil resiko yang wajar.
4)Kepemimpinan dengan watak berjiwa kepemimpinan, mudah
beradaptasi dengan orang lain serta terbuka terhadap saran dan kritik.
5)Berorientasi pada masa depan dengan watak memiliki visi dan
prespektif terhadap masa depan.
c. Konsep Diri
Menurut Yuyus Suryana (2010:64) konsep diri yang dimiliki
dasar yaitu apa yang diyakini seseorang sebagai gambaran diri yang
sesungguhnya. Kedua, konsep diri sosial yaitu apa yang diyakini
seseorang sebagai gambaran dirinya dalam pandangan orang lain. Ketiga
konsep diri ideal yaitu apa yang diinginkan seseorang sebagai gambaran
dirinya.
Dari beberapa definisi dan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
pengertian minat berwirausaha adalah suatu keinginan atau ketertarikan
untuk menjadi seseorang yang mempunyai kemampuan, keberanian,
keutamaan, keperkasaan dalam mengambil suatu resiko untuk mencapai
kesuksesan.
d.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha
Menurut pendapat Mudjiarto (2006:41-43) ada beberapa hal yang
mempengaruhi keinginan seseorang untuk berwirausaha, antara lain:
1) Faktor internal, di dalam faktor internal ada dua kebutuhan atau motif
yang perlu diketahui yaitu pisikologis: kebutuhan fisikologis
merupakan kebutuhan dasar manusia seperti sandang, pangan, papan,
kebutuhan ini merupakan hal mendasar seseorang berminat untuk
berwirausaha setelah seseorang memenuhi kebutuhan fisikologisnya
maka seseorang akan menuntut kebutuhan yang lain dalam hal ini
adalah kebutuhan psikologis, adapun kebuthan psikologis yang di
maksudkan adalah kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan
memepertahankan diri, kebutuhan memeperkuat diri.
pengaruh yang dipunyai oleh seseorang wirausaha yang berupa
imbalan, adapun imbalan yang dimaksudkan berupa gaji, kondisi kerja,
penghargaan, jenjang karier dan tanggung jawab.
Menurut Gede Anggan Suhandan dalam Suryana (2006:52)
mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena
adanya suatu motif, yaitu motif berprestasi. Motif berprestasi adalah suatu
nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai hasil terbaik
guna mencapai kepuasan pribadi, faktor dasarnya adalah adanya
kebutuhan yang harus dipenuhi.
B.Jiwa Kewirausahaan
1. Definisi Jiwa Kewirausahaan
Suryana (2006:3) Proses kreatif dan inovatif hanya dilakukan oleh
orang yang memiliki kepribadian kreatif dan inovatif, yaitu
orang-orang yang memiliki jiwa, sikap dan perilaku kewirausahaan dengan
ciri-ciri: penuh kepercayaan diri, indikatornya adalah penuh keyakinan, optimis,
berkomitmen, disiplin dan bertanggung jawab. Memiliki inisiatif,
indikatornya adalah penuh energi, cekatan dalam bertindak dan aktif.
Memiliki motif berprestasi, indikatornya adalah orientasi pada hasil dan
wawasan ke depan. Memiliki jiwa kepemimpinan, indikatornya adalah
berani tampil beda, dapat dipercaya dan tangguh dalam bertindak. Berani
2. Kekuatan Mental
Kekuatan mental yang membangun kepribadian untuk berwirausaha
menurut, Wasty Soemanto (2006:57) yaitu:
a. Berkemauan keras, wirausahawan bukanlah orang yang pantang
menyerah dan mengeluh dalam menjalankan setiap usaha oleh karena itu
diperlukan kemauan dalam memulai dan menjalankan setiap usaha.
b.Berkeyakinan kuat atas kekuatan pribadi, seorang wirausaha harus dapat
mengenali diri, mempunyai kepercayaan pada diri sendiri dan memahami
tujuan serta kebutuhan.
c. Kejujuran dan tanggung jawab, seorang wirausaha harus memiliki moral
yang tinggi dan disiplin terhadap diri sendiri agar dapat merencanakan
sesuatu menjadi lebih baik.
d.Ketahanan pisik dan mental, dalam hal ini wirausaha harus menjaga
ketahanan atau kesehatan jasmani dan rohani, serta sikap sabar dan tabah.
e. Keuletan dan kerja keras, menjadi wirausaha diperlukan sikap ulet dan
kerja keras agar dapat bersaing dengan wirausahaan yang lain.
f. Pemikiran yang konstruktif dan kreatif, menjadi wirausaha di perlukan
ide kreatif agar dapat mengembagkan usahanya yang sesuai dengan
keadaan pasar atau fenomena yang sedang berkembang.
3. Etika atau Norma Wirausaha
Menurut Kasmir (2009:21) etika atau norma yang harus ada dalam
a. Kejujuran, seorang pengusaha harus selalu jujur baik dalam berbicara
maupun bertindak karena tanpa kejujuran usaha tidak akan maju dan
tidak dipercaya konsumen atau mitra kerja.
b.Bertanggung jawab, pengusaha harus bertanggung jawab terhadap segala
kegiatan yang dilakukan dalam bidang usahanya, tanggung jawab tidak
hanya terbatas pada kewajiban, tetapi juga pada seluruh karyawan,
masyarakat, dan pemerintah.
c. Menepati janji, sekali seorang pengusaha tidak menepati janjinya maka
akan hilang kepercayaan pelanggan terhadapnya. Pengusaha juga harus
konsisten terhadap apa yang telah disepakatinya.
d.Disiplin, pengusaha dituntut untuk selalu displin dalam berbagai kegiatan
yang berkaitan dengan usahanya.
e. Taat hokum, pelanggaran terhadap hukum dan peraturan yang telah
dibuat berakibat fatal di kemudian hari. Maka dari itu pengusaha harus
selalu patuh dan menaati hukum yang berlaku baik yang berkaitan dengan
pemerintah maupun masyarakat.
f. Suka membantu, pengusaha secara moral harus sanggup membantu
berbagai pihak yang memerlukan bantuan, pengusaha yang terkesan pelit
akan dimusuhi oleh banyak orang.
g. Komitmen dan menghormati, pengusaha yang menjunjung tinggi
komitmen terhadap apa yang telah diucapkan atau disepakati akan
h. Mengejar prestasi, pengusaha yang sukses harus selalu berusaha
mengejar prestasi setinggi mungkin tujuannya agar perusahaan dapat
terus bertahan dari waktu ke waktu.
C.Pendidikan Sistem Ganda
1. Pengertian Pendidikan Sistem Ganda
Memahami Pendidikan Sistem Ganda (PSG) perlu pemahaman
terhadap hakekat dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), karena antara
Pendidikan Sistem Ganda dengan SMK mempunyai hubungan erat, yaitu
PSG diselenggarakan di pendidikan kejuruan. Pendidikan kejuruan tingkat
menengah, membekali siswa dengan sikap profesional sebagai tenaga kerja
tingkat menengah, di samping kemampuan normatif dan adaptif. Dengan
demikian, bentuk program-program pendidikan SMK disesuaikan dengan
jenis-jenis pekerjaan di lapangan kerja.
SMK bisnis dan manajemen termasuk program yang muncul karena
adanya kebutuhan atau tumbuhnya berbagai lapangan kerja di masyarakat.
Di sini nampak adanya jalinan antara lembaga pendidikan kejuruan dengan
lembaga industri yang saling memerlukan. Dunia industri memerlukan
tenaga yang terampil dan berkualitas dari lembaga pendidikan, sehingga
perlu adanya kerja sama yang saling menguntungkan. Keterpaduan dalam
proses belajar yang melibatkan keduanya dikenal dengan Pendidikan Sistem
Ganda.
“Pendidikan sistem ganda adalah suatu bentuk penyelenggaraan
pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematik dan
sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian
yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung didunia kerja, terarah
untuk mencapai suatu tingkat.”(Depdikbud, 1994:10)
Wardiman Djojonegoro (1994:10) mengemukakan bahwa,
“Pendidikan sistem ganda pada dasarnya adalah suatu penyelenggaraan
pendidikan yang mengintegrasikan secara tersistem kegiatan pendidikan
(teori) di sekolah dengan kegiatan pendidikan (praktik) di industri.”
2. Tujuan Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) adalah wujud dari Praktik Industri
(PI) yang merupakan suatu sub sistem dari pendidikan kejuruan, maka
semua kegiatan PSG hendaknya mengacu pada prisip dasar pendidikan
kejuruan. Untuk itu semua komponen yang terlibat di dalam PSG harus
saling bekerja sama dan saling mendukung komponen dalam pelaksanaan
PSG yaitu pihak sekolah dan pihak dunia industri/dunia industri yang
menjadi pasangannya.
Adapun kegiatan yang perlu dilakukan agar pelaksanaan PSG
berjalan dengan baik dan sistematis yaitu:
a. Menyusun program kerja yang jelas tentang rencana Pendidikan Sistem
bahan kajian serta pertimbangan pihak dunia usaha yang akan diajak
bekerja sama.
b.Memantapkan ikatan antara SMK dengan dunia usaha pamasarannya,
sehingga menjamin kelangsunagan penyenggaraan PSG.
c. Menyusun program pengajaran bersama dengan dunia usaha pasangannya
berdasarkan kurikulum yang berlaku.
d.Menyiapkan tenaga yang akan terlibat dalam PSG khususnya tenaga
pengajar, pelatih/instruktur dunia kerja dan tenaga teknis lainnya.
e. Melaksanakan Pendidikan Sistem Ganda sesuai dengan program yang
telah dibuat.
f. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan PSG.
g. Melaporkan proses dan hasil pelaksanakan PSG (Depdikbud, 1994:6).
Tujuan pelaksanaan PSG di Indonesia (Depdikbud, 1994:7) adalah
sebagai berikut:
a. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional yaitu
tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan atau keterampilan dan
etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.
b.Menghasilkan “link and match” antara SMK dengan dunia kerja.
c. Meningkatkan efisiensi peogram pendidikan dan pelatihan ketenaga
kerjaan yang berkualitas.
d.Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai
3. Karakteristik Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
Karakteristik Pendidikan Sistem Ganda menurut konsep sistem
ganda pada sekolah menengah kejuruan tahun 1994 yaitu: standar profesi,
standar pendidikan dan pelatihan, pengujian dan sertifikasi, kerja sama
dengan dunia usaha dan industri, peraturan pendukung, nilai tambah,
insentif dan kelembagaan.
Pendidikan Sistem Ganda sebagai bagian integral pengembangan
sumber daya manusia bertujuan mempersiapkan peserta didik untuk dapat
bekerja dalam bidang tertentu. Tujuan ini mengandung arti bahwa tamatan
PSG harus memiliki kemampuan/kompetensi yang dipersyaratkan oleh
industri, sehingga segala sesuatu yang berhubungan dengan perencanaan
penyelenggaraan dan penilaian pendidikan dan pelatihan harus mengacu
pada pencapaian standar kemampuan profesional sesuai dengan tuntutan
profesi, oleh karena itu standar profesi harus memuat ukuran kemampuan
dan menggambarkan kewenangan.
Untuk mencapai kewenangan dan penguasaan standar kemampuan
tamatan yang telah ditetapkan diperlukan suatu proses pendidikan dan
pelatihan yang berstandar dengan ukuran isi, waktu dan metode. Khusus
untuk program PSG di SMK isi atau materi kurikulum yang berlaku secara
utuh, yaitu atas tiga komponen besar program pendidikan sebagai berikut :
a. Komponen pendidikan umum (normatif) menyangkut pembentukan
b.Komponen pendidikan dasar (adaftif) menyangkut pembekalan
kemampuan mengembangkan diri untuk secara berkelanjutan.
c. Komponen pendidikan dan pelatihan kejuruan, menyangkut pembentukan
kemampuan keahlian tertentu untuk bekal kerja.
Komponen pendidikan dan pelatihan kejuruan dapat dibagi menjadi:
1) Teori kejuruan untuk membekali pengetahuan tentang teori kejuruan
bidang keahlian yang bersangkutan.
2) Praktikan dasar kejuruan yaitu berupa latihan dasar untuk menguasai
dasar-dasar teknik bekerja secara baik dan benar sesuai persyaratan
keahlian profesi.
3) Praktik keahlian produktif yaitu berupa kegiatan bekerja langsung
secara terprogram dalam situasi sebenarnya, untuk mencapai tingkat
keahlian dan sikap kerja profesional (Depdikbud, 1994:10-11).
4. Pelaksanaan Praktik Industri (PI)
Dalam pelaksanaan Praktik Industri (PI), kesepakatan waktu
pelaksanaan sangat penting sekali, sehingga penyelenggaraannya
disesuaikan dengan tuntutan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk
menguasai/mencapai standar profesi yang telah ditetapkan dan disepakati
oleh kedua pihak, baik pihak sekolah maupun institusi pasanganya.
Model/pola penyelenggaraannya menurut Depdikbud (1994:10) dapat
berbentuk day release, block release, hours release atau kombinasi
belajar dalam satu minggu, berapa hari di institusi pasangannya dan berapa
hari di sekolah. Model block release disepakati bersama bulan/semester
mana di institusi pasanganya dan bulan/semester mana di sekolah.
Sedangkan model hours release disepakati jam-jam belajar yang harus
dilepas dari sekolah dan diganti menjadi jam-jam bekerja di institusi
pasangan.
Menurut Depdikbud (1994) adanya pengujian terhadap siswa perlu
dilakukan untuk mengetahui keberhasilan dalam mencapai kemampuan
sesuai dengan profesi yang telah ditetapkan. Bagi siswa yang telah
menguasai kemampuan yang dipersyaratkan dinyatakan lulus dan dibekali
sertifikat oleh tim penguji, yang terdiri dari unsur SMK, industri/perusahaan
pasangan, Assosiasi Profesi dan Organisasi Pekerjaan.
Dengan dilaksanakannya PSG si SMK akan memberikan nilai
tambah/keuntungan bagi pihak-pihak yang bekerja sama antara lain:
a. Nilai Tambah Bagi Industri/Perusahaan
1)Perusahaan dapat mengenal persis kualitas peserta didik yang belajar
dan bekerja.
2)Peserta didik adalah tenaga yang memberi keuntungan karena telah
ikut dalam proses produksi secara aktif.
3)Peserta didik lebih mudah diatur dalam disiplin.
4)Perusahaan dapat memberi tugas kepada peserta didik untuk mencari
5)Memberi kepuasan bagi dunia usaha dan industri karena diakui serta
menentukan hari depan bangsa melalui Pendidikan Sistem Ganda.
b.Nilai Tanbah Bagi Sekolah
1)Tujuan pendidikan untuk memberi keahlian professional bagi peserta
didik lebih terjamin.
2)Tanggungan biaya pendidikan menjadi lebih ringan.
3)Terdapat kesesuaian yang lebih pas antara program pendidikan dan
kebutuhan lapangan kerja.
4)Memberikan kepuasan bagi penyelenggaraan pendidikan karena
tamatan lebih terjamin memperoleh bekal yang bermakna untuk
kepentingan tamatan, maupun untuk dunia kerja dan bangsa.
c. Nilai Tambah Bagi Peserta Didik
1)Hasil belajar peserta didik akan lebih banyak, karena setelah tamat
akan betul-betul memiliki keahlian profesional sebagai bekal untuk
meningkatkan taraf hidupnya dan sebagai bekal untuk pengembangan
diri secara berkelanjutan.
2)Lead time untuk mencapai keahlian profesional menjadi singkat.
Setelah tamat sekolah dengan sistem ganda tidak memerlukan waktu
latihan lanjutan untuk mencapai keahlian siap pakai.
3)Keahlian yang diperoleh melalui pendidikan dengan sistem ganda
dapat mengangkat rasa percaya diri tamatan yang selanjutnya dapat
mendorong merekan untuk meningkatkan keahlian profesional pada
Karena PSG melibatkan berbagai pihak maka diharapkan adanya
kerja sama yang erat dengan prinsip saling membantu, saling mengisi untuk
kepentingan bersama. Untuk menjamin efektifitas pelaksanaan PSG perlu
adanya rangsangan/insentif bagi dunia usaha agar lebih antusias dalam
melaksanakan kerja sama, yang dimantapkan dengan peraturan tertentu yang
dapat mengatur mekanisme kerja organisasi kelembagaan tingkat sekolah,
tingkat propinsi, dan tingkat nasional dalam satu sistem terpadu, sehingga
dapat memperjelas hak dan kewajiban masing-masing pihak, dan dapat
menjamin kelangsungan pelaksanaannya.
D.Jenis Pekerjaan Orang Tua 1. Pengertian Jenis Pekerjaan
Definisi jenis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah yang
mempunyai ciri (sifat, keturunan dan sebagainya) yang khusus, sedangkan
pekerjaan adalah barang apa yang dilakukan (diperbuat, dikerjakan dan
sebagainya), tugas kewajiban, hasil bekerja, perbuatan (Depdikbud,
1994:410-488). Jadi yang dimaksud dengan jenis pekerjaan adalah suatu
bentuk atau macam kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
penghasilan. Jenis pekerjaan orang tua yang satu tentu berbeda dengan jenis
pekerjaan orang tua siswa yang lain. Pekerjaan dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu:
a. Pekerjaan pokok
sumber utama dari penghasilan, yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari dan sifat pekerjaan ini tetap.
b.Pekerjaan sampingan
Pekerjaan sampingan adalah pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan oleh
seseorang sebagai pekerjaan untuk memperoleh penghasilan tambahan
guna memenuhi kebutuhan hidup. Sifat pekerjaan sampingan ini adalah
melengkapi pekerjaan pokok.
Dalam penelitian ini penulis membedakan pekerjaan orang tua
menjadi dua jenis yaitu:
a. Wirausaha (pedagang , petani, pengusaha dan sejenisnya).
b.Bukan wirausaha (pegawai negeri, guru negeri dan sejenisnya).
2. Pengertian orang tua
Definisi orang tua menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Depdikbud, 1994:706) adalah ayah ibu kandung; orang yang dianggap tua
(cerdik, pandai, ahli dan sebagainya); orang-orang yang dihormati (disegani)
di kampung; tertua. Jadi orang tua adalah setiap orang yang bertanggung
jawab dalam penghidupan sehari-hari, lazim disebut dengan ayah dan ibu.
Mereka inilah yang terutama dan utama memegang peranan dalam
kelangsungan hidup suatu rumah tangga atau keluarga. Sedangkan semua
anak-anaknya yang berada di bawah penguasaan maupun asuhan dan
bimbingannya disebut sebagai anggota keluarga.
memiliki tanggung jawab yang besar terhadap semua anggota keluarga yang
berada di bawah tanggung jawabnya.
E.Kerangka Berpikir
1. Pengaruh jiwa kewirausahaan terhadap minat berwirausaha.
Menjadi wirausaha (entrepreneur) tentu saja merupakan hak azasi
semua orang. Walaupun tidak ada keturunan pengusaha bukan berarti
menutup peluang untuk menjadi wirausaha ada banyak cara yang dapat
dilakukan misalnya melalui pendidikan formal. Kini berbagai lembaga
pendidikan baik menengah maupun tinggi menyajikan berbagai program
atau paling tidak mata pelajaran kewirausahaan, melalui seminar-seminar
kewirausahaan. Sehingga melalui media ini kita akan membangun jiwa
kewirausahaan di diri kita. Keinginan yang kuat, motifasi yang tinggi, serta
tidak tergantung pada orang lain dapat menimbulkan minat yang ada pada
diri seseorang.
2. Pengaruh kegiatan praktik industri terhadap minat berwirausaha.
Pendidikan Sistem Ganda merupakan suatu bentuk penyelenggaraan
pendidikan yang memadukan secara sistematis dan sinkron program
pendidikan di sekolah dan program pendidikan di luar sekolah untuk
mencapai tingkat keahlian tertentu (Depdikbud. 1994:7). Salah satu kegiatan
dalam program PSG adalah Praktik Industri (PI). Dalam melaksanakan PI
di industri banyak pengalaman yang diperoleh siswa. Siswa tidak hanya
menghadapi iklim dunia kerja sehingga sikap profesionalnya dapat tumbuh.
Pengalaman siswa tentunya akan mempengaruhi sikap kerja sebagai orang
yang dipersiapkan untuk memasuki dunia kerja. Semakin baik pelaksanaan
PI yang dialami oleh siswa sedikit banyak akan menumbuhkan kesiapan
mental siswa untuk terjun langsung ke dalam dunia usaha kelak lulus nanti.
3. Pengaruh jenis pekerjaan orang tua terhadap minat berwirausaha.
Memang tidak semua para wirausahawan di latar belakangi dari
pekerjaan orang tua atau dari kultur keluarga, tetapi dengan pekerjaan orang
tua sebagai wirausaha secara tidak langsung dapat menanamkan sedikit
minat berwirausaha pada anak sejak dini, karena seorang anak dapat melihat
langsung atau mengetahui bagai mana pekerjaan orang tuanya, apa
kelebihan dan kelemahan yang di peroleh dalam wirausaha. Pekerjaan orang
tua sangat berpengaruh dalam menimbulkan minat berwirausaha, jika
pekerjaan orang tua adalah seorang wirausaha dan sukses maka akan
menginspirasi anaknya untuk malakukan hal yang sama atau mengikuti
orang tuanya untuk menjadi wirausaha begitu pula sebaliknya jika orang tua
bekerja bukan sebagai wirausaha maka minat untuk menjadi wirausaha kecil
walaupun tidak menutup kemungkinan adanya minat berwirausaha akan
timbul dengan sendirinya bukan karena orang tua tidak bekerja sebagai
wirausahaan.
Berdasarkan uraian diatas maka paradigma penelitian ini dapat
F.Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berfikir diatas maka dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut :
1. : Tidak ada pengaruh jiwa kewirausahaan terhadap minat berwirausaha
siswa SMK.
: Ada pengaruh jiwa kewirausahaan terhadap minat berwirausaha siswa
SMK.
2. : Tidak ada pengaruh praktik industri terhadap minat berwirausaha
siswa SMK.
: Ada pengaruh praktik industri terhadap minat berwirausaha siswa
SMK.
3. : Tidak ada pengaruh jenis pekerjaan orang tua terhadap minat
berwirausaha siswa SMK.
: Ada pengaruh jenis pekerjaan orang tua terhadap minat berwirausaha
siswa SMK.
Jiwa Kewirausahaan ( )
Minat Berwirausaha ( )
Praktik Industri ( )
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian Ex-post Facto, yaitu penelitian
yang dilakukan untuk meneliti suatu peristiwa yang sudah terjadi dan
kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat
menyebabkan timbulnya kejadian tersebut. Eksplanasinya adalah tergolong
penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian
deskriptif korelsional karena penelitian ini akan mencari hubungan antara satu
variabel dengan variabel yang lain yaitu variabel jiwa kewirausahaan, praktik
industri dan jenis pekerjaan orang tua dengan minat berwirausaha siswa SMK.
Dan menggunakan pendekatan kuantitatif karena variabel bebas dan variabel
terikatnya diukur dalam bentuk angka-angka, dan kemudian dicari ada tidaknya
hubungan antara kedua variabel tersebut dan dikemukakan seberapa besar
pengaruhnya.
B.Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Dalam penilitian ini penulis mengambil dua lokasi yaitu:
a. SMK Negeri 1 Yogyakarta, Jl. Kemetiran Kidul 35 Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan januari 2012.
C.Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek penelitian adalah siswa kelas XII SMK Negeri 1 Yogyakarta dan
SMK Koperasi Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012 jurusan Akuntansi,
Pemasaran, dan Administrasi Perkantoran.
2. Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan dalam
penelitian. Dalam hal ini yang menjadi obyek penelitian adalah jiwa
kewirausahaan, praktik industri, jenis pekerjaan orang tua dan minat
berwirausaha siswa SMK.
D.Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian
Populasi penelitian yaitu keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi
Arikunto, 2002:102). Dapat dikatakan pula populasi adalah kemampuan
yang lengkap dari seluruh elemen yang sejenis, akan tetapi dapat dibedakan
satu sama lain yang disebabkan kerena adanya karakteristik yang berlainan.
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa SMK Negeri 1 Yogyakarta
jurusan Akuntansi, Pemasaran, Administrasi Perkantor sebanyak 612 siswa
dan seluruh siswa SMK Koperasi Yogyakarta jurusan Akuntansi, Pemasaran
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009:116). Sampel dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas XII SMK Negeri 1 Yogyakarta jurusan
Akuntansi, Pemasaran, Administrasi Perkantor sebanyak 98 siswa dan
seluruh siswa kelas XII SMK Koperasi jurusan Akuntansi, Pemasaran,
sebanyak 41 siswa. Jumlah sampel penelitan adalah 139 siswa.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang akan penulis gunakan adalah
sampling purposive. Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu. (Sugiyono, 2009:122).
Alasan dipilih kelas XII sebagai sampel dalam penelitian ini adalah:
a.Siswa kelas XII sudah cukup lama berada di SMK/Sekolah tersebut,
sehingga mereka telah dapatkan pengalaman belajar yang berkaitan
dengan pelaksanaan praktik industri.
b.Siswa kelas XII telah memiliki kemantapan mental psikologi dan fisik
yang lebih baik dari pada kelas X dan XI.
c.Siswa kelas XII dalam waktu datang akan lulus dari SMK, pada diri
E.Variabel Penelitian dan Pengukurannya
1. Definisi Variabel
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat/nilai dari orang,
obyek/kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:59).
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel babas (Sugiyono, 2009:59). Variabel bebas
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2009:59). Varibel
terikatnya yaitu minat berwirausaha sedangkan variabel bebas dalam
penelitian ini yaitu jiwa kewirausahaan, praktik industri dan jenis pekerjaan
orang tua.
2. Pengukuran Variabel
Untuk memperoleh data mengenai jiwa kewirausahaan, praktik
industri, jenis pekerjaan orang tua dan minat berwirausaha siswa SMK
dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner yang digunakan berbentuk
pertanyaan tertutup, dimana responden hanya memilih jawaban yang
tersedia. Kuesioner ini dibagikan kepada 139 orang siswa kelas XII SMK
Negeri 1 Yogyakarta dan SMK Koperasi Yogyakarta. Jawaban yang
diperoleh dari kuesioner tersebut bersifat kuantitatif.
Variabel jiwa kewirausahaan, praktik industri dan minat
empat opsi jawaban, yaitu SS, S, TS, STS. Pemberian skor ditentukan
Untuk variabel jenis pekerjaan orang tua penulis hanya mengunakan
dua obsi yaitu:
Jenis Pekerjaan Skor
Wirausaha 1
Bukan wirausaha 0
F.Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan oleh
penulis yaitu kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009:199). Daftar
pertanyaan yang diberikan kepada siswa yang berkaitan dengan minat
berwirausaha, jiwa kewirausahaan, praktik industri dan jenis pekerjaan orang
tua. Untuk pengukuran kuesioner disusun kisi-kisi berikut:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Minat Berwirausaha, Jiwa Kewirausahaan dan Praktik Industri
Nama Variabel
Dimensi Indikator No Item
penuh tantangan usaha yang berpeluang untuk berhasil.
2. Berorientasi tugas dan hasil
5. Kreativitas dan inovasi
51
Instrumen penelitian berupa kuesioner dilakukan uji coba untuk
mengetahui validitas dan reliabiitasnya. Uji validitas dan reliabilitas tersebut
dilakukan dengan menggunakan alat bantu komputer program SPSS Versi 16.
1. Pengujian Validitas
Pengujian validitas (test of validity) dimaksudkan untuk mengetahui
apakah butir-butir pertanyaan mampu mengukur yang seharusnya diukur
(sahih) atau tidak. Pengukuran validitas dilakukan dengan mengkolerasikan
validitas dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment Pearson
(Sugiyono, 2009:248) yaitu:
=
∑ (∑ ) (∑ ) ∑ (∑ ) ∑ (∑ )Keterangan:
= koefisien korelasi skor item dengan skor total
∑ = jumlah skor item dari kuesioner
∑ = jumlah skor total
∑ = jumlah perkalian antara skor item dengan skor total
∑ = jumlah kuadrat skor item
∑ = jumlah kuadrat skor total
= jumlah subjek/responden
Untuk menentukan instrumen valid atau tidak menggunakan
pedoman sebagai berikut:
Jika > dengan taraf signifikan ( = 0,05), maka
instrumen tersebut dikatakan valid
Jika < dengan taraf signifikan ( = 0,05) maka instrumen
tersebut dikatakan tidak valid
Pelaksanaan analisis uji coba validitas ini diberikan kepada siswa
kelas XII SMK Marsudiluhur 1 dan SMK PIRI 3 Yogyakarta dengan jumlah
responden 69 siswa, dimana df = n – 2. Dari hasil uji coba tersebut
diketahui derajat kebebasan sebesar 67 (69-2), dengan harga kritik product
Untuk perhitungan uji validitas instrumen terhadap butir-butir
pertanyaan dalam penelitian ini penulis mengunakan bantuan komputer
program SPSS Versi 16 berikut hasil pengujian variabel minat berwirausaha,
variabel jiwa kewirausahaan dan variabel praktik industri:
Tabel 3.2
Hasil Pengujian Validitas pada Variabel Minat Berwirausaha
No. Item Keterangan
Hasil Pengujian Validitas pada Variabel Jiwa Kewirausahaan
19 0,298 0,237 Valid
Hasil Pengujian Validitas pada Variabel Praktik Industri
No. Item Keterangan
Pada tabel validitas minat berwirausaha nomor item 4, tabel validitas
industri nomor item 1, 4, 8, 11, meskipun tidak dikatakan valid tetapi
mendekati sehingga peneliti memasukan dalam instrumen,
2. Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik. Semakin tinggi tingkat reliabilitas
suatu alat ukur maka akan semakin stabil untuk mengukur suatu gejala,
sebaliknya semakin rendah reliabilitas suatu alat ukur maka semakin tidak
stabil dalam mengukur gejala tersebut. Untuk menghitung reliabilitas
kuesioner dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus Koefisien Alpha
Cronbach dengan taraf signifikansi 5% (Arikunto, 2002:236), yaitu:
= 1−∑
Keterangan:
= reliabilitas instrumen
= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ = jumlah varians butir
= varians total
Kriteria koefisien korelasi realiabilitas:
Nilai Reliabilitas Kriteria
0,91 – 1,00 Sangat Tinggi 0,71 – 0,90 Tinggi 0,41 – 0,70 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah
Untuk menentukan instrumen reliabel atau tidak menggunakan
pedoman sebagai berikut:
Jika nilai alpha > 0,6 maka item tersebut dikatakan reliabel.
Jika nilai alpha < 0,6 maka item tersebut dikatakan tidak reliabel.
Tabel 3.5 Reliability Statistics Minat Berwirausaha
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.705 .708 11
Standardized Items N of Items
.888 .891 40
Standardized Items N of Items
.666 .673 12
Hasil pengujian pada variabel minat berwirausaha, jiwa
kewirausahaan dan praktik industri nilai cronbach alpha sebesar 0,705,
0,888 dan 0,666 nilai tersebut menunjukan bahwa ketiga variabel dikatakan