• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pengujian Prasyarat Analisis Data 1.Uji Normalitas

a. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen

Hasil yang diperoleh dalam uji normalitas data hasil penelitian kelas eksperimen adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5 Uji Normalitas Kelompok Eksperimen

A Lhitung (Lo) Ltabel (Lt) Kesimpulan Pretest

0,5%

0,176

0,195 Ho diterima

Postest 0,100 Ho diterima

Dengan demikian karena Lhitung lebih kecil daripada Ltabel (Lo < Lt), maka Hipotesis nol (Ho) diterima yaitu data hasil penelitian sebelum dilakukan pembelajaran pada kelompok eksperimen berdistribusi normal.

b. Uji Normalitas Kelompok Kontrol

Hasil yang diperoleh dalam uji normalitas data hasil penelitian sebelum dilakukan pembelajaran pada kelompok kontrol adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6. Hasil Uji Normalitas Data Pretest-Posttest Kelompok Kontrol Α Lhitung (Lo) Ltabel (Lt) Kesimpulan Pretest

0,5% 0,127 0,195 Ho diterima

Posttest 0,185 Ho diterima

Dengan demikian karena Lhitung lebih kecil daripada Ltabel (Lo < Lt), maka Hipotesis nol (Ho) diterima yaitu data hasil penelitian sebelum dilakukan pembelajaran pada kelompok kontrol berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

a. Uji Homogenitas Pretest

Hasil penghitungan uji homogenitas data pretest pada kelas kontrol dan eksperimen didapat Fhitung sebesar 1.46 dan Ftabel sebesar 2.04 artinya Fhitung < Ftabel. Hal ini menunjukkan bahwa pada taraf signifikan α = 0,05 (5%) Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua sampel terebut berasal dari populasi yang berdistribusi homogen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.7. Hasil Uji Homogenitas Data Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Α F N Kesimpulan

Hitung Tabel

0,05 1.46 2.04 38 Ho diterima

b. Uji Homogenitas Postest

Hasil penghitungan uji homogenitas antara kelas kontrol dan eksperimen didapat Fhitung < Ftabel yaitu Fhitung = 1,66 sedangkan Ftabel = 2.04. Hal ini menunjukkan bahwa pada taraf signifikan α = 0.05 (5%)

Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua sampel tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi homogen (lihat lampiran). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.8. Hasil Uji Homogenitas Data Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen Α F N Kesimpulan Hitung Tabel 0.05 1.66 2.04 38 Ho diterima 3. Uji-t a. Uji-t Pretest

Hasil penghitungan dengan menggunakan uji-t, maka didapat hasil sebagai berikut:

Tabel 4.9. Hasil Penghitungan Uji-t Data Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen Kelompok N Rata-rata thitung ttabel Kesimpulan α = 0,05 α = 0,01 Kontrol 19 21 0,4 2.03 2,72 Ho diterima Eksperimen 19 20.5

Karena thitung < ttabel, maka Hipotesis nol (Ho) diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan sebelum menggunakan pembelajaran partisipatif terhadap hasil belajar biologi pada konsep tumbuhan

b. Uji-t Eksperimen

Hasil penghitungan dengan menggunakan uji-t, maka didapat hasil sebagai berikut:

Tabel 4.10. Hasil Penghitungan Uji-t Data Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen Kelompok N Rata-rata thitung ttabel Kesimpulan α = 0,05 α = 0,01 Kontrol 19 36,1 3,44 2,03 2,72 Ho ditolak Eksperimen 19 51.3

Karena thitung > ttabel, maka Hipotesis nol (Ho) ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan setelah menggunakan pembelajaran partisipatif terhadap hasil belajar biologi pada konsep tumbuhan.

C. PEMBAHASAN

Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel 4.9 diperoleh data nilai rata-rata hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran partisipatif. Pembelajaran (kelas eksperimen) sebesar 51,3. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar siswa tanpa menggunakan model pembelajaran Partisipaif (kelas kontrol) sebesar 36,1. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelas kontrol. Selain itu nilai rata-rata N-Gain pada kelas eksperimen juga lebih tinggi daripada nilai rata-rata N-Gain kelas kontrol, yaitu 0,40 > 0,20 yang termasuk ke dalam kategori sedang.

Dari hasil penghitungan uji normalitas terhadap data hasil penelitian didapat Lhitung pada kelas eksperimen dan kontrol sebesar 0,100 dan 0,185 dengan Ltabel 0,195. Dengan demikian Lhitung < Ltabel, maka hipotesis nol (Ho) diterima, artinya kedua data hasil penelitian berdistribusi normal.

Hasil penghitungan uji homogenitas terhadap data hasil penelitian didapat Fhitung sebesar 1,66 dengan Ftabel pada taraf signifkan α = 0,05 (5%) sebesar 2,04. Dengan demikian Fhitung < Ftabel, maka dapat dipastikan bahwa kedua kelompok sampel penelitian (eksperimen dan kontrol) yang digunakan berasal dari populasi yang homogen.

Dari hasil penghitungan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t didapat ttabel pada taraf signifikan α = 0,05 (5%) sebesar 2,03. Sedangkan thitung sebesar 3,44. Dengan demikian thitung > ttabel. Hal ini membuktikan bahwa hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran partisipatif lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajarkan tanpa menggunakan model pembelajaran partisipatif.

Hal itu dikarenakan kegiatan pembelajaran partisipatif terdiri atas membelajarkan dan belajar yang mengikutsertalan peserta didik dalam kegiatan merencanakan, melaksanakan dan menilai kegiatan pembelajaran. Peserta merasa bebas untuk melaksanakan pembelajaran dengan cara mereka masing-masing, sehingga timbul pembelajaran yang memberikan pengalaman belajar yang memberikan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru.

Berdasarkan pengamatan peneliti, keaktifan siswa jelas terlihat dalam kelas pembelajaran partisipatif. Keaktifan tersebut ditunjukkan dengan keikutsertaan siswa dalam tahapan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran. Partisipasi pada tahap perencanaan dapat dilihat dari keterlibatan peserta didik dalam kegiatan mengidentifikasi kebutuhan belajar, permasalahan, sumber-sumber yang tersedia dan kemungkinan hambatan dalam pembelajaran. Partisipasi dalam tahap pelaksanaan program kegiatan pembelajaran terlihat dari keterlibatan peserta didik dalam menciptakan iklim yang kondusif untuk belajar. Dimana salah satu iklim yang kondusif untuk kegiatan belajar adalah pembinaan hubungan antara peserta didik, dan antara peserta didik dengan pendidik sehingga tercipta hubungan yang terbuka, akrab, terarah, saling menghargai. Partisipasi dalam tahap penilaian program pembelajaran terlihat dari keterlibatan peserta didik dalam penilaian pelaksanaan pembelajaran maupun untuk penilaian program pembelajaran. Penilaian pelaksanaan pembelajaran mencakup penilaian terhadap proses, hasil dan dampak pembelajaran.

Peserta didik melakukan perencanaan pembelajaran, dengan diawali pembentukan kelompok sambil menentukan sumber belajar seperti buku pandu biologi, LKS, bagan atau gambar. Selain itu siswa menentukan tujuan

pembelajaran yang dipandu oleh guru yang ditandai dengan mencari tujuan belajar dalam buku ajar dan membuat program pembelajaran yang akan mereka gunakan pada tahapan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan kemampuan dan keinginan peserta didik.

Dalam menyusun program kegiatan belajar. Peserta didik menyatakan, memilih, menyusun, dan menetapkan program kegiatan belajar yang akan ditempuhnya. Menyusun metode dan teknik serta fasilitas yang akan mereka tempuh. Dalam proses ini peserta didik telah membuat langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh peserta dibawah bimbingan guru. Metode diskusi dan Tanya jawab dijadikan sebagai program yang yang akan dilakukan siswa.

Dalam tahapan pelaksanaan pembelajaran terdapat proses kegiatan pembelajaran yang telah diprogram oleh peserta didik. Proses ini terlihat dari keikutsertaan siswa berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab mereka dalam kegiatan ini siswa menyiapkan fasilitas pembelajaran, menerima informasi, bahan belajar membahas LKS, melakukan diskusi untuk menyelesaikan semua masalah/ materi dan sesuai dengan program pembelajaran yang disiapkan peserta didik sebelumnya proses ini terlihat dari banyaknya siswa yang aktif membahas materi dan memecahkan masalah.

Dalam kegiatan menilai proses, hasil dan pangaruh kegiatan belajar adalah proses akhir yang dilakukan peserta didik. Peserta didik mengevaluasi sendiri semua program yang telah dilaksanakan yang ditandai dengan banyaknya siswa yang memberi masukan terhadap kegiatan belajar.

Sehingga sesuai dengan apa yang dikatakatan sudjana bahwa “Pembelajaran partisipatif dapat diartikan sebagai upaya pendidik untuk mengikutsertakan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran partisipatif mengandung arti ikut sertanya peserta didik di dalam program pembelajaran partisipatif. Keikutsertaan peserta didik itu diwujudkan dalam tiga

tahapan kegiatan pembelajaran yaitu perencanaan program, pelaksanaan, dan penilaian kegiatan pembelajaran.”1

Dari proses pembelajaran inilah siswa dapat ikut serta langsung dalam mencari pengalaman dan pemecahan masalah dalam pembelajaran tanpa menunggu guru atau hanya diam saja. Hal itu senada dengan yang dikatakan Yoyon bahwa Pembelajaran partisipatif sebagai kegiatan belajar lebih memperhatikan kegiatan-kegiatan individual dan mengutamakan kemampuan pendidik, menekankan pentingnya pengalaman dan pemecahan masalah, dan memfokuskan pada manfaat belajar bagi peserta didik.2

Fenomena-fenomena tersebut sangat jarang sekali terlihat pada kelas kontrol yang menerapkan metode ceramah dan tanya jawab dalam pembelajarannya. Dalam kelas kontrol siswa cenderung pasif dengan mendengarkan penjelasan dari guru. Walaupun sesekali mereka menanyakan suatu hal yang belum dimengerti kepada guru. Ketidakaktifan siswa ini dapat kita lihat terutama pada barisan siswa yang duduk di belakang yang sering mengobrol, atau bahkan mengerjakan tugas pelajaran lain. Banyak siswa yang tidak ikut serta dalam proses pembelajaran.

Gejala-gejala tersebut terjadi akibat guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan partisipasi. Sehingga siswa dalam kelas kontrol cenderung pasif dan hanya akan menunggu guru berbicara. Proses ini hanya akan memberikan tumpukan masalah pada siswa.

Dalam proses menjawab soal siswa dalam kelas kontrol lebih banyak mengalami kesulitan dibanding siswa dalam kelas eksperimen. Ini diakibatkan siswa dalam kelas kontrol kurang pengalaman dalam proses pembelajarannya sehingga kurang penguatan.

Dengan pembelajaran di atas, siswa benar-benar mampu menemukan masalah sendiri, memecahkan masalahnya, mengenal diri sendiri dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Sehingga proses di atas secara

      

1 Prof.H.D.Sudjana S., S.Pd.,M.Ed.,PhD. Strategi Pembelajaran Pendidikan Luar Sekolah, (Bandung: Falah Production 2000) h. 155 

2

http://yoyonsuryono.wordpress.com/2008/01/12/model-pembelajaran-2/,tanggal20 januari 2008. 

langsung telah membantu tugas guru dalam memberikan pembelajaran di dalam kelas yang mengakibatkan siswa banyak mendapatkan pengalaman dan ilmu.

Hal inilah yang merangsang para peserta didik untuk lebih aktif dan kreatif untuk membangun pikiran mereka dalam pembelajaran biologi. Peserta didik mampu menghubungkan fakta yang pernah dilihat dan dialaminya dalam kehidupan sehari-hari dengan konsep biologinya. Menjadikan pengalamannya yang bermakna dalam benak peserta didik. Sehingga tidak ada lagi kesan pengalaman belajar sebelumnya lebih bersifat tekstual dan lebih menekankan pada penyelesaian soal-soal daripada pembelajaran.

Dengan demikian, pembelajaran partisipatif mampu memberikan pembelajaran yang meningkatkan keaktifan siswa dan ketuntasan belajar, memufuk sifat ilmiah, dapat menimbulkan kerja sama dengan orang lain, mengembangkan kemampuan berpikir analitis, mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri. Sesuai dengan tujuan pembelajaran ilmu pengetahuan alam mata pelajaran biologi di SMA/MA.

Fenomena-fenomena di atas dapat dikatakan sebagai pembelajaran siswa aktif. Sesuai dengan ciri-ciri cara belajar siswa aktif yaitu terjadinya kegitan fisik, seperti menulis, mengatur, meragakan, dan terjadi keterampilan proses yaitu mengamati atau mengobservasi, menyusun kesimpulan, mengkomunikasikan. Sehingga CBSA adalah cara belajar dengan melibatkan aktivitas siswa secara maksimal dalam proses belajar baik kegiatan mental intelektual, kegiatan emisional, maupun kegiatan fisik secara terpadu.3

Hasil uji hipotesis di atas juga dapat dibuktikan dengan lebih besarnya peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran partisipatif. Pembelajaran yang menggunakan pembelajaran partisipatif mempunyai hasil rata-rata sebesar 51,3. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar siswa tanpa menggunakan model pembelajaran partisipatif sebesar 36,1. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelas kontrol.

      

Dengan demikian, Dari hasil penghitungan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t didapat ttabel pada taraf signifikan α = 0,05 (5%) sebesar 2,03. Sedangkan thitung sebesar 3,44, thitung > ttabel yang menunjukkan bahwa pada taraf signifikan α = 0,05 Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran partisipatif terhadap hasil belajar biologi di SMA Terpadu Darul ‘Amal, Selajati-Sukabumi.

  47 

Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan, maka didapat kesimpulan bahwa penggunaan model pembelajaran partisipatif lebih efektif. Hal ini ditunjukkan dengan perbedaan rata-rata gain ternormalisasi untuk kelompok eksperimen yang secara kuantitasi lebih besar daripada kelompok kontrol serta diperkuat dengan hasil uji hipotesis pada taraf signifikan 5% dan 1%.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka ada beberapa hal yang disarankan kepada peneliti selanjutnya, diantaranya:

1. Guru dapat menerapkan metode ini sebagai alternative dalam PAKEM. Selanjutnya guru dapat menelitinya melalui sebuah PTK.

2. Peneliti berikutnya, diharapkan mengkaji pengaruh model ini terhadap keterampilan proses sains atau berfikir tingkat tinggi.

Badan Standar Nasional Pendidikan, Panduan Penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah, 2006. Jakarta. Chambers, Robert , “Sharing Without Boundaries Is Absolutely Essential For

Participation And PRA” Nepan: A Napalese journal of participatory

Development: Year I No 1 1999

Daryanto, Panduan Proses Pembelajaran Kreatif & Inovatif ; Teori dan praktif dalam pengembangan Profesionalisme bagi Guru. Jakarta: AV Publisher. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta: 1998

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain Aswan, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta. 2006

E Mulyasa, kurikulum berbasis kompetensi konsep; karakteristik dan implementasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003.

Fuller Alison, Participative Learning Through the Work-Based Route: From Apprenticeship to part-time Higher Education. England: Centre for labour market studies, University of Leicester, 2002.

Gulo, W. strategi belajar mengajar, jakarta: Grasindo, 2005

Handi, Pengertian Belajar. Diambil dari http://www.whandinet.com//pengertian-belajar

Hatimah, I, Strategi dan metode pembelajaran. Bandung : Andira, 2003.

Herlin Purnama, Kurikulum dan pembelajaran partisipatif. diambil dari http://purnamaherlin.blogspot.com/2009/01/kurikulum-dan-pembelajaran-partisipatif.html

http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd-1002106-122801/

Jacky Pow, A Reflective-participate approach to professional development in teaching of liberal studies in schools, Hong Kong Teacher’s Centre Journal 2007

Jati Wijayati, Aktif Biologi Pelajaran Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Ganeca Exaxt, 2007.

Learning+Teaching Scotland, “Participative ang Learning. Scotland: Save the Children. 2007

M. Ngalim purwanto, Psikologi pendidikan,Bandung: Rosda Karya, 2007

Majid Abdul. Perencanaan pembelajaran mengembangkan standar kompetensi guru. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2005.

Nuryani, Strategi Belajar Mengajar Biologi, Malang: UM Press. 2005 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2005

Rasyad, Aminuddun. Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Uhamka Press, 2003

Ruseffendi. Statistika Dasar untuk Pelatihan Pendidikan, Bandung: IKIP Bandung Press, 1998

Sagala, Syaeful. konsep dan makna Pembelajaran untuk membantu memecahkan probelamtika belajar dan mengajar. Bandung : Alfabeta. 2009.

Saktiyono, Seribu Pena Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga, 2008. Sarwono, Sarlito Wirawan, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: PT Bulan

Bintang. 2000.

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT Rineka Cipta. 2003

Sobur, Alex . Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia. 2003

Sofyan Ahmad, Konstruktivisme dalam pembelajaran IPA/Sains, (proseding Seminar Internasional Pendidikan IPA 2007)

Sofyan, Ahmad dkk. Evalauasi Pembelajran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: Lembaga penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press. 2006

Sudijono, Anas. ”Pengantar Statistika Pendidikan”, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005

Sudjana, Metoda dan teknik pembelajaran partisipatif, Bandung: Fallah Production, 2005.

---, Strategi pembelajaran Pendidikan Luar Sekolah, Bandung: Fallah Production, 2005.

Sudjana, Nana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru, 1989

Sudjana, Nana Penilaian hasil proses belajar mengajar, Bandung: remaja rosdakarya. 2001

---, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi), Jakarta: PT Rineka Cipta. 2002

Sudrajat Akhmad, Model Pembelajaran. diambil dari

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/model-pembelajaran-2/ Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R

& D , Bandung : CV. Alfabeta, 2006

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002

---, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta. PT Rineka Cipta. 2003 

Suryono Yoyon, Strategi Pembelajaran Kejar Paket C Setara Sma Berbasis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Diambil dari http://yoyonsuryono.wordpress.com/2008/01/12/model-pembelajaran-2/

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2003.

Tim Pustaka Yustisia, Panduan Lengkap KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), Jakarta: Pustaka Yustisia. 2008.

Wikipedia, Pengertian Pembelajaran. Diambil dari

Lampiran 2

Perhitungan mean, median, dan modus serta distribusi untuk skor hasil pretest siswa kelas kontrol

Persiapan tabe l distribusi frekuensi skor hasil pretes siswa kelas kontrol , diketahui data skor pretest kelas kontrol sebagai berikut.

10 10 10 10 15

15 15 20 20 20

20 25 25 25 30

30 30 30 40

Tabel Skor hasil Pretes kelas kontrol

No X F X2 Fx fx2 1 10 4 100 40 400 2 15 3 225 45 675 3 20 4 400 80 1600 4 25 3 625 75 1875 5 30 4 900 120 3600 6 40 1 1600 40 1600 Jumlah 140 19 3850 400 9750

Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi adalah :

1. Menentukan rantang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. Dalam hal ini data terbesar = 40 dan data terkecil = 10, dengan menggunakan rumus :

R = data terbesar – data terkecil R =40-10

R = 30

2. Menentukan banyaknya kelas interval yang diperlukan dengan menggunakan rumus:

K = 1 + 3.3 Log N K= 1 + 3.3 log 19 K= 5.224 (5)

3. Menentukan panjangnya kelas interval (i), yaitu dengan menggunakan rumus :

I = rentang (R) / Banyak kelas (K) I = 30/5

I = 6

Tabel distribusi frekuensi pretest kelas control

no Interval Titik batas batas frekuensi relatif Kelas tengah bawah atas absolut

1 10-15 12.5 9.5 15.5 7 36.85% 2 16-21 18.5 15.5 21.5 4 21.05% 3 22-27 24.5 21.5 27.5 3 15.79% 4 28-33 30.5 27.5 33.5 4 21.05% 5 34-39 36.5 33.5 39.5 0 0% 6 40-45 42.5 39.5 45.5 1 5.26%

4. Menentukan mean (rata-rata), yaitu : Mean (M) = 21

5. Menentukan median Posisi median = (N+1)/2 Posisi Median = (10+1)/2 = 10 Median = 20

6. Menentukan modus (nilai paling banyak muncul), yaitu : Mo = 10, 20, 30

7. Menentukan nilai standar deviasi (standar baku), yaitu : S 8.36

Lampiran 3

Perhitungan mean, median, dan modus serta distribusi untuk skor hasil pretest siswa kelas eksperimen

Persiapan tabel distribusi frekuensi skor hasil pretes siswa kelas eksperimen , diketahui data skor pretest kelas eksperimen sebagai berikut.

10 10 10 15 15

15 15 20 20 20

20 25 25 25 25

30 30 30 30

Tabel Skor hasil Pretes kelas eksperimen

No X F X2 f.X f.X2 1 10 3 100 30 300 2 15 4 225 60 900 3 20 4 400 80 1600 4 25 4 625 100 2500 5 30 4 900 120 3600 Jumlah 100 19 2250 390 8900

Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun table distribusi frekuensi adalah :

1. Menentukan rantang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. Dalam hal ini data terbesar = 30 dan data terkecil = 10, dengan menggunakan rumus :

R = data terbesar – data terkecil R =30-10

R = 20

2. Menentukan banyaknya kelas interval yang diperlukan dengan menggunakan rumus :

K = 1 + 3.3 Log N K= 1 + 3.3 log 19 K= 5.224 (5)

3. Menentukan panjangnya kelas interval (i), yaitu dengan menggunakan rumus :

I = rentang (R) / Banyak kelas (K) I = 20/5

I = 4

Tabel distribusi frekuensi pretest kelas eksperimen

no interval Titik Batas Batas frekuensi relatif

1 10-13 11.5 9.5 13.5 3 15.80% 2 14-17 15.5 13.5 17.5 4 21.05% 3 18-21 19.5 17.5 21.5 4 21.05% 4 22-25 23.5 21.5 25.5 4 21.05% 5 26-29 27.5 25.6 29.5 0 0.00% 6 30-33 31.5 29.5 33.5 4 21.05%

4. Menentukan mean (rata-rata), yaitu : Mean (M) = 21

5. Menentukan median Posisi median = (N+1)/2 Posisi Median = (10+1)/2 = 10 Median = 20

6. Menentukan modus (nilai paling banyak muncul), yaitu : Mo = 15, 20, 25, 30

7. Menentun nilai standar deviasi (standar baku), yaitu : S = 6.86

Lampiran 4

Perhitungan mean, median, dan modus serta distribusi untuk skor hasil postest siswa kelas control

Persiapan tabel distribusi frekuensi skor hasil posttest siswa kelas kontrol , diketahui data skor pretest kelas kontrol sebagai berikut.

15 15 20 20 25

25 25 30 30 30

40 40 40 50 50

55 55 60 60

Tabel Skor hasil Postest kelas kontrol

No X F X2 fx fx2 1 15 2 225 30 450 2 20 2 400 40 800 3 25 3 625 75 1875 4 30 3 900 90 2700 5 40 3 1600 120 4800 6 50 2 2500 100 5000 7 55 2 3025 110 6050 8 60 2 3600 120 7200 9 295 19 12875 685 28875

Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi adalah :

1. Menentukan rantang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. Dalam hal ini data terbesar = 60 dan data terkecil = 15, dengan menggunakan rumus :

R = data terbesar – data terkecil R =60-15

R = 45

2. Menentukan banyaknya kelas interval yang diperlukan dengan menggunakan rumus :

K = 1 + 3.3 Log N K= 1 + 3.3 log 19 K= 5.224 (5)

3. Menentukan panjangnya kelas interval (i), yaitu dengan menggunakan rumus :

I = rentang (R) / Banyak kelas (K) I = 45/5

I = 9

Tabel distribusi frekuensi posttest kelas kontrol

no I nterval Titik Batas Batas frekuensi

relatif

Kelas tengah Bawah Atas absolut

1 15-23 19 14.5 23.5 4 21.05% 2 24-32 28 23.5 32.5 6 31.58% 3 33-41 37 32.5 41.5 3 15.78% 4 42-50 46 41.5 50.5 2 10.53% 5 51-59 55 50.5 59.5 2 10.53% 6 60-68 64 59.5 68.5 2 10.53%

4. Menentukan mean (rata-rata), yaitu : Mean (M) = 36.1

5. Menentukan median Posisi median = (N+1)/2 Posisi Median = (10+1)/2 = 10 Median = 30

6. Menentukan modus (nilai paling banyak muncul), yaitu : Mo = 25, 30

7. Menentun nilai standar deviasi (standar baku), yaitu : S = 14.8

Lampiran 5

Perhitungan mean, median, dan modus serta distribusi untuk skor hasil postest siswa kelas eksperimen

Persiapan tabel distribusi frekuensi skor hasil posttest siswa kelas kontrol , diketahui data skor posttest kelas kontrol sebagai berikut.

30 35 35 40 40

45 45 50 50 55

55 55 55 60 60

65 65 65 70

Tabel Skor hasil Postest kelas eksperimen

no x F x2 fx fx2 1 30 1 900 30 900 2 35 2 1225 70 2450 3 40 2 1600 80 3200 4 45 2 2025 90 4050 5 50 2 2500 100 5000 6 55 4 3025 220 12100 7 60 2 3600 120 7200 8 65 3 4225 195 12675 9 70 1 4900 70 4900 450 19 24000 975 52475

Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi adalah :

1. Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. Dalam hal ini data terbesar = 70 dan data terkecil = 30, dengan menggunakan rumus :

R = data terbesar – data terkecil R =70-30

R = 40

2. Menentukan banyaknya kelas interval yang diperlukan dengan menggunakan rumus :

K = 1 + 3.3 Log N K= 1 + 3.3 log 19 K= 5.224 (5)

3. Menentukan panjangnya kelas interval (i), yaitu dengan menggunakan rumus :

I = rentang (R) / Banyak kelas (K) I = 40/5

I = 8

Tabel distribusi frekuensi posttest kelas eksperimen

no I nterval Titik Batas Batas frekuensi

relatif

Kelas tengah Bawah Atas absolut

1 30-37 33.5 29.5 37.5 3 15.79% 2 38-45 41.5 37.5 45.5 4 21.05% 3 46-53 49.5 45.5 53.5 2 10.53% 4 54-61 57.5 53.5 61.5 6 31.58% 5 62-69 65.5 61.5 69.5 3 15.79% 6 70-77 73.5 69.5 77.5 1 5.26%

4. Menentukan mean (rata-rata), yaitu : Mean (M) = 51.3

5. Menentukan median Posisi median = (N+1)/2 Posisi Median = (10+1)/2 = 10 Median = 55 (di pisisi 10)

6. Menentukan modus (nilai paling banyak muncul), yaitu : Mo = 55

7. Menentunkan nilai standar deviasi (standar baku), yaitu : S = 11.5

Lampiran 6

Data Nilai kelas control dan kelas eksperimen

kelas kontrol Kelas eksperimen Siswa pretes postes

N-Gain

1 Kategori siswa pretes postes N-gain 2 Kategori 1 30 55 0.21 Rendah 1 15 40 0.29 Rendah 2 10 20 0.11 Rendah 2 20 35 0.19 Rendah 3 30 25 -0.07 Rendah 3 25 65 0.53 Sedang 4 25 30 0.07 Rendah 4 30 50 0.29 Rendah 5 25 55 0.40 Sedang 5 15 50 0.41 Sedang 6 25 50 0.33 Sedang 6 30 30 0.00 Rendah 7 20 30 0.13 Rendah 7 15 55 0.47 Sedang 8 20 60 0.50 Sedang 8 30 60 0.43 Sedang 9 10 20 0.11 Rendah 9 30 65 0.50 Sedang 10 10 40 0.33 Sedang 10 25 45 0.27 Rendah 11 30 40 0.14 Rendah 11 20 70 0.63 Sedang 12 40 50 0.17 Rendah 12 10 55 0.50 Sedang 13 30 60 0.43 Sedang 13 25 40 0.20 Rendah 14 15 40 0.29 Rendah 14 20 35 0.19 Rendah 15 20 25 0.06 Rendah 15 15 65 0.6 Sedang 16 15 25 0.12 Rendah 16 25 55 0.40 Sedang 17 10 15 0.06 Rendah 17 20 35 0.13 Rendah 18 15 15 0.00 Rendah 18 10 60 0.6 Sedang 19 20 30 0.13 Rendah 19 10 55 0.50 Sedang X 21.1 36.1 0.2 Rendah 20.5 51.3 0.4 Sedang T 40 60 30 70 R 10 15 10 30 SD 8.36 14.8 6.86 11.5

Lampiran 7

Uji Normal Gain

Uji normal gain dilakukan untuk melihat peningkatan pemahaman atau penguasaan

posttest – pretest N gain =

Skor ideal – pretest Kategorisasi perolehan sebagai berikut : g-tinggi = nilai (<g>) > 0.70

g-sedang = nilai 0.70 e” (<g>) e” 0.30 g-rendah = nilai (<g>) < 0.30

Tabel perhitungan normal gain

Normal gain Kelas Kontrol Kelas eksperimen

Terendah -0.07 0

Tertinggi 0.5 0.63

Rata-rata 0.20 0.40

Lampiran 8

Uji Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan untuk melihat bahwa data yang diperoleh dari populasi berdistribusi normal atau tidak.

Uji normalitas yang digunakan adalah uji liliefors, dengan rumus : Lo = [F(Zi) – S(Zi)]

Langkah-langkah perhitungan uji liliefors sebagai berikut : 1. Data diurutkan dari terkecil hingga terbesar

2. Tentukan nilai Zi dari tiap-tiap data dengan rumus : Xi-X

Zi =

SD

3. Nilai Zi dikonsultasikan dengan daftar F (kolom Z tabel)

4. Untuk kolom F (Zi) : Jika Zi negative maka F (Zi) = 0.5-Zt; jika Zi positip, maka F (Zi) = 0.5 Zt

5. Untuk kolom : Zn S(Zi) =

Jumlah responden

6. Kolom [F(Zi) – S(Zi)] merupakan harga mutlak dari selisih antara F (Zi) – S (Zi)

7. Menentukan harga terbesar dari harga mutlak tersebut untuk menentukan Lo

8. Apabila Lo hitung < Lo tabel, maka sampel berasal dari distribusi normal. A. Hasil tes kelompok eksperimen

1. Pretest

Tabel Uji normalitas liliefors (pretest) kelas eksperimen

No Xi F Zn Zi Ztabel F(Zi) S (Zi) [ F(Zi)-S(Zi)]

1 10 3 3 -1.60 0.4452 0.0548 0.1579 0.103 2 15 4 7 -0.87 0.3078 0.1922 0.3684 0 .1 7 6 3 20 4 11 -0.15 0.0596 0.5596 0.5789 0.019 4 25 4 15 0.58 0.219 0.719 0.7895 0.070 5 30 4 19 1.31 0.4049 0.9049 1.0000 0.095 Sd = 6.86 Lo = 0.176 X = 21 Ltabel = 0.195 Lo < Ltabel = 0.176<0.195

Kesimpulan : Populasi sampel berdistribusi normal 2. Postest

Tabel Uji normalitas liliefors (postest) kelas eksperimen

No Xi F Zn Zi Ztabel F(Zi) S(Zi) [ F(Zi)-S(Zi)]

30 1 1 -1.85 0.4678 0.0322 0.052632 0.020 35 2 3 -1.42 0.4222 0.0778 0.157895 0.080 40 2 5 -0.98 0.3365 0.1635 0.263158 0 .1 0 0 45 2 7 -0.55 0.2088 0.2912 0.368421 0.077 50 2 9 -0.11 0.0438 0.4562 0.473684 0.017 55 4 13 0.32 0.1255 0.6255 0.684211 0.059 60 2 15 0.76 0.2764 0.7764 0.789474 0.013 65 3 18 1.19 0.383 0.883 0.947368 0.064 70 1 19 1.63 0.4484 0.9484 1 0.052 Sd = 11.5 Lo = 0.100 X = 51.3 Ltabel = 0.195 Lo < Ltabel = 0.100<0.195

Dokumen terkait