• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh pembelajaran partisipatif terhadap hasil belajar biologi: quasi eksperimen di SMA terpadu Darul 'Amal, Selajati, Sukabimi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh pembelajaran partisipatif terhadap hasil belajar biologi: quasi eksperimen di SMA terpadu Darul 'Amal, Selajati, Sukabimi"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

SKIRPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam

Oleh

FEBRI MASWANDI NIM : 105016100495

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S-1)

Oleh : Febri Maswandi NIM : 105016100495

Di bawah Bimbingan

Pembimbing I

Ir. Mahmud M.Siregar, M.Si NIP : 150 222 933

Pembimbing II

Yanti Herlanti, M.Pd NIP : 197101192008012010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S-1)

Oleh : Febri Maswandi NIM : 105016100495

Di bawah Bimbingan

Pembimbing I

Ir. Mahmud M.Siregar, M.Si NIP : 150 222 933

Pembimbing II

Yanti Herlanti, M.Pd NIP : 197101192008012010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(4)

Biologi” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah

pada, 22 Mei 2008 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Ilmu Pengetahuan

Alam Program Studi Pendidikan Biologi.

(5)

Program Studi Biologi, Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh model pembelajaran partisipatif terhadap hasil belajar siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen dengan desain penelitian pre test-post test two group design. Populasi penelitian adalah siswa kelas X SMA Terpadu Darul Amal Sukabumi sebanyak 80 siswa yang terbagi kepada lima kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling dengan kelas X-B sebagai kelas eksperimen dan kelas X-D sebagai kontrol dengan masing-masing kelas 19 siswa. Hasil uji-t (thitung [3,44] > ttabel [2,03], α 0,05) menunjukan hasil belajar siswa dengan menggunakan model partisipatif lebih tinggi daripada hasil belajar siswa tanpa menggunakan model partisipatif. Model pembelajaran partisipatif yang dikembangkan dalam penelitian ini sudah cukup efektif (n gain = 0,40). Pada penelitian ini, model pembelajaran partisipatif berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep tumbuhan.

(6)

Program Studi Biologi, Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ABSTRAK

This study aims to see the impact of participatory learning model of student learning outcomes. The method used is the method of quasi-experimental research design with pre test-post test two group design. The study population were high school students of class X Sukabumi Integrated Darul Amal which is divided by 80 students to five classes. Sampling was done by purposive sampling with the class as a class XB XD as experimental and control classes with each class 19 students. T-test results (tcount [3.44]> ttable [2.03], α 0.05) shows the results of student learning by using participatory model is higher than student learning outcomes without the use of participatory models. Participatory learning model developed in this research has been quite effective (n gain = 0.40). In this research, a participatory learning model affects students' learning outcomes on the concept of plant biology.

(7)

Alhamdulillahirabil ‘alamiin. Puji penulis panjatkan kepada Allah SWT yang Maha Suci yang telah menurunkan al-Qur’an di bulan yang suci. Syukur penulis yang tidak akan berhenti selama hayat dikandung badan. Atas karunia dan nikmat-Nya yang luar biasa. Shalawat dan salam selalu tersampaikan pada Nabi besar Muhammad Saw. yang telah mengajarkan umatnya untuk selalu bersyukur dan bersyukur, dan kepada kelurga beserta sahabatnya.

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Partisipatif Terhadap Hasil Belajar Biologi” dibuat sebagai wujud realilisasi mata kuliah wajib sekaligus syarat menjadi sarjana jenjang strata-1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi Pendidikan Biologi.

Atas keberhasilan segala kegiatan penulisan skripsi dan terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari adanya bimbingan dan bantuan dari segala pihak dengan penuh ketulusan dan keikhlasan. Karenanya pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya pada :

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Baiq Hana Susanti, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ir. H. Mahmud Siregar, M.Si. selaku pembimbing I dan Yanti Herlanti, M.Pd Selaku Pembimbing II

4. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah & Keguruan UIN Jakarta yang telah mengamalkan ilmunya.

(8)

Ust Dede Muharamsyah beserta jajarannya)

8. Sahabat-sahabat Badan Golgi 2005: Jajang, Leo, Dewa, Harja, Irfan, Sigit, Ihsan, Nurul Huda, Sita dkk. Terima kasih.

9. “Dulur dilembur baraya di panyabaan”: Rifky, Yosep, Fahmi, dan semua dulur RIMASI Jakarta.

10. Teman-teman Atlit Volly Forsa UIN Jakarta dan keluarga besar Forsa, Kawan BEM Fakultas Ilmu Tarbiyah & Keguruan periode 2007-2008, Sahabat ILMIDA, dan Keluarga besar Sanggar Ayu. Keluarga besar IKAHIMBI (Nadia, Coco, Syukron, Dewa, Eva, Ayu, Aneu dll) tetap salam lestari & salam konservasi.

Semoga Allah membalas kebaikan semuanya. Aaamiiiiiiin

Jakarta, Juni 2010

Penulis

(9)

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL……….. viii

DAFTAR LAMPIRAN ……… ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah... 5

C. Pembatasan Masalah... 6

D. Perumusan Masalah... 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 6

BAB II DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori... 8

1. Pembelajaran Partisipatif... 8

a. Pengertian pembelajaran partisipatif... 8

b. Kegiatan pembelajaran partisipatif………. 11

c. Prinsip-prinsip pembelajaran partisipatif... 13

2. Hasil Belajar... 14

a. Konsep belajar... 14

1). Pengertian belajar... 14

2). Ciri-ciri belajar... 16

3). Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar... 18

b. Konsep hasil belajar... 19

c. Hakikat biologi ………. 22

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 24

C. Kerangka Berpikir... 28

(10)

C. Metode dan Desain Penelitian... 31

1. Metode Penelitian ………... 31

2. Desain Penelitian ……… 31

D. Populasi dan Sampel... 32

a. Populasi ……….. 32

b. Sampel ………. 33

E. Teknik Pengumpulan Data... 33

1. Variabel Bebas ……… 33

2. Variabel terikat ………... 33

F. Instrumen penelitian ……….. 34

1. Kisi-kisi instrument ……… 34

2. Kalibrasi Instrumen ……… 35

G. Prosedur Penelitian ………. 36

1. Tahap Persiapan ………. 36

2. Tahap Pelaksanaan ……… 37

3. Tahap akhir ……… 37

H. Teknik Analisis Data... 37

1. Uji Normalitas ……… 37

2. Uji Homogenitas ……… 38

3. Normal Gain ……….. 39

4. Uji Hipotesis ……….. 39

I. Hipotesis Statistika... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian………. ……… 41

(11)
(12)

4.1 Rekapitulasi Data Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen ……... 36

4.2 Hasil Uji Normalitas Data Pretest ………. 37

4.3 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen… 37 4.4 Hasil Penghitungan Uji-t Data Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen..38

4.5 Rekapitulai Data Hasil Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen……… 38

4.6 Hasil Uji Normalitas Data Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen….. 39

4.7 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen 39 4.8 Hasil Penghitungan Uji-t Data Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen 40 4.9 Rekapitulasi Data hasil postest kelompok kontrol dan eksperiman terhadap KKM ………... 41

4.10 Hasil Penghitungan Normal Gain ………...………… 41

4.11 Nilai Rata-rata Pretest, Posttest, dan N-Gain……….. 41

(13)

postest siswa kelas eksperimen ... 53

3. Perhitungan mean, median, dan modus serta distribusi untuk skor hasil posttest siswa kelas kontrol ... 55

4. Perhitungan mean, median, dan modus serta distribusi untuk skor hasil posttest siswa kelas eksperimen ... 57

5. Data Nilai kelas kontrol dan kelas eksperimen ... 59

6. Uji Normal Gain ……….. 60

7. Uji Normalitas Data ……… 61

8. Uji Homogenitas Data ……… 64

9. Uji Hipotesis ……….. 66

10. Soal Pretes dan Posttest ………. 70

11. Pedoman observasi terhadap keterlaksanaan pembelajaran partisipatif . 74 12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas kontrol ……….. 75

13. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas eksperimen ………… 83

14. Lembar Kerja Siswa ……… 95

(14)

manusia seutuhnya, adalah misi pendidikan yang menjadi tanggung jawab profesional setiap guru. Pengembangan kualitas manusia ini menjadi suatu keharusan, terutama dalam memasuki era globalisasi dewasa ini, agar generasi muda kita tidak menjadi korban dari globalisasi itu sendiri. Pendidikan yang berorientasi pada kualitas ini menghadapi berbagai tantangan yang tidak dapat dikejar dengan cara-cara lama yang dipakai dalam sekolah-sekolah kita. Ibarat mengejar mobil yang melaju dengan kecapatan tinggi di atas tol dengan delman.1

Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan tidak pernah berhenti. Banyak agenda reformasi yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan. Reformasi pendidikan adalah restrukturisasi pendidikan, yakni memperbaiki pola hubungan sekolah dengan lingkungannya dan dengan pemerintah, pola pengembangan perencanaan serta pola mengembangkan manajerialnya, pemberdayaan guru dan restrukturisasi model-model pembelajaran.2

Reformasi pendidikan tidak cukup hanya dengan perubahan dalam sektor kurikulum, baik struktur maupun prosedur perumusannya. Pembaharuan kurikulum akan lebih bermakna bila diikuti oleh perubahan praktik pembelajaran di dalam maupun di luar kelas. Indikator pembaruan kurikulum ditunjukkan dengan adanya perubahan pola kegiatan pembelajaran, pemilihan media pendidikan, penentuan pola penilaian yang menghasilkan pendidikan.

Keberhasilan implementasi kurikulum sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru yang akan menerapkan dan mengaktualisasikan kurikulum tersebut. Kemampuan guru tersebut terutama berkaitan dengan pengetahuan dan kemampuan, serta tugas yang dibebankan kepadanya. Tidak jarang       

1

W.gulo, Strategi belajar-mengajar, (Jakarta, PT Gramedia 2002), h 2 

2

(15)

kegagalan implementasi kurikulum disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan guru dalam memahami tugas-tugas yang harus dilaksanakannya. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa berfungsinya kurikulum terletak pada bagaimana pelaksanaanya di sekolah, khususnya di kelas dalam kegiatan pembelajaran yang merupakan kunci keberhasilan tersebut.

Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari dalam individu, maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan.3

Guru sebagai pengajar bertugas memberikan pengajaran di dalam kelas. Ia mengumpulkan pelajaran agar murid memahami dengan baik semua pengetahuan yang telah disampaikan. Guru sebagai pembimbing berkewajiban memberikan bantuan kepada murid agar mereka mampu menemukan masalahnya sendiri, memecahkan masalahnya sendiri, mengenal diri sindiri dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Selain itu guru juga dikatakan sebagai menejer dalam kelas dimana dia bertanggungjawab atas semua perencanaan, proses dan hasil belajar siswa.4

Guru sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar memiliki tugas yang tidak mudah karena ia merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap pencapaian proses belajar mengajar. Oleh Karena itu, guru dituntut untuk memiliki sejumlah kemampuan, keterampilan didalam bidangnya, serta memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas. Banyak sekali jenis kemampuan, keterampilan dan keahlian yang harus dimiliki guru yang professional, karena guru merupakan fasilitator maupun motivator bagi siswa.

Pada mata pelajaran IPA ada lima karakteristik dan kemampuan professional guru yang harus dikembangkan yaitu: (1) menguasai kurikulum; (2) Menguasai materi semua mata pelajaran; (3) Terampil menggunakan multi       

3

Dr. E. Mulyasa, M.Pd. Kurikulum tingkat Satuan pendidikan; suatu panduan praktis, (bandung, PT remaja Rosdakarya, 2003), h. 255 

4

(16)

metode pembelajaran; (4) Memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugasnya; (5) Memiliki kedisiplinan. Hal senada juga disampaikan oleh Ahmad menyatakan bahwa minimal ada lima kompetensi yang harus dimiliki guru yaitu: (1) Menguasai kurikulum; (2) Menguasai materi pelajaran; (3) Menguasai berbagai metode dan evaluasi; (4) Dedikasi yang tinggi dalam pelaksanaan tugas; (5) Disiplin.5

Tujuan pembelajaran IPA terkait dengan materi pembelajaran diklasifikasikan menjadi dua, yaitu fakta dan konsep/prinsip. Fakta adalah sesuatu yang dapat diperoleh dengan cara melihat, mendengar atau keaktifan indra lainnya. Sedangkan konsep atau prinsip ialah pemahaman yang mendalam tentang suatu benda atau peristiwa.6 Salah satu tujuan mata pelajaran ilmu pengetahuan alam mata pelajaran biologi di SMA/MA bertujuan agar peserta mampu : 1. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain, 2. Mengembangkan kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip biologi. 3. Mengembangkan penguasaan konsep dan prinsip biologi dan saling keterkaitannya dengan IPA lainnya serta mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri. 4. Menerapkan konsep dan prinsip biologi untuk menghasilkan karya teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia.7

Pada pelaksanaannya, tujuan pembelajaran IPA di atas belum terealisasi dengan baik, bahkan dalam proses pembelajaran siswa kurang memiliki sikap ilmiah, sehingga kurang mampu dalam proses berpikir, proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan siswa untuk menghafal informasi; dipaksa mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dalam

       5

Ahmad Sopyan, Konstruktivisme dalam pembelajaran IPA/Sains, (proseding Seminar Internasional Pendidikan IPA 2007), hal.10 

6

Ibid.hal 9 

7

(17)

kehidupan sehari-hari. Akibatnya? Ketika mereka lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoretis akan tetapi mereka miskin aplikasi.

Pencapaian tujuan pendidikan sebagian besar ditentukan oleh keberhasilan proses belajar mengajar di kelas. Keberhasilan proses belajar mengajar di kelas dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktornya adalah interaksi guru dan siswa dalam pembelajaran. Guru adalah subjek yang sangat berperan dalam membelajarkan dan mendidik siswa sedangkan siswa merupakan subjek yang menjadi sasaran pendidikan.8

Masalah utama dalam pembelajaran biologi adalah bagaimana menghubungkan fakta yang pernah dilihat dan dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari dengan konsep biologi, sehingga menjadikan pengetahuan yang bermakna dalam benak siswa.

Pemahaman siswa tentang biologi sebagai ilmu, diasumsikan sebagai ilmu hafalan dan tidak ada manfaatnya dalam kehidupan keseharian. Anggapan yang timbul karena mereka melihat biologi sebagai ilmu yang banyak mempergunakan bahasa latin sebagai bahasa ilmiah. Juga akibat pengalaman belajar yang bersifat verbalistis dan tidak pernah diajak belajar di luar kelas. Pengalaman belajar di sekolah sebelumnya lebih bersifat tekstual dan lebih menekankan pada penyelesaiaan soal-soal daripada pembelajaran secara praktis.9

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik, dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi sumber belajar lainnya dalam rangka pencapain kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat berwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada

       8

Rita Murtafi’ah, Meningkatkan Motivasi Siswa Kelas II A SMPN 2 Amuntai Utara  Pada Pembelajaran Biologi Semester Genap Tahun 2005/2006 Melalui “Strategy Based Student  Request”. Dikutip dari.  http://eko13.wordpress.com/1999/11/30/penelitian-tindakan-kelas-class-action-researc/#more-138 tanggal 12 april 2009 

9

(18)

peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.10

Untuk mencapai tujuan diatas maka peran guru sangatlah penting terutaman dalam merancang system pembelajaran, pendekatan dan metode yang tepat. Salah satu upaya untuk mengatasi hal diatas diperlukan kreativitas guru dalam menerapkan suatu pendekatan dalam pelajaran biologi sehingga akan mencapai sasaran yang diharapkan dalam pendidikan, yaitu berkembangnya segi kognitif, afektif, dan psikomotor siswa. Adapun pendekatan yang digunakan, yaitu pendekatan partisipatif yang menekankan pada keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, baik keterlibatan dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi.

Dibutuhkan bentuk pembelajaran yang bisa memberikan solusi siswa dalam pembelajaran. Pembelajaran partisipatif sebagai kegiatan belajar lebih memperhatikan kegiatan-kegiatan individual dan mengutamakan kemampuan pendidik, menekankan pentingnya pengalaman dan pemecahan masalah, dan memfokuskan pada manfaat belajar bagi peserta didik.11 Berpartisipasi belajar akan memberikan kemudahan kepada siswa untuk memperbanyak pengalaman siswa.

Bertolak dari uraian-uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan pengkajian ilmiah berdasarkan penelitan terhadap efektivitas pembelajaran partisipatif dalam meningkatkan hasil belajar biologi siswa.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian materi pada latar belakang di atas dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :

Bagaimana cara memajukan pendidikan dengan cara-cara baru? Bagaimana merealisasikan tujuan Pembelajaran IPA dengan baik? Mengapa dalam proses pembelajaran siswa kurang memiliki sikap ilmiah, sehingga       

10

Badan Standar Nasional Pendidikan,opp.chit, h.452  11

(19)

kurang mampu dalam proses berpikir. Bagaimana menghubungkan fakta yang pernah dilihat dan dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari dengan konsep biologi?

C.Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah yang timbul dari topik penelitian yang dilakukan dan agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda maka penulis membatasi masalah hanya pada :

1. Model pembelajaran yang akan diterapkan yaitu model pembelajaran partisipatif

2. Siswa yang dimaksud adalah siswa SMA terpadu Darul Amal kelas X 3. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil tes yang diberikan kepada siswa

kelas X pada konsep tumbuhan

4. Pengaruh pembelajaran mengacu pada penguasaan konsep dan peningkatan hasil belajar dari aspek kognitif yaitu hasil belajar biologi siswa sesudah (posttest) penerapan model pembelajaran partisipatif.

D.Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, peneliti merumuskan permasalahan, sebagai berikut : “Bagaimana pengaruh pembelajaran partisipatif terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep tumbuhan ?”

E.Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran partisipatif terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep tumbuhan.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

1. Bagi guru adalah untuk menambah wawasan dan memberikan alternative metode pembelajaran sesuai dengan situasi dan kondisi.

(20)
(21)

1. Pembelajaran Partisipatif

a. Pengertian Pembelajaran Partisipatif

Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata pembelajaran adalah kata benda yang diartikan sebagai proses, cara, menjadikan orang atau mahluk hidup belajar. Pembelajaran dapat diberi arti sebagai setiap upaya yang sistematis dan disengaja oleh pendidik untuk menciptakan kondisi-kondisi agar peserta didik melakukan kegiatan belajar.1

Pembelajaran atau ungkapan yang lebih dikenal sebelumnya “pengajaran” adalah upaya untuk membelajarkan siswa.2 Pembelajaran menurut Corey adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu. Sedangkan menurut Dimyati & Mudjiono adalah kegiatan guru secara terpogram dalam disain intruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan penyedian sumber belajar. UUSPN no.20 tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.3

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.4 Pembelajaran pada

       1

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: 1998), h. 100 

2 Abdul majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,

(Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2008), h.11 

3

Syaeful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta 2009), h. 67 

4

(22)

hakikatnya adalah suatu proses interaksi antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik.5

Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu upaya yang sistematis dan disengaja oleh pendidik untuk menciptakan kondisi-kondisi agar peserta didik melakukan kegiatan belajar. Dalam kegiatan pembelajaran terjadi interaksi antara dua pihak, yaitu peserta didik yang melakukan kegiatan belajar dengan pendidik yang melakukan kegiatan membelajarkan. Belajar merupakan perubahan tingkah laku ke dalam kegiatan belajar, sedangkan yang dimaksud dengan membelajarkan adalah kegiatan yang sistematik dan dilakukan secara sengaja oleh pendidik dengan tujuan membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.

Kata Partisipatif berasal dari kata dasar bahasa inggris “participate” yang berarti mengikutsertakan atau mengambil bagian. Kata “Participation” yang berarti pengambilan bagian atau pengikutsertaan.6 Partisipative adalah kegiatan yang banyak melakukan pengambilan bagian, seperti mendengar, berbagi pengalaman, dan pembelajaran dari yang lain.7 Partisipatif berarti pengikutsertaan seseorang untuk melakukan sesuatu atau pengambilan bagian dari sesuatu yang harus dilakukan oleh pelakunya.

Pembelajaran partisipatif dapat diartikan sebagai upaya pendidik untuk mengikutsertakan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran       

5

 Tim Pustaka Yustisia, Panduan Lengkap KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).  (Jakarta: Pustaka Yustisia, 2008), h 253 

  6 

John M. Echols & Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta: Gramedia 1982), h.419 

7 

(23)

partisipatif mengandung arti ikut sertanya peserta didik di dalam program pembelajaran partisipatif. Keikutsertaan peserta didik itu diwujudkan dalam tiga tahapan kegiatan pembelajaran yaitu perencanaan program, pelaksanaan, dan penilaian kegiatan pembelajaran.8 Pembelajaran partisipatif adalah pembelajaran yang sangat tepat sebagai pembelajar para ahli dalam keadaan yang tidak teratur atau ahli dalam memecahkan masalah.9

Menurut E.Mulyasa ada beberapa indikator dalam pembelajaran partisipatif yaitu (1) adanya keterlibatan emosional dan mental peserta didik (2) adanya keterlibatan peserta didik untuk memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan (3) dalam kegiatan belajar terdapat hal yang menguntungkan peserta didik.10

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran partisipatif adalah sebuah upaya membelajarkan peserta didik yang disengaja atau dirancang oleh pendidik dengan cara mengikutsertakan peserta didik dimana peserta didik terlibat langsung dalam proses pembejarannya dari mulai perencanaan program, kemudian pelaksanaan, dan penilaian kegiatan pembelajaran.

b. Kegiatan Pembelajaran Partisipatif

Kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan. Kegiatan pembelajaran mengembangkan kemampuan untuk mengetahui, memahami, melakukan sesuatu , hidup dalam kebersamaan, dan mengaktualisasikan diri. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran perlu : 1) berpusat pada peserta didik; 2) mengembangkan kreatifitas peserta didik; 3) menciptakan kondisi yang

       8

Prof.H.D.Sudjana S., S.Pd.,M.Ed.,PhD. Strategi Pembelajaran Pendidikan Luar Sekolah, (Bandung: Falah Production 2000) h. 155 

9 Jacky Pow, A Reflective-participate approach to professional development in teaching

of liberal studies in schools, (Hong Kong Teacher’s Centre Journal 2007), h.19   10  

Yoyon suryono, model pembelajaran. http://yoyonsuryono.wordpress.com 12/02/2010

(24)

menyenangkan dan menantang; 4) bermuatan nilai, etika, estetika, logika dan kinestika, dan 5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam.11

Kegiatan pembelajaran partisipatif terdiri atas membelajarkan dan belajar yang mengikutsertakan peserta didik dalam kegiatan merencanakan, melaksanakan, dan menilai kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran partisipatif, pendidik berupaya memotivasi dan melibatkan peserta didik dalam ketiga kegiatan tersebut.

Kegiatan partisipatif dapat dilakukan dengan cara : melakukan assesmen kebutuhan belajar, memilih pokok bahasan, mengenali karakteristik peserta didik, mengidentifikasi materi, merumuskan tujuan belajar, merancang kegiatan pembelajaran, memilih alat bantu, menentukan fasilitas dan sumber lain, mempersiapkan evaluasi proses dan hasil, serta melaksanakan test.12

Menurut Sudjana kegiatan pembelajaran partisipatif dapat dilakukan melalui enam tahapan kegiatan yang berurutan.13 Yang teridiri dari : (1) Tahap pembinaan keakraban yang bertujuan untuk mengkondisikan peserta didik agar mampu melakukan kegiatan belajar partisipatif, (2) tahap identifikasi kebutuhan sumber dan kemungkinan hambatan dimana peserta didik didorong untuk menyatakan kebutuhan belajar yang mereka rasakan berupa pengetahuan, sikap, nilai, atau keterampilan tertentu yang ingin mereka peroleh melalui kegiatan belajar, (3) tahap perumusan tujuan belajar, dalam tahap ini mengikutsertakan peserta didik dalam menentukan arah dan merusmuskan tujuan belajar yang ingin dicapai melalui kegiatan belajar , (4) tahap penyusunan program kegiatan belajar yang mencakup komponen program kegiatan belajar dan proses pelaksanaan program. Komponen program antara lain materi belajar, motede dan teknik, fasilitas dan sarana belajar, waktu belajar. (5) tahap pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran ini, para peserta didik yang dibantu oleh pendidik, melibatkan diri dalam proses pembelajaran. dan (6) tahap penilaian proses, hasil, dan pengaruh kegiatan pembelajaran. Kegiatan       

11 

Opp Chit. Abdul Majid., h.24  12

Opp chit. Yoyon suryono,   13 

(25)

pembelajaran pada tahap ini ditandai dengan keterlibatan peserta didik dalam penilaian program kegiatan pembelajaran.

Pendapat di atas dapat menjelaskan tiga kegiatan pembelajaran partisipatif yaitu mengikutsertakan peserta didik dalam proses merencanakan pembelajaran yang ditandai dengan kegiatan akrabisasi peserta didik atau saling mengenali karakteristik, mengidentifikasi kebutuhan, sumber ataupun materi, merumuskan tujuan belajar, serta merancang kegiatan pembelajaran. Selanjutnya peserta didik melaksanakan program pembelajaran yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab dalam penyelenggaraan program kegiatan pembelajaran. Kemudian peserta didik menilai pembelajarannya yang mencakup penilaian terhadap proses, hasil dan dampak pembelajarannya.

c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Partisipatif

(1) Berdasararkan kebutuhan belajar (learning needs based); Pelajar akan belajar secara efektif dalam proses pembelajaran apabila semua komponen program belajar dapat membantu peserta didik untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam hal ini adalah kebutuhan sebagai guru sesuai dengan tugas dan fungsinya yang sekaligus sebagai fasilitator.

(2) Berorientasi pada tujuan kegiatan pembelajaran (learning goals and objectives oriented); Dalam kegiatan belajar partisipatif direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan belajar yang telah diprogramkan. Jadi dalam setiap proses kegiatan belajar diarahakan untuk mencapai tujuan belajar yang telah disusun oleh sumber belajar/ guru dan peserta didik.

(26)

Peserta didik diikutkan pula dalam kegiatan identifikasi kebutuhan belajar, sumber-sumber, dan kemungkinan hambatan serta dalam kegiatan menentukan tujuan belajar. Dalam kegiatan identifikasi tersebut peserta didik tidak hanya bertindak sebagai responden, tetapi berperan dalam merumuskan alat-alat yang digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar.

(4) dan Berangkat dari pengalaman belajar (experienital learning) ; Prinsip belajar memberi arah bahwa kegiatan belajar partisipatif disusun dan dilaksanakan berawal dari pengalaman yang telah dimiliki oleh peserta didik. Proses kegiatan belajar merupakan kegiatan peserta didik yang dilakukan secara bersama didalam situasi pengalaman nyata, baik pengalaman dalam tugas yang dilakukan sehari-hari maupun pengalaman sebagai pelajar, maka pendekatan yang digunakan dalam proses kegiatan belajar mengutamakan pendekatan pemecahan masalah. Pemecahan masalah ini merupakan pembelajaran yang lebih banyak menumbuhkan partisipasi peserta didik, nilai dan keterampilan yang telah dimiliki oleh peserta didik dan lebih menitikberatkan pada pendekatan pemecahan masalah. 14

Prinsip-prinsip pembelajaran partisipatif di atas memberikan pengertian bahwa peserta didik dalam pembelajaran partisipatif benar-benar diuntungkan. Karena kegiatan pembelajaran partisipatif bertujuan untuk menjadikan peserta didik sebagai pusat dari kegiatan seluruh kegiatan pembelajaran.

2. Hasil Belajar a. Konsep Belajar 1) Pengertian Belajar

Skinner, seperti yang dikutip Barlow dalam bukunya Educational Psychologi; The Teaching-Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah sustu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Hintzaman dalam bukunya The Psycology of Learning and Memory berpendapat Learning is a change in organism due to experience which can affect the organism’s behavior. Artinya, belajar adalah suatu perubahan yang terjadi       

14 

(27)

dalam diri organism (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organism tersebut.15

Menurut Gagne belajar didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman. Henry E. Garret berpendapat bahwa belajar merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu lama melalui latihan maupun pengalaman yang membawa kepada perubahan diri dan perubahan cara mereaksi terhadap suatu perangsang tertentu. Kemudian Lester D. Crow mengemukakan belajar ialah upaya untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap-sikap.16

Cronbach menyatakan bahwa ; Learning is shown by a change in behavior as a result of experience. Jadi menurut Cronbach, belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami; dan dalam mengalami itu pelajar mempergunakan pancaindranya. Sesuai dengan pendapat ini adalah pendapatnya Harold Spears. Spears menyatakan bahwa ; Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction.17

Belajar pada hakikatnya merupakan proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.18 Artinya, tujuan kegiatannya adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengalaman, keterampilan, maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organism atau pribadi.

Belajar adalah suatu perubahan dalam disposisi atau kecakapan baru peserta didik karena adanya usaha yang dilakukan dengan sengaja dari pihak luar peserta didik serta melalui interaksi peserta didik dengan lingkungannya.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah usaha untuk mencapai perubahan dalam memiliki pengetahuan penguasaan materi maupun

       15

 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2003), h. 90 

16

DR.H.Syaeful Sagala,M.Pd. Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan Probelamtika Belajar dan Mengajar. (Bandung : Alfabeta. 2009), h. 13 

17

Daryanto, Panduan Proses Pembelajaran Kreatif & Inovatif ; Teori dan praktif dalam pengembangan Profesionalisme bagi Guru. (Jakarta: AV Publisher 2009), h. 72 

18  

(28)

tingkah laku yang dilakukan secara sengaja sehingga memperoleh hasil dari kegiatan tersebut.

2) Ciri-Ciri Belajar

William Burton menyimpulkan uraiannya yang cukup panjang tentang ciri-ciri belajar sebagai berikut : (1). proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereaksi, dan melampaui. (2) Proses itu melalui bermacam-macam ragam pengalaman dan mata pelajaran-mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu. (3) Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan murid. (4) Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan murid sendiri yang mendorong motivasi yang kontinu. (5) Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh hereditas dan lingkungan. (6) proses belajar dan hasil usaha belajar secara materiil dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan individual di kalangan murid-murid. (7) proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman-pengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan disesuaikan dengan kematangan murid. (8) proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui status dan kemajuan. (9) proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur. (10) hasil-hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain, tetapi dapat didiskusikan secara terpisah. (11) proses belajar berlangsung secara efektif di bawah bimbingan yang merangsang dan membimbing tanpa tekanan dan paksaan.(12) Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan. (13) hasil-hasil belajar diterima oleh murid apabila member kepuasan pada kebutuhannya dan berguna serta bermakna baginya. (14) hasil-hasil belajar dilengkapi dengan jalan serangkaian pengalaman-pengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang baik (15) hasil-hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian dengan kecepatan yang berbeda-beda. (16) hasil-hasil belajar yang telah dicapai adalah bersifat kompleks dan dapat berubah-ubah (adabtable), jadi tidak sederhana dan statis.19

       19 Prof.Dr.Oemar Hamalik. 

(29)

Belajar menyebabkan perubahan pada aspek-aspek kepribadian yang berfungsi terus menerus, yang berpengaruh pada proses belajar selanjutnya. Belajar hanya terjadi melalui pengalaman yang bersifat individual. Belajar merupakan kegiatan yang bertujuan, yaitu arah yang ingin dicapai melalui proses belajar. Belajar menghasilkan perubahan yang menyeluruh, melibatkan keseluruhan tingkah laku secara integral. Belajar adalah proses interkasi. Belajar berlangsung dari yang paling sederhana sampai pad kompleks. Itulah ciri-ciri belajar yang didasari perubahan tingkah laku.20

Ciri-ciri belajar berarti dapat ditandai dengan adanya proses perubahan tingkah laku, terjadi proses pengalaman, berbuat, mereaksi, dan mendapatkan sebuah hasil berupa pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas dan keterampilan.

Proses belajar dan hasil usaha belajar secara meteril dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan individual di kalangan murid-murid. Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman-pengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan disesuaikan dengan kematangan murid. Proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui status dan kemajuan karena proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur.

3) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan atau kecakapan. Sampai dimanakah perubahan itu dapat tercapai atau dengan kata lain, berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung kepada bermacam-macam faktor. Adapun faktor-faktor itu, dapat kita bedakan menjadi dua golongan :

1. Faktor-faktor yang berasal dari luar pelajar atau faktor eksogen. Faktor eksogen dipengaruhi oleh faktor keluarga, sekolah dan lingkungan. Faktor keluarga sebagai salah satu penentu yang berpengaruh dalam belajar, dapat dipengaruhi oleh aspek ekonomi, hubungan emosional orang tua dan anak, dan cara orang tua mendidik anak. Faktor sekolah dipengaruhi oleh faktor lingkungan       

20 

(30)

social sekolah seperti guru, pegawai administrasi dan teman-teman sekolah. Faktor lingkungan dipengaruhi oleh lingkungan pergaulannya dalam keluarga sekolah maupun masyarakatnya.21

2. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pelajar

Dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologi, dan faktor kelelahan. Faktor jasmaniah dipengaruhi oleh kesehatan dan cacat tubuh. Faktor psikologi terdiri dari faktor intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan. Sedangkan faktor kelelahan dapat dibedakan menjadi kelelahan jasmani akibat kekacauan pembakaran dalam tubuh dan kelelaha rohani yaitu dapat ditandai dengan kebosanan dan kelesuan.22

Pada intinya faktor-faktor belajar dapat dipengaruhi oleh faktor eksogen atau luar diri pembelajar dan endogen dari dalam diri pembelajar. Dimana kedua faktor ini tidak akan bisa dilepaskan dari proses belajar peserta didik.

b. Konsep Hasil Belajar

Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita.23 Hasil belajar peserta didik dapat diklasifikasi ke dalam tiga ranah (domain), yaitu: (1) domain kognitif (pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika - matematika), (2) domain afektif (sikap dan nilai atau yang mencakup kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi, dengan kata lain kecerdasan emosional), dan (3) domain psikomotor (keterampilan atau yang mencakup kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan musikal).24

Penilaian terhadap hasil belajar penguasaan materi bertujuan untuk mengukur penguasaan dan pemilihan konsep dasar keilmuan (content objectives) berupa materi-materi esensial sebagai konsep kunci dan prinsip utama. Konsep       

21 Drs. Alex Sobur, M.Si. 

Psikologi Umum (Bandung; Pustaka Setia 2003), h.244  22 Opp chit, Daryanto, h. 51 

23 Dr. Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.2009), h. 22 

24

(31)

kunci dan prinsip utama keilmuan tersebut harus dimiliki dan dikuasai siswa secara tuntas, bukan hanya dalam bentuk hafalan. 25

Kesuluruhan hasil pendidikan dibagi atas hierarki atau taksonomi menurut Benjamin Bloom menjadi tiga kawasan (domain) yaitu: (1) domain kognitif mencakup kemampuan intelekstual mengenal lingkungan yang terdiri atas enam macam kemampuan yang disusun secara hierarkis dari yang paling sederhana samapai yang paling kompleks yaitu pengetahuan (kemampuan mengingat kembali hal-hal yang dipelajari), pemahaman (kemampuan menangkap makna atau arti sesuaru hal0, penerapan (kemampuan mempergunakan hal-hal yang telah dipelajari untuk menghadapi situasi-situai baru dan nyata), analysis (kemampuan menjabarkan sesuatu menjadi bagian-bagian sehingga struktur organisasinya dapat difahami), sintesis (kemampuan memadukan bagian-bagian menjadi satu keseluruhan yang berarti), dan penilaian (kemampuan memberikan harga sesuatu hal berdasarkan kriteria intern, kelompok, ekstern, atau yang telah ditetapkan terlebih dahulu); (2) domain afektif mencakup kemampuan-kemampuan emosional dalam mengalami dan menghayati sesuatu hal yang meliputi lima macam kemampuan emosional disusun secara hierarkis yaitu: kesadaran (kemampuan untuk ingin memperhatikan sesuatu hal), partisipasi (kemampuan untuk turut serta atau terlibat dalam sesuatu hal), penghayatan nilai (kemampuan untuk menerima nilai dan terikat kepadanya), pengorganisasian nilai (kemampuan untuk memiliki sistem nilai dalam dirinya), dan karakterisasi diri (kemampuan untuk memiliki pola hidup dimana sistem nilai yang terbentuk dalam dirinya mampu mengawasi tingkah lakunya); dan (3) domain psikomotor yaitu kemampuan-kemampuan motorik menggiatkan dan mengkoordinasikan gerakan terdiri dari: gerakan reflex (kemampuan melakukan tindakan-tindakan yang terjadi secara tak sengaja dalam menjawab sesuatu perangsang), gerakan dasar (kemampuan melakukan pola-pola gerakan yang bersifat pembawaan dan terbentuk dari kombinasi-kombinasi reflek), kemampuan perceptual (kemampuan menterjemahkan perangsang yang diterima melalui alat indra menjadi gerakan-      

25

(32)

gerakan yang tepat), kemampuan jasmani (kemampuan dan gerakan-gerakan dasar merupakan inti untuk memperkembangkan gerakan-gerakan yang terlatih), gerakan-gerakan terlatih (kemampuan melakukan gerakan-gerakan canggih dan rumit dengan tingkat efisiensi tertentu), dan komunikasi nondiskursif (kemampuan melakukan komunikasi dengan isyarat gerakan badan).26

Hasil belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor endogen) maupun dari luar diri (faktor eksogen) individu. Secara garis besar ada 2 macam faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu:

1) Faktor endogen seperti kesehatan, intelegensi atau kemampuan, perhatian dan minat, bakat, motivasi, kematangan dan kepribadian.

2) Faktor eksogen seperti keluarga, sekolah dan lingkunga lainnya. 27

Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar yang optimal cenderung menunujukan hasil yang berciri sebagai berikut : (a) kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrisik pada diri siswa. (b) menambah keyakinan akan kemampuan dirinya. (c) hasil belajar yang dicapainya bermakna bagi dirinya. (d) hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif). (e) kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya meupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.28

Secara singkat dapat dikatakan bahwa hasil belajar berupa pertambahan materi pengetahuan yang berupa fakta, informasi, prinsip atau kaidah, prosedur atau cara dan sebagainya. Hasil belajar dapat berupa penguasaan pola-pola kognitif proses berfikir, mengingat atau mengenal, perilaku afektif (sikap-sikap apresiasi, pengahayatan), perilaku psikomotorik. Serta perubahan dalam sifat-sifat kepribadian.

       26 

Opp chit. DR.H.Syaeful Sagala,M.Pd..,h. 33 

27

Drs. Alex Sobur, M.Si. Psikologi Umum. (Bandung: Pustaka Setia. 2003)., h. 244  28  

(33)

c. Hakikat Biologi

Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.29

Sains atau ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena yang terjadi di alam. Dalam sains, fenomena-fenomena alam ini diterangkan berdasarkan kepada fakta-fakta yang ada. Tak jarang sains bisa dibuktikan dengan melakukan percobaan-percobaan sederhana yang bisa dilakukan di sekolah, rumah atau halaman sekolah.30

Biologi bagian dari sains yang mamiliki karakteristik yang sama dengan ilmu sains yang lainnya. Adapun karakteristik ilmu pengetahuan alam termasuk biologi (sains/IPA) yaitu : obejk kajian berupa benda konkret dan dapat ditangkap indara, dikembangkan berdasarkan pengalaman empiris (pengalaman nyata), memiliki langkah-langkah sistematis yang bersifat baku, menggunakan cara berfikir logis yang bersifat deduktif artinya berfikir dengan menarik kesimpulan dari hal-hal yang khusus menjadi ketentuan yang berlaku umum, bersifat induktif artinya berfikir dengan menarik kesimpulan dari hal-hal yang umum menjadi ketentuan khusus, hasilnya bersifat obyektif atau apa adanya, terhindar dari

       29 Dr. E. Mulyasa, M.Pd. 

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Suatu Penduan Praktis.  (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2009), h. 132 

30

(34)

kepentingan pelaku (subyektif), hasil berupa hukum-hukum yang berlaku umum dimanapaun diperlakukan.31

Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai penglaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati, mengajukan hipotesis, menggunkan alat dan bahan secara baik dan benar dengan selalu mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan, menggolongkan dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan atau tertulis, menggali dan memilah informasi factual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari.32

Biologi (ilmu hayat) adalah ilmu mengenai kehidupan. Istilah ini diambil dari bahasa belanda “biologie”, yang juga diturunkan dari gabungan kata bahasa yunani bios (“hidup”) dan logos (“lambing”, “ilmu”). 33

Berdasarkan struktur keilmuan menurut BCCS (Biological Science Curricullum Study) bahwa ruang lingkup biologi meliputi obyek biologi berupa Kingdom (plantae, animalia, protista, fungi, archaebacteria, eubacteria), ditinjau dari tingkat molekul (virus) – sel (protozoa, bakteri, tumbuhan unisel) – jaringan – organ (hati, ginjal, dll) – sistem organ (sistem sirkulasi, sistem pencernaan, dll) – individu (manusia) – populasi (kumpulan individu yang sama di daerah yang sama) – komunitas (kumpulan beberapa populasi) – ekosistem (kumpulan beberapa komunitas) – biosfer (kumpulan beberapa ekosistem). 34

Dengan demikian bahwa ilmu biologi adalah bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam yang berarti ilmu kehidupan yang mempelajari tentang mahluk hidup dari tingkatan sel hingga individu beserta bentuk macam dan tempat hidup mahluk hidup.

       31

http://materi-pelajaran.blogspot.com/2007/11/hakekat-biologi-sebagai-ilmu.html/ 27 januari 2010 

32 Badan Standar Nasional Pendidikan. 

Panduan Penyusunan kurikulum Tingkat Satuan  Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah (Jakarta: 2006), h.451 

33 http://id.wikipedia.org/wiki/Biologi 27 januari 2010  34

(35)

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh SUMARDIYANTO, dengan judul Pengaruh teknik pembelajaran partisipatif terhadap kemampuan motorik dasar dan penguasaan keterampilan gerak : suatu studi tentang proses belajar penguasaan keterampilan gerak. Menyatakan bahwa ada empat kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini. Pertama, pembelajaran partisipatif dengan teknik demostrasi dan pembelajaran partisipatif dengan teknik penggunaan alat bantu pandang (visual aids) secara keseluruhan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penguasaan keterampilan gerak. Kedua, terdapat interaksi yang signifikan antara teknik pembelajaran partisipatif dengan kemampuan motorik dasar terhadap penguasaan keterampilan gerak. Ketiga, bagi siswa yang memiliki kemampuan motorik dasar tinggi, perlakuan pembelajaran partisipatif dengan teknik demostrasi memberikan pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan teknik penggunaan alat bantu pandang (visual aids). Keempat, bagi siswa yang memiliki kemampuan motorik rendah yang diberikan perlakuan pembelajaran partisipatif dengan teknik demostrasi dan pembelajaran partisipatif dengan teknik pengunaan alat bantu pandang (visual aids) tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar penguasaan keterampilan gerak.35

SETIAWAN, Ajeng Yeni Ratnasari, Pembelajaran Partisipatif Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak Tunalaras Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Penelitian bertempat di SLB - E Handayani Jakarta

Timur. Hasil pengolahan data menunjukan terjadi peningkatan prestasi belajar anak yang cukup baik dan keaktifan anak di kelas menunjukan perubahan yang signifikan sehingga penulis menyarankan kepada pihak sekolah untuk mempertimbangkan pemilihan model/strategi/pendekatan yang sesuai dengan

      

(36)

kebutuhan dan karakteristik anak sehingga tujuan yang ingin capai mampu diwujudkan secara optimal.36

Sigit Widiyanto, Penerapan Model Pembelajaran Partisipatif Pada Program Diklat Menganalisis Rangkaian Listrik dan Elektronika (MRLE) di SMKN 12 Bandung (Suatu Studi Tindakan Kelas). Aktivitas siswa secara keseluruhan dari proses pelaksanaan pembelajaran mengalami peningkatan pada setiap siklus. Pada siklus I jumlah siswa yang aktif sesuai dengan pengamatan di lapangan sebesar 85,21%, pada siklus II sebanyak 88,4%, dan pada siklus III sebanyak 93,8% dari seluruh siswa yang mengikuti kegiatan proses pembelajaran partisipatif. Berdasarkan hasil pelaksanaan tes formatif pada setiap siklus terjadi peningkatan dari hasil pre test ke hasil post test. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes formatif pre test dan post test pada siklus I, jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 6 meningkat

dari 22,2% menjadi 91,5%, pada siklus II meningkat dari 11,11% menjadi 83,2% dan pada siklus III dari 49,93% menjadi 86%. Bagi guru dapat menjadi masukan dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Dari kesimpulan penelitian ini bahwa pembelajaran partisipatif dapat meningkatkan kegiatan pembelajaran siswa baik dari keaktifan siswa, motivasi siswa, hasil belajar siswa dan profesionalitas guru.37

Lina Yuliana, Implementasi Metode Pembelajaran Kelompok Dalam Kegiatan Pembelajaran Partisipatif Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP Penelitian tentang Efektivitas Metode Pembelajaran Kelompok Dalam Kegiatan Pembelajaran Partisipatif Untuk Siswa SMP ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang penerapan metode pembelajaran kelompok dalam kegiatan pembelajaran partisipatif dalam kegiatan pembelajaran fisika. Penelitian ini berupa penelitian eksperimen dengan menggunakan Randomized Control Group Pre test - Post test Design. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 5 Sumedang       

36  Ajeng  Yeni  Ratnasari  Setiawan, “Pembelajaran Partisipatif  dalam  Meningkatkan  Prestasi Belajar Anak Tunalaras pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).” dalam  http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd‐0116109‐092839/ 20 oktober 2011 

(37)

dengan populasi penelitian kelas IX. Sampel yang diambil kelas IX-E sebagai kelas eksperimen dan kelas IX-C sebagai kelas kontrol. Instrumen penelitian berupa tes pilihan ganda sebanyak 11 soal untuk mengukur efektivitas pembelajaran sebelum dan sesudah pelaksanaan pembelajaran serta lembar observasi guru. Data yang diperoleh dari hasil tes diolah dengan uji statistik yang meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis. Dari hasil uji hipotesis ternyata bahwa metode pembelajaran kelompok dalam kegiatan pembelajaran partisipatif secara signifikan lebih efektif dibanding dengan metode lain.38

SUPENO MARTADI, Perbedaan Model Pembelajaran Partisipatif Dan Konvensional Dalam Hal Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Elektronika Digital dan Komputer Pada Siswa Kelas I SMKN IV Bandung. Berdasarkan hasil analisis data disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal prestasi belajar siswa yang mendapat model pembelajaran Partisipatif dengan siswa yang mendapat model pembelajaran konvensional. Dengan adanya perbedaan ini maka dapat dikatakan bahwa prestasi belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Partisipatif lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan model konvensional.39

C. Kerangka Berpikir

Peran guru dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sangatlah penting. Tidak akan berarti bila pendidikan tanpa guru. Guru menjadi salah satu factor suksesnya kegiatan belajar mengajar di sekolah sekaligus sebagai actor utama dalam menyampaikan pesan atau informasi. Guru sebagai fasilitator akan menjadi penentu dalam proses pembelajaran.

Proses mengajar yang dilakukan guru sangat penting bagi keberlangsungan pembelajaran. Guru menjadi pengatur kelangsungan pembelajaran dalam rangka       

38    Lina  Yuliana,  “Implementasi  Metode  Pembelajaran  Kelompok  dalam  Kegiatan  Pembelajaran  Partisipatif  untuk  Meningkatkan  Hasil  Belajar  Siswa  SMP”.  dalam  http://digilib.upi.edu/pasca/available/ etd‐0428108‐124226/ 2 November 2011 

39 Supeno Murtadi, “Perbedaan Model Pembelajaran Partisipatif dan Konvesional dalam  Hal Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Elektronika Digital dan Komputer pada Siswa Kelas  I  SMKN  IV  Bandung”.  dalam  http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd.0610110‐113844/  2  November 2011 

(38)

memberikan pengajaran di dalam kelas. Guru mengumpulkan pelajaran agar siswa bisa mendapatkan hasil belajar yang baik. Guru membantu siswa untuk menemukan masalahnya, memecahkan masalah, serta mampu mengamalkan pelajaran dalam kehidupannya sehari-hari. Guru mewujudknanya dengan metode pembelajaran yang tepat dalam proses transfer ilmu.

Mengajar adalah cara guru untuk menyampaikan apa yang akan ditransferkan. Melalui mengajar lah siswa akan mendapatkan ilmu. Jika guru mengajar dengan baik melalui pendekatan, model, dan metode yang tepat, tentunya hasil belajar pun akan tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Sebaliknya jika proses mengajarnya tanpa memperhatikan pendekatan, model dan metode pembelajaran kemungkinan besar hasil belajar yang diinginkan tidak sebaik yang menggunakannya.

Biologi sebagai ilmu yang terdiri dari konsep-konsep dan teori-teori yang membutuhkan pemahaman yang mendalam, maka pendekatan pembelajaran merupakan salah satu metode pembelajaran yang bermanfaat. Biologi juga dikatakan sebagai ilmu terapan, yaitu ilmu yang dapat langsung dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa yang belajar biologi bisa langsung menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk mempermudah proses pembelajaran maka pembelajaran partisipatif menjadi salah satu model yang akan memberikan kemudahan dalam penyerapan konsep biologi. Pembelajaran partisipatif mengikutsertakan siswa untuk benar-benar memahami konsep yang dirancang guru untuk diterima siswa sesuai dengan yang diinginkan oleh siswa tersebut. Dengan belajar partisipatif maka siswa akan menentukan proses belajarnya sendiri dengan keinginannya. Karena siswa sendiri yang menetukan iklim pembelajarannya, siswa diikutsertkan dalam proses pembuatan rencana, proses bahkan evaluasi proses pembelajarnya. Peran guru hanya sebagai teman yang menemani siswanya sesuai dengan keinginan siswa.

(39)

merancang kegiatan pembelajaran, memilih alat bantu, menentukan fasilitas dan sumber lain, mempersiapkan evaluasi proses dan hasil, melaksanakan test. Singkatnya dengan menggunakan pembelajaran partisipatif, siswa akan lebih baik dalam memahami konsep biologi yang diberikan serta mampu menggunakannya dalam memecahkan persoalan yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

Model pembelajaran partisipatif menekankan peran serta siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menerapkan teknik pembelajaran yang variatif sehingga siswa terhindar dari rasa jenuh dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah dengan menerapkan model pembelajaran partisipatif peningkatan hasil belajar lebih tinggi dan dapat mencapai ketuntasan belajar untuk materi pokok tumbuhan jika dibandingkan dengan penerapan model pembelajaran konvensional.

D. Perumusan Hipotesis

(40)

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Terpadu Darul Amal Selajati- Sukabumi pada semester genap tahun ajaran 2009-2010 selama bulan Februari – Maret 2010.

B. Variabel Penelitian

Variabel independent (X) = Pembelajaran partisipatif

Variabel devenden (Y) = Hasil belajar biologi pada konsep tumbuhan.

C. Metode Penelitian dan Desain Penelitian 1. Metode penelitian

Penelitian yang dilaksanakan menggunakan metode quasi eksperiment (eksperimen semu), yaitu metode penelitian yang melakukan pengontrolan terhadap salah satu variabel. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.1 Sehingga perlu dicari atau dilakukan pengontrolan yang sesuai dengan kondisi yang ada.

Penelitian kuasi eksperimen ini dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan (6 jam pelajaran x 45 menit) pada konsep Tumbuhan. Dilakukan pretest yaitu untuk melihat hasil belajar biologi siswa sebelum penerapan model pembelajaran partisipatif dan posttest yaitu untuk melihat hasil belajar biologi siswa setelah penerapan model pembelajaran partisipatif.

       1

(41)

2. Desain Penelitian

[image:41.612.116.506.144.517.2]

Desain penelitian menggunakan kuasi eksperimen pre test-post test two group design.2 Pada tiap-tiap kelompok tersebut dilakukan pre test dan post test untuk melihat ada tidaknya perbedaan pemahaman pada kedua kelompok perlakuan. Pretest dilakukan sebelum pelajaran dimulai dan posttest dilakukan setelah kegiatan belajar mengajar pada topik tumbuhan.

Tabel 3.1 Desain penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen T1 X T2

Kontrol T1 T2

D. Populasi Dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan kerakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.3 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Terpadu Darul Amal Selajati- Sukabumi. Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Terpadu Darul Amal Sukabumi. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA terpadu Darul Amal Selajati- Sukabumi kelas X pada tahun ajaran 2009/2010.

2. Sampel

Sampel merupakan wakil populasi yang akan diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMA Terpadu Darul Amal Selajati-Sukabumi kelas X. Kelas eksperimen yaitu X-B (putri) dan kelas kontrol yaitu kelas X-D (putri). Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling, karena untuk menentukan seseorang menjadi sampel dengan dasar bertujuan.4

       2

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,.(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), h, 86 

3 

Prof.Dr.Sugiyono,Op Cit , h. 297  4

(42)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada variabel penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas (pembelajaran partisipatif)

Untuk memperoleh data terhadap penerapan pembelajaran partisipatif digunakan lembar observasi yang diberikan kepada observer. Terdiri dari lembar observer keterlaksanaan pembelajaran partisipatif oleh guru untuk mengetahui keberlangsungan pembelajaran partisipatif.

2. Variabel terikat (Hasil belajar biologi dalam konsep tumbuhan)

Hasil belajar siswa diperoleh dari skor tes kognitif yang berupa pretest dan posttest pada materi ciri dan klasifikasi tumbuhan. Sebelum tes ini diberikan ke siswa, tes ini diujicobakan dahulu untuk diketahui validitas dan releabilitasnya. Dengan jumlah soal 50 butir, penulis menguji coba tes tersebut pada sampel yang telah mendapatkan materi tentang tumbuhan, yaitu kelas XI IPA.

Instrumen berupa tes hasil belajar kemudian dianalisis, sehingga diperoleh soal yang valid berjumlah 23 butir (lihat lampiran). Dari 23 butir soal yang valid, penulis menggunakan 20 soal sebagai instrument penelitian, dengan pengurangan 3 soal yang valid. Dari hasil pengujian reliabilitas didapat r = 0.85 yang tergolong klasifikasi tinggi ( lihat lampiran ). Soal-soal tersebut sudah dapat mewakili empat indikator pencapaian hasil belajar yang akan diterapkan dalam pembelajaran yang menggunakan pembelajaran partisipatif dengan lima pilihan jawaban yeng meliputi jenjang hafalan (C1), pemahaman (C2), dan penerapan (C3).

F. Intrumen Penelitian 1. Kisi-kisi instrumen

(43)

Untuk variabel Y (hasil belajar siswa dalam konsep tumbuhan), instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar biologi untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Tes hasil belajar diberikan seteleh seluruh siswa mempelajari materi yang diajukan.

Tes yang diberikan berupa tes tertulis berupa tes objektif (pilihan ganda) yang terdiri dari 20 soal dengan lima jawaban pilihan. Sebelum tes diberikan ke siswa, tes ini diujicobakan dahulu untuk diketahui validitas dan reliabilitasnya.

[image:43.612.113.510.237.603.2]

Hasil belajar biologi siswa adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam mata pelajaran biologi pada materi ciri dan klasifikasi tumbuhan. Hasil belajar biologi dapat diketahui dari skor pretest dan posttes setelah seluruh siswa mengerjakan tes yang diberikan. Pada aspek kognitif yang meliputi jenjang hafalan (C1), pemahaman (C2), dan penerapan (C3).

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kognitif Pada Konsep Tumbuhan

Konsep/ subkonsep Tingkat Pengetahuan dan

Nomor Butir

Jumlah

C1 C2 C3

1.Ciri-ciri tumbuhan bedasarkan pengamatan

8,9,14,19,20 13 6

2. Tumbuhan Lumut

- Ciri lumut

- Sistem reproduksi lumut

- Peranan lumut

7,

10

11, 15 4

3. Tumbuhan Paku

- Ciri Paku

- Sistem reproduksi paku

- Peranan Paku

12,

16

6 3

4. Tumbuhan Biji

- Ciri tumbuhan biji

- Klasifikasi Spermathophyta

- Peranan Spermathophyta

1,

5,

18

2, 4 3,

17 7

(44)

2. Kalibrasi Instrumen a. Pengujian Validitas

Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur.5 Salah satu syarat tes yang baik adalah apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Dalam penelitian ini penulis menggunakan validitas isi, dimana soal dikaitkan dengan indikator sesuai dengan materi yang diberikan kepada siswa.

Sedangkan untuk pengujian validitasnya menggunakan rumus anates. b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas tes berhubungan dengan konsistensi hasil tes. Pengukuran reliabilitas menggunakan anates.

c. Pengujian Taraf Kesukaran

Untuk mengetahui apakah soal tes yang diberikan tergolong mudah, sedang atau sukar, digunakan anates.

Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh, maka soal tersebut termasuk kategori sukar. Sebaliknya makin besar indeks yang diperoleh, maka soal tersebut termasuk kategori mudah. Adapun kriteria indeks tingkat kesulitan soal tersebut adalah:6

1. Proporsi 0,00 – 0,30 : Soal kategori sukar 2. Proporsi 0,30 – 0,70 : Soal kategori sedang 3. Proporsi 0,70 – 1,00 : Soal kategori mudah

G. Prosedur penelitian 1. Tahap persiapan

Sebelum melaksanakan penelitian di SMA Terpadu Darul Amal Selajati- Sukabumi. Peneliti melakukan tahapan persiapan dengan melakukan koordanasi dengan pihak sekolah yang akan dijadikan lokasi penelitian. Mengurus surat izin penelitian dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

       5 

ibid h. 121  6

(45)

Tahapan persiapan lainnya adalah membuat persiapan mengajar dan membuat alat pengumpul data.

2. Tahap pelaksanaan

Memilih dua kelompok sampel, yaitu kelompok eksperimen (kelas X-B) dan kelompok kontrol (kelas X-D). memberikan pretest kepada kedua kelompok penelitian. Memberikan perlakuan berupa pembelajaran partisipatif pada kelompok eksperimen dan metode ceramah pada kelompok kontrol. Setelah memberikan perlakuan, kemudian memberikan posttest pada kedua kelompok penelitian.

3. Tahap akhir

Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian dengan menggunakan uji statistik untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penggunaan pembelajaran partisipatif terhadap hasil belajar siswa.

Mengambil kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan.

H. Teknik Analisis Data 1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat bahwa data yang diperoleh dari populasi berdistribusi normal atau tidak.7 Pengujian ini menggunkan tes Liliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Urutkan data sampel dari yang terkecil hingga terbesar. b. Tentukan nilai Zi dari tiap-tiap data berikut dengan rumus:

  Keterangan: Zi = skor baku X= Mean

Xi = skor data

       7

(46)

S = simpangan baku

c. Tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Zi berdasarkan table Zi sebutkan dengan F (Zi) dengan aturan jika Zi>0, maka F (Zi) 0.5 + nilai table, jika Zi<0, maka F (Zi)= 0.5 – nilai table.

d. Selanjutnya hitung proporsi Zi. Jika proporsi Z1, Z2…Zn lebih kecil atau sama dengan Zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S (Zi), maka: S (Zi)= banyaknya Z1, Z2, … yang ≤ Zn/N.

e. Hitung selisih nilai F (Zi)-S(Zi), kemudian tentukan harga mutlak.

f. Ambil nilai terbesar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut, nilai ini dinamakan Lo.

g. Memberi interpretasi Lo dengan membandingkan Lt. Lt adalah harga yang diambil tabel harga kritis uji Liliefors.

h. Mengambil kesimpulan berdasarkan harga Lo dan Lt yang telah didapat, apabila Lo < Lt maka sampel berasal dari distribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara dua keadaan atau populasi. Uji homogenitas yang dilakukan adalah uji Fisher.

a. Menentukan hipotesis

Ho : Variasi populasi homogen Ha : Variasi populasi tidak homogen

b. Tentukan varians dari masing-masing kelompok

(

)

(

1

)

2 1 2 1 2 − Σ − Σ = n n X X n S

Menetukan Fhitung

(47)

3. Normal gain

Gain adalah selisih nilai posttest dan pretest, gain menunjukan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan oleh guru. Rumusnya :

 

Dangan kategorisasi perolehan sebagai berikut : g-tinggi = nilai > 0.70

g-sedang = nilai 0.30 – 0.70 g-rendah = nilai < 0.30

4. Uji hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk melihat perbedaan hasil tes siswa dari kelompok eksperimen dan kelompok control,8 yaitu dengan cara menggunakan uji-t. hasil perhitungan thitung dibandingkan ttabel pada taraf signifikan 0.05 dengan kriteria:

Menolak Ho, jika thitung > ttabel dan ha diterima Terima Ho, jika thitung < ttabel dan Ha ditolak

Pengujian hipotesis menggunakan uji t dengan rumus :

Langkah-langkah penghitungan Uji-t sebagai berikut : 1. Mencari mean, yaitu :

2. Mencari standar deviasi (SD), yaitu : 3. Mencari standar error mean (SEM), yaitu :

4. Mencari standar error dari perbedaan mean (SEM1-M2) antar variable, yaitu :

5. Mencari “t” atau “to”, yaitu

       8

(48)

I. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut : Ho : µx = µy

Ha : µx > µy Keterangan :

Ho : Hipotesis nol Ha : Hipotesis alternatif

µx : Nilai rata-rata hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran partisipatif (posttest).

(49)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

[image:49.612.115.507.134.519.2]

1. Deskripsi Data Pre-test Kelas Kelompok Kontrol dan Eksperimen Dari hasil pretest pada kelompok kontrol diperoleh nilai tertinggi 30 dan nilai terendah 10, nilai rata-rata sebesar 21, median sebesar 20, modus 10,20 dan 30, dan standar deviasi sebesar 8.36. Sedangkan data hasil pretest pada kelompok eksperimen diperoleh nilai tertinggi 30 dan nilai terendah 10, nilai rata-rata sebesar 20.5, median sebesar 20, modus sebesar 15, 20, 25, 30 dan standar deviasi sebesar 6.86.

Tabel 4.1. Rekap Data Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Nilai Kontrol Eksperimen

Tertinggi 30 30

Terendah 10 10

Rata-rata 21 20.5

Median 20 20

Modus 10, 20, 30 15, 20, 25, 30 Standar

Deviasi 8.36 6.86

2. Deskripsi Data Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Gambar

Tabel 3.1 Desain penelitian
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kognitif Pada Konsep Tumbuhan
Tabel 4.1.  Rekap Data Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Tabel 4.2. Rekapitulai Data Hasil Posttest Kelompok Kontrol dan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mata kuliah ini mempersoalkan bedanya antara ilmu, pengetahuan, dengan filsafat ilmu, mengajak mahasiswa untuk memikirkan apakah kajian ilmu kita

Peralatan Teknologi Informasi adalah peralatan yang digunakan untuk mendapatkan suatu informasi yang dibutuhkan melalui media elektronik maupun

Pengaruh bokashi kotoran ayam terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman seledri Hasil analisis sidik ragam dapat diketahui bahwa pemberian bokashi kotoran ayam

Penelitian lebih lanjut perlu diarahkan pada perbaikan proses pembelajaran berbasis multipel representasi serta pengembangan pada konten konsep kimia lainnya yang masih

We must know the factors that affect personal attitude and environment, because the changing of behavior depends on personal attitudes and the environment (Nelson &amp; Quick,

Pemerintah dan lembaga Negara lainnya berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan perlindungan kepada anak dalam situasi darurat, anak yang berhadapan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi guru mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap pembentukan nilai-nilai perilaku ekonomi pada taraf

Website DIABETASTORE berisi informasi seputar penyakit diabetes karena penulis melihat angka penderita diabetes secara khusus di Indonesia sudah mencapai angka yang cukup