• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

G. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Alat ukur dikatakan reliabel jika alat ukur tersebut mampu memberikan hasil yang

tetap meskipun digunakan kapanpun. Untuk mengetahui koefisien reliabilitas instrumen, maka digunakan rumus Alpha (Arikunto, 2000:236):

( )

     −       − =

2 2 11 1 1 t b k k r σ σ Dimana : r11

2 b σ = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan

= jumlah varian butir

2 t

σ = varian total

Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai koefisien Cronbach Alpha > 0,60 (Nunnaly dalam Imam Ghozali, 2001:42). Jadi jika nilai koefisien Cronbach Alpha lebih besar dari pada 0,60, maka butir pernyataan tersebut dapat dikatakan reliabel dan begitu pula sebaliknya.

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus

Alpha Cronbach dan diolah dengan menggunakan rumus SPSS 15.0 for

Windows Evaluation Version diperoleh nilai koefisien alpha (r11

Variabel

) sebagai berikut.

Tabel 3.8

Rangkuman Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Nilai Alpha

Cronbach Kesimpulan

Media Pembelajaran 0.840 Reliabel

Strategi Mengajar dengan

Pendekatan Kontekstual 0.838

Reliabel

Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan membandingkan nilai koefisien alpha dengan 0,60. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai koefisien alpha tersebut lebih besar daripada nilai 0,60. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel.

H. Teknik Analisis Data

1. Pengujian Prasyarat Analisis a. Pengujian Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui gejala-gejala yang diteliti apakah mempunyai sebaran data yang normal atau tidak. Pengujian normalitas yang digunakan adalah dengan uji

Kolmogorov Smirnov. Adapun rumus uji Kolmogorov-Smirnov

untuk normalitas sebagai berikut (Ghozali, 2002:36):

( )

Xi S

( )

Xi F Max D = oN Keterangan: D = Deviasi maksimum

Fo (Xi) = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan SN (Xi) = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi Pengambilan keputusan :

Jika nilai Asymp. Sig. < taraf nyata (0,05), maka distribusi data variabel penelitian dinyatakan tidak normal.

Jika nilai Asymp. Sig. > taraf nyata (0,05), maka distribusi data variabel penelitian dinyatakan normal.

b. Pengujian Linieritas

Pengujian linieritas data digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas mempunyai hubungan linier atau tidak dengan variabel terikat. Rumus yang digunakan dalam pengujian linieritas adalah sebagai berikut:

e TC S S F 2 2 = 2 ) ( 2 − = K TC JK S TC k n E JK S TC − = ( ) 2 Keterangan : JK (TC) = tuna kecocokan JK ( E) = kekeliruan

Setelah didapatkan F hitung kemudian diuji dengan taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan sama dengan k-2 lawan n-k. Jika Fhitung > Ftabel, maka kedua variabel dinyatakan mempunyai hubungan linier. Sebaliknya, hubungan antara variabel bebas dan terikat tidak ada hubungan atau tidak linier apabila Fhitung < Ftabel

a. Perumusan Hipotesis 1,2,3 pada taraf signifikan 5%. 2. Pengujian hipotesis

1) Rumusan hipotesis 1

H0: Tidak ada pengaruh antara penggunaan media

pembelajaran dengan prestasi belajar ekonomi siswa. Ha: Ada pengaruh antara penggunaan media pembelajaran

2) Rumusan Hipotesis 2

H0: Tidak ada pengaruh antara penggunaan strategi mengajar

dengan pendekatan kontekstual dengan prestasi belajar ekonomi siswa.

Ha: Ada pengaruh antara penggunaan strategi mengajar dengan pendekatan kontekstual dengan prestasi belajar ekonomi siswa.

3) Rumusan Hipotesis 3

H0: Tidak ada pengaruh antara pengelolaan kelas dengan

prestasi belajar ekonomi siswa.

Ha: Tidak ada pengaruh antara pengelolaan kelas dengan prestasi belajar ekonomi siswa.

b. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji pengaruh ketiga hipotesis digunakan statistik nonparametrik yaitu uji chi square (Sugiyono, 2007:226). Dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :

=

k i h h

f

f

f

1 2 0 2

( )

χ

Keterangan : h

f

f

0 2

χ

= chi kuadrat

=Frekuensi yang di observasi = frekuensi yang diharapkan

Berdasarkan hasil perhitungan, H0 ditolak jika nilai chi kuadrat

hitung > nilai chi kuadrat tabel. Derajat hubungan dapat diketahui dengan membandingkan nilai koefisien kontijensi C dengan koefisien kontijensi maksimum (Sugiyono, 2007:277). Koefisien kontijensi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

n

x

x

C

+

=

2 2

Sedangkan koefisien kontijensi maksimum dapat dihitung dengan rumus sebagai sebagai berikut (Umar, 2008: 277)

m

m

C

maks

=1

Keterangan :

m: harga minimum antara banyak baris dan kolom

Semakin dekat harga C kepada Cmaks maka semakin besar derajat pengaruh. Dengan kata lain, variabel X semakin berpengaruh dengan variabel Y. Berikut disajikan tabel sebagai pedoman untuk mengintepretasikan pengaruh antar variabel.

n

2

χ

= nilai chi kuadrat = jumlah sampel

Tabel 3.9

Pedoman Intrepetasi Pengaruh Antar Variabel Interval koefisien Tingkat hubungan

0.00-0.199 0.20-0.399 0.40-0.599 0.60-0.799 0.80-1.00 Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat

61 BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Tujuan Satuan Pendidikan SMA Negeri 5 Yogyakarta 1. Visi SMA Negeri 5 Yogyakarta

Berusaha menciptakan manusia yang memiliki citra moral, citra kecendekiawanan, citra kemandirian, dan berwawasan lingkungan berdasarkan atas ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2. Misi SMA Negeri 5 Yogyakarta

a. Terbentuknya insan pelajar yang memiliki moral, perilaku yang baik, berbudi pekerti luhur, berbudaya bangsa Indonesia dan berakhlakul karimah berdasarkan aturan-aturan yang berlaku baik kalangan masyarakat, sekolah, negara/maupun agama.

b. Terbentuknya generasi yang mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi berjiwa patriotis, nasionalis tanpa mengabaikan nilai-nilai moral serta nilai-nilai-nilai-nilai luhur kebangsaan maupun keagamaan. c. Terbentuknya generasi yang berjiwa mandiri, senang beraktivitas dan

berkreativitas untuk menatap kehidupan masa depan yang lebih cerah dalam menghadapi berbagai tantangan di era kompetisi dan globalisasi.

3. Tujuan SMA Negeri 5 Yogyakarta a. Tujuan umum:

1) Menghasilkan generasi yang berwawasan Imtaq dan Iptek serta berfikir ke depan

2) Menghasilkan generasi bermoral yang disiplin, jujur, bersih, berdedikasi serta bertanggung jawab

3) Meningkatkan dan menumbuh kembangkan bakat dan prestasi siswa di bidang akademis maupun non akademis

4) Mewujudkan dan mempersiapkan generasi berwawasan

kebangsaan dan berjiwa patriot

5) Menghasilkan generasi yang peduli dan peka terhadap

lingkungan b. Tujuan khusus

1) Meningkatkan prestasi akademik

2) Lulus 100 % dalam ujian nasional maupun ujian sekolah 3) Masuk 5 besar tingkat kota/propinsi hasil ujian nasional 4) Minimal 65 % dari jumlah siswa di terima di PTN

5) Masuk 4 besar tingkat kota/propinsi hasil olimpiade

MIPA/komputer

6) Prestasi lomba akademik di luar olimpiade: 3 besar tingkat kota/propinsi (debat bahasa inggris, fisika, dan sebagainya)

8) Peringkat 3 besar pada lomba musik tingkat kota/propinsi/nasional

9) Peringkat 3 besar lomba tonti tingkat kota/propinsi 10) Juara umum MTQ tingkat kota

11) Santun dalam perilaku, rajin dalam menjalankan perintah agama 12) Sukses dalam mengimplementasikan program SEMUTLIS dan

bakti sosial masyarakat

13) Meningkatkan “Budaya Baca Tulis”

B. Sistem Pendidikan Satuan Pendidikan SMA Negeri 5 Yogyakarta 1. Sekolah Kategori Mandiri (SKM)

Sekolah Kategori Mandiri adalah sekolah yang memiliki kemampuan untuk mengoptimalisasikan pencapaian tujuan pendidikan, potensi dan sumber daya yang dimiliki untuk melaksanakan proses pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi peserta didik sehingga menghasilkan lulusan yang berkualitas.

2. Sistem pendidikan pada SKM

Sekolah Kategori Mandiri (SKM) harus menggunakan sistem SKS atau sistem Satuan Kredit Semester. Satuan Kredit Semster (SKS) adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti setiap semester pada satuan pendidikan. Seorang siswa yang bersekolah pada sekolah dengan kategori mandiri harus menyelesaikan

beban belajar sebanyak 120 SKS yang dapat ditempuh selama lima semester dan bisa lebih dari enem semestar. Terdapat mata pelajaran wajib/pokok untuk seluruh peserta didik, pilihan paket, pilihan bebas dan kelompok mata pelajaran pilihan paket. Beban belajar siswa dinyatakan dalam satuan kredit semester (SKS) dengan perincian untuk semester 1 dan semester 2 sebanyak 20 SKS. Bentuk penilaian menggunakan huruf A, B, C dan D dengan konversi skor menggunakan skala 4. Seorang siswa dinyatakan lulus bila memenuhi indek prestasi minimal 2,00.

3. Sistem yang berlaku pada SMA Negeri 5 Yogyakarta

Saat ini, SMA Negeri 5 Yogyakarta tidak lagi berkategori “standar” tetapi tengah dipersiapkan untuk menjadi sekolah berkategori “mandiri” atau biasa dikenal dengan kategori “rintisan sekolah kategori mandiri”. Untuk itu, sistem pendidikan yang digunakan di SMA 5 Yogyakarta merupakan sistem peralihan, dari sistem “paket” menjadi sistem “SKS”. Secara umum SMA Negeri 5 Yogyakarta masih menerapkan sistem “paket”, yaitu sistem yang secara kaku mematok atau mewajibkan mata pelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik. Namun karena SMA ini tengah dipersiapkan untuk menjadi sekolah dengan kategori mandiri, secara bertahap SMA Negeri 5 Yogyakarta juga mulai menerapkan sistem SKS. Salah satunya dengan memberikan mata pelajaran pilihan di bidang bahasa, yaitu bahasa Jepang dan Jerman. Disamping itu, pembelajaran juga mulai dirancang secara

fleksibel dan siswa - siswi mulai diarahkan untuk dapat belajar secara mandiri melalui tugas–tugas yang diberikan secara tidak terstruktur. Sistem ini menuntut penguasaan teknologi dan jaringan informasi yang kuat dan luas. Ada pergeseran paradigma dalam sistem ini, yaitu: belajar tidak hanya di dalam kelas, tetapi bisa dilakukan dimana saja. Ilmu pengetahuan tidak didapat dari kelas saja tetapi juga melalui lingkungan sekitar. SMA Negeri 5 menargetkan akan melaksanakan sistem SKS secara penuh pada tahun ajaran 2011/2012. Berdasarkan hasil akreditasi tahun 2005 dengan nilai akreditasi 94,55 ditetapkan bahwa SMA Negeri 5 Yogyakarta adalah SMA Negeri berstandar nasional dengan status akreditasi “A”.

C. Kurikulum Satuan Pendidikan SMA Negeri 5 Yogyakarta

Kurikulum merupakan seperangkat rencana kegiatan dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegitan belajar mengajar. Kurikulum dimaksudkan untuk memperlancar proses kegiatan belajar mengajar dan membina pengembangan program studi untuk mempersiapakan lulusan yang cakap dan terampil sesuai dengan tuntutan kurikulum.

SMA Negeri 5 Yogyakarta menggunakan kurikulum Tahun 2006 atau biasa kita kenal dengan nama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP merupakan kurikulum yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan menurut potensi sekolah atau

daerah, karakteristik sekolah atau daerah sosial budaya masyarakat setempat, dan karakteristik peserta didik.

KTSP adalah suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakkan pada posisi yang lebih dekat dengan pembelajaran yakni sekolah dan satuan pendidikan. Pemberdayaan sekolah dan satuan pendidikan dengan memberikan otonomi yang lebih besar agar setiap satuan pendidikan dan sekolah memiliki keleluasaan dalam mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar, dan mengalokasikannya sesuai kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat.

1. Tujuan KTSP

Secara umum KTSP bertujuan untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidkan melalui pemberian wewenang kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secra partisipasif dalam pengembangan kurikulum. Secara khusus tujuan KTSP adalah untuk:

a. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.

b. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama. c. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang

2. Karakteristik KTSP

Karakteristik KTSP adalah sebagai berikut:

a. Pemberian otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan, disertai seperangkat tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi setempat.

b. Partisipasi masyarakat dan orang tua yang tinggi. Orang tua peserta didik dan masyarakat tidak hanya mendukung sekolah melalui bantuan keuangan tetapi melalui komite sekolah dan dewan pendidikan merumuskan serta mengembangkan program–program yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

c. Kepemimpinan yang demokratis dan profesional.

d. Tim kerja yang kompak dan transparan dari berbagai pihak yang terlibat dalam pendidikan.

3. Kriteria Kenaikan Kelas dan Pemilihan Program pada SMA Negeri 5 Yogyakarta.

a. Kenaikan dari kelas X ke kelas XI

1) Kenaikan kelas didasarkan pada penilaian hasil belajar pada semester 2 (dua), dengan pertimbangan seluruh SK/KD yang belum tuntas pada semester 1 (satu) harus dituntaskan sampai mencapai KKM yang ditetapkan, sebelum akhir semester 2 (dua); 2) Maksimum hanya boleh ada tiga mata pelajaran yang tidak

mencapai KKM, asalkan bukan Pendidikan agama dan mata pelajaran yang menjadi ciri khas program.

b. Kenaikan kelas dari kelas XI IPA ke kelas XII IPA

1) Kenaikan kelas didasarkan pada penilaian hasil belajar pada semester dua, dengan pertimbangan seluruh SK/KD yang belum tuntas pada semester satu harus dituntaskan sampai mencapai KKM yang telah ditetapkan (harus tuntas sebelum akhir semester dua).

2) Maksimum hanya boleh ada tiga mata pelajaran yang tidak mencapai KKM, asalkan bukan pendidikan agama, matematika, fisika, kimia dan biologi.

3) Mata pelajaran matematika, fisika, kimia dan biologi harus mencapai KKM.

c. Kenaikan kelas dari XI IPS ke kelas XII IPS

1) Kenaikan kelas didasarkan pada penilaian hasil belajar pada semester 2 (dua), dengan pertimbangan seluruh SK/KD yang belum tuntas pada semester 1 (satu) harus dituntaskan sampai mencapai KKM yang ditetapkan, sebelum akhir semester 2 (dua); 2) Maksimum hanya boleh ada tiga mata pelajaran yang tidak

mencapai KKM, asalkan bukan pendidikan Agama, Ekonomi, Sejarah, Geografi, dan Sosiologi.

3) Mata pelajaran Ekonomi, Sejarah, Geografi, dan Sosiologi harus mencapai KKM.

1) Pemilihan program berdasarkan atas minat siswa, pertimbangan orang tua, guru BK, wali kelas dan nilai siswa.

2) Seorang siswa dapat memilih program IPA jika nilai mata pelajaran Matematika tidak remidial, nilai Fisika, Kimia dan Biologi harus di atas KKM dan bila ada yang remidial hanya satu mapel.

3) Seorang siswa dapat memilih program IPS jika nilai mata pelajaran Ekonomi, Sejarah, Geografi, dan Sosiologi harus di atas KK.

4. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) per Mata Pelajaran Tabel 4.1

Kriteria Ketuntasan Minimal

No. Mata Pelajaran

Kelas X XI IPA XI IPS XII IPA XI IPS

Semester Semester Semester Semester Semester

1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1. Pendidikan Agama 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 2. Pkn 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 3. Bahasa Indonesia 70 70 70 70 70 70 70 72 72 70 4. Bahasa Inggris 70 70 70 70 70 70 70 72 72 70 5. Matematika 70 70 70 70 70 70 70 72 72 70 6. Fisika 70 70 70 70 - - 70 72 - - 7. Kimia 70 70 70 70 - - 70 72 - - 8. Biologi 70 70 70 70 - - 70 72 - - 9. Sejarah 70 70 70 70 70 70 70 72 72 70 10. Geografi 70 70 - - 70 70 - - 72 70 11. Ekonomi 70 70 - - 70 70 - - 72 70 12. Sosiologi 70 70 - - 70 70 - - 72 70 13. Seni Budaya 70 70 70 70 70 70 75 75 75 75 14. Penjas, OR 70 70 70 70 70 70 70 70 72 70 15. TIK 70 70 70 70 70 70 70 70 72 70 16. Ketrampilan Bahasa Asing Bahasa Jepang Bahasa Jerman 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

D. Organisasi Sekolah

Stuktur organisasi sekolah SMA Negeri 5 Yogyakarta dibagi menjadi beberapa unit, meliputi:

1. Stuktur organisasi SMA Negeri 5 Yogyakarta secara keseluruhan. 2. Struktur organisasi Wakil Kepala Sekolah (WKS) I.

3. Struktur organisasi Wakil Kepala Sekolah (WKS) II. 4. Struktur organisasi Wakil Kepala Sekolah (WKS) III. 5. Struktur organisasi BP/BK.

6. Struktur organisasi Tata Usaha (TU). 7. Struktur organisasi OSIS.

8. Struktur organisasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). 9. Struktur organisasi Perpustakaan.

10. Stuktur organisasi Koperasi Siswa.

17. Muatan Lokal 70 72 70 72 70 72 70 75 70 75

Struktur Organiasi SMA Negeri secara keseluruhan

Wewenang dan tanggung jawab masing-masing unsur organisasi: 1. Kepala Sekolah

Kepala sekolah bertanggung jawab sebagai administrator dan supervisor dan dibantu oleh lima wakil kepala sekolah (Wakasek), guru, beserta karyawan. Tugas-tugas kepala sekolah antara lain:

a. Menyusun perencanaan/program dan laporan. b. Mengkoordinasi dan mengarahkan kegiatan.

c. Melakukan pengawasan dan mengatur proses pembelajaran. KEPALA SEKOLAH KOMITE KA TATA USAHA WK.URU KURIKULUM WK.URU SASPRAS WK. URU KESISWAAN WK. URUSAN HUMAS BP/BK GURU SISWA-SISWA

d. Mengatur administrasi persekolahan dan mengatur, mengawasi administrasi keuangan.

2. Kepala Tata Usaha

Bidang ini dikepalai oleh seorang kepala tata usaha yang tugasnya: a. Mengelola personil untuk melayani administrasi sekolah.

b. Mengkoordinir personil dalam melaksanakan tugas dan kegiatan. c. Mengevaluasi dan melaporkan tugas dan kegiatan.

d. Menampung keuangan gaji guru. e. Melaksanakan tugas kesekretariatan. f. Mengkoordinir administrasi pelayanan. g. Memberi tugas/jadwal guru.

3. Wakil Kepala Sekolah (Wakasek)

Tugas wakil kepala sekolah adalah membantu kepala sekolah jika kepala sekolah berhalangan. Tetapi secara spesifik, tugas keempat Wakasek tersebut adalah:

a. Wakasek urusan kurikulum

1) Menyusun program pengajaran, pembagian tugas guru, jadwal pelajaran, dan laporan pelaksanaan PBM.

2) Mengatur pelaksanaan UU, UAS, UAN, penerimaan rapor, dan membina lomba akademis.

b. Wakasek urusan kesiswaan

1) Menyusun program pembinaan kesiswaan dan OSIS,

2) Melaksanakan disiplin tata tertib sekolah, mengatur mutasi siswa, dan melaksanakan 7K.

c. Wakasek urusan sarana dan prasarana

1) Menyusun program kebutuhan sarana dan prasarana, RABBS, dan program kerja kegiatan.

2) Mengatur dan mengawasi inventaris dan pemeliharaan barang, mengatur koordinasi kebersihan dan keindahan lingkungan, dan mengelola pembiayaan alat-alat pelajaran.

d. Wakasek urusan humas

1) Mengatur dan menyelenggarakan rapat pengurus BP3 dan rapat pleno BP3.

2) Membina hubungan antar sekolah dan BP3, orang tua/wali, pemerintah, alumni, dunia usaha, dan lembaga sosial.

4. Guru

a. Guru sebagai pengampu bidang studi

1) Mengisi nilai Standar Ketuntasan Belajar Minimal(SKBM) 2) Mengisi jumlah Rencana Tatap Muka (RTM)

3) Mengisi aspek penilaian

4) Mengisi kompetensi / kompetensi dasar, tagihan nilai, dan interval penilaian

5) Mengisi pembobotan nilai aspek kognitif 6) Mengisi nilai ulangan

8) Mencetak LHB per mata pelajaran 9) Mengisi jadwal mengajar masing-masing b. Guru sebagai wali kelas

1) Mengisi catatan wali kelas(catatan wali kelas ditampilkan di LHBS)

2) Memproses/menganalisa rancangan kenaikan kelas yang

dihasilkan komputer dan mengalokasikan siswa kelas X menuju kelas XI bersama guru bimbingan konseling (telah disediakan program analisis untuk sidang pleno kenaikan kelas)

3) Mengeksekusi rancangan kenaikan kelas yang dihasilkan dalam sidang pleno kenaikan kelas (jika ada sidang pleno)

4) Mencetak LHBS (LHB yang dibagikan ke orang tua siswa) 5) Memproses mutasi siswa (kelulusan/pindah sekolah/drop out) c. Guru sebagai koordinator ekstrakurikuler.

1) Mengisi nama-nama peserta kegiatan ekstrakurikuler (kecuali jika siswa telah diberi wewenang mendaftar melalui aplikasi jurnal akademik, koordinator cukup melakukan verifikasi data) 2) Mengisi interval penilaian kegiatan ekstrakurikuler

3) Mengisi nilai dan keterangan kegiatan ekstrakurikuler

Di samping itu, guru juga mempunyai tugas tambahan, sebagai petugas piket, yang bertanggungjawab penuh terhadap kelancaran

proses pembeljaran di sekolah antara lain: perijinan dan kehadiran siswa, pengisian jam kosong, mengerjakan administrasi piket.

5. Bimbingan Konseling

Bimbingan dan Konseling berfungsi sebagai:

a. Bimbingan karier (informasi dan motivasi), yaitu membantu siswa dalam menentukan tujuan setelah lulus dari SMA.

b. Bimbingan belajar dimana mengajarkan cara pemanfaatan waktu belajar yang efektif dan efisien.

c. Bimbingan kesiswaan meliputi kesehatan sosial. d. Bimbingan minat, bakat, dan kemampuan.

e. Bimbingan bagi siswa yang mendapat masalah dalam belajarnya. 6. Siswa

Sebagai peserta didik, siswa mempunyai kewajiban sebagai berikut :

a. Menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin

keberlangsungan proses dan keberhasilan pendidikan.

b. Ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi peserta didik yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

E. Sumber Daya Manusia 1. Data Guru

a. Jumlah guru tetap : 41 orang

c. Berpendidikan sarjana muda : 1 orang

d. Berpendidikan S1 : 50 orang

e. Berpendidikan S2 : 1 orang

f. Dalam proses pendidikanS2 : 3 orang g. Dalam proses pendidikanS1 : 1 orang 2. Data Karyawan

a. Karyawan tetap : 9 orang

b. Karyawan tidak tetap : 11 orang

Seluruh guru tersebut bertanggung jawab terhadap mata pelajaran tertentu sesuai dengan keahlilannya. Selain menjalankan tugas sebagai guru mata pelajaran, terdapat sebagaian guru yang ditunjuk sebagai wali kelas. Dalam melaksanakan tugas-tugas pekerjaan harian, wali kelas dibantu dan membantu pekerjaan tata usaha, guru mata pelajaran, guru BK, OSIS, Perpustakaan, dan lain-lain termasuk melengkapi administrasi kelas. Pendek kata, seorang wali keras harus mampu merekap seluruh data perkembangan siswa dan hingga tahap tertentu memfasilitasi siswa dalam menyelesaikan permasalah yang dihadapai.

Ada satu tugas lagi selain menjadi guru mata pelajaran dan wali kelas, yaitu guru piket harian. Pembagian guru piket harian ini ditentukan oleh pihak sekolah dengan pertimbangan jumlah jam pelajaran yang harus dipenuhi seorang guru. Seorang guru yang memiliki jam mengajar kurang dari ketentuan minimal akan ditugaskan sebagai guru piket. Tugas pokok

guru piket harian adalah menjaga kelancaran kegiatan belajar-mengajar (KBM).

F. Data PPDB 2009/2010 NON KMS : 234 Siswa

1) NEM tertinggi dalam kota : 35,80 2) NEM tertinggi luar kota : 36,25 3) NEM terendah dalam kota : 33,40 4) NEM terendah luar kota : 34, 85 KMS : 18 siswa

1) NEM tertinggi : 34,55

2) NEM terendah : 22,95

G. Data Jumlah Siswa Tahun Ajaran 2009/2010

1) Kelas X = 250 siswa

2) Kelas XI IPA = 157 siswa

3) Kelas XI IPS = 95 siswa

4) Kelas XII IPA = 156 siswa

5) Kelas XII

Jumlah Total = 755 siswa

IPS = 97 siswa

H. Data Hasil Ujian 2008/2009 1) Program IPA

Jumlah Peserta = 162 siswa, lulus = 162 siswa 2) Program IPS

I. Data Kenaikan Kelas 2008/2009

1) Jumlah siswa kelas X = 250 siswa

Naik ke kelas XI = 250 siswa 2) Jumlah siswa kelas XIIPA = 155 siswa Naik ke kelas XII IPA = 155 siswa 3) Jumlah siswa kelas XI IPS = 97 siswa Naik ke kelas XII IPS = 97 siswa J. Susunan Organisasi Sekolah

a. Kepala Sekolah = Drs. Munjid Nur Alamsyah

b. Wakaur Kurikulum = Dra. Reni Herawati c. Wakaur Kesiswaan = Warsita, SPd.

d. Wakaur Sarpras = Drs. Bambang sumadi

e. Wakaur Humas = Drs. Tjiptono Harjadi

f. Kepala Tata Usaha = Wagiman, SIP

K. Komite Sekolah

Komite Sekolah pada dasarnya berfungsi sebagai wadah untuk menjembatani hubungan antara pihak sekolah dengan pihak luar sekolah (masyarakat sekitar dan orang tua siswa). Adapun fungsi dari komite sekolah secara rincinya adalah sebagai berikut :

1. Menerima dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan pendidikan.

2. Ikut meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.

3. Ikut menciptakan suasana dan kondisi transparan akuntabel dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan yang bermutu di satuan pendidikan.

4. Tiap-tiap anggota komite sekolah memberikan dukungan dan

mengontrol dalam rangka pelaksanaan pendidikan di satuan pendidikan. Dalam menjalankan segala fungsinya komite sekolah senantiasa menjalin kerja sama dengan pihak sekolah dan pihak luar yang tentunya membutuhkan waktu yang tidak cepat untuk meningkatkan kualitas sekolah.

Masalah yang mungkin masih muncul di lapangan adalah adanya anggapan bahwa komite sekolah hanya suatu wadah bagi upaya sekolah menggalang dana. Namun anggapan ini tengah diluruskan oleh pihak sekolah dan angota komite dengan melibatkan anggota komite pada setiap pengambilan keputusan terutama yang berkaitan dengan siswa. Dalam rapat pleno, sekolah bertanggung jawab untuk memberi laporan kepada komite sebagai wakil dari peserta didik. Untuk kasus tertentu, khususnya dalam masalah biaya, sekolah memberi dispensasi bagi siswa yang sungguh – sungguh tidak mampu. Dispensasi tersebut berupa kelonggaran dalam jatuh

tempo pembayaran biaya sekolah, bahkan ada anak yang telah lulus tetap

Dokumen terkait