ALTERNATIF PROSES PRODUKSI PRODUK SARANGAN DANDANG BAHAN STAINLESS STEEL DENGAN METODE RUBBER FORMING
2. METODOLOGI PENELITIAN 1 Diagram alir
3.8. Pengujian rubber forming
Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan meng- gunakan mesin press hidraulik dengan kapasitas 400 tonf,, dilakukan penekanan pada cetakan sesuai dengan Gambar 9.
Arah Penekanan (F) Punch Mesin
Hidraulik
Gambar 9. Uji Coba Penekanan
Kemudian dari hasil penekanan didapatkan hasil keda- laman deformasi (h) dari sarangan dandang, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 10
Gambar 10. Analisa Uji Coba Penekanan Kemudian didapatkan data sebagai berikut:
Tabel 1. Percobaan Penekanan plat pada cetakan
No. Gaya Tekan (F) (tonf) Kedalaman Deformasi (h) (mm)
1 28 5,9
2 35 6,4
3 42 6,9
4 49 7,5
5 56 7,9
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa semakin besar gaya tekan yang dilakukan, maka kedalaman deformasi semakin dalam sehingga mengasilkan benda kerja yang bagus.
Gambar 11. Hasil proses pembentukan rubber forming pada produk sarangan dandang vahan stainless steel
4. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan maka gaya
yang dibutuhkan untuk mendeformasi plat dengan tebal
0,255mm dan ∅240 mm adalah 56 tonf., Sedangkan dari
perhitungan didapat gaya aksial (Fa) yang terjadi adalah
59964,58 kgf , gaya radial (Fr) yang terjadi adalah 46126,6 kgf. Kualitas hasil deformasi plastis pada produk sarangan dandang mempunyai kualitas yang baik tanpa cacat berupa kerutan ( wrinkle).
DAFTAR PUSTAKA
[1] John A. Schey, Introduction to manufacturing process,
McGraw-Hill Book Company, New York, 1987.
[2] James G. Bralla, Handbook of manufacturing
processes, Industrial Press, Inc, 2007.
[3] Kalpakjian, Serope, Manufacturing Engineering and
Technology fourth edition, Addison – Wesley
Publishing Company, New York. 2001
[4] Abadi, Kurniawan, Perencanaancetakan Proses
Bulging Pada Pembuatan Sambungan Pipa Radiator, Tugas Akhir Jurusan Teknik Mesin, FTI, ITS Surabaya. 1999.
[5] Silkhudin, M., Perencanaancetakan Bulging Untuk
Pembuatan Alur Yang Menggelembung Pada Kom- ponen Tutup As Roda Mobil Kijang Super, Jurusan Teknik Mesin, FTI, ITS Surabaya, 2000.
[6] Heru Cahyono, Perencanaan Proses Pembuatan Omega
Spring dengan Bulging” dengan mesin press hidrolik berkapasitas 200 Ton, Tugas Akhir, Diploma 3 Teknik mesin, FTI-ITS, Surabaya, 2000
[7] Maulana Arief Wahyudi dan Gogor Wicaksono Herl-
ambang, Perencanaan Proses Pembuatan Komponen Alat Pelubang Kertas dengan Tool Blanking dan Bulging, Tugas akhir D3 Teknik Mesin, FTI-ITS, Surabaya. 2000
[8] Ansel C. Ugural – Saul K. Fenster, Advanced Strength
and Applied Elasticity, New Jersey, USA, 1995
[9] [Mc. Pherson & Alexander Klemin (1946), Engi-
[10] Wilson, Frank. W, Fundamental of Tool Design, Prentice – Hall of India Private Limited, New Delhi, 1973
[11] Suchy, Ivana, Handbook of Die Design, Mc. Graw Hill
book Co, Inc, New York, 1998
[12] Schey, John. A, Introduction manufacturing processes
third edition, Mc Graw – hill kogakusha, limited,
Tokyo, 2000
[13] Wilson, Frank. W, Die Design Handbook 3rd, Mc.
Graw Hill book co.inc, New York, 1964
[14] Deutchman, Aaron D. Machine Design: Theory and
Practice. New York: Macmilan Publishing Co, Inc., 1975
Biodata Penulis Ir. Nur Husodo,MS
Dosen D3 Teknik Mesin, FTI-ITS, Surabaya
nurhusodo@me.its.ac.id
Seminar Nasional Teknik Mesin 7 21 Juni 2012, Surabaya, Indonesia
ANALISIS TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN HASIL PROSES MILLING PADABAJA
KARBON S45C
Yunus Yakub, Ir. MT 1), Herry Syaifullah, ST2)
Jurusan Teknik Mesin FTI – Institut Sains dan Teknologi Nasional-Cikini Jakarta 1,2)
Jalan. Cikini Raya 74-76 Jakarta Pusat. Indonesia 1,2) Phone: 021-31-906481, Fax: 021-39-147081,2)
E-mail :yunus_yakub@yahoo.com1), herry.syaifullah@polman.astra.ac.id2) ABSTRAK
Dalam menghasilkan produk yang berkulitas industri manufaktur melakukan pengembangan dalam proses produksinya. Bukan hanya dimensi, tingkat kehalusan suatu permukaan memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu komponen produk khususnya yang menyangkut masalah gesekan pelumasan, keausan, tahanan terhadap kelelahan dan sebagainya. Namun, produsen suatu alat potong tidak ada yang memuat nilai tingkat kehalusan permukaan yang dihasilkan dari suatu proses pemotongan dengan parameter setting tertentu. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui tingkat kekasaran permukaan hasil proses milling terhadap pengaruh variasi putaran spindle (spindle speed), kecepatan gerak potong (feed rate), dan kedalaman potong (depth of cut).Penelitian dilakukan dengan membuat spesimen benda uji dengan material baja carbon S45C menggunakan alat potong (cutter) jenis end mill cutter finishing 4 flute dan proses pemotongan dilakukan pada mesin milling.
Kata kunci: Kekasaran permukaan, spindle speed, feed rate, depth of cut. 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mesin milling merupakan salah satu mesin yang sangat
diandalkan oleh industri manufaktur dalam membuat berbagai produknya. Mesin ini dapat memenuhi kebutuhan produksi untuk berbagai produk dengan bentuk yang kompleks. Seperti memproduksi perkakas-perkakas penting yaitu dies, mould, jig dan fixture yang memiliki tuntutan kualitas yang tinggi baik secara geometri maupun tingkat kekasaran/kehalusan permukaannya.
Gambar 1. Gerak Pemotongan
Pada proses pemotongannya, mesin milling mempunyai
tiga gerakan utama yaitu gerakan berputarnya alat potong/
spindle (main motion), kecepatan gerak potong (feed motion) dan kedalaman potong (adjusting motion/depth of cut). Ber- dasarkan gerakan tersebut, maka dalam prosesnya seseorang yang mengoperasikan mesin milling harus mengetahui dan mampu memperhitungkan parameter setting dari gerakan tersebut guna menghasilkan kualitas permukaan hasil potong yang baik atau tingkat kehalusan permukaan yang baik.
Tingkat kehalusan suatu permukaan memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu komponen produk khusus- nya yang menyangkut masalah gesekan pelumasan, keausan, tahanan terhadap kelelahan dan sebagainya. Namun, produsen suatu alat potong tidak ada yang memuat nilai tingkat kehalusan permukaan yang dihasilkan dari suatu proses pemotongan dengan parameter setting tertentu. Dan pada umumnya produsen alat potong (cutter) hanya mencantumkan parameter putaran spindle (spindle speed), kecepatan gerak potong (feed rate), dan kedalaman potong (depth of cut) saja tanpa memuat nilai tingkat kekasaran
permukaan hasil pemotongan.
Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui tingkat kekasaran permukaan hasil proses
milling terhadap pengaruh variasi putaran spindle (spindle speed), kecepatan gerak potong (feed rate), dan kedalaman potong (depth of cut). Sehingga diketahui pengaruhnya terhadap tingkat kekasaran permukaan yang dihasilkan dari proses milling tersebut, agar menghasilkan produk yang memiliki tingkat kekasaran permukaan yang sesuai dengan tuntutan kualitas.