• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. Kerusakan mekanik

4.4. Hasil Inventarisasi Pohon 1. Pengukuran Fisik Pohon

4.4.2. Pengukuran Kondisi Fisik Pohon

Pengamatan kondisi fisik pohon yang dilakukan berdasarkan keadaan visual keseluruhan pohon dengan menekankan pada bagian pangkal akar yang ada di permukaan tanah, batang, daun, dan percabangan. Penilaian kondisi fisik berdasarkan 2 kerusakan yaitu kerusakan dan penyakit tanaman, dan mekanik.

4.4.2.1. Kerusakan dan Penyakit Tanaman

Dari data yang diperoleh persentase kerusakan dan penyakit pada pohon di Jalan Pajajaran secara umum termasuk sangat sedikit atau tidak ada. Ini terlihat kerusakan dan penyakit berada pada peringkat 1 dengan persentase sebesar 87,5 %, peringkat 2 sebesar 4,7 %, peringkat 3 sebesar 3,3 % dan peringkat 4 sebesar 4,4 % dapat dilihat pada tabel 13.

Tabel 11. Peringkat Kerusakan dan Penyakit Di Jalan Pajajaran

Hama dan Penyakit ID 1 2 3 4 PL 260 22 24 24 M 271 13 0 10 PR 313 10 10 8 Jumlah 844 45 34 42 % 87,5 4,7 3,5 4,4 Ket :

Peringkat 1 : tidak ada/sangat sedikit (0 % ≤ TPT < 15%) Peringkat 2 : sedikit (15% ≤ TPT < 30%)

Peringkat 3 : banyak (30% ≤ TPT < 50%) Peringkat 4 : sangat banyak (TPT ≥ 50%)

Bentuk kerusakan yang terjadi pada pohon yang ada di Jalan Pajajaran ini sebagian disebabkan oleh tumbuhan pengganggu yang tumbuh pada pohon seperti epifit dan benalu. Epifit yang banyak ditemui yang ada pada pohon seperti jenis paku-pakuan dan anggrek. Epifit merupakan tumbuhan yang tumbuh di atas tanaman lain yang dapat memproduksi makanan sendiri dan tidak mengambil sari makanan dari tanaman inangnya.

Epifit pada umumnya tumbuh pada pohon inangnya dan dapat memenuhi dari tubuh inangnya, disebabkan oleh teduh dan kelembaban yang tinggi terdapat pada bagian bawah tajuk. Untuk mengatasi hal ini, pihak pengelola sebaiknya melakukan pembersihan pada epifit yang ada secara rutin.

Gambar 18. Pohon yang Ditumbuhi Epifit

Tumbuhan pengganggu yang banyak ditemui adalah benalu, benalu merupakan tumbuhan pengganggu yang banyak ditemui pada pohon. Benalu merupakan tumbuhan yang semi parasit yang hidupnya menempel pada tanaman inangnya dan mengambil sari makanan yang ada pada inangnya juga. Benalu merupakan tumbuhan yang dapat mudah berkembang biak, benalu dapat membuat tanaman inangnya merana karena kekurangan makanan bahkan dapat menimbulkan kematian pada tanaman inanngnya (Najiyati dan Danarti,1999).

Untuk memberantas benalu, dengan melakukan pembersihan terhadap pohon yang ditumbuhi oleh benalu dan membersihkan semua akarnya karena akar benalu yang tinggal dapat berkembang biak lagi (Najiyati dan Danarti,1999).

Gambar 19. Pohon yang Ditumbuhi Benalu

Bentuk kerusakan yang ditemui adalah berupa luka-luka pada pohon, mengelupasnya kulit pohon atau lubang-lubang alami yang ada pada pohon. Hal ini dapat menimbulkan pohon terjangkit jamur yang dapat mengambil makanan dari tanaman inang untuk hidup dan berkembang. Jamur juga dapat tumbuh karena kondisi sekitar pohon yang lembab dan memungkinkan berkembangnya jamur. Cara mengatasi tumbuhnya jamur dengan menjaga kondisi tanah supaya tidak terlalu lembab dan tidak basah atau dengan cara kimia dengan pemberian fungisida pada pohon yang terkena jamur (Arifin dan Nurhayati, 2000).

Kerusakan atau penyakit yang dapat mengakibatkan kefatalan adalah gerowong atau rongga yang ada pada pangkal akar dan batang. Gerowong terbentuk karena timbulnya luka pada kulit pohon dan tidak langsung ditangani sehingga kulit pohon tersebut terserang oleh hama atau penyakit yang menimbulkan rongga pada batang. Gerowong juga dapat terjadi oleh vandalisme yang dilakukan oleh manusia seperti melakukan pembakaran sampah pada pangkal akar pohon yang dapat menimbulkan lubang pada batang (gambar 20).

(a) (b)

Gambar 20. a. Gerowong yang disebabkan oleh luka pada batang yang tidak langsung ditangani, b. Gerowong yang disebabkan oleh kerusakan mekanik

Gerowong pada pohon dapat mengancam pohon itu sendiri atau menggangu keselamatan pengguna jalan. Pihak pengelola yang berwenang dapat melakukan pengendalian atau penebangangan dan dilakukan penggantian pohon. Menurut Dahlan (1992) pohon yang perlu ditebang adalah pohon-pohon yang memiliki kriteria antara lain mati, membahayakan, saling

berhimpitan, pohon terkena penyakit dan mengancam pohon lain, atau mengganggu jalur listrik dan telepon.

4.4.2. 2. Kerusakan Mekanik

Persentase kerusakan mekanik pada pohon di Jalan pajajaran termasuk kedalam peringkat 1 dengan persentase 95,5 %, peringkat 2 sebesar 3,3 %, peringkat 3 sebesar 0,5 % dan peringkat 4 sebesar 0,6 %. Ini menunjukkan bahwa pada jalur hijau jalan di Jalan Pajajaran merupakan tidak ada atau sangat sedikit kerusakan mekanik (tabel 14).

Tabel 12. Peringkat Kerusakan Mekanik Di Jalan Pajajaran

Kerusakan Mekanik ID 1 2 3 4 PL 309 16 4 1 M 294 0 0 0 PR 319 16 1 5 Jumlah 922 32 5 6 % 95.5 3.3 0.5 0.6 Ket:

Peringkat 1 : tidak ada/sangat sedikit (0 % ≤ TM < 15%) Peringkat 2 : sedikit (15% ≤ TM < 30%)

Peringkat 3 : banyak (30% ≤ TM< 50%) Peringkat 4 : sangat banyak (TM ≥ 50%)

(a) (b)

Gambar 21. a. Kerusakan mekanik oleh tindakan vandalisme pencoretan pada Pohon (grafiti), b. Kerusakan mekanik penempelan iklan pada pohon

Dilihat dari kondisi yang ada di lapang kerusakan mekanik pada pohon pada umumnya di sebabkan oleh vandalisme, sayatan, dan patah cabang. Vandalisme seperti penempelan papan iklan di pohon, spanduk, pencoretan terhadap pohon, dan adanya warung di sekitar pohon. Hal ini dapat menimbulkan kesan kurang terawat dan mempengaruhi visual pada pohon tersebut (gambar 21). Selain itu vandalisme terjadi akibat letak pohon berada berdampingan pada jalur pedestrian dan sebagian warga membuang atau membakar sampah pada pangkal akar yang dapat menimbulkan kebakaran sehingga batang pohon menjadi berongga (gambar 20).

Sayatan oleh benda tajam, merupakan dapat menimbulkan kerusakan pada pohon. Sayatan yang terjadi pada pohon yang ada di Jalan Pajajaran masih dalam taraf relatif sedikit, tetapi sayatan pada pohon dapat menimbulkan luka pada kulit pohon dan dapat menimbulkan kematian pada pohon apabila sayatan yang terjadi mencapai pada lapisan kambium (gambar 22).

Gambar 22. Sayatan Pada Pohon

Dari data yang diperoleh persentase kerusakan dan penyakit tanaman serta kerusakan mekanik yang ada pada pohon di Jalan Pajajaran secara umum masih sangat sedikit, maka kondisi pohon di Jalan Pajajaran termasuk dalam kategori peringkat 1 dengan persentase sebesar 80.0 % dimana kerusakan sangat sedikit atau dapat dikatakan tidak ada (0 – 15%). Pada peringkat 2 terdapat 9,8 %, Peringkat 3 terdapat 5,6 %, dan peringkat 4 memiliki jumlah yang sedikit 4,6 %. Besarnya jumlah pohon pada peringkat 1 menunjukkan bahwa kondisi pohon di Jalan Pajajaran kondisi pohon sebagian besar masih baik atau sedikit mengalami serangan penyakit, dapat dilihat pada tabel 15.

Tabel 13. Peringkat Total Kerusakan Pohon di Jalan Pajajaran

Penyakit Tanaman dan Kerusakan Mekanik ID 1 2 3 4 PL 229 41 35 25 M 257 20 7 10 PR 286 34 12 9 Jumlah 772 95 54 44 % 80,0 9.8 5.6 4.6 Ket:

Peringkat 1 : tidak ada/sangat sedikit (0 % ≤ TPT/TM < 15%) Peringkat 2 : sedikit (15% ≤ TPT/TM < 30%)

Peringkat 3 : banyak (30% ≤ TPT/TM < 50%) Peringkat 4 : sangat banyak (TPT/TM ≥ 50%)

Dokumen terkait