• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. Kerusakan mekanik

4.5. Teknik Pemeliharaan

Pemeliharaan merupakan tindakan atau usaha yang dilakukan untuk mengurangi kerusakan melalui pengawasan dan perbaikan. Kunci suatu keberhasilan tergantung pada pemeliharaan. Konsep pemeliharaan fisik adalah pemeliharaan ideal atau rutin, pemeliharan fisik meliputi diantaranya pencegahan, pertahanan/pengendalian, dan perbaikan atau pengobatan. Pemeliharan fisik mencakup pemeliharaan elemen lunak dan elemen keras, pemeliharan elemen lunak meliputi 1) penyiangan, pengendalian gulma, 2) penggemburan tanah, pengaerasian tanah, 3) penyiraman, irigasi, 4) pemupukan, 5) penyulaman tanaman, serta 6) pengendalian hama dan penyakit (Arifin dan Nurhayati, 2000).

Sedangkan tingkat pemeliharaan terdiri dari pemeliharaan intensif, semi intensif, dan eksktensif. Jalur hujau jalan termasuk kedalam tingkatan semi intensif seperti 1) penyiangan, pengendalian gulma, 2) penggemburan tanah, pengaerasian tanah, 3) penyiraman, irigasi, 4) pemupukan, 5) penyulaman tanaman, 6) pengendalian hama dan penyakit (Arifin Hadi, 2002).

4.5.1. Pemangkasan Tinggi

Pemangkasan tinggi pohon atau topping perlu dilakukan untuk menyeimbangi tinggi pohon dengan daya dukung perakaran. Dalam keadaan normal perakaran dapat berkembang sejauh lebar tajuk. Dilihat dari kondisi di lapang posisi tumbuh pohon sangat sempit dibatasi oleh perkerasan dan bangunan sehingga perkembangan tinggi pohon harus dibatasi untuk penyeimbang dalam luasan akar. Pohon yang sebaiknya mengalami 37

pemangkasan tinggi adalah pohon yang berada pada kelas T3 dan T4 dengan tinggi di atas 15 m. Dari data yang didapat pada kelas T3 terdapat 712 pohon dari semua pohon yang ada di Jalan Pajajaran. Dari 712 pohon yang memiliki ketinggian lebih dari 15 m disarankan untuk ditopping. Selain untuk aspek keamanan seperti tumbang apabila ada angin kencang dan hujan deras, pemotongan juga dapat untuk mendapatkan keseragaman tinggi pohon (Arifin dan Nurhayati, 2000).

4.5.2. Pemangkasan Lebar Tajuk Pohon

Pemangkasan lebar tajuk pohon dilakukan berdasarkan dua

pertimbangan, yaitu keamanan dan kesehatan. Tajuk yang terlalu lebar pada pohon dikhawatirkan tidak kuat menahan angin dan hujan besar dan hal ini dapat membahayakan pengguna jalan. Pohon pada kedua sisi jalan yang memiliki tajuk saling bersinggungan dan menutup jalan dapat menghalangi sinar matahari dan sirkulasi udara pada bagian jalan tersebut kurang baik bagi kesehatan.

Jarak tanam untuk pohon sebesar 5 – 7 m searah jalur jalan dengan lebar jalur antara 2 – 5 m tergantung pada jenis dan bentuk tajuk (Dahlan, 1997). Pohon yang terlalu dekat dapat menimbulkan persaingan dalam penguasan sinar matahari dan dapat menimbulkan tumbuh tidak normal. Jarak tanam yang terlalu dekat juga dapat menimbulkan kesan gelap.

Pohon yang sebaiknya dilakukan pemangkasan lebar tajuk adalah kelas L4 yang tajuknya lebih besar dari 9 meter. Dari data yang didapat di lapang pohon yang memiliki lebar tajuk kelas L4 sebanyak 29 pohon atau 2,9 % dari total pohon yang ada di Jalan Pajajaran.

Menurut Arifin dan Nurhayati (2000) untuk pemangkasan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Potong dahan dari atas ke bawah. Untuk mencegah kerusakan kulit batang, bagian bawah lebih dahulu dipotong sebagian.

2. Potong sisa dahan hingga bersih dan rata. Cara ini dapat mempercepat penyembuhan dan mencegah kerusakan kayu.

3. Bersihkan dan potong secara melingkar bekas potongan/luka yang menonjol dengan pisau yang tajam.

4. Semprot atau olesi semua bagian yang luka dengan desinfektan untuk mencegah jamur dan hama.

Gambar 23. Tahap Pemotongan Pada Dahan Pohon

4.5.3. Pengendalian Kerusakan Dari Tanaman Penumpang

Pembersihan pohon dari tanaman penumpang yang paling banyak ditemui di lapangan adalah tumbuh pada pohon diantaranya benalu, benalu merupakan tumbuhan penganggu yang banyak ditemui pada pohon. Benalu merupakan tumbuhan yang semi parasit yang hidupnya menempel pada tanaman inangnya dan mengambil sari makanan yang ada pada inangnya juga. Benalu merupakan tanaman yang dapat mudah berkembang biak, benalu dapat membuat tanaman inangnya merana karena kekurangan makanan bahkan dapat menimbulkan kematian pada tanaman inangnya.

Untuk memberantas benalu, dengan melakukan pembersihan terhadap pohon yang ditumbuhi oleh benalu dan membersihkan semua akarnya karena akar benalu yang tinggal dapat berkembang biak lagi (Najiyati dan Danarti,1999).

4.5.4. Penambalan pada Pohon Berlubang

Pohon yang mengalami kerusakan akibat berlubang dan gerowong dapat diatasi dengan mengunakan metode cavity treatment. Dari data yang didapat pohon yang berlubang dan gerowong yang mengalami kerusakan lebih dari 40 % di jalan Pajajaran sebanyak 29 pohon atau 2,9 % dari jumlah pohon yang ada di Jalan Pajajaran.

Tindakan penanganan pohon ini berupa perlakuan menutupi atau mengisi dengan adukan semen pada lubang yang terbentuk pada batang yang disebabkan oleh serangan rayap, jamur atau terbakar untuk menghentikan kerusakan yang lebih lanjut, menambah kekuatan batang dan membantu 39

pertumbuhan kalus menutupi lubang pada batang. Material yang diisikan pada lubang batang pohon tersebut adalah adukan semen dan pasir serta batu kali atau batu bata.

(b)

(b) (c)

Dalam melakukan cavity treatment beberapa prosedur harus diikuti :

1) Lubang pada batang dibersihkan dari sisa kayu yang lapuk, sisa kebakaran, atau rayap yang ada

2) Memasang beberapa angkur/paku yang ditancap pada batang yang utuh untuk memperkuat pertautan semen dengan batang bagian dalam

Gambar 24. a. Pohon angsana yang mengalami kerusakan akibat gerowong, b. Teknik dan material yang diisikan kedalam lubang yang ada pada pohon, c. Hasil dari metode cavity treatment.

3) Mengisi lubang dengan adukan semen sampai pada batas lingkaran kayu, tidak memberi adukan semen sampai rata dengan kulit. Dengan kata lain semen hanya diberikan sampai pada permukaan dalam kulit pohon, dengan tujuan agar kalus yang tumbuh dapat menjalar dan menutupi seluruh permukaan lubang.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam dalam penambalan pada pohon antara lain ukuran gerowong, umur pohon (menentukan kekuatan pohon dalam menahan beban isi tambalan), vitalitas pohon, daya hidup pohon dan daya tahannya terhadap penyakit (Pirone, 1972).

4.5.5. Penebangan Pohon

Penebangan pohon yang dilakukan berdasarkan atas, yaitu pertama karena keamanan. Keamanan yang dimaksudkan adalah pohon yang telah mengalami kerusakan yang sangat berat atau mati, kedua penebangan dilakukan apabila pohon menganggu keindahan karena penanaman pohon yang terlalu rapat satu sama yang lain. Pada jalan Pajajaran penebangan hanya terdapat 2 pohon berada pada pedestrian kanan.

4.5.6. Pemupukan

Pohon dewasa diberi pupuk untuk menjaga pohon tetap vigor, bukan untuk mempercepat pertumbuhannya karena space pada jalur hijau sudah terbatas. Pada tanaman pohon yang muda pupuk diberikan untuk mempercepat pertumbuhannya. Oleh karena itu pohon tua diberi pupuk lebih sedikit dibanding pohon muda.

Pohon pada jalur hijau memerlukan unsur makro nitrogen, posfor dan kalium. Jumlah pupuk yang diberikan mengacu kepada diameter proyeksi tajuk pohon dengan perbandingan N:P:K=5:3:2 dengan dosis 1 kg pupuk tiap 100 m2 atau 5 gram nitrogen, 3 gram pospor dan 2 gram kalium tiap m2.

Pemupukan dilakukan dengan membuat lubang-lubang di sekitar batang yang dibuat pada trotoar atau pada bahu jalan yang masih berupa tanah. Lubang dibuat dengan menggunakan linggis atau lubang dibor menggunakan bor listrik, dengan dalam lubang 45 - 60 cm. Lubang dibuat menyebar di bawah tajuk. Lubang-lubang yang terdekat ke batang berjarak 1.5 m dari batang, sedang 41

jarak antar lubang adalah 60 cm. Jumlah pupuk yang diberikan dibagi dengan jumlah yang sama banyak pada setiap lubang. Setelah lubang diisi dengan pupuk, lubang harus disiram dengan air. Pemupukan diberikan satu kali dalam setahun, yaitu pada saat awal atau akhir musim hujan (Nasrullah, 2005).

Dokumen terkait