• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengukuran Waktu Baku

Dalam dokumen BAB II LANDASAN TEORI (Halaman 45-52)

Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan secara wajar bagi seorang pekerja normal untuk menyelesaikan pekerjaan yang dijalankan dengan sistem terbaik.

Waktu baku sangat dibutuhkan untuk :

1. Perencanaan pengalokasian jumlah tenaga kerja untuk masing-masing proses.

2. Penjadwalan produksi dan penganggaran.

53 Dalam mengukur waktu baku, diperlukan teknik-teknik pengukuran kerja, yaitu pengamatan langsung dan pengamatan tidak langsung :

1. Pengamatan langsung

Pengamatan yang dilakukan ketika operator melakukan pekerjaannya secara langsung dilapangan. Ada beberapa jenis dan metode pengukuran secara langsung, yaitu :

a. Metode jam henti (menggunakan stopwatch)

Pengamatan dilakukan untuk pekerjaan-pekerjaan yang

repetitive atau berulang.

b. Metode work sampling

Pengamatan diterapkan pada operasi yang tidak dikerjakan secara berulang-ulang dan hanya pada interval waktu tertentu.

1. Pengamatan Tidak Langsung

Pengamatan dapat dilakukan meskipun pengamat tidak berada di lantai produksi. Ada beberapa jenis metode pengukuran tidak langsung, yaitu :

a. Data waktu baku

Pengamatan dilakukan untuk semua jenis pekerjaan (baik pekerjaan yang berulang-ulang atau tidak).

b. Data performance rating dan allowance

Pengamatan dilakukan untuk pekerjaan yang dilakukan secara manual. Penentuan dilakukan dengan melihat pada tabel

54

performance rating (salah satunya yaitu tabel Westinghouse-lampiran 1).

Untuk membahas lebih dalam masalah penentuan waktu baku, berikut langkah-langkah dalam mengukur waktu baku penyelesaian pekerjaan :

1. Menggunakan uji keseragaman data secara visual atau dengan menggunakan peta control (control chart).

BKA =

x

+

(3.σ)

BKB =

x

-

(3.σ)

Dimana :

n : Jumlah sampel s : Standard deviasi x : Rata-rata nilai sampel k : Derajat ketelitian

2. Melakukan uji kecukupan data

∑ xi

n

x =

σ =

n-1

(x-x)

2

σ =

n-1

(x-x)

2

∑ xi

n

x =

55 Tingkat Keyakinan

yang diinginkan (%)

Nilai z (deviasi standar yang dibutuhkan) 90 1,65 95 1,96 95.45 2,00 99 2,58 99.73 3,00 Keterangan : n : Jumlah sampel σ : Standard deviasi

z : Jumlah deviasi standar yang dibutuhkan untuk tingkat keyakinan yang diinginkan (90% keyakinan = 1,65 ; lihat tabel 2.6)

h : Tingkat ketepatan yang diinginkan, dinyatakan dalam sebuah angka desimal (Contoh : 5% = 0,05)

x : Rata-rata sampel awal

Tabel 2.6 Tabel Nilai Z

Bila N>=N’ maka data cukup

Bila N<N’ maka data kurang (ambil data lebih banyak lagi) 3. Menghitung waktu normal

Wn = Ws * p Keterangan :

Wn = Waknu Normal Ws = Waktu siklus rata-rata

p = faktor penyesuaian (performance rating)

56 4. Menghitung waktu baku

Keterangan :

Wb = Waktu Baku atau Waktu Standar Wn = Waktu Normal Total

allowance = kelonggaran yang diberikan

5. Menentukan level Performance Rating

Penyesuaian adalah untuk menyesuaikan ketidaknormalan yang terjadi pada suatu pekerjaan. Ketidaknormalan tersebut dapat dilihat pada kecepatan kerja, yaitu waktu penyelesaian suatu kerja yang terlalu singkat atau panjang. Seorang pekerja dianggap bekerja secara wajar apabila pekerja tersebut sudah bekerja dalam jangka waktu yang lama, berpengalaman dalam melakukan pekerjaannya, menunjukkan kesungguhan dalam melakukan pekerjaannya, menunjukkan kesungguhan dalam melaksanakan tugas, dan menguasai cara kerja yang telah ditetapkan sehingga tidak melakukan gerakan-gerakan yang tidak perlu dan berlebihan. Secara matematis, dilambangkan dengan huruf ‘p’ dengan keterangan sebagai berikut :

P=1=100% = normal P<1 = p<100% = lambat p>1 = p>100% = cepat

57 Salah satu metode yang digunakan dalam menentukan

performance rating adalah metode westinghouse. Metode ini menekankan pada 4 faktor yang berperan penting dalam mengevaluasi performance (kinerja) dari seorang pekerja, yaitu : a. Keterampilan (skill)

Keterampilan didefinisikan sebagai kecakapan dalam mengerjakan metode yang diberikan dan berhubungan dengan pengalaman yang ditunjukkan dengan koordinasi yang baik antara pikiran dan tangan.

b. Usaha (effort)

Didefinisikan sebagai sebuah hal yang menunjukkan kemampuan seseorang untuk bekerja secara efektif.

c. Kondisi (condition)

Didefinisikan sebagai suatu kondisi lingkungan yang berakibat langsung terhadap performance pekerja. Contoh : pencahayaan, suhu ruangan, dan kebisingan.

d. Konsistensi (consistency)

Didefinisikan sebagai kemampuan seseorang pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan waktu penyelesaian yang tidak berubah-ubah secara drastis dari satu siklus ke siklus kerja berikutnya.

58

6. Menentukan Allowance

Pada umumnya kelonggaran meliputi tiga hal, yaitu : a. Istirahat untuk kebutuhan perorangan (personal needs)

Kelonggaran waktu ini ditujukan untuk kebutuhan yang bersifat pribadi. Kelonggaran ini biasanya berkisar antara 0-2,5 % untuk pria dan 2-5% untuk wanita.

b. Kelelahan (fatique)

Kelonggaran diberikan karena kelelahan fisik maupun mental setelah bekerja beberapa waktu. Beberapa faktor yang menyebabkan kelelahan antara lain : kondisi kerja, sifat pekerjaan dan kesehatan fisik dan mental pekerja.

c. Keterlambatan yang tidak dapat dihindarkan (unavoidable

delay),

Kelonggaran ini diberikan untuk elemen-elemen usaha yang berhenti karena hal yang tidak dapat dihindarkan seperti interupsi oleh supervisor, ketidaktersediaan material, gangguan mesin, mengasah peralatan potong.

Cara pengukuran kelonggaran antara lain dengan menggunakan :

a. Pengamatan secara langsung. b. Menggunakan metode sampling. c. Dengan menggunakan tabel.

59 2.6 Biaya

2.6.1 Biaya Produksi

Biaya produksi atau biasa disebut manufacturing cost merupakan beban biaya yang harus ditanggung perusahan untuk memproduksi satu unit produk. Biaya ini terdiri dari biaya penggunaan material per unit produk, biaya tenaga kerja per satuan waktu dalam membuat satu unit produk, biaya penggunaan mesin per satuan waktu dalam membuat satu unit produk.

2.6.2 Biaya Rework

Biaya rework produk adalah biaya yang harus ditanggung perusahaan akibat kesalahan proses yang menyebabkan produk jadi ataupun setengah jadi menjadi tidak sesuai dengan standar kualitas yang ditentukan costumer (eksternal dan internal) sehingga harus dilakukan pekerjaan perbaikan terhadap produk tersebut. Biaya ini meliputi biaya tenaga kerja persatuan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan perbaikan terhadap produk yang cacat, biaya mesin persatuan waktu untuk memperbaiki produk cacat dan biaya penggantian material yang digunakan untuk memperbaiki produk cacat. Biaya rework bervariasi tiap stasiun kerja. 2.6.3 Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja adalah beban biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk membayar karyawannya persatuan waktu. Biaya tenaga kerja bervariasi tergantung skill, pengalaman, lamanya bekerja di perusahaan dan tingkat pendidikan. Biaya yang berbeda juga apabila pekerja harus mengerjakan pekerjaan pada saat waktu kerja normal dan over time (penambahan waktu diluar jam kerja normal).

Dalam dokumen BAB II LANDASAN TEORI (Halaman 45-52)

Dokumen terkait