BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
2. Analisis Univariat
a. Karakteristik Responden
Distribusi responden berdasarkan karateristik ibu hamil dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. 1
Distribusi Responden Berdasarkan Karateristik Ibu Hamil di Kabupaten Gowa Tahun 2013
Karakteristik n %
Umur 18-20 tahun 21-30 tahun
>30 tahun
11 37 17
16,9 56,9 26,2 Jenis pekerjaan
Pedagang/Penjual PNS
Pegawai Swasta Pengrajin Wiraswasta IRT
Lainnya
4 3 2 1 1 48
6
6,2 4,6 3,1 1,5 1,5 73,8
9,2 Tingkat pendidikan
Tidak pernah sekolah Tidak tamat SD/MI Tamat SD/MI SMP/MTs/Sederajat SMA/MA/Sederajat Universitas
Pendapatan Keluarga
1 2 16 14 21 11
1,5 3,1 24,6 21,5 32,3 16,9
≤ 1.000.000
>1.000.000-2.000.000
>2.000.000-5.000.000
>5.000.000
42 13 8 2
64,6 20,0 12,3 3,1
Total 65 100
Sumber : Data Primer,2013
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan dari 65 responden, mayoritas kelompok umur pada ibu hamil yaitu 21-30 tahun (56,9%).
Berdasarkan jenis pekerjaan menunjukkan dari 65 responden, mayoritas pekerjaan ibu hamil adalah Ibu Rumah Tangga (73,8%).
Berdasarkan tingkat pendidikan menunjukkan dari 65 responden, mayoritas pendidikan ibu hamil adalah SMA/MA/Sederajat (32,3%).
Berdasarkan pendapatan keluarga menunjukkan dari 65 responden, yang paling tinggi tingkat pendapatan keluarga yaitu ≤ 1.000.000 (64,6%).
b. Status Hemoglobin (Hb)
Pada penelitian ini status Hemoglobin (Hb) seseorang menggunakan metode cyanmetheglobin dan berdasarkan standar yang telah ditetapkan oleh WHO sebagai parameter untuk menetapkan anemia atau tidak anemia. Distribusi ibu hamil berdasarkan status hemoglobin dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2
Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Kadar Hb Di Kabupaten Gowa Tahun 2013
Status Hb n (%) Min-Max X±SD
Kadar Hb Anemia Normal
24 (37,0) 41 (63,0)
6,9-14,4 11,25±1,2
Sumber : Data Primer,2013
Berdasarkan tabel 4.2, menunjukkan bahwa dari 65 responden yang mengalami anemia ada sebanyak 24 responden (37%). Rata-rata kadar Hb sebesar 11,25 dengan Standar Deviasi (SD) sebesar 1,2.
c. Asupan Zat Gizi
Pada penelitian ini data jumlah asupan protein, vitamin C dan Zat besi diperoleh dengan cara food frequency semikuantitatif yang dilakukan kepada 65 responden, kemudian dihitung menggunakan nutrisurvey versi Indonesia.
Tingkat kecukupan asupan protein, zat besi, dan vitamin C dibedakan dalam 2 kategori yaitu kategori cukup dan kategori kurang.
Kategori cukup bila responden memperoleh score total ≥ 77 % sedangkan kategori kurang bila < 77 %.
Tabel 4. 3
Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Asupan Zat Gizi di Kabupaten Gowa Tahun 2013
Kategori Asupan Zat Gizi n (%) Min-Max X±SD Protein
Cukup Kurang
24 (36,9) 41 (63,1)
29-209 77,7±34,7
Zat Besi Cukup Kurang
16 (24,6) 49 (75,4)
10-110 47,8± 30,7
Vit.C Cukup Kurang
34 (52,3) 31 (47,7)
14-437 86,1±73,1
Sumber : Data Primer, 2013
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa dari 65 responden, untuk asupan protein yang berada dalam kategori cukup sebanyak 24 responden (36,9%) dengan rata-rata asupan sebesar 77,7 mg/hr dan Standar Deviasi (SD) sebesar 34,7 mg. Untuk asupan zat besi yang berada dalam kategori cukup sebanyak 16 responden (24,6%) dengan rata-rata asupan sebesar 47,8 mg/hr dan Standar Deviasi (SD) sebesar 30,7 mg. Untuk asupan vitamin C yang berada dalam kategori cukup sebanyak 34 responden (52,3%) dengan rata-rata asupan sebesar 86,1 mg/hr dan Standar Deviasi (SD) sebesar 73,1 mg.
d. Frekuensi Konsumsi
Pada penelitian ini data frekuensi konsumsi diperoleh dengan cara food frequency semikuantitatif yang dilakukan kepada 65 responden. Dengan kategori konsumsi >4 kali/hari (4), 2-3 kali/hari (2.5), 1 kali/hari (1), 5-6 kali/minggu (0.79), 2-4 kali/minggu (0.43), 1 kali/minggu (0.14), 1-3 kali/bulan (0.07), dan tidak pernah (0). Masing-masing kategori memiliki skor. Setiap bahan makanan yang dikonsumsi responden diberikan skor kemudian dirata-ratakan kemudian dikategorikan kembali menjadi 2 kategori yaitu sering (bila konsumsi bahan makanan ≥ 1x/hari atau 2-6x/minggu) dan jarang (bila konsumsi bahan makanan ≤ 1x/minggu atau tidak pernah)
1. Gambaran Frekuensi Konsumsi Jenis Bahan Makanan a. Sumber Zat Besi Heme
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Konsumsi Responden Berdasarkan Jenis Bahan Makanan
Sumber Zat Besi Heme
Jenis Makanan Mean
Konsumsi (gr/hr)
> 4 x / hr
2-3 x / hr
1 x / hr
5-6 x / mgg
2-4 x / mgg
1 x / mgg
1-3 x / bln
Tidak Pernah
Jumlah Total Skor
4 2,5 1 0,79 0,43 0,14 0,07 0
Hati Ayam 0,08 n 0 0 0 0 0 0 3 62 65 0,00
s 0 0 0 0 0 0 0,21 0 0,21
Hati Sapi 0,49 n 0 0 0 0 0 0 12 53 65 0,01
s 0 0 0 0 0 0 0,84 0 0,84
Daging Sapi 1,29 n 0 0 0 0 0 0 24 41 65 0,03
s 0 0 0 0 0 0 1,68 0 1,68
Daging Kambing 1,15 n 0 0 0 0 0 0 5 60 65 0,01
s 0 0 0 0 0 0 0,35 0 0,35
Ayam 4,40 n 0 0 0 0 0 26 33 6 65 0,09
s 0 0 0 0 0 3,64 2,31 0 5,95
Ikan Layang 24,91 n 0 0 27 1 30 2 0 2 65 0,63
s 0 0 27 0,79 12,9 0,28 0 0 40,97
Ikan Bandeng 28,29 n 0 4 46 0 11 2 0 2 65 0,94
s 0 10 46 0 4,73 0,28 0 0 61,01
Sumber : Data Primer, 2013
Tabel 4.4 (Lanjutan)
Distribusi Frekuensi Konsumsi Responden Berdasarkan Jenis Bahan Makanan
Sumber Zat Besi Heme
Jenis Makanan
Mean Konsumsi
(gr/hr)
> 4 x / hr
2-3 x / hr
1 x / hr
5-6 x / mgg
2-4 x / mgg
1 x / mgg
1-3 x / bln
Tidak Pernah
Jumlah Total Skor
4 2,5 1 0,79 0,43 0,14 0,07 0
Ikan Cakalang 10,88 n 0 0 0 0 4 18 9 34 65 0,30
s 0 0 0 0 1,72 2,52 15,12 0 19,36
Ikan Banjar 2,20 n 0 0 0 0 0 5 3 57 65 0,12
s 0 0 0 0 0 0,7 6,93 0 7,63
Ikan Kering 2,08 n 0 0 0 0 11 41 6 7 65 0,16
s 0 0 0 0 4,73 5,74 0 0 10,47
Udang 3,15 n 0 0 0 0 0 0 12 53 65 0,01
s 0 0 0 0 0 0 0 0 0,84
Telur Ayam 18,05 n 0 0 0 0 40 25 0 0 65 0,32
s 0 0 0 0 17,2 3,5 0 0 20,7
Sumber : Data Primer, 2013
Berdasarkan tabel 4.4 dari 65 responden, jenis bahan makanan sumber zat besi heme yang paling sering dikonsumsi adalah ikan bandeng (0,94) . Walaupun sering dikonsumsi, akan tetapi jumlah yang dikonsumsi masih kurang jika dibandingkan dengan standar ukuran yang dianjurkan. Meskipun ibu hamil mengkonsumsi sumber protein hewani dengan frekuensi sering tetapi jika jumlah yang dikonsumsi masih kurang, tetap tidak dapat memenuhi kebutuhan ibu hamil dan janinnya.
b. Sumber Zat Besi Nonhem Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Konsumsi Responden Berdasarkan Jenis Bahan Makanan
Sumber Zat Besi Nonheme
Jenis Makanan Mean
Konsumsi (gr/hr)
> 4 x / hr
2-3 x / hr
1 x / hr
5-6 x / mgg
2-4 x / mgg
1 x / mgg
1-3 x / bln
Tidak Pernah
Jumlah Total Skor
4 2,5 1 0,79 0,43 0,14 0,07 0
Tempe
14,38
n 0 0 22 0 43 0 0 0 65 0,62
s 0 0 22 0 18,49 0 0 0 40,49
Tahu 27,78 n 0 0 8 0 39 14 0 4 65 0,41
s 0 0 8 0 16,77 1,96 0 0 26,73
Sumber : Data Primer, 2013
Tabel 4.5 (Lanjutan)
Distribusi Frekuensi Konsumsi Responden Berdasarkan Jenis Bahan Makanan
Sumber Zat Besi Nonheme
Jenis Makanan
Mean Konsumsi
(gr/hr)
> 4 x / hr
2-3 x / hr
1 x / hr
5-6 x / mgg
2-4 x / mgg
1 x / mgg
1-3 x / bln
Tidak Pernah
Jumlah Total Skor
4 2,5 1 0,79 0,43 0,14 0,07 0
Daun Kelor 4,65 n 0 0 0 0 0 5 13 47 65 0,01
s 0 0 0 0 0 0,7 0 0 0,7
Daun Singkong 5,58 n 0 0 5 0 23 23 1 13 65 0,30
s 0 0 5 0 9,89 3,22 1,4 0 19,51
Daun Kacang 6,46 n 0 0 20 0 30 15 0 0 65 0,54
s 0 0 20 0 12,9 2,1 0 0 35
Kangkung 3,68 n 0 0 0 0 30 32 3 0 65 0,27
s 0 0 0 0 12,9 4,48 0 0 17,38
Kacang Panjang 9,89 n 0 5 51 0 9 0 0 0 65 1,04
s 0 12,5 51 0 3,87 0 0 0 67,37
Bayam 11,46 n 0 14 41 0 10 0 0 0 65 1,24
s 0 35 41 0 4,3 0 0 0 80,3
Kacang Kedelai 1,68 n 0 0 0 0 0 2 14 49 65 0,00
s 0 0 0 0 0 0,28 0 0 0,28
Kacang Hijau 3,42 n 0 0 0 0 5 51 0 9 65 0,14
s 0 0 0 0 2,15 7,14 0 0 9,29
Kacang Tanah 3,75 n 0 0 2 0 0 14 32 17 65 0,06
s 0 0 2 0 0 1,96 0 0 3,96
Sumber : Data Primer, 2013
Berdasarkan tabel 4.5 dari 65 responden, jenis bahan makanan sumber zat besi non heme yang paling sering dikonsumsi adalah bayam (1,24). Walaupun sering dikonsumsi, akan tetapi jumlah yang dikonsumsi masih kurang jika dibandingkan dengan standar ukuran yang dianjurkan.
c. Sumber Zat Pelancar Absorpsi Zat Besi Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Konsumsi Responden Berdasarkan Jenis Bahan Makanan
Pelancar Absorpsi Fe
Jenis Makanan Mean
Konsumsi (gr/hr)
> 4 x / hr
2-3 x / hr
1 x / hr
5-6 x / mgg
2-4 x / mgg
1 x / mgg
1-3 x / bln
Tidak Pernah
Jumlah Total Skor
4 2,5 1 0,79 0,43 0,14 0,07 0
Hati Ayam 0,08 n 0 0 0 0 0 0 3 62 65 0,00
s 0 0 0 0 0 0 0,21 0 0,21
Hati Sapi 0,49 n 0 0 0 0 0 0 12 53 65 0,01
s 0 0 0 0 0 0 0,84 0 0,84
Sumber : Data Primer, 2013
Tabel 4.6 (Lanjutan)
Distribusi Frekuensi Konsumsi Responden Berdasarkan Jenis Bahan Makanan
Pelancar Absorpsi Fe
Jenis
Makanan Mean
Konsumsi (gr/hr)
> 4 x / hr
2-3 x / hr
1 x / hr
5-6 x / mgg
2-4 x / mgg
1 x / mgg
1-3 x / bln
Tidak Pernah
Jumlah Total Skor
4 2,5 1 0,79 0,43 0,14 0,07 0
Daging Sapi 1,29 n 0 0 0 0 0 0 24 41 65 0,03
s 0 0 0 0 0 0 1,68 0 1,68
Daging Kambing 1,15 n 0 0 0 0 0 0 5 60 65 0,01
s 0 0 0 0 0 0 0,35 0 0,35
Ayam 4,40 n 0 0 0 0 0 26 33 6 65 0,09
s 0 0 0 0 0 3,64 2,31 0 5,95
Ikan Layang 24,91 n 0 0 27 1 30 2 0 2 65 0,63
s 0 0 27 0,79 12,9 0,28 0 0 40,97
Ikan Bandeng 28,29 n 0 4 46 0 11 2 0 2 65 0,94
s 0 10 46 0 4,73 0,28 0 0 61,01
Ikan Cakalang 10,88 n 0 0 0 0 4 18 9 34 65 0,30
s 0 0 0 0 1,72 2,52 15,12 0 19,36
Ikan Banjar 2,20 n 0 0 0 0 0 5 3 57 65 0,12
s 0 0 0 0 0 0,7 6,93 0 7,63
Jeruk 16,86 n 0 0 0 0 2 31 19 13 65 0,08
s 0 0 0 0 0,86 4,34 0 0 5,2
Jambu Biji 5,02 n 0 0 0 0 8 14 26 17 65 0,08
s 0 0 0 0 3,44 1,96 0 0 5,4
Mangga 3,88 n 0 0 0 0 0 0 27 38 65 0,03
s 0 0 0 0 0 0 1,89 0 1,89
Kedondong 23,88 n 0 0 5 0 10 25 5 10 65 0,73
s 0 0 5 0 4,3 3,5 34,65 0 47,45
Rambutan 33,77 n 0 10 36 0 19 0 0 0 65 1,06
s 0 25 36 0 8,17 0 0 0 69,17
Pepaya 14,46 n 0 0 0 0 0 0 29 36 65 0,03
s 0 0 0 0 0 0 0 0 2,03
Wortel 1,77 n 0 0 0 0 0 22 37 6 65 0,09
s 0 0 0 0 0 3,08 2,59 0 5,67
Tomat 17,14 n 0 0 32 0 30 3 0 0 65 0,70
s 0 0 32 0 12,9 0,42 0 0 45,32
Sumber : Data Primer, 2013
Berdasarkan tabel 4.6 dari 65 responden, jenis bahan makanan sumber zat pelancar absorpsi zat besi yang sering dikonsumsi adalah rambutan (1,06). Frekuensi konsumsi yang sering belum tentu sejalan dengan total asupan makanan.
Walaupun ibu hamil mengkonsumsi sumber zat pelancar absorpsi dengan frekuensi sering, akan tetapi jika jumlah yang dikonsumsi rendah, tetap tidak dapat memenuhi kebutuhan ibu hamil.
d. Sumber Zat Penghambat Zat Besi Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Konsumsi Responden Berdasarkan Jenis Bahan Makanan
Penghambat Absorpsi Fe
Jenis Makanan
Mean Konsumsi
(gr/hr)
> 4 x / hr
2-3 x / hr
1 x / hr
5-6 x / mgg
2-4 x / mgg
1 x / mgg
1-3 x / bln
Tidak Pernah
Jumlah Total Skor
4 2,5 1 0,79 0,43 0,14 0,07 0
Teh 1,40 n 0 17 46 0 2 0 0 0 65 1,37
s 0 42,5 46 0 0,86 0 0 0 89,36
Kopi 0,28 n 0 0 0 0 0 0 2 63 65 0,00
s 0 0 0 0 0 0 0,14 0 0,14
Susu Kedelai 0,88 n 0 0 0 0 5 51 0 9 65 0,14
s 0 0 0 0 2,15 7,14 0 0 9,29
Susu Sapi 8,22 n 0 0 2 0 0 14 32 17 65 0,06
s 0 0 2 0 0 1,96 0 0 3,96
Bayam 11,46 n 0 14 41 0 10 0 0 0 65 1,24
s 0 35 41 0 4,3 0 0 0 80,3
Daun kelor 4,65 n 0 0 0 0 0 5 13 47 65 0,01
s 0 0 0 0 0 0,7 0 0 0,7
Daun singkong 5,58 n 0 0 5 0 23 23 1 13 65 0,30
s 0 0 5 0 9,89 3,22 1,4 0 19,51
Daun kacang 6,46 n 0 0 20 0 30 15 0 0 65 0,54
s 0 0 20 0 12,9 2,1 0 0 35
Kangkung 3,68 n 0 0 0 0 30 32 3 0 65 0,27
s 0 0 0 0 12,9 4,48 0 0 17,38
Kacang Panjang 9,89 n 0 5 51 0 9 0 0 0 65 1,04
s 0 12,5 51 0 3,87 0 0 0 67,37
Kacang tanah 3,75 n 0 0 2 0 0 14 32 17 65 0,06
s 0 0 2 0 0 1,96 0 0 3,96
Kacang hijau 3,42 n 0 0 0 0 5 51 0 9 65 0,14
s 0 0 0 0 2,15 7,14 0 0 9,29
Kacang Kedelai 1,68 n 0 0 0 0 0 2 14 49 65 0,00
s 0 0 0 0 0 0,28 0 0 0,28
Sumber : Data Primer, 2013
Berdasarkan tabel 4.7 dari 65 responden, jenis bahan makanan penghambat absorpsi Fe yang paling banyak dikonsumsi adalah teh (1,37).
Frekuensi sering dalam hal ini bermakna negatif, karena semakin sering mengonsumsi sumber penghambat zat besi dan dalam jumlah yang banyak akan memberikan efek negatif pada ibu hamil.
2. Gambaran Frekuensi Konsumsi Responden a. Sumber Zat Besi Heme
Tabel 4. 8
Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Frekuensi Konsumsi Sumber Bahan Makanan Di Kabupaten Gowa
Tahun 2013 Kategori Frekuensi
Konsumsi
n (%) Min-Max X±SD
Sumber Heme Sering Jarang
8 (12,30) 57 (87,70)
0,17-0,56 0,36±0,08
Sumber Nonheme Sering Jarang
8 (12,30) 57 (87,70)
0,21-0,75 0,45±0,11
Sumber Pelancar Fe Sering
Jarang
41 (63,10) 24 (36,90)
0,28-0,69 0,41±0,09
Sumber Penghambat Fe Sering
Jarang
14 (21,50) 51 (78,50)
0,27-0,90 0,52±0,15
Sumber: Data Primer,2013
Berdasarkan tabel 4.8, dapat dilihat bahwa dari 65 ibu hamil, untuk kategori sering konsumsi makanan zat besi heme ditemukan sebanyak 8 responden (12,3%) sedangkan yang kategori jarang konsumsi zat besi heme ditemukan sebanyak 57 responden (87,7%) dengan rata-rata frekuensi sebesar 0,36 dan Standar Deviasi (SD) sebesar 0,08. Untuk kategori sering konsumsi makanan zat besi non heme ditemukan sebanyak 41 responden (63,1)% sedangkan yang kategori jarang konsumsi zat besi non heme ditemukan sebanyak 24 responden (36,9%) dengan rata-rata frekuensi sebesar 0,45 dan Standar Deviasi (SD) sebesar 0,11.
Untuk kategori sering konsumsi makanan zat besi heme ditemukan sebanyak 14 responden (21,5)% sedangkan yang kategori jarang konsumsi zat besi heme ditemukan sebanyak 51 responden (78,5%) dengan rata-rata frekuensi sebesar 0,41 dan Standar Deviasi (SD) sebesar 0,09 sedangkan untuk kategori sering konsumsi makanan zat penghambat absorpsi zat besi ditemukan sebanyak 18 responden (27,7)% sedangkan yang kategori jarang konsumsi makanan zat penghambat absorpsi zat besi ditemukan sebanyak 47 responden (72,3%) dengan rata-rata frekuensi sebesar 0,52 dan Standar Deviasi (SD) sebesar 0,15.