• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.2 Pengungkapan CSR PT TELKOM

5.2.1 Pengungkapan CSR dalam Laporan Keberlanjutan

5.2.1.1 Pengungkapan Berdasarkan Konsep

Bidang ekonomi mencakup usaha-usaha yang dilakukan oleh perusahaan dalam kaitannya dengan CSR sebagai wujud upaya peningkatan ekonomi yang

berdampak secara langsung terhadap stakeholder. Dalam pelaksanaan program PKBL, bidang ekonomi merupakan bidang yang dikelola oleh unit yang disebut sebagai unit kemitraan, sebgaimana disebutkan pada PER-05/MBU/ 2007 bahwa Program Kemitraan BUMN dengan Usaha kecil, selanjutnya disebut sebagai Program Kemitraan, adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN [pasal 1(6)]. Hal ini senada dengan apa yang diungkapkan oleh bapak Agus Sudarmono selaku Officer-1 Kemitraan CD Area Jatim dalam kutipan wawancara berikut ini:

PK adalah merupakan bagian kemitraan pertama yaitu sebetulnya yang bekerja langsung ke mitra adalah petugas yang ada di DATEL, itu mencari mitra binaan yang akan diberikan bantuan bergulir, bantuan bergulir artinya bantuan yang diberikan kepada masyarakat secara berkesinambungan

Pernyataan Officer-1 Kemitraan Berdasarkan pernyataan diatas, peneliti melihat bahwa bidang ekonomi merupakan bidang yang dalam hal ini terwakili oleh kemitraan dikarenakan aktivitas kemitraan merupakan suatu bentuk usaha yang dilakukan dalam bentuk pemberian dana bergulir dan pembinaan terhadap UKM yang dalam hal ini disebut sebagai Mitra Binaan. Sehingga, dengan kata lain program kemitraan dapat disebut juga sebagai aktivitas CSR yang berorientasi pada aspek ekonomi. . PT. TELKOM dalam laporan keberlanjutannya mengungkapkan program kemitraan yang ditujukan untuk masyarakat sekitar. Sehubungan dari pada itu peneliti dalam hal ini mencoba untuk menggambarkan pengungkapan informasi mengenai aktivitas kemitraan yang disajikan pada laporan keberlanjutan 2007.

Adapun gambaran mengenai aktivitas program kemitraan yang dikutip dalam pada laporan keberlanjutan TELKOM tahun 2007 sebagai berikut:

“TELKOM memiliki komitmen untuk melaksanakan program kemitraan dengan memberikan pembinaan kepada usaha kecil dan menengah (mitra binaan) secara berkelanjutan. Selain penyaluran dana pinjaman, TELKOM juga memberikan program pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan usaha kecil dan menengah serta pengembangan masyarakat secara luas.” [SR 2007 (60)]

“Sejak tahun 2003 sampai 2007, TELKOM telah membina 40.301 mitra binaan dan menyalurkan pinjaman lunak senilai Rp 552,84 miliar. Pada tahun 2007, telah disalurkan dana kemitraan sebesar Rp 182,59 miliar dari target sebesar Rp 190 miliar atau pencapaiannya sebesar 96%, disalurkan kepada 9.709 mitra binaan yang tersebar di 33 propinsi dan terbagi dalam delapan sektor.”[SR 2007 (60)] “Mitra binaan TELKOM turut berpartisipasi dalam Pameran Texcraft 2007 di Jogja Expo Center Hall yang berlangsung pada Juli 2007. Dalam kesempatan tersebut 10 mitra binaan TELKOM memamerkan karya dan inovasi mereka antara lain piring bercorak batik, batik sutra, jilbab lukis, batik kayu, dan kerajinan kerang.” [SR 2007 (61)

Berdasakan dari analisis dokumen pada laporan keberlanjutan TELKOM 2007, peneliti melihat bahwa pengungkapan aktivitas program kemitraan terfokus pada komitmen pelaksanaan program kemitraan, realisasi penyaluran dana yang berdasarkan sektor-sektor ekonomi, serta informasi mengenai aktivitas pelaksanaan yang telah dilakukan. Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti melihat bahwa tidak adanya penyajian informasi mengenai jumlah mitra binaan yang dibina dan anggaran beserta realisasi anggaranya setiap tahunnya pada tiap- tiap DIVRE sebagai pembina mitra di tiap-tiap daerah. Peneliti beranggapan bahwa dengan adanya penyajian tersebut, nantinya akan diketahui sejauh mana tingkat keberhasilan dalam perealisasian anggaran maupun tingkat pembinanaan terhadap mitra binaan di tiap-tiap daerah, yang tentunya hal tersebut akan

berdampak positif terhadap image perusahaan sebagai pelopor kegiatan CSR pada umumnya dan pembinaan terhadap usaha kecil yang terangkum pada aktivitas program kemitraan pada khususnya di Indonesia.

2. Tema Sosial

Dalam pelaksanaannya program PKBL, bidang sosial merupakan bidang yang dikelola oleh unit yang disebut sebagai unit bina lingkungan. Kegiatan bidang lingkungan sebagaimana disebutkan dalam PER-05/MBU/ 2007 bahwa Program Bina Lingkungan yang selanjutnya disebut sebagai BL, adalah program pemberdayaan sosial masyarakat oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.[pasal 1(7)]. Penyediaan dana yang bersumber dari laba perusahaan, disatu sisi bisa dikatakan sebagai bentuk kontribusi yang diberikan oleh perusahaan terhadap keberadaan masyarakat disekitar, disisi lain perusahaan tidak bisa mengelak kalau keberdaan masyarakat disekitar merupakan bentuk bagian dari pemangku kepentingan perusahaan. Sebagaimana disampaikan oleh Bapak Sarman selaku Officer-1 Bina Lingkungan CD Area JATIM dalam kutipan wawancara berikut:

“Jadi dari PT TELKOM tentang bina lingkungan itu telah menginformasikan kepada masyarakat tentang adanya program batuan kepada masyarakat yang dikelompokkan menjadi lima asnap ya.. jadi bantuan bencana alam, bantuan pendidikan dan pelatihan, bantuan kesehatan, bantuan sarana umum, bantuan sarana ibadah maupun pelestarian lingkungan, dari hal tersebut telah diinformasikan kepada masyarakat baik melalui media maupun melalui sarana- sarana lain karena kita punya”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa wujud kontribusi sosial yang diselenggarakan oleh TELKOM telah dikelompokkan menjadi beberapa asnap, yaitu bantuan bencana alam, bantuan pendidikan dan pelatihan, bantuan kesehatan, bantuan sarana umum, bantuan sarana ibadah dan pelestarian lingkungan. Berikut ini beberapa gambaran mengenai pengungkapan di bidang sosial yang telah dikutip dalam laporan keberlanjutan TELKOM 2007:

“Sejak tahun 1999 TELKOM telah mengembangkan program IG2S, yang ditujukan untuk mengatasi kesenjangan terhadap akses informasi melalui internet di kalangan masyarakat, khususnya di lingkungan sekolah, madrasah, dan pesantren” [SR 2007(460)]

“Sebagai upaya mencerdaskan masyarakat dan menciptakan media pembelajaran melalui internet dan meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pemanfaatan media internet, TELKOM Divisi Regional Jawa Timur berinisiatif membentuk Broadband Learning Center (BLC).”[SR 2007(55)]

“TELKOM memberikan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat yang terkena bencana alam dengan menyediakan pertolongan pertama dalam bentuk bantuan logistik, kesehatan, makanan, dan alat-alat kebersihan.”[SR 2007(62)]

Berdasarkan hasil analisis dokumen terhadap laporan keberlanjutan TELKOM 2007, aspek pengungkapan yang disajikan oleh perusahaan di bidang sosial lebih mengarah kepada penyajian informasi di bidang pendidikan, hal ini ditunjukkan dengan banyaknya informasi di bidang pendidikan yang disajikan oleh perusahaan dalam laporan keberlanjutan 2007, peneliti dalam hal ini melihat bahwa banyaknya informasi di bidang pendidikan yang disajikan dikarenakan sebagaimana telah dibahas sebelumnya yaitu program pendidikan merupakan program yang memiliki anggaran yang lebih besar dibandingkan dengan program-

program di bidang sosial yang dilakukan oleh perusahaan, kondisi seperti ini mengindikasikan bahwa semakin besar anggaran yang ditetapkan oleh perusahaan, maka pengungkapan yang akan disajikan akan semakin besar pula. Maka dari itu tidaklah sulit mencari benang merah hubungan antara besarnya anggaran terhadap penyajian pengungkapan informasi sosial perusahaan. Dalam hal ini, banyaknya informasi yang disajikan tentunya perusahaan mengaharapkan bahwa fokus perusahaan sebagaimana tertuang pada misi CSR perusahaan yaitu mencerdaskan masyarakat melalui pendidikan teknologi infocomm dapat tersampaikan, tentu pada khususnya kepada khalayak pengguna laporan keberlanjutan perusahaan.

Pelaksanaan kegiatan sosial di TELKOM yang diselenggarakan program bina lingkungan bukanlah merupakan kegiatan keseluruhan di bidang sosial yang dilakukan oleh perusahaan, ada aktivitas sosial lain diluar aktivitas sosial PKBL yang turut diungkapkan oleh perusahan pada laporan keberlanjutan 2007. Aktivitas tersebut merupakan aktivitas kegiatan perusahaan di bidang ketenagakerjaan (Human Resource).

A. Aspek Ketenagakerjaan

Aspek ketenagakerjaan merupakan bagian dari aspek sosial yang turut diungkapkan pada laporan keberlanjutan TELKOM 2007, hal ini menujukkan bahwa perusahaan menempatkan karyawan sebagai aset yang yang sangat berharga bagi kelangsungan hidup perusahaan. Kondisi tersebut mengindkasikan bahwa perusahaan turut peduli terhadap kelangsungan hidup karyawannya,

tentunya kepedulian itu diwujudkan melalui program-program yang ditujukan kepada karyawan perusahaan. Sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Nur Endah Rini selaku Kepala PKBL CD Area JATIM dalam kutipan wawancara berikut ini: “Ya kalau CSR yang stakeholdernya employe yang berperan banget adalah SDM unitnya unit Human Resource ya atau sumber daya manusia, bagaimana mereka bisa berperan terhadap CSR-nya pada employe adalah salah satunya meningkatkan kesejahteraan karyawan, kemudian pembinaan karir.”

Pernyataan Kepala CD Area JATIM Berdasarkan pernyataan diatas menunjukkan bahwa aspek karyawan merupakan bagian dari pelaksanaan CSR perusahaan, dimana pemegang unit dalam pengelolaannya adalah unit Human Resource . Hal ini didukung oleh pembahasan sebelumnya dimana intinya mengatakan bahwa pelaksanaan CSR di TELKOM tidak hanya berupa pelaksanaan PKBL saja melainkan ada aktivitas selain aktivitas PKBL yang termasuk bagian aktivitas di bidang CSR. Untuk menunjang pembahasan tersebut, peneliti dalam hal ini mencoba untuk menggambarkan mengenai aktivitas di bidang ketenagakerjaan, sebagaimana dikutip pada laporan keberlanjutan 2007 TELKOM berikut ini:

“Pelatihan eksekutif diberikan dalam berbagai bentuk program kepemimpinan (Suspim 135, Commander training, Program Kepemimpinan Lanjutan dan Program Kepemimpinan Extraordinary). Pelatihan eksekutif selama tahun 2007 diikuti oleh 4.216 karyawan, sementara program untuk mengurangi kesenjangan kompetensi dan program-program pelatihan operasional lainnya diikuti oleh 18.136 karyawan.”[SR 2007(30)]

“TELKOM memberikan penghargaan kepada karyawan atau unit yang berprestasi untuk memacu prestasi dan produktivitas karyawan. TELKOM telah menyediakan beberapa penghargaan yang diberikan kepada karyawan terkait dengan prestasi individu atau unit. Penghargaan ini disebut TELKOM Employee Reward yang meliputi penghargaan keagamaan, penghargaan prestasi individu, dan penghargaan prestasi unit. Selain itu TELKOM juga menyediakan penghargaan

The Healthiest Family Award, Best Tactical Innovator Award, Champion Award, dan Best Regional Office Award.”[SR 2007(33)]

“TELKOM memberikan layanan kesehatan bagi karyawannya melalui Yayasan Kesehatan (Yakes) TELKOM. Aktivitas utama Yakes adalah menyelenggarakan kebutuhan kesehatan karyawan dan pensiunan TELKOM beserta keluarga intinya.”[SR 2007(35)]

3. Tema Lingkungan

Penyajian pengungkapan informasi mengenai aspek lingkungan merupakan usaha perusahaan dalam menyampaikan informasi mengenai aktivitas CSR perusahaan di bidang lingkungan, hal ini tentunya menandakan bahwa perusahaan juga turut berkontribusi terhadap keberadaan dan pelestarian alam sekitarnya. Berikut disajikan gambaran mengenai akivitas perusahaan dalam aspek lingkungan seagaimana dikutip pada laporan keberlanjutan TELKOM 2007 berikut ini:

“TELKOM bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Majalengka melakukan gerakan penghijauan sebagai bagian dari program Majalengka Hijau pada bulan Pebruari 2007”[SR 2007(63)]

“Aksi penanaman 50.000 batang pohon tanaman produktif di atas lahan kritis 1,5 Ha di kawasan wisata Jogging Punclut Bandung 1 Desember 2007.” [SR

2007(63)]

“TELKOM Divisi Regional VII memberikan bantuan dua unit motor pengumpul sampah kepada masyarakat Manado dengan harapan masyarakat kota Manado dapat memanfaatkannya sebagai bagian dari upaya mempertahankan penghargaan kota bersih Adipura.” [SR 2007(63)]

Berdasarkan hasil analisis dokumen terhadap laporan keberlanjutan TELKOM 2007 dapat disimpulkan bahwa pengungkapan informasi mengenai bidang lingkungan hanya sebatas informasi kegiatan yang telah dilakukan, peneliti dalam hal ini tidak melihat adanya gambaran mengenai komitmen perusahaan di bidang lingkungan, seperti halnya komitmen pada program pendidikan sebagaimana telah disajikan dalam pembahasan sebelumnya. Adanya komitmen tentunya akan mempermudah perusahaan dalam pelaksanaan program lingkungan, dengan kata lain program akan lebih terfokus sehingga pelaksanaan program lingkungan di kemudian hari akan lebih efektif dan tepat sasaran.

Berbagai unsur pengkomodasian pengungkapan dalam penyajian informasi CSR yang mencakup ekonomi, sosial, dan lingkungan, merupakan wujud dari perusahaan dalam menerapkan konsep akuntabilitas dan transparansi sebagaimana merupakan bagian dari penerapan konsep GCG (Good Corporate

Governance) perusahaan. Sebuah hal yang bagus dalam pengakomodasian unsur-

unsur pemangku kepentingan guna keberlanjutan perusahaan di masa yang akan datang. Namun, upaya pengakomodasian yang telah dilakukan oleh perusahaan tidak diimbangi dengan adanya penerapan konsep timelines, sebagaimana disebutkan dalam GRI (Global Reporting Initiative) selaku acuan yang digunakan dalam pembuatan laporan keberlanjutan perusahaan, timelines yang dimaksud adalah dilaporkan secara regular, tersedia tepat waktu kepada pemangku kepentingan. Hal yang dimaksudkan adalah bahwa laporan yang tersedia dan siap ditransparansikan ke publik hanyalah laporan keberlanjutan tahun 2007, peneliti tidak menjumpai laporan terbaru yang bisa diakses guna dimanfaatkan bagi

penyediaan informasi pemangku kepentingan, wlaupun dalam hal ini perusahaan telah menyediakan fasilitas berupa website yang dapat digunakan untuk mengunduh dokumen laporan keberlanjutan yaitu pada [www.telkom.co.id (menu laporan keberlanjutan)], namun penyediaannya sebagaimana dimaksud di atas hanyalah sebatas laporan keberlanjutan tahun 2007. Dengan adanya permasalahan tersebut, timbul suatu pengharapan agar perusahaan mampu menyediakan laporan keberlanjutan yang up to date sehingga pengguna informasi CSR yang dalam hal ini adalah pemangku kepentingan perusahaan dapat terus memantau, mengikuti dan mengetahui mengenai pelaksanaan atupun proses aktivitas CSR perusahaan.

5.2.2 Pengungkapan CSR Dalam Website PKBL TELKOM (www.pkbl- telkom.com)

Pengungkapan CSR perusahaan melalui berbagai macam media dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada para pemangku kepentingan dan juga untuk menjaga reputasi. Penelusuran pengungkapan pada website PKBL TELKOM ditujukan guna melihat apakah perusahaan telah memanfaatkan media digital tersebut dalam menyajikan informasi-informasi mengenai program CSR yang dilakukan. Dari penelusuran tersebut, peneliti dalam hal ini mencoba untuk menyajikan praktek pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan melalui website PKBL TELKOM. Proses penelusuran pengungkapan akan dilakukan dengan melakukan pemetaan sesuai dengan kolom peta situs pada official website PKBL TEKOM (www.pkbl-telkom.com). Sebagaimana diketahui dalam website tersebut, kolom peta situs yang disajikan antara lain: corporate profile, visi misi,

berita PKBL, program kemitraan, program bina lingkungan, laporan PKBL, dan interaktif. Sehingga, nantinya akan ditarik kesimpulan mengenai sejauh mana perusahaan telah menyampaikan informasi CSR dalam official website PKBL TELKOM (www.pkbl-telkom.com).

1. Corporate Profile

Pegungkapan yang dilakukan oleh perusahaan dalam kolom peta situs corporate profile disajikan menjadi tiga topik pembahasan, antara lain: corporate profile, dasar hukum pengelolaan PKBL, dan organisasi TELKOM CDC (Community Development Center). Topik pertama berupa penjelasan informasi mengenai profil perusahaan, komitmen perusahaan terhadap pemangku kepentingan, dan uraian singkat mengenai unit CDC sebagai pengelola program PKBL di TELKOM. Topik kedua berupa penyajian informasi mengenai segala bentuk peraturan yang mengatur pengelolaan program PKBL di TELKOM, dan pada topik yang ketiga, informasi yang disajikan berupa struktur unit CDC. Untuk melihat gambaran mengenai penjelasan di atas, berikut disajikan informasi yang dikutip dalam www.pkbl-telkom.com, kutipan tersebut antara lain:

“PT Telekomunikasi Indonesia Tbk., yang selanjutnya disebut TELKOM atau Perseroan, merupakan perusahaan informasi dan komunikasi (InfoCom) serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap (full service and network provider) yang terbesar di Indonesia. TELKOM menyediakan jasa telepon tetap kabel (fixed wire line), jasa telepon tetap nirkabel (fixed wireless), jasa telepon bergerak (mobile service), data & internet serta jasa multimedia lainnya, dan network & interkoneksi, baik secara langsung maupun melalui perusahaan asosiasi.”

“PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mempunyai komitmen untuk senantiasa menjamin hubungan yang harmonis dengan lingkungan di wilayah usahanya berupa kegiatan social kemasyarakatan dan merupakan tanggung jawab sosial (Good Corporate Citizenship).”

“Kementrian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai Pembina seluruh BUMN, juga merespon adanya peningkatan partisipasi BUMN terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat, pengembangan kondisi sosial masyarakat serta lingkungan sekitar wilayah usaha BUMN lebih kondusif dengan mengeluarkan Keputusan Menteri BUMN nomor: KEP-236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003 tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (PKBL). Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan selanjutnya dikelola oleh unit yang disebut Community Development Center (CDC).”

Berdasarkan hasil analisis website yang telah dilakukan, peneliti dalam hal ini kurang melihat adanya penjelasan yang rinci khususnya akivitas CSR yang dilakukan oleh perusahaan, yang dimaksud dalam hal ini adalah tidak adanya informasi mengenai awal mula pelaksanaan CSR di TELKOM. Pentingnya penyajian informasi mengenai awal mula pelaksanaan CSR di TELKOM tentunya disatu sisi akan menambah informasi mengenai sejarah pelaksanaan CSR perusahaan bagi pengguna informasi khususnya stakeholder, disisi lain akan menimbulkan pencitraan yang positif bagi perusahaan, dikarenakan informasi tersebut akan menandakan bahwa perusahaan telah peduli pada kepentingan sosial sejak dahulu.

2. Visi misi

Dalam pengungkapan pada peta situs visi misi, perusahaan menyajikan informasi mengenai visi, misi, dan strategi unit CDC. Sebagaimana disebutkan

bahwa visi : menjadi role model pengelola PKBL di lingkungan BUMN, misi: peduli dan komit kepada pemberdayaan ekonomi, sosial, dan lingkungan, dan strategi: peduli dan komit kepada pemberdayaan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Berikut contoh kutipan pada peta situs visi misi sebagaimana tersaji pada website PKBL TELKOM:

Gambar 6: Pengungkapan visi misi pada website PKBL TELKOM

Sumber: www.pkbl-telkom.com

Penyajian pengungkapan mengenai visi misi unit CDC (Community Development Center) bisa dikatakan sebagai wujud keseriusan TELKOM dalam penerapan tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat, dikatakan demikian karena CDC dalam hal ini merupakan unit pelaksana PKBL di TELKOM, maka dari itu perlu adanya komitmen yang tertuang dalam bentuk visi, misi dan strategi sehingga masyarakat pengguna media digital sebagimana dimaksud adalah website PKBL TELKOM akan paham mengenai konsep kerja unit CDC dalam pengimplementasian terhadap program PKBL.

3. Berita PKBL

Dalam peta situs berita PKBL, disajikan pengungkapan mengenai segala bentuk aktivitas yang PKBL pernah diselenggarakan. Bentuk pengungkapan aktivitas tersebut antara lain mulai dari pengimplementasian 7 pilar CSR TELKOM, sampai dengan segala bentuk informasi yang berhubungan dengan pelaksanaan program CSR perusahaan. Berikut gambaran pengungkapan yang tersaji pada peta situs berita PKBL yang terdapat dalam website PKBL TELKOM:

“PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) berhasil meraih Best Sustainability Reporting Award untuk kategori Jasa Keuangan, Infrastruktur dan transportasi, perdagangan, jasa dan investasi. Penghargaan ini diserahkan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup Prof Gusti Muhammad Hatta kepada Direktur Human Capital and General Affair Telkom, Faisal Sjam, Selasa malam (22/12) lalu.”

“Di peresmian Lampisang sebagai Gampong Digital, juga diserahkan penghargaan kepada 2 pelanggan Flexi Sumatra, yaitu yang tercatat sebagai pelanggan Flexi yang ke 1, 5 Juta di Sumatra dan pelanggan Speedy yang ke 5.555 di Kandatel Aceh. Hadiah berupa bea siswa sebesar rp 2 juta rupiah, masing-masing diserahkan oleh Tanri Abeng didampingi Muhammad Awaluddin kepada siswa berprestasi Zachwannur 15 tahun ( SMA Lab School ) dan siswa Willi 17 tahun (SMK 1 Banda Aceh).”

“Selama dua hari (Jumat-Sabtu 14-15/11 2008) sebanyak 50 orang guru mengikuti rangkaian kegiatan Corporate Social Responsibilty (CSR) hasil kolaborasi Telkom-Republika di aula best Datel Telkom Solo. Mereka berasal dari 14 guru SD, 16 guru SMP dan 20 guru SMA (negeri dan swasta) di Solo. Acara dibuka oleh Direktur IT & Supply Indra Utoyo mewakili Dirut Telkom. Hadir dalam acara itu EGM Divre IV Zulhedi, dan sejumlah Senior Leader Telkom Solo. Pelatihan guru tahap ke-3 angkatan 4 tahun 2008, dengan tajuk Bagimu Guru Kupersembahkan menampilkan sejumlah tokoh bisnis maupun praktisi dibidangnya. Mereka adalah Sarwono (Dirut BRI), Nugie (artis/seniman), Josef

Bataona (Unilever), Leila Mona Ganiem (kepribadian) dan Agung P Vazza (wartawan Republika).” 

Pengungkapan informasi mengenai berita PKBL tak lain merupakan usaha perusahaan untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat mengenai keberadaan program CSR TELKOM. Sebuah bentuk inisitif perusahaan dalam penyaimpaian pelaksanaan CSR kepada masyarakat, dengan demikian masyarakat akan lebih tahu dalam segala hal mengenai bentuk aktivitas CSR peusahaan.

4. Program Kemitraan

Pada peta situs program kemitraan, pengungkapan yang tersaji berupa informasi mengenai program kemitraan yang diselenggaran oleh TELKOM. Segala bentuk informasi mengenai program kemitraan mulai dari definisi program kemitraan beserta unit kemitraan, kriteria panerima bantuan, kewajiban penerima bantuan, tata cara pinjaman, dan tata cara angguran, serta informasi penghitungan bunga angsuran tersaji pada peta situs kemitraan ini. Untuk mengetahui gambaran informasi tersebut, berikut akan disajikan informasi sebagaimana telah dikutip pada peta situs program kemitraan yang diungkapkan dalam website PKBL TELKOM:

“Program Kemitraan BUMN Dengan Usaha Kecil yang selanjutnya disebut Program Kemitraan adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.”

“Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam Keputusan ini.”

“Sektor Usaha yang dapat diberikan bantuan pinjaman adalah Industri, Jasa, Perdagangan, Peternakan, Perikanan, Pertanian, Perkebunan dan Jasa lainnya.” 

Dari hasil analisis yang dilakukan dalam peta situs kemitraan pada website PKBL TELKOM, diketahui bahwa penyajian tersebut merupakan pengakomodasian segala aktivitas kemitraan yang dilakukan oleh perusahaan. Dikatakan demikian, karena pengungkapan informasi tidak hanya sebatas berupa penyajian informasi mengenai keberadaan kemitraan, melainkan dari pengungkapan tersebut tersaji pula informasi yang khususnya ditujukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap unit kemitraan, sebagaimana dimaksudkan adalah usaha kecil yang berminat mengajukan permohonan sebagai mitra binaan perusahaan. Berdasarkan penyajian tersebut, calon-calon mitra binaan nantinya akan mengetahui informasi yang dibutuhkan, mulai dari syarat pengajuan mitra binaan hingga informasi mengenai besaran angsuran yang harus dibayarkan, karena pada peta situs tersebut terdapat halaman simulasi pinjaman yang membuat pengguna informasi dapat mengetahui besaran angsuran sesuai yang diinginkan calon mitra binaan melalui pengisian data berupa besaran pinjaman, metode pengangsuran, lama pinjaman, dan tanggal mulai angsuran. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa penyajian pada peta situs kemitraan merupakan bentuk penyajian yang efektif, hal ini dikarenakan informasi tersebut tentunya dapat memudahkan khususnya bagi calon-calon

mitraa binaan dalam hal pengambilan keputusan menjadi mitra binaan perusahaan

Dokumen terkait