• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

4. Penilaian Kinerja Keuangan Bank

980 . 361 . 441 000 . 339 . 912 . 156 x 100% = 35,55% Tahun 2007 = 000 . 390 . 916 . 437 000 . 454 . 258 . 197 x 100% = 45,04%

f. Loan to Deposits Ratio (LDR)

Loan to Deposit Ratio dihitung dengan membagi kredit dengan dana pihak

ketiga atau dengan rumus :

Loan to Deposit Ratio =

Ketiga Pihak Dana

Kredit

x 100%

Besarnya Loan to Deposit Ratio selama tahun 2005, 2006, dan 2007 adalah sebagai berikut :

Tahun 2005 = 000 . 717 . 202 . 151 . 1 000 . 023 . 578 . 365 x 100% = 31,77% Tahun 2006 = 000 . 767 . 045 . 861 000 . 843 . 359 . 516 x 100% = 27,75% Tahun 2007 = 000 . 834 . 182 . 483 . 2 00 . 195 . 398 . 727 x 100% = 29.29%

4. Penilaian Kinerja Keuangan Bank

Dalam menilai kinerja bank, bank menggunakan rasio yang sesuai Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP Tanggal 31 Mei 2004 yang disesuaikan dengan Surat Edaran Bank Sumut No.056/DIR/DPP-PC/SE/2004.

a. APYD terhadap Total Aktiva Produktif

APYD terhadap Total Aktiva Produktif Peringkat Kategori Rasio sangat rendah atau tidak signifikan

(0%<Rasio<1%)

1 Sangat Baik

Rasio rendah atau tidak signifikan (1%Rasio<3%)

2 Baik

Rasio Moderat (3%Rasio6%) 3 Cukup Baik

Rasio relatif tinggi (6%<Rasio9%)

4 Kurang Baik

Rasio sangat tinggi (Rasio>9%) 5 Buruk

b. Tingkat Kecukupan Pemenuhan PPAP

Tingkat Kecukupan Pemenuhan PPAP Peringkat Kategori PPAP yang dibentuk secara signifikan

lebih tinggi dari PPAP yang wajib dibentuk (110%<Rasio)

1 Sangat Baik

PPAP yang dibentuk lebih tinggi dari PPAP yang wajib dibentuk (105%<Rasio110%)

PPAP yang dibentuk relatif sama dengan PPAP yang wajib dibentuk (100%<Rasio105%)

3 Cukup Baik

PPAP yang dibentuk lebih kecil dari PPAP yang wajib dibentuk (95%Rasio<100%)

4 Kurang Baik

PPAP yang dibentuk secara signifikan lebih kecil dari PPAP yang wajib dibentuk (Rasio<95%)

5 Buruk

c. Return on Asset

Return on Asset (ROA) Peringkat Kategori Perolehan laba sangat tinggi (2%<ROA) 1 Sangat Baik Perolehan laba tinggi (1,25%<ROA2%) 2 Baik Perolehan laba cukup tinggi

(0,5%<ROA1,25%)

3 Cukup Baik

Perolehan laba rendah atau cenderung mengalami kerugian (0%ROA<0,5%)

4 Kurang Baik

Bank mengalami kerugian yang besar (ROA<0%)

d. Net Interest Margin

Net Interest Margin (NIM) Peringkat Kategori

Marjin bunga bersih sangat tinggi (2,5%<NIM)

1 Sangat Baik

Margin bunga bersih tinggi (2%<NIM2,5%)

2 Baik

Marjin bunga bersih cukup tinggi (1,5%<NIM2%)

3 Cukup Baik

Margin bunga bersih rendah (1%NIM<1,5%)

4 Kurang Baik

Margin bunga bersih sangat rendah (NIM<1%)

5 Buruk

e. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional Beban Operasional terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO)

Peringkat Kategori

Tingkat efisiensi sangat baik (BOPO<92%)

1 Sangat baik

Tingkat efisienasi baik (92%BOPO<94%)

Tingkat efisiensi cukup baik (94%BOPO96%)

3 Cukup baik

Tingkat efisiensi buruk (96%<BOPO98%)

4 Kurang baik

Tingkat efisiensi sangat buruk (BOPO>98%)

5 Buruk

f. Loan to Deposit Ratio (LDR)

Loan to Deposit Ratio Peringkat Kategori

50%<LDR75% 1 Sangat Baik

75%<LDR85% 2 Baik

85%<LDR100% atau LDR50% 3 Cukup Baik

100%<LDR120% 4 Kuramg Baik

Rasio>120% 5 Buruk

Untuk memberi penilaian secara kuantitatif, maka penulis membuat suatu pembobotan atau memberikan nilai terhadap masing-masing interval dari rasio keuangan tersebut.

Peringkat Kategori Skor Skor Maksimal

1 Sangat Baik 5 30

2 Baik 4 24

3 Cukup Baik 3 18

4 Kurang Baik 2 12

5 Buruk 1 6

Kategori Peringkat Interval Sangat Baik 1 Total Bobot>24

Baik 2 18<Total Bobot24 Cukup Baik 3 12<Total Bobot18 Kurang Baik 4 6<Total Bobot12

Buruk 5 Total Bobot6

Tabel 4.4 : Peringkat dan Interval Rasio Keuangan

B. Analisis dan Pengukuran

1. Analisis dan Pengukuran Laporan Keuangan a. Total Asset

Total Asset pada tahun 2005 sebesar Rp. 2,206 Triliun. Total asset tersebut mengalami peningkatan pada tahun 2006 sebesar Rp. 2,533 Triliun atau meningkat sebesar 114,82%, sedangkan pada tahun 2007 total asset tersebut mengalami penurunan sebesar Rp. 177 Milyar atau menurun sebesar 33,42%.

b. Dana Pihak Ketiga (DPK)

Dana pihak ketiga per 31 Desember 2005 sebesar Rp. 1,152 Triliun. Dana pihak ketiga tersebut mengalami peningkatan pada tahun 2006 dan 2007 masing-masing sebesar Rp. 709 Milyar atau meningkat sebesar 61,54% untuk tahun 2006 dan sebesar Rp. 622 Milyar atau meningkat sebesar 33,42% untuk tahun 2007. Porsi peningkatan DPK pada tahun 2007 yang terbesar adalah dari produk deposito yang meningkat sebesar Rp. 570 Milyar atau meningkat sebesar 61,52%. Sedangkan produk tabungan mengalami peningkatan sebesar Rp. 21,8 Milyar atau meningkat sebesar 8,72% dan produk giro mengalami peningkatan hanya 13,64% atau Rp. 130 Milyar.

Apabila dilihat data tahun 2007 perkembangan giro, tabungan dan deposito adalah sebagai berikut :

1. Giro

Produk giro yang mengalami peningkatan paling besar terjadi pada giro pemerintah daerah yaitu sebesar Rp. 158 Milyar atau 67,77% yang berdampak pada kontribusi giro tersebut terhadap total DPK bergeser dari 51,21% pada tahun 2006 menurun menjadi 43,67% pada tahun 2007.

2. Tabungan

Produk tabungan mengalami peningkatan sebesar Rp. 61,8 Milyar atau meningkat sebesar 29,52%. Produk tabungan yang meningkat paling besar adalah Tabungan Makbul sebesar 61,8% disusul Tabungan Simpeda sebesar 30,37% dan Tabungan Martabe meningkat sebesar 29,35%, namun secara kuantitas Tabungan Martabe masih mendominasi dengan porsi kontribusi sebesar Rp. 250 Miyar atau 10,2% dari total DPK dan Tabungan Simpeda mendapat porsi sebesar 0,83% atau sebesar Rp. 20,6 Milyar. Sedangkan Tabungan Makbul hanya dapat memberi kontribusi sebesar 0,04% atau Rp. 1 Milyar. Secara keseluruhan produk tabungan memberikan kontribusi sebesar 10,9% atau sebesar Rp. 271 Milyar.

3. Deposito

Produk deposito mengalami peningkatan Rp. 430 Milyar atau meningkat sebesar 61,52%. Deposito yang meningkat paling besar adalah deposito brjangka 12 bulan sebesar 87,85% disusul deposito berjangka 6 bulan sebesar

69,8% dan deposito berjangka 1-3 bulan meningkat sebesar 27,33%. Sedangkan deposito berjangka 24 bulan tidak mengalami peningkatan maupun penurunan.

c. Aktiva Produktif

Aktiva produktif terdiri dari Kredit, SBI dan Intervensi, Surat Berharga/ Obligasi, Penempatan Dana, Penyertaaan dan Komitmen dan Kontijensi/Rekening Administratif :

1. Kredit

Realisasi kredit pada tahun 2005 sebesar Rp. 366 Milyar, mengalami peningkatan sebesar Rp. 150 Milyar atau meningkat sebesar 41% pada tahun 2006. Realisasi kredit pada tahun 2007 juga mengalami peningkatan sebesar Rp. 211 Milyar atau 40,9% menjadi Rp. 727 Milyar. Produk kredit yang paling dominan pada tahun 2007 adalah sebagai berikut :

a). Kredit KMG Konsumtif Jangka Panjang pada tahun 2007 adalah sebesar Rp. 236,28 Milyar yang memberikan kontribusi sebesar 32,48% dari total produk kredit sehingga menempatkan jenis kredit ini berada pada urutan ke-1 terbesar di sektor pinjaman yang diberikan.

b). Kredit Bendaharawan pada tahun 2007 sebesar Rp. 174,54 Milyar yang memberikan kontribusi sebesar 24% dari total kredit sehingga jenis kredit ini berada pada urutan ke-2 terbesar di sektor pinjaman yang diberikan. c). Kredit SPK Jangka Pendek pada tahun 2007 sebesar Rp. 139,78 Milyar.

Kontribusi jenis kredit ini sebesar 19,22% dari total kredit dan merupakan urutan ke-3 terbesar di sektor pinjaman yang diberikan.

SBI dan Intervensi pada tahun 2005 sebesar Rp. 836 Milyar atau sebesar 43,52% dari total aktiva produktif, dan mengalami peningkatan sebesar Rp. 1,684 Triliun atau meningkat sebesar 50,4% pada tahun 2006. Sedangkan pada tahun 2007 SBI dan Intervensi mengalami penurunan sebesar Rp. 385 Milyar atau menurun sebesar 15,28% dan memberikan kontribusi sebesar 58,41% dari total aktiva produktif.

3. Surat Berharga/ Obligasi

Surat Berharga/Obligasi pada tahun 2005 sebesar Rp. 80,5 Milyar dan mengalami peningkatan pada tahun 2006 sebesar Rp. 9,5 Milyar atau meningkat sebesar 11,8%. Pada tahun 2007 SBI dan Intervensi mengalami peningkatanyang signifikan sebesar Rp. 456 Milyar atau meningkat sebesar 506% sehingga menjadi Rp. 546 Milyar.

4. Penempatan Dana

Penempatan dana pada bank lain pada tahun 2005 sebesar Rp. 610 Milyar. Pada tahun 2006 penempatan dana pada bank lain meningkat sebesar Rp. 292 Milyar atau sebesar 48% yang berjumlah Rp. 902 Milyar. Sedangkan pada tahun 2007 penempatan dana pada bank lain mengalami penurunan yang signifikan sebesar 95,4% atau menurun sebesar Rp. 41,8 Milyar.

5. Penyertaan

Penyertaan dana pada tahun 2007 sebesar Rp. 750 juta atau mendapat porsi 2,02% dari total aktiva produktif, tidak mengalami perubahan jika dibandingkan dengan tahun 2006 dan 2005.

Komitmen dan kontinjensi pada tahun 2005 sebesar Rp. 28,2 Milyar dan mengalami peningkatan sebesar 224% pada tahun 2006 menjadi Rp. 91,3 Milyar. Komitmen dan kontijensi pada tahun 2007 meningkat menjadi Rp. 204 Milyar yang terdiri dari Bank Garansi yang diberikan sebesar Rp. 147 Milyar dan fasilitas kredit yang belum ditarik sebesar Rp. 57 Milyar. Kontribusi Rekening Administratif ini mencapai 5,59% dari total aktiva produktif.

d. Pendapatan

Pendapatan pada tahun 2005 sebesar Rp. 233,14 Milyar dan mengalami peningkatan sebesar Rp. 229,7 Milyar atau meningkat 98,5% pada tahun 2006. Realisasi pendapatan pada tahun 2007 sbesar Rp. 459 Milyar dan mengalami penurunan sebesar Rp. 4,13 Milyar atau menurun sebesar 0,89% dari tahun 2006. Pendapatan tahun 2007 sebesar Rp. 459 Milyar tersebut dapat dirinci atas :

 Pendapatan Bunga Rp. 406 Milyar  Operasional Lainnya Rp. 32 Milyar  Non Operasional Lainnya Rp. 21 Milyar

Adapun sumber pendapatan bunga diatas yang memberikan kontribusi terbesar antara lain :

1. Pendapatan Bunga dari Bank Indonesia SBI sebesar Rp. 240,34 Milyar atau memberikan kontribusi sebesar 52% dari total pendapatan. Hal ini menunjukkan bahwa Pendapatan Bunga dari Bank Indonesia SBI adalah peringkat ke-1 penyumbang pendapatan, hal ini disebabkan SBI merupakan Aktiva Produktif terbesar dengan porsi 58% dari total Aktiva Produktif.

2. Pendapatan Bunga Kredit Bendaharawan sebesar Rp. 57,77 Milyar yang selanjutnya mengkontribusi pendapatan sebesar 12,5% dari total pendapatan. Hal ini menunjukkan bahwa Pendapatan Bunga Kredit Bendaharawan berada pada peringkat ke-2 penyumbang pendapatan.

3. Pendapatan Bunga KMG Konsumtif Jangka Panjang sebesar Rp. 24,25 Milyar yang mengkontribusi pendapatan sebesar 5,29% dari total pendapatan yang menunjukkan bahwa Pendapatan Bunga KMG Konsumtif Jangka Panjang berada pada peringkat ke-3 penyumbang pendapatan.

4. Pendapatan Bunga Kredit SPK sebesar Rp. 15,78 Milyar yang memberikan kontribusi sebesar 3,44% dari total pendapatan. Porsi pendapatan yang bersumber dari Kredit SPK berada pada peringkat ke-4 dari total pendapatan.

e. Beban

Realisasi beban pada tahun 2005 sebesar Rp. 165 Milyar. Beban tersebut mengalami peningkatan pada tahun 2006 sebesar Rp. 140 Milyar atau meningkat sebesar 85%. Realisasi beban pada tahun 2007 meningkat sebesar Rp. 33 Milyar atau meningkat 10,6% sehingga menjadi Rp. 338 Milyar.

Realisasi beban pada tahun 2007 sebesar Rp. 338 Milyar dapat dirinci atas :  Bunga yang Dibayar Rp. 139 Milyar

 Beban Operasional Rp. 58 Milyar  Beban Non Operasional Rp. 141 Milyar

Adapun Bunga yang dibayar dan Beban Non Operasional dapat dirinci dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Beban Bunga antar Kantor sebesar Rp. 141 Milyar yang mengkontribusi sebesar 42% dari total beban. Hal ini menunjukkan bahwa Beban Bunga Antar Kantor merupakan peringkat ke-1 dalam kontribusi total beban.

2. Beban Bunga Deposito adalah sebesar Rp. 97 Milyar dan merupakan peringkat ke-2 dalam kontribusi total beban dengan porsi 29% dari total beban. Beban Bunga Deposito yang tinggi disebabkan jumlah produk dana dari Deposito 12 bulan yang mencapai Rp. 686 Milyar dengan beban bunganya sebesar Rp. 62,6 Milyar dan jumlah produk Deposito 24 bulan sebesar Rp. 10 Milyar dengan beban bunga Rp. 1 Milyar.

3. Beban Bunga Jasa Giro Pemda sebesar Rp. 25 Milyar yang memberikan kontribusi sebesar 7,31% dari total beban. Hal ini menunjukkan bahwa Beban Bunga Jasa Giro berada pada peringkat ke-3 dalam kontribusi total beban.

4. Beban Umum dan Administrasi sebesar Rp. 7,56 Milyar dan memberikan kontribusi sebesar 2,24% dari total beban. Pada Beban Umum dan Administrasi jumlah yang dominan adalah beban listrik sebesar Rp. 1,6 Milyar yang memberikan kontribusi sebesar 0,48% dari total beban dan beban sewa VSAT sebesar Rp. 1,3 Milyar yang mengkontribusi sebesar 0,39% dari total beban.

5. Beban Personalia sebesar Rp. 16,5 Milyar dengan kontribusi sebesar 5% dari total beban. Pada beban personalia jumlah yang dominan adalah beban

gaji sebesar Rp. 5,4 Milyar yang memberikan kontribusi sebesar 1,59% dari total beban dan beban THR, BAT, dan BANKES sebesar Rp. 4,4 Milyar yang memberikan kontribusi sebesar 1,31% dari total beban.

6. Beban Penyisihan Kerugian Aktiva Produktif sebesar Rp. 3,75 Milyar dan memberikan kontribusi sebesar 1,1% dari total beban.

7. Beban Lain sebesar Rp. 30 Milyar dengan memberikan kontribusi sebesar 9% dari total beban. Pos yang paling dominan dalam Beban Lain adalah sebagai berikut :

 Beban Asuransi KMG sebesar Rp. 8,1 Milyar yang memberikan kontribusi sebesar 2,4% dari total beban.

 Beban selisih harga pasar uang surat berharga sebesar Rp. 5 Milyar yang memberikan kontribusi sebesar 1,50% dari total beban.

 Beban Premi Asuransi Jaminan Pemerintah yang mengkontribusi sebesar 1,4% dari total beban atau Rp. 4,9 Milyar.

 Beban Pemasaran KMG yang memberikan kontribusi sebesar 0,79% dari total beban atau Rp. 2,7 Milyar.

f. Laba Sebelum Pajak

Laba sebelum pajak pada tahun 2005 sebesar Rp. 68 Milyar. Pada tahun 2006 laba sebelum pajak mengalami peningkatan sebesar 130,9% menjadi sebesar Rp. 157 Milyar. Sedangkan pada tahun 2007 laba sebelum pajak mengalami penurunan sebesar Rp. 36 Milyar atau menurun sebesar 23% menjadi Rp. 121 Milyar.

2. Analisis dan Pengukuran Kinerja Keuangan a. APYD terhadap Total Aktiva Produktif

APYD terhadap Total Aktiva Produktif

0.00% 1.00% 2.00% 3.00% 4.00% 2005 2006 2007 Tahun

APYD terhadap Aktiva Produktif Trend

Gambar 4.2 : Grafik Komposisi APYD terhadap Total Aktiva Produktif tahun 2005, 2006, dan 2007

Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa APYD terhadap Total Aktiva Produktif pada tahun 2005 sebesar 1,67% dan mengalami penurunan sebesar 0,7% sehingga menjadi sebesar 0,93% pada tahun 2006. Penurunan ini disebabkan persentase kenaikan jumlah aktiva produktif sebesar 114,57% jauh lebih tinggi dari persentase kenaikan aktiva produktif yang diklasifikasikan sebesar 19,36%. Sedangkan pada tahun 2007 APYD terhadap Total Aktiva Produktif mengalami peningkatan sebesar sebesar 0,32% sehingga menjadi 1,25%. Hal ini disebabkan oleh penurunan jumlah aktiva produktif sebesar 24,55%.

Dilihat dari rasio rata-rata trend rasio ini yang termasuk dalam kategori baik terjadi pada tahun 2006 dan karena berada di bawah rata-rata trend, sedangkan

pada tahun 2005 dan 2007 termasuk dalam kategori kurang baik karena berada di atas rata-rata trend. APYD terhadap Total Aktiva Produktif pada 3 tahun terakhir tidak stabil karena terus mangalami perubahan setiap tahunnya. Dilihat dari peringkat rasio ini berada pada peringkat 2 atau masuk dalam kategori baik pada tahun 2005 dan 2007. Sedangkan pada tahun 2007 rasio ini berada pada peringkat 1 sehungga masuk dalam kategori sangat baik.

b. Tingkat Kecukupan Pembentukan PPAP

Tingkat Kecukupan Pembentukan PPAP

100.00% 105.00% 110.00% 115.00% 120.00% 2005 2006 2007 Tahun

Tingkat Kecukupan Pembentukan PPAP Trend

Gambar 4.3 : Grafik komposisi Tingkat Kecukupan Pembentukan PPAP tahun 2005, 2006, dan 2007.

Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa Tingkat Kecukupan Pembentukan PPAP pada tahun 2005 sebesar 105,92%. Rasio ini mengalami peningkatan pada tahun 2006 sebesar 6,83% sehingga menjadi 112,75%. Hal ini disebabkan persentase penurunan PPAP yang telah dibentuk sebesar 1,51% lebih rendah dari persentase penurunan PPAP yang wajib dibentuk sebesar 7,47%. Sedangkan pada

tahun 2007 rasio ini mengalami penurunan sebesar 1,9% yang diakibatkan oleh penurunan pada PPAP yang telah dibentuk lebih besar dari PPAP yang wajib dibentuk.

Dilihat dari rasio rata-rata trend Tingkat Kecukupan Pembentukan PPAP pada tahun 2006 dan 2007 masuk dalam kategori baik karena berada diatas rata-rata trend, sedangkan Tingkat Kecukupan Pembentukan PPAP pada tahun 2005 berada dibawah rasio rata-rata trend sehingga termasuk dalam kategori kurang baik. Tingkat Kecukupan PPAP pada tahun 2005 berada pada peringkat 2 atau masuk dalam kategori baik, sedangkan pada 2 tahun terakhir rasio ini berada pada peringkat 1 dan masuk dalam kategori sangat baik.

c. Return on Asset (ROA)

Return on Asset (ROA)

0.00% 1.00% 2.00% 3.00% 4.00% 5.00% 2005 2006 2007 Tahun

Return on Asset Trend

Gambar 4.4 : Grafik Komposisi ROA tahun 2005,2006, dan 2007

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa return on asset pada tahun 2005 sebesar 3,42% dan mengalami peningkatan pada tahun 2006 sebesar 0,6%. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya laba sebelum pajak pada bank sebesar 130,4%.

Sedangkan pada tahun 2007 return on asset mengalami penurunan sebesar 1,61% sehingga menjadi 2,41%. Penurunan ini disebabkan oleh naiknya rata-rata total asset sebesar 27,72% yang tidak sebanding dengan keanikan laba sebelum pajak yang hanya naik sebesar 23,36%.

Dilihat dari rata-rata trend rasio ini masuk dalam kategori baik pada tahun 2006 dan 2007 karena berada diatas rata-rata trend, sedangkan pada tahun 2005 rasio ini berada dibawah rata-rata trend. Dilihat dari peringkat, selama tahun 2005 sampai dengan 2007 rasio ini berada pada peringkat 1 dan masuk dalam kategori sangat baik.

d. Net Interest Margin (NIM)

Net Interest Income (NIM)

0.00% 2.00% 4.00% 6.00% 8.00% 10.00% 2005 2006 2007 Tahun

Net Interest Margin Trend

Gambar 4.5 : Grafik Komposisi NIM tahun 2005, 2006 dan 2007

Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa net interest margin pada tahun 2005 sebesar 8,64% dan meningkat sebesar 0,65% pada tahun 2006 menjadi 9,29%. Peningkatan rasio ini disebabkan oleh meningkatnya pendapatan bunga bersih

sebesar 110,92% dan meningkatnya rata-rata aktiva produktif sebesar 92,25%. Net interest margin mengalami penurunan pada tahun 2007 sebesar 1,61% yang disebabkan oleh menurunnya pendapatan bunga bersih sebesar 14,64% dan meningkatnya rata-rata aktiva produktif sebesar 23,21%.

Dilihat dari rata-rata trend pada tahun 2006 rasio ini berada diatas rata-rata trend sehungga termasuk dalam kategori baik, sedangkan pada tahun 2005 dan 2007 rasio ini berada di bawah rata-rata trend sehingga termasuk dalam kategori kurang baik. Walaupun terjadi penurunan rasio pada tahun 2007 akan tetapi rasio ini tetap berada pada peringkat 1 dan masuk kategori sangat baik selama tahun 2005, 2006, dan 2007.

e. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Beban Operasional terhadap Pendapatan

Operasional 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 2005 2006 2007 Tahun BOPO Trend

Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa rasio BOPO pada tahun 2005 sebesar 60,59%. Pada tahun 2006 rasio BOPO mengalami penurunan sebesar 25,04% yang disebabkan oleh peningkatan pendapatan operasional sebesar 100,18% tidak sebanding dengan peningkatan beban operasional yang hanya sebesar 17,45%. Sedangkan pada tahun 2007 rasio BOPO meningkat sebesar 9,49% sehingga menjadi sebesar 45,04%. Peningkatan rasio ini disebabkan oleh peningkatan beban operasional sebesar 25,71%.

Dilihat dari rata-rata trend pada tahun 2005 dan 2007 rasio ini berada diatas rata-rata trend sehingga rasio ini termasuk dalam kategori kurang baik, sedangkan pada tahun 2006 rasio ini berada dibawah rata-rata trend sehingga termasuk dalam kategori baik. Walaupun terjadi penurunan rasio pada tahun 2006, rasio ini masih berada pada peringkat 1 dan masuk dalam kategori sangat baik pada tahun 2005, 2006 dan 2007.

f. Loan to Deposit Rastio (LDR)

Loan to Deposit Ratio

25.00% 26.00% 27.00% 28.00% 29.00% 30.00% 31.00% 32.00% 33.00% 2005 2006 2007 Tahun

Loan to Deposit Ratio Trend

Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa loan to deposit ratio pada tahun 2005 sebesar 31,77% dan mengalami penurunan sebesar 4,02% pada tahun 2006 yang disebabkan oleh peningkatan dana pihak ketiga sebesar 61,72% tidak sebanding dengan peningkatan kredit yang hanya sebesar 41,24%. Peningkatan DPK tersebut disebabkan oleh peningkatan produk giro sebesar 58,13%, tabungan sebesar 29,41% dan deposito sebesar 90,68%. Loan to deposit ratio mengalami peningkatan pada tahun 2007 sebesar 1,54% yang disebabkan oleh persentase peningkatan kredit sebesar 40,87% lebih tinggi dari peningkatan DPK yang hanya sebesar 33,43%.

Dilihat dari rata-rata trend rasio ini termasuk dalam kategori kurang baik pada tahun 2006 dan 2007 karena berada di atas rata-rata trend, sedangkan pada tahun 2006 LDR termasuk dalam kategori baik karena berada di bawah rata-rata trend. Dilihat dari peringkat, rasio ini berada pada peringkat 3 dan masuk dalam kategori cukup baik pada tahun 2005, 2006, dan 2007.

Untuk mengetahui bagaimana nilai kinerja keuangan bank secara keseluruhan pada tahun 2005, 2006 dan 2007 dapat dilihat tabel sebagai berikut :

Tabel 4.5

Daftar Penilaian Kinerja Aspek Keuangan secara keseluruhan

Rasio Keuangan 2005

Peringkat Skor APYD terhadap Total Aktiva Produktif 1,67% 2 4 Tingkat Kecukupan Pembentukan PPAP 105,92% 2 4

Return On Asset (ROA) 3,42% 1 5

Net Interest Margin (NIM) 8,64% 1 5

Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional 60,59% 1 5

Loan to Deposit Ratio (LDR) 31,77% 3 3

Rasio Keuangan 2006

Peringkat Skor APYD terhadap Total Aktiva Produktif 0,93% 1 5 Tingkat Kecukupan Pembentukan PPAP 12,75% 1 5

Return On Asset (ROA) 4,02% 1 5

Net Interest Margin (NIM) 9,29% 1 5

Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional 35,55% 1 5

Loan to Deposit Ratio (LDR) 27,75% 3 3

Total Skor 28

Rasio Keuangan 2007

Peringkat Skor APYD terhadap Total Aktiva Produktif 1,25% 2 4 Tingkat Kecukupan Pembentukan PPAP 110,85% 1 5

Return On Asset (ROA) 2,41% 1 5

Net Interest Margin (NIM) 6,44% 1 5

Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional 45,04% 1 5

Loan to Deposit Ratio (LDR) 29,29% 3 3

Total Skor 27

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2005 total skor untuk kinerja keuangan adalah 26 dari total skor yang seharusnya 30 dan masuk dalam kategori sangat baik. Sedangkan untuk tahun 2006 naik menjadi 28 atau naik sebesar 6,67% dari tahun sebelumnya dan masuk dalam kategori sangat baik. Sedangkan pada tahun 2006 skor untuk kinerja keuangan menurun menjadi 27 atau menurun sebesar 3,33% dari tahun sebelumnya tetapi masih masuk dalam kategori sangat baik.

Selama tahun 2005 sampai 2007 nilai kinerja keuangan yang paling baik adalah pada tahun 2006 sebesar 28 atau 93,33% dari total skor dan masuk dalam kategori sangat baik, sedangkan nilai kinerja keuangan yang paling rendah terjadi pada tahun 2005 yaitu sebesar 26 atau 86,66% dari total skor tetapi masih berada dalam kategori sangat baik.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian, analisis dan pembahasan tentang kinerja keuangan PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan, maka dalam akhir tulisan ini penulis dapat mengambil kesimpulan yang menggambarkan tentang kondisi keuangan bank sebagai berikut :

1. Bank dalam menilai kinerja keuangannya berdasarkan Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP Tanggal 31 Mei 2004 yang disesuaikan dengan Surat Edaran Bank Sumut No.056/DIR/DPP-PC/SE/2004 tentang system penilaian tingkat kesehatan bank umum. 2. Rasio yang digunakan untuk menilaia kinerja keuangan tersebut terdiri

dari 6 rasio yaitu : Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan (APYD) terhadap Total Aktiva Produktif, Tingkat Kecukupan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), Return On Assets (ROA), Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR). Keenam rasio ini dianggap rasio dominan dan dapat mewakili rasio-rasio lainnya.

3. Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan terhadap Total Aktiva Produktif pada tahun 2005 berada pada peringkat 2 atau masuk dalam kategori baik

dan pada tahun 2006 dan 2007 rasio ini berada pada peringkat 1 atau masuk dalam kategori baik.

4. Tingkat Pemenuhan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) berada pada peringkat 1 atau masuk dalam kategori sangat baik pada tahun 2006 dan 2007 dan berada pada peringkat 2 pada tahun 2005 atau masuk dalam kategori baik.

5. Return on Asset selama tahun 2005, 2006 dan 2007 masuk dalam kategori sangat baik dan berada pada peringkat 1 walaupun terjadi penurunan rasio pada tahun 2007.

6. Net Interest Margin (NIM) berada pada peringkat 1 atau masuk dalam kategori sangat baik walaupun rasio ini mengalami penurunan pada tahun

Dokumen terkait