• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Rasio Keuangan Dalam Mengukur Kinerja keuangan PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peranan Rasio Keuangan Dalam Mengukur Kinerja keuangan PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan."

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PERANAN RASIO KEUANGAN DALAM MENGUKUR

KINERJA KEUANGAN PT. BANK SUMUT CABANG UTAMA

MEDAN

OLEH:

NAMA : ARFIAN ZUHRI NASUTION NIM : 040503017

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

(2)

Sumut Cabang Utama Medan.

Adalah benar hasil karya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level Program S-1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas.

Medan, 27 Agustus 2008

Yang membuat pernyataan,

(3)

kasih sayang, nikmat, karunia dan anugerah yang telah menyertai, membimbing

dan memberikan kemampuan serta kekuatan kepada penulis sehingga mampu

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa pengetahuan dan pengalaman

penulis belumlah cukup untuk menyempurnakan skripsi ini sehingga masih

banyak terdapat kekurangan baik dalam penggunaan bahasa maupun penyajian

data. Dengan demikian penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun

dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua tercinta

Ayahanda Harmen dan Ibunda Hafni yang telah memberikan kasih sayang serta

segala sesuatu yang terbaik dan tak ternilai harganya bagi penulis. Atas

bimbingan, petunjuk, nasehat dan doa yang telah diterima selama mengikuti

pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, penulis juga

mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Arifin Akhmad , M.Si, Ak, selaku Ketua Departemen

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc, Ak, selaku Sekretaris

(4)

5. Bapak Drs. Syahrul Rambe, MM, Ak dan Ibu Risanty, SE, M.Si, Ak

selaku dosen pembanding/ penguji.

6. Bapak Harmen Nasution, SE selaku pimpinan PT. Bank Sumut Cabang

Utama Medan.

7. Bapak Zulfikar, Bapak Aulia, Bapak Usman serta pegawai lainnya di PT.

Bank Sumut Cabang Utama Medan yang telah membantu saya dalam

menyelesaikan skripsi ini.

8. Saudaraku tercinta Abang, Kakak, Adek serta keponakan-keponakanku.

Semoga Allah memberikan hidayah-Nya kepada kita semua.

9. Buat sahabatku, Pay, Heru, Jarot, Iqbal, Tinus, Dei, Ayu, Lovi, Novi, Zul,

Dani, Fatma, Juve, Melda, Lia, Indah, Mouna, teman-teman futsal Aksi

04 serta yang lain yang selama ini telah banyak membantu penulis.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam

penyusunan skripsi ini. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran

yang membangun bagi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, Penulis berharap

semoga kiranya skripsi ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam

bidang akuntansi.

Medan, 27 Agustus 2008 Penulis,

Arfian Zuhri Nst

(5)

tahun terakhir sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam pengukuran kinerja keuangan ini adalah Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan (APYD) terhadap Total Aktiva Produktif, Tingkat Kecukupan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), Return on Asset (ROA), Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Rasio keuangan yang dianalisis adalah berdasarkan laporan keuangan tahun buku 2005, 2006, dan 2007.

Untuk memperoleh bahan-bahan dan data sehubungan dengan penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif, dengan menggunakan teknik analisis rasio keuangan untuk analisis laporan keuangan dan metode analisis komparatif serta analisis trend untuk mengetahui perkembangan serta penilaian kinerja keuangan bank.

Dari penelitian yang telah penulis lakukan ternyata diketahui bahwa kinerja keuangan PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan yang paling baik terjadi pada tahun 2006 dengan skor 28 atau 93,33% dari total skor dan masuk dalam kategori sangat baik, sedangkan kinerja keuangan yang paling rendah terjadi pada tahun 2005 yaitu dengan skor 26 atau 76,67% dari total skor namun masih dalam kategori sangat baik.

(6)

of PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan as one of local bank during 3 last year since the year 2005 up to the year 2007. Standard ratios applied in performance measurement of this standard is Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan (APYD)

terhadap Total Aktiva Produktif, Tingkat Kecukupan Pembentukan Penyisihan Pengahapusan Aktiva Produktif (PPAP), Return on Asset (ROA), Net Interest

Margin (NIM), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Financial ratios analysed is based on financial statements year book 2005, 2006, and 2007.

To obtain material and data referring to the writing of this research , reseacher does research by using qualitative descriptive analytical method, by using financial ratios analytical technique for monetary statement analysis and comparability analytical method and analysis trend to know development and appraisal of bank standard performance.

The research shows that during the period of 2005, 2006, 2007, the best standart performance of PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan accured in the year 2006 with score 28 or 93,33% from score total and admission in categorizing very good, while lowest standard performance accured in the year 2005 that is with score 26 or 76,67% from score total but still in categorizing very good.

Keywords : financial ratios, standard performance, Return on Asset, Net

(7)

KATA PENGANTAR ……… ii

ABSTRAK ……… iii

ABSTRACT ……… iv

DAFTAR ISI ………... v

DAFTAR TABEL ……… viii

DAFTAR GAMBAR ………... ix

DAFTAR LAMPIRAN ……… x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...……….. 1

B. Perumusan Masalah ...………... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Bank ... 7

2. Jenis-jenis Laporan Keuangan Bank ... 8

3. Rasio Keuangan ... 10

4. Keterbatasan Rasio Keuangan ... 23

(8)

D. Kerangka Konseptual ………. 34

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ………... 35

B. Jenis Data ………... 35

C. Teknik Pengumpulan Data ………. 36

D. Metode Analisis Data ………. 36

E. Jadwal dan Lokasi Penelitian ………. 37

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian 1. Gambaran Umum PT. Bank Sumut ... 38

a. Sejarah Ringkas PT. Bank Sumut ... 38

b. Struktur Organisasi Perusahaan ... 39

2. Laporan Keuangan Bank ... 45

3. Rasio Keuangan Bank ... 55

4. Penilaian Kinerja Keuangan Bank ... 58

B. Analisis dan Pengukuran 1. Analisis dan Pengukuran Laporan Keuangan ... 63

(9)

B. Saran ... 81

(10)

2.1 Tabel Peringkat APYD terhadap

Total Aktiva Produktif 29

2.2 Tebel Peringkat Tingkat Kecukupan

Pemenuhan PPAP 30

2.3 Tabel Peringkat Return on Asset 31

2.4 Tabel Peringkat Net Interest Margin 31

2.5 Tabel Peringkat Beban Operasional

terhadap Pendapatan Operasional 32

2.6 Tabel Peringkat Loan to Deposit Ratio 32

2.7 Tabel Tinjauan Penelitian Terdahulu 33

4.1 Perkembangan Neraca PT Bank Sumut Cabang Utama Medan Tahun

2005, 2006 dan 2007 47

4.2 Perhitungan Laba Rugi PT Bank Sumut Cabang Utama Medan Tahun

2005, 2006, dan 2007 53

4.3 Tabel Skor dan Peringkat

Rasio Keuangan 62

4.4 Tabel Peringkat dan Interval

Rasio Keuangan 63

4.5 Daftar Penilaian Kinerja Aspek

(11)

Gambar Judul Hal

2.1 Kerangka Konseptual Penelitian 34

4.1 Struktur Organisasi Perusahaan 44

4.2 Grafik Komposisi APYD terhadap Total Aktiva Produktif Tahun 2005,

2006, dan 2007 71

4.3 Grafik Komposisi Tingkat Kecukupan Pemenuhan PPAP Tahun 2005, 2006

dan 2007 72

4.4 Grafik Komposisi Return on Asset

Tahun 2005, 2006, dan 2007 73

4.5 Grafik Komposisi Net Interest Margin

Tahun 2005, 2006, dan 2007 74

4.6 Grafik komposisi Beban Operasional

Terhadap Pendapatan Operasional

Tahun 2005, 2006, dan 2007 75

4.7 Grafik Komposisi Loan to Deposit

(12)
(13)
(14)

tahun terakhir sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam pengukuran kinerja keuangan ini adalah Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan (APYD) terhadap Total Aktiva Produktif, Tingkat Kecukupan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), Return on Asset (ROA), Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Rasio keuangan yang dianalisis adalah berdasarkan laporan keuangan tahun buku 2005, 2006, dan 2007.

Untuk memperoleh bahan-bahan dan data sehubungan dengan penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif, dengan menggunakan teknik analisis rasio keuangan untuk analisis laporan keuangan dan metode analisis komparatif serta analisis trend untuk mengetahui perkembangan serta penilaian kinerja keuangan bank.

Dari penelitian yang telah penulis lakukan ternyata diketahui bahwa kinerja keuangan PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan yang paling baik terjadi pada tahun 2006 dengan skor 28 atau 93,33% dari total skor dan masuk dalam kategori sangat baik, sedangkan kinerja keuangan yang paling rendah terjadi pada tahun 2005 yaitu dengan skor 26 atau 76,67% dari total skor namun masih dalam kategori sangat baik.

(15)

of PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan as one of local bank during 3 last year since the year 2005 up to the year 2007. Standard ratios applied in performance measurement of this standard is Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan (APYD)

terhadap Total Aktiva Produktif, Tingkat Kecukupan Pembentukan Penyisihan Pengahapusan Aktiva Produktif (PPAP), Return on Asset (ROA), Net Interest

Margin (NIM), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Financial ratios analysed is based on financial statements year book 2005, 2006, and 2007.

To obtain material and data referring to the writing of this research , reseacher does research by using qualitative descriptive analytical method, by using financial ratios analytical technique for monetary statement analysis and comparability analytical method and analysis trend to know development and appraisal of bank standard performance.

The research shows that during the period of 2005, 2006, 2007, the best standart performance of PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan accured in the year 2006 with score 28 or 93,33% from score total and admission in categorizing very good, while lowest standard performance accured in the year 2005 that is with score 26 or 76,67% from score total but still in categorizing very good.

Keywords : financial ratios, standard performance, Return on Asset, Net

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara pihak-pihak yang

memiliki kelebihan dana dengan pihak-pihak yang membutuhkan dana, serta

berfungsi untuk memperlancar lalu lintas pembayaran dengan berpijak pada

falsafah kepercayaan. Bank dianggap sebagai sektor yang sangat berpengaruh

bagi dunia usaha dimana banyak orang dan organisasi yang memanfaatkan jasa

bank untuk menyimpan dan meminjam dana. Bank sebagai lembaga kepercayaan

memiliki kedudukan yang sangat penting dalam mendukung pembangunan

nasional karena setiap aspek kegiatan operasionalnya memiliki kaitan yang erat

dengan perekonomian nasional. Oleh karena itu, sangat penting bagi bank untuk

menjaga kesehatan dan kinerjanya.

Setiap bank bertujuan untuk mencapai laba yang optimal melalui pemanfaatan

sumber daya yang dimiliki oleh bank secara efektif, efisien dan ekonomis. Untuk

mencapai tujuan tersebut, bank perlu membuat keputusan-keputusan yang

berkaitan dengan kegiatan operasionalnya. Informasi mengenai kegiatan bank

dimasa lampau disesuaikan dengan keadaan sekarang untuk dijadikan sebagai

dasar kebijakan dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang baik dapat

diambil apabila pihak manajemen perusahaan mengerti tentang laporan keuangan

yang diterbitkan sehingga pihak manajemen dapat memperbaiki kinerjanya

(17)

Kinerja keuangan bank, dapat diketahui dari informasi yang dihasilkan oleh

laporan keuangan karena laporan keuangan merupakan media untuk

mengkomunikasikan kinerja bank kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Selain itu laporan keuangan menghasilkan informasi akuntansi yang memberikan

gambaran tentang kondisi bank pada saat tertentu, prestasi operasi pada suatu

rentang waktu, serta informasi lainnya yang berkaitan dengan bank serta tingkat

kesehatan keuangannya.

Untuk dapat menginterpretasikan informasi akuntansi yang relevan dengan

tujuan dan kepentingan para pemakainya telah dikembangkan seperangkat teknik

analisis yang didasarkan pada laporan keuangan yang dipublikasikan. Menurut

Wild, Subramanyam, dan Hasley (2005:36), analisa rasio merupakan salah satu

alat analisis keuangan yang paling populer dan banyak digunakan.

Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan

yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan yang ditujukan

untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di

masa lalu, untuk kemudian menunjukkan resiko dan peluang yang melekat pada

perusahaan yang bersangkutan.

Analisis rasio keuangan ini sangat perlu dilakukan oleh bank karena dengan

melakukan analisis ini akan dapat diketahui begaimana kondisi keuangan bank

yang sebenarnya. Hasil dari analisis rasio inilah yang kemudian dijadikan sebagai

pedoman bagi bank untuk menilai kinerja keuangan bank dan untuk pengambilan

keputusan bagi manajemen serta tindakan-tindakan dan kebijakan yang diperlukan

(18)

Penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh Gunawan (2005) dalam

mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan BUMN yaitu PT Pelabuhan Indonesia

dengan menggunakan 8 rasio keuangan dan rasio keuangan yang digunakan

adalah Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), Cash Ratio, Quick

Ratio, Inventory Turn Over, Collection Period, Total Asset Turnover, dan Equity

ToTotal Assets. Sedangkan Elrica (2007) meneliti pengaruh rasio-rasio keuangan

terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur di BEJ yang diukur

dengan Cash Ratio, ROA, ROE, DER, TATO, dan Dividen Payout Ratio yang

menunjukkan bahwa Cash Ratio, ROE, TATO kurang menjadi pertimbangan

dalam menentukan Dividen Payout Ratio. Sementara Halim (2007) meneliti

pengaruh ROE, NPM, EPS, dan DER terhadap harga saham perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEJ yang menunjukkan bahwa DER memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur di BEJ.

Sedangkan dalam penelitian ini, penulis menggunakan 6 rasio keuangan yaitu

Aktiva Produktif Yang diklasifikasikan (APYD) terhadap Total Aktiva Produktif,

Tingkat Kecukupan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

(PPAP), Return On Assets (ROA), Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasional

dibandingkan dengan Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio

(LDR). Pada penelitian sebelumnya, Gunawan mengevaluasi kinerja keuangan

BUMN, sedangkan dalam penelitian ini penulis mengukur kinerja keuangan

perbankan dalam hal ini PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan sehingga

(19)

Bank yang menjadi objek penulis dalam penelitian ini adalah PT Bank Sumut

yang mempunyai visi untuk menjadi bank andalan dalam membantu dan

mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah di segala

bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik

untuk membahasnya dalam sebuah skripsi dengan judul “Peranan Rasio

Keuangan Dalam Mengukur Kinerja Keuangan PT Bank Sumut Cabang Utama Medan”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu :

“Bagaimana perkembangan kinerja keuangan PT. BANK SUMUT CABANG

UTAMA MEDAN selama tiga tahun terakhir yaitu tahun 2005, 2006 dan 2007

dengan menggunakan analisis rasio keuangan?”

C. Batasan Masalah

Dikarenakan oleh keterbatasan peneliti dan cakupannya terlalu luas, peneliti

hanya menggunakan 6 rasio keuangan dalam mengukur perkembangan kinerja

keuangan bank. Analisis rasio keuangan yang digunakan adalah Aktiva Produktif

Yang Diklasifikasikan (APYD) terhadap Total Aktiva Produktif, Tingkat

Kecukupan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP),

(20)

dibandingkan dengan Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio

(LDR).

Laporan keuangan yang digunakan yaitu Laporan Laba Rugi dan Neraca karena angka-angka yang diperlukan untuk menilai keenam rasio diatas diambil

diambil dari kedua komponen laporan keuangan ini. Perbandingan antar pos

laporan keuangan dilakukan melalui perbandingan dalam 3 tahun yang dimulai

dari tahun 2005 sampai 2007.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

perkembangan kinerja keuangan PT BANK SUMUT CABANG UTAMA

MEDAN selama tiga tahun terakhir yaitu tahun 2005, 2006, 2007 dengan

menggunakan analisis rasio keuangan.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

a. Bagi penulis, diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam

mengimplementasikan alat ukur rasio keuangan dalam menguji

hubungan antara komponen-komponen dalam laporan keuangan untuk

menilai kinerja keuangan perusahaan.

b. Bagi perusahaan, diharapkan dapat memberikan informasi tentang

(21)

dijadikan sebagai bahan untuk evaluasi, perencanaan, maupun kontrol

bagi pihak manajemen.

c. Bagi pihak lain, diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis 1. Bank

Berdasarkan Undang-undang No. 7/1997 sebagaimana diubah dengan

Undang-undang No. 10/1998 bahwa “Bank adalah badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup

orang banyak”.

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31 Tentang

Akuntansi Perbankan, Bank adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali ke

masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup orang banyak.”

Menurut UU No.10 Tahun 2008 tentang Perbankan, terdapat dua jenis bank,

yaitu:

a. Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, dan

b. Bank Perkreditan Rakyat, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha

secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam

(23)

Irmayanto (2002 : 65) menyatakan ada tiga kegiatan pokok yang dilakukan

oleh bank umum yaitu :

a. Menghimpun dana dari masyarakat dengan sasaran meminimumkan

biaya perolehan dana,

b. Mengalokasikan dana kepada masyarakat dengan sasaran

memaksimumkan pendapatan bank,

c. Melakukan pelayanan jasa keuangan seperti transfer, Letter of Credit,

cek perjalanan, money changer dan sebagainya dan jasa non keuangan

seperti pelatihan pegawai, pergudangan, kotak pengamanan, dan

sebagainya dengan sasaran untuk meningkatkan kepuasan nasabah.

2. Jenis-jenis Laporan Keuangan Bank

Bentuk informasi yang disajikan oleh bagian akuntansi adalah laporan

keuangan. Laporan keuangan disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban

manajemen terhadap pihak-pihak yang berkepentingan dengan kinerja bank

yang dicapai selama periode tertentu. Oleh karena itu laporan keuangan bank

harus memenuhi syarat mutu dan karakteristik kualitatif.

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil akhir dari proses akuntansi

yang dapat digunakan sebagai alat dalam berkomunikasi antara data keuangan

atau aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data

atau aktivitas perusahaan tersebut sebagai bahan pertimbangan didalam

(24)

Elemen-elemen laporan keuangan bank yang disajikan sesuai SAK dan

SKAPI adalah sebagai berikut :

a. Neraca

Neraca merupakan salah satu elemen laporan keuangan yang

menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada saat tertentu.

Komponen neraca terdiri dari aktiva, kewajiban dan modal.

b. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi merupakan salah satu elemen laporan keuangan

yang menggambarkan posisi hasil usaha suatu perusahaan dalam

jangka/periode tertentu. Komponen laporan laba rugi terdiri dari

pendapatan dan beban.

c. Laporan Komitmen dan Kontinjensi

Laporan komitmen merupakan suatu ikatan atau kontrak yang berupa

janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak (Irrevocable) dan harus

dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi.

Laporan kontinjensi merupakan tagihan atau kewajiban bank yang

kemungkinan timbulnya tergantung pada terjadi atau tidaknya satu atau

lebih peristiwa dimasa yang akan datang.

d. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama

satu periode dan memberikan penjelasan tentang alasan perubahan

tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber penerimaan kas dan

(25)

menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan yang

setara dengan kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk

menggunakan arus kas tersebut.

e. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis.

Satiap pos dalam neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas yang

perlu penjelasan harus didukung dengan informasi yang dicantumkan

dalam catatan atas laporan keuangan.

f. Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi

Laporan keuangan gabungan merupakan laporan dari seluruh

cabang-cabang bank yang bersangkutan baik yang ada di dalam negeri

maupun di luar negeri. Sedangkan laporan konsolidasi merupakan

laporan bank yang bersangkutan dengan anak perusahaannya.

Menurut Bastian dan Suhardjono (2006 : 284), analisis laporan keuangan

perbankan bertujuan antara lain :

untuk mengetahui tingkat pencapaian kinerja keuangan perusahaan bank, untuk mengetahui perkembangan perbankan dari satu periode ke periode berikutnya, sebagai bahan pertimbangan bagi manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasional dan penyusunan rencana kerja anggaran bank, untuk memonitor pelaksanaan dari suatu kebijakan perusahaan yang telah diterapkan, sehingga dapat diadakan perbaikan penyempurnaan di masa yang akan datang, dan sebagainya.

3. Rasio Keuangan

Menurut Djarwanto Ps (2004 : 143) bahwa rasio dalam analisis laporan

keuangan adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur

(26)

Pabundu Tika (2006:121) mengatakan bahwa kinerja sebagai hasil-hasil

fungsi pekerjaan / kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi

yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam

priode waktu tertentu. Kinerja keuangan perusahaan dapat diukur dengan

menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan.

Adapun bentuk-bentuk dari rasio keuangan perbankan adalah sebagai

berikut :

a. Rasio Likuiditas

Menurut Bastian (2006 : 296),“ Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan

untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi utang jangka

pendeknya (termasuk bagian dari utang jangka panjang yang jatuh temponya

dalam waktu sampai dengan satu tahun) dari aktiva lancarnya.”

Selain itu, likuiditas bisnis perbankan menurut Sastradipoera (2004 : 247),

merupakan “kemampuan sebuah bank untuk menyediakan alat-alat lancar guna

membayar kembali titipan yang jatuh tempo dan memberikan pinjaman kepada

nasabah yang membutuhkannya.”

Rasio likuiditas juga digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan

dalam membiayai kewajiban ketika ditagih. Untuk mengukur rasio likuiditas

dapat digunakan beberapa rasio antara lain :

1. Quick Ratio

Quick ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui

kemampuan bank untuk membayar kembali kewajiban kepada para

(27)

menunjukkan semakin tinggi tingkat likuiditas bank. Rumus untuk mencari

Quick Ratio adalah sebagai berikut :

sits

2. Investing Policy Ratio

Investing policy ratio merupakan rasio yang digunakan untuk

mengetahui kemampuan bank untuk membayar kembali kewajiban kepada

para deposannya dengan mencairkan surat-surat berharga yang dimiliki

bank. Semakin tinggi Investing policy ratio menunjukkan semakin tinggi

tingkat likuiditas bank. Rumus untuk mencari Investing Policy Ratio adalah

sebagai berikut :

Investing Policy Ratio

its TotalDepos

Securities

x 100%

3. Loan to Deposit Ratio (LDR)

Loan to deposit ratio merupakan rasio yang digunakan untuk

mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada

para deposannya dengan menarik kembali kredit-kredit yang telah diberikan

kepada debiturnya. Semakin tinggi LDR menunjukkan semakin tinggi

tingkat likuiditas bank. Rumus untuk mencari Loan to Deposit Ratio adalah

sebagai berikut :

(28)

4. Loan to Assets Ratio

Loan to assets ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan bank dalam memenuhi permintaan kredit dari para debitur

dengan asset bank yang tersedia. Semakin tinggi loan to assets ratio

menunjukkan semakin tinggi tingkat likuiditas bank. Rumus untuk mencari

Loan to Assets Ratio adalah sebagai berikut :

ets Toatal Ass

Total Loan sets Ratio

Loan to As  x 100%

5. Investment Portfolio Ratio

Investment portfolio ratio merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur tingkat likuiditas penanaman dana dalam surat-surat berharga.

Semakin tinggi investment portofolio ratio menunjukkan semakin tinggi

tingkat likuiditas bank. Rumus untuk mencari Investment Portfolio Ratio

adalah sebagai berikut :

ada

Cash ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menunjukkan

kemampuan bank untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang sudah

jatuh tempo dengan cash asset yang dimilikinya. Semakin tinggi cash ratio

menunjukkan semakin tinggi tingkat likuiditas bank. Rumus untuk mencari

Cash Ratio adalah sebagai berikut :

(29)

b. Rasio Profitabilitas

Menurut Ali (2004 : 66), “Profitabilitas merupakan indikator dari

kemampuan bank untuk mempertahankan kecukupan modalnya. Jika

profitabilitas rendah maka bank tidak akan mampu menambah permodalannya”.

Rasio profitabilitas/ rentabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk

menilai kemampuan bank dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberi

ukuran efektif bagi bank. Untuk mengukur rasio profitabilitas dapat digunakan

beberapa rasio antara lain :

1. Gross Profit Margin

Gross profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui

kemampuan bank dalam menghasilkan laba dari operasi usahanya yang

murni. Semakin tinggi gross profit margin semakin besar tingkat

profitabilitas yang dicapai oleh bank. Rumus yang digunakan untuk

mengetahui Gross Profit Margin adalah sebagai berikut :

Gross Profit Margin

Expense Operating

Expense Operating

Income

Operating

 x 100%

2. Net Profit Margin

Net profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui

kemampuan bank dalam menghasilkan net income ditinjau dari sudut

operating income-nya. Semakin tinggi net profit margin semakin besar

tingkat profitabilitas yang dicapai oleh bank. Rumus yang digunakan untuk

(30)

Income

3. Return on Equity (ROE)

Sutrisno (2002 : 267), “ ROE atau sering disebut Rate of Return on Net

Worth, adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan

dengan modal yang dimiliki sendiri, sehingga ROE disebut sebagai

rentabilitas modal sendiri.” Semakin besar ROE, semakin besar pula tingkat

keuntungan yang dicapai bank. Rumus yang digunakan untuk mencari

Return on Equity adalah sebagai berikut :

Re

ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

manajemen dalam mengelola aktiva yang dimilikinya untuk menghasilkan

berbagai income. Semakin tinggi nilai ROA, maka semakin baik kinerja

bank dalam mengelola aktivanya. Rumus untuk mencari Return on Asset

adalah sebagai berikut :

R

Rate of return on loan merupakan rasio yang digunakan untuk

mengetahui kemampuan perkreditan yang ada pada bank tersebut untuk

(31)

bagi bank. Rumus untuk mencari Rate of Return on Loan adalah sebagai

6. Rate of Return on Securities

Rate of return on securities merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan penanaman dana bank dalam surat-surat berharga

untuk menghasilkan pendapatannya. Semakin tinggi rate of return on

securities semakin menguntungkan bagi bank. Rumus untuk mencari Rate of

Return on Securities adalah sebagai berikut :

rities

7. Interest Margin on Earning Assets

Interest margin on earning asset merupakan rasio yang digunakan untuk

menghitung kemampuan earning asset dalam menghasilkan pendapatannya.

Semakin tinggi interest margin on earning asset semakin baik bagi bank.

Rumus yang digunakan untuk mencari Interest Margin on Earning Assets

adalah sebagai berikut :

Interest Margin on

8. Interest Margin on Loan

Interest margin on loan merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan perkreditan yang dimiliki oleh suatu bank untuk

(32)

semakin baik bagi bank. Rumus yang digunakan untuk mencari Interest

Margin on Loan adalah sebagai berikut :

Interest Margin on Loan

Rasio resiko usaha bank merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui

berbagai resiko usaha yang dihadapi oleh bank dalam bisnis perbankan. Adapun

rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur rasio resiko usaha bank antara lain :

1. Investment Risk Ratio

Investment risk ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

besarnya penururnan nilai surat-surat berharga. Rumus untuk mencari

Investment Risk Ratio adalah sebagai berikut :

2. Credit Risk Ratio

Credit risk rasio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

resiko gagalnya pengembalian kredit yang mengalami kemacetan. Rumus

yang digunakan untuk mencari Credit Risk Ratio adalah sebagai berikut :

Loans

3. Liquidity Risk

Liquidity risk merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

(33)

kepada para deposan. Rumus untuk mencari Liquidity Risk adalah sebagai

4. Capital Risk Ratio

Capital risk merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya

resiko terjadinya kerugian yang mengakibatkan penurunan terhadap asset

bank yang bersangkutan sampai sejauh mana masih mampu diserap oleh

modal bank tersebut. Rumus yang digunakan untuk mencari Capital Risk

Ratio adalah sebagai berikut :

Capital Risk Ratio

Assets Risk

Capital Equity

 x 100%

5. Deposit Risk Ratio

Deposit risk ratio merupakan risiko yang menunjukkan kemungkinan

kegagalan bank didalam memenuhi kewajiban kepada para deposannya

diukur dengan jumlah permodalan yang dimiliki oleh bank yang

bersangkutan. Rumus yang digunakan untuk mencari Deposit Risk Ratio

adalah sebagai berikut :

Deposit Risk Ratio

Deposit Total

Capital Equity

 x 100%

6. Interest Rate Risk Ratio

Interest Rate Risk Ratio yaitu risiko untuk mengukur kemungkinan

(34)

yang dibayar oleh bank. Rumus yang digunakan untuk menghitung Interest

Rate Risk Ratio adalah sebagai berikut :

s

d. Rasio Permodalan

Rasio permodalan sering juga disebut sebagai rasio solvabilitas. Tujuan dari

analisis ini adalah untuk mengetahui kemampuan permodalan bank dalam

mendukung kegiatan bank yang dilakukan secara efisien serta menyerap

kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan. Dalam mengukur rasio

permodalan dapat digunakan beberapa rasio antara lain :

1. Primary Ratio

Primary Ratio merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk

mengukur kemampuan permodalan suatu bank untuk menutupi penurunan

assetnya akibat berbagai kerugian yang tidak dapat dihindarkan. Rumus

yang digunakan untuk mengetahui Primary Ratio adalah sebagai berikut :

Pr

2. Capital Ratio

Capital Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan permodalan untuk menutupi kemungkinan kegagalan yang ada

dalam proses pemberian kredit. Rumus yang digunakan untuk menghitung

Capital Ratio adalah sebagai berikut :

(35)

3. Capital Adequacy Ratio

Capital Adequacy Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan

kerugian didalam kegiatan perkreditan dan perdagangan surat-surat

berharga. Rumus yang digunakan untuk mencari Capital Adequacy Ratio

adalah sebagai berikut :

ATMR Modal 

Ratio Adequacy

Capital x 100%

e. Rasio Efisiensi Usaha

Rasio efisiensi usaha bertujuan untuk mengukur performance manajemen

suatu bank apakah telah menggunakan semua faktor-faktor produksinya dengan

tepat, maka melalui rasio-rasio keuangan ini dapat diukur secara kuantitatif

tingkat efisiensi yang telah dicapai oleh manajemen bank yang bersangkutan.

Dalam mengukur rasio efisiensi usaha dapat digunakan beberapa rasio antara

lain :

1. Leverage Multipler

Leverage Multipler merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen suatu bank didalam mengelola asset yang

dikuasainya, mengingat atas penggunaan aktiva tetap tersebut bank harus

mengeluarkan sejumlah biaya yang tepat. Rumus yang digunakan untuk

(36)

Equity Total

Total Multipler

Leverage  Assets x 100%

2. Assets Utilization

Assets Utilization merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen suatu bank di dalam memanfaatkan asset yang

dikuasainya untuk memperoleh operating income dan nonoperating income.

Rumus yang digunakan untuk mengetahui Assets Utilization adalah sebagai

berikut :

3. Provision for Loan Losses Ratio

Provision for loan losses ratio merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur besarnya kegagalan didalam pengolahan kredit yang

diselenggarakan oleh suatu bank. Rumus yang digunakan untuk mengetahui

Provision for Loan Losses ratio adalah sebagai berikut :

Provision

4. Interest Expense Ratio

Interest Expense Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dana yang

berupa deposito. Rumus yang digunakan untuk mencari Interest Expense

Ratio adalah sebagai berikut :

Interest Expense Ratio =

Deposit Total

Paid Interest

(37)

5. Cost of Funds

Cost of Funds merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui

besarnya biaya bunga rata-rata dana yang dapat diperoleh bank tersebut.

Rumus yang digunakan untuk menghitung Cost of Funds adalah sebagai

berikut :

berapa besarnya biaya rata-rata secara keseluruhan (biaya variabel maupun

biaya tetap) yang digunakan oleh bank untuk dapat mengumpulkan dananya.

Rumus yang digunakan untuk menghitung Cost of Money adalah sebagai

berikut :

7. Cost of Loanable Fund

Cost of Loanable Fund merupakan rasio yang dipakai untuk mengukur

besarnya biaya rata-rata (yang terdiri dari biaya variabel saja) yang

digunakan oleh suatu bank untuk memperoleh loaneble fund. Rumus yang

digunakan untuk menghitung Cost of Loanable Fund adalah sebagai berikut:

Cost of Loanable Fund =

(38)

8. Cost of Borrowing Fund

Cost of Borrowing Fund merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur besarnya biaya dana rata-rata (variable expenses + fixed cost)

yang digunakan untuk memperoleh dana yang dipinjamkan kepada

nasabahnya dalam berbagai bentuk. Rumus yang digunakan untuk mencari

Cost of Borrowing Fund adalah sebagai berikut :

Cost of Borrowing Fund =

-9. Cost of Efficiency Ratio

Cost of Efficiency Ratio merupakan rasio yang dipakai untuk mengukur

besarnya penghapusan debitur-debitur dibandingkan dengan penerimaan

bank. Rumus yang digunakan untuk menghitung Cost of Efficiency Ratio

adalah sebagai berikut :

Cost of Efficiency Ratio =

venues

bermanfaat sehubungan dengan operasi dan keadaan keuangan bank, namun di

dalamnya terdapat masalah dan keterbatasan yang memerlukan kehati-hatian

dan pertimbangan. Analisis rasio keuangan menurut Martin dan Keown (1999 :

511) memiliki keterbatasan sebagai berikut :

a. Kadang-kadang sulit untuk menggolongkan sektor industri sebuah

(39)

b. Angka rata-rata industri hanya merupakan taksiran kasar dan sangat

umum sifatnya sehingga belum tentu cocok dijadikan bahan

perbandingan secara spesifik.

B. Pengertian dan Penilaian Kinerja Keuangan 1. Pengertian dan Prosedur Penilaian

Kegiatan menilai atau mengevaluasi kinerja bank akan menghasilkan

informasi yang bergunabagi bank itu sendiri. Hasil dari penilaian kinerja ini

akan dapat dijadikan sebagai umpan balik bagi formulasi atau implementasi

strategi. Jika terjadi penyimpangan, maka untuk menghindari agar tidak terjadi

penyimpangan lagi perlu dilakukan perubahan, misalnya perubahan rencana

atau kegiatan termasuk pengendaliannya.

Menurut Husein Umar (2002 : 36)

Penilaian atau evaluasi merupakan suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah tercapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanyan serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh.

Dari defenisi tersebut dapat dijelaskan :

a. Suatu proses untuk menyediakan informasi, berarti bahwa kegiatan

penilaian atau evaluasi membutuhkan data untuk dianalisis dengan

alat-alat yang relevan untuk menghasilkan informasi yang sesuai dengan

kebutuhan. Misalnya, untuk menentukan laba perusahaan dibutuhkan

(40)

dianalisis dengan perhitungan matematis sederhana, sehingga akan

dihasilkan besar laba perusahaan.

b. Sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan

pencapaian itu dengan suatu atndar tertentu untuk mengetahui ada selisih

diantara keduanya, berarti bahwa penilaian atau evaluasi dimaksudkan

untuk membandingkan suatu kegiatan yang telah diselesaikan dengan

yang seharusnya diselesaikan.

Proses penilaian pada umumnya memiliki tahapan-tahapannya sendiri.

Walaupun tidak selalu sama, tetapi yang lebih penting adalah bahwa prosesnya

sejalan dengan fungsi penilaian itu sendiri. Berikut ini merupakan salah satu

tahapan evaluasi yang sifatnya umum digunakan menurut Husein Umar

(2001:39) :

a. Menentukan apa yang akan dievaluasi

Dalam bisnis, apa saja yang dapat dievaluasi dapat mengacu pada

program kerja perusahaan. Program kerja perusahaan itulah akan terdapat

aspek-aspek yang diperlukan untuk dievaluasi. Tapi biasanya yang

diprioritaskan untuk dievaluasi adalah hal-hal yang menjadi faktor kunci

suksesnya.

b. Merancang (mendesain) kegiatan evaluasi

Sebelun evaluasi dilakukan, tentukan dahulu desain evaluasinya agar

data apa yang dibutuhkan, tahapan-tahapan kerja apa yang dilakukan, siapa

saja yang akan dilibatkan, dan apa saja yang dihasilkan menjadi jelas.

(41)

Berdasarkan desain yang telah disiapkan, pengumpulan data dapat

dilakukan secara efektif dan efisien yaitu sesuai dengan kaidah-kaidah

ilmiah yang berlaku dan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.

d. Pengolahan dan analisis data

Setelah data terkumpul, data tersebut diolah untuk dikelompokkan agar

mudah dianalisis dengan menggunakan alat-alat analisis yang sesuai,

sehingga dapat menghasilkan fakta yang dapat dipercaya. Selanjutnya

dibandingkan antara fakta dan harapan/rencana untuk mendapatkan

perbedaan (gap). Besarnya perbedaan tersebut akan disesuaikan dengan

tolak ukur tertentu sebagai hasil evaluasinya.

e. Pelaporan hasil evaluasi

Agar hasil evaluasi dapat dimanfaatkan bagi pihak-pihak yang

berkepentingan, hendaknya hasil evaluasi didokumentasikan secara tertulis

dan dikonfirmasikan baik secara lisan maupun tulisan.

f. Tindak lanjut hasil evaluasi

Evaluasi merupakan salah satu bagian dari fungsi manajemen. Oleh

karena itu, hasil evaluasi hendaknya dimanfaatkan oleh manajemen untuk

mengambil keputusan dalam rangka mengatasi masalah manajemen, baik di

tingkat strategi maupun di tingkat implementasi strategi.

2. Penilaian Kinerja Keuangan

Dalam kamus istilah akuntansi, Aliminsyah dan Padji (2003 : 215)

(42)

Suatu istilah umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau

aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode, seiring dengan referensi

pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang diproyeksikan,

suatu satndar efisiensi, pertanggungjawaban atau akuntabilitas manajemen

atau semacamnya.

Sedangkan menurut Hansen dan Mowen (1999 : 6) defenisi kinerja yaitu

“kinerja adalah tingkat konsistensi dan kebaikan fungsi-fungsi produk”. Dengan

demikian kinerja diartikan sebagai suatu istilah untuk mengukur atau menilai

kegiatan suatu organisasi.

Evaluasi kinerja dapat dilakukan pada berbagai bidang pekerjaan, termasuk

diantaranya dalam bidang organisasi baik organisasi nirlaba maupun organisasi

laba (perusahaan). Dalam skripsi ini evaluasi akan diarahkan pada organisasi

laba.

Anderson dan Clancy (1991) mendefenisikan pengukuran kinerja dalam

buku yang ditulis Sony Yuwono, dkk (2002 : 21) sebagai “feedback from the

accountant to management that provides information about how well the actions

represent the plans dan also identifies where managers may need to make

corrections or adjustments in future planning and controlling activities”.

Sementara itu Anthony, Banker, Kaplan dan Young (1997) mendefenisikan

penilaian kinerja dalam buku yang ditulis Sony Yuwono, dkk (2002 : 23)

sebagai “ the activity of measuring the performance of an activity or entire

value chain”. Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja

(43)

rantai nilai yang ada pada perusahaan. Hasil dari pengukuran tersebut kemudian

digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi tentang

prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik dimana perusahaan memerlukan

penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian.

Defenisi penilaian kinerja menurut Mulyadi dan Johny Setyawan (2001 :

353) adalah “penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi,

bagian organisasi, dan personelnya berdasarkan standar dan kriteria yang telah

ditetapkan sebelumnya”. Dengan demikian penilaian kinerja dapat diartikan

sebagai penentuan apakah kegiatan suatu organisasi dalam mencapai sasarannya

berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.

Dari berbagai defenisis di atas dapat kita simpulkan bahwa penilaian kinerja

keuangan merupakan suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh

mana suatu kegiatan tertentu telah tercapai, bagaimana perbedaan pencapaian

itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara

keduanya dan bagaimana tindak lanjut atas perbedaan tersebut. Jadi tampak

jelas untuk melakukan penilaian dibutuhkan tolak ukur tertentu sebagai acuan,

seperti yang terdapat dalam suatu program kerja. Program kerja ini pada

gilirannya akan dilaksanakan dan dievaluasi.

Ada beberapa aspek yang penting dalam melakukan penilaian terhadap

kinerja di dalam suatu perusahaan. Penilaian kinerja yang dapat dilakukan

dalam suatu perusahaan dapat digolongkan kepada dua aspek yaitu penilaian

kinerja terhadap aspek keuangan dan penilaian kinerja terhadap aspek

(44)

keuangan, sedangkan penilaian terhadap aspek non-keuangan tergantung pada

bidang apa yang akan dianalisis misalkan aspek strategi perusahaan, aspek

pemasaran, aspek operasional, dan aspek sumber daya manusia. Dalam skripsi

ini penulis hanya membahas penilaian kinerja dari aspek keuangan saja.

Dalam menilai kinerja bank, bank menggunakan rasio yang sesuai

Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP Tanggal 31 Mei 2004

yang disesuaikan dengan Surat Edaran Bank Sumut

No.056/DIR/DPP-PC/SE/2004.

a. APYD terhadap Total Aktiva Produktif

APYD terhadap Total Aktiva Produktif Peringkat

Rasio sangat rendah atau tidak signifikan

(0%<Rasio<1%)

1

Rasio rendah atau tidak signifikan

(1%Rasio<3%)

2

Rasio Moderat (3%Rasio6%) 3

Rasio relatif tinggi

(6%<Rasio9%)

4

(45)

b. Tingkat Kecukupan Pemenuhan PPAP

Tingkat Kecukupan Pemenuhan PPAP Peringkat

PPAP yang dibentuk secara signifikan lebih

tinggi dari PPAP yang wajib dibentuk

(110%<Rasio)

1

PPAP yang dibentuk lebih tinggi dari PPAP

yang wajib dibentuk (105%<Rasio110%)

2

PPAP yang dibentuk relatif sama dengan

PPAP yang wajib dibentuk

(100%<Rasio105%)

3

PPAP yang dibentuk lebih kecil dari

PPAP yang wajib dibentuk

(95%Rasio<100%)

4

PPAP yang dibentuk secara signifikan lebih

kecil dari PPAP yang wajib dibentuk

(Rasio<95%)

(46)

c. Return on Asset

Return on Asset (ROA) Peringkat

Perolehan laba sangat tinggi (2%<ROA) 1

Perolehan laba tinggi (1,25%<ROA2%) 2

Perolehan laba cukup tinggi

(0,5%<ROA1,25%)

3

Perolehan laba rendah atau cenderung

mengalami kerugian (0%ROA<0,5%)

4

Bank mengalami kerugian yang besar

(ROA<0%)

5

d. Net Interest Margin

Net Interest Margin (NIM) Peringkat

Marjin bunga bersih sangat tinggi

(2,5%<NIM)

1

Margin bunga bersih tinggi

(2%<NIM2,5%)

2

Marjin bunga bersih cukup tinggi

(1,5%<NIM2%)

3

Margin bunga bersih rendah

(1%NIM<1,5%)

4

Margin bunga bersih sangat rendah

(NIM<1%)

(47)

e. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional Beban Operasional terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO)

Peringkat

Tingkat efisiensi sangat baik (BOPO<92%) 1

Tingkat efisienasi baik (92%BOPO<94%) 2

Tingkat efisiensi cukup baik

(94%BOPO96%)

3

Tingkat efisiensi buruk

(96%<BOPO98%)

4

Tingkat efisiensi sangat buruk

(BOPO>98%)

5

f. Loan to Deposit Ratio (LDR)

Loan to Deposit Ratio Peringkat

50%<LDR75% 1

75%<LDR85% 2

85%<LDR100% atau LDR50% 3

100%<LDR120% 4

(48)

C. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Dikarenakan keterbatasan penulis dalam mengakses dan memperoleh data

referensi, maka penulis hanya menampilkan tiga sampel penelitian terdahulu.

Nama Peneliti Judul Rasio Hasil penelitian

Nardi Gunawan Rasio Keuangan ( Studi Kasus Pada PT.(Persero)

Dari tahun 1999 sampai tahun 2003 nilai kinerja keuangan yang paling baik adalah pada tahun 2001 sebesar 48 atau 96% dari total skor, tetapi rata-rata setiap tahun kinerja keuangan perusahaan

Informasi DER dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan DPR, sedangkan Cash Ratio, ROE, TATO kurang menjadi Net Profit Margin (NPM), Earning Terdaftar Di BEJ

ROE, NPM, EPS, dan DER

Informasi EPS merupakan hal yang

lebih utama diperhatikan dan dijadikan tolak ukur yang lebih baik oleh

(49)

D. Kerangka Konseptual

Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual Penelitian PT. Bank Sumut Cabang Utama

Medan

Kinerja Keuangan Perusahaan Rasio Keuangan :

1. APYD terhadap Total Aktiva Produktif 2. Tingkat Kecukupan Pembentukan PPAP 3. Return On Asset

4. Net Interest Income

(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian

yang terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah dan kondisi

sebagaimana adanya, sehingga hanya berupa pengungkapan fakta. Penelitian ini

dilakukan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya mengenai

perkembangan kinerja keuangan perusahaan.

B. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Data Primer diperoleh dengan cara melakukan penelitian langsung pada

PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan melalui wawancara dengan

pihak terkait guna mendapat jawaban atas permasalahan yang diteliti.

2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah

jadi. Data ini berupa struktur organisasi perusahaan, kegiatan

perusahaan, dan laporan keuangan perusahaan berupa neraca dan laba

(51)

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah :

1. Teknik wawancara yaitu dengan melakukan tanya jawab dengan

pihak-pihak tertentu dalam perusahaan, dalam hal ini adalah kepala seksi

akuntansi yaitu Bpk Zulfikar.

2. Studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan dan mempelajari

data-data yang diperoleh.

D. Metode Analisis Data

1. Metode analisis deskriptif –studi kasus yaitu dengan memecahkan kasus

dengan menggunakan rasio keuangan dalam menilai kinerja perusahaan

pada PT Bank Sumut Cabang Utama Medan tahun 2005, 2006 dan 2007.

Dalam hal ini peneliti akan mengumpulkan data, disusun, dianalisis serta

diinterprestasikan sehingga diperoleh gambaran yang sebenarnya

bagaimana kinerja keuangan perusahaan.

2. Metode komparatif yaitu metode analisis data yang dilakukan dengan

membandingkan rasio keuangan pada priode tahun yang diteliti untuk

menilai kinerja keuangan perusahaan.

3. Metode analisis trend yaitu untuk mengetahui kecenderungan keadaan

keuangan suatu perusahaan baik kecenderungan naik, turun maupun

tetap. Rumus yang digunakan untuk analisis trend adalah sebagai

(52)

Y = a + bX

E. Jadwal dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada PT Bank Sumut Cabang Utama Medan, Jl. Imam

Bonjol no. 18 Medan.

Tahap Penelitian Tahun 2008

(53)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. Gambaran Umum PT. Bank Sumut a. Sejarah Ringkas PT. Bank Sumut

Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara didirikan pada tanggal 4

November 1961 dengan Akte Notaris Rusli Nomor 22 dalam bentuk Perseroan

Terbatas dengan call name BPDSU. Pada tahun 1962 berdasarkan Undang

Undang Nomor 13 Tahun 1962 tentang Ketentuan Pokok Bank Pembangunan

Daerah, bentuknya dirubah menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) melalui

Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 5 Tahun 1965. Modal dasar

pada saat itu sebesar Rp. 100 juta dan sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah

Tingkat I Sumatera Utara dan Pemerintah daerah Tingkat II Sumatera Utara.

Pada tanggal 16 April 1999, berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera

Utara No.2 Tahun 1999, bentuk badan dirubah kembali menjadi Perseroan

Terbatas dengan call name Bank Sumut. Perubahan tersebut dituangkan dalam

Akte Pendirian Perseroan Terbatas No. 38 Tahun 1999 Notaris Alina Hanum

Nasution SH, dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik

Indonesia dibawah Nomor C-8224 HT.01.01 TH 99, serta diumumkan dalam

Berita Negara Republik Indonesia Nomor 54 tanggal 6 juli 1999.

Modal dasar pada saat itu ditetapkan sebesar Rp. 400 miliar. Dan karena

(54)

Desember 1999 melalui Akta No. 31, modal dasar ditingkatkan menjadi Rp. 500

miliar.

Visi Bank Sumut adalah menjadi bank andalan untuk membantu dan

mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah di segala

bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka

meningktakan taraf hidup orang banyak.

Misi Bank Sumut adalah mengelola dana pemerintah dan masyarakat secara

professional yang didasarkan pada prinsip-prinsip compliance. Statement budaya

perusahaan adalah memberikan pelayanan terbaik.

b. Struktur Organisasi Perusahaan

Dengan adanya struktur organisasi suatu perusahaan, maka setiap pimpinan

perusahaan maupun bawahannya akan mengetahui dengan jelas sampai dimana

kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan, batas-batas yang ada padanya dan kepada

siapa dia harus bertanggungjawab. Berhasil tidaknya suatu perusahaan dalam

pencapaian tujuannya banyak dibantu dengan adanya struktur organisasi

perusahaan.

Dengan demikian struktur organisasi perusahaan bukanlah merupakan suatu

tujuan perusahaan tetapi diperguanakan sebagai alat pencapaian tujuan merupakan

yang telah ditetapkan. Struktur organisasi PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan

berbentuk garis dan staff dimana kekuasaan dan wewenang akan menurun ke

bawah dan semakin sempit kekuasaannya.

Dibawah ini tugas tanggung jawab dari setiap departemen yang ada pada

(55)

1) Pemimpin Cabang

Mempunyai tugas memimpin, mengkoordinir, membimbing dan mengawasi

serta melakukan penilaian terhadap kinerja pejabat dan karyawan dilingkungan

Kantor Cabang Utama.

2) Wapimcab Bidang Pemasaran

Mempunyai tugas memberikan saran-saran dan atau

pertimbangan-pertimbangan kepada Pemimpin Cabang utama tentang langkah-langkah atau

tindakan-tindakan yang perlu diambil dibidang tugasnya.

3) Wapimcab Bidang Operasional

Mempunyai tugas mengkoordinir penyusunan usulan rencana dari Bagian

Pelayanan Nasabah, Bagian Operasional, Kas Mobil, Cabang Pembantu sesuai

bidangnya, dan ATM.

4) Bagian Pemasaran Dana

Mempunyai tugas mengelola administrasi yang berhubungan dengan

Rekening Kas Daerah / Dinas dan melakukan kegiatan promosi produk bank

khususnya dibidang dana.

5) Bagian Pemasaran Kredit

Mempunyai tugas memeriksa analisa permohonan kredit, mengkonfirmasi

data calon debitur ke bank lain atau Kantor Cabang Bank Sumut dan melakukan

wawancara dengan calon debitur.

(56)

Mempunyai tugas membantu Pimpinan Cabang Utama dalam menyusun

Rencana Kerja Tahunan dan Anggaran, serta membuat action program berkenaan

dengan unit kerjanya.

7) Bagian Operasional

Mempunyai tugas memeriksa kebenaran, kelengkapan, dan pencatatan

dokumen transaksi pengiriman/penerimaan uang, pembebanan biaya, test key dan

mensyahkannya.

8) Bagian Kontrol Intern

Mempunyai tugas melakukan pemeriksaan atas kebenaran transaksi dan

verifikasi nota serta memeriksa kelengkapan persyaratan administrasi sesuai

ketentuan yang berlaku.

9) Seksi Dana

Mempunyai tugas memonitor dan memastikan masuknya dana calon nasabah

yang merupakan hasil kegiatan pemasaran.

10)Seksi Kredit Umum

Mempunyai tugas mempersiapkan seluruh dokumen dan administrasi yang

berhubungan dengan perkreditan.

11)Seksi Kredit Profesi

Mempunyai tugas memonitor kelancaran pembayaran dan atau pelunasan

kredit serta melakukan pemeliharaan atas performance portofolio kredit yang

direalisir.

(57)

Mempunyai tugas menerima permohonan, memeriksa, melakukan analisa

permohonan dan membuat serta menatausahakan Bank Garansi baik dengan

kontra garansi maupun tunai / blokir sesuai ketentuan yang berlaku.

13)Seksi Penyelamatan kredit

Mempunyai tugas mengevaluasi kredit yang telah direstrukturisasi setiap

triwulan dan menghitung kembali kerugian yang terjadi serta melaporkan ke

Divisi Penyelamatan Kredit.

14)Seksi Pelayanan dan Informasi Nasabah

Mempunyai tugas mempersiapkan/ menyerahkan kepada nasabah cetakan

rekening/ pernyataan saldo atas permintaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

15)Seksi Keuangan

Mempunyai tugas menyimpan dan mengatur penggunaan kunci mesin ATM

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

16)Seksi Transfer

Mempunyai tugas memeriksa warkat-warkat yang akan dikliringkan /

diinkassokan dan menginput warkat kliring ke komputer Sistem Otomasi Kliring

Lokal (SOKL).

17)Seksi Akuntansi

Mempunyai tugas menyusun dan mencetak laporan-laporan harian, mingguan,

bulanan, dan tahunan untuk kepentingan intern dan ekstern.

(58)

Mempunyai tugas mengatur pengadaan dan penyediaan Alat Tulis Kantor

(ATK), Barang-barang Cetakan (BBC), materai dan alat-alat logistik yang

diperlukan untuk operasional Bank serta menatausahakannya dengan baik.

19)Seksi Administrasi Kredit

Mempunyai tugas membuat dan memeriksa Perjanjian Kredit (PK) dan atau

Persetujuan Membuka Kredit (PMK), memeriksa keabsahan barang agunan,

melakukan pengikatan barang agunan serta akta perjanjian lainnya yang dibuat

(59)
(60)

2. Laporan keuangan Bank

Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang

menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan

yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam melakukan

pengambilan keputusan. Secara umum tujuan pembuatan laporan keuangan suatu

bank adalah sebagai berikut :

a. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva, kewajiban dan

modal bank pada waktu tertentu.

b. Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari pendapatan

yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam periode tertentu.

c. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam

aktiva, kewajiban dan modal suatu bank.

d. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen bank dalam suatu

periode.

Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan

peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut

karakter ekonominya. Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran

posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban, dan ekuitas. Sedangkan unsur yang

berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan

dan beban.

Dalam skripsi ini laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan

untuk 3 periode yaitu tahun 2005, 2006, dan 2007. Hal ini digunakan untuk

(61)

keuangan bank selama tiga tahun terakhir, berikut ini disajikan laporan keuangan

(62)

3. Rasio Keuangan Bank

Dalam menilai kinerja bank, bank menggunakan rasio yang sesuai Lampiran

Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP Tanggal 31 Mei 2004 yang

disesuaikan dengan Surat Edaran Bank Sumut No.056/DIR/DPP-PC/SE/2004.

Rasio yang digunakan merupakan rasio keuangan yang dianggap dominan yang

dapat mewakili rasio-rasio keuangan lainnya. Rasio keuangan yang digunakan

adalah Aktiva Produktif Yang diklasifikasikan (APYD) terhadap Total Aktiva

Produktif, Tingkat Kecukupan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva

Produktif (PPAP), Return On Assets (ROA), Net Interest Margin (NIM), Biaya

Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to

Deposit Ratio (LDR). Perhitungan rasio-rasio tersebut selama tiga tahun yaitu

tahun 2005, 2006, dan 2007 adalah sebagai berikut :

a. Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan terhadap Total Aktiva Produktif

Rasio APYD terhadap Total Aktiva Produktif dihitung dengan membagi

APYD dengan Aktiva Produktif atau dengan rumus :

APYD terhadap Total Aktiva Produktif = x 100% Produktif

Aktiva APYD

Besarnya rasio APYD terhadap Total Aktiva Produktif tahun 2005, 2006

dan 2007 adalah sebagai berikut :

(63)

b. Tingkat Kecukupan Pembentukan PPAP

Rasio Tingkat Kecukupan Pembentukan PPAP dihitung dengan membagi

PPAP yang telah dibentuk dengan PPAP yang wajib dibentuk atau dengan

rumus :

Tingkat Kecukupan Pembentukan PPAP =

dibentuk

Besarnya rasio ini selama tahun 2005, 2006 dan 2007 adalah sebagai

berikut :

Return on Asset dihitung dengan membagi laba sebelum pajak dengan

Total Asset atau dengan rumus :

Besarnya Return on Asset selama tahun 2005, 2006 dan 2007 adalah

sebagai berikut :

(64)

Tahun 2007 =

d. Net Interest Margin (NIM)

Net Interest Margin dihitung dengan membagi pendapatan bersih dengan

rata-rata aktiva produktif atau dengan rumus :

Net Interest Margin =

Besarnya Net Interest Margin selama tahun 2005, 2006, dan 2007 adalah

sebagai berikut :

Tahun 2005 =

e. Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional dehitung dengan

membagi beban operasional dengan pendapatan operasional atau dengan

rumus :

Besarnya BOPO selama tahun 2005, 2006, dan 2007 adalah sebagai

(65)

Tahun 2006 =

Loan to Deposit Ratio dihitung dengan membagi kredit dengan dana pihak

ketiga atau dengan rumus :

Loan to Deposit Ratio =

Besarnya Loan to Deposit Ratio selama tahun 2005, 2006, dan 2007

adalah sebagai berikut :

Tahun 2005 =

4. Penilaian Kinerja Keuangan Bank

Dalam menilai kinerja bank, bank menggunakan rasio yang sesuai Lampiran

Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP Tanggal 31 Mei 2004 yang

(66)

a. APYD terhadap Total Aktiva Produktif

APYD terhadap Total Aktiva Produktif Peringkat Kategori

Rasio sangat rendah atau tidak signifikan

(0%<Rasio<1%)

1 Sangat Baik

Rasio rendah atau tidak signifikan

(1%Rasio<3%)

2 Baik

Rasio Moderat (3%Rasio6%) 3 Cukup Baik

Rasio relatif tinggi

(6%<Rasio9%)

4 Kurang Baik

Rasio sangat tinggi (Rasio>9%) 5 Buruk

b. Tingkat Kecukupan Pemenuhan PPAP

Tingkat Kecukupan Pemenuhan PPAP Peringkat Kategori

PPAP yang dibentuk secara signifikan

lebih tinggi dari PPAP yang wajib

dibentuk (110%<Rasio)

1 Sangat Baik

PPAP yang dibentuk lebih tinggi dari

PPAP yang wajib dibentuk

(105%<Rasio110%)

(67)

PPAP yang dibentuk relatif sama dengan

PPAP yang wajib dibentuk

(100%<Rasio105%)

3 Cukup Baik

PPAP yang dibentuk lebih kecil dari

PPAP yang wajib dibentuk

(95%Rasio<100%)

4 Kurang Baik

PPAP yang dibentuk secara signifikan

lebih kecil dari PPAP yang wajib dibentuk

(Rasio<95%)

5 Buruk

c. Return on Asset

Return on Asset (ROA) Peringkat Kategori

Perolehan laba sangat tinggi (2%<ROA) 1 Sangat Baik

Perolehan laba tinggi (1,25%<ROA2%) 2 Baik

Perolehan laba cukup tinggi

(0,5%<ROA1,25%)

3 Cukup Baik

Perolehan laba rendah atau cenderung

mengalami kerugian (0%ROA<0,5%)

4 Kurang Baik

Bank mengalami kerugian yang besar

(ROA<0%)

Gambar

Tabel 4.3 : Skor dan Peringkat Rasio Keuangan
Gambar 4.2 : Grafik Komposisi APYD terhadap Total Aktiva
Gambar 4.3  : Grafik komposisi Tingkat Kecukupan Pembentukan
Gambar 4.4 : Grafik Komposisi ROA tahun 2005,2006, dan 2007
+5

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang di peroleh yaitu untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosional dengan self esteem (harga diri) siswa SMA Negeri 1 Dolok Batu

hipokalsemia hiperurisemia Kelebihan cairan intravaskulair Edema MK: Kelebihan volume cairan MK: -Gangguan keseimbangan elektrolit -Penurunan curah jantung -Resiko Aritmia

Buku Paket Kontekstual Papua (BPKP) merupakan terobosan dan menjadi sebuah langkah strategis dalam mendukung penyelenggaraan program strategis pendidikan, terutama dalam rangka

Tuntunan Praktis Belajar Database Mengguankan MySQL, C.. Pemrograman Web Dinamis menggunakan PHP dan

biaya produk berdasarkan harga yang mampu dibeli konsumen. Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana penerapan

The Minister of Social Development can consent to medical treatment or a surgical operation where the child unreasonably refuses to give consent.28 Compulsory duty to report abused or

As both the cross- section size and the time series length tend to infinity, we not only establish an asymptotically normal distribution for the estimators of the parameters in

Nurasiah Adita Nasution : Perawatan Pulpa Gigi Sulung Disertai Abses Dento Alveolar, 2003... Nurasiah Adita Nasution : Perawatan Pulpa Gigi Sulung Disertai Abses Dento

Bahasa Indonesia yang baik dan benar digunakan dalam penulisan mind map Bahasa Indonesia yang baik dan benar dan sangat efektif digunakan dalam penulisan keseluruhan