SKRIPSI
PERANAN RASIO KEUANGAN DALAM MENGUKUR
KINERJA KEUANGAN PT. BANK SUMUT CABANG UTAMA
MEDAN
OLEH:
NAMA : ARFIAN ZUHRI NASUTION NIM : 040503017
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Sumut Cabang Utama Medan.
Adalah benar hasil karya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level Program S-1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas.
Medan, 27 Agustus 2008
Yang membuat pernyataan,
kasih sayang, nikmat, karunia dan anugerah yang telah menyertai, membimbing
dan memberikan kemampuan serta kekuatan kepada penulis sehingga mampu
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa pengetahuan dan pengalaman
penulis belumlah cukup untuk menyempurnakan skripsi ini sehingga masih
banyak terdapat kekurangan baik dalam penggunaan bahasa maupun penyajian
data. Dengan demikian penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.
Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua tercinta
Ayahanda Harmen dan Ibunda Hafni yang telah memberikan kasih sayang serta
segala sesuatu yang terbaik dan tak ternilai harganya bagi penulis. Atas
bimbingan, petunjuk, nasehat dan doa yang telah diterima selama mengikuti
pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, penulis juga
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Arifin Akhmad , M.Si, Ak, selaku Ketua Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc, Ak, selaku Sekretaris
5. Bapak Drs. Syahrul Rambe, MM, Ak dan Ibu Risanty, SE, M.Si, Ak
selaku dosen pembanding/ penguji.
6. Bapak Harmen Nasution, SE selaku pimpinan PT. Bank Sumut Cabang
Utama Medan.
7. Bapak Zulfikar, Bapak Aulia, Bapak Usman serta pegawai lainnya di PT.
Bank Sumut Cabang Utama Medan yang telah membantu saya dalam
menyelesaikan skripsi ini.
8. Saudaraku tercinta Abang, Kakak, Adek serta keponakan-keponakanku.
Semoga Allah memberikan hidayah-Nya kepada kita semua.
9. Buat sahabatku, Pay, Heru, Jarot, Iqbal, Tinus, Dei, Ayu, Lovi, Novi, Zul,
Dani, Fatma, Juve, Melda, Lia, Indah, Mouna, teman-teman futsal Aksi
04 serta yang lain yang selama ini telah banyak membantu penulis.
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam
penyusunan skripsi ini. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran
yang membangun bagi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, Penulis berharap
semoga kiranya skripsi ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam
bidang akuntansi.
Medan, 27 Agustus 2008 Penulis,
Arfian Zuhri Nst
tahun terakhir sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam pengukuran kinerja keuangan ini adalah Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan (APYD) terhadap Total Aktiva Produktif, Tingkat Kecukupan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), Return on Asset (ROA), Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Rasio keuangan yang dianalisis adalah berdasarkan laporan keuangan tahun buku 2005, 2006, dan 2007.
Untuk memperoleh bahan-bahan dan data sehubungan dengan penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif, dengan menggunakan teknik analisis rasio keuangan untuk analisis laporan keuangan dan metode analisis komparatif serta analisis trend untuk mengetahui perkembangan serta penilaian kinerja keuangan bank.
Dari penelitian yang telah penulis lakukan ternyata diketahui bahwa kinerja keuangan PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan yang paling baik terjadi pada tahun 2006 dengan skor 28 atau 93,33% dari total skor dan masuk dalam kategori sangat baik, sedangkan kinerja keuangan yang paling rendah terjadi pada tahun 2005 yaitu dengan skor 26 atau 76,67% dari total skor namun masih dalam kategori sangat baik.
of PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan as one of local bank during 3 last year since the year 2005 up to the year 2007. Standard ratios applied in performance measurement of this standard is Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan (APYD)
terhadap Total Aktiva Produktif, Tingkat Kecukupan Pembentukan Penyisihan Pengahapusan Aktiva Produktif (PPAP), Return on Asset (ROA), Net Interest
Margin (NIM), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Financial ratios analysed is based on financial statements year book 2005, 2006, and 2007.
To obtain material and data referring to the writing of this research , reseacher does research by using qualitative descriptive analytical method, by using financial ratios analytical technique for monetary statement analysis and comparability analytical method and analysis trend to know development and appraisal of bank standard performance.
The research shows that during the period of 2005, 2006, 2007, the best standart performance of PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan accured in the year 2006 with score 28 or 93,33% from score total and admission in categorizing very good, while lowest standard performance accured in the year 2005 that is with score 26 or 76,67% from score total but still in categorizing very good.
Keywords : financial ratios, standard performance, Return on Asset, Net
KATA PENGANTAR ……… ii
ABSTRAK ……… iii
ABSTRACT ……… iv
DAFTAR ISI ………... v
DAFTAR TABEL ……… viii
DAFTAR GAMBAR ………... ix
DAFTAR LAMPIRAN ……… x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...……….. 1
B. Perumusan Masalah ...………... 4
C. Batasan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Bank ... 7
2. Jenis-jenis Laporan Keuangan Bank ... 8
3. Rasio Keuangan ... 10
4. Keterbatasan Rasio Keuangan ... 23
D. Kerangka Konseptual ………. 34
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ………... 35
B. Jenis Data ………... 35
C. Teknik Pengumpulan Data ………. 36
D. Metode Analisis Data ………. 36
E. Jadwal dan Lokasi Penelitian ………. 37
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian 1. Gambaran Umum PT. Bank Sumut ... 38
a. Sejarah Ringkas PT. Bank Sumut ... 38
b. Struktur Organisasi Perusahaan ... 39
2. Laporan Keuangan Bank ... 45
3. Rasio Keuangan Bank ... 55
4. Penilaian Kinerja Keuangan Bank ... 58
B. Analisis dan Pengukuran 1. Analisis dan Pengukuran Laporan Keuangan ... 63
B. Saran ... 81
2.1 Tabel Peringkat APYD terhadap
Total Aktiva Produktif 29
2.2 Tebel Peringkat Tingkat Kecukupan
Pemenuhan PPAP 30
2.3 Tabel Peringkat Return on Asset 31
2.4 Tabel Peringkat Net Interest Margin 31
2.5 Tabel Peringkat Beban Operasional
terhadap Pendapatan Operasional 32
2.6 Tabel Peringkat Loan to Deposit Ratio 32
2.7 Tabel Tinjauan Penelitian Terdahulu 33
4.1 Perkembangan Neraca PT Bank Sumut Cabang Utama Medan Tahun
2005, 2006 dan 2007 47
4.2 Perhitungan Laba Rugi PT Bank Sumut Cabang Utama Medan Tahun
2005, 2006, dan 2007 53
4.3 Tabel Skor dan Peringkat
Rasio Keuangan 62
4.4 Tabel Peringkat dan Interval
Rasio Keuangan 63
4.5 Daftar Penilaian Kinerja Aspek
Gambar Judul Hal
2.1 Kerangka Konseptual Penelitian 34
4.1 Struktur Organisasi Perusahaan 44
4.2 Grafik Komposisi APYD terhadap Total Aktiva Produktif Tahun 2005,
2006, dan 2007 71
4.3 Grafik Komposisi Tingkat Kecukupan Pemenuhan PPAP Tahun 2005, 2006
dan 2007 72
4.4 Grafik Komposisi Return on Asset
Tahun 2005, 2006, dan 2007 73
4.5 Grafik Komposisi Net Interest Margin
Tahun 2005, 2006, dan 2007 74
4.6 Grafik komposisi Beban Operasional
Terhadap Pendapatan Operasional
Tahun 2005, 2006, dan 2007 75
4.7 Grafik Komposisi Loan to Deposit
tahun terakhir sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam pengukuran kinerja keuangan ini adalah Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan (APYD) terhadap Total Aktiva Produktif, Tingkat Kecukupan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), Return on Asset (ROA), Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Rasio keuangan yang dianalisis adalah berdasarkan laporan keuangan tahun buku 2005, 2006, dan 2007.
Untuk memperoleh bahan-bahan dan data sehubungan dengan penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif, dengan menggunakan teknik analisis rasio keuangan untuk analisis laporan keuangan dan metode analisis komparatif serta analisis trend untuk mengetahui perkembangan serta penilaian kinerja keuangan bank.
Dari penelitian yang telah penulis lakukan ternyata diketahui bahwa kinerja keuangan PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan yang paling baik terjadi pada tahun 2006 dengan skor 28 atau 93,33% dari total skor dan masuk dalam kategori sangat baik, sedangkan kinerja keuangan yang paling rendah terjadi pada tahun 2005 yaitu dengan skor 26 atau 76,67% dari total skor namun masih dalam kategori sangat baik.
of PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan as one of local bank during 3 last year since the year 2005 up to the year 2007. Standard ratios applied in performance measurement of this standard is Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan (APYD)
terhadap Total Aktiva Produktif, Tingkat Kecukupan Pembentukan Penyisihan Pengahapusan Aktiva Produktif (PPAP), Return on Asset (ROA), Net Interest
Margin (NIM), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Financial ratios analysed is based on financial statements year book 2005, 2006, and 2007.
To obtain material and data referring to the writing of this research , reseacher does research by using qualitative descriptive analytical method, by using financial ratios analytical technique for monetary statement analysis and comparability analytical method and analysis trend to know development and appraisal of bank standard performance.
The research shows that during the period of 2005, 2006, 2007, the best standart performance of PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan accured in the year 2006 with score 28 or 93,33% from score total and admission in categorizing very good, while lowest standard performance accured in the year 2005 that is with score 26 or 76,67% from score total but still in categorizing very good.
Keywords : financial ratios, standard performance, Return on Asset, Net
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara pihak-pihak yang
memiliki kelebihan dana dengan pihak-pihak yang membutuhkan dana, serta
berfungsi untuk memperlancar lalu lintas pembayaran dengan berpijak pada
falsafah kepercayaan. Bank dianggap sebagai sektor yang sangat berpengaruh
bagi dunia usaha dimana banyak orang dan organisasi yang memanfaatkan jasa
bank untuk menyimpan dan meminjam dana. Bank sebagai lembaga kepercayaan
memiliki kedudukan yang sangat penting dalam mendukung pembangunan
nasional karena setiap aspek kegiatan operasionalnya memiliki kaitan yang erat
dengan perekonomian nasional. Oleh karena itu, sangat penting bagi bank untuk
menjaga kesehatan dan kinerjanya.
Setiap bank bertujuan untuk mencapai laba yang optimal melalui pemanfaatan
sumber daya yang dimiliki oleh bank secara efektif, efisien dan ekonomis. Untuk
mencapai tujuan tersebut, bank perlu membuat keputusan-keputusan yang
berkaitan dengan kegiatan operasionalnya. Informasi mengenai kegiatan bank
dimasa lampau disesuaikan dengan keadaan sekarang untuk dijadikan sebagai
dasar kebijakan dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang baik dapat
diambil apabila pihak manajemen perusahaan mengerti tentang laporan keuangan
yang diterbitkan sehingga pihak manajemen dapat memperbaiki kinerjanya
Kinerja keuangan bank, dapat diketahui dari informasi yang dihasilkan oleh
laporan keuangan karena laporan keuangan merupakan media untuk
mengkomunikasikan kinerja bank kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Selain itu laporan keuangan menghasilkan informasi akuntansi yang memberikan
gambaran tentang kondisi bank pada saat tertentu, prestasi operasi pada suatu
rentang waktu, serta informasi lainnya yang berkaitan dengan bank serta tingkat
kesehatan keuangannya.
Untuk dapat menginterpretasikan informasi akuntansi yang relevan dengan
tujuan dan kepentingan para pemakainya telah dikembangkan seperangkat teknik
analisis yang didasarkan pada laporan keuangan yang dipublikasikan. Menurut
Wild, Subramanyam, dan Hasley (2005:36), analisa rasio merupakan salah satu
alat analisis keuangan yang paling populer dan banyak digunakan.
Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan
yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan yang ditujukan
untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di
masa lalu, untuk kemudian menunjukkan resiko dan peluang yang melekat pada
perusahaan yang bersangkutan.
Analisis rasio keuangan ini sangat perlu dilakukan oleh bank karena dengan
melakukan analisis ini akan dapat diketahui begaimana kondisi keuangan bank
yang sebenarnya. Hasil dari analisis rasio inilah yang kemudian dijadikan sebagai
pedoman bagi bank untuk menilai kinerja keuangan bank dan untuk pengambilan
keputusan bagi manajemen serta tindakan-tindakan dan kebijakan yang diperlukan
Penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh Gunawan (2005) dalam
mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan BUMN yaitu PT Pelabuhan Indonesia
dengan menggunakan 8 rasio keuangan dan rasio keuangan yang digunakan
adalah Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), Cash Ratio, Quick
Ratio, Inventory Turn Over, Collection Period, Total Asset Turnover, dan Equity
ToTotal Assets. Sedangkan Elrica (2007) meneliti pengaruh rasio-rasio keuangan
terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur di BEJ yang diukur
dengan Cash Ratio, ROA, ROE, DER, TATO, dan Dividen Payout Ratio yang
menunjukkan bahwa Cash Ratio, ROE, TATO kurang menjadi pertimbangan
dalam menentukan Dividen Payout Ratio. Sementara Halim (2007) meneliti
pengaruh ROE, NPM, EPS, dan DER terhadap harga saham perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEJ yang menunjukkan bahwa DER memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur di BEJ.
Sedangkan dalam penelitian ini, penulis menggunakan 6 rasio keuangan yaitu
Aktiva Produktif Yang diklasifikasikan (APYD) terhadap Total Aktiva Produktif,
Tingkat Kecukupan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
(PPAP), Return On Assets (ROA), Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasional
dibandingkan dengan Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio
(LDR). Pada penelitian sebelumnya, Gunawan mengevaluasi kinerja keuangan
BUMN, sedangkan dalam penelitian ini penulis mengukur kinerja keuangan
perbankan dalam hal ini PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan sehingga
Bank yang menjadi objek penulis dalam penelitian ini adalah PT Bank Sumut
yang mempunyai visi untuk menjadi bank andalan dalam membantu dan
mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah di segala
bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik
untuk membahasnya dalam sebuah skripsi dengan judul “Peranan Rasio
Keuangan Dalam Mengukur Kinerja Keuangan PT Bank Sumut Cabang Utama Medan”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu :
“Bagaimana perkembangan kinerja keuangan PT. BANK SUMUT CABANG
UTAMA MEDAN selama tiga tahun terakhir yaitu tahun 2005, 2006 dan 2007
dengan menggunakan analisis rasio keuangan?”
C. Batasan Masalah
Dikarenakan oleh keterbatasan peneliti dan cakupannya terlalu luas, peneliti
hanya menggunakan 6 rasio keuangan dalam mengukur perkembangan kinerja
keuangan bank. Analisis rasio keuangan yang digunakan adalah Aktiva Produktif
Yang Diklasifikasikan (APYD) terhadap Total Aktiva Produktif, Tingkat
Kecukupan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP),
dibandingkan dengan Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio
(LDR).
Laporan keuangan yang digunakan yaitu Laporan Laba Rugi dan Neraca karena angka-angka yang diperlukan untuk menilai keenam rasio diatas diambil
diambil dari kedua komponen laporan keuangan ini. Perbandingan antar pos
laporan keuangan dilakukan melalui perbandingan dalam 3 tahun yang dimulai
dari tahun 2005 sampai 2007.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
perkembangan kinerja keuangan PT BANK SUMUT CABANG UTAMA
MEDAN selama tiga tahun terakhir yaitu tahun 2005, 2006, 2007 dengan
menggunakan analisis rasio keuangan.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
a. Bagi penulis, diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam
mengimplementasikan alat ukur rasio keuangan dalam menguji
hubungan antara komponen-komponen dalam laporan keuangan untuk
menilai kinerja keuangan perusahaan.
b. Bagi perusahaan, diharapkan dapat memberikan informasi tentang
dijadikan sebagai bahan untuk evaluasi, perencanaan, maupun kontrol
bagi pihak manajemen.
c. Bagi pihak lain, diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Bank
Berdasarkan Undang-undang No. 7/1997 sebagaimana diubah dengan
Undang-undang No. 10/1998 bahwa “Bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup
orang banyak”.
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31 Tentang
Akuntansi Perbankan, Bank adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali ke
masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup orang banyak.”
Menurut UU No.10 Tahun 2008 tentang Perbankan, terdapat dua jenis bank,
yaitu:
a. Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, dan
b. Bank Perkreditan Rakyat, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
Irmayanto (2002 : 65) menyatakan ada tiga kegiatan pokok yang dilakukan
oleh bank umum yaitu :
a. Menghimpun dana dari masyarakat dengan sasaran meminimumkan
biaya perolehan dana,
b. Mengalokasikan dana kepada masyarakat dengan sasaran
memaksimumkan pendapatan bank,
c. Melakukan pelayanan jasa keuangan seperti transfer, Letter of Credit,
cek perjalanan, money changer dan sebagainya dan jasa non keuangan
seperti pelatihan pegawai, pergudangan, kotak pengamanan, dan
sebagainya dengan sasaran untuk meningkatkan kepuasan nasabah.
2. Jenis-jenis Laporan Keuangan Bank
Bentuk informasi yang disajikan oleh bagian akuntansi adalah laporan
keuangan. Laporan keuangan disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban
manajemen terhadap pihak-pihak yang berkepentingan dengan kinerja bank
yang dicapai selama periode tertentu. Oleh karena itu laporan keuangan bank
harus memenuhi syarat mutu dan karakteristik kualitatif.
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil akhir dari proses akuntansi
yang dapat digunakan sebagai alat dalam berkomunikasi antara data keuangan
atau aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data
atau aktivitas perusahaan tersebut sebagai bahan pertimbangan didalam
Elemen-elemen laporan keuangan bank yang disajikan sesuai SAK dan
SKAPI adalah sebagai berikut :
a. Neraca
Neraca merupakan salah satu elemen laporan keuangan yang
menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada saat tertentu.
Komponen neraca terdiri dari aktiva, kewajiban dan modal.
b. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan salah satu elemen laporan keuangan
yang menggambarkan posisi hasil usaha suatu perusahaan dalam
jangka/periode tertentu. Komponen laporan laba rugi terdiri dari
pendapatan dan beban.
c. Laporan Komitmen dan Kontinjensi
Laporan komitmen merupakan suatu ikatan atau kontrak yang berupa
janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak (Irrevocable) dan harus
dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi.
Laporan kontinjensi merupakan tagihan atau kewajiban bank yang
kemungkinan timbulnya tergantung pada terjadi atau tidaknya satu atau
lebih peristiwa dimasa yang akan datang.
d. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama
satu periode dan memberikan penjelasan tentang alasan perubahan
tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber penerimaan kas dan
menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan yang
setara dengan kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk
menggunakan arus kas tersebut.
e. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis.
Satiap pos dalam neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas yang
perlu penjelasan harus didukung dengan informasi yang dicantumkan
dalam catatan atas laporan keuangan.
f. Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi
Laporan keuangan gabungan merupakan laporan dari seluruh
cabang-cabang bank yang bersangkutan baik yang ada di dalam negeri
maupun di luar negeri. Sedangkan laporan konsolidasi merupakan
laporan bank yang bersangkutan dengan anak perusahaannya.
Menurut Bastian dan Suhardjono (2006 : 284), analisis laporan keuangan
perbankan bertujuan antara lain :
untuk mengetahui tingkat pencapaian kinerja keuangan perusahaan bank, untuk mengetahui perkembangan perbankan dari satu periode ke periode berikutnya, sebagai bahan pertimbangan bagi manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasional dan penyusunan rencana kerja anggaran bank, untuk memonitor pelaksanaan dari suatu kebijakan perusahaan yang telah diterapkan, sehingga dapat diadakan perbaikan penyempurnaan di masa yang akan datang, dan sebagainya.
3. Rasio Keuangan
Menurut Djarwanto Ps (2004 : 143) bahwa rasio dalam analisis laporan
keuangan adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur
Pabundu Tika (2006:121) mengatakan bahwa kinerja sebagai hasil-hasil
fungsi pekerjaan / kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi
yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam
priode waktu tertentu. Kinerja keuangan perusahaan dapat diukur dengan
menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan.
Adapun bentuk-bentuk dari rasio keuangan perbankan adalah sebagai
berikut :
a. Rasio Likuiditas
Menurut Bastian (2006 : 296),“ Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan
untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi utang jangka
pendeknya (termasuk bagian dari utang jangka panjang yang jatuh temponya
dalam waktu sampai dengan satu tahun) dari aktiva lancarnya.”
Selain itu, likuiditas bisnis perbankan menurut Sastradipoera (2004 : 247),
merupakan “kemampuan sebuah bank untuk menyediakan alat-alat lancar guna
membayar kembali titipan yang jatuh tempo dan memberikan pinjaman kepada
nasabah yang membutuhkannya.”
Rasio likuiditas juga digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dalam membiayai kewajiban ketika ditagih. Untuk mengukur rasio likuiditas
dapat digunakan beberapa rasio antara lain :
1. Quick Ratio
Quick ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui
kemampuan bank untuk membayar kembali kewajiban kepada para
menunjukkan semakin tinggi tingkat likuiditas bank. Rumus untuk mencari
Quick Ratio adalah sebagai berikut :
sits
2. Investing Policy Ratio
Investing policy ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
mengetahui kemampuan bank untuk membayar kembali kewajiban kepada
para deposannya dengan mencairkan surat-surat berharga yang dimiliki
bank. Semakin tinggi Investing policy ratio menunjukkan semakin tinggi
tingkat likuiditas bank. Rumus untuk mencari Investing Policy Ratio adalah
sebagai berikut :
Investing Policy Ratio
its TotalDepos
Securities
x 100%
3. Loan to Deposit Ratio (LDR)
Loan to deposit ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada
para deposannya dengan menarik kembali kredit-kredit yang telah diberikan
kepada debiturnya. Semakin tinggi LDR menunjukkan semakin tinggi
tingkat likuiditas bank. Rumus untuk mencari Loan to Deposit Ratio adalah
sebagai berikut :
4. Loan to Assets Ratio
Loan to assets ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan bank dalam memenuhi permintaan kredit dari para debitur
dengan asset bank yang tersedia. Semakin tinggi loan to assets ratio
menunjukkan semakin tinggi tingkat likuiditas bank. Rumus untuk mencari
Loan to Assets Ratio adalah sebagai berikut :
ets Toatal Ass
Total Loan sets Ratio
Loan to As x 100%
5. Investment Portfolio Ratio
Investment portfolio ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur tingkat likuiditas penanaman dana dalam surat-surat berharga.
Semakin tinggi investment portofolio ratio menunjukkan semakin tinggi
tingkat likuiditas bank. Rumus untuk mencari Investment Portfolio Ratio
adalah sebagai berikut :
ada
Cash ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menunjukkan
kemampuan bank untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang sudah
jatuh tempo dengan cash asset yang dimilikinya. Semakin tinggi cash ratio
menunjukkan semakin tinggi tingkat likuiditas bank. Rumus untuk mencari
Cash Ratio adalah sebagai berikut :
b. Rasio Profitabilitas
Menurut Ali (2004 : 66), “Profitabilitas merupakan indikator dari
kemampuan bank untuk mempertahankan kecukupan modalnya. Jika
profitabilitas rendah maka bank tidak akan mampu menambah permodalannya”.
Rasio profitabilitas/ rentabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk
menilai kemampuan bank dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberi
ukuran efektif bagi bank. Untuk mengukur rasio profitabilitas dapat digunakan
beberapa rasio antara lain :
1. Gross Profit Margin
Gross profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui
kemampuan bank dalam menghasilkan laba dari operasi usahanya yang
murni. Semakin tinggi gross profit margin semakin besar tingkat
profitabilitas yang dicapai oleh bank. Rumus yang digunakan untuk
mengetahui Gross Profit Margin adalah sebagai berikut :
Gross Profit Margin
Expense Operating
Expense Operating
Income
Operating
x 100%
2. Net Profit Margin
Net profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui
kemampuan bank dalam menghasilkan net income ditinjau dari sudut
operating income-nya. Semakin tinggi net profit margin semakin besar
tingkat profitabilitas yang dicapai oleh bank. Rumus yang digunakan untuk
Income
3. Return on Equity (ROE)
Sutrisno (2002 : 267), “ ROE atau sering disebut Rate of Return on Net
Worth, adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
dengan modal yang dimiliki sendiri, sehingga ROE disebut sebagai
rentabilitas modal sendiri.” Semakin besar ROE, semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai bank. Rumus yang digunakan untuk mencari
Return on Equity adalah sebagai berikut :
Re
ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen dalam mengelola aktiva yang dimilikinya untuk menghasilkan
berbagai income. Semakin tinggi nilai ROA, maka semakin baik kinerja
bank dalam mengelola aktivanya. Rumus untuk mencari Return on Asset
adalah sebagai berikut :
R
Rate of return on loan merupakan rasio yang digunakan untuk
mengetahui kemampuan perkreditan yang ada pada bank tersebut untuk
bagi bank. Rumus untuk mencari Rate of Return on Loan adalah sebagai
6. Rate of Return on Securities
Rate of return on securities merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan penanaman dana bank dalam surat-surat berharga
untuk menghasilkan pendapatannya. Semakin tinggi rate of return on
securities semakin menguntungkan bagi bank. Rumus untuk mencari Rate of
Return on Securities adalah sebagai berikut :
rities
7. Interest Margin on Earning Assets
Interest margin on earning asset merupakan rasio yang digunakan untuk
menghitung kemampuan earning asset dalam menghasilkan pendapatannya.
Semakin tinggi interest margin on earning asset semakin baik bagi bank.
Rumus yang digunakan untuk mencari Interest Margin on Earning Assets
adalah sebagai berikut :
Interest Margin on
8. Interest Margin on Loan
Interest margin on loan merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perkreditan yang dimiliki oleh suatu bank untuk
semakin baik bagi bank. Rumus yang digunakan untuk mencari Interest
Margin on Loan adalah sebagai berikut :
Interest Margin on Loan
Rasio resiko usaha bank merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui
berbagai resiko usaha yang dihadapi oleh bank dalam bisnis perbankan. Adapun
rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur rasio resiko usaha bank antara lain :
1. Investment Risk Ratio
Investment risk ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
besarnya penururnan nilai surat-surat berharga. Rumus untuk mencari
Investment Risk Ratio adalah sebagai berikut :
2. Credit Risk Ratio
Credit risk rasio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
resiko gagalnya pengembalian kredit yang mengalami kemacetan. Rumus
yang digunakan untuk mencari Credit Risk Ratio adalah sebagai berikut :
Loans
3. Liquidity Risk
Liquidity risk merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kepada para deposan. Rumus untuk mencari Liquidity Risk adalah sebagai
4. Capital Risk Ratio
Capital risk merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya
resiko terjadinya kerugian yang mengakibatkan penurunan terhadap asset
bank yang bersangkutan sampai sejauh mana masih mampu diserap oleh
modal bank tersebut. Rumus yang digunakan untuk mencari Capital Risk
Ratio adalah sebagai berikut :
Capital Risk Ratio
Assets Risk
Capital Equity
x 100%
5. Deposit Risk Ratio
Deposit risk ratio merupakan risiko yang menunjukkan kemungkinan
kegagalan bank didalam memenuhi kewajiban kepada para deposannya
diukur dengan jumlah permodalan yang dimiliki oleh bank yang
bersangkutan. Rumus yang digunakan untuk mencari Deposit Risk Ratio
adalah sebagai berikut :
Deposit Risk Ratio
Deposit Total
Capital Equity
x 100%
6. Interest Rate Risk Ratio
Interest Rate Risk Ratio yaitu risiko untuk mengukur kemungkinan
yang dibayar oleh bank. Rumus yang digunakan untuk menghitung Interest
Rate Risk Ratio adalah sebagai berikut :
s
d. Rasio Permodalan
Rasio permodalan sering juga disebut sebagai rasio solvabilitas. Tujuan dari
analisis ini adalah untuk mengetahui kemampuan permodalan bank dalam
mendukung kegiatan bank yang dilakukan secara efisien serta menyerap
kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan. Dalam mengukur rasio
permodalan dapat digunakan beberapa rasio antara lain :
1. Primary Ratio
Primary Ratio merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk
mengukur kemampuan permodalan suatu bank untuk menutupi penurunan
assetnya akibat berbagai kerugian yang tidak dapat dihindarkan. Rumus
yang digunakan untuk mengetahui Primary Ratio adalah sebagai berikut :
Pr
2. Capital Ratio
Capital Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan permodalan untuk menutupi kemungkinan kegagalan yang ada
dalam proses pemberian kredit. Rumus yang digunakan untuk menghitung
Capital Ratio adalah sebagai berikut :
3. Capital Adequacy Ratio
Capital Adequacy Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan
kerugian didalam kegiatan perkreditan dan perdagangan surat-surat
berharga. Rumus yang digunakan untuk mencari Capital Adequacy Ratio
adalah sebagai berikut :
ATMR Modal
Ratio Adequacy
Capital x 100%
e. Rasio Efisiensi Usaha
Rasio efisiensi usaha bertujuan untuk mengukur performance manajemen
suatu bank apakah telah menggunakan semua faktor-faktor produksinya dengan
tepat, maka melalui rasio-rasio keuangan ini dapat diukur secara kuantitatif
tingkat efisiensi yang telah dicapai oleh manajemen bank yang bersangkutan.
Dalam mengukur rasio efisiensi usaha dapat digunakan beberapa rasio antara
lain :
1. Leverage Multipler
Leverage Multipler merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen suatu bank didalam mengelola asset yang
dikuasainya, mengingat atas penggunaan aktiva tetap tersebut bank harus
mengeluarkan sejumlah biaya yang tepat. Rumus yang digunakan untuk
Equity Total
Total Multipler
Leverage Assets x 100%
2. Assets Utilization
Assets Utilization merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen suatu bank di dalam memanfaatkan asset yang
dikuasainya untuk memperoleh operating income dan nonoperating income.
Rumus yang digunakan untuk mengetahui Assets Utilization adalah sebagai
berikut :
3. Provision for Loan Losses Ratio
Provision for loan losses ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur besarnya kegagalan didalam pengolahan kredit yang
diselenggarakan oleh suatu bank. Rumus yang digunakan untuk mengetahui
Provision for Loan Losses ratio adalah sebagai berikut :
Provision
4. Interest Expense Ratio
Interest Expense Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dana yang
berupa deposito. Rumus yang digunakan untuk mencari Interest Expense
Ratio adalah sebagai berikut :
Interest Expense Ratio =
Deposit Total
Paid Interest
5. Cost of Funds
Cost of Funds merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui
besarnya biaya bunga rata-rata dana yang dapat diperoleh bank tersebut.
Rumus yang digunakan untuk menghitung Cost of Funds adalah sebagai
berikut :
berapa besarnya biaya rata-rata secara keseluruhan (biaya variabel maupun
biaya tetap) yang digunakan oleh bank untuk dapat mengumpulkan dananya.
Rumus yang digunakan untuk menghitung Cost of Money adalah sebagai
berikut :
7. Cost of Loanable Fund
Cost of Loanable Fund merupakan rasio yang dipakai untuk mengukur
besarnya biaya rata-rata (yang terdiri dari biaya variabel saja) yang
digunakan oleh suatu bank untuk memperoleh loaneble fund. Rumus yang
digunakan untuk menghitung Cost of Loanable Fund adalah sebagai berikut:
Cost of Loanable Fund =
8. Cost of Borrowing Fund
Cost of Borrowing Fund merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur besarnya biaya dana rata-rata (variable expenses + fixed cost)
yang digunakan untuk memperoleh dana yang dipinjamkan kepada
nasabahnya dalam berbagai bentuk. Rumus yang digunakan untuk mencari
Cost of Borrowing Fund adalah sebagai berikut :
Cost of Borrowing Fund =
-9. Cost of Efficiency Ratio
Cost of Efficiency Ratio merupakan rasio yang dipakai untuk mengukur
besarnya penghapusan debitur-debitur dibandingkan dengan penerimaan
bank. Rumus yang digunakan untuk menghitung Cost of Efficiency Ratio
adalah sebagai berikut :
Cost of Efficiency Ratio =
venues
bermanfaat sehubungan dengan operasi dan keadaan keuangan bank, namun di
dalamnya terdapat masalah dan keterbatasan yang memerlukan kehati-hatian
dan pertimbangan. Analisis rasio keuangan menurut Martin dan Keown (1999 :
511) memiliki keterbatasan sebagai berikut :
a. Kadang-kadang sulit untuk menggolongkan sektor industri sebuah
b. Angka rata-rata industri hanya merupakan taksiran kasar dan sangat
umum sifatnya sehingga belum tentu cocok dijadikan bahan
perbandingan secara spesifik.
B. Pengertian dan Penilaian Kinerja Keuangan 1. Pengertian dan Prosedur Penilaian
Kegiatan menilai atau mengevaluasi kinerja bank akan menghasilkan
informasi yang bergunabagi bank itu sendiri. Hasil dari penilaian kinerja ini
akan dapat dijadikan sebagai umpan balik bagi formulasi atau implementasi
strategi. Jika terjadi penyimpangan, maka untuk menghindari agar tidak terjadi
penyimpangan lagi perlu dilakukan perubahan, misalnya perubahan rencana
atau kegiatan termasuk pengendaliannya.
Menurut Husein Umar (2002 : 36)
Penilaian atau evaluasi merupakan suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah tercapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanyan serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh.
Dari defenisi tersebut dapat dijelaskan :
a. Suatu proses untuk menyediakan informasi, berarti bahwa kegiatan
penilaian atau evaluasi membutuhkan data untuk dianalisis dengan
alat-alat yang relevan untuk menghasilkan informasi yang sesuai dengan
kebutuhan. Misalnya, untuk menentukan laba perusahaan dibutuhkan
dianalisis dengan perhitungan matematis sederhana, sehingga akan
dihasilkan besar laba perusahaan.
b. Sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan
pencapaian itu dengan suatu atndar tertentu untuk mengetahui ada selisih
diantara keduanya, berarti bahwa penilaian atau evaluasi dimaksudkan
untuk membandingkan suatu kegiatan yang telah diselesaikan dengan
yang seharusnya diselesaikan.
Proses penilaian pada umumnya memiliki tahapan-tahapannya sendiri.
Walaupun tidak selalu sama, tetapi yang lebih penting adalah bahwa prosesnya
sejalan dengan fungsi penilaian itu sendiri. Berikut ini merupakan salah satu
tahapan evaluasi yang sifatnya umum digunakan menurut Husein Umar
(2001:39) :
a. Menentukan apa yang akan dievaluasi
Dalam bisnis, apa saja yang dapat dievaluasi dapat mengacu pada
program kerja perusahaan. Program kerja perusahaan itulah akan terdapat
aspek-aspek yang diperlukan untuk dievaluasi. Tapi biasanya yang
diprioritaskan untuk dievaluasi adalah hal-hal yang menjadi faktor kunci
suksesnya.
b. Merancang (mendesain) kegiatan evaluasi
Sebelun evaluasi dilakukan, tentukan dahulu desain evaluasinya agar
data apa yang dibutuhkan, tahapan-tahapan kerja apa yang dilakukan, siapa
saja yang akan dilibatkan, dan apa saja yang dihasilkan menjadi jelas.
Berdasarkan desain yang telah disiapkan, pengumpulan data dapat
dilakukan secara efektif dan efisien yaitu sesuai dengan kaidah-kaidah
ilmiah yang berlaku dan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.
d. Pengolahan dan analisis data
Setelah data terkumpul, data tersebut diolah untuk dikelompokkan agar
mudah dianalisis dengan menggunakan alat-alat analisis yang sesuai,
sehingga dapat menghasilkan fakta yang dapat dipercaya. Selanjutnya
dibandingkan antara fakta dan harapan/rencana untuk mendapatkan
perbedaan (gap). Besarnya perbedaan tersebut akan disesuaikan dengan
tolak ukur tertentu sebagai hasil evaluasinya.
e. Pelaporan hasil evaluasi
Agar hasil evaluasi dapat dimanfaatkan bagi pihak-pihak yang
berkepentingan, hendaknya hasil evaluasi didokumentasikan secara tertulis
dan dikonfirmasikan baik secara lisan maupun tulisan.
f. Tindak lanjut hasil evaluasi
Evaluasi merupakan salah satu bagian dari fungsi manajemen. Oleh
karena itu, hasil evaluasi hendaknya dimanfaatkan oleh manajemen untuk
mengambil keputusan dalam rangka mengatasi masalah manajemen, baik di
tingkat strategi maupun di tingkat implementasi strategi.
2. Penilaian Kinerja Keuangan
Dalam kamus istilah akuntansi, Aliminsyah dan Padji (2003 : 215)
Suatu istilah umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau
aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode, seiring dengan referensi
pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang diproyeksikan,
suatu satndar efisiensi, pertanggungjawaban atau akuntabilitas manajemen
atau semacamnya.
Sedangkan menurut Hansen dan Mowen (1999 : 6) defenisi kinerja yaitu
“kinerja adalah tingkat konsistensi dan kebaikan fungsi-fungsi produk”. Dengan
demikian kinerja diartikan sebagai suatu istilah untuk mengukur atau menilai
kegiatan suatu organisasi.
Evaluasi kinerja dapat dilakukan pada berbagai bidang pekerjaan, termasuk
diantaranya dalam bidang organisasi baik organisasi nirlaba maupun organisasi
laba (perusahaan). Dalam skripsi ini evaluasi akan diarahkan pada organisasi
laba.
Anderson dan Clancy (1991) mendefenisikan pengukuran kinerja dalam
buku yang ditulis Sony Yuwono, dkk (2002 : 21) sebagai “feedback from the
accountant to management that provides information about how well the actions
represent the plans dan also identifies where managers may need to make
corrections or adjustments in future planning and controlling activities”.
Sementara itu Anthony, Banker, Kaplan dan Young (1997) mendefenisikan
penilaian kinerja dalam buku yang ditulis Sony Yuwono, dkk (2002 : 23)
sebagai “ the activity of measuring the performance of an activity or entire
value chain”. Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja
rantai nilai yang ada pada perusahaan. Hasil dari pengukuran tersebut kemudian
digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi tentang
prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik dimana perusahaan memerlukan
penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian.
Defenisi penilaian kinerja menurut Mulyadi dan Johny Setyawan (2001 :
353) adalah “penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi,
bagian organisasi, dan personelnya berdasarkan standar dan kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya”. Dengan demikian penilaian kinerja dapat diartikan
sebagai penentuan apakah kegiatan suatu organisasi dalam mencapai sasarannya
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
Dari berbagai defenisis di atas dapat kita simpulkan bahwa penilaian kinerja
keuangan merupakan suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh
mana suatu kegiatan tertentu telah tercapai, bagaimana perbedaan pencapaian
itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara
keduanya dan bagaimana tindak lanjut atas perbedaan tersebut. Jadi tampak
jelas untuk melakukan penilaian dibutuhkan tolak ukur tertentu sebagai acuan,
seperti yang terdapat dalam suatu program kerja. Program kerja ini pada
gilirannya akan dilaksanakan dan dievaluasi.
Ada beberapa aspek yang penting dalam melakukan penilaian terhadap
kinerja di dalam suatu perusahaan. Penilaian kinerja yang dapat dilakukan
dalam suatu perusahaan dapat digolongkan kepada dua aspek yaitu penilaian
kinerja terhadap aspek keuangan dan penilaian kinerja terhadap aspek
keuangan, sedangkan penilaian terhadap aspek non-keuangan tergantung pada
bidang apa yang akan dianalisis misalkan aspek strategi perusahaan, aspek
pemasaran, aspek operasional, dan aspek sumber daya manusia. Dalam skripsi
ini penulis hanya membahas penilaian kinerja dari aspek keuangan saja.
Dalam menilai kinerja bank, bank menggunakan rasio yang sesuai
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP Tanggal 31 Mei 2004
yang disesuaikan dengan Surat Edaran Bank Sumut
No.056/DIR/DPP-PC/SE/2004.
a. APYD terhadap Total Aktiva Produktif
APYD terhadap Total Aktiva Produktif Peringkat
Rasio sangat rendah atau tidak signifikan
(0%<Rasio<1%)
1
Rasio rendah atau tidak signifikan
(1%Rasio<3%)
2
Rasio Moderat (3%Rasio6%) 3
Rasio relatif tinggi
(6%<Rasio9%)
4
b. Tingkat Kecukupan Pemenuhan PPAP
Tingkat Kecukupan Pemenuhan PPAP Peringkat
PPAP yang dibentuk secara signifikan lebih
tinggi dari PPAP yang wajib dibentuk
(110%<Rasio)
1
PPAP yang dibentuk lebih tinggi dari PPAP
yang wajib dibentuk (105%<Rasio110%)
2
PPAP yang dibentuk relatif sama dengan
PPAP yang wajib dibentuk
(100%<Rasio105%)
3
PPAP yang dibentuk lebih kecil dari
PPAP yang wajib dibentuk
(95%Rasio<100%)
4
PPAP yang dibentuk secara signifikan lebih
kecil dari PPAP yang wajib dibentuk
(Rasio<95%)
c. Return on Asset
Return on Asset (ROA) Peringkat
Perolehan laba sangat tinggi (2%<ROA) 1
Perolehan laba tinggi (1,25%<ROA2%) 2
Perolehan laba cukup tinggi
(0,5%<ROA1,25%)
3
Perolehan laba rendah atau cenderung
mengalami kerugian (0%ROA<0,5%)
4
Bank mengalami kerugian yang besar
(ROA<0%)
5
d. Net Interest Margin
Net Interest Margin (NIM) Peringkat
Marjin bunga bersih sangat tinggi
(2,5%<NIM)
1
Margin bunga bersih tinggi
(2%<NIM2,5%)
2
Marjin bunga bersih cukup tinggi
(1,5%<NIM2%)
3
Margin bunga bersih rendah
(1%NIM<1,5%)
4
Margin bunga bersih sangat rendah
(NIM<1%)
e. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional Beban Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO)
Peringkat
Tingkat efisiensi sangat baik (BOPO<92%) 1
Tingkat efisienasi baik (92%BOPO<94%) 2
Tingkat efisiensi cukup baik
(94%BOPO96%)
3
Tingkat efisiensi buruk
(96%<BOPO98%)
4
Tingkat efisiensi sangat buruk
(BOPO>98%)
5
f. Loan to Deposit Ratio (LDR)
Loan to Deposit Ratio Peringkat
50%<LDR75% 1
75%<LDR85% 2
85%<LDR100% atau LDR50% 3
100%<LDR120% 4
C. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Dikarenakan keterbatasan penulis dalam mengakses dan memperoleh data
referensi, maka penulis hanya menampilkan tiga sampel penelitian terdahulu.
Nama Peneliti Judul Rasio Hasil penelitian
Nardi Gunawan Rasio Keuangan ( Studi Kasus Pada PT.(Persero)
Dari tahun 1999 sampai tahun 2003 nilai kinerja keuangan yang paling baik adalah pada tahun 2001 sebesar 48 atau 96% dari total skor, tetapi rata-rata setiap tahun kinerja keuangan perusahaan
Informasi DER dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan DPR, sedangkan Cash Ratio, ROE, TATO kurang menjadi Net Profit Margin (NPM), Earning Terdaftar Di BEJ
ROE, NPM, EPS, dan DER
Informasi EPS merupakan hal yang
lebih utama diperhatikan dan dijadikan tolak ukur yang lebih baik oleh
D. Kerangka Konseptual
Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual Penelitian PT. Bank Sumut Cabang Utama
Medan
Kinerja Keuangan Perusahaan Rasio Keuangan :
1. APYD terhadap Total Aktiva Produktif 2. Tingkat Kecukupan Pembentukan PPAP 3. Return On Asset
4. Net Interest Income
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian
yang terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah dan kondisi
sebagaimana adanya, sehingga hanya berupa pengungkapan fakta. Penelitian ini
dilakukan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya mengenai
perkembangan kinerja keuangan perusahaan.
B. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Data Primer diperoleh dengan cara melakukan penelitian langsung pada
PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan melalui wawancara dengan
pihak terkait guna mendapat jawaban atas permasalahan yang diteliti.
2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah
jadi. Data ini berupa struktur organisasi perusahaan, kegiatan
perusahaan, dan laporan keuangan perusahaan berupa neraca dan laba
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah :
1. Teknik wawancara yaitu dengan melakukan tanya jawab dengan
pihak-pihak tertentu dalam perusahaan, dalam hal ini adalah kepala seksi
akuntansi yaitu Bpk Zulfikar.
2. Studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan dan mempelajari
data-data yang diperoleh.
D. Metode Analisis Data
1. Metode analisis deskriptif –studi kasus yaitu dengan memecahkan kasus
dengan menggunakan rasio keuangan dalam menilai kinerja perusahaan
pada PT Bank Sumut Cabang Utama Medan tahun 2005, 2006 dan 2007.
Dalam hal ini peneliti akan mengumpulkan data, disusun, dianalisis serta
diinterprestasikan sehingga diperoleh gambaran yang sebenarnya
bagaimana kinerja keuangan perusahaan.
2. Metode komparatif yaitu metode analisis data yang dilakukan dengan
membandingkan rasio keuangan pada priode tahun yang diteliti untuk
menilai kinerja keuangan perusahaan.
3. Metode analisis trend yaitu untuk mengetahui kecenderungan keadaan
keuangan suatu perusahaan baik kecenderungan naik, turun maupun
tetap. Rumus yang digunakan untuk analisis trend adalah sebagai
Y = a + bX
E. Jadwal dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan pada PT Bank Sumut Cabang Utama Medan, Jl. Imam
Bonjol no. 18 Medan.
Tahap Penelitian Tahun 2008
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian
1. Gambaran Umum PT. Bank Sumut a. Sejarah Ringkas PT. Bank Sumut
Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara didirikan pada tanggal 4
November 1961 dengan Akte Notaris Rusli Nomor 22 dalam bentuk Perseroan
Terbatas dengan call name BPDSU. Pada tahun 1962 berdasarkan Undang
Undang Nomor 13 Tahun 1962 tentang Ketentuan Pokok Bank Pembangunan
Daerah, bentuknya dirubah menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) melalui
Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 5 Tahun 1965. Modal dasar
pada saat itu sebesar Rp. 100 juta dan sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah
Tingkat I Sumatera Utara dan Pemerintah daerah Tingkat II Sumatera Utara.
Pada tanggal 16 April 1999, berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera
Utara No.2 Tahun 1999, bentuk badan dirubah kembali menjadi Perseroan
Terbatas dengan call name Bank Sumut. Perubahan tersebut dituangkan dalam
Akte Pendirian Perseroan Terbatas No. 38 Tahun 1999 Notaris Alina Hanum
Nasution SH, dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik
Indonesia dibawah Nomor C-8224 HT.01.01 TH 99, serta diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia Nomor 54 tanggal 6 juli 1999.
Modal dasar pada saat itu ditetapkan sebesar Rp. 400 miliar. Dan karena
Desember 1999 melalui Akta No. 31, modal dasar ditingkatkan menjadi Rp. 500
miliar.
Visi Bank Sumut adalah menjadi bank andalan untuk membantu dan
mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah di segala
bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka
meningktakan taraf hidup orang banyak.
Misi Bank Sumut adalah mengelola dana pemerintah dan masyarakat secara
professional yang didasarkan pada prinsip-prinsip compliance. Statement budaya
perusahaan adalah memberikan pelayanan terbaik.
b. Struktur Organisasi Perusahaan
Dengan adanya struktur organisasi suatu perusahaan, maka setiap pimpinan
perusahaan maupun bawahannya akan mengetahui dengan jelas sampai dimana
kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan, batas-batas yang ada padanya dan kepada
siapa dia harus bertanggungjawab. Berhasil tidaknya suatu perusahaan dalam
pencapaian tujuannya banyak dibantu dengan adanya struktur organisasi
perusahaan.
Dengan demikian struktur organisasi perusahaan bukanlah merupakan suatu
tujuan perusahaan tetapi diperguanakan sebagai alat pencapaian tujuan merupakan
yang telah ditetapkan. Struktur organisasi PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan
berbentuk garis dan staff dimana kekuasaan dan wewenang akan menurun ke
bawah dan semakin sempit kekuasaannya.
Dibawah ini tugas tanggung jawab dari setiap departemen yang ada pada
1) Pemimpin Cabang
Mempunyai tugas memimpin, mengkoordinir, membimbing dan mengawasi
serta melakukan penilaian terhadap kinerja pejabat dan karyawan dilingkungan
Kantor Cabang Utama.
2) Wapimcab Bidang Pemasaran
Mempunyai tugas memberikan saran-saran dan atau
pertimbangan-pertimbangan kepada Pemimpin Cabang utama tentang langkah-langkah atau
tindakan-tindakan yang perlu diambil dibidang tugasnya.
3) Wapimcab Bidang Operasional
Mempunyai tugas mengkoordinir penyusunan usulan rencana dari Bagian
Pelayanan Nasabah, Bagian Operasional, Kas Mobil, Cabang Pembantu sesuai
bidangnya, dan ATM.
4) Bagian Pemasaran Dana
Mempunyai tugas mengelola administrasi yang berhubungan dengan
Rekening Kas Daerah / Dinas dan melakukan kegiatan promosi produk bank
khususnya dibidang dana.
5) Bagian Pemasaran Kredit
Mempunyai tugas memeriksa analisa permohonan kredit, mengkonfirmasi
data calon debitur ke bank lain atau Kantor Cabang Bank Sumut dan melakukan
wawancara dengan calon debitur.
Mempunyai tugas membantu Pimpinan Cabang Utama dalam menyusun
Rencana Kerja Tahunan dan Anggaran, serta membuat action program berkenaan
dengan unit kerjanya.
7) Bagian Operasional
Mempunyai tugas memeriksa kebenaran, kelengkapan, dan pencatatan
dokumen transaksi pengiriman/penerimaan uang, pembebanan biaya, test key dan
mensyahkannya.
8) Bagian Kontrol Intern
Mempunyai tugas melakukan pemeriksaan atas kebenaran transaksi dan
verifikasi nota serta memeriksa kelengkapan persyaratan administrasi sesuai
ketentuan yang berlaku.
9) Seksi Dana
Mempunyai tugas memonitor dan memastikan masuknya dana calon nasabah
yang merupakan hasil kegiatan pemasaran.
10)Seksi Kredit Umum
Mempunyai tugas mempersiapkan seluruh dokumen dan administrasi yang
berhubungan dengan perkreditan.
11)Seksi Kredit Profesi
Mempunyai tugas memonitor kelancaran pembayaran dan atau pelunasan
kredit serta melakukan pemeliharaan atas performance portofolio kredit yang
direalisir.
Mempunyai tugas menerima permohonan, memeriksa, melakukan analisa
permohonan dan membuat serta menatausahakan Bank Garansi baik dengan
kontra garansi maupun tunai / blokir sesuai ketentuan yang berlaku.
13)Seksi Penyelamatan kredit
Mempunyai tugas mengevaluasi kredit yang telah direstrukturisasi setiap
triwulan dan menghitung kembali kerugian yang terjadi serta melaporkan ke
Divisi Penyelamatan Kredit.
14)Seksi Pelayanan dan Informasi Nasabah
Mempunyai tugas mempersiapkan/ menyerahkan kepada nasabah cetakan
rekening/ pernyataan saldo atas permintaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
15)Seksi Keuangan
Mempunyai tugas menyimpan dan mengatur penggunaan kunci mesin ATM
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
16)Seksi Transfer
Mempunyai tugas memeriksa warkat-warkat yang akan dikliringkan /
diinkassokan dan menginput warkat kliring ke komputer Sistem Otomasi Kliring
Lokal (SOKL).
17)Seksi Akuntansi
Mempunyai tugas menyusun dan mencetak laporan-laporan harian, mingguan,
bulanan, dan tahunan untuk kepentingan intern dan ekstern.
Mempunyai tugas mengatur pengadaan dan penyediaan Alat Tulis Kantor
(ATK), Barang-barang Cetakan (BBC), materai dan alat-alat logistik yang
diperlukan untuk operasional Bank serta menatausahakannya dengan baik.
19)Seksi Administrasi Kredit
Mempunyai tugas membuat dan memeriksa Perjanjian Kredit (PK) dan atau
Persetujuan Membuka Kredit (PMK), memeriksa keabsahan barang agunan,
melakukan pengikatan barang agunan serta akta perjanjian lainnya yang dibuat
2. Laporan keuangan Bank
Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan
yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam melakukan
pengambilan keputusan. Secara umum tujuan pembuatan laporan keuangan suatu
bank adalah sebagai berikut :
a. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva, kewajiban dan
modal bank pada waktu tertentu.
b. Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari pendapatan
yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam periode tertentu.
c. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam
aktiva, kewajiban dan modal suatu bank.
d. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen bank dalam suatu
periode.
Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan
peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut
karakter ekonominya. Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran
posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban, dan ekuitas. Sedangkan unsur yang
berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan
dan beban.
Dalam skripsi ini laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan
untuk 3 periode yaitu tahun 2005, 2006, dan 2007. Hal ini digunakan untuk
keuangan bank selama tiga tahun terakhir, berikut ini disajikan laporan keuangan
3. Rasio Keuangan Bank
Dalam menilai kinerja bank, bank menggunakan rasio yang sesuai Lampiran
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP Tanggal 31 Mei 2004 yang
disesuaikan dengan Surat Edaran Bank Sumut No.056/DIR/DPP-PC/SE/2004.
Rasio yang digunakan merupakan rasio keuangan yang dianggap dominan yang
dapat mewakili rasio-rasio keuangan lainnya. Rasio keuangan yang digunakan
adalah Aktiva Produktif Yang diklasifikasikan (APYD) terhadap Total Aktiva
Produktif, Tingkat Kecukupan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva
Produktif (PPAP), Return On Assets (ROA), Net Interest Margin (NIM), Biaya
Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to
Deposit Ratio (LDR). Perhitungan rasio-rasio tersebut selama tiga tahun yaitu
tahun 2005, 2006, dan 2007 adalah sebagai berikut :
a. Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan terhadap Total Aktiva Produktif
Rasio APYD terhadap Total Aktiva Produktif dihitung dengan membagi
APYD dengan Aktiva Produktif atau dengan rumus :
APYD terhadap Total Aktiva Produktif = x 100% Produktif
Aktiva APYD
Besarnya rasio APYD terhadap Total Aktiva Produktif tahun 2005, 2006
dan 2007 adalah sebagai berikut :
b. Tingkat Kecukupan Pembentukan PPAP
Rasio Tingkat Kecukupan Pembentukan PPAP dihitung dengan membagi
PPAP yang telah dibentuk dengan PPAP yang wajib dibentuk atau dengan
rumus :
Tingkat Kecukupan Pembentukan PPAP =
dibentuk
Besarnya rasio ini selama tahun 2005, 2006 dan 2007 adalah sebagai
berikut :
Return on Asset dihitung dengan membagi laba sebelum pajak dengan
Total Asset atau dengan rumus :
Besarnya Return on Asset selama tahun 2005, 2006 dan 2007 adalah
sebagai berikut :
Tahun 2007 =
d. Net Interest Margin (NIM)
Net Interest Margin dihitung dengan membagi pendapatan bersih dengan
rata-rata aktiva produktif atau dengan rumus :
Net Interest Margin =
Besarnya Net Interest Margin selama tahun 2005, 2006, dan 2007 adalah
sebagai berikut :
Tahun 2005 =
e. Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional dehitung dengan
membagi beban operasional dengan pendapatan operasional atau dengan
rumus :
Besarnya BOPO selama tahun 2005, 2006, dan 2007 adalah sebagai
Tahun 2006 =
Loan to Deposit Ratio dihitung dengan membagi kredit dengan dana pihak
ketiga atau dengan rumus :
Loan to Deposit Ratio =
Besarnya Loan to Deposit Ratio selama tahun 2005, 2006, dan 2007
adalah sebagai berikut :
Tahun 2005 =
4. Penilaian Kinerja Keuangan Bank
Dalam menilai kinerja bank, bank menggunakan rasio yang sesuai Lampiran
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP Tanggal 31 Mei 2004 yang
a. APYD terhadap Total Aktiva Produktif
APYD terhadap Total Aktiva Produktif Peringkat Kategori
Rasio sangat rendah atau tidak signifikan
(0%<Rasio<1%)
1 Sangat Baik
Rasio rendah atau tidak signifikan
(1%Rasio<3%)
2 Baik
Rasio Moderat (3%Rasio6%) 3 Cukup Baik
Rasio relatif tinggi
(6%<Rasio9%)
4 Kurang Baik
Rasio sangat tinggi (Rasio>9%) 5 Buruk
b. Tingkat Kecukupan Pemenuhan PPAP
Tingkat Kecukupan Pemenuhan PPAP Peringkat Kategori
PPAP yang dibentuk secara signifikan
lebih tinggi dari PPAP yang wajib
dibentuk (110%<Rasio)
1 Sangat Baik
PPAP yang dibentuk lebih tinggi dari
PPAP yang wajib dibentuk
(105%<Rasio110%)
PPAP yang dibentuk relatif sama dengan
PPAP yang wajib dibentuk
(100%<Rasio105%)
3 Cukup Baik
PPAP yang dibentuk lebih kecil dari
PPAP yang wajib dibentuk
(95%Rasio<100%)
4 Kurang Baik
PPAP yang dibentuk secara signifikan
lebih kecil dari PPAP yang wajib dibentuk
(Rasio<95%)
5 Buruk
c. Return on Asset
Return on Asset (ROA) Peringkat Kategori
Perolehan laba sangat tinggi (2%<ROA) 1 Sangat Baik
Perolehan laba tinggi (1,25%<ROA2%) 2 Baik
Perolehan laba cukup tinggi
(0,5%<ROA1,25%)
3 Cukup Baik
Perolehan laba rendah atau cenderung
mengalami kerugian (0%ROA<0,5%)
4 Kurang Baik
Bank mengalami kerugian yang besar
(ROA<0%)