• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Kompensasi Dengan Prestasi Kerja Pada PT Bank Sumut Syariah Jamin Ginting Cabang Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Kompensasi Dengan Prestasi Kerja Pada PT Bank Sumut Syariah Jamin Ginting Cabang Medan"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Dessler Gary, 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta :Edisi Kesepuluh Jilid Dua PT Indeks halaman 46.

Hasibuan,MalayuS.P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : BumiAksara halaman 121.

Hasibuan, Malayu S.P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : BumiAksara halaman 94.

Hasibuan, Malayu S.P. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi Aksara Edisi Revisi Cetakan Ke Empat Belas halaman 119.

Moeheriono, Prof, Msi, 2009. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia halaman 168.

http://www.geogle.com

Nawawi, Hadari, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Ghalia Indonesia Cetakan Pertama halaman 316.

Sastrohadiwiryo, B. Siswanto, 2005. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia,

Jakarta : Bumi Aksara Cetakan Ketiga, Edisi Pendekatan

Administratif dan Operasional halaman 181.

Sirait, T. Justine, 2006. Memahami Aspek-Aspek Pengelolaan Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi, Jakarta : Penerbit PT Gramedia Widia sarana Indonesia halaman 181.

Sofyandi, Herman, 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu halaman 157.

Veithzal, Rivai, 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan,

Jakarta : PT. Raja Garfindo Persada Edisi Pertama, Cetakan Kedua

(2)

BAB III PEMBAHASAN A. Kompensasi

1. Pengertian Kompensasi

Sebuah organisasi atau perusahaan tidak akan berhasil jika hanya

diorganisir atau diatur oleh satu orang saja. Dalam pencapaian tujuan, misi dan

visi sebuah perusahaan diperlukan kerjasama yang singkron antar beberapa

bagian. Jelas bahwa dalam sebuah organisasi akan terdapat spesialisasi jenis

pekerjaan untuk mencapai tujuan tertentu organisasi dengan efektif dan efisien.

Untuk itu sangat diperlukan sistem manajemen yang handal untuk mengelola

sebuah aktifitas yang bersifat kerjasama seperti ini. Tentunya sistem manajemen

yang handal dalam segala hal yang bersangkutan dengan operasional organisasi

seperti mengelola barang, orang, keuangan, bahkan pemberian kompensasi atau

gaji.

Pemberian kompensasi kepada setiap pegawai bisa dimaksudkan untuk

mendorong orang agar bekerja seluruh tenaganya sesuai dengan kemampuan dan

spesialisasi pekerjaan masing-masing, demi sebuah organisasi, atau bahkan demi

tercapainya tujuan, visi dan misi yang diinginkan organisasi. Semua yang telah

dikerjakan oleh pegawai pantas untuk diperhitungkan dalam bentuk pemberian

gaji, demi mempertahankan hidup pribadi dan kesejahteraan pegawai. Pemberian

gaji atau honor harus secara adil, yang berarti jelas dan transparan serta

proporsional. Semua demi kesejahteraan pegawai dalam menghadapi biaya hidup

yang relatif tinggi.

Pada umumnya, banyak organisasi bertujuan memberikan merit pay adalah semata-mata untuk meningkatkan motivasi kinerja dari para karyawan. Karena hal

ini sistem penghargaan yang berupa bonus, insentif, hadiah atau apapun namanya

bertujuan memotivasi karyawan dan untuk meningkatkan kinerja mereka. Tetapi

(3)

pay benar-benar dapat meningkatkan kinerja karyawan dan kinerja organisasi karena sampai saat ini, pemeberian merit pay memang masih menjadi kontradiksi oleh para manajemen.

Kata merit pay berasal dari bahasa Inggris, yang memiliki arti jasa atau manfaat serta prestasi. Dengan demikian merit pay merupakan imbalan (reward) yang dikaitkan dengan jasa atau prestasi kerja (kinerja) seseorang maupun

manfaat yang telah diberikan oleh karyawan kepada organisasi. Secara sederhana,

konsep merit pay merupakan sistem yang mengaitkan imbalan dengan prestasi kerja seorang karyawan atau performance. Implikasi dari konsep merit pay ini bahwa seseorang yang memiliki kinerja yang baik, maka ia akan memperoleh

imbalan yang lebih tinggi, begitu pula sebaliknya. Artinya, semakin tinggi kinerja

yang diraih karyawan akan semakin tinggi pula kenaikkan imbalannya.

Kompensasi (balas jasa) langsung merupakan hak bagi karyawan dan

menjadi kewajiban perusahaan untuk membayarnya. Karena disinilah letak

pentingnya kompensasi bagi karyawan sebagai seorang penjual tenaga (fisik dan

pikiran). Kompensasi merupakan pengeluaran dan biaya bagi perusahaan,

perusahaan mengharapkan agar kompensasi yang dibayarkan memperoleh

imbalan prestasi kerja yang lebih besar dari karyawannya.

Menurut Sofyandi (2008 : 159) yaitu :

“Kompensasi merupakan suatu bentuk biaya yang harus dikeluarkan oleh

perusahaan dengan harapan bahwa perusahaan akan memperoleh imbalan dalam

bentuk prestasi kerja dari karyawannya (sudah barang tentu bahwa prestasi kerja

yang diberikan karyawan harus lebih besar dari pada kompensasi yang

(4)

Menurut Wether dan Davis (2010 : 119) dalam buku yang diterjemahkan

oleh Hasibuan mendefinisikan kompensasi yaitu :

“Kompensasi adalah apa yang seseorang pekerja terima sebagai balasan

dari pekerjaan yang diberikannya. Baik upah perjam ataupun gaji periodik

didesain dan dikelola oleh bagia personalia”.

Menurut Sedarmayanti (2011 : 239) menyatakan bahwa kompensasi adalah:

“ Segala sesuatu yang di terima oleh karyawan sebagai balas jasa kerja

mereka.”

Menurut Sastrohadiwiryo (2005 : 181) yaitu :

“Semua imbalan jasa atau balas jasa yang diberikan oleh perusahaan

kepada para tenaga kerja, karena tenaga kerja tersebut telah memberikan

sumbangan tenaga dan pikiran demi kemajuan perusahaan guna mencapai tujuan

yang ditetapkan”.

Menurut Sirait, (2006 : 181) yaitu :

Kompensai adalah hal yang diterima oleh pegawai, baik berupa uang atau

bukan uang sebagai balas jasa yang diberikan bagi upaya pegawai (kontribusi

pegawai) yang diberikannya untuk organisasi.

Menurut Dessler dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia

(2009 : 46) mendefinisikan tentang kompensasi yaitu :

“Kompensasi merajuk kepada semua bentuk bayaran atau hadiah bagi

karyawan dan berasal dari pekerjaan mereka”.

Menurut Wibowo (2007 : 461) menyatakan bahwa:

“Kompensasi adalah kontra prestasi terhadap penggunaan tenaga atau jasa yang

(5)

Berdasarkan pendapat para ahli maka dapat diambil kesimpulan bahwa

kompensasi merupakan interaksi antar karyawan dengan organisasi, yang berupa

timbal balik dari jasa yang dikeluarkan oleh karyawan dan penghargaan dari

organisasi dalam bentuk upah atau fasilitas lainnya.

Dari uraian ini, dapat diambil kesimpulan bahwa kompensasi adalah

imbalan jasa kepada karyawan karena karyawan tersebut telah memberi bantuan

atau sumbangan untuk mencapai tujuan perusahaan.

2. Jenis - Jenis Kompensasi

Sistem kompensasi yang diterapkan perusahaan merupakan salah satu cara

untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan. Oleh karena itu penentuan

sistem kompensasi harus dilakukan dengan baik. Sistem kompensasi dapat

dibedakan menurut jenisnya. Nawawi dalam bukunya (2001 : 316-317)

membagi dalam tiga jenis kompensasi yaitu :

a. Kompensasi Langsung (Direct Compensation)

Kompensasi langsung adalah penghargaan/ganjaran yang disebut gaji atau

upah, yang dibayar secara tetap berdasarkan tenggang waktu yang tetap.

Kompensasi langsung disebut juga upah dasar yakni upah atau gaji tetap

yang diterima oleh seorang pekerja dalam bentuk upah bulanan (salary) atau mingguan atau upah setiap jam (hourly wage).

b. Kompensasi Tidak Langsung (Indirect Compensation)

Kompensasi tidak langsung adalah pemberian bagian keuntungan/manfaat

lainnya bagi para pekerja di luar gaji atau upah tetap, dapat berupa uang

atau barang. Misalnya THR (tunjangan hari raya). Dengan kata lain

kompensasi tidak langsung adalah program pemberian

penghargaan/ganjaran dengan variasi yang luas, sebagai pemberian bagian

keuntungan organisasi/perusahaan. Selain itu dalam variasi yang luas itu

maka dapat pula berupa pemberian jaminan kesehatan, liburan, cuti dan

(6)

c. Insentif (Incentive)

Insentif adalah penghargaan/ganjaran yang diberikan untuk memotivasi

para pekerja agar produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya tidak tetap atau

sewaktu-waktu. Oleh karena itu insentif sebagai bagian dari keuntungan,

terutama sekali diberikan pada pekerja yang bekerja secara baik atau yang

berprestasi. Misalnya dalam bentuk pemberian bonus.

Sedangkan menurut Rivai (2008 : 357) Kompensasi dapat dibedakan menjadi :

1. Kompensasi Finansial

Kompensasi Finansial terdiri dari kompensasi tidak langsung dan

kompensasi langsung. Kompensasi langsung terdiri dari pembayaran

karyawan dalam bentuk upah, gaji, bonus, atau komisi. Kompensasi tidak

langsung atau benefit, terdiri dari semua pembayaran yang tidak tercakup

dalam kompensasi financial langsung yang meliputi hiburan, berbagai

macam asuransi jasa seperti, perawatan anak atau kepedulian keagaamaan.

2. Kompensasi Non Finansial

Kompensasi non finasial yaitu penghargaan non finansial seperti pujian

menghargai diri sendiri dan pengakuan yang dapat mempengaruhi

motivasi kerja karyawan , produktivitas, dan kepuasaan.

Berdasarkan uraian ini dapat disimpulkan bahwa kompensasi merupakan

salah satu unsur pembiayaan (cost) organisasi/perusahaan yang sangat

penting, karena akan mempengaruhi harga dasar produknya, baik berupa

barang maupun jasa yang dipasarkannya.

3. Tujuan Pemberian Kompensasi

Tujuan pemberian kompensasi menurut Hasibuan (2007:121), pada

dasarnya meliputi :

1. Ikatan Kerja Sama

Dengan pemberian kompensasi terjalinlah ikatan kerja sama formal antara

(7)

dengan baik, sedangkan pengusaha/majikan wajib membayar kompensasi

sesuai dengan perjanjian yang disepakati.

2. Kepuasaan Kerja

Dengan balas jasa, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan

fisik, satatus sosial, dan egoistiknya sehingga memperoleh kepuasaan kerja

dari jabatannya.

3. Pengadaan Efektif

Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan

yang qualified untuk perusahaan akan lebih mudah.

4. Motivasi

Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah

memotivasi bawahannya.

5. Stabilitas Karyawan

Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta eksternal

konsistensi yang kompentatif maka stabilitas karyawan lebih terjamin

karena turn-over relatif kecil. 6. Disiplin

Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin karyawan

semakin baik. Mereka akan menyadari serta mentaati peraturan-peraturan

yang berlaku.

7. Pengaruh Serikat Buruh

Dengan program kompensasi yang baik pengaruh serikat buruh dapat

dihindarkan dan karyawan akan berkosentrasi pada pekerjaannya.

8. Pengaruh Pemerintah

Jika program kompensasi sesuai dengan undang-undang perburuhan yang

berlaku (seperti batas upah minimum) maka intervensi pemerintah dapat

(8)

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kompensasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi kompensasi menurut Hasibuan

(2003:128), antara lain sebagai berikut :

1. Penawaran dan Permintaan Kerja

Jika pencari kerja (penawaran) lebih banyak daripada lowongan pekerjaan

(permintaan) maka kompensasi relative kecil. Sebaliknya jika pencari

kerja lebih sedikit daripada lowongan pekerjaan, maka kompensasi relative

semakin besar.

2. Kemampuan dan Kesedian Perusahaan

Apabila kemampuan dan kesedian perusahaan untuk membayar semakin

baik maka tingkat kompensasi akan semakin besar.

3. Serikat Buruh / Organisasi Perusahaan

Apabila serikat buruhnya kuat dan berpengaruh maka tingkat kompensasi

semakin besar. Sebaliknya jika serikat buruh tidak kuat dan kurang

berpengaruh maka tingkat kompensasi relatif kecil.

4. Produktivitas Kerja Kryawan

Jika produktivitas kerja karyawan baik dan banyak maka kompensasi akan

semakin besar. Sebaliknya kalau produktivitas kerjanya buruk serta sedikit

maka kompensasinya kecil.

5. Pemerintah dengan Undang-undang dan Keppres

Pemerintah dengan undang-undang dan keppres menetapkan besarnya

batas upah/balas jasa minimum. Peraturan pemerintah ini sangat penting

supaya pengusaha tidak sewenang-wenang menetapkan besarnya balas

jasa bagi karyawan.

6. Biaya Hidup / Cost Living

Apabila biaya hidup di daerah itu tinggi maka tingkat kompensasi/upah

semakin besar. Sebaliknya, jika tingkat biaya hidup di daerah itu rendah

(9)

7. Posisi Jabatan Karyawan

Karyawan yang menduduki jabatan lebih tinggi akan menerima

gaji/kompensasi lebih besar. Sebaliknya karyawan yang menduduki

jabatan yang lebih rendah kan memperoleh gaji/kompensasi yang kecil.

8. Pendidikan dan Pengalaman Kerja

Jika pendidik lebih tinggi dan pengalaman kerja lebih lama maka

gaji/balas jasanya akan semakin besar, karena kecakapan serta

keterampilannya lebih baik. Sebaliknya, karyawan yang berpendidikan

rendah dan pengalaman kerja yang kurang maka tingkat

gaji/kompensasinya kecil.

9. Kondisi Perekonomian Nasional

Apabila kondisi perekonomian nasional sedang maju (boom) maka tingkat upah/kompensasi akan semakin besar, karena akan mendekati kondisi full employment. Sebaliknya jika kondisi perekonomian kurang maju (depresi) maka tingkat upah rendah, karena terdapat banyak penganggur

(disqueshed unemployment).

10.Jenis dan Sifat Pekerjaan

Kalau jenis dan sifat pekerjaan yang sulit dan mempunyai resiko

(finansial,keselamatan) yang besar maka tingkat upah/balas jasanya

semakin besar karena membutuhkan kecakapan serta ketelitian untuk

mengerjakannya. Tetapi jika jenis dan sifat pekerjaannya mudah dan

resiko (finansial, kecelakaannya) kecil. Tingkat upah/balas jasanya relatif

rendah.

Ada juga faktor-faktor yang mempengaruhi kompensasi menurut,

Sofyandi (2008 : 162), sebagai berikut :

1. Adanya Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja

Permintaan tenaga kerja artinya pihak perusahaan sangat membutuhkan

tenaga kerja, maka secara otomatis kompensasi relatif tinggi. Penawaran

tenaga kerja yaitu pihak individu yang membutuhkan pekerjaan, maka

(10)

2. Kemampuan dan Kesedian Perusahaan Membayar

Bahwa ukuran besar kecilnya kompensasi yang akan diberikan kepada

karyawan akan tergantung pada kemampuan finansial yang dimiliki

perusahaan, dan juga seberapa besar kesedian dan kesanggupan

perusahaan menentukan besarnya kompensasi untuk karyawannya.

3. Serikat Buruh atau Organisasi Karyawan

Pentingnya eksitensi karyawan dalam perusahaan, maka karyawan akan

membentuk suatu ikatan dalam rangka proteksi atas kesemena-menaan

pimpinan dalam memberdayakan karyawan. Dalam hal ini muncul rasa

yang menyatakan bahwa perusahaan tidak akan bisa mencapai tujuannya

tanpa ada karyawan. Dengan demikian, maka akan mempengaruhi

besarnya kompensasi.

4. Produktivitas Kerja/Prestasi Kerja Karyawan

Kemampuan karyawan dalam menghasilkan prestasi kerja akan sangat

mempengaruhi besarnya kompensasi yang akan diterima karyawan.

5. Biaya Hidup/Cost of Living

Tingkat biaya hidup di suatu daerah akan menentukan besarnya

kompensasi. Sebagai contoh tingkat upah di daerah atau kota terpencil

akan lebih kecil dibandingkan dengan tingkat upah di kota besar.

6. Posisi atau jabatan Karyawan

Tingkat jabatan yang dipegang karyawan akan menentukan besar kecilnya

kompensasi yang akan diterimanya, juga berat ringannya beban dan

tanggung jawab suatu pekerjaan.

7. Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Kerja

Pendidikan dan pengalaman berperan dalam menentukan besarnya

kompensasi bagi karyawan. Semakin tinggi pendidikan karyawan dan

semakin banyak pengalaman kerja, maka semakin tinggi pula

(11)

8. Sektor Pemerintah

Pemerintah sebagai pelindung masyarakat berkewajiban untuk

menerbitkan system kompensasi yang ditetapkan perusahaan/organisasi,

serta instansi-instansi lainnya, agar karyawan mendapatkan kompensasi

yang adil dan layak, seperti dengan dikeluarkannya kebijakan pemerintah

dalam hal pemberian upah minimum bagi para karyawan.

5. Indikator Kompensasi

Kompensasi yang di kemukakan oleh Umar (2007:16) adalah:

1. Gaji

Imbalan yang di berikan oleh pemberi kerja kepada pegawai, yang

penerimaannya bersifat rutin dan tetap setiap bulan walaupun tidak masuk

kerja maka gaji akan tetap diterima secara penuh.

2. Insentif

Penghargaan atau ganjaran yang diberikan untuk memotivasi para pekerja

agar produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya tidak tetap atau sewaktu-waktu

3. Bonus

Pembayaran sekaligus yang diberikan karena memenuhi sasaran kinerja.

4. Upah

Pembayaran yang diberikan kepada pegawai dengan lamanya jam kerja.

5. Premi

Premi adalah sesuatu yang diberikan sebagai hadiah atau derma atau

sesuatu yang dibayarkan ekstra sebagai pendorong atau perancang atau

sesuatu pembayaran tambahan di atas pembayaran normal.

6. Pengobatan

Pengobatan di dalam kompensasi adalah pemberian jasa dalam

penanggulan resiko yang dikaitkan dengan kesehatan karyawan.

7. Asuransi

Asuransi merupakan penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan

manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari

(12)

6. Komponen-Komponen Kompensasi

Setelah suatu organisasi membuat sebuah keputusan tentang pemberian

kompensasi bagi karyawannya, selanjutnya disusunlah sebuah program

pemberian kompensasi. Di dalam program pemberian kompensasi ini

meliputi, sekurang-kurangnya delapan komponen, yang dinyatakan oleh

Hasibuan (2003) antara lain sebagai berikut :

1. Organisasi administrasi pemberian kompensasi

Pengorganisasian dan administrasi pemberian kompensasi ini sangat

diperlukan sekali. Sebab pemberian kompensasi bukanlah sekedar

membagikan upah atau gaji kepada karyawan saja, melainkan harus

memperhitungkan kemampuan organisasi serta produktivitas karyawan

dan aspek-aspek lainnya yang berhubungan dengan itu.

2. Metode pemberian kompensasi

Dalam pemberian kompensasi digunakan beberapa metode

diantaranya:

a. Metode Tunggal

Metode tunggal yaitu metode yang dalam penetapan gaji pokok hanya

didasarkan atas ijazah terakhir dari pendidikan formal yang dimiliki

karyawan.

b. Metode Jamak

Metode jamak yaitu suatu metode yang dalam gaji pokok berdasarkan

atas beberapa pertimbangan seperti ijazah, sifat pekerjaan, pendidikan,

informal.

3. Struktur pemberian kompensasi

Struktur pemberian kompensasi yang baik adalah menganut paham

keadilan. Setiap karyawan akan memperoleh kompensasi sesuai

(13)

4. Program pemberian kompensasi sebagai perangsang kerja

Suatu program pemberian kompensasi bukan semata-mata didasarkan

sebagai imbalan atas pengorbanan waktu, tenaga dan pikiran karyawan

terhadap organisasi, melainkan juga merupakan cara untuk

merangsang dan meningkatkan kegairahan kerja.

5. Tambahan sumber pendapatan bagi karyawan

Dengan program kompensasi yang baik bukan saja memperoleh upah

atau gaji yang rutin, melainkan juga memperoleh tambahan sumber

pendapatan selain upah atau gaji tersebut.

6. Terjaminnya sumber pendapatan dan peningkatan jumlah imbalan jasa

Setiap karyawan suatu organisasi mengharapkan bahwa kompensasi

yang diterima tidak akan menurun, dan bahkan setiap waktu akn naik.

Oleh sebab itu pemberian kompensasi harus menjamin bahwa

organisasinya merupakan sumber pendapatan bagi karyawannya dan

selalu memikirkan adanya peningkatan jumlah kompensasi.

7. Kompensasi bagi kelompok manajerial

Pimpinan atau atasan pada setiap organisasi merupakan kelompok

yang bertanggung jawab mati hidupnya organisasi. Oleh sebab itu

wajar apabila kompensasi yang mereka terima lebih besar daripada

karyawan biasa.

8. Prospek dimasa depan

Untuk memperhitungkan prospek yang akan datang ini perlu

memperhitungkan tiga dimensi waktu yaitu : keadaan organisasi pada

waktu yang lalu, kondisi organisasi saat ini, dan prospek masa yang

(14)

7. Kriteria Kompensasi

Kebijakan atau peraturan tentang pemberian kompensasi dalam suatu

organisasi terhadap karyawan bukan sesuatu yang statis, melainkan

bersifat dinamis. Hal ini berarti bahwa ketentuan pemberian kompensasi

suatu organisasi dapat berubah-ubah dari waktu ke waktu. Faktor-faktor

yang mempengaruhi ketentuan pemberian kompensasi ini antara lain :

keadaan perekonomian suatu Negara, kebijakan pemerintah, tuntutan

organisasi karyawan, perkembangan ilmu dan teknologi. Namun demikian

agar perubahan ketentuan tersebut tidak begitu menimbulkan

kegoncangan, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam

penentuan kebijakan pemberian kompensasi menurut Hasibuan (2003)

antara lain :

1. Biaya hidup

Dengan mempergunakan kriteria biaya hidup ini dimaksudkan agar

karyawan dapat tetap mempunyai produktivitas yang optimum, maka

mereka harus memperoleh kompensasi sebesar biaya hidup saat ini.

2. Produktivitas kerja karyawan

Jika produktivitas kerja karyawan baik maka kompensasi akan semakin

besar. Sebaliknya jika produktivitas kerjanya buruk serta sedikit maka

kompensasinya kecil.

3. Skala upah atau gaji yang umum berlaku

Secara umum skala pemberian kompensasi dapat mengacu kepada

organisasi yang sederajat dan sejenis yang sudah mempunyai skala

pemberian kompensasi atau minimal lebih tinggi dari upah minimum yang

telah ditetapkan.

4. Kemampuan membayar

Semua organisasi sellu memperhitungkan besarnya biaya yang harus

dikeluarkan untu membayar kompensasi karyawannya, dikaitkan dengan

(15)

5. Upah atau gaji

Sebagai alat untuk menarik, mempertahankan, dan memberikan motivasi

kepada karyawan. Organisasi yang baik akan selalu menarik calon

karyawannya untuk tetap betah bekerja didalamnya. Disamping itu

organisasi yang baik akan memberikan motivasi kerja bagi karyawannya.

6. Penawaran dan permintaan tenaga kerja

Jika pencari kerja (penawaran) lebih banyak dari pada lowongan pekerjaan

(permintaan) maka kompensasi relatif lebih kecil, begitu juga sebaliknya.

7. Serikat buruh atau organisasi karyawan

Apabila serikat buruhnya kuat dan berpengaruh maka tingkat kompensasi

semakin besar. Sebaliknya jika serikat buruhnya tidak kuat dan kurang

berpengaruh maka tingkat kompensasi relatif kecil.

8. Posisi jabatan karyawan

Karyawan yang menjabat jabatan yang lebih tinggi maka akan menerima

kompensasi yang ebih besar. Sebaliknya karyawan yang jabatannya lebih

rendah akan memperoleh kompensasi yang kecil.

9. Pendidikan dan pengalaman kerja

Jika pendidikan lebih tinggi dan pengalaman kerja yang lebih lama maka

kompensasi akan semakin besar, karena kemampuan serta keterampilan

lebih baik.

8. Sistem Pemberian Kompensasi

Salah satu alasan pentingnya pembayaran kompensasi karena adanya

ketidak sesuaian tingkat kompensasi yang dibayarkan kepada eksekutif

dengan kerja lain. Pemberian kompensasi adalah salah satu cara untuk

memungkinkan seluruh pekerja merasakan bersama kemakmuran

perusahaan. Selain itu, ada kesadaran yang tumbuh bahwa program

pembayaran tradisional sering kali tidak bagus dalam menghubungkan

(16)

a. Bonus Tahunan (Jasa Produksi)

Banyak perusahaan menggantikan peningkatan pendapatan karyawan

berdasarkan jasa dengan pemberian bonus kinerja tahunan, setengah tahun

atau triwulan. Jasa produksi diberikan dari pembagian laba yang diperoleh

perusahaan kepada karyawan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS).

b. Bantuan Kesejahteraan

Diberikan pada saat perusahaan mencapai laba yang telah direncanakan

yakni pencapaian sebesar 110% dari laba yang ditargetkan. Bantuan

kesejahteraan dapat diberikan berdasar triwulan maupun semester

tergantung pencapaian laba.

c. Bonus THR (Tunjangan Hari Raya)

Hak yang diberikan kepada karyawan mendekati ke hari raya Idul Fitri.

Pegawai yang menerima tidak harus yang beragama muslim, namun

seluruh karyawan. Besarnya tergantung kebijakan perusahaan.

d. Bantuan Akhir Tahun

Diberikan biasanya pada akhir tahun tepatnya pada bulan Desember, sama

seperti Tunjangan Hari Raya (THR). Seluruh karyawan memperoleh

bantuan akhir tahun. Besarnya tergantung kebijakan perusahaan.

B. Prestasi Kerja

1. Pengertian Prestasi Kerja

Istilah prestasi kerja sering kita dengar atau sangat penting bagi sebuah

organisasi atau perusahaan untuk mencapai tujuannya. Dalam konteks

pengembangan sumber daya manusia prestasi kerja seorang karyawan dalam

sebuah perusahaan sangat dibutuhkan untuk mencapai prestasi kerja bagi

karyawan itu sendiri dan juga untuk keberhasilan perusahaan. Prestasi kerja

adalah hasil kerja seseorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan

(17)

telah ditentukan terlebih dahulu dan disepakati bersama. Prestasi kerja merupakan

hasil kerja seseorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan

berbagai kemungkinan misalnya standard, target/sasaran atau kriteria yang telah

ditentukan terlebih dahulu dan disepakati bersama.

Hasibuan (2008 : 94), menjelaskan :

“Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam

melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas

kecakapan dan kesungguhan serta waktu.”

Sirait (2006 : 128), menjelaskan bahwa :

“Prestasi kerja adalah proses evaluasi atau unjuk kerja pegawai yang dilakukan

oleh organisasi.”

Handoko (2007 : 135),sebagai berikut :

“Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai organisasi mengevaluasi atau menilai karyawannya.”

Mangkunegara (2002 : 33) menyatakan:

“Prestasi kerja dari kata job performance atau actual performance adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya”.

Rivai (2004:309) mengatakan bahwa :

“Prestasi Kerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan”.

Menurut Heidjrahman dan Husnan (2002 : 188) bahwa :

“Prestasi kerja dapat ditafsirkan sebagai arti pentingnya suatu pekerjaan, tingkat

(18)

pekerjaan. Prestasi kerja merupakan proses tingkat mengukur dan menilai tingkat

keberhasilan seseorang dalam pencapaian tujuan”.

Menurut Mangkunegara (2002:67), prestasi kerja adalah :

“Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan

dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya.”

Dari beberapa pengertian prestasi kerja di atas maka dapat disimpulkan

bahwa prestasi kerja adalah hasil kerja seseorang berdasarkan beban tanggung

jawab yang diberikan kepadanya.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja

Menurut Supardi (Mangkunegara, 2006 : 53) terdapat faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi kerja, antara lain adalah sebagai berikut:

1. Kualitas kerja

Faktor ini meliputi akurasi ketelitian, kerapian dalam melaksanakan tugas,

mempergunakan memelihara alat kerja dan kecakapan dalam melakukan

pekerjaan.

2. Kuantitas kerja

Faktor yang meliputi output/keluaran dan target kerja dalam kuantitas

kerja.

3. Pengetahuan

Merupakan kemampuan seorang guru dinilai dari pengetahuan mengenai

sesuatu hal yang berhubungan dengan tugas dan prosedur kerja,

penggunaan alat kerja maupun kemampuan teknis atas pekerjaannya.

4. Penyesuaian pekerjaan

Merupakan indikator penilaian kerja yang ditinjau dari kemampuan guru

dalam melaksanakan tugas diluar pekerjaan maupun adanya tugas baru,

(19)

5. Hubungan kerja

Hubungan kerja yang penilaiannya berdasarkan sikap guru terhadap atasan

serta kemudian menerima perubahan dalam bekerja.

6. Inisiatif kerja

Inisiatif kerja dilaksanakan bila guru mempunyai ide dan berani

mengemukakan. Hal ini dapat diketahui melalui beberapa hal seperti

mengikuti konsumsi kerja, kecepatan berfikir dalam bekerja, disiplin

dalam menyelesaikan pekerjaan dan kehati-hatian dalam bekerja.

Ada juga faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja menurut Mangkunegara

(2002 : 33) :

a. Faktor Kemampuan

Secara psikologis, kemampuan (ability) karyawan terdiri dan kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realiti (knowledge + skill). Artinya karyawan yang memiliki IQ diatas rata-rata : (IQ 110 - 120) dengan pendidikan yang

memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan

sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan.

Oleh sebab itu karyawan perlu ditempatkan pada perkerjaan yang sesuai

dengan keahlian.

b. Faktor Motivasi

Motivasi berbentuk dari sikap (atitude) seorang karyawan dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi menggerakkan diri

karyawan yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja).

3. Indikator-Indikator Prestasi Kerja

Pekerjaan dengan hasil yang tinggi harus dicapai oleh karyawan.

Nasution (2000 : 99) menyatakan bahwa ukuran yang perlu diperhatikan

dalam prestasi kerja antara lain :

1. Kualitas Kerja

Kriteria penilaiannya adalah ketepatan kerja, keterampilan kerja, ketelitian

(20)

2. Kuantitas Kerja

Kriteria penilaiannya adalah kecepatan kerja

3. Disiplin Kerja

Kriteria penilaiannya adalah mengikuti instruksi atasan, mematuhi

peraturan perusahaan, dan ketaatan waktu kehadiran.

4. Inisiatif

Kriteria penilaiannya adalah selalu aktif atau semangat menyelesaikan

pekerjaan tanpa menunggu perintah atasan artinya tidak pasif atau bekerja

atas dorongan dari atasan.

5. Kerjasama

Kriteria penilaiannya adalah kemampuan bergaul dan menyesuaikan diri

serta kemampuan untuk memberi bantuan kepada karyawan lain dalam

melakukan batas kewenangannya.

4. Metode Penilaian Prestasi Kerja

Menurut Handoko (2000), metode penilaian prestasi kerja terbagi dalam

dua metode yaitu:

1. Metode Penilaian Berorientasi Pada Masa Lalu

Metode penilaian berorientasi pada masa lalu terdiri dari:

a. Skala Rata-Rata (Rating Scale)

Pada metode ini, evaluasi subjektif dilakukan oleh penilai terhadap

prestasi kerja pegawai dengan skala tertentu dari rendah sampai tinggi.

b. Checklist

Metode penilaian ini dimaksudkan untuk mengurangi beban penilai.

Penilai tinggal memilih kalimat-kalimat atau kata-kata yang

(21)

c. Peristiwa Kritis

Pada metode ini didasarkan pada catatan-catatan penilai yang

menggambarkan perilaku pegawai sangat baik atau sangat buruk dalam

kaitannya dalam pelaksanaan kerja.

d. Peninjauan Lapangan

Pada metode ini, wakil ahli departemen personalia turun ke lapangan dan

membantu para penyelia dalam menilai.

e. Tes dan Observasi Prestasi Kerja

Bila jumlah pekerjaan terbatas, penilaian prestasi kerja biasa didasarkan

pada tes pengetahuan dan ketrampilan. Agar berguna harus reliabel dan

valid.

f. Evaluasi Kelompok

Penilaian ini biasanya dilakukan oleh penyelia atau atasan langsung.

Metode ini berguna untuk pengambilan keputusan untuk menaikkan upah,

promosi dan berbagai bentuk penghargaan organisasional karena dapat

menghasilkan rangking pegawai dari yang terbaik dan yang terburuk.

2. Metode yang Berorientasi Pada Masa Depan

Metode yang berorientasi pada masa depan terdiri dari:

a. Penilaian Diri (Self Appraisal)

Teknik evaluasi ini, berguna bila tujuan evaluasi adalah tujuan untuk

melanjutkan pengembangan diri.

b. Penilaian Psikologis (Physicological Appraisal)

Penilaian ini biasanya dilakukan oleh para psikolog, terutama untuk

menilai potensi pegawai di waktu yang akan datang.

c. Pendekatan Management By Objectives (MBO)

Pada pendekatan ini setiap pegawai dan penyelia secara bersama

menetapkan tujuan-tujuan dan sasaran pelaksanaan kerja di waktu yang

(22)

d. Teknik Pusat Penilaian

Bentuk penilaian pegawai yang distandarisasikan dimana tergantung pada

berbagai tipe penilaian

5. Aspek–Aspek Prestasi Kerja

Veitzhal Rivai (Mangkunegara, 2006:50) menyatakan bahwa

aspek-aspek prestasi kerja dapat dikelompokkan menjadi :

1. Kemampuan teknis, yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan,

metode, teknik dan peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan

tugas serta pengalaman dan pelatihan yang diperolehnya.

2. Kemampuan konseptual, yaitu kemampuan untuk memahami

kompleksitas lembaga pendidikan dan penyesuaian dari masing-masing

tenaga pengajar, staf serta atasan ke dalam bidang operasional lembaga

pendidikan secara menyeluruh, yang pada intinya individu – individu

tersebut memahami tugas, fungsi serta tanggung jawabnya.

3. Kemampuan hubungan interpersonal, yaitu antara lain kemampuan untuk

bekerja sama dengan orang lain dan memotivasi diri sendiri.

C. Pemberian Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja Pada PT Bank Sumut Syariah Cabang Pembantu Jamin Ginting Medan

Pada PT Bank Sumut Syariah Cabang Pembantu Jamin Ginting Medan ada

beberapa bentuk pemberian kompensasi, yaitu :

1. Gaji

Gaji yang diberikan berdasarkan golongan/grade selama bekerja. Besarnya kompensasi yang dibayarkan kepada karyawan ditetapkan atas

dasar peraturan yang telah ditentukan. Pada PT Bank Sumut Syariah

golongan/grade dibawah grade IV tidak memperoleh tunjangan jabatan. Namun untuk Teller memperoleh tunjangan kas. Tunjangan jabatan

(23)

Rp.1.149.500/orang sekali dalam sebulan. Tetapi tidak termasuk gaji

pokok.

2. Tunjangan Tidak Tetap

Pada PT Bank Sumut Syariah tunjangan tidak tetap diberikan sebesar

30% dari gaji pokok yang diterima bersamaan dengan pembayaran.

Jumlah hari kerja mempengaruhi tunjangan tidak tetap.

3. Tunjangan Jabatan karyawan

Karyawan yang menduduki jabatan lebih tinggi akan menerima

kompensasi yang disebut tunjangan jabatan. Sebaliknya karyawan yang

menduduki jabatan yang lebih rendah akan memperoleh kompensasi

yang lebih kecil. Pada PT Bank Sumut Syariah tunjangan jabatan uang

makan diperoleh sebesar Rp.250.000/orang perminggu.Yang diperoleh

setiap hari kerja akhir minggu. Uang makan akan dilakukan pemotongan

jika tidak hadir.

4. Pendidikan dan Masa Bekerja Mempengaruhi Balas Jasa

Perhitungan prestasi melalui manajemen kinerja yang dilakukan satu

tahun sekali yang dinilai oleh atasan langsung dan diperiksa oleh kantor

pusat.

5. Upah Lembur

Kerja lembur kurang dari satu jam tidak diberikan upah lembur. Dasar

perhitungan upah kerja lembur adalah upah sejam yang diperhitungkan

dengan jumlah waktu kerja lembur yang tertera pada surat dinas kerja

lembur dan atau pencatatan pada alat pencatat kehadiran. Perhitungan

upah kerja lembur adalah berdasarkan upah sejam yang diperhitungkan

(24)
[image:24.595.103.521.175.267.2]

Tabel 3.1

Upah Lembur Per Jam

Grade Hari Kerja Hari Istirahat Mingguan/Libur Resmi

Jam Ke I Jam Ke II Jam Ke I-VIII Jam Ke IX Jam Ke X-XII

I s/d IV atau V

1,5×upah sejam

2×upah sejam

2× upah sejam 3×upah sejam

4 ×upah sejam

Sumber SE No : 021/Dir/DSDM-TK/SE/2014, (02 Juni 2014)

a. Pejabat yang bekerja melebihi waktu kerja untuk kepentingan Bank pada

hari kerja atau hari istirahat mingguan /hari libur resmi tidak diberi upah

kerja lembur yaitu :

1. Pejabat Struktural dengan posisi grade VI keatas. 2. Pejabat Fungsional dengan posisi grade V keatas.

b. Upah kerja lembur sebagaimana dimaksud dalam angka V diatas tidak

diberikan kepada pegawai yang diberi honor. Karena ditugaskan sebagai

anggota kepanitian /anggota tim

c. Pegawai yang telah melaksanakan kerja lembur selama 3 (tiga) jam atau

lebih wajib diberikan makanan dan minuman dengan biaya maksimal atau

Rp.25.000/orang dan tidak boleh digantikan dengan uang.

D. Hubungan Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan

Hal tersebut sejalan dengan tujuan kompensasi yang pada dasarnya untuk

mendorong para karyawan meningkatkan prestasi kerja mereka. Untuk

mencapai hal tersebut maka kompensasi yang diterima harus dapat

menimbulkan kepuasaan bagi mereka. Untuk itu prinsip-prinsip dalam

pemberian kompensasi seperti kewajaran, keadilan, keamanan, kejelasan,

pengendalian biaya, keseimbangan, bersifat merangsang karyawan dan

kesepakatan harus diperhatikan. Dengan tercapainya kepuasaan karyawan

(25)

menciptakan kepuasan kerja sehingga dapat meningkatkan komitmen dan

(26)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian teoritis mengenai kompensasi dan prestasi kerja, maka

penulis akan menarik kesimpulan yang didasarkan pada uraian tentang pemberian

kompensasi dan prestasi :

1. Ada pengaruh pemberian kompensasi terhadap prestasi kerja.

2. Sistem pemberian kompensasi telah dilaksanakan baik dengan adanya

pemberian tunjangan, insentif, dan bantuan kesejahteraan kepada

karyawan Bank Sumut Syariah.

3. Dalam meningkatkan prestasi kerja karyawan pada Bank Sumut Syariah

memberikan kompensasi seperti tunjangan hari raya (THR) dan bonus

akhir tahun dimana semua karyawan mendapatkannya berdasarkan

(27)

B. SARAN

Dari kesimpulan ini, maka penulis memberikan saran kepada karyawan.

Adapun saran yang akan diberikan penulis adalah :

1. Pemberian kompensasi sangat berpengaruh terhadap prestasi kerja

karyawan maka perhatian terhadap karyawan perlu ditingkatkan dengan

memberikan pelatihan-pelatihan dan pengembangan diri untuk mendukung

pekerjaan agar lebih berkompeten.

2. Dengan diberikannya tunjangan, insentif dan bantuan kesejahteraan

kepada karyawan Bank Sumut Syariah agar lebih meningkatkan prestasi

kerja dan disiplin dalam bekerja.

3. Dengan pemberian balas jasa yang diberikan kepada karyawan Bank

Sumut Syariah diharapkan prestasi kerja karyawan lebih ditingkatkan,

(28)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

A. Ruang Lingkup Perusahaan

1. Sejarah PT. Bank Sumut

Bank pembangunan Daerah Sumatera Utara (BPSDU) didirikan tanggal 04

November 1961 dalam bentuk perseroan terbatas dan diubah menjadi Bank

Umum Milik Pemerintah (BUMD) berdasarkan UU No. 13 Tahun 1962 tentang

ketentuan pokok Bank Pembangunan Daerah. Namun tanggal 16 April 1999

dengan Perda No. 2/1999 bentuk badan hukum diubah PT. Bank Pembangunan

Daerah Sumatera Utara yang disingkat dengan PT. Bank Sumut.

PT. Bank Sumut yang merupakan salah satu alat/kelengkapan otonomi

daerah di bidang perbankan, PT. Bank sumut mempunyai fungsi sebagai

penggerak dan pendorong laju pembangunan di daerah, bertindak sebagai

pemegang kas daerah dan atau melaksanakan penyimpanan uang daerah serta

sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dengan melakukan kegiatan usaha

sebagai Bank Umum sebagai dengan maksud UU. No. 7 Tahun 1992 yang telah

diubah menjadi UU. No 10 Tahun 1998.

Dampak krisis yang melanda Indonesia di segala bidang pada tahun 1997

termasuk dibidang ekonomi yang mengakibatkan banyak perusahaan yang gulung

tikar akhirnya berimbas pada banyaknya bank swasta dan bank pemerintah yang

tutup dan melakukan marger untuk menyelamatakan asset karena kerugian akibat

kredit macet. Oleh karena itu pemerintah menganggap PT. Bank Sumut mampu

untuk bangkit kembali dan mengingat pentingnya peranan PT. Bank Sumut dalam

menunjang pembangunan di daerah Sumatera Utara, maka pemerintah hanya

memasukan PT. Bank Sumut kedalam bank yang direkapitalisasi.

Gagasan dan wacana untuk mendirikan Unit/Divisi Usaha Syariah

sebenarnya telah berkembang cukup lama dikalangan stakeholder PT. Bank

Sumut, khususnya Direksi dan Komisaris, yaitu sejak dikeluarkannya UU.No. 10

(29)

mendirikan Unit Syariah. Pendirian Unit Usaha Syariah juga didasarakan pada

kultur masyarakat Sumatera Utara yang religious, khususnya umat Islam yang

semakin sadarkan pentingnya menjalankan ajaranya dalam semua aspek

kehidupan, termasuk dalam bidag ekonomi.

Komitmen untuk mendirikan Unit Usaha Syariah semakin menguat seiring

dikeluarkannya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan bahwa

bunga haram. Tentunya, fatwa ini mendorong keinginan masyarakat muslim untuk

mendapatkan layanan jasa-jasa perbankan berdasarkan prinsip-prinsip syariah.

Dari hasil survey yang dilakukan di 8 (delapan) kota si Sumatera Utara,

menunjukan bahwa minat masyarakat terhadap pelayanan Bank Syariah cukup

tinggi yaitu mencapai 70% untuk tingkat ketertarikan dan diatas 50% untuk

keinginan mendapatakan pelayanan perbankan Syariah.

Atas dasar hal ini, komitmen PT. Bank Sumut terhadap pengembangan

layanan Perbankan Syariah maka pada tanggal 04 November 2004 PT. Bank

Sumut membuka Unit Usaha Syariah dengan 2 (dua) kantor Cabang Syariah yaitu

Kantor Cabang syariah Medan dan kantor Cabang Syariah Padang Sidimpuan

sesuai izin dari BI NO.6/DPIP/PRZ/ Mdn tanggal 18 Oktober 2004.

Bank Sumut Usaha merupakan salah satu bank yang beroperasi

berdasarkan prinsip syariah sesuai dengan izin prinsip BI No. 6/2 PRIP/PRZ/Mdn

tanggal 28 April 2004 dan izin pembukaan kantor Cabang Syariah Medan dan

Padang Sidimpuan No.5/142/PRZ/Mdn tanggal 28 Oktober 2005 diikuti dengan

dibukanya Cabang Syariah Tebing Tinggi pada tanggal 26 Desember 2005 sesuai

dengan izin opresional Bank Indonesia sesuai dengan surat Bank Indonesia

Medan kepada Direksi PT. Bank Sumut Syariah, kantor cabang Pembantu dan

Kantor Kas Bank Sumut.

PT. Bank Sumut Unit Usaha telah didukung oleh system operasional

perbankan yang disebut OLIB’S Syariah.Dalam menajalankan operasional

perbankan sehari-hari PT. Bank Sumut Unit Usaha Syariah menggunakan system

operasional perbankan yang menguat pada prinsip Syariah. Pada system operasi

Bank Sumut Unit Usaha Syariah pemilik dana menanamkan uangnya di bank

(30)

keuntungan bagi hasil. Dana nasabah tersebut kemudian di salurkan kepada

mereka yang membutuhkan dalam bentuk modal usaha, dengan perjanjian

keuntungan telah disepakati.

2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Dalam kegiatan operasionalnya Unit Usaha Syariah PT. Bank Sumut

Syariah membagi produknya tiga bagian kegiatan utama :

1. Menghimpun dana

2. Menyalurkan dana

3. Memberikan jasa bank lainnya

3. Visi, Misi dan Budaya Perusahaan

a. Visi Perusahaan

Adapun Visi dari PT. Bank Sumut Syariah adalah menjadi bank andalan

bagi masyarakat, membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian

dan pembangunan daerah disegala bidang serta sebagai salah satu sumber

pendapatan daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

b. Misi Perusahaan

Adapun misi dari PT. Bank Sumut Syariah adalah mengelola dana

pemerintah dan masyarakat secara professional yang didasarkan pada

prinsip compliance.

c. Budaya Perusahaan

Adapun PT. Bank Sumut Syariah sebagai bank yang beroperasi atas dasar

prinsip Syariah menetapkan budaya yang spesifik yaitu memberikan

(31)

B. Struktur Organisasi PT. Bank Sumut Syariah Cabang Pembantu Jamin Ginting

Struktur organisasi merupakan hal yang sangat penting diperhatikan oleh

pimpinan perusahaan.Struktur organisasi juga dapat memberikan gambaran secara

skematis tentang hubungan kerjasama antara orang-orang yang terdapat dalam

organisasi dengan jelas.

Adapun struktur organisasi pada PT. Bank Sumut Syariah Cabang

Pembantu Jamin Ginting Medan pada Gambar 2.1 sebagai berikut :

[image:31.595.45.567.302.569.2]

Sumber : Bank Sumut Syariah Capem Jamin Ginting Medan (2015)

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Bank Sumut Syariah Capem Jamin Ginting Medan

PEMIMPIN CABANG PEMBANTU

WAKIL PEMIMPIN CABANG PEMBANTU

PEMASARAN ADMIN

PEMBIAYAAN

FUDDING OFFICER

TELLER CUSTOMER

(32)

C. Job Description (Uraian Pekerjaan)

A. Tugas Pemimpin Cabang Syariah

1. Memimpin, mengkoordinasi mengarahkan, membimbing, mengawasi, dan

mengevaluasi.

a. Kegiatan penghimpun dana, penyalur pembiayaan, pemasaran jasa-jasa

bank dan pemasaran layanan syariah sesuai rencana bank.

b. Kegiatan administrasi pembiayaaan, pengelolaan, likuiditas, penyelesaian

pembiayaan non lencer, pembuat laporan dan kearsipan sesuai ketentuan

yang berlaku.

c. Kepatuhan pejabat dan pegawai terhadap pelaksanaan standar Operasional

Prosedur dilingkungan Kantor Cabang Syariah dan unit kantor

dibawahnya.

d. Pelaksanaan tata kelola perusahaan (GCG) oleh pejabat dan pegawai

dilingkungan Kantor Cabang Syariah dan unit kantor dibawahnya.

e. Pelaksanaan Standar pelayanan Bank Sumut oleh pejabat dan pegawai

dilingkungan Kantor Cabang Syariah dan unit kantor dibawahnya.

f. Penggunaan teknologi informasi oleh pejabat dan pegawai di lingkungan

Kantor Cabang Syariah dan unit kantor dibawahnya.

2. Mengajukan rencana anggaran, investasi, inventaris dan jaringan kantor

untuk dituangkan ke dalam rencana kerja Anggaran Tahunan Bank.

3. Menyusun kerja kantor Cabang Syariah sehubungan dengan upaya

pencapaian target rencana kerja dan melakukan pemantauan serta

mengevaluasi pelaksanaanya.

4. Meginjak lanjut hasil temuan dan atau rekomendasi dari Kontrol Intern/

Satuan Pemeriksaaan Internal (SPI) Pemeriksaan Eksternal serta

(33)

5. Memberikan sikap proses pengambilan keputusan dan memastikan

resiko-resiko yang diambil atas setiap dalam keputusan dalam batas toleransi

yang tidak merugikan Bank baik saat maupun masa yang akan datang.

6. Meminilisirkan setiap potensi resiko yang mungkin terjadi pada kegiatan

operasional, pembiayaan, likuiditas, pasar, dan resiko lainnya.

7. Melaporkan setiap risiko yang berpotensi terjadi atas setiap kegiatan

Kantor Cabang Syariah kepada Direksi.

8. Memantau dan memastikan serta melaporkan setiap transaksi yang

dikategorikan transaksi keuangan tunai (Cash Transaction) dan transaksi keuangan mencurigakan (Supercious Transcation).

9. Melakukan evaluasi atas kinerja unit kantor/kerja dibawahnya.

10.Mengelola dana pemerintah Daerah (untuk unit kantor yang ada rekening

kas daerah) dan menjaga agar tidak beralih ke bank lain.

11.Memelihara dan menjaga Giro Wajib Minimum (GWM) kantor cabang

syariah.

12.Mengelola dan mengamankan kunci penyimpanan uang dan surat

berharga/ surat agunan pembiayaan.

13.Menghadiri dan memberikan pendapat dalam rapat kelompok pemutus

pembiayaan.

14. Mereview analisa pembiayaan Bank garansi diatas wewenang unit kantor

dibawahnya.

15.Menyelenggarakan acara secara serah terima jabatan dan pengambilan

sumpah jabatan kepada pegawai yang dipromosikan sebagai pejabat

struktural di bawahnya sesuai periodikyang berlaku.

16.Mengadakan rapat yang bersifat koordinasi, bimbingan, pengarahan,

(34)

secara periodik dalam rangka peningkatan kinerja, pengetahuan dan

pelayanan.

17.Memberikan atau pertimbangan kepala Direksi tentang langkah-langkah

yang perlu diambil dibidang tugasnya.

18.Melakukan koordinasi kerja dengan unit kerja di kantor pusat maupun unit

kerja dibawahnya.

19.Mewakili bank dalam mengadakan hubungan/ kerjasama dengan pihak

lain berkaitan pelaksanaan fungsi kantor Cabang Syariah.

20.Membantu laporan terkait operasioanl Bank sesuai ketentuan yang

berlaku.

21.Melaksanakan tugas lainnya sesuai fungsi dan aktivitas kantor Cabang

Syariah.

B. Tugas Wakil Pemimpin Cabang Pembantu Syariah

Membantu Pemimpin Cabang Pembantu Syariah dalam :

1. Mengajukan rencana anggaran, investasi, invetaris untuk unit kerja

dibawah koordinasi yang akan dituangkan kedalam Rencana Kerja

Anggaran Tahunan Bank.

2. Menyusun program kerja dibawah koordinasinya sehubungan dengan

upaya pencapaian target rencana kerja dan melakukan pemantauan serta

mengevaluasi pelaksanaan.

3. Menindak lanjuti hasil temuan dan atau rekomendasi control Intern/Satuan

Pemeriksaan Internal (SPI) Pemeriksaan Eksternal serta melaporkan tindak

lanjut temuan kepada pimpinan cabang syariah.

4. Melakukan evaluasi atas kinerja unit kantor/ kerja dibawah koordinasinya.

5. Menghadiri dan memberikan pendapat dalam rapat kelompok pemutus

(35)

6. Memeriksa kebenaran lampiran neraca.

7. Mengadakan rapat yang bersifat koordinasi, bimbingan, pengarahan,

transfer of knewledge dan atau sosialisasi ketentuan maupun produk baru secara periodik dalam rangka peningkatan kinerja, pengetahuan dan

pelayanan dengan unit kerja dibawah koordinasinya.

8. Memberikan saran atau pertimbangan kepada pimpinan Cabang Syariah.

9. Melakukan koordinaasi kerja dengan unit kerja dikantor pusat maupun unit

kerja dibawah koordinasinya.

10.Membuat laporan terkait Operasional Bank sesuai ketentuan yang berlaku.

11.Melaksanakan tugas lainnya sesuai fungsi dan aktivitas unit kerja dibawah

koordinasinya.

C. Tugas Operasioanal Fuddy Officer Cabang Syariah Membantu pimpinan Cabang Syariah dalam :

1. Melakukan proses tutup hari transaksi dan mencetak rekap lampiran serta

mencocokannya.

2. Mengkoordinasi pembuatan penghitungan ongkos yang masih harus

dibayar pada akhir tahun buku.

3. Mengatur pemakaian kendaraan dinas untuk keperluan kantor.

4. Mengatur penjilitan nota-nota dan dokumen serta menatausahakan

penyimpananya.

5. Melakukan administrasi dan pendistribusian surat menyurat dan

(36)

6. Menata usahakan Surat Edaran, Surat Intruksi, Surat Keputusan Nota

Dinas Direksi dan naskah tata dinas lainnya.

7. Membuat laporan terkait operasional dan operational sesuai ketentuan

yang berlaku.

8. Melaksanakan tugas lainnya sesuai fungsi dan aktivitas operasional.

D. Tugas Pemasaran

Adapun tugas dari Pemasaran antara lain :

1. Mengelola pelaksanaan sistem dan prosedur bidang pemasaran.

2. Melakukan serta mengembangkan pemasaran produk dan jasa bank.

3. Memproses permohonan serta mengelola kredit komersial.

4. Memproses permohonan serta mengelola kredit konsumtif.

5. Memproses permohonan serta mengelola kredit program.

6. Memproses permohonan serta mengelola kredit kecil & mikro.

7. Melaksanakan penilaian terhadap agunan kredit.

8. Melakukan analisis manajemen resiko kredit.

9. Mengelola pelaksanan prinsip kehati-hatian dan kepatuhan terhadap sistem

dan prosedur, peraturan Bank Indonesia, peraturan Perundang-undangan

serta intern bank lainnya yang berlaku.

10.Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok, fungsi serta

(37)

E. Tugas Admin Pembiayaan

Adapun tugas dari Admin Pembiayaan antara lain :

1. Membuat nota, akad yang berhubungan dengan pencairan pembiayaan.

2. Membuat register pembayaran notaris dan asuransi.

3. Follow up pembiayaan (penagihan nasabah yang menunggak).

4. Mengarsip berkas pembiayaan.

5. Membuat laporan terkait pembiayaan.

F. Tugas Teller

Adapun tugas dari Teller antara lain :

1. Menerima nasabah untuk melakukan setoran dan penarikan tunai nasabah

antar kantor maupun unit operasionalnya.

2. Melakukan transasksi penarikan dan pemindah bukuan (Over booking). 3. Crosselling produk (menawarkan produk lain yang dibutuhkan).

4. Pembuatan laporan koreksi atas pengaduan nasabah terkait pembayaran

melalui teller.

G. Tugas Customer Service

Adapun tugas dari Customer Service antara lain :

1. Pembukaan rekening.

2. Crosseling produk (menawarkan produk lain yang dibutuhkan nasabah). 3. Handeling(penanganan keluhan nasabah).

4. Penerbitan surat keterangan Bank.

5. Penerbitan buku cek/bilyet giro.

6. Penerbitan Atm dan penutupan Atm.

7. Melakukan perubahan pengkinian data nasabah.

(38)

D. Kinerja Usaha Terkini

Kinerja suatu perusahaan merupakan tolak ukur suatu perusahaan dalam

meningkatkan efisiensi dan efektivitas serta produktivitas kerja. Pengukuran

kinerja berguna untuk mengetahui sejauhmana efektivitas sistem atau tata cara

kerja yang sudah ada. Untuk lebih meningkatkan kinerja perusahaan, maka Bank

Sumut Syariah Cabang Pembantu Medan menerapkan beberapa kebijakan sebagai

berikut :

1. Kebijakan Produk

Mencakup desain produk yang ditawarkan kepada nasabah harus memiliki

keunggulan serta kelebihan jika dibandingkan dengan produk

pesaing.Produk yang ditawarkan antara lain tabungan Marwaah,

Marhamah, dan tabungan Makbul (Tabungan Haji).

2. Kebijakan Harga

Kebijakan harga dapat dilihat dari tingkat bagi hasil tabungan antara

nasabah dengan bank.Kebijakan ini berhubungan langsung terhadap

tingkat pendapatan yang diterima melalui pemasaran produk dan

dihubungkan dengan tujuan perusahaan.

3. Kebijakan Promosi

Tujuan dari kebijakan promosi adalah untuk mendorong agar konsumen

lebih banyak membeli produk yang dipromosikan.Peranan promosi sangat

penting, apabila promosi telah berhasil menarik minat dan perhatian

konsumen maka dapat meningkatkan pemasaran dan konsumen akan

memberikan dananya untuk disimpan di bank tersebut.Dan sebaliknya jika

promosi gagal maka tingkat pemasaran produk tersebut akan semakin

menurun dan berdampak pada pengumpulan dana yang juga menurun.

4. Kebijakan Tempat

Menempatkan kantor atau unit yang strategis sehingga Bank Sumut

Syariah lebih mudah di kenal oleh masyarakat, yang mudah di jangkau

(39)

Selain menetapkan kebijakan ini, Bank Sumut Syariah juga melakukan

berbagai kinerja yaitu :

1. Menjadi sponsor utama PRSU (Pekan Raya Sumatera Utara) dan juga

sponsor utama syariah Fair Medan, serta ikut andil dalam pemecahan rekor

MURI yang berhasil mengumpulkan tanda tangan sebanyak 1430 debitur

dalam satu hari dalam rangka tahun baru hijriyah.

2. Melakukan Perjanjian Kerjasama Perumnas RS (Rumah Sederhana) dan

RSS (Rumah Sehat Sederhana) Dekopin (Dewan Koperasi Indonesia)

mengenai pemberian fasilitas pembiayaan perumahan, kerjasama Bank

Sumut Syariah Telkom dan kerjasama Bank Sumut Syariah XL untuk

pemasaran Blackberry.

E. Jaringan Usaha Kegiatan Perusahaan

Kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank Sumut Syariah diatur dalam

pasal 36 peraturan Bank Indonesia No. 6/24/PBI/2004. Kegiatan usaha

yang dilakukan pada Bank Sumut Syariah Cabang Pembantu Medan yaitu :

A. Menghimpun Dana

a.Tabungan Wadiah

1. Tabungan Marwah (Martabe Wadiah) tabungan marwah merupakan

tabungan yang dikelola berdasarkan prinsip wadiah yang merupakan titipan

murni dengan pemilik dana, bank dapat mengelolanya didalam operasional

bank untuk mendukung sektor ril, dengan menjamin bahwa dana tersebut

dapat ditarik setiap saat oleh pemilik dana. Lembaga penjaminan simpanan

(LPS) menjamin pengembalian dana titipan nasabah sampai dengan

Rp.100.000.000.

2. Tabungan Makbul adalah produk tabungan khusus PT Bank SumutSyariah

sebagai sarana penitipan BPIH (Biaya Penyelenggara Ibadah Haji)

penabung perorangan secara bertahap ataupun sekaligus dan tidak dapat

(40)

b. Produk Mudharabah

Tabungan Marhamah ( Martabe Bagi Hasil Mudharabah) merupakan produk

penghimpun dana yang dalam pengelolaannyamenggunakan prinsip

mudharabah, yaitu investasi yang dilakukan oleh nasabah sebagai pemilik dana

dan bank sebagai pihak yang bebas tanpa pembatasan dari pemilik dana

menyalurkan dana nasabah tersebut dalam bentuk pembiayaan kepada usaha

yang menguntungkan dan tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Atas

keuntungan yang di dapat dari penyalur dana, bank memberikan bagi hasil

sesuai dengan nisbah yang disepakati.

c. Deposito Ibadah

Prinsipnya sama dengan tabungan marhamah, akan tetapi dana yang disimpan

oleh nasabah hanya dapat ditarik berdasarkan jangka waktu yang telah

ditentukan dengan bagi hasil keuntungan yang telah disepakati bersama.

Investasi akan disalurkan untuk usaha yang produktif dan halal.

d.Simpanan Giro Wadiah

Simpanan giro wadiah merupakan produk penyimpanan dana yang

menggunakan prinsip wadiah (titipan murni). Pada produk ini nasabah

menitipkan dana dan bank akan mempergunakan dana tersebut sesuai dengan

prinsip syariah dan menjamin akan mengembalikan titipan tersebut secara utuh

bila sewaktu-waktu nasabah membutuhkannya.

B. Penyaluran Dana

a. Pembiayaan Murabahah

Murabahah merupakan akad jual beli atas barang dengan harga yang disepakati

diawal dimana bank menyebutkan harga pembelian dan margin yang diperoleh

bank.Bank dapat mensyaratkan pembeli untuk membayar uang muka. Nasabah

membayar kepada bank menurut harga yang diperjanjikan dan harga pembayaran

tidak berubah selama jangka waktu yang telah disepakati. Produk pembiayaan ini

dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan usaha seperti modal kerja dan

(41)

b.Pembiayaan Mudharabah

Mudharabah adalah akad kerjasama antar bank sebagai pemilik dana dengan

nasabah sebagai pengelola dana. Jangka waktu pembiayaan, pengembalian dana,

dan pembagian keuntungan ditentukan dalam akad. Pembiayaan mudharabah

dapat di manfaatkan untuk nasabah yang dapat membutuhkan dana secara cepat

untuk membiayai proyek atau pekerjaan atau usaha. Bank tidak ikut serta dalam

pengelolaan usaha nasabah, tetapi memiliki hak dalam pengawasan dan

pembinaan usaha nasabah.

c. Pembiayaan Musyarakah

Penanaman dana dari pemilik dana atau modal untuk mencampurkan dana atau

modal terhadap suatu usaha tertentu dengan pembagian keuntungan berdasarkan

nisbah yang telah disepakati antara nasabah dan bank. Kerugian ditanggung oleh

pemilik dana atau modal berdasarkan bagian dana atau modal masing-masing.

Jangka waktu pembiayaan, pengembalian dana dan pembagian keuntungan

ditentukan dalam akad.

d. Pinjaman Gadai Emas

Fasilitas pinjaman dana tanpa imbalan jasa yang diberikan oleh bank kepada

nasabah dengan jaminan berupa emas yang berprinsip gadai syariah. Emas yang

digadaikan, bank mengenakan biaya sewa.

C. Jasa Pelayanan

a. Kirim Uang (Transfer)

Kiriman uang atau transfer yaitu suatu jasa bank dalam pengiriman dana dari

suatu cabang ke cabang lain atas permintaan pihak ketiga (Ijab dan Kabul) untuk

dibayarkan kepada penerima ditempat lain.

b.Kliring

Tata cara penghitungan hutang piutang dalam bentuk surat-surat dagang dan

surat-surat berharga antara bank-bank peserta kliring dengan maksud agar

(42)

c. Inkaso (Jasa Tagih)

Pengiriman surat-surat atau dokumen berharga untuk ditagihkan pembayarannya

kepada pihak yang menerbitkan atau yang ditentukan dalam surat atau dokumen

berharga tersebut.

d. Bank Garansi

Pemberian janji bank (penjamin) kepada pihak lain (terjamin) untuk jangka

waktu tertentu, jumlah tertentu dan keperluan tertentu bahwa bank akan

membayar kewajiban nasabah yang diberikan garansi bank kepada pihak lain

tersebut, apabila nasabah tersebut cedera janji. Dalam aplikasinya pada PT Bank

Sumut unit usaha syariah, bank memberikan garansi bank untuk kontraktor yaitu

jaminan penawaran (tender bond), penerimaan uang muka (advance paymentbond), melaksanakan pekerjaan (performance bond), pemeliharaan (maintenace atau retention bond).

F. Rencana Kegiatan Perusahaan

Adapun rencana kegiatan yang dilakukan oleh Bank Sumut Syariah Cabang

Pembantu Medan dalam satu tahun kegiatan adalah :

1. Memanfaatkan kegiatan-kegiatan yang diadakan instansi pemerintah maupun

swasta dengan melaksanakan sosialisasi dan presentasi produk penghimpunan

dana

2. Secara aktif ikut serta dalam acara yang dihadiri oleh masyarakat luas dengan

membuka stand di lokasi pameran.

3. Menjalin kerjasama dengan lembaga atau instansi pemerintah dan swasta dalam

hal mengimpun dana dengan pola yang menguntungkan.

4. Berupaya meningkatkan pembagian bagi hasil kepada pemilik dana setiap

bulannya dengan cara memaksimalkan perolehan pendapatan dari ekspansi

pembiayaan yang diberikan.

5. Membentuk tim penghimpun dana dan melakukan mapping wilayah untuk

mencari potensi yang ada.

6. Mengevaluasi secara rutin upaya yang telah dilakukan dan kendala yang

(43)

7. Memberikan masukan dan saran kepada divisi usaha syariah untuk

(44)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Sumber Daya Manusia atau SDM adalah salah satu faktor yang sangat

penting dalam mewujudkan tujuan organisasi yang salah satunya adalah

memaksimalkan laba.Tenaga kerja memberi sumbangan berupa tenaga, pikiran,

pengalaman, dan keahlian. Dalam suatu organisasi faktor tenaga kerja merupakan

masalah yang kompleks, sehingga harus diupayakan bagaimana memelihara dan

mengembangkannya agar dapat bekerja sesuai dengan tujuan organisasi.

Suatu organisasi perlu didukung oleh pegawai yang berkualitas dan

professional.Penghasilan merupakan suatu pendapatan seseorang yang di dapat

melalui salah satu usaha yaitu melalui pekerjaan yang telah dilakukannya.Dalam

perusahaan penghasilan yang diterima oleh karyawan disebut kompensasi.

Kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai pengganti

kontribusi jasa mereka pada perusahaan. Pemberian kompensasi adalah salah satu

pelaksana fungsi SDM yang berhubungan dengan semua jenis pemberian

penghargaan individual sebagai pertukaran dalam melakukan tugas

keorganisasian.Kompensasi merupakan biaya utama atas keahlian atau pekerjaan

dan kesetian dalam bisnis perusahaan.Hal ini untuk membantu perusahaan

mencapai tujuan keberhasilan strategi perusahaan dan menjamin terciptanya

keadilan internal maupun eksternal.

Disisi lain dengan meningkatnya kebutuhan lapangan tenaga kerja diantara

banyaknya sumber daya manusia, yang mengakibatkan ketatnya persaingan

sumber daya manusia. Sehingga para karyawan harus meningkatkan prestasi

kerjanya, karena akan dijadikan penilaian bagi manjemen perusahaan untuk

mengetahui apakah prestasi yang dicapai setiap karyawan baik, sedang, atau

kurang. Penilaian prestasi penting bagi setiap karyawan dan berguna bagi

(45)

Penilaian prestasi berarti para bawahan mendapat perhatian dari atasannya

sehingga mendorong mereka bergairah dalam bekerja, tetapi proses penilaiannya

jujur dan objektif serta ada tindak lanjutnya. Tindak lanjut penilaian ini

memungkinkan karyawan dipromosikan, didemokasikan, dikembangkan, dan atau

balas jasanya dinaikkan. Penilaian prestasi kerja juga dapat diketahui prestasi

kerja seorang karyawan dimana terdapat kelebihan maupun kekurangan yang

dimiliknya. Bagi mereka yang memiliki prestasi kerja yang tinggi, memungkinkan

dirinya untuk diberikan promosi. Sebaliknya karyawan yang prestasinya rendah,

prestasi kerjanya dapat diperbaiki dengan memindahkan jabatannya yang sesuai

dengan pendidikan dan latihan dalam rangka pengembangan karyawan.

Berdasarkan uraian ini, maka penulis merasa tertarik untuk membahas

mengenai hubungan pemberian kompensasi terhadap prestasi kerja karyawan di

bagian administrasi dan umum. Dengan judul : “HUBUNGAN KOMPENSASI

DENGAN PRESTASI KERJA PADA PT BANK SUMUT SYARIAH CABANG

PEMBANTU JAMIN GINTING MEDAN ”

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian “ Bagaimanakah hubungan

kompensasi dengan prestasi kerja pada PT Bank Sumut Syariah Cabang Pembantu

Jamin Ginting Medan ? ”

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Untuk mengetahui apakah ada hubungan kompensasi dengan prestasi kerja

(46)

D. Manfaat Penelitian

Adapun Manfaat yang di harapkan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Bagi Penulis

Manfaat penelitian bagi penulis adalah untuk menambah pengetahuan dan

sarana aplikasi terhadap ilmu yang di peroleh di bangku perkuliahan dalam

bidang sumber daya manusia, khususnya yang berkaitan dengan hubungan

kompensasi terhadap prestasi kerja karyawan.

2. Bagi PT Bank Sumut Syariah Cabang Pembantu Jamin Ginting Medan

Manfaat penelitian bagi PT Bank Sumut Syariah Cabang Pembantu Jamin

Ginting Medan sebagai bahan masukan kepada pihak perusahaan ,

khususnya bagi karyawan dalam menyusun kebijakan hubungan

kompensasi agar karyawan lebih meningkatkan prestasi kerjanya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Manfaat penelitian bagi peneliti selanjutnya adalah sebagai bahan acuan

dan bahan pembelajaran refrensi, dan memberikan informasi serta

menambah wawasan untuk membantu penulisan tugas akhir yang

(47)

E. Sistematika Penelitian

Sistematika penelitian terdiri dari berbagai kegiatan. Kegiatan dimulia dari

persiapan melaksanakan penelitian, pelaksanaan bimbingan untuk pengolahan

data, pelapor bimbingan untuk penulisan tugas akhir, serta penyempurnaan tugas

[image:47.595.108.519.284.449.2]

akhir. Dapat dilihat pada Tabel 1:1 berikut

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian

NO KEGIATAN Bulan Maret Bulan April

Minggu Ke Minggu Ke 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Mengajukan surat permohonan judul

2. Mengurus surat izin riset ke perusahaan

3. Meminta data keperusahaan mengenai sejarah ringkas perusahaan, struktur organisasi, uraian tugas.

Sumber : Penulis (2015)

F. Sistematika Pembahasan BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, Jadwal kegiatan dan sistematika penulisan.

BAB II : PROFIL INSTANSI

Pada bab ini diuraikan sejarah singkat berdirinya PT Bank Sumut Syariah Cabang Pembantu Jamin Ginting, Struktur Organisasi,

(48)

BAB III : PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi uraian teoritis yang berhubungan dengan judul tugas akhir. Adapun pembahasan yang diuraikan mengenai, Teori Kompensasi, Teori Prestasi kerja, dan Hubungan kompensasi dengan prestasi kerja.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan dari pembahasan bab sebelumnya dan juga beberapa saran bagi kemajuan perusahaan.

(49)

BANK SUMUT SYARIAH CABANG PEMBANTU JAMIN GINTING MEDAN

OLEH:

VIETRI YANA SARI NASUTION 122103012

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEKRETARIATAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(50)
(51)
(52)

kesehatan dan kesempatan kepada Penulis, sehingga Penulis dapat menyelesaikan

Tugas Akhir ini yang berjudul “Hubungan Kompensasi Dengan Prestasi Kerja

Pada PT Bank Sumut Syariah Jamin Ginting Cabang Medan”

Tugas Akhir ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan

program Diploma III di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Selama penyusunan Tugas Akhir ini, Penulis menemui banyak hambatan, namun

itu bukan penghalang bagi Penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Dengan

semangat,motivasi dan pikiran positif yang Penulis tanamkan di benak Penulis

menjadikan tantangan sebagai upaya untuk mencapai kesuksesan.

Maka dalam kesempatan ini dengan rasa kerendahan hati selesainya Tugas Akhir

ini maka Penulis ingin mengucapkan Terimakasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Plt Rektor Universitas Sumatera Utara Prof. Subhilhar , Ph. D,

2. Bapak Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

Prof.Azhar Maksum,M.Ec,Ac,Ak

3. Ketua Program Studi D-III Kesekretariatan Dr.Beby Karina Fawzeea

Sembiring, SE, MM

4. Sekretaris Program Studi D-III Kesekretariatan Ibu Magdalena LL

Sibarani SE, M.Si

5. Ibu Dra Lucy anna, Ms selaku dosen pembibing yang dengan sabar telah

membibing Penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir Penulis

6. Wakil Dekan I Fahmi Natigor Nasution,S.E,M.Ac,Ak, Wakil Dekan II

Drs.Arifin Lubis,M.M, Wakil Dekan III Ami Dilham,S.E.M.Si

7. Seluruh Staff Pegawai dan Outsorching yang telah memberikan banyak

(53)

memberikan dukungan,moril,spiritual, dan material yang tidak ternilai

Gambar

Tabel 3.1
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Bank Sumut Syariah Capem Jamin Ginting
Tabel 1.1 Jadwal Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Bank Sumut Cabang Pembantu Syariah Karya Medan, agar dapat menjadikan penelitian ini menjadi salah satu acuan dalam menentukan nilai tanah dan bangunan yang dijadikan sebagai

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Kompensasi Lansung dan Kompensasi Tidak Langsung terhadap prestasi kerja karyawan pada PT.. Bank

Kedua jenis laporan ini juga mencakup penyajian unsur-unsur sumber dana yang diperoleh dari masyarakat.. Dalam neraca PT. Bank Sumut Cabang Syariah Medan pada Lampiran-6,

SUMUT Cabang Pembantu Syariah Kisaran. 43 Karyawan Bank bagian Customer Service Oleh Siti Surayya Dalimunthe Bank. SUMUT Cabang Pembantu Syariah Kisaran.. iB Renca,

dalam lingkungan kerja suatu perusahaan. Adapun struktur organisasi PT. Bank Sumut Unit Usaha Syariah Cabang. Pembantu HM Joni adalah sebagai

Pelaksanaan Etika Perbankan dalam memberikan Pelayanan kepada Nasabah. di PT Bank Sumut Cabang

program Diploma III di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara6. Selama penyusunan Tugas Akhir ini, Penulis menemui banyak

Disiplin, Penghargaan dan Pengaruhnya Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada PT Wijaya Karya Beton Cabang Sumatera Utara, Skripsi, Medan: Fakultas Ekonomi USU. Ginting,