4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.5 Penilaian Konsumen terhadap Bauran Pemasaran
Lele Lela Cabang Pinangranti, Jakarta Timur
Penilaian konsumen terhadap produk Pecel Lele Lela Cabang Pinangranti, Jakarta Timur terdiri dari variasi menu makanan dan penyajian makanan. Variasi menu yang ada di Restoran Pecel Lele Lela Cabang Pinangranti, Jakarta Timur menurut 50% responden mengatakan sudah baik. Hal ini dikarenakan menu yang ditawarkan sebanyak 16 jenis masakan dan 15 jenis minuman sehingga konsumen dapat memilih menu yang ingin dimakan.
Konsep usaha yang ditawarkan merupakan hal yang dapat meningkatkan selera konsumen untuk mengkonsumsi makanan yang dipesannya. Sebanyak 64% responden mengatakan sudah baik karena selera untuk makan menjadi meningkat. Sedangkan 1% responden mengatakan tidak baik karena penyajiannya tidak menarik untuk dilihat atau terlalu sederhana. Penilaian terhadap strategi produk dapat dilihat pada Tabel9.
Tabel9 Penilaian Responden Terhadap Strategi Produk di Restoran Pecel Lele
Lela Cabang Pinangranti, Jakarta Timur, 2011
Atribut Tidak Baik Cukup Baik Sangat Baik
---%---
Konsep usaha yang ditawarkan 1 19 64 16
Kualitas produk 0 20 67 13
Variasi menu 1 32 50 17
2. Penilaian Terhadap Strategi Harga
Penilaian konsumen terhadap harga dilakukan untuk mengetahui pengaruh harga yang telah ditentukan oleh pihak manajemen restoran terhadap pembelian di restoran ini. Berdasarkan Tabel10, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 86% menilai harganya standar, artinya bahwa harga produk yang diterapkan restoran ini cukup terjangkau dimata konsumen. Sebanyak 14% responden menilai harga yang diterapkan murah untuk sajian produk lele seperti ini.
Penerapan diskon di Pecel Lele Lela tidak ada tetapi untuk pengunjung yang bernama Lela (tanpa sambungan apapun) bisa “Makan Gratis Seumur Hidup” di Pecel Lele Lela. Tidak hanya pemilik nama Lela, pengunjung yang
sedang berulang tahun juga bisa “Makan Gratis” di Pecel Lele Lela, hanya dengan menunjukan KTP atau Tanda Pengenal lainnya.
Tabel10 Penilaian Responden Terhadap Strategi Harga di Restoran Pecel Lele Lela Cabang Pinangranti, Jakarta Timur, 2011
Atribut Mahal Standar Murah
---%---
Penilaian terhadap tingkat harga 0 86 14
3. Penilaian Terhadap Strategi Tempat
Penilaian responden terhadap strategi tempat untuk mengetahui sejauh mana konsumen memperhatikan keadaan tempat dan fasilitas yang dimiliki oleh restoran ini. Penilaian tersebut mencakup keamanan, kenyamanan, kebersihan dan kerapihan tempat, dan lokasi restoran yang strategis. Sebanyak 90% responden menilai aman, bahkan 10% responden merasa sangat aman.Sebanyak 89 % responden menilai nyaman. 8 % responden menilai sangat nyaman dan hanya 3% responden yang merasa cukup nyaman.
Sebanyak 89% responden menilai kebersihan dan kerapihan tempat sudah baik. Hal itu dikarenakan meja dan kursi tertata rapi, bersih dan tidak ada sisa makanan ketika mereka akan duduk.
Sebanyak 76% responden menilai lokasi restoran sudah baik. Sebanyak 20% mengatakan sangat baik dan hanya 4% responden yang menyatakan cukup. Penilaian responden terhadap strategi tempat di Restoran Pecel Lele Lela Cabang Pinangranti, Jakarta Timur dapat dilihat pada Tabel11.
Tabel11 Penilaian Responden Terhadap Strategi Tempat di Pecel Lele Lela
Cabang Pinangranti, Jakarta Timur, 2011
Atribut Tidak Baik Cukup Baik Sangat Baik
---%---
Keamanan Restoran 0 0 90 10
Kenyamanan 3 89 8
Kebersihan restoran 0 3 89 8
4. Penilaian Terhadap Strategi Promosi
Penilaian responden terhadap strategi promosi di Restoran Pecel Lele Lela Cabang Pinangranti, Jakarta Timur mencakup usaha promosi yang telah dilakukan dengan menggunakan media brosur/leaflet, koran atau majalah, billboard dan iklan.
Berdasarkan Tabel 12, usaha promosi yang dilakukan oleh pihak manajemen restoran dengan menggunakan media, seperti brosur/leaflet, billboard dan iklan, sebanyak 48% responden mengatakan baik. Hal itu karena banyak responden yang langsung lihat billboard yang berada di depan restoran. Sebanyak 38% responden mengatakan tidak baik karena responden belum pernah mendengar dari media iklan radio maupun melihat brosur/leaflet Restoran Pecel Lele Lela Cabang Pinangranti, Jakarta Timur. Promosi yang dilakukan sampai sekarang oleh pihak manajemen kurang gencar karena hanya pada awal buka saja mereka melakukannya dengan menggunakan brosur/leaflet. Namun tidak ada siklus lanjutan untuk melakukan promosi kembali dengan alasan Restoran Pecel Lele Lela sudah dikenal masyarakat banyak. Penilaian terhadap strategi promosi dapat dilihat secara lengkap di Restoran Pecel Lele Lela Cabang Pinangranti, Jakarta Timur pada Tabel12.
Tabel 12 Penilaian Responden Terhadap Strategi Promosi di Pecel Lele Lela
Cabang Pinangranti, Jakarta Timur, 2011
Atribut Tidak Baik Cukup Baik Sangat Baik
---%--- Usaha promosi menggunakan
media (brosur/leaflet,
koran/billboard/majalah dan iklan) Promosi
38 48 14 0
5. Penilaian Terhadap Strategi Karyawan
Penilaian terhadap strategi karyawan Restoran Pecel Lele Lela Cabang Pinangranti, Jakarta Timur terdiri dari keramahan dan kesopanan pelayan kepada konsumen, pengetahuan pelayan tentang menu makanan dan minuman, dan penampilan karyawan.
Sebanyak 46% responden menilai keramahan dan kesopanan pelayan baik. Pada saat konsumen datang untuk makan di restoran ini, seluruh pelayan mengucapkan salam “selamat pagi, selamat datang di lela” walaupun di waktu siang, sore ataupun malam hari. Hal itu pun dilakukan pada saat konsumen selesai
makan dan akan pulang, pelayan secara bersama sama mengucapkan” terima
kasih, selamat jalan” kepada konsumen. Responden pun mengatakan pelayan
Restoran Pecel Lele Lela Cabang Pinangranti, Jakarta Timur lebih ramah daripada restoran lain.
Pengetahuan pelayan dengan menu makanan dan minuman merupakan unsur penting agar konsumen yang akan makan mengetahui produk yang akan dimakannya. Penilaian terhadap pengetahuan pelayan dengan menu makanan dan minuman dikatakan 63% responden sudah baik karena mereka dapat menjelaskan menu makanan dan minuman yang ditawarkan kepada konsumen.
Pembagian kerja karyawan dinilai baik oleh responden sebanyak 84%. Sedangkan jumlah karyawan mendapatkan penilaian baik dari 93% responden. Hal itu dikarenakan konsumen merasa puas terhadap kecepatan pelayanan dan respon apabila konsumen membutuhkannya. Penilaian terhadap strategi orang atau karyawan dapat dilihat pada Tabel13.
Tabel 13 Penilaian Responden Terhadap Strategi Karyawan di Restoran Pecel
Lele Lela Cabang Pinangranti, Jakarta Timur, 2011
Atribut Tidak Baik Cukup Baik Sangat Baik
---%--- Keramahan dan kesopanan
pelayan
0 37 46 17
Pengetahuan pelayan
tentang menu makanan dan minuman
0 25 63 12
Pembagian kerja kayawan 0 5 84 11
Jumlah karyawan 0 3 93 4
6. Penilaian Terhadap Strategi Proses
Penilaian terhadap strategi proses Restoran Pecel Lele Lela Cabang Pinangranti, Jakarta timur terdiri dari kecepatan pelayanan dalam penyajian makanan, dan kemudahan dalam proses pembayaran. Berdasarkan Tabel 14,
sebanyak 81% responden menilai baik dalam kecepatan penyajian makanan. Hai itu dikarenakan cepatnya memasak hanya membutuhkan waktu 5-10 menit, sehingga konsumen tidak perlu menunggu lama untuk menyantap makanan yang dipesannya.
Kemudahan pembayaran di restoran ini dinilai baik oleh sebanyak 90%
responden, hal itu karena copy order sudah dihitung sebelum konsumen selesai
makan dan tinggal menambahkan jumlah harga makanan tambahannya saja. Dengan demikian pelayanan pembayaran dapat dilayani dalam waktu yang relatif cepat. Penilaian terhadap strategi proses dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14 Penilaian Responden Terhadap Strategi Proses di Pecel Lele Lela
Cabang Pinangranti, Jakarta Timur, 2011
Atribut Tidak Baik Cukup Baik Sangat Baik
---%--- Kecepatan pelayanan dalam
penyajian makanan
0 4 81 15
Kemudahan dalam proses pembayaran
0 2 90 8
7. Produktivitas dan mutu
Strategi yang diterapkan untuk produktivitas dan mutu adalah kontrol terhadap proses produksi sampai dengan penyajian makanan,kemudahan fasilitas penunjang dan penanganan keluhan pelanggan.Sebanyak 92% responden menilai manajemen mutu dalam rangka menghasilkan produk yang unik dan rumit termasuk kemudahan memperoleh fasilitas pendukung yang dibutuhkan pelanggan adalah sudah baik. Pihak manajemen juga dinilai baik oleh 78% responden dalam menangani keluhan pelangan. Prinsip dasar yang ditanamkan kepada karyawan restoran dalam menangani keluhan adalah mendengarkan dengan baik, meminta maaf, mengobati kekecewaan dengan menawarkan penggantian menu makanan secara gratis dan yang terakhir mengucapkan terima kasih. Penilaian terhadap strategi produktivitas dan mutu dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15Penilaian Responden Terhadap Strategi produktivitas dan mutu di Pecel Lele Lela Cabang Pinangranti, Jakarta Timur, 2011
Atribut Tidak
Baik
Cukup Baik Sangat Baik
---%---
Kontrol terhadap proses
produksi sampai dengan
penyajian makanan dan
kemudahan mendapatkan
fasilitas penunjang lainnya
0 1 92 7
Layanan dan penanganan keluhan pelanggan
0 14 78 8
8. Penilaian Terhadap Strategi Fisik
Penilaian terhadap strategi fisik untuk mengetahui fasilitas fisik dari Restoran Pecel Lele Lela Cabang Pinangranti, Jakarta Timur seperti tempat parkir, interior dan lainnya.Penilaian terhadap strategi fisik terdiri dari, Kelengkapan dan kelayakan fasilitas penunjang (toilet, mushola, parkir) dan tata letak dan disain.
Sebanyak 55% responden mengatakan ketersediaan toilet, mushola, parkir cukup dan 92% responden menlai tata letak dan disain ruangan sudah baik. Interior ruangan restoran Pecel Lele lela Cabang Pinagranti Jakarta Timur adalah disain yang ditentukan dari manajemen Pecel Lele Lela pusat sehingga seluruh outlet pecel lele lela mempunyai ciri khas yang sama. Penilaian terhadap kenyamanan kelengkapan dan fasilitas penunjang (parkir, toilet, mushola) dinilai tidak baik oleh 2% responden, hal ini disebabkan pada saat memarkir kendaraannya dengan bersamaan dengan kendaraan orang lain harus menunggu lama dikarenakan tempat parkirnya tidak terlalu luas. Penilaian responden terhadap strategi fisik dapat dilihat secara lengkap pada Tabel 16.
Tabel 16 Penilaian Responden Terhadap Strategi Fisik di Restoran Pecel Lele
Lela Cabang Pinangranti, Jakarta Timur, 2011
Atribut Tidak Baik Cukup Baik Sangat Baik
---%--- Kelengkapan dan kelayakan fasilitas penunjang (toilet, mushola, parkir) 2 55 37 6
4.6 Analisis Lingkungan Pemasaran
1. Analisis Lingkungan Internal
a. Aspek Sumberdaya Manusia
Restoran Pecel Lele Lela ini memiliki 16 orang jumlah karyawan, yang terdiri dari satu orang manajer, 1 orang Asisten Manajer, 1 orang kepala dan asisten kepala dapur, empat orang juru masak, 1 orang kepala dan asisten kepala
frontline, enam orang anggota frontline. Perekrutan karyawan dilakukan apabila ada posisi yang membutuhkan karyawan. Latar belakang pendidikan karyawan paling rendah tingkat SMP dan paling tinggi tingkat sarjana (Strata 1). Sistem penggajian yang diterima oleh seluruh karyawan secara bulanan. Setiap karyawan diberikan gaji pokok, uang transportasi, uang makan.
Hubungan antar karyawan dan karyawan dengan pemilik terjalin dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari pemenuhan kebutuhan karyawan sangat dijamin oleh pihak manajemen, seperti karyawan diberikan seragam, bantuan kesehatan, bonus, bantuan pinjaman untuk DP kendaraan bermotor, pemberian THR (Tunjangan Hari Raya) 1 kali gaji serta pemberian parsel pada hari raya.
Semua karyawan baru yang diterima diberikan waktu untuk di training
selama 10 hari untuk teori di pusat Pecel Lele Lela dan 6 hari praktek di tempat
kerja. Setiap harinya di restoran ini diadakan breafing pada jam 9.00 wib sebelum
restoran dibuka. Karyawan pun diberikan hari libur seminggu 1 hari oleh pihak manajemen, pemberian hari libur tersebut dilakukan secara bergantian dan tidak bersamaan agar tidak terjadi kekosongan pada setiap divisinya.
Karyawan diberikan waktu istirahat secara bergantian selama 2 kali 1 jam yaitu jam istirahat pertama dimulai pada jam 13.00 sampai 14.00 dan jam istirahat kedua dimulai pada jam 17.00 sampai 18.00 . Akan tetapi jika restoran sedang ramai pelanggan maka jam istirahat karyawan disesuaikan, begitu juga jika keadaan restoran sedang sepi pelanggan.
b. Aspek Pemasaran
Restoran Pecel Lele Lela cabang Pinagranti baru berdiri selama satu tahun oleh karena itu restoran ini masih perlu melakukan kegiatan promosi yang gencar. Kegiatan promosi selama ini dilakukan oleh pusat melalui acara TV, Radio, Internet dengan frekuensi sangat minim. Ada baiknya restoran ini juga
mempromosikan produknya sendiri melalui media lain. Media tersebut antara lain media elektronik seperti radio lokal, media cetak seperti media kuliner, serta brosur-brosur yang bisa dibagikan kepada masyarakat di sekitar restoran. Restoran ini memiliki segmentasi pasar kelas menengah keatas. Hal ini dapat dilihat dari harga menu yang ditawarkan rata-rata lebih tinggi dari warung tenda, per satuan jenis masakan di label Rp. 10.000,- - Rp. 15.000,- .
Selain makan di tempat (eat in), Restoran Pecel Lele Lela Cabang
Pinangranti, Jakarta Timur juga melayani take out/take away dan pengantaran
pesan (delivery order). Konsumen yang berada di wilayah radius 5 km dapat
memesan melalui telepon dengan pembelian minimum Rp. 100.000,-, pesanan para konsumen akan diantarkan ke alamatnya masing-masing tanpa biaya tambahan.
Lokasi restoran mudah di datangi baik dengan angkutan umum maupun dengan kendaraan pribadi. Kelemahan dalam lokasi ini hanya pada tempat parkir yang sempit sehingga konsumen kurang leluasa dalam menempatkan kendaraannya.
c. Aspek Keuangan
Modal usaha Restoran Pecel Lele Lela cabang Pinangranti memakai uang pribadi. iPencatatan keuangan dalam restoran ini dilakukan dengan baik oleh asisten manajer yang bertugas mencatat dan bertanggung jawab dalam aktivitas keuangan. Pencatatan dilakukan pada setiap kegiatan seperti produksi, pemasaran, penjualan, pembelian bahan baku dan lain-lain. Pencatatan ini dilakukan setiap hari dan akan dilaporkan pada manajer setiap harinya. Sistem pencatatan keuangan dilakukan menggunakan komputer, untuk sistem pembayaran menggunakan mesin hitung.
d. Aspek Produksi dan Operasi
Dalam kegiatan operasionalnya, suatu restoran dituntut untuk selalu melakukan tindakan yang efektif dan efisien. Hal ini karena dalam bisnis restoran, selain produk yang dijual, faktor pelayanan atau jasa juga diperhitungkan. Untuk menjaga kualitas produk Pecel lele lela cabang Pinangranti menerapkan kontrol kualitas mulai dari pengadaan bahan baku proses pengolahan sampai dengan penyajian ke meja konsumen.
Bahan baku lele dipasok oleh pemasok langganan dengan standar kualitas dan harga yang telah disepakati. Bahan baku lele berupa lele hidup yang dipasok setiap hari. Rata-rata kebutuhan lele hidup per hari sebanyak 250 ekor ditampung dalam bak penampungan ukuran panjang 1,5 m x Lebar 0,5 m x Tinggi 1 m. Lele yang dipergunakan dengan ukuran rata-rata 2 ons per ekor. Selain lele bahan baku yang dipasok oleh pemasok adalah ayam, beras dan es batu. Sedangkan sayur, bahan-bahan untuk minuman dan bumbu utama masakan dibelanjakan sendiri di pasar. Bahan-bahan seperti daging ayam disimpan dalam frezeer dengan suhu beku. Sedangkan bahan seperti sayuran dan bumbu dapur disimpan dalam chiller. Sistem penggunaan bahan baku tadi oleh bagian pengolahan masakan
menggunakan pola first in first out (FIFO) sesuai tanggal produksi yang
tercantum pada bahan baku sehingga diharapkan tidak ada bahan baku yang habis masa umur pakainya.
Restoran Pecel Lele Lela Cabang Pinangranti, Jakarta Timur tidak melakukan spesialisasi pekerjaan di bagian dapur. Untuk efisiensi dan kelancaran tugas memasak, seluruh personil yang bertugas di dapur bisa memasak menu yang ditawarkan restoran. Pada waktu senggang tidak ada pesanan mereka menyiapkan terlebih dahulu bahan-bahan yang akan dimasak sehingga ketika pesanan datang bisa dilaksanakan proses memasak secara cepat. Prinsip efisiensi juga diterapkan
dalam sistem pemesanan makanan. Setelah konsumen melakukan order pada
waiter/waitress, pesanan diteruskan pada bagian dapur, kasir dan bartender.
Setelah makanan selesai dibuat, waiter/waitress akan melakukan pemeriksaan
terakhir terhadap daftar makanan/minuman yang dipesan agar tidak ada kesalahan kemudian akan mengantarkan kepada pemesannya.
2. Analisis LingkunganEksternal
a. Lingkungan Mikro
Pemasok. Bahan baku berupa lele hidup dan ayam segar untuk Restoran Pecel Lele Lela Cabang Pinangranti, Jakarta Timur disuplai pemasok langganan. Lele dihitung per ekor dengan berat rata-rata 2 ons harganya Rp.2500 per ekor. Untuk ayam per ekor dengan berat rata-rata 800 gram dihargai Rp. 18.500.
Kebutuhan rata-rata lele per harinya adalah 200 - 220 ekor dan untuk ayam 25 –
hari dengan harga Rp.8.000,-/kg. Beras disuplay oleh pemasok langganan seminggu satu kali. Pembayaran dilaksanakan setelah beras diantarkan. Selain bahan baku diatas kebutuhan es batu juga dipasok oleh langganan yang diantar setiap pagi dan dibayar tunai. Selama ini belum pernah terjadi keterlambatan pengiriman maupun pasokan terputus. Untuk bahan baku yang tidak dipasok oleh langganan, Restoran Pecel Lele Lela Cabang Pinangranti, Jakarta Timur membeli di pasar tradisional seperti bumbu dan buah-buahan.
Pelanggan. Sasaran pelanggan Restoran Pecel Lele Lela Cabang Pinangranti, Jakarta Timur adalah golongan pendapatan kelas menengah keatas, karena suasana tempat dan mutu produk yang berkualitas baik. Konsumen yang berkunjung pun mengatakan tidak mempermasalahkan harga , yang penting kualitas produk dan kenyamanan tempat dipertahankan atau ditingkatkan lagi.
Pesaing. Restoran Pecel Lele Lela Cabang Pinangranti, Jakarta Timur menjalankan usahanya dan menghadapi persaingan yang ketat terutama dengan restoran sejenis seperti Ayam lepas, Sule (suka lele), dan Roti Bakar Eddy. Persaingan pun tidak hanya dengan usaha restoran saja, Pecel Lele Lela Cabang Pinangranti, Jakarta Timur menghadapi persaingan dengan pedagang pecel lele tenda yang berjualan di pinggir jalan sikitar lokasi yang buka mulai petang hingga larut malam. Persaingan dengan restoran-restoran di sekitar lokasi TMII pada umumnya juga sangat tinggi karena banyak sekali restoran-restoran yang telah berdiri dan menawarkan produk-produk yang berbeda dan unik untuk menarik minat konsumen.
b. Lingkungan Makro
Lingkungan Ekonomi. Ekonomi merupakan suatu variabel pokok sebagai tolak ukur kemajuan suatu negara. Keadaan ekonomi yang tidak stabil akan mempengaruhi iklim usaha negara tersebut. Dalam perekonomian, hal yang penting yaitu tingkat inflasi yang dimiliki suatu negara. Tingginya tingkat inflasi dan kenaikan harga BBM di Indonesia, menyebabkan kenaikan harga bahan baku berdampak pada naiknya biaya produksi. Kondisi perekonomian di Indonesia dapat mempengaruhi perkembangan restoran, khususnya di Jakarta. Tingkat inflasi di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17 Tingkat Inflasi Indonesia Periode Bulan
Januari 2011 – Februari 2012
Sumber : Bank Indonesia, 2012
Teknologi. Teknologi merupakan faktor penting untuk kemajuan bisnis. Bisnis restoran menuntut adanya kemampuan untuk merespon dengan cepat terhadap perkembangan teknologi. Restoran harus mengeluarkan ide-ide baru dalam perkembangan teknologi pangan, khususnya yang berkaitan dengan pengelolaan produk, pemprosesan dan pelayanan yang baik. Kemajuan teknologi dalam perusahaan dapat menciptakan keunggulan kompetitif baru yang lebih baik dari keunggulan saat ini, hal ini didukung dengan pengetahuan yang mendalam mengenai penggunaan teknologi yang dipakai. Perkembangan teknologi yang telah dilakukan oleh Restoran Pecel Lele Lela Cabang Pinagranti Jakarta timur ini antara lain di bidang komunikasi. Perkembangan komunikasi yang telah dilakukan
Bulan Tahun Tingkat Inflasi (%)
Februari 2012 3.56 Januari 2012 3.65 Desember 2011 3.79 November 2011 4.15 Oktober 2011 4.42 September 2011 4.61 Agustus 2011 4.79 Juli 2011 4.61 Juni 2011 5.54 Mei 2011 5.98 April 2011 6.16 Maret 2011 6.65 Februari 2011 6.84 Januari 2011 7.02
adalah penggunaan telepon. Telepon dimanfaatkan dengan baik oleh perusahaan dalam melakukan transaksi khususnya untuk pembelian dan penjualan. Pembelian dikaitkan dengan transaksi terhadap pemasok sementara penjualan dikaitkan
dengan konsumen yang melakukan pembelian melalui pesan antar (delivery
order).
Perkembangan teknologi lainnya yang telah dilakukan restoran dalam hal keuangan adalah dengan menggunakan laptop untuk mencatat dan menghitung aliran kas masuk maupun keluar. Pemanfaatan teknologi dalam produksi antara
lain dengan menggunakan mixer (mesin pengaduk adonan), blender (penghancur
dan pengaduk makanan) dan lain-lain. Diharapkan dengan adanya beberapa alat tersebut dapat mempermudah dan mempercepat dalam proses produksi.
Politik dan Hukum. Kondisi politik suatu negara akan mempengaruhi iklim dunia usaha di negara tersebut, khususnya bisnis restoran. Situasi politik yang tidak kondusif akan berdampak negatif pada dunia usaha. Oleh karena itu diperlukan suatu arah, peraturan, dan kebijakan dari pihak pemerintah agar dapat menertibkan setiap pelaku bisnis dan berguna bagi kesejahteraan umum.
Pecel Lele Lela telah mendapat sertifikasi halal dari LP POM MUI sehingga dengan demikian semua produk yang dihasilkan dijamin kehalalannya. Dalam melaksanakan usahanya, restoran ini telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan yaitu telah memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), memiliki akta notaris, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), memperoleh izin dari Instansi terkait. Hal ini menunjukkan bahwa Restoran Pecel Lele Lela Cabang Pinangranti, Jakarta Timur merupakan unit usaha yang legal atau yang dilindungi hukum.
Sosial, Budaya dan Demografi. Kondisi sosial yang mempengaruhi restoran ini adalah gaya hidup. Gaya hidup masyarakat modern cenderung konsumtif dan sering beraktivitas di luar rumah sehingga meningkatkan permintaan akan produk makanan jadi. Peningkatan permintaan terhadap makanan ini merupakan suatu peluang bagi pengembangan bisnis makanan siap saji. Hal ini direspon oleh pengusaha dengan membuka bisnis makanan yang menawarkan berbagai alternatif menu dengan masakan baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Peningkatan permintaan makanan ini juga diiringi dengan perubahan orientasi masyarakat terhadap makanan. Perubahan orientasi terhadap makanan
yang semula hanya bersifat sebagai pemuas kebutuhan konsumsi menjadi bersifat
peningkatan harga diri (prestige).
Kekuatan ekonomi makro pertama yang dipantau oleh pemasar adalah populasi, karena orang atau konsumen merupakan pembentuk pasar. Konsumen mempunyai sikap dan selera yang berbeda-beda terhadap suatu produk (barang maupun jasa). Pada tahun 2006, penduduk di Jakarta sebesar 7.512.323 jiwa, akan tetapi pada tahun 2008 populasi di Jakarta mengalami peningkatan sebesar empat persen menjadi 7.552.444 (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi DKI Jakarta, 2009). Adanya peningkatan populasi akan meningkatkan kebutuhan sumber daya seperti bahan bakar, pangan dan mineral (Kotler, 2002).
Peningkatan pangan yang diakibatkan dengan peningkatan populasi merupakan suatu peluang untuk industri boga seperti restoran. Akan tetapi, ancaman yang dihadapi juga sangat besar yaitu adanya kekurangan pangan.