• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGUJI, MENGOSONGKAN DAN MENGISI SISTEM PENDINGIN

A. Latar Belakang

Sistem mesin penata udara merupakan salah satu dari sekian banyak mesin/perlengkapan yang dibutuhkan oleh suatu gedung untuk mempertahan temperatur,sirkulasi udara,kebersihan udara dan kelembaban.

Sistem mesin penata udara yang dimana didalamnya terdapat berbagai macam komponen pendukung yang dialiri refrigerant , perlu mendapatkan perawatan agar komponen itu tidak mudah rusak serta refrigerant yang berada dalam sirkulasi Komponen – Komponen tersebut tidak berkurang.

Sistem mesin penata udara juga perlu pemeriksaan dimana pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah komponen itu masih berfungsi dengan baik atau tidak dan juga dapat diketahui apakah komponen itu perlu penggantian atau tidak dan juga dapat mengetahui apakah komponen tersebut bisa dilakukan perbaikan atau tidak. Maka pada saat penggantian/ perbaikan komponen akan terjadi pembuangan refrigerant ,agar sistem dapat berfungsi kembali maka perlu mengembalikan kepada kondisi semula yang sesuai standard,dan untuk mengembalikan pada kondisi semula yang sesuai standar membutuhkan beberapa proses pengerjaan yang terstruktur; maka berdasarkan kebutuhan tadi kami menyusun learning material untuk memandu pekerjaan tsb yang terdiri dari 3 buku yaitu buku informasi,buku kerja dan buku penilaian.

Pada Buku Informasi ini akan dipaparkan tentang Pengetahuan dimana berisi Informasi tentang Sistem penata udara, juga akan dipaparkan tentang cara pengujian,pengosongan dan pengisian refrigerant kedalam sistem mesin pendingin. Dengan disusunnya Modul ”menguji,mengosongkan dan mengisi sistem pendingin” ini diharapkan akan dapat membantu Pelatih dalam menjelaskan tentang prosedure pengisian refrigerant pada sistem mesin pendingin

B. Tujuan

Modul “menguji,mengosongkan dan mengisi refrigerant pd sistem pendingin” ini bertujuan agar siswa mampu untuk melakukan pengisian refrigerant pada Sistem penata udara sesuai dengan SOP. Dimana Sistem penata udara yang diberikan dalam Modul ini adalah Sistem Pendingin dengan udara.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari Modul “menguji,mengosongkan dan mengisi refrigerant pada sistem pendingin” ini terdiri dari: pengujian/pengukuran temperatur,tekanan dan arus yang mengalir pada sistem,mengosongkan dengan mempergunakan perlengkapan sesuai standar dan keamanan dan mengisi refrigerant pada sistem berdasarkan prosedure yang telah ditetapkan

D. Pengertian-Pengertian

1. Thermostat adalah alat yang sensitif terhadap panas/dingin dan digunakan untuk mengontrol dan mengatur aliran cairan pendingin melalui sistem.

2. Pipa kapiler adalah peralatan untuk membatasi/membedakan sisi tekanan tinggi dan tekanan rendah serta untuk menyempurnakan struktur campuran menjadi liquid.

3. Katup expans adalah peralatan untuk mengatur jumlah cairan refrigerant yang masuk pada sisi evaporator yang katupnya diatur oleh temperatur ruangan. 4. Kondensor adalah suatu alat yang berfungsi sebagai pelepas panas yaitu

mengubah gas manjadi liquid.

5. Evaporator adalah suatu alat yang berfungsi menyerap panas yaitu mengubah liquid menjadi gas.

6. Pompa vacuum adalah suatu alat untuk mengevakuasi refrigerant dari sistem keluar sistem hingga menjadi vacuum.

7. SOP adalah standar operasi dan pelaksanaan yang antara lain berisi petunjuk bagaimana cara operasional menurut standar yang berlaku

8. Kurva kejenuhan adalah suatu methoda untuk membandingkan antara tekanan dan temperatur.

9. Refrigerant adalah jenis gas yang dipergunakan untuk AC / mesin pendingin 10. Filter adalah suatu komponen yang berfungsi sebagai penyaring kotoran dalam

siklus pendingin yang biasanya adalah sisa reamer pipa atau endapan oli

11. Strainer adalah suatu komponen yang berfungsi sebagai penyaring dan penyerap kotoran dalam siklus pendingin

E. Diagram Alir Unit Kompetensi

Menguji Mesin Pendingin

Temperatur Arus Kump. Kompressor

Outdoor Indoor Komp Start Runing Mengosongkan

Pompa Vakum Sistem Pump down

Mengisi

F. Penjelasan Modul Menguji, Mengosongkan Dan Mengisi Sistem Pendingin

1. Menilai operasi ( kerja ) sistem pendingin

a. Pengetahuan 1) Siklus pendingin

Siklus pendingin adalah suatu diagram perjalanan/alur reffrigeran yang dimulai dari proses kompresi oleh kompressor dengan suhu dan tekanan tinggi dialirkan menuju kondensor kemudian dikondensasikan mencapai temperatur tertentu, yang mana temperatur kondensor adalah temperatur luar plus 15 º C.

Hasil dari kondensasi masih tetap bertemperatur dan bertekanan tinggi tetapi perbandingan antara liquid dan gas 50:50. Kondisi seperti ini dilanjutkan menuju pipa kapiler atau katub expansi yang mana output dari pipa kapiler adalah berbentuk liquid atau biasa disebut dengan tekanan rendah.

Output dari pipa kapiler dilanjutkan menuju evaporator yang berada didalam ruangan (indoor) yang fungsinya adalah sebagai penyerap panas sehingga reffrigeran yang terdapat pada pipa evaporator berubah bentuk menjadi gas.

Input kompressor adalah berbentuk gas yang mana gas tsb. hasil output daripada evaporator bentuknya gas tekanannya rendah.

Gambar 1. : Bagan siklus pendingin

Compres sor Evaporator Kondensor Filter / Strainer Kapiler/ katub expansi gas gas liquid liquid TL+15ºC Kompresi Tekanan Tinggi Tekanan Rendah

2) Komponen-komponen Pokok Sistem Mesin Pendingin

Secara garis besar komponen-komponen Mesin Pendingin terbagi dalam 4 bagian yaitu:

a) Kompressor (dan Akumulator/pengaman) b) Kondensor

c) Evaporator

d) Katub expansi/pipa kapiler

a) Kompressor

Kompressor adalah suatu alat yang sangat penting dalam sistem pendingin sebagai jantung dari alat itu sendiri yang berfungsi sebagai pemicu tekanan baik tinggi maupun rendah. Kompressor di bagi dua menurut tegangan yaitu: kompressor satu phasa dan kompressor tiga phasa.

 Kompressor Satu Phasa

Kompressor satu phasa biasa dipergunakan untuk AC separate,window dan package yang dipakai pada rumah tinggal bukan industri.

Gambar 4. : Kompressor 1 phasa dan Akumulator

Kompressor satu phasa biasanya mempunyai tiga terminal yaitu: common, starting dan running. Setiap kumparan mempunyai nilai-nilai tersendiri yang sudah ditentukan. Letak dan susunan ketiga terminal tsb. tidak sama untuk tiap model kompressor. Ada yang satu baris mendatar dan ada juga yang berbentuk segitiga, sebelum kita mencoba kompressor secara langsung kita harus terlebih dahulu mencari common, running dan starting dari terminal-terminal tsb. Untuk mencari terminal tsb. kita harus memakai AVO meter dengan skala yang kecil, karena hambatan dari kumparan motor kecil. Sebelum kita mulai mengukur dengan AVO meter semua hubungan kabel dari terminal dengan sumber tegangan harus dilepas terlebih dahulu. Seperti contoh dibawah ini adalah rangkaian terminal kompressor satu phasa jenis hermetik.

Gambar 5. : Terminal compressor

Misalnya pada terminal diatas yang tertera pada gambar kita ukur antara common dengan starting sebagai contoh didapat dengan nilai 50 Ohm. Kemudian kita ukur lagi antara common dengan running diperoleh nilai 10 Ohm. Maka apabila kita ukur antara kumparan starting dengan running adalah hasil penjumlahan antara kumparan starting dan running atau 50 Ohm + 10 Ohm = 60 Ohm.

Apabila kita menemukan kompressor yang tidak ada nama-nama terminalnya kita bisa menentukan nama terminal-terminal kompressor tsb. dengan cara melakukan pengukuran hambatan dari masing-masing terminal. Dari hasil pengukuran itu kita biasanya memperoleh tiga jenis hasil pengukuran. Langkah pertama adalah menentukan terminal common, yaitu berada didepan nilai hambatan yang paling besar. Sedangkan kumparan starting adalah urutan terbesar kedua. Dan untuk hambatan kumparan running adalah nilainya terkecil.

Cara-cara starting biasanya ada 2 macam seperti pada gambar 1-2b dibawah, yang pertama yaitu Kapasitor-Starting-kapasitor system (gambar a.) yang dilengkapi

C

50 Ω 60 Ω 10 Ω Kum. pembantu Kum. utama x

S

y z

R

50 Ω 60 Ω 10 Ω

C

S R

Kum. pembantu Kum. utama x y z

dengan rele starting dan yang kedua ialah running kapasitor (gambar b.) yang bekerja didalam rangkaian selama starting dan running.

Gambar 6. : Starting pada Kompressor.  Kompressor Tiga Phasa

Kompressor jenis ini mempunyai terminal sebanyak enam buah yaitu : U, V, W, X, Y, Z yang mempunyai tegangan 380 VAC. Kompressor jenis ini biasa dipakai pada AC sentral dan AC-AC yang memerlukan cooling capacity yang tinggi dan biasanya dipakai pada industri, hotel dan rumah-rumah mewah.

Gambar 7. : Kompressor 3 Phasa.

SR C M S MC Cs R C OL Motor Compressor Relay Starting Capasitor Starting Capasitor Running C M S MC C OL

a. Kapasitor-Starting-kapasitor sistem b. Running Kapasitor

Capasitor running

Pada sistem AC tiga phasa, karena cakupan beban yang besar dimana membutuhkan cooling capity yang besar, tetapi menggunakan reffrigerant yang terbatas, maka sistem ini memakai pendingin air pada evaporatornya. Dan untuk pendinginan pada kondensor terdapat dua jenis pendinginan yaitu dengan pendingin udara dan pendingin air.

Kompressor tiga phasa mempunyai kelebihan dalam segi pemeliharaan dan perbaikan dengan nilai tidak berbeda jauh dengan nilai aslinya, karena sistem kelistrikan dengan sistem kompresinya terpisah.

Gambar 8. : Diagram Teknis Kompressor 3 Phasa b) Kondensor

Kondensor dan Evaporator adalah alat penukar kalor/panas. Dengan istilah lain, kondensor adalah suatu alat untuk kondensasi, yaitu proses pelepasan panas yang mana merubah energi uap menjadi energi liquid. Kondensor seperti namanya adalah alat untuk membuat kondensasi bahan pendingin gas dari kompressor dengan suhu tinggi dan tekanan tinggi.

Bahan pendingin didalam kondensor dapat mengeluarkan kalor yang diserap dari evaporator dan panas yang ditambahkan dari kompressor. Kondensor ditempatkan antara kompressor dan alat pengatur bahan pendingin (pipa kapiler/katub expansi). Jadi pada sisi tekanan tinggi dari sistem. Kondensor ditempatkan diluar ruangan yang sedang didinginkan agar dapat membuang panasnya keluar kepada zat yang mendinginkannya (angin/air bebas). Kondensor dengan perencanaan yang baik harus

dapat membuat cairan dingin lanjut (sub cool) dari bahan pendingin cair sebelum meninggalkan kondensor.

Gambar 9. : Kondensor.

Bahan pendingin gas dari kompressor di dalam kondensor tekanannya hanya sedikit berkurang, dan tekanan bahan pendingin dari kondensor harus lebih tinggi daripada tekanan pada lain bagian dari sistem. Tekanan yang rendah dari kondensor adalah baik dan ekonomis, tetapi tekanan bahan pendingin yang meninggalkan kondensor harus masih cukup tinggi untuk mengatasi gesekan pipa dan tahanan dari alat pengatur bahan pendingin. Tekanan didalam kondensor yang sangat rendah dapat menyebabkan pendingin tidak dapat mengalir melalui pipa kapiler.

Faktor penting yang menentukan kapasitas kondensor:

1. Luas permukaan yang diinginkan dan sifat perpindahan kalornya. 2. Jumlah udara permenit yang dipakai untuk mendinginkan

3. Perbedaan suhu antara bahan pendingin dan udara luar 4. Sifat dan karakteristik bahan pendingin yang dipakai

Gambar 11. : Instalasi Kondensor 2

c) Evaporator

Evaporator berfungsi sebagai penyerap panas kebalikan dari fungsi kondensor. Yaitu untuk mengambil panas dari udara disekitarnya. Evaporator ditempatkan didalam ruangan yang sedang didinginkan. Evaporator bertempat diantara pipa kapiler dan kompressor, jadi pada sisi tekanan rendah dari sistem.

Evaporator seperti namanya merupakan sebuah ruangan tempat bahan pendingin cair menguap, bahan pendingin gas ditampung di akumulator lalu mengalir ke kompressor, evaporator memberikan panas pada bahan pendingin cair sebagai kalor laten penguapan, sehingga bahan pendingin menguap. Bahan pendingin gas membawa kalor tsb. ke kompressor dan membuangnya keluar melalui kondensor. Evaporator dibuat dari macam-macam logam tergantung dari bahan pendingin yang dipakai dari evaporator sendiri. Logam yang banyak dipakai adalah: besi, baja, tembaga, kuningan dan alumunium.

 Saringan (Filter/Strainer)

Saringan berfungsi untuk menyaring kotoran dalam sistem agar tidak masuk kedalam pipa kapiler dan kompressor. Kotoran tersebut terdiri dari: logam yang hancur, potongan logam, sisa solder flux, lumpur, endapan, carbon oxide dan kotoran-kotoran lainnya yang tidak diperlukan didalam sistem.

Saringan harus menyaring semua kotoran pada sistem tetapi tidak boleh menyerap penurunan tekanan atau membuat sistem menjadi buntu. Saringan dibuat dibuat dari sepotong pipa tembaga dengan diameter 5/8 atau ¾ inchi. Didalamnya diberi kawat saringan yang sangat halus dari tembaga, monel atau phospor/bronze dengan diameter kawat 0,004 – 0,005 inchi ukurannya 100-150 mesh, artinya pada setiap inchi panjang terdapat 100-150 kawat, jadi dalam satu inchi persegi ada 10.000 sampai 25.000 lubang. Saringan hanya dapat menyaring kotoran dan benda padat lainnya tetapi tidak dapat menyerap uap air, asam dsb.

Pada waktu menyambung saringan, bagian yang keluar dari saringan yang akan disambung dengan pipa kapiler harus dikerjakan lebih dahulu, pipa kapiler harus dimasukkan kedalam saringan 2-3 cm agar pada waktu di brazing tidak sampai menjadi buntu. Letak saringan harus sedikit miring bagian dari saringan yang disambung dengan pipa kapiler harus lebih rendah daripada yang disambung dengan kondensor, agar hanya bahan pendingin cair yang dapat masuk kedalam pipa kapiler.

d) Pipa Kapiler

Disebut juga impedansi tube, restrictor tube atau choke tube.

Pipa kapiler dibuat dari pipa tembaga dengan lubang dalam yang sangat kecil panjang dan lubang pipa kapiler dapat mengontrol jumlah bahan pendingin yang mengalir ke evaporator. Pipa kapiler berguna untuk :

1. Menurunkan tekanan bahan pendingin cair yang mengalir didalamnya. 2. Mengatur jumlah beban pendingin cair yang mengalir melaluinya. 3. Membangkitkan tekanan bahan pendingin di kondensor.

Pipa kapiler dapat dipakai dengan bahan pendingin R12, R22, R500 dan R502. Pipa kapiler tidak boleh dibengkok terlalu tajam karena dapat menyebabkan lubang pipa kapiler tsb. menjadi buntu. Pipa kapiler menghubungkan saringan dan evaporator, merupakan batas antara sistem tekanan tinggi dan tekanan rendah dari sistem. Sistem yang dipakai pipa kapiler berbeda dengan yang memakai katub expansi atau kran pelampung, pipa kapiler tidak dapat menahan atau menghentikan aliran bahan pendingin pada waktu kompressor sedang bekerja maupun pada waktu kompressor sedang berhenti. Waktu kompressor dihentikan bahan pendingin dari sisi tekanan tinggi akan terus mengalir ke sisi tekanan rendah sampai tekanan pada kedua bagian tsb. menjadi sama, disebut waktu penyama tekananan.

e) Katub expansi

Katub expansi mempunyai fungsi yang sangat penting pada siklus reffrigerasi. Cairan reffrigerant yang bertekanan tinggi dikondensasikan untuk mengurangi tekanannya dengan mengatur katub expansi, dan mengubah cairan bertekanan rendah itu sehingga temperaturnya jenuh pada tekanan tersebut.

Fungsi terpenting dari katub expansi ini adalah menyediakan sejumlah reffrigerant yang sesuai dengan kerja evaporator pada saat itu dan mengatur agar mendapatkan siklus reffrigerasi sebaik mungkin.

 Klasifikasi Katub Expansi

Type Detroit 1) Katub expansi

termo-sensitif Penyama tekanan eksternal

otomatis Type diafragma:

Penyama tekanan internal

2) Katub expansi tekanan konstant 3) Katub expansi manual

4) Tube kapiler

 Struktur katub expansi

- Katub expansi Thermo-sensitif otomatis

Pada type ini derajat superheat reffrigerant yang meninggalkan evaporator dijaga tetap konstan dengan kontrol otomatis terhadap jumlah reffrigerant yang masuk kedalam evaporator.

Reffrigerant yang sama yang dipakai dalam reffrigerator akan diisikan kedalam silinder thermo-sensitif. Ada 3 bentuk reffrigerant: gas, cairan, uap. Masing-masing tipe ini mempunyai penggunaan yang berbeda-beda, tergantung pada tempat

.

Gambar 17. : Struktur katub expansi thermo-sensitif.

Type penyama tekanan external dipakai jika evaporator memiliki kapasitas yang besar sedangkan coil yang ukurannya cukup panjang, sehingga perlu diusahakan tekanan yang diberikan pada evaporator besarnya sama.

 Prinsip kerja katub expansi thermo-sensitif otomatis

Kekuatan tergantung pada kekuatan yang dikenakan pada kedua sisi diafragma. Dorongan kebawah yang dikenakan terhadap permukaan atas diafragma menjadi tekanan silinder termo-sensitif. Sedangkan kekuatan yang mengenai permukaan bawah diafragma sama dengan jumlah tekanan spring (per) dan tekanan evaporator dari penyama tekanan (pressure equalizer). Diagragma akan naik atau turun tergantung besarnya masing-masing tekanan tersebut.

Gambar 18. : Prinsip kerja katub expansi thermo-sensitif otomatis - Prinsip kerja katub expansi thermo-sensitif

Hubungan antar temperatur dan tekanan untuk reffrigerant R-22: Temperatur Tekanan (kg/cm2 Abs)

5 ºC 10 ºC 15 ºC 20 ºC 6,0 7,0 8,1 9,4

Anggaplah katub expansi sedang terbuka dan reffrigerator memakai DF-22, keseimbangan tercapai pada evaporasi dengan tekanan 6,0 kg cm2 abs, temperatur 5 ºC dan derajat superheat (t) = 5 ºC. Jika silinder termo-sensitif juga mengandung DF-22, tekanan 7,0 kg cm2 abs akan dikenakan pada permukaan atas diafragma sehingga tekanan menjadi 10 ºC (temperatur evaporasi 5 ºC + derajat superheat 5 ºC = 10 ºC) pada exit dari evaporator memperlihatkan tekanan jenuh pada 7,0 kg cm2 abs untuk temperatur itu.

Jika kekuatan spring adalah 1,0 kg cm2 abs, jumlah tekanan 7,0 kg cm2 abs itu termasuk tekanan spring 1,0 kg cm2 abs, dan tekanan evaporator sebesar 6,0 kg cm2 abs akan dikenakan pada bagian bawah diafragma untuk mengimbangkan. Pada saat ini katub expansi dalam posisi kontrol.

Gambar 19. : Prinsip kerja katub expansi

Jika superheat yang keluar dari evaporator makin banyak maka tekanan pada silinder thermo-sensitif makin besar pula, dimana ini akan menekan diafragma lebih kebawah untuk membuka katub lebih besar.

- Cara menempelkan silinder thermo-sensitif dan equalizer external Silinder thermo-sensitif perlu ditempelkan pada tempat-tempat yang dapat menunjukkan dengan teliti temperatur dari exit evaporator.

Cara menempelkan silinder diatas pipa yang berdiameter kurang dari 20 mm dan pada pipa yang berdiameter lebih dari 20 mm dapat dilihat pada gambar 2.1.12 dan gambar 2.1.13.

Menempel silinder diatas pipa berdiameter < 20mm

Gambar 20. : Menempel silinder pada pipa berdiameter > 20 mm

Hindarkanlah menempelkannya dibawah pipa, karena silinder akan mendapatkan panas jenuh evaporasi langsung dari reffrigerant.

Gambar 21. : Penempatan silinder pada evaporator.

Adapun teknik menempelkan penyama tekanan eksternal (external pressure equalizer) didekat silinder dan ke kompressor dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 22. : Penempatan penyama tekanan eksternal

Jika ada penukar panas (heat-exchanger) pada pipa pengisap maka penempatannya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 23. : Penempatan penukar panas

Hati-hatilah sewaktu menghidupkan dan mematikan katub expansi tipe detroit. Ada aturan yang tak biasa, misalnya jika katub diputar ke kanan akan terbuka dan derajat superheat jadi berkurang.

 Katub expansi tekanan konstant

Pada type ini tekanan evaporasi dibuat konstan, dan tidak tergantung pada derajat superheat.

Gambar dibawah ini memperlihatkan jika tekanan P1 (tekanan evaporator) naik, bellows shrinks dan katub jarum akan menutup.

Gambar 24. : Katub expansi tekanan kontstan  Katub expansi manual

Strukturnya sama dengan katub stop biasa, tetapi katub ini dibuat agar dapat mengatur jumlah reffrigerant yang mengalir dengan membuka handel.

Gambar 25. : Katub expansi manual  Tube kapiler

Tube kapiler memiliki struktur yang sederhana dan tak dapat mengatur jumlah reffrigerant sendiri. Kapasitas kapiler didasarkan pada beda tekanan antara proses kondensasi dan evaporasi, ditambah resistensi tube itu sendiri. Panjang tube sekitar 0,7 – 1,5 m dengan diameter bagian dalam kira-kira 0,8 -2,0 mm.

Tube kapiler ini kadang-kadang dipakai untuk reffrigerator kecil dan AC dengan kondisi operasi yang konstant.

Contoh:

Diketahui kondisi sebagai berikut:

Kapasitas unit kondensasi 500 Kkal H

Reffrigerant R-12

Temperatur evaporasi -10 ºC Temperatur kondensasi 45 ºC Temperatur subcooled 10 ºC

Jawab sesuai dengan tabel seleksi:

Jika menggunakan diameter bagian dalam 1,0 mm maka panjangnya 1,1 M Jika menggunakan diameter bagian dalam 1,2 mm maka panjangnya 2,8 M Kemudian, gunakan tabel koreksi:

Untuk 1,0 mm 1,1 M x 0,9 = 1,0 M

Gambar 26. : Tabel pemilihan dan koreksi pipa kapiler  Akumulator

Juga disebut section akumulator, surge drum atau hearder.

Kompressor direncanakan untuk menempatkan gas bukan cairan. Banyak sistem reffrigerasi terutama pada suhu rendah mengembalikan banyak bahan pendingin cair ke kompressor. Akibatnya bahan pendingin cair dapat menyerap minyak pelumas kompressor dan mencuci bantalan dan pada beberapa kemungkinan dapat menyebabkan kekurangan minyak pelumas didalam penampung minyak kompressor.

Akumulator dapat melindungi sistem dari kerusakan-kerusakan tsb. diatas dengan harga yang relatif murah apabila dibandingkan dengan harga komponen kompressor yang rusak.

Gambar 27. : Gambar 2.1. Akumulator

Memilih akumulator tidak hanya berdasarkan besarnya fitting yang sama dengan saluran hisap juga tidak berdasarkan tabung yang cukup besar untuk menampung bahan pendingin cair. Untuk memilih akumulator kita harus memperhatikan:

1. Mempunyai kapasitas untuk menampung bahan pendingin yang tepat. Pada waktu sistem sedang bekerja terisi 65% bahan yang cair.

2. Akumulator harus mampu mengembalikan minyak dalam jumlah yang sesuai dengan keadaan beban.

3. Akumulator jangan sampai menyebabkan penurunan tekanan yang besar kepada sistem, penurunan tekanan tsb. dibatasi hanya sampai dengan 1/2º F.

Gambar 28. : akumulator

b. Keterampilan.

Menilai operasi ( kerja ) system pendingin.

Pemeriksaan / pendataan arus,tegangan,daya serta temperatur indoor maupun outdoor dan komponen lainnya.

1. Pemeriksaaan data nameplate.

2. Pengukuran temperatur indoor maupun outdoor

3. Pengukuran tahanan kumparan utama dan kumparan bantu dalam kompresor 1 phase.

4. Penggambaran kelistrikan 5. Pendataan nilai capasitor. Ad.1. Pemeriksaan data

- Perhatikan data2 yang terdapat dalam nameplate

- Catat semua data yang ada dan bandingkan dengan kondisi terkini.

Ad.2. Pengukuran temperatur indoor dan outdoor.

1) Periksa power suplay ukur mempergunakan AVO meter. 2) Periksa kabel power AC dengan sumber tegangan dan ukur. 3) Yakinkan lingkungan aman dari mekanik maupun elektrik. 4) Jalankan AC sesuai dengan SOP.

5) -Amati kondisi sistem tersebut dan catat kalau terdapat hal2 yg mencurigakan

6) Ukur temperatur kondensor dan evaporator, catat

7) Ukur arus yang mengalir dengan mempergunakan tang ampere 8) Catat nilai tekanan yang terdapat pada manifol gauge

9) Bandingkan hasil pengukuran temperatur dengan mempergunakan kurva kejenuhan.

Gambar 29. : Pengukuran temperatur indoor dan outdoor

Ad.3. Pengukuran tahanan kumparan utama dan kumparan bantu dalam kompresor 1 phase.

Dalam pekerjaan ini pelaksanaannya menyatu dengan pendataan capasitor serta penggambaran kelistrikan daripada sistem mesin pendingin.

 Periksa data2 dan catat secara teliti dan tertib

 Gambar kelistrikan sistem tersebut sesuai dengan kode warna  Periksa dan sesuaikan gambar kelistrikan tadi dengan originalnya.  Catat sistim pengkodean atau penomoran

Dokumen terkait