MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI
SEKTOR LOGAM MESIN
BIDANG REFRIGERASI DAN AC
MENGUJI, MENGOSONGKAN DAN
MENGISI SISTEM PENDINGIN
LOG.OO18.030.00
BUKU INFORMASI
KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I.
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
KATA PENGANTAR
Dalam rangka mewujudkan pelatihan kerja yang efektif dan efesien dalam rangka meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja diperlukan suatu sistem pelatihan yang sama. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 31 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional yang mengamanatkan bahwa pelatihan kerja berbasis kompetensi.
Dalam rangka menerapkan pelatihan berbasis kompetensi tersebut diperlukan adanya standar kompetensi kerja sebagai acuan yang diuraikan lebih rinci ke dalam program, kurikulum dan silabus serta modul pelatihan.
Untuk memenuhi salah satu komponen dalam proses pelatihan tersebut maka disusunlah modul pelatihan berbasis kompetensi. Modul pelatihan berbasis kompetensi terdiri dari 3 buku yaitu buku informasi, buku kerja dan buku penilaian. Ketiga buku tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh, dimana buku yang satu dengan yang lainnya saling mengisi dan melengkapi, sehingga dapat digunakan untuk membantu pelatih dan peserta pelatihan untuk saling berinteraksi.
Demikian modul pelatihan berbasis kompetensi ini kami susun, semoga bermanfaat untuk menunjang proses pelaksanaan pelatihan di lembaga pelatihan kerja.
Jakarta, ... 2010 KEPALA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... 1
DAFTAR ISI ... 2
BAB I STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL (SKKNI) DAN SILABUS PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK) ... 4
A.Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI) ... 4
B.Unit Kompetensi Prasyarat ... 9
C.Silabus Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) ... 10
BAB II URAIAN SINGKAT MATERI PELATIHAN ... Error! Bookmark not defined. A.Latar Belakang ... 18
B.Tujuan ... 18
C.Ruang Lingkup ... 18
D.Pengertian-Pengertian ... 19
E.Diagram Alir Unit Kompetensi ... 20
F.Penjelasan Modul Menguji, Mengosongkan Dan Mengisi Sistem Pendingin 21 1. Menilai operasi ( kerja ) sistem pendingin ... 21
a. Pengetahuan... 21
1)Siklus pendingin ... 21
2)Komponen-komponen Pokok Sistem Mesin Pendingin ... 24
b. Keterampilan. ... 44
c. Standar Operaional Prosedur ... 46
d. Sikap Kerja... 46
2. Memperoleh kembali refrigerant dan pengosongan system. ... 46
a. Pengetahuan... 46
b. Keterampilan ... 50
c. Standar Operasinal Prosedur... 51
d. Sikap Kerja... 51
3. Mengisi Sistem Pendingin ... 51
a. Pengetahuan... 51
1)Mengisi berdasarkan temperatur kondensor. ... 54
2)Mengisi AC berdasarkan berat bahan pendingin. ... 54
b. Keterampilan ... 55
c. Standar Operasinal Prosedur... 56
BAB III SUMBER-SUMBER LAIN YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN
KOMPETENSI ... 57
A.Sumber-Sumber Perpustakaan ... 57
1. Daftar Pustaka ... 57
a. Fundamentals of refrigerant and air conditioning. ( OVTA ) ... 57
b. Teknik mesin pendingin. E.Karyanto dan DRS. Emon Paringga ... 57
2. Buku Referensi ... 57
B.Daftar Peralatan/Mesin Dan Bahan ... 57
1. Daftar Peralatan/Mesin ... 57
2. Daftar Bahan ... 58
BAB I STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL (SKKNI) DAN SILABUS PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK)
A. STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL (SKKNI) KODE UNIT : LOG.OO18.030.00
JUDUL UNIT : Menguji, mengosongkan dan mengisi sistem pendingin
DESKRIPSI UNIT : Unit ini menggambarkan kegiatan menguji, mengosongkan dan untuk menemukan kebocoran atau kontaminasi, mengosongkan mengisi sistem pendingin meliputi kegiatan menilai operasi kerja sistem pendingin sistem pendingin (refrigerant), mengisi sistem pendingin kembali sesuai dengan sistem operasi kerja yang standar.
Persyaratan pendahuluan:
1. LOG.OO09.002.01 : Membaca gambar teknik
2. LOG.OO18.001.01 : Menggunakan perkakas tangan
3. LOG.OO18.002.01 : Menggunakan perkakas bertenaga/operasi digenggam
4. LOG.OO18.018.01 : Membongkar/mengganti dan merakit komponen-komponen permesinan
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
01 Menilai operasi (kerja) sistem pendinginan
1.1 Prinsip operasi (kerja) sistem pendinginan dan istilah yang digunakan dimengerti.
1.2 Seluruh informasi yang relevan diperoleh dan diterjemahkan dengan benar sebelum memulai pekerjaan pada sistem pendinginan. 1.3 Pengecekan sistem pendingin dikerjakan dengan
aman sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar, kode dan peraturan yang relevan 1.4 Tekanan dan temperatur ditentukan dan dicatat
dengan benar.
1.5 Kesalahan dipisahkan dengan benar dari tingkat komponen dan tindakan korektif yang tepat ditentukan.
1.6 Sistem pendinginan dicek untuk (menemukan) kebocoran
pencemaran (kontaminasi).
02 Memperoleh kembali refrigerant dan pengosongan system
2.1.Sistem pendinginan dikosongkan sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar, kode dan peraturan..
2.2 Refrigerant yang dikosongkan (dievakuasi) dari sistem pendinginan, ditempatkan/dibuang sesuai dengan kode dan peraturan yang sesuai
03 Mengisi sistem pendinginan
3.1.Sistem pendinginan diisi dengan refrigerant yang benar sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar.
3.2 Minyak pelumas yang tepat ditambahkan ke sistem pendinginan sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar.
3.3 Sistem pendinginan dicek untuk (menemukan) kebocoran.
BATASAN VARIABEL
Pekerjaan dilaksanakan secara individu atau dalam lingkungan tim menggunakan standar keamanan, mutu dan prosedur bengkel (workshop) yang telah ditentukan sebelumnya. Sistem pendinginan mungkin dihubungkan dengan sistem pendinginan dan aplikasi pengaturan suhu udara termasuk untuk (jenis) komersial, industri dan transportasi. Seluruh pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan semua persyaratan perundang-undangan dan peraturan propinsi atau daerah yang relevan. Jenis Refrigerant termasuk CFC, HFC, amonia, dll.
PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks penilaian
Unit ini mungkin dinilai di tempat kerja, di luar tempat kerja atau kombinasi keduanya. Kompetensi yang tercakup di unit ini dapat didemonstrasikan oleh individu dengan bekerja sendiri atau sebagai bagian dari tim. Lingkungan (suasana) penilaian sebaiknya tidak merugikan calon (siswa yang akan dinilai).
Calon (siswa yang akan dinilai) akan menggunakan seluruh perkakas, peralatan, bahan dan dokumentasi yang diperlukan. Calon (siswa yang akan dinilai) diijinkan untuk menggunakan dokumen berikut :
2.1 Apapun prosedur tempat kerja yang relevan.
2.2 Apapun spesifikasi produk dan pabrik yang relevan.
2.3 Apapun lembaran data, katalog, diagram sirkuit dan gambar mesin yang relevan.
2.4 Calon (siswa yang akan dinilai) di haruskan untuk :
2.4.1 secara lisan atau metode komunikasi lainnya, dalam menjawab pertanyaan yang diajukan penilai.
2.4.2 Mengidentifikasi teman sekerja yang bisa didekati untuk pengumpulan bukti kompetensi pada saat yang tepat.
2.4.3 Penyajian bukti berupa kredit (penghargaan) untuk apapun dari off the job training yang berhubungan dengan unit ini. Penilai harus yakin bahwa calon dapat menunjukkan dengan kompeten dan konsisten seluruh elemen unit seperti yang ditentukan oleh kriteria, termasuk pengetahuan yang diperlukan.
3. Aspek Kritis
Unit ini dapat dinilai bersama dengan unit lainnya, seperti keselamatan, mutu, komunikasi, penanganan bahan, pencatatan dan pelaporan dihubungkan dengan pengetesan, pengosongan dan pengisian sistem pendinginan atau kompetensi lainnya yang memerlukan penggunaan keterampilan dan pengetahuan yang tercakup di unit ini.
4. Catatan khusus
Selama penilaian individu akan :
mendemonstrasikan kebiasaan bekerja yang aman setiap saat.
mengkomunikasikan informasi mengenai proses, kejadian atau tugas yang dikerjakan untuk memastikan lingkungan bekerja yang aman dan efisien.
bertanggung jawab untuk mutu pekerjaan mereka sendiri.
merencanakan tugas dalam seluruh situasi dan pengkajian prasyarat tugas yang sesuai. menunjukkan seluruh tugas sehubungan dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar (SOP).
menunjukkan seluruh tugas menurut perencanaan yang terperinci.
menggunakan teknik mesin, proses kebiasaan dan prosedur tempat kerja yang bisa diterima. Tugas yang terlibat akan diselesaikan dalam kerangka waktu yang masuk akal dengan kegiatan yang khas terjadi di tempat kerja.
5. Pedoman penilai
5.1 Prinsip operasi (kerja) sistem pendinginan bisa dijelaskan. Jenis refrigerant yang tersedia untuk penggunaan di sistem pendinginan bisa diidentifikasi. Karakteristik dan sifat setiap tipe refrigerant bisa diberikan. Keamanan tindakan pencegahan yang diambil ketika menangani atau bekerja dengan
refrigerant bisa diberikan. Metode pengidentifikasian refrigerant yang disimpan bisa diberikan. Metode pengidentifikasian tipe refrigerant yang digunakan dalam sistem pendinginan bisa dijelaskan.
5.2 Seluruh gambar, petunjuk, spesifikasi, prosedur, kode dan peraturan yang relevan diperoleh sesuai dengan prosedur tempat kerja.
5.3 Refrigerant yang tepat untuk sistem yang diberikan bisa diidentifikasi. Tindakan pencegahan yang diambil ketika menangani atau bekerja dengan refrigerant bisa diberikan. Kode dan peraturan yang relevan, dipakai untuk sistem pendinginan yang diberikan bisa diidentifikasi. Spesifikasi operasi (kerja) sistem pendinginan -komponen sistem/sirkit diperiksa sesuai dengan spesifikasi.
5.4 Sistem pendinginan dicek dengan aman sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar, kode dan peraturan yang relevan.
5.5 Prosedur untuk pengetesan/pengecekan sistem pendingin bisa diberikan. Tindakan pencegahan diambil ketika mengecek sistem pendinginan bisa diidentifikasi.
5.6 Tekanan dan temperatur ditentukan dan dicatat dengan benar sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar.
5.7 Pengetesan yang dikerjakan bisa diidentifikasi. Peralatan dan teknik digunakan untuk menentukan tekanan dan temperatur bisa diidentifikasi. Prosedur untuk pencatatan hasil tes sistem pendinginan bisa diberikan. 5.8 Komponen sistem pendinginan dicek untuk operasi (kerja) yang benar
sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar.
5.9 Spesifikasi komponen sistem pendinginan bisa diidentifikasi. Kesalahan komponen bisa diidentifikasi. Tindakan korektif yang tepat bisa diidentifikasi. Alasan untuk pengusulan tindakan korektif yang teridentifikasi bisa diberikan.
5.10 Sistem pendinginan dicek untuk (menemukan) kebocoran dengan aman menggunakan perkakas, teknik dan peralatan yang tepat sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar.
5.11 Prosedur untuk pengecekan sistem pendinginan untuk (menemukan) kebocoran bisa diberikan. Tipe peralatan/teknik penemuan (deteksi) kebocoran dan penerapannya bisa diberikan. Metode penemuan (deteksi) kebocoran yang digunakan untuk sistem pendinginan yang diberikan bisa diidentifikasi. Alasan untuk pemilihan metode yang dipilih bisa dijelaskan. Tindakan pencegahan aman yang diambil ketika pengetesan kebocoran sistem pendinginan bisa diidentifikasi.
5.12 Sistem pendinginan dicek untuk (menemukan) pencemaran (kontaminasi) sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar.
5.13 Sebab pencemaran (kontaminasi) pada sistem pendinginan bisa diidentifikasi. Prosedur, perkakas dan peralatan yang digunakan untuk membersihkan sistem yang tercemar bisa diidentifikasi. Efek pencemaran pada penampilan sistem pendinginan bisa dijelaskan.
5.14 Perkakas, teknik dan peralatan yang tepat digunakan untuk mengosongkan sistem pendinginan sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar, kode dan peraturan.
5.15 Prosedur untuk pengosongan sistem pendinginan bisa diidentifikasi. Perkakas, teknik dan peralatan yang diperlukan untuk mengerjakan
prosedur pengosongan bisa diidentifikasi. Prosedur pengosongan yang tepat untuk sistem pendinginan yang diberikan bisa diidentifikasi. Alasan untuk pemilihan prosedur pengosongan (evakuasi) yang dipilih bisa dijelaskan.
5.16 Refrigerant yang dikosongkan ditempatkan/dibuang sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar dank ode dan peraturan yang sesuai. Banyaknya refrigerant yang diperoleh kembali dari system pendinginan dicatat/dilaporkan sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar, kode dan peraturan. Bilamana tepat, banyaknya apapun refrigerant yang dibebaskan ke atmosfir dicatat/dilaporkan sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar, kode dan peraturan.
5.17 Alasan untuk penempatan refrigerant yang diperoleh kembali bisa dijelaskan. Prosedur untuk penyimpanan/pembuangan refrigerant yang diperoleh kembali bisa diberikan. Prosedur untuk pencatatan/pelaporan banyaknya refrigerant yang diperoleh kembali dari sistem pendinginan bisa diberikan. Prosedur untuk pencatatan/pelaporan banyaknya refrigerant yang dibebaskan ke atmosfir bisa diberikan. Konsekuensi pembebasan banyaknya refrigerant ke atmosfir bisa diberikan.
5.18 Sistem pendinginan diisi secara aman dengan refrigerant yang benar sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar dan seluruh persyaratan hukum (legislatif) dan peraturan yang relevan.
5.19 Prosedur untuk pengisian sistem pendinginan bisa diberikan. Refrigerant yang benar untuk susunan aplikasi yang diberikan, bisa diidenfikasi. Perkakas, teknik dan peralatan yang diperlukan untuk mengisi sistem pendinginan dengan refrigerant bisa diberikan. Tindakan pencegahan diambil ketika pengisian sistem pendinginan dengan refrigerant bisa diberikan.
5.20 Minyak pelumas yang benar untuk aplikasi yang diberikan ditambahkan ke sistem pendinginan sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar dan seluruh perundang-undang dan peraturan yang relevan. 5.21 Prosedur untuk penambahan minyak pelumas ke sistem pendinginan bisa
diberikan. Sifat miyak pendinginan bisa diidentifikasi. Minyak pendinginan yang tepat untuk susunan aplikasi yang diberikan bisa diidentifikasi. Alasan untuk pemilihan minyak pendinginan yang dipilih bisa dijelaskan. Fungsi minyak pendinginan dalam sistem pendinginan bisa dijelaskan.
5.22 Sistem pendinginan dicek untuk (menemukan) kebocoran, menggunakan perkakas, teknik dan peralatan yang tepat sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar.
5.23 Prosedur untuk pengecekan sistem pendinginan untuk (menemukan) kebocoran bisa diberikan.
KOMPETENSI KUNCI
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1. Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa
informasi 3
2. Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 2
3. Merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktivitas 2
4. Bekerja dengan orang lain dan kelompok 2
5. Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 2
6. Memecahkan masalah 2
7. Menggunakan teknologi 1
B. Unit Kompetensi Prasyarat
1. LOG.OO09.002.01 : Membaca gambar teknik
2. LOG.OO18.001.01 : Menggunakan perkakas tangan
3. LOG.OO18.002.01 : Menggunakan perkakas bertenaga/operasi digenggam
4. LOG.OO18.018.01 : Membongkar/mengganti dan merakit komponen-komponen permesinan
C. Silabus Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)
Judul Unit Kompetensi : Menguji, mengosongkan dan mengisi sistem pendingin Kode Unit Kompetensi : LOG.OO18.030.00
Deskripsi Unit Kompetensi : Unit ini menggambarkan kegiatan menguji, mengosongkan dan untuk menemukan kebocoran atau kontaminasi, mengosongkan mengisi sistem pendingin meliputi kegiatan menilai operasi kerja sistem pendingin sistem pendingin (refrigerant), mengisi sistem pendingin kembali sesuai dengan sistem operasi kerja yang standar. Unit ini menggambarkan kegiatan menguji, mengosongkan dan untuk menemukan kebocoran atau kontaminasi, mengosongkan mengisi sistem pendingin meliputi kegiatan menilai operasi kerja sistem pendingin sistem pendingin (refrigerant), mengisi sistem pendingin kembali sesuai dengan sistem operasi kerja yang standar.
Perkiraan Waktu Pelatihan : 40 Jp @ 45 Menit Tabel Silabus Unit Kompetensi :
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Indikator Unjuk Kerja
Materi Pelatihan Perkiraan
Waktu Pelatihan Pengetahuan Keterampilan Sikap
Penge-tahuan Keteram-pilan 01 Menilai operasi (kerja) sistem pendinginan
1.1 Prinsip operasi (kerja) sistem pendinginan dan istilah yang digunakan dimengerti.
Dapat menjelaskan prinsip kerja sistim pendingin. Mampu menginterprestasika n sistem mesin pendingin. Dapat mengidentifikasi jenis refrigerant sesuai dengan spesifikasi mesin pendingin. Mampu melakukan pencegahan bahaya pada saat bekerja menggunakan refrigerant Menjelaskan siklus refrigerant dalam sistem pendingin. Menentukan daya listrik, tekanan dan temperatur dalam sistem
Menterjemahkan wirring diagram dalam sistem mesin pendingin. Mengamati perubahan refrigerant dalam sistem. Membandingkan tekanan, temperatur mempergunakan kurva kejenuhan Menentukan kumparan kumparan bantu dan utama serta common. Harus hati-2 dalam menentukan janis refrigerant dan besarnya arus yang mengalir 1.2. Seluruh informasi yang relevan diperoleh dan diterjemahkan dengan benar sebelum memulai pekerjaan pada sistem pendinginan. Dapat menjelaskan informasi yang berkaitan dengan sistem mesin pendingin Dapat melaksanakan pembacaan wirring diagram sistem pendingin Menjelaskan fungsi dan kegunaan masing – masing komponen dengan tepat dan jelas. Menginteprestasikan wirring diagram . Menentukan lokasi penempatan komponen tersebut dalam sistem. Mengukur dan membaca wirring diagram,serta komponen lainnya. Penempatan komponen hrs diperhatikan Pembacaan dan penentuan skala ukur .
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Indikator Unjuk Kerja
Materi Pelatihan Perkiraan
Waktu Pelatihan Pengetahuan Keterampilan Sikap
Penge-tahuan
Keteram-pilan 1.3 Pengecekan sistem
pendingin dikerjakan
dengan aman sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar, kode dan peraturan yang relevan
Dapat mengidentifikasi isi refrigerant yang terdapat dalam sistem mesin pendingin Dapat melaksanakan temperatur dan tekanan serta komponen lainnya prosedur pengukuran sesuai dengan SOP Menjelaskan jenis refrigerant yang dipakai dalam sistem tersebut.
Menjelaskan temperature dan tekanan pada masing masing komponen Melakukan pendataan name plate. Melakukan pengukuran temperatur indoor dan outdoor
1.4. Tekanan dan temperatur ditentukan dan dicatat dengan benar.
Dapat menyebutkan standar temperatur dan tekanan pada mesin pendingin. Dapat melaksanakan
prosedur penggunaan peralatan dengan teknik sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Menjelaskan standar temperatur dan tekanan pada sistem mesin pendingin. Menjelaskan penggunan kurva kejenuhan untuk pe makaian pembacaan temparatur dan te kanan Membandingkan dan menganalisa hasil pengukuran dengan standar. Memasukan temperatur atau tekanaan pada kurva kejenuhan untuk dibaca dan di analisa. Perhatikan pada saat pengukura n jarum alat ukur dengan mekanik yang bergerak.
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Indikator Unjuk Kerja
Materi Pelatihan Perkiraan
Waktu Pelatihan Pengetahuan Keterampilan Sikap
Penge-tahuan
Keteram-pilan 1.5 Kesalahan dipisahkan
dengan benar dari tingkat komponen dan tindakan korektif yang tepat ditentukan. Dapat mengidentifikasi kesalahan dan tindakan korektip pada komponen dengan tepat. Dapat mempersiapkan tindakan korektip terhadap semua komponen sesuai dengan prosedur yang berlaku dilapangan. Mengindentifikasi kesalahan dan tindakan korektip pada komponen dengan tepat. Mempersiapkan tindakan korektip terhadap semua komponen sesuai dengan prosedur yang berlaku. 1.6 Sistem pendinginan dicek
untuk (menemukan) kebocora
Dapat mengidetifikasi peralatan untuk pekerjaan deteksi kebocoran. Dapat melaksanakan deteksi kebocoran dengan mempergunakan peralatan yang sesuai dengan SOP.
Menjelaskan peralatan untuk mencari kebocoran dalam sistem mesin pendingin.
Menjelaskan cara kerja alat atau perkakas pencari kebocoran Melakukan pencarian kebocoran dengan mempergunakan peralatan sesuai dengan prosedure yang berlaku. Mengiden tifikasi lokasi kebocoran serta menentuk an alat pencari kebocoran
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Indikator Unjuk Kerja
Materi Pelatihan Perkiraan
Waktu Pelatihan Pengetahuan Keterampilan Sikap
Penge-tahuan
Keteram-pilan 1.7 Sistem pendinginan dicek
untuk (menemukan) pencemaran (kontaminasi). Dapat mengiden-tifikasi prosedur pencarian lokasi pencemaran dengan mempergunakan peralatan yang tepat. Dapat melaksanakan tindakan pencegahan pencemaran lingkungan. Melakukan identifiksi sesuai dengan prosedur Melaksanakan tindakan pencegahan pencemaran lingkungan 02 Memperoleh kembali refrigerant dan pengosongan system 2.1 Sistem pendinginan dikosongkan sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar, kode dan peraturan..
Dapat mengiden-tifikasi perkakas,teknik dan peralatan untuk digunakan dalam pengerjaan pengosongan. Dapat melaksanakan prosedur pengosongan dengan mempergunakan peralatan dan sikap sesuai dengan SOP.
Menjelaskan peralatan untuk digunakan dalam pengerjaan pengosong an refrigerant dalam sistem. Menerangkan cara meng hidupkan dan mematikan peralatan tersebut deng an aman dan sesuai prosedur. Menghubungkan peralatan dengan komponen lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dilapangan. Mengoperasikan peralatan tersebut sesuai dengan SOP. Memelihara dan merawat peralatan dan komponen lainnya sehingga terpelihara terhadap fungsinya. Perhatikan level pelumas mesin tsb. Penempatan selang sesuai warna. Pembacaan manifol gauge harus akurat
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Indikator Unjuk Kerja
Materi Pelatihan Perkiraan
Waktu Pelatihan Pengetahuan Keterampilan Sikap
Penge-tahuan
Keteram-pilan
2.2 Refrigerant yang
dikosongkan (dievakuasi) dari sistem pendinginan, ditempatkan/dibuang sesuai dengan kode dan peraturan yang sesuai Dapat mengidentifikasi peralatan untuk penempatan refrigerant yang akan dbuang. Dapat memper-gunakan peralatan untuk menampung refrigerant yang dibuang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Melakukan mengidentifikasi peralatan untuk penempatan
refrigerant yang akan dbuang sesuai prosedur Mempergunakan peralatan untuk menampung refrigerant yang dibuang sesuai dengan peraturan yang berlaku Perhatikan peralatan yang digunakan sesuai dengan peruntukan dan prosedur
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Indikator Unjuk Kerja
Materi Pelatihan Perkiraan
Waktu Pelatihan Pengetahuan Keterampilan Sikap
Penge-tahuan Keteram-pilan 03 Mengisi sistem pendinginan
3.1 Sistem pendinginan diisi dengan refrigerant yang benar sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar. Dapat mengidentifikasi prosedur pengisian refrigerant pada mesin pendingin sesuai dengan SOP. Dapat melakukan
proses pengisian mesin pendingin sesuai dengan data sesuai dengan peraturan dan kondisi dilapangan dan tidak menyimpang peraturan K3 Menjelaskan prosedur pengisian refrigerant pada sistem mesin pendingin dengan tepat dan benar sesuai dengan kondisi. Menjelaskan penggunaan komponen pendukung untuk melakukan proses pengisian. Menjelaskan cara mengisi yang berorientasi pada : - berat refrigerant - Volume refrigerant - Temperatur outdoor - Arus yang mengalir Melakukan prosedur pengisian refrigerant pada sistem mesin pendingin sesuai dengan kondisi peralatan. Menentukan sistem pengisian refrigerant dan menyiapkan segala perengkapan yang diperlukan dan memenuhi SOP. Perhatika n warna selang pengisian. Pembacaa n manifold gauge. Finishing
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Indikator Unjuk Kerja
Materi Pelatihan Perkiraan
Waktu Pelatihan Pengetahuan Keterampilan Sikap
Penge-tahuan
Keteram-pilan 3.2 Minyak pelumas yang
tepat ditambahkan ke sistem pendinginan sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar.
Dapat mengiden-tifikasi jenis minyak pelumas yang dipakai oleh mesin pendingin.
Dapat melaksanakan prosedur penam-bahan minyak pelu-mas pada mesin pendingin sesuai dengan SOP.
Melakukan iden-tifikasi jenis minyak pelumas yang dipa-kai oleh mesin pendingin. Melaksanakan prosedur penam-bahan minyak pelumas sesuai dengan SOP Memperhati kan K-3
3.3 Sistem pendinginan dicek untuk (menemukan) kebo-coran.
Dapat menjelaskan kondisi mesin pen-dingin .
Dapat melaksakan prosedur pemerik-saan kebocoran pada mesin pendi-ngin dengan mempergunakan peralatan sesuai dengan SOP. Mengetahui kondisi mesin pendingin Melaksanakan pro-sedur pemeriksaan kebocoran pada mesin pendingin dengan memper-gunakan peralatan sesuai dengan SOP
Dapat bekerja bawah tekanan
BAB II
MENGUJI, MENGOSONGKAN DAN MENGISI SISTEM PENDINGIN
A. Latar Belakang
Sistem mesin penata udara merupakan salah satu dari sekian banyak mesin/perlengkapan yang dibutuhkan oleh suatu gedung untuk mempertahan temperatur,sirkulasi udara,kebersihan udara dan kelembaban.
Sistem mesin penata udara yang dimana didalamnya terdapat berbagai macam komponen pendukung yang dialiri refrigerant , perlu mendapatkan perawatan agar komponen itu tidak mudah rusak serta refrigerant yang berada dalam sirkulasi Komponen – Komponen tersebut tidak berkurang.
Sistem mesin penata udara juga perlu pemeriksaan dimana pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah komponen itu masih berfungsi dengan baik atau tidak dan juga dapat diketahui apakah komponen itu perlu penggantian atau tidak dan juga dapat mengetahui apakah komponen tersebut bisa dilakukan perbaikan atau tidak. Maka pada saat penggantian/ perbaikan komponen akan terjadi pembuangan refrigerant ,agar sistem dapat berfungsi kembali maka perlu mengembalikan kepada kondisi semula yang sesuai standard,dan untuk mengembalikan pada kondisi semula yang sesuai standar membutuhkan beberapa proses pengerjaan yang terstruktur; maka berdasarkan kebutuhan tadi kami menyusun learning material untuk memandu pekerjaan tsb yang terdiri dari 3 buku yaitu buku informasi,buku kerja dan buku penilaian.
Pada Buku Informasi ini akan dipaparkan tentang Pengetahuan dimana berisi Informasi tentang Sistem penata udara, juga akan dipaparkan tentang cara pengujian,pengosongan dan pengisian refrigerant kedalam sistem mesin pendingin. Dengan disusunnya Modul ”menguji,mengosongkan dan mengisi sistem pendingin” ini diharapkan akan dapat membantu Pelatih dalam menjelaskan tentang prosedure pengisian refrigerant pada sistem mesin pendingin
B. Tujuan
Modul “menguji,mengosongkan dan mengisi refrigerant pd sistem pendingin” ini bertujuan agar siswa mampu untuk melakukan pengisian refrigerant pada Sistem penata udara sesuai dengan SOP. Dimana Sistem penata udara yang diberikan dalam Modul ini adalah Sistem Pendingin dengan udara.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari Modul “menguji,mengosongkan dan mengisi refrigerant pada sistem pendingin” ini terdiri dari: pengujian/pengukuran temperatur,tekanan dan arus yang mengalir pada sistem,mengosongkan dengan mempergunakan perlengkapan sesuai standar dan keamanan dan mengisi refrigerant pada sistem berdasarkan prosedure yang telah ditetapkan
D. Pengertian-Pengertian
1. Thermostat adalah alat yang sensitif terhadap panas/dingin dan digunakan untuk mengontrol dan mengatur aliran cairan pendingin melalui sistem.
2. Pipa kapiler adalah peralatan untuk membatasi/membedakan sisi tekanan tinggi dan tekanan rendah serta untuk menyempurnakan struktur campuran menjadi liquid.
3. Katup expans adalah peralatan untuk mengatur jumlah cairan refrigerant yang masuk pada sisi evaporator yang katupnya diatur oleh temperatur ruangan. 4. Kondensor adalah suatu alat yang berfungsi sebagai pelepas panas yaitu
mengubah gas manjadi liquid.
5. Evaporator adalah suatu alat yang berfungsi menyerap panas yaitu mengubah liquid menjadi gas.
6. Pompa vacuum adalah suatu alat untuk mengevakuasi refrigerant dari sistem keluar sistem hingga menjadi vacuum.
7. SOP adalah standar operasi dan pelaksanaan yang antara lain berisi petunjuk bagaimana cara operasional menurut standar yang berlaku
8. Kurva kejenuhan adalah suatu methoda untuk membandingkan antara tekanan dan temperatur.
9. Refrigerant adalah jenis gas yang dipergunakan untuk AC / mesin pendingin 10. Filter adalah suatu komponen yang berfungsi sebagai penyaring kotoran dalam
siklus pendingin yang biasanya adalah sisa reamer pipa atau endapan oli
11. Strainer adalah suatu komponen yang berfungsi sebagai penyaring dan penyerap kotoran dalam siklus pendingin
E. Diagram Alir Unit Kompetensi
Menguji Mesin Pendingin
Temperatur Arus Kump. Kompressor
Outdoor Indoor Komp Start Runing Mengosongkan
Pompa Vakum Sistem Pump down
Mengisi
F. Penjelasan Modul Menguji, Mengosongkan Dan Mengisi Sistem Pendingin
1. Menilai operasi ( kerja ) sistem pendingin
a. Pengetahuan 1) Siklus pendingin
Siklus pendingin adalah suatu diagram perjalanan/alur reffrigeran yang dimulai dari proses kompresi oleh kompressor dengan suhu dan tekanan tinggi dialirkan menuju kondensor kemudian dikondensasikan mencapai temperatur tertentu, yang mana temperatur kondensor adalah temperatur luar plus 15 º C.
Hasil dari kondensasi masih tetap bertemperatur dan bertekanan tinggi tetapi perbandingan antara liquid dan gas 50:50. Kondisi seperti ini dilanjutkan menuju pipa kapiler atau katub expansi yang mana output dari pipa kapiler adalah berbentuk liquid atau biasa disebut dengan tekanan rendah.
Output dari pipa kapiler dilanjutkan menuju evaporator yang berada didalam ruangan (indoor) yang fungsinya adalah sebagai penyerap panas sehingga reffrigeran yang terdapat pada pipa evaporator berubah bentuk menjadi gas.
Input kompressor adalah berbentuk gas yang mana gas tsb. hasil output daripada evaporator bentuknya gas tekanannya rendah.
Gambar 1. : Bagan siklus pendingin
Compres sor Evaporator Kondensor Filter / Strainer Kapiler/ katub expansi gas gas liquid liquid TL+15ºC Kompresi Tekanan Tinggi Tekanan Rendah
2) Komponen-komponen Pokok Sistem Mesin Pendingin
Secara garis besar komponen-komponen Mesin Pendingin terbagi dalam 4 bagian yaitu:
a) Kompressor (dan Akumulator/pengaman) b) Kondensor
c) Evaporator
d) Katub expansi/pipa kapiler
a) Kompressor
Kompressor adalah suatu alat yang sangat penting dalam sistem pendingin sebagai jantung dari alat itu sendiri yang berfungsi sebagai pemicu tekanan baik tinggi maupun rendah. Kompressor di bagi dua menurut tegangan yaitu: kompressor satu phasa dan kompressor tiga phasa.
Kompressor Satu Phasa
Kompressor satu phasa biasa dipergunakan untuk AC separate,window dan package yang dipakai pada rumah tinggal bukan industri.
Gambar 4. : Kompressor 1 phasa dan Akumulator
Kompressor satu phasa biasanya mempunyai tiga terminal yaitu: common, starting dan running. Setiap kumparan mempunyai nilai-nilai tersendiri yang sudah ditentukan. Letak dan susunan ketiga terminal tsb. tidak sama untuk tiap model kompressor. Ada yang satu baris mendatar dan ada juga yang berbentuk segitiga, sebelum kita mencoba kompressor secara langsung kita harus terlebih dahulu mencari common, running dan starting dari terminal-terminal tsb. Untuk mencari terminal tsb. kita harus memakai AVO meter dengan skala yang kecil, karena hambatan dari kumparan motor kecil. Sebelum kita mulai mengukur dengan AVO meter semua hubungan kabel dari terminal dengan sumber tegangan harus dilepas terlebih dahulu. Seperti contoh dibawah ini adalah rangkaian terminal kompressor satu phasa jenis hermetik.
Gambar 5. : Terminal compressor
Misalnya pada terminal diatas yang tertera pada gambar kita ukur antara common dengan starting sebagai contoh didapat dengan nilai 50 Ohm. Kemudian kita ukur lagi antara common dengan running diperoleh nilai 10 Ohm. Maka apabila kita ukur antara kumparan starting dengan running adalah hasil penjumlahan antara kumparan starting dan running atau 50 Ohm + 10 Ohm = 60 Ohm.
Apabila kita menemukan kompressor yang tidak ada nama-nama terminalnya kita bisa menentukan nama terminal-terminal kompressor tsb. dengan cara melakukan pengukuran hambatan dari masing-masing terminal. Dari hasil pengukuran itu kita biasanya memperoleh tiga jenis hasil pengukuran. Langkah pertama adalah menentukan terminal common, yaitu berada didepan nilai hambatan yang paling besar. Sedangkan kumparan starting adalah urutan terbesar kedua. Dan untuk hambatan kumparan running adalah nilainya terkecil.
Cara-cara starting biasanya ada 2 macam seperti pada gambar 1-2b dibawah, yang pertama yaitu Kapasitor-Starting-kapasitor system (gambar a.) yang dilengkapi
C
50 Ω 60 Ω 10 Ω Kum. pembantu Kum. utama xS
y zR
50 Ω 60 Ω 10 ΩC
S
R
Kum. pembantu Kum. utama x y zdengan rele starting dan yang kedua ialah running kapasitor (gambar b.) yang bekerja didalam rangkaian selama starting dan running.
Gambar 6. : Starting pada Kompressor. Kompressor Tiga Phasa
Kompressor jenis ini mempunyai terminal sebanyak enam buah yaitu : U, V, W, X, Y, Z yang mempunyai tegangan 380 VAC. Kompressor jenis ini biasa dipakai pada AC sentral dan AC-AC yang memerlukan cooling capacity yang tinggi dan biasanya dipakai pada industri, hotel dan rumah-rumah mewah.
Gambar 7. : Kompressor 3 Phasa.
SR C M S MC Cs R C OL Motor Compressor Relay Starting Capasitor Starting Capasitor Running C M S MC C OL
a. Kapasitor-Starting-kapasitor sistem b. Running Kapasitor
Capasitor running
Pada sistem AC tiga phasa, karena cakupan beban yang besar dimana membutuhkan cooling capity yang besar, tetapi menggunakan reffrigerant yang terbatas, maka sistem ini memakai pendingin air pada evaporatornya. Dan untuk pendinginan pada kondensor terdapat dua jenis pendinginan yaitu dengan pendingin udara dan pendingin air.
Kompressor tiga phasa mempunyai kelebihan dalam segi pemeliharaan dan perbaikan dengan nilai tidak berbeda jauh dengan nilai aslinya, karena sistem kelistrikan dengan sistem kompresinya terpisah.
Gambar 8. : Diagram Teknis Kompressor 3 Phasa b) Kondensor
Kondensor dan Evaporator adalah alat penukar kalor/panas. Dengan istilah lain, kondensor adalah suatu alat untuk kondensasi, yaitu proses pelepasan panas yang mana merubah energi uap menjadi energi liquid. Kondensor seperti namanya adalah alat untuk membuat kondensasi bahan pendingin gas dari kompressor dengan suhu tinggi dan tekanan tinggi.
Bahan pendingin didalam kondensor dapat mengeluarkan kalor yang diserap dari evaporator dan panas yang ditambahkan dari kompressor. Kondensor ditempatkan antara kompressor dan alat pengatur bahan pendingin (pipa kapiler/katub expansi). Jadi pada sisi tekanan tinggi dari sistem. Kondensor ditempatkan diluar ruangan yang sedang didinginkan agar dapat membuang panasnya keluar kepada zat yang mendinginkannya (angin/air bebas). Kondensor dengan perencanaan yang baik harus
dapat membuat cairan dingin lanjut (sub cool) dari bahan pendingin cair sebelum meninggalkan kondensor.
Gambar 9. : Kondensor.
Bahan pendingin gas dari kompressor di dalam kondensor tekanannya hanya sedikit berkurang, dan tekanan bahan pendingin dari kondensor harus lebih tinggi daripada tekanan pada lain bagian dari sistem. Tekanan yang rendah dari kondensor adalah baik dan ekonomis, tetapi tekanan bahan pendingin yang meninggalkan kondensor harus masih cukup tinggi untuk mengatasi gesekan pipa dan tahanan dari alat pengatur bahan pendingin. Tekanan didalam kondensor yang sangat rendah dapat menyebabkan pendingin tidak dapat mengalir melalui pipa kapiler.
Faktor penting yang menentukan kapasitas kondensor:
1. Luas permukaan yang diinginkan dan sifat perpindahan kalornya. 2. Jumlah udara permenit yang dipakai untuk mendinginkan
3. Perbedaan suhu antara bahan pendingin dan udara luar 4. Sifat dan karakteristik bahan pendingin yang dipakai
Gambar 11. : Instalasi Kondensor 2
c) Evaporator
Evaporator berfungsi sebagai penyerap panas kebalikan dari fungsi kondensor. Yaitu untuk mengambil panas dari udara disekitarnya. Evaporator ditempatkan didalam ruangan yang sedang didinginkan. Evaporator bertempat diantara pipa kapiler dan kompressor, jadi pada sisi tekanan rendah dari sistem.
Evaporator seperti namanya merupakan sebuah ruangan tempat bahan pendingin cair menguap, bahan pendingin gas ditampung di akumulator lalu mengalir ke kompressor, evaporator memberikan panas pada bahan pendingin cair sebagai kalor laten penguapan, sehingga bahan pendingin menguap. Bahan pendingin gas membawa kalor tsb. ke kompressor dan membuangnya keluar melalui kondensor. Evaporator dibuat dari macam-macam logam tergantung dari bahan pendingin yang dipakai dari evaporator sendiri. Logam yang banyak dipakai adalah: besi, baja, tembaga, kuningan dan alumunium.
Saringan (Filter/Strainer)
Saringan berfungsi untuk menyaring kotoran dalam sistem agar tidak masuk kedalam pipa kapiler dan kompressor. Kotoran tersebut terdiri dari: logam yang hancur, potongan logam, sisa solder flux, lumpur, endapan, carbon oxide dan kotoran-kotoran lainnya yang tidak diperlukan didalam sistem.
Saringan harus menyaring semua kotoran pada sistem tetapi tidak boleh menyerap penurunan tekanan atau membuat sistem menjadi buntu. Saringan dibuat dibuat dari sepotong pipa tembaga dengan diameter 5/8 atau ¾ inchi. Didalamnya diberi kawat saringan yang sangat halus dari tembaga, monel atau phospor/bronze dengan diameter kawat 0,004 – 0,005 inchi ukurannya 100-150 mesh, artinya pada setiap inchi panjang terdapat 100-150 kawat, jadi dalam satu inchi persegi ada 10.000 sampai 25.000 lubang. Saringan hanya dapat menyaring kotoran dan benda padat lainnya tetapi tidak dapat menyerap uap air, asam dsb.
Pada waktu menyambung saringan, bagian yang keluar dari saringan yang akan disambung dengan pipa kapiler harus dikerjakan lebih dahulu, pipa kapiler harus dimasukkan kedalam saringan 2-3 cm agar pada waktu di brazing tidak sampai menjadi buntu. Letak saringan harus sedikit miring bagian dari saringan yang disambung dengan pipa kapiler harus lebih rendah daripada yang disambung dengan kondensor, agar hanya bahan pendingin cair yang dapat masuk kedalam pipa kapiler.
d) Pipa Kapiler
Disebut juga impedansi tube, restrictor tube atau choke tube.
Pipa kapiler dibuat dari pipa tembaga dengan lubang dalam yang sangat kecil panjang dan lubang pipa kapiler dapat mengontrol jumlah bahan pendingin yang mengalir ke evaporator. Pipa kapiler berguna untuk :
1. Menurunkan tekanan bahan pendingin cair yang mengalir didalamnya. 2. Mengatur jumlah beban pendingin cair yang mengalir melaluinya. 3. Membangkitkan tekanan bahan pendingin di kondensor.
Pipa kapiler dapat dipakai dengan bahan pendingin R12, R22, R500 dan R502. Pipa kapiler tidak boleh dibengkok terlalu tajam karena dapat menyebabkan lubang pipa kapiler tsb. menjadi buntu. Pipa kapiler menghubungkan saringan dan evaporator, merupakan batas antara sistem tekanan tinggi dan tekanan rendah dari sistem. Sistem yang dipakai pipa kapiler berbeda dengan yang memakai katub expansi atau kran pelampung, pipa kapiler tidak dapat menahan atau menghentikan aliran bahan pendingin pada waktu kompressor sedang bekerja maupun pada waktu kompressor sedang berhenti. Waktu kompressor dihentikan bahan pendingin dari sisi tekanan tinggi akan terus mengalir ke sisi tekanan rendah sampai tekanan pada kedua bagian tsb. menjadi sama, disebut waktu penyama tekananan.
e) Katub expansi
Katub expansi mempunyai fungsi yang sangat penting pada siklus reffrigerasi. Cairan reffrigerant yang bertekanan tinggi dikondensasikan untuk mengurangi tekanannya dengan mengatur katub expansi, dan mengubah cairan bertekanan rendah itu sehingga temperaturnya jenuh pada tekanan tersebut.
Fungsi terpenting dari katub expansi ini adalah menyediakan sejumlah reffrigerant yang sesuai dengan kerja evaporator pada saat itu dan mengatur agar mendapatkan siklus reffrigerasi sebaik mungkin.
Klasifikasi Katub Expansi
Type Detroit 1) Katub expansi
termo-sensitif Penyama tekanan eksternal
otomatis Type diafragma:
Penyama tekanan internal
2) Katub expansi tekanan konstant 3) Katub expansi manual
4) Tube kapiler
Struktur katub expansi
- Katub expansi Thermo-sensitif otomatis
Pada type ini derajat superheat reffrigerant yang meninggalkan evaporator dijaga tetap konstan dengan kontrol otomatis terhadap jumlah reffrigerant yang masuk kedalam evaporator.
Reffrigerant yang sama yang dipakai dalam reffrigerator akan diisikan kedalam silinder thermo-sensitif. Ada 3 bentuk reffrigerant: gas, cairan, uap. Masing-masing tipe ini mempunyai penggunaan yang berbeda-beda, tergantung pada tempat
.
Gambar 17. : Struktur katub expansi thermo-sensitif.
Type penyama tekanan external dipakai jika evaporator memiliki kapasitas yang besar sedangkan coil yang ukurannya cukup panjang, sehingga perlu diusahakan tekanan yang diberikan pada evaporator besarnya sama.
Prinsip kerja katub expansi thermo-sensitif otomatis
Kekuatan tergantung pada kekuatan yang dikenakan pada kedua sisi diafragma. Dorongan kebawah yang dikenakan terhadap permukaan atas diafragma menjadi tekanan silinder termo-sensitif. Sedangkan kekuatan yang mengenai permukaan bawah diafragma sama dengan jumlah tekanan spring (per) dan tekanan evaporator dari penyama tekanan (pressure equalizer). Diagragma akan naik atau turun tergantung besarnya masing-masing tekanan tersebut.
Gambar 18. : Prinsip kerja katub expansi thermo-sensitif otomatis - Prinsip kerja katub expansi thermo-sensitif
Hubungan antar temperatur dan tekanan untuk reffrigerant R-22: Temperatur Tekanan (kg/cm2 Abs)
5 ºC 10 ºC 15 ºC 20 ºC 6,0 7,0 8,1 9,4
Anggaplah katub expansi sedang terbuka dan reffrigerator memakai DF-22, keseimbangan tercapai pada evaporasi dengan tekanan 6,0 kg cm2 abs, temperatur 5 ºC dan derajat superheat (t) = 5 ºC. Jika silinder termo-sensitif juga mengandung DF-22, tekanan 7,0 kg cm2 abs akan dikenakan pada permukaan atas diafragma sehingga tekanan menjadi 10 ºC (temperatur evaporasi 5 ºC + derajat superheat 5 ºC = 10 ºC) pada exit dari evaporator memperlihatkan tekanan jenuh pada 7,0 kg cm2 abs untuk temperatur itu.
Jika kekuatan spring adalah 1,0 kg cm2 abs, jumlah tekanan 7,0 kg cm2 abs itu termasuk tekanan spring 1,0 kg cm2 abs, dan tekanan evaporator sebesar 6,0 kg cm2 abs akan dikenakan pada bagian bawah diafragma untuk mengimbangkan. Pada saat ini katub expansi dalam posisi kontrol.
Gambar 19. : Prinsip kerja katub expansi
Jika superheat yang keluar dari evaporator makin banyak maka tekanan pada silinder thermo-sensitif makin besar pula, dimana ini akan menekan diafragma lebih kebawah untuk membuka katub lebih besar.
- Cara menempelkan silinder thermo-sensitif dan equalizer external Silinder thermo-sensitif perlu ditempelkan pada tempat-tempat yang dapat menunjukkan dengan teliti temperatur dari exit evaporator.
Cara menempelkan silinder diatas pipa yang berdiameter kurang dari 20 mm dan pada pipa yang berdiameter lebih dari 20 mm dapat dilihat pada gambar 2.1.12 dan gambar 2.1.13.
Menempel silinder diatas pipa berdiameter < 20mm
Gambar 20. : Menempel silinder pada pipa berdiameter > 20 mm
Hindarkanlah menempelkannya dibawah pipa, karena silinder akan mendapatkan panas jenuh evaporasi langsung dari reffrigerant.
Gambar 21. : Penempatan silinder pada evaporator.
Adapun teknik menempelkan penyama tekanan eksternal (external pressure equalizer) didekat silinder dan ke kompressor dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 22. : Penempatan penyama tekanan eksternal
Jika ada penukar panas (heat-exchanger) pada pipa pengisap maka penempatannya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 23. : Penempatan penukar panas
Hati-hatilah sewaktu menghidupkan dan mematikan katub expansi tipe detroit. Ada aturan yang tak biasa, misalnya jika katub diputar ke kanan akan terbuka dan derajat superheat jadi berkurang.
Katub expansi tekanan konstant
Pada type ini tekanan evaporasi dibuat konstan, dan tidak tergantung pada derajat superheat.
Gambar dibawah ini memperlihatkan jika tekanan P1 (tekanan evaporator) naik, bellows shrinks dan katub jarum akan menutup.
Gambar 24. : Katub expansi tekanan kontstan Katub expansi manual
Strukturnya sama dengan katub stop biasa, tetapi katub ini dibuat agar dapat mengatur jumlah reffrigerant yang mengalir dengan membuka handel.
Gambar 25. : Katub expansi manual Tube kapiler
Tube kapiler memiliki struktur yang sederhana dan tak dapat mengatur jumlah reffrigerant sendiri. Kapasitas kapiler didasarkan pada beda tekanan antara proses kondensasi dan evaporasi, ditambah resistensi tube itu sendiri. Panjang tube sekitar 0,7 – 1,5 m dengan diameter bagian dalam kira-kira 0,8 -2,0 mm.
Tube kapiler ini kadang-kadang dipakai untuk reffrigerator kecil dan AC dengan kondisi operasi yang konstant.
Contoh:
Diketahui kondisi sebagai berikut:
Kapasitas unit kondensasi 500 Kkal H
Reffrigerant R-12
Temperatur evaporasi -10 ºC Temperatur kondensasi 45 ºC Temperatur subcooled 10 ºC
Jawab sesuai dengan tabel seleksi:
Jika menggunakan diameter bagian dalam 1,0 mm maka panjangnya 1,1 M Jika menggunakan diameter bagian dalam 1,2 mm maka panjangnya 2,8 M Kemudian, gunakan tabel koreksi:
Untuk 1,0 mm 1,1 M x 0,9 = 1,0 M
Gambar 26. : Tabel pemilihan dan koreksi pipa kapiler Akumulator
Juga disebut section akumulator, surge drum atau hearder.
Kompressor direncanakan untuk menempatkan gas bukan cairan. Banyak sistem reffrigerasi terutama pada suhu rendah mengembalikan banyak bahan pendingin cair ke kompressor. Akibatnya bahan pendingin cair dapat menyerap minyak pelumas kompressor dan mencuci bantalan dan pada beberapa kemungkinan dapat menyebabkan kekurangan minyak pelumas didalam penampung minyak kompressor.
Akumulator dapat melindungi sistem dari kerusakan-kerusakan tsb. diatas dengan harga yang relatif murah apabila dibandingkan dengan harga komponen kompressor yang rusak.
Gambar 27. : Gambar 2.1. Akumulator
Memilih akumulator tidak hanya berdasarkan besarnya fitting yang sama dengan saluran hisap juga tidak berdasarkan tabung yang cukup besar untuk menampung bahan pendingin cair. Untuk memilih akumulator kita harus memperhatikan:
1. Mempunyai kapasitas untuk menampung bahan pendingin yang tepat. Pada waktu sistem sedang bekerja terisi 65% bahan yang cair.
2. Akumulator harus mampu mengembalikan minyak dalam jumlah yang sesuai dengan keadaan beban.
3. Akumulator jangan sampai menyebabkan penurunan tekanan yang besar kepada sistem, penurunan tekanan tsb. dibatasi hanya sampai dengan 1/2º F.
Gambar 28. : akumulator
b. Keterampilan.
Menilai operasi ( kerja ) system pendingin.
Pemeriksaan / pendataan arus,tegangan,daya serta temperatur indoor maupun outdoor dan komponen lainnya.
1. Pemeriksaaan data nameplate.
2. Pengukuran temperatur indoor maupun outdoor
3. Pengukuran tahanan kumparan utama dan kumparan bantu dalam kompresor 1 phase.
4. Penggambaran kelistrikan 5. Pendataan nilai capasitor. Ad.1. Pemeriksaan data
- Perhatikan data2 yang terdapat dalam nameplate
- Catat semua data yang ada dan bandingkan dengan kondisi terkini.
Ad.2. Pengukuran temperatur indoor dan outdoor.
1) Periksa power suplay ukur mempergunakan AVO meter. 2) Periksa kabel power AC dengan sumber tegangan dan ukur. 3) Yakinkan lingkungan aman dari mekanik maupun elektrik. 4) Jalankan AC sesuai dengan SOP.
5) -Amati kondisi sistem tersebut dan catat kalau terdapat hal2 yg mencurigakan
6) Ukur temperatur kondensor dan evaporator, catat
7) Ukur arus yang mengalir dengan mempergunakan tang ampere 8) Catat nilai tekanan yang terdapat pada manifol gauge
9) Bandingkan hasil pengukuran temperatur dengan mempergunakan kurva kejenuhan.
Gambar 29. : Pengukuran temperatur indoor dan outdoor
Ad.3. Pengukuran tahanan kumparan utama dan kumparan bantu dalam kompresor 1 phase.
Dalam pekerjaan ini pelaksanaannya menyatu dengan pendataan capasitor serta penggambaran kelistrikan daripada sistem mesin pendingin.
Periksa data2 dan catat secara teliti dan tertib
Gambar kelistrikan sistem tersebut sesuai dengan kode warna Periksa dan sesuaikan gambar kelistrikan tadi dengan originalnya. Catat sistim pengkodean atau penomoran
Lepaskan kelistrikan dari terminalnya dan tempatkan.
Siapkan alat ukur AVO dan Megger, kalibrasikan sebelum dipakai. Catat kapasitas capasitor dan tempatkan
Ukur nilai tahanan masing2 kumparan kompresor catat dan tentukan nama terminal tsb.
Analisa hasil pengukuran tsb dan laporkan pada pengawas,setelah mendapat persetujuan pasang kembali.
Simpulkan hasil analisa dan catat serta difahami.
Gambar 30. : Pengukuran tahanan kumparan utama dan kumparan bantu dalam kompresor 1 phase.
c. Standar Operaional Prosedur
Dalam pelaksanaan pengukuran temperature indoor/outdoor dan arus yang mengalir dalam keadaan system sedang berjalan, standar pengukuran temperature mempergunakan satuan derajat celcius dan untuk arus adalah ampere.
d. Sikap Kerja
Dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang menunjang pekerjaan pengukuran system mesin piñata udara Untuk menentukan temperature outdoor yang terbaca dalam thermometer dan dikonfirmasikan dengan kurva kejenuhan maka diperoleh tekanan tinggi pada sistem tersebut,kesalahan pembacaan akan memepengaruhi system terutama akan berubah nilai arus yang mengalir.
Untuk menentukan terminal kompresor dibutuhkan ketelitian memilih alat ukur serta pembacaannya,karena dengan kecerobohan menentukan dan memberi nama terminal akan berakibat fatal dengan rusaknya kompresor.
2. Memperoleh kembali refrigerant dan pengosongan system. a. Pengetahuan
Sering disebut evacuating atau dehydrating yaitu mengosongkan atau menghampakan sistem dari udara dan lain-lain gas. Membuat vakum sistim mesin peñata udara sebelum diisi bahan pendingin dengan pompa vacum dan alat pengukur yang baik adalah suatu keharusan atau standar dari pengisian sistem pendingin.
Banyak orang sampai saat ini rupanya masih kurang mengerti dan tidak memahami kepentingan membuat vacum tersebut, bahkan menganggap sebagai suatu pekerjaan tambahan yang kurang penting pada persiapan pengisian suatu sistem pendingin. Sistem yang masih ada sisa udaranya waktu mula-mula dicoba memang kelihatannya tidak ada gangguan, tetapi sebenarnya sisa udara tersebut akan mengakibatkan gangguan yang lebih besar.
Udara tidak dapat diembunkan pada suhu dan tekanan pengembunan dari bahan pendingin, juga udara mempertinggi suhu dan tekanan dari saluran tekan ( discharge presure) kompresor. Pada suhu tinggi udara akan bersenyawa dengan minyak pelumas kompresor dan menghasilkan persenyawaan baru yang korosip dan berbahaya.
Terjadinya gangguan udara dalam sistem dapat diterangkan sebagai berikut : 1. Mula- mula terjadi reaksi antara minyak pelumas kompresor dengan oxigen dari
udara,terjadi endapan lumpur,endapan ini akan bersirkulasi dengan bahan pendingin. Pada bagian yang terpanas dari system yaitu pada dudukan katup ( discharge valve seat ) kompresor ,lumpur akan melekat dan menjadi kerak, makin lama kerak tersebut makin bertambah banyak sehingga katup dan dudukan katup menjadi kotor dan tidak dapat menutup rapat lagi. Katup kompresor bocor maka tekanan kompresor menjadi rendah,pada lubang aliran bahan pendingin yang menjadi sempit,bahan pendingin mengalirnya menjadi cepat sehingga dapat menimbulkan panas yang lebih tinggi lagi.
2. Pada suhu yang lebih tinggi 400 – 500 º C terjadi persenyawaan kimia antara minyak pelumas kompresor dengan bahan pendingin,menghasilkan air,asam hidrocrloric dan macam – macam uraian dari minyak pelumas kompresor. Hasil persenyawaan kimia ini akan membuat keadaan lebih buruk lagi. Minyak pelumas kompresor tidak dapat berfungsi lagi dan warnanya pun berubah, jumlah asam dan air makin lama makin bertambah. Sehingga akhirnya dapat menimbulkan kerusakan pada kompresor dan motor listrik.
Dari kejadian diatas dapat kita simpulkan bahwa jika didalam sisrtem tidak ada udara ,tidak akan terjadi kerak dan tidak akan terjadi panas yg tinggi,kemungkinan kompresor rusak dan motor listrik terbakar menjadi kecil; jadi udara dan panas adalah penyebab utama terjadinya kerusakan diatas.
Setiap kali sistem selesai diperbaiki tentu didal;am sistem tersebut penuh dengan udara,uap air dan gas-gas lain,juga kotoran seperti :debu,pasir,sisa solder dan lain-lain,kotoran tersebut dapat disaring dan ditampung oleh saringan,sedangkan udara didalam sistem hanya dapat diambil; dengan pompa vacum yang baik dan alat pengukur yang teliti utk mengukur vacum.
Alat pengukur vacum yg teliti sangat penting,pada pompa air kita dapat mengukur berapa banyak air yang dipompa,tetapi pada pompa vacum yang sedang bekerja kita tidak dapat melihatnya selain hanya mengandalkan pada pembacaan alat pengukur yang baik.
Pada waktu membuat vacum kita harus ingat bahwa jarak yang panjang atau pipa penghubung yang kecil diameternya mempunyai hambatan yang besar,dapat menurunkan tekanan,pada kedua ujung pipa tersebut dapat terjadi perbedaan yang besar. Membuat vacum sampai 25 in Hg adalah suatu pekerjaan yang mudah dan dapat dicapai dengan komprresor bekas lemari es atau room air condition.Sebetulnya dengan alat yang sederhana ini,sebagian besar udara dan gas sudah dapat dihisap keluar,tetapi yg tertinggal masih relatif banyak dan sistem masih belum memenuhi syarat untuk diisi bahan pendingin.
Vacum yang baik sampai 5000 – 10000 mikron ,tetapi 1500- 2000 mikron pun sudah cukup baik,banyak orang rupanya masih kurang memahami pengukuran vakum dalam satuan mikron tersebut ,mikron adalah satuan metrik untuk panjang ,dipakai untuk mengukur satuan vacum yang paling kecil.
1Mm = 1000 mikron = 0,04 inchi 1 inchi = 25400 mikron = 25,4 Mm 1 mikron = 0,001 Mm = 0,0004 inchi
0 mikron = 100 % vakum = 29,921 in ( 760 mm ) Hg vakum 100 mikron = 0,004 in ( 0,1mm ) = 29,917 in ( 759,9mm ) Hg vakum 2000 mikron = 0,08 in ( 2 mm ) = 29,841 in ( 758 mm ) Hg vakum Membuat vacum yang baik sebagai berikut :
1. Dibuat vacum 1000 – 2000 mikron selama 30 mnt
2. Diisi dengan gas nitrogen kering atau R – 22 sampai tekanannya diatas 0 Psig dan didiamkan selama 30 menit.
3. Dibuat vacum lagi 1000 – 2000 mikron selama 30 menit
Gambar 32. : Portable high vacum pump
Gambar 33. : Proses pemvakuman
Pekerjaan no 2 dan 3 dapat diulangi sampai 2 kali atau lebih,setelah itu baru sistem siap diisi ,setelah sistem dalam keadaan vacum boleh juga didiamkan selama 20 menit,sambil kita memperhatikan alat pengukur vacum tersebut ,jika ada yang bocor jarum penunjuk pada meter akan berubah kedudukannya ,vacumnya akan berkurang.
Untuk membersihkan udara dan uap air dari sistem,juga dapat dilakukan pembilasan ( purging ) ,yaitu dengan memasukan bahan pendingin kedalam sistem untuk mendorong keluar udara dan lain-lain kotoran,pada pembilasan semacam ini
hasilnya kurang memuaskan ,sedangkan bahan pendingin yg dipakai atau terbuang amat banyak sehingga biayanya amat mahal.
Setiap kali sistem diperbaiki atau ada bagian dari sistem yang ditukar baru,setelah dipasang kembali,selalu harus diperiksa dahulu terhadap kemungkinanan adanya kebocoran dari bagian yg baru diperbaiki,setelah pemeriksaan kebocoran selesai barulah sistem siap untuk divacum.
Membuat vacum :
1. Memakai kompresor dari unit
2. Memakai pompa vacum yang khusus
Gambar 34. : Proses pemvakuman
b. Keterampilan
1. Mempersiapkan peralatan dan identifikasi sesuai dengan jenisnya
2. Mempersiapkan dan memeriksa alat ukur tentang keakuratan penunujukan. 3. Mempersiapkan,memeriksa dan mencoba pompa vacuum dijalankan beberapa
4. Menentukan tempat/lokasi pemacuman.
5. Menghubungkan selang antara service port dengan manifold dan pompa vacum. 6. Melakukan proses pemacuman sesuai dengan standar yang berlaku.
7. Mematikan pompa vacum sesuai dengan SOP. c. Standar Operasional Prosedur
Dalam pelaksanaan proses pemacuman harus diperhatikan komponren inti anatara lain manifold gauge,selang berwarna dan pompa vacum,komponen tersebut harus dalam kondisi siap pakai.dan sistem dalam kondisi tidak bocor,serta dalam mematikan pompa vacum harus didahului dengan mematikan katup sistem kemudian pompa.
d. Sikap Kerja
Dalam proses pelaksanaan pemacuman diperlukan pengetahuan dan keterampilan tentang pompa vacum dan proses pemacuman;terutama dalam menentukan dan membaca manifold ,menentukan warna selang dan mematikan pompa vacum ketika proses pemacuman selesai.
3. Mengisi Sistem Pendingin a. Pengetahuan
Sistem yg memakai pipa kapiler memerlukan isi bahan pendingin yang tepat beratnya. Berat bahan pendingin tersebut hanya beberapa ratus gram, Sebelum kita mengisi,kita harus memeriksa dulu pelat nama kompresor atau AC untuk mengetahui keterangan dari pabrik mengenai : macam bahan pendingin,dan jumlah berat bahan pendingin yang harus diisikan kedalam sistem, umumnya memakai bahan pendingin R – 22.
Setelah semua komponen AC selesai dipasang,sistem lalu dibuat vacum,setelah sistem diperiksa tidak ada yang bocor,maka harus segera diisi dengan bahan pendingin. Pada pengisian didalam pabrik ,kompresor belum diisi dengan minyak pelumas kompresor, setelah sistem dibuat vacum harus disi minyak pelumas dahulu,setelah itu baru diisi bahan pendingin,mengisi bahan pendingin pada sistem banyak sekali caranya . Disini lkita hanya akan menjelaskan 2 macam saja.
1. Mengisi AC berdasarkan temperatur kondensor. 2. Mengisi AC berdasarkan berat bahan pendingin.
Gambar 35. : Pengisian refrigeran
SKEMA PENGISIAN AIR CONDITIONER (AC)
Memasang manifold dan selang sesuai warna dan dihubungkan pada pompa Vakum Membaca Nameplate
Mengatur katup manifold Gauge Mempersiapkan alat dan fasilitas dan lingkungan kerja
Menentukan/membuat tempat pengisian
Menjalankan pompa vakum sampai manifold menunjukan kondisi vakum
Tutup kran / Katup kemudian matikan pompa vakum
vakum
Belum vakum Kondisi
mesin AC
Hubungkan dengan tabung Reff
Membersihkan udara didalam selang pengisian (air furging)
Jalankan AC sebentar , kemudian AC diisi sampai jarum menunjukan 1
Bocor
Isi sesuai kondisi AC / standar pengisian Periksa:
1. Temperatur kondensor
2. Arus yang mengalir
3. Temperatur evaporator
4. Suara kompreser/temperature kompresor
Bagus
Verifikasi Not yet / gagal
Commisioning Periksa kebocoran
Perbaikan
Test Running / uji coba
1) Mengisi berdasarkan temperatur kondensor.
Yang pertama anda lakukan sebelum mengisi refrigerant adalah memasang manifold gauge minimal 1 sisi yaitu pada sisi tekanan rendah atau bagioan pipa isap, dan supaya lebih lengkap dipasang juga pada sisi tekanan tinggi yg dipasang pada bagian filter sebelum pipa kapiler
Setelah proses pemacuman dan pengecekan kebocoran dan dinyatakan aman,maka mulailah proses pengisian refrigerant pada sistem tersebut,sebelum proses p4engisian dilakukan bersihkan dahulu sisa udara yang ada dalam selang pengisian dengan cara membuka gas refrigerant dan kemudian kendorkan baut yang ada pada service port kalau sudah terdengar ada suara desis gas yang keluar, keraskan kembali mur tersebut. Isikan dahulu gas refrigerant pada system sampai jarum manifold gauge pada sisi tekanan rendah menunjuk angka 1 kg/cm2 atau 10 psi, katup tabung tutup kembali dan mesin jalankan
Tunggu beberapa saat agar mesin berjalan dengan stabil,setelah beberapa saat mulailah proses pengisian berikutnya dilakukan secara bertahap; sambil proses pengisian berkangsung periksa temperature kondensor, serta arus yang mengalir pada system tersebut.
Hentikan proses pengisian apabila temperature kondensor sudah mencapai 30 – 45 ° c atau arus sudah sesuai dengan name plat.
2) Mengisi AC berdasarkan berat bahan pendingin.
Mengisi berdasarkan berat bahan pendingin harus dikonfirmasikan dengan komponen lainnya seperti arus dan temperatur kondensor karena sangat berpengaruh sekali terhadap perubahan sistem itu sendiri.
Mengisi beradasar berat bahan pendingin harus mengacu pada nameplat dan biasanya dilakukan pada sistem yang baru atau belum mempunyai kasus atau AC baru, dalam pengisian yang berdasar berat bahan pendingin yaitu langsung diisikan dari tangki/tabung refrigerant kedalam sistem dengan melihat perbandingan berat yang ada dalam tabung dikurangi dengan berat yang didisikan kedalam ssitem.
Proses pengisian sebaiknya dilakukan pada sistem dalam keadaan jalan dan dihentikan ketika berat bahan pendingin yang masuk kedalam sistem sudah cukup kemudian ukur temperatur kondensor dan arus yang mengalir.
Gambar 37. : Mengisi beradasar berat bahan pendingin harus mengacu pada nameplat
b. Keterampilan
1. Mempersiapkan peralatan dan identifikasi identifikasi sesuai dengan jenisnya 2. Mempersiapkan dan memeriksa alat ukur tentang keakuratan penunujukan. 3. Mempersiapkan,memeriksa tempat pengisian
4. Menentukan tempat/lokasi pengisian
5. Menghubungkan selang antara service port dengan manifold dan tabung refrigerant, serta melakukan plasing
6. Melakukan proses pengisian sesuai dengan standar yang berlaku. 7. Mengukur temperatur kondensor dan arus yang mengalir.
8. Menghentikan pengisian apabila refrigerant sudah cukup atau temperatur kondensor sudah mencapai standar
c. Standar Operasinal Prosedur
Dalam pelaksanaan proses pengisian harus diperhatikan komponren inti anatara lain manifold gauge,selang berwarna dan tempertur kondensor.
komponen tersebut harus dalam kondisi siap pakai.dan sistem dalam kondisi tidak bocor.
d. Sikap Kerja
Dalam proses pelaksanaan pengisian diperlukan pengetahuan dan keterampilan tentang proses pengisian;terutama dalam menentukan dan membaca manifold, menentukan warna selang dan menetukan cara pengisian sistem.
BAB III SUMBER-SUMBER LAIN YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN
KOMPETENSI
A. Sumber-Sumber Perpustakaan 1. Daftar Pustaka
a. Fundamentals of refrigerant and air conditioning. ( OVTA ) b. Teknik mesin pendingin. E.Karyanto dan DRS. Emon Paringga 2. Buku Referensi
a. Andrew D Al Thouse, B.S (M.E.), M.A. Medern Refrigeration and Air Conditioning
b. Roy J. Dossat Principle Of Refrigeration Third Edition c. Mc Graw-Hill Handbook of Air Conditioning System Design
B. Daftar Peralatan/Mesin Dan Bahan
1. Daftar Peralatan/Mesin
No. Nama Peralatan/Mesin Keterangan
1. Manifold gauge R.22
2. Selang berwarna R.Y.B
3. Leak detektor 4. Pompa vacum 5. Thermo meter 6. Tang ampere 7. Kunci L 8. Tool set
9. Kunci inggris 2 buah
10. Peralatan untuk brazing
11. Timbangan kg
12. Flearing 13. Swaging 14. Cutting pipe 15. Bending
2. Daftar Bahan
No. Nama Bahan Keterangan
1. Refrigerant R22
2. Perak las batang
3. Oli Kompresor 4 GS
TIM PENYUSUN
No. Nama Institusi Keterangan
1. M. Sitorus, S.Pd BBPLKLN Cevest Bekasi 2. Ikhwanul Arif, S.T PT Panasonic
3. Agus Salim, S.Pd BLKPI Pasar Rebo 4. Drs. Haryo Kunto BBPLKDN Bandung
5. Lili Suwarsono, S.Pd BBPLKLN Cevest Bekasi 6. Maryo, S.Pd BBPLKLN Cevest Bekasi 7. Suhendar, S.Pd BBPLKLN Cevest Bekasi 8. Abdul Hadi, S.T BBPLKLN Cevest Bekasi 9. Dian Nugraha, S.ST BBPLKLN Cevest Bekasi 10. Sri Hardono, A.Md BBPLKLN Cevest Bekasi
MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI
SEKTOR LOGAM MESIN
BIDANG REFRIGERASI DAN AC
MENGUJI, MENGOSONGKAN DAN
MENGISI SISTEM PENDINGIN
LOG.OO18.030.00
BUKU KERJA
KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I.