BAB III SOLUSI BISNIS
Dari pembahasan akar masalah yang telah diterangkan pada bab terdahulu, dapat diketahui bahwa PT. XYZ harus menambah jumlah suplai biskuit apabila ingin mengimbangi pertumbuhan pasar, dan memperbesar pangsa pasar biskuit di Inonesia. Dengan keterbatasan kapasitas yang dimiliki oleh PT. XYZ, kekurangan ini dapat diatasi dengan berbagai alternatif solusi bisnis.
3.1 Alternatif Solusi Bisnis
Dalam usaha mengimbangi pertumbuhan pasar biskuit, PT. XYZ berusaha meningkatkan jumlah produk yang diproduksinya beredar di pasar. Untuk itu ada beberapa pilihan yang dapat dilakukan, antara lain:
1. Menambah jalur produksi.
2. Subcontractor.
3.1.1 Menambah Jalur Produksi
Penambahan jalur produksi dapat dilakukan dengan investasi yang harus di keluarkan PT. XYZ untuk membuat jalur produksi baru di lahan pabrik yang ada sekarang. Hal ini masih memungkinkan karena area tersebut masih mampu untuk dibuat jalur produksi baru, sehingga PT. XYZ tidak perlu mengeluarkan investasi pembelian lahan lagi, yang tentunya akan mempercepat periode pengembalian dari investasi yang dilakukan.
3.1.2 Subcontractor
Penggunaan subcontractor sebagai media penambahan produk akan mengurangi kontribusi operasi (Operating Contribution) PT. XYZ sebesar 18.3% dari penjualan bersih (Net sales). Dengan menggunakan subcontractor,
PT. XYZ hanya memiliki kontribusi operasi (Operating Contribution) sebesar 12.0% dari penjualan bersih tahunan, sedangkan apabila dilakukan di pabrik sendiri, kontribusi operasi (Operating Contribution) yang diperoleh sebesar 30.3% dari penjualan bersih tahunan yang dihasilkan .
Ada selisih kontribusi operasi (Operating Contribution) sebesar 18.3 % , yang disebabkan oleh :
1. Biaya bahan (material cost) naik di akibatkan biaya transportasi (freight
cost) yang tinggi sebesar 4.5% dari penjualan bersih.
2. Biaya copacking yang tinggi dari subcontractor karena memasukkan
margin & overhead subcontractor tersebut sebesar 24.2% dari penjualan
bersih.
Perbandingan kontribusi operasi (Operating Contribution) antara memproduksi biskuit di pabrik sendiri dan produksi menggunakan subcontractor dapat dilihat pada tabel berikut .
Tabel 3.1 Produk Operating Contribution PT. XYZ
Deskripsi Produksi di Pabrik Sub Contractor
NET SALES 100.0% 100.0%
Bahan baku 40.3% 42.5%
Bahan pengemasan 11.2% 13.5%
Copacking Fee 0.0% 24.2%
Biaya manufaktur langsung 51.5% 80.2%
Margin on Material Cost 48.5% 19.8%
Tenaga kerja 3.6% 0.0% Utiliti 1.5% 0.0% Depresiasi 1.6% 0.0% Perawatan Mesin 1.7% 0.0% Factory Overhead 2.0% 0.0% Logistik 7.8% 7.8% Operating Contribution 30.3% 12.0%
Selisih 18.3% dari penjualan bersih artinya PT. XYZ akan mengalami kehilangan kontribusi operasi (Operating Contribution) sebesar Rp. 28,314,492,000 per tahun.
3.2 Solusi Bisnis
Dengan kehilangan kontribusi operasi (Operating Contribution) sebesar jumlah tersebut diatas, ditambah pula effisiensi utilisasi operasional jalur produksi saat ini sudah mencapai 90,0%, maka solusi yang terbaik untuk menambah jumlah produk adalah dengan penambahan jalur produksi di pabrik PT. XYZ yang sekarang.
Hal ini juga didukung oleh beberapa faktor, antara lain:
1.
Masih memiliki lahan yang cukup di lokasi pabrik.2.
Dapat mengurangi biaya-biaya yang seharusnya dikeluarkan jika menggunakan sub contractor sehingga bisa menghasilkan produk yang terjangkau (affordable).3.
Dapat dikontrol dalam satu manajemen.4.
Memudahkan pengawasan dan supervisi.5.
Mengurangi biaya penanganan.6.
Memperlancar dan memperpendek arus barang yang di proses7.
Mengurangi keperluan penyimpanan.8.
Memperkecil keperluan inventori.3.2.1 Utilisasi Penambahan Jalur Produksi
Perhitungan utilisasi penambahan jalur produksi mempertimbangkan keadaan-keadaan yang telah ditetapkan perusahaan berdasarkan hari kalender, hari libur bank, hari libur akhir pekan, trials, pembersihan,
unsur-unsur penyesuaian, dan breakdowns yang telah direncanakan dalam satu tahun.
Perhitungan utilisasi kapasitas penambahan jalur produksi di PT. XYZ dijelaskan pada tabel berikut ini.
Tabel 3.2 Utilisasi Kapasitas Penambahan Jalur Produksi
PERHITUNGAN UTILISASI JALUR PRODUKSI
Days hr/day hr/year
Calendar Time M 365 24 8,760
Bank Holidays 12 24 288
Weekends not worked 26 24 624
Available Time A 327 24 7,848
No Work Planned on Line 6 24 144
Used Time U 321 24 7704
Trials non productive number/ hours/trial 5 24 120
Planned Overhauls shifts/ hours/sht 0 24 0
Factory fumigation shifts/ hours/sht 0 8 0
Operational Time O 316 24 7584
Start-up, Shut-down number+hours/nb 52 0.3 16
Cleaning number+hours/nb 52 1 52
Machine adjustments number+hours/nb 316 1 316
Production Time P 300 24 7200
Unforeseen Breakdowns as % of P 3.0% 216
Time & Waste Adjustments 2.0% 144
Effective Time E 285 24 6840
Machine Speed TMP Kg/h 1176
PRACTICAL OUTPUT Ton/y 8044
3.3 Analisa Solusi Bisnis
3.3.1. Capital Budgeting
Capital budgeting merupakan suatu proses yang digunakan suatu organisasi
Pengaturan capital budget menggambarkan komitmen yang diharapkan terhadap investasi jangka panjang tersebut.1
Capital budgeting meliputi keseluruhan proses perencanaan pengeluaran
modal, dimana hasil pengembaliannya diharapkan terjadi pada periode tertentu dimasa yang akan datang.
Menurut Eugene F. Brigham dan Michael C. Ehrhardt dalam buku Financial
Management: Theory and Pratice, langkah-langkah dalam proses capital budgeting meliputi:
1. Estimasi aliran kas operasional . 2. Mengukur risiko dari aliran kas.
3. Menentukan nilai diskon yang sesuai (appropriate discount rate), berdasarkan risiko dari aliran kas dan tingkatan umum dari suku bunga, yang dinamakan biaya modal investasi (project cost of capital) dalam capital budgeting.
4. Evaluasi aliran kas.
3.3.2 Sistematika Kelayakan Investasi
Investasi yang dilakukan untuk menambah jalur produksi baru, harus ditinjau kelayakannya dari aspek finansial. Hal ini menyangkut masalah pengeluaran modal, dimana PT. XYZ mengharapkan nilai tambah ekonomis dari investasi tersebut.
Posisi analisa risiko dalam sistematika analisa kelayakan investasi dari aspek finansial mengikuti alur berikut ini.
1 William G.Droms, 1995. Finance and accounting for NonFinancial mangers. 3rd . Massachusetts : Addison-Wesley Publishing Company Page: 179
Menentukan parameter dasar sebagai landasan membuat perkiraan biaya
investasi
Memperkirakan biaya investasi (Biaya pertama, kapital kerja, dan biaya
produksi)
Proyeksi pendapatan Unit Usaha hasil proyek
Membuat aliran kas selama umur proyek/investasi sebagai model untuk
dinilai
Menyusun kriteria penilaian
Melakukan penilaian Analisa risiko 1 2 3 4 5 6
Gambar 3.1 Sistematika analisa kelayakan investasi dari aspek finansial
3.3.3 Investasi Penambahan Jalur Produksi
Besarnya dana yang diperlukan untuk membiayai suatu rencana investasi sangat tergantung pada jenis proyek dan skala proyek. Dihubungkan dengan jenis penggunaan dana, maka dana yang diperlukan dibedakan atas:
• Dana investasi awal atau investasi inisial. • Dana modal kerja.
Investasi inisial (initial investment) adalah dana investasi yang diperlukan untuk mengadakan barang modal untuk untuk memproduksi biskuit seperti
bangunan, sistem suplai tepung dan gula, mesin mixer, forming, oven, cooling, dan sistem pengemasan, serta sarana pendukung lainnya. Pengeluaran dana untuk investasi inisial dinamakan pengeluaran modal (capital expenditure). Jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai sebuah rencana investasi inisial penambahan jalur produksi baru dapat dihitung melalui pengidentifikasian dana untuk keperluan berikut.
Tabel 3.3 Capital Expenditure
NO. PERALATAN HARGA (Rp.)
1 Bangunan Pabrik
3,200,000,000 2 Sistem supplai tepung dan gula
2,048,000,000 3 Mixer 3,500,000,000 4 Forming 3,548,000,000 5 Oven 2,041,000,000 6 Cooling Conveyor 1,638,000,000 7 Sistem pengemasan otomatis
13,600,000,000
TOTAL
29,575,000,000
Modal kerja (working capital) adalah dana yang diperlukan untuk membiayai aktifitas operasi sesudah proyek memasuki fase operasi komersial, pengeluaran dananya dinamakan pengeluaran operasi untuk pendapatan (Operating atau revenue expenditure).
Manajemen PT. XYZ membuat anggaran dana untuk masing-masing pengeluaran modal kerja berdasarkan persentasi terhadap nilai penjualan bersih tahunan.
Rincian anggaran pengeluaran modal kerja untuk membiayai produksi biskuit di PT. XYZ dijelaskan pada tabel berikut ini.
Tabel 3.4 Anggaran Modal Kerja
No. URAIAN % NET SALES
NET SALES 100.00%
1 Raw Material 40.30%
2 Packaging Material 11.20%
3 Copacking Fee 0.00%
4 Direct Manufacturing Costs 51.50%
Margin On Materials Cost 48.50%
5 Manufacturing Labour 3.60% 6 Factory Utilities 1.50% 7 Industrial Depreciation 1.60% 8 Machinery Maintenance 1.70% 9 Factory Overheads 2.00% 10 Logistics 7.80%
Operating Contribution (OC) 30.30%
11 Publicity 4.20%
12 Consumer Promotions 1.10%
13 Other Marketing Cost 0.70%
Total Advertising & Publicity 6.00%
Net Products Contribution (NPC) 24.30%
14 Sales Forces 1.00%
Net Channels Contribution (NCC) 23.30%
15 Head Office Overheads 1.00%
16 R&D Costs 0.70%
17 Other Income &Expenses 0.30%
18 Group Contribution 1.30%
Operating Income 20.00%
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pendapatan operasi (Operating Income) yang diperoleh dengan menjalankan proses produksi di pabrik sendiri sebesar 20% dari nilai penjualan bersih tahunan.
3.3.4 Perhitungan Capital Expenditure
Investasi yang dilakukan dengan kondisi dimana capital expenditure sesuai dengan anggaran yang telah direncanakan, dengan kata lain kondisi ini dinamakan kondisi optimis. Perhitungan dengan metoda capital budgeting dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.5 Capital Expenditure sesuai Anggaran
Local Income Tax rate: 30.00% in Million LOCAL CURRENCY
Local WACC in %: 18.00% Year
NO
( Cash-in = + ; Cash-out = - ) 1 2 3 4 5 TOTAL
1 Capital expenditures -26,871 -2,704 0 0 0 -29,575 2 Operating lease rent (inc financial charges) 0 0 0 0 0 0 3 NET INVESTED CASH OUT BEFORE FINANCING -26,871 -2,704 0 0 0 -29,575
4 Remaining monthes between First Order & Year end 5 12 12 12 12 53
5 Additional volumes ( in tons) 0 6,450 8,000 8,000 8,000 30,450
Net price per ton 19.34 19.34 19.34 19.34 19.34 19.34
6 Variation of Net Sales 0 124,746 154,724 154,724 154,724 588,917 7 Variation of material costs 0 -62,455 -77,464 -77,464 -77,464 294,847 -8 Variation of Margin on Material Costs 0 62,291 77,260 77,260 77,260 294,070
% Margin on Material costs/Net Sales 49.9% 49.9% 49.9% 49.9% 49.9% 49.9%
9 Variation of manufacturing labor costs 0 -4,531 -5,620 -5,620 -5,620 -21,392 10 Variation of direct production costs without depreciation 0 -3,933 -4,878 -4,878 -4,878 -18,567 11 Variation of the production depreciation charges 0 -2,711 -2,958 -2,958 -2,958 -11,584 12 Variation of manufacturing overheads without depreciation 0 -2,351 -2,915 -2,915 -2,915 -11,097 13 Variation of manufacturing overheads depreciation charges 0 0 0 0 0 0 14 Variation of logistic costs without depreciation 0 -9,675 -12,000 -12,000 -12,000 -45,675 15 Variation of logistic depreciation charges 0 0 0 0 0 0 16 Variation of Operations Contribution (OC) 0 39,090 48,889 48,889 48,889 185,756
% Operation Contribution/Net Sales 33.5% 31.3% 31.6% 31.6% 31.6% 31.5% 17 Advertising & Promotions 0 -9,106 -9,283 -9,283 -9,283 -36,957 18 Variation of Net Product Contribution 0 29,983 39,605 39,605 39,605 148,799
% Net Products Contribution/Net Sales 33.5% 24.0% 25.6% 25.6% 25.6% 25.3%
19 Variation of other costs (overheads) 0 -7,173 -8,897 -8,897 -8,897 -33,863 20 Exceptional One-off costs 0 0 0 0 0 0 21 Exceptional Assets sales (Disposals) 0 0 0 0 0 0 22 Exceptional Write-off (Net value of disposals) 0 0 0 0 0 0 23 Variation of Operating Income (excluding operating lease rent & charges) 0 22,811 30,709 30,709 30,709 114,937
% Operating Income/Net Sales (excluding operating lease rent & charges) 28.2% 18.3% 19.8% 19.8% 19.8% 19.5% 24 Variation of net financial charges 0 0 0 0 0 0 25 Variation of Taxes (including tax on operating lease costs) 0 -6,843 -9,213 -9,213 -9,213 -34,481 26 Variation of Consolidated Net Income (before financing and lease costs) 0 15,967 21,496 21,496 21,496 80,455
27 Variation of Working Capital 0 624 774 774 774 2,945
28 Fiscal Depreciation 0 -2,711 -2,958 -2,958 -2,958 -11,584 29 Operating Income (including operating lease rent & charges) 0 22,811 30,709 30,709 30,709 114,937
Operating Income /Net Sales (including operating lease rent & charges) 28.2% 18.3% 19.8% 19.8% 19.8% 19.5%
30 Net Operating Cash Flow -26,871 16,598 25,227 25,227 25,227 65,408 31 Local discount rate 1.00 0.85 0.72 0.61 0.52 -
32 Terminal Value - - - - 0 0
33 Annual Discounted Operating Cash-Flow -26,871 14,066 18,118 15,354 13,012 - 34 Cum. Discounted operating Cash-Flow -26,871 -12,805 5,313 20,667 33,679 33,679
35 NET PRESENT VALUE - - - - - 33,679
0.0 0.0 25.5 0.0 0.0 25.5
36 PAY-BACK (in months.) - - - - - 25.5
3.3.5 Kriteria Penilaian
Manajemen PT. XYZ memiliki aturan-aturan dan kebijakan investasi yang digunakan sebagai kriteria penilaian investasi yang dapat diterima oleh perusahaan.
Investasi yang ada di PT.XYZ dikategorikan ke dalam berbagai tipe yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.6 Tipe Investasi
C1 C2 C3
Pertumbuhan Net Sales & Pangsa Pasar
Peningkatan Margin on
Operations
Kontribusi terhadap
Group image - secure additional volume - lower material costs
- compliance with standards
- win market share - lower production costs - compliance with laws
- new customers - lower logistics costs
- better working conditions
- new markets - increase productivity
- environmental responsibilities - increase capacity - increase margins
- promote corporate name
C4 C5 C6
Proteksi tehadap
kehilangan Net Sales Teknologi Informasi "Jugs / Coolers"
- maintain capacity - hardware - HOD jug
- reduce risk of lost production - software - ensure competitivenss - external services
Kategori tersebut diatas digunakan untuk mengelompokkan target pengembalian masing-masing jenis investasi.
Target pengembalian yang ditetapkan manajemen PT. XYZ untuk masing-masing tipe investasi dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.7 Target Pengembalian
Kode Tipe Investasi Target Pengembalian
C1 Pertumbuhan Net Sales & Pangsa Pasar < 3 tahun C2 Peningkatan Margin on Operations < 2 tahun
C3 Kontribusi terhadap Group image Sesuai kebijakan Group
C4 Proteksi tehadap kehilangan Net Sales < 4 tahun
C5 Teknologi Informasi Sesuai kebijakan Group C6 Jugs / Coolers & Consigned Containers Sesuai kebijakan Group
Dari analisa investasi dengan metode capital budgeting diperoleh:
• NPV : Rp. 33,679,000,000
• Periode Pengembalian : 25.5 bulan
Periode pengembalian dapat memenuhi kriteria pengembalian yang sudah ditetapkan manajemen PT.XYZ.
• IRR : 69.3%
Supaya menambah nilai dalam perusahaan, sebuah investasi atau proyek harus memperoleh tingkat pengembalian yang lebih besar daripada biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted Average Cost of Capital). Dari perhitungan diatas diperoleh tingkat pengembalian (IRR) yang melebihi biaya modal rata-rata tertimbang (WACC: 18%).
Dengan demikian investasi penambahan jalur produksi memiliki risiko yang rendah dan memenuhi kriteria layak yang telah ditetapkan oleh manajemen PT. XYZ.