• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

J. Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN Jasa Keuangan Bidang

Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-04/MBU/2011

Metode analisis yang digunakan untuk menilai kinerja perusahaan asuransi BUMN adalah dengan menggunakan rasio keuangan yang telah ditetapkan berdasarkan Surat Peraturan (SP) Menteri BUMN Nomor: PER-04/MBU/2011. Pada SP Menteri BUMN, untuk menentukan tingkat kesehatan perusahaan digolongkan menjadi sehat, kurang sehat, dan tidak sehat. Untuk menentukan tingkat kesehatan tersebut ditetapkan berdasarkan penilaian terhadap kinerja perusahaan untuk tahun buku yang bersangkutan yang meliputi tiga aspek yaitu aspek keuangan, aspek operasional, dan aspek administrasi. Penilaian tingkat kesehatan pada penelitian ini menggunakan indikator dan bobot khusus untuk PT. Askes (Persero). Masing-masing aspek dalam indikator PT. Askes (Persero) mempunyai bobot tersendiri, yaitu untuk aspek keuangan total bobotnya sebesar 35%, aspek operasional total bobotnya sebesar 50%, dan aspek administrasi total bobotnya sebesar 15%.

Berdasarkan Surat Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-04/MBU/2011, rasio yang terdapat dalam peraturan ini adalah sebagai berikut:

1. Aspek Keuangan

Total bobot dalam aspek keuangan adalah sebesar 35%. Dalam penilaian aspek keuangan ini, indikator yang dinilai adalah sebagai berikut:

a. Return On Assets (ROA)

Menurut Hery (2015: 228), hasil pengembalian atas aset atau ROA merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset.

Rumus: ROA = Laba Sebelum Pajak

Rataβˆ’rata Total Aset x 100% b. Return On Equity (ROE)

Menurut Hery (2015: 230), hasil pengembalian atas ekuitas atau ROE merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi ekuitas dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total ekuitas.

Rumus: ROE = Laba Setelah Pajak

c. Risk Based Capital (RBC)

Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No. 63 Tahun 2004 dalam Dhaniati (2011), Pengertian Risk Based Capital adalah suatu ukuran yang menginformasikan tingkat keamanan finansial atau kesehatan suatu perusahaan asuransi yang harus dipenuhi oleh perusahaan asuransi kerugian sebesar 120%. Semakin besar rasio kesehatan RBC sebuah perusahaan asuransi, semakin sehat kondisi finansial perusahaan tersebut.

Rumus: RBC = Jumlah Tingkat Solvabilitas

Jumlah BTSM x 100 % d. Likuiditas

Menurut Prihadi (2010: 177), likuiditas adalah rasio untuk mengukur sampai seberapa jauh aset lancar perusahaan mampu untuk melunasi kewajiban jangka pendeknnya. Aset lancar mempunyai potensi penggunaan dan utang lancar akan memerlukan pembayaran maksimum setahun ke depan dari tanggal neraca. Rumus: Likuiditas = Aset Lancar

2. Aspek Operasional

Indikator yang dinilai dalam aspek operasional meliputi unsur-unsur kegiatan yang dianggap paling dominan dalam rangka menunjang keberhasilan operasi sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Beberapa indikator penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Resiko Kecukupan Investasi (RKI)

Menurut Karuniawati (2012), rasio perimbangan investasi dengan kewajiban atau RKI adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya kepada para pemegang polis.

Rumus: RKI = π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ πΌπ‘›π‘£π‘’π‘ π‘‘π‘Žπ‘ π‘–

πΆπ‘Žπ‘‘π‘Žπ‘›π‘”π‘Žπ‘› π‘‡π‘’π‘˜π‘›π‘–π‘ +π‘ˆπ‘‘π‘Žπ‘›π‘” πΎπ‘™π‘Žπ‘–π‘š x 100% b. Yield On Investment (YOI)

Menurut Karuniawati (2012), rasio pendapatan investasi neto atau YOIadalah rasio yang memberikan indikasi dalam menilai kemampuan manajemen dan kebijakan-kebijakan investasi dari perusahaan yang bersangkutan (asuransi) dan dapat menentukan sehat tidaknya perusahaan asuransi dari penentuan jumlah laba yang diperoleh.

Rumus: YOI = Hasil Investasi

c. Expense Ratio (ER)

Menurut Ibawa (2012), pengertian Expense Ratio atau Rasio Biaya Operasional adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan perusahaan dalam melakukan kegiatan operasinya.

Rumus: ER = Biaya Operasional

Pendapatan Premi x 100% d. Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL)

Menurut Kepmenkes Nomor: 828/MENKES/SKI/IX/2008, Rawat Jalan Tingkat Lanjutan adalah pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi observasi diagnosa pengobatan rehabilitasi medik tanpa tinggal di ruang rawat inap di sarana kesehatan strata dua dan strata tiga Pemerintah dan Swasta.

Rumus: RJTL = π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž πΎπ‘’π‘›π‘—π‘’π‘›π‘”π‘Žπ‘› π‘˜π‘’ π‘…π‘’π‘šπ‘Žβ„Ž π‘†π‘Žπ‘˜π‘–π‘‘

π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘ƒπ‘’π‘ π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘Ž π‘₯ 1000 e. Tingkat Kepuasan Peserta (TKP)

Menurut Day dalam Tjiptono (1998: 102), kepuasan pelanggan/ peserta adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang disarankan setelah pemakaian. Tingkat kepuasan peserta diperoleh dari hasil survei lembaga independen.

3. Aspek Administrasi

Total bobot dalam aspek administrasi adalah sebesar 15%. Dalam penilaian aspek administrasi ini, indikator yang dinilai adalah sebagai berikut:

a. Laporan Perhitungan Tahunan (LPT)

Menurut SP Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002, laporan perhitungan tahunan adalah standar waktu penyampaian perhitungan tahunan yang telah diaudit oleh akuntan publik atau Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan harus sudah diterima oleh Pemegang Saham untuk PERSERO atau Menteri BUMN untuk PERUM paling lambat akhir bulan kelima sejak tanggal tutup buku tahun yang bersangkutan.

Rumus: LPT = π‘…π‘’π‘Žπ‘™π‘–π‘ π‘Žπ‘ π‘– π‘ƒπ‘’π‘›π‘¦π‘–π‘šπ‘π‘Žπ‘›π‘Žπ‘› πΏπ‘Žπ‘π‘œπ‘Ÿπ‘Žπ‘› πΎπ‘’π‘’π‘Žπ‘›π‘”π‘Žπ‘› 𝐴𝑒𝑑𝑖𝑑

π΅π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘  π‘Šπ‘Žπ‘˜π‘‘π‘’ π‘ƒπ‘’π‘›π‘¦π‘Žπ‘šπ‘π‘Žπ‘–π‘Žπ‘› πΏπ‘Žπ‘π‘œπ‘Ÿπ‘Žπ‘› πΎπ‘’π‘’π‘Žπ‘›π‘”π‘Žπ‘› 𝐴𝑒𝑑𝑖𝑑 x 100 b. Rancangan RKAP

Menurut SP Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002, Sesuai ketentuan pasal 13 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 1998, pasal 27 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 1998, RUPS untuk PERSERO atau Menteri BUMN untuk PERUM dalam pengesahan rancangan RKAP tahunan harus sudah diterima 60 hari sebelum memasuki tahun anggaran yang bersangkutan. Rumus: Rancangan RKAP = π‘…π‘’π‘Žπ‘™π‘–π‘ π‘Žπ‘ π‘– π‘ƒπ‘’π‘›π‘¦π‘Žπ‘šπ‘π‘Žπ‘–π‘Žπ‘› 𝑅𝐾𝐴𝑃

c. Laporan Periodik (LP)

Menurut SP Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 laporan periodik triwulanan harus diterima oleh Komisaris/Dewan Pengawas dan Pemegang Saham untuk PERSERO atau Menteri BUMN untuk PERUM paling lambat satu bulan setelah berakhirnya periode laporan.

Rumus: LP = π‘…π‘’π‘Žπ‘™π‘–π‘ π‘Žπ‘ π‘– π‘ƒπ‘’π‘›π‘¦π‘Žπ‘šπ‘π‘Žπ‘–π‘Žπ‘› πΏπ‘Žπ‘π‘œπ‘Ÿπ‘Žπ‘› π‘€π‘Žπ‘›π‘Žπ‘—π‘’π‘šπ‘’π‘›

π΅π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘  π‘Šπ‘Žπ‘˜π‘‘π‘’ π‘ƒπ‘’π‘›π‘¦π‘Žπ‘šπ‘π‘Žπ‘–π‘Žπ‘› πΏπ‘Žπ‘π‘œπ‘Ÿπ‘Žπ‘› π‘€π‘Žπ‘›π‘Žπ‘—π‘’π‘šπ‘’π‘› x 100% d. Efektifitas Penyaluran (EP)

Rumus: EP = π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π·π‘Žπ‘›π‘Ž π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π·π‘–π‘ π‘Žπ‘™π‘’π‘Ÿπ‘˜π‘Žπ‘›

π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π·π‘Žπ‘›π‘Ž π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‡π‘’π‘Ÿπ‘ π‘’π‘‘π‘–π‘Ž x 100%

Menurut SP Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002, jumlah dana tersedia adalah seluruh dana pembinaan yang tersedia dalam tahun yang bersangkutan. Jumlah dana yang disalurkan adalah seluruh dana yang disalurkan dalam tahun yang bersangkutan e. Tingkat Kolektibilitas (TK)

Rumus: TK = π‘…π‘Žπ‘‘π‘Žβˆ’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž π‘‡π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘–π‘šπ‘π‘Žπ‘›π‘” πΎπ‘œπ‘™π‘’π‘˜π‘‘π‘–π‘π‘–π‘™π‘–π‘‘π‘Žπ‘  π‘ƒπ‘–π‘›π‘—π‘Žπ‘šπ‘Žπ‘›

π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘ƒπ‘–π‘›π‘—π‘Žπ‘šπ‘Žπ‘› π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π·π‘–π‘ π‘Žπ‘™π‘’π‘Ÿπ‘˜π‘Žπ‘› x 100% Menurut SP Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002, rata-rata tertimbang kolektibilitas pinjaman adalah perkalian antara bobot kolektibilitas dengan saldo pinjaman untuk masing-masing kategori kolektibilitas sampai dengan periode akhir tahun buku yang bersangkutan. Jumlah pinjaman yang disalurkan adalah seluruh pinjaman sampai dengan periode akhir tahun buku yang bersangkutan.

Berdasarkan Surat Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-04/MBU/2011, indikator yang dinilai serta bobotnya adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Indikator serta Bobot PT. Askes (Persero)

Sumber: SP. Menteri BUMN No. PER-04/MBU/2011

Penelitian ini hanya mengukur berdasarkan aspek keuangan dan aspek operasional. Rasio yang dipakai dalam aspek keuangan pada penelitian ini adalah ROA, ROE, RBC, dan Likuiditas. Rasio yang dipakai dalam aspek operasional pada penelitian ini adalah RKI, YOI, dan ER. Total bobot keseluruhan yang dipakai pada penelitian ini adalah 65%.

Indikator Bobot ASPEK KEUANGAN Rentabilitas - ROE (%) 5 - ROA(%) 5 RBC (%) 15 Likuiditas (%) 10 Total 35 ASPEK OPERASIONAL RKI (%) 10 YOI (%) 10 Ekspense Ratio (%) 10 Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (%) 10 Tingkat Kepuasan Peserta (%) 10

Total 50

ASPEK ADMINISTRASI

Laporan Periodik Tahunan (%) 3

Rancangan RKAP 3

Laporan Periodik (%) 3 Eefektifitas Penyaluran (%) 3 Tingkat Kolektibilitas (%) 3

K. Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN Berdasarkan Keputusan Menteri

Dokumen terkait