• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, dengan:

Mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua pada tahun 2015

1) Peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, dengan:

meningkatkan pelayanan outreach berbasis fasilitas yang disesuaikan dengan

kebutuhan masyarakat, dengan menjadikan puskesmas sebagai penyedia layanan

primer; PONED, PONEK30 , rumah sakit sayang ibu dan bayi serta revitalisasi posyandu;

meningkatkan akses layanan keluarga berencana, terutama bagi ibu pasca

melahirkan dan kelompok dengan kebutuhan KB ti dak terpenuhi (unmet need group) de ngan mengembangkan jaringan pelayanan kesehatan reproduksi terpadu termasuk pelayanan kesehatan reproduksi remaja dan pelayanan KB berkualitas dengan perhati an khusus pada daerah miskin dan terti nggal.

memperkuat fungsi bidan desa, termasuk kemitraan dengan tenaga kesehatan

swasta dan dukun bayi, terutama di daerah di mana mereka memiliki peran penti ng dalam kesehatan ibu, memperkuat pelayanan kesehatan berbasis masyarakat seperti melalui posyandu dan poskesdes.

memperkuat sistem rujukan, untuk mengatasi masalah ‘ti ga terlambat’, yang terdiri dari: (i) terlambat dalam memutuskan untuk mencari pelayanan, (ii) terlambat mencapai fasilitas pelayanan, dan (iii) terlambat dalam mendapatkan penanganan di fasilitas. Hal ini sangat penti ng mengingat kunci untuk menyelamatkan nyawa ibu keti ka terjadi komplikasi adalah melalui perawatan yang memadai tepat pada waktunya.

Program penurunan kema an ibu harus didasarkan pada prinsip bahwa se ap ibu hamil berisiko terhadap komplikasi yang mengancam jiwa. Untuk menurunkan rasio kema an ibu secara drama s, semua perempuan harus memiliki akses ke pelayanan persalinan yang berkualitas. Pelayanan tersebut memiliki ga unsur kunci:

persalinan dibantu tenaga kesehatan terla h, akses ke pelayanan obstetri darurat, dan

sistem rujukan yang berfungsi

mengurangi hambatan fi nansial melalui: PKH (Program Keluarga Harapan), Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat), dan BOK (Bantuan Operasional Kesehatan).

2) Peningkatan pelayanan con nuum of care. Con nuum of Care merupakan elemen

pen ti ng dalam strategi peningkatan kesehatan ibu dan bayi. Program ini menempatkan persalinan yang aman sebagai elemen utama dalam kesehatan ibu dan bayi. Hal ini mencakup penyediaan layanan terpadu bagi ibu dan bayi dari kehamilan hingga persalinan, periode postnatal dan masa kanak-kanak.

3) Peningkatan ketersediaan tenaga kesehatan, baik jumlah, kualitas dan persebarannya

(dokter umum, spesialis, bidan, tenaga paramedis), terutama untuk memenuhi kebutuh an tenaga kesehatan di daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan. Untuk meningkatkan keterampilan tenaga kesehatan, pre-service dan in-services training

bagi tenaga kesehatan strategis perlu terus di ngkatkan. Keterampilan tersebut melipu : (i) di ti ngkat masyarakat dan puskesmas, ditekankan pada keterampilan komunikasi kemasyarakatan maupun komunikasi interpersonal; mengenali kasus-kasus yang membutuhkan pelayanan obstetri darurat; dan keterampilan live saving; (ii) di

ti ngkat rumah sakit, ditekankan pada keterampilan live saving dan perawatan obstetri komprehensif; dan (iii) di ti ngkat masyarakat, puskesmas dan rumah sakit, ditekankan pada peningkatan kualitas pela yanan, dan mendorong demand lebih ti nggi. Di samping itu, untuk menjamin ketersedia an tenaga kesehatan di daerah-daerah terpencil, dapat dilakukan beberapa intervensi antara lain penerapan skema tenaga kesehatan kontrak.

Upaya melaksanakan revitalisasi KB dalam rangka pengendalian laju pertumbuhan penduduk merupakan salah satu kebijakan kunci untuk mencapai akses universal kesehatan reproduksi pada tahun 2015 dan dilakukan melalui serangkaian strategi antara lain:

1. Pembinaan dan peningkatan kemandirian keluarga berencana melalui:

a. meningkatkan pembinaan kesertaan dan kemandirian ber-KB melalui 23.500 klinik KB pemerintah dan swasta yaitu dengan memberikan dukungan sarana dan prasarana klinik serta

menyediakan alat/obat kontrasepsi (alokon) dan pelayanan KB grati s bagi masyarakat miskin;

b. meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja tentang kesehatan reproduksi remaja, HIV/AIDS, Napza, pendidikan keterampilan hidup, serta pendidikan kehidupan berkeluarga bagi remaja;

c. meningkatkan kapasitas sumber daya penyelenggara program KB di semua ti ngkatan, di 23.500

klinik yang perlu bantuan, parti sipasi dan kemandirian ber-KB.

2. Peningkatan promosi dan penggerakan masyarakat melalui:

a. mengembangkan media komunikasi dan intensifi kasi komunikasi, informasi dan edukasi tentang

pengendalian penduduk serta keluarga berencana;

b. meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terkait pengendalian jumlah penduduk, KB dan kesehatan reproduksi;

c. meningkatkan komitmen dan peran serta lintassektor dan pemerintah daerah dalam penyelenggaraan program kependudukan dan KB;

d. menggalang dan memperkuat kemitraan dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM), swasta, dan masyarakat dalam penyelenggaraan program kependudukan dan KB.

Sumber: RPJMN 2010-2014.

Strategi pembangunan kesehatan perlu untuk membangun “koalisi yang kuat di seluruh pemangku kepen ngan” ... dan ... Perencanaan proak f tenaga kesehatan dibutuhkan pula untuk menciptakan sebuah sistem sistem kesehatan yang inklusif dan adil

4) Peningkatan pendidikan kesehatan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang

kesehatan dan keselamatan ibu di ngkat masyarakat dan rumah tangga melalui

pelaksanaan program perubahan perilaku yang lebih intensif dan KIE yang dirancang se suai kondisi lokal dalam rangka mendorong upaya promosi dan pencegahan serta memperkuat pesan mengenai safe motherhood dalam program Suami Siaga dan Desa Siaga, program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta kelas ibu.

5) Perbaikan status gizi ibu hamil dengan menjamin kecukupan asupan gizi. Pemberian zat besi kepada ibu selama masa kehamilan melindungi ibu dan anak dari anemia. Diperkirakan sekitar 20 persen kemati an perinatal dan 10 persen kemati an ibu diakibatkan oleh anemia kurang zat besi. Anemia juga menyebabkan peningkatan risiko kelahiran prematur dan mengakibatkan berat badan bayi lahir rendah. Demikian pula, kasus kekurangan yodium dapat menyebabkan sejumlah kondisi kehamilan yang berisiko. Pemberian vitamin A pada ibu menyusui juga dipandang perlu dengan manfaat baik bagi ibu maupun sang bayi.

6) Penciptaan lingkungan kondusif yang mendukung manajemen dan par sipasi

stakeholder dalam pengembangan kebijakan dan proses perencanaan, melalui: (i) penyesuaian strategi intervensi dari sisi penyedia layanan (keluarga berencana, pelayanan ke sehatan ibu dan kesehatan reproduksi) dengan kondisi geografi s dan sosial ekonomi yang ada;31 (ii) meningkatkan kesehatan neonatal sebagai bagian tak terpisahkan dari program kesehatan ibu; (iii) memperkuat perencanaan dan manajemen kesehatan di ti ngkat daerah untuk pelayanan kesehatan ibu dan neonatal; dan (iv) mendorong kemitraan lintas program, lintas sektor, swasta dan masyarakat guna menerapkan sinergi dalam advokasi dan penyediaan layanan.

7) Penguatan sistem informasi, khususnya dengan: (i) memperkenalkan metode-metode

analiti s untuk mengukur kemati an ibu dengan memanfaatkan berbagai sumber data yang memiliki kualitas berbeda; (ii) memberikan fokus pada kelompok dan daerah yang memiliki risiko kemati an ibu terbesar; dan (iii) menyusun berbagai model untuk mengidentifi kasi strategi-strategi safe motherhood yang efekti f.

8) Penguatan koordinasi dengan memperjelas peran dan tanggung jawab pusat dan daerah dalam rangka memperkuat surveilans, monitoring, evaluasi, serta pembiayaan, di mana penentuan prioritas dan alokasi sumber daya tetap memperhati kan penekanan intensitas sasaran pada daerah terti nggal dan miskin. Di samping itu, kemitraan lintas program dan lintas sektor yang efekti f dengan dukungan dari lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan sektor swasta lainnya, sangat diperlukan guna menjamin terjadinya sinergi dalam pelaksanaan program.

9) Selain itu, perlu dipertajam pelaksanaan pencapaian indikator-indikator Standar Pelayanan Minimum (SPM) bidang kesehatan yang juga merupakan indikator sasaran MDGs, dalam rangka menjamin pencapaian tujuan pembangunan kesehatan di ti ngkat pusat dan daerah (kabupaten/kota).

Untuk menekankan strategi tersebut, RPJMN 2010-2014 telah menetapkan target tahunan sebagai berikut:

Prioritas Output 2010 2011 2012 2013 2014

Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan reproduksi

Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlati h (cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (PN))

84% 86% 88% 89% 90%

Persentase ibu hamil yang mandapatkan pelayanan antenatal (cakupan kunjungan kehamilan ke empat (K4)) 84% 86% 90% 93% 95% Persentase fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan KB sesuai standar. 10% 40% 75% 90% 100% Tabel 5.1.

Prioritas, output, dan target

peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan reproduksi, tahun 2010-2014

Sumber: RPJMN 2010-2014.

Dalam upaya mencapat target keluaran (output) tahunan yang telah dijabarkan sebelumnya, beberapa target output dari ti ap-ti ap masukan (input) telah ditetapkan sebagai berikut:

Prioritas Output 2010 2011 2012 2013 2014 Meningkatkan pengembangan layanan persalinan dan kebidanan Jumlah puskesmas yang menerapkan layanan kebidanan standar sesuai pedoman 70 140 210 280 350 Meningkatkan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis pada program Gizi dan Kesehatan Ibu -Anak

Jumlah Poskesdes

(Pos Kesehatan Desa) 70.000 72.000 74.000 76.000 78.000

Tabel 5.2.

Prioritas, output, dan target

peningkatan layanan persalinan kebidanan dan dukungan manajemen program Gizi dan KIA, tahun 2010-2014

Sumber: RPJMN 2010-2014.

Sasaran yang akan dicapai dalam pembangunan KB untuk mendukung universal akses kesehatan reproduksi pada tahun 2014 antara lain: (i) menurunkan unmet need dari 9,1 persen menjadi 5,0 persen; (ii) meningkatkan angka pemakaian kontrasepsi (CPR) cara modern dari 57,4 persen menjadi 65 persen; (iii) menurunkan Age Specifi c Fer lity Rate (ASFR) usia 15–19 tahun per 1.000 perempuan menikah, dari 35 menjadi 30; dan (iv) menurunkan disparitas CPR dan unmet need antarwilayah dan antarti ngkat sosial ekonomi. Sasaran-sasaran tersebut

dicapai dengan melaksanakan revitalisasi KB melalui program kependudukan dan keluarga berencana dengan kegiatan utama, output, dan target antara lain sebagai berikut:

Prioritas Output 2010 2011 2012 2013 2014

Program Kependudukan dan KB

Contracep ve Prevalence Rate/CPR (%) 57,4 - - - 65

Jumlah peserta KB baru/PB (juta) 7,1 7,2 7,3 7,5 7,6

Jumlah peserta KB akti f/PA (juta) 26,7 27,5 28,2 29 29,8

Jumlah peserta KB baru mandiri (ribu) 3,4 3,4 3,4 3,5 3,6

Persentase peserta KB akti f mandiri 48,4 49,6 49,7 50,9 51

Persentase peserta KB baru Metode

Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) 12,1 12,5 12,9 13,2 13,6

Persentase peserta KB akti f MKJP 24,2 25,1 25,9 26,7 27,5

Persentase peserta KB baru laki-laki 3,6 4,0 4,3 4,6 5,0

Meningkatkan pembinaan, kesertaan, dan kemandirian ber-KB melalui 23.500 klinik KB pemerintah dan swasta

Jumlah klinik KB pemerintah dan

swasta yang melayani KB 23.500 23.500 23.500 23.500 23.500

Jumlah peserta KB baru miskin (Keluarga Prasejahtera/KPS dan Keluarga Sejahtera I/KS-I) dan rentan lainnya yang mendapatkan pembinaan

dan alokon grati s melalui 23.500 klinik

KB pemerintah dan swasta (juta)

3,75 3,8 3,89 3,97 4,05

Jumlah peserta KB akti f miskin (KPS

dan KS-1) dan rentan lainnya yang mendapatkan pembinaan dan alokon

grati s melalui 23.500 klinik KB

peme-rintah dan swasta (juta)

11,9 12,2 12,5 12,8 13,1

Jumlah klinik KB pemerintah dan swasta yang mendapat dukungan sarana prasarana

4.700 4.700 4.700 4.700 4.700

Meningkatkan kapasitas sumber daya penyelenggara program KB di 23.500 klinik KB pemerin tah dan swasta dalam rangka pembinaan, kesertaan, dan kemandi rian ber-KB

Persentase tenaga pelayanan KB

terlati h di 23.500 klinik KB pemerintah

dan swasta

35 45 75 90 100

Persentase klinik KB yang melayani KB

sesuai Standard Opera ng Procedure

(SOP) dari 23.500 klinik KB pemerintah dan swasta

20 35 50 70 85

Meningkatkan

pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja tentang penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja (PKBR)

Persentase pengetahuan remaja tentang:

· Kesehatan reproduksi remaja 50 53 56 59 62

· HIV/AIDS 64 67 70 72 76

· Perencanaan kehidupan berkeluarga 10 15 20 25 30

Jumlah pelati h PKBR dilati h - 115 30 30 30

Jumlah center of excellent PKBR (per

provinsi) 1 2 3 4 5

Jumlah Pusat Informasi dan Konseling (PIK) remaja/mahasiswa yang dibentuk dan dibina

9.373 12.253 13.195 14.140 15.016

Tabel 5.3.

Prioritas, output,

dan target untuk program Kependudukan dan KB (KKB), tahun 2010-2014

Dalam mempercepat pencapaian program kesehatan ibu, mengurangi angka kemati an ibu dan meningkatkan akses untuk mendapatkan layanan kesehatan reproduksi, rencana aksi dan target telah ditetapkan dalam Instruksi Presiden RI Nomor 3/2010, yang memprioritaskan dan mengarah pada beberapa kegiatan seperti : (i) peningkatan layanan kesehatan ibu (PONEK/ PONED), (ii) penempatan sumber daya manusia kesehatan strategis, terutama di daerah bermasalah kesehatan (DBK) dan daerah terti nggal, perbatasan dan kepulauan (DTPK), dan (iii) peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan KB dalam rangka menurunkan unmet need

dan meningkatkan angka pemakaian kontrasepsi. Seluruh target di atas dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan, BKKBN, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota dan peran akti f masyarakat.

Prioritas Output 2010 2011 2012 2013 2014

Meningkatkan pengeta-huan, sikap dan perilaku masyarakat tentang pengendalian penduduk dan KB

Persentase media dan materi Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) yang diproduksi

38 65 84 100 100

Persentase Pasangan Usia Subur (PUS), Wanita Usia Subur (WUS), dan remaja yang mengetahui informasi KKB melalui media massa (cetak dan elektronik) dan media luar ruang

95 95 95 95 95

Meningkatkan peran serta LSM, swasta, dan masyarakat dalam penye-lenggaraan program KKB

Jumlah tenaga lini lapangan KB (Petugas Lapangan Keluarga Berencana/PLKB; Penyuluh Keluarga

Berencana/PKB) yang terlati h:

· Lati han dasar umum (LDU) 1.065 1.343 1.342 -

Refreshing 1.350 2.500 2.750 2.700 1.700

· Pelati han teknis 3.018 3.300 3.450 2.157 950

Lanjutan Tabel 5.3.

Sumber: RPJMN 2010-2014.

Tujuan 6:

Memerangi HIV/AIDS,