• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Pembahasan

4.2.2 Peningkatan Hasil Tes Menyusun Teks Cerita Pendek

Hasil tes keterampilan menyusun teks cerita pendek menggunakan model discovery learning dan media dongeng berupa nilai rata-rata masing-masing aspek pada siklus I dan siklus II, yang direkap dan dihitung untuk mengetahui peningkatan keterampilan menyusun teks cerita pendek menggunakan model discovery learning dan media dongeng dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 32 Hasil Tes Menyusun Teks Cerita Pendek Siklus I dan Siklus II

No. Aspek Penilaian

Rata-rata Skor

Kelas Peningkatan

Siklus I Siklus II S II- S I Persen (%)

1. Kesesuaian Isi dengan Tema

dongeng 1,6 3,34 1,74 43,5

2. Kelengkapan dan Keruntutan

Struktur 2,11 3,05 0,94 23,75

3. Ketepatan Pilihan Kata 2,04 3,42 1,38 34,5

4. Keefektifan Kalimat 1,9 3,42 1,52 38

5. Mekanik 1,53 3,42 1,89 47,25

Nilai Rata-rata Klasikal 1,85 3,28 1,48 37,4

Berdasarkan tabel 32 tersebut secara klasikal dapat diketahui hasil tes keterampilan menyusun teks cerita pendek menggunakan model discovery learning dan media dongeng mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 1,48 atau 37,4% yaitu dari nilai rata-rata kelas pada siklus I sebesar 1,85 menjadi 3,28 pada siklus II.

Hasil keterampilan menyusun teks cerita pendek menggunakan model discovery learning dan media dongeng siklus I dan siklus II pada tiap aspek mengalami peningkatan. Rata-rata skor pada aspek kesesuaian isi dengan tema dongeng pada siklus I mencapai rata-rata 1,6 dan setelah dilakukan pembelajaran siklus II skor rata-rata mencapai 3,34 meningkat 1,74 atau sebesar 43,5%. Pada aspek kelengkapan isi dan keruntutan sturktur skor rata-rata yang diperoleh pada siklus I mencapai 2,11 dan setelah dilakukan pembelajaran siklus II skor rata-rata mencapai 3,05 meningkat 0,94 atau sebesar 23,75%. Pada aspek ketepatan pilihan kata skor rata-rata yang diperoleh pada siklus I mencapai 2,04 dan setelah dilakukan pembelajaran siklus II skor rata-rata mencapai 3,42 meningkat 1,38 atau sebesar 34,5 %. Rata-rata skor pada aspek keefektifan kalimat pada siklus I

mencapai 1,9 dan setelah dilakukan pembelajaran siklus II skor rata-rata mencapai 3,42 meningkat 1,52 atau sebesar 38%. Sedangkan rata-rata skor aspek mekanik pada siklus I mencapai 1,53 dan setelah dilakukan pembelajaran siklus II skor rata-rata mencapai 3,42 meningkat 1,89 atau sebesar 47,25%.

Peningkatan rata-rata hasil tes keterampilan menyusun teks cerita pendek menggunakan model discovery learning dan media dongeng dalam siklus I dan siklus II juga dapat dilihat dari grafik pada diagram 3 hasil tes masing-masing aspek sebagai berikut.

Diagram 3 Peningkatan Rata-rata Keterampilan Menyusun Teks Cerita Pendek

Berdasarkan diagram 3 dapat dilihat terjadi peningkatan menyusun teks cerita pendek menggunakan model discovery learning dan media dongeng dari siklus I dan siklus II. Penggunaan model discovery learning dan media dongeng berpengaruh terhadap peningkatan menyusun teks cerita pendek karena model dan

3.42 3.42 3.42 3.05 3.34 1.53 1.9 2.04 2.11 1.6 Mekanik Keefektifan Kalimat Ketepatan Pilihan Kata Kelengkapan dan Keruntutan Struktur Keseuaian Isi dengan Tema Dongeng

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4

media tersebut mempermudah dan menuntun peserta didik untuk dapat menyusun teks cerita pendek secara bertahap.

Setelah dilakukan tindakan pembelajaran menyusun teks cerita pendek menggunakan model discovery learning dan media dongeng pada siklus I, hasil kemampuan menyusun teks cerita pendek peserta didik mencapai nilai rata-rata sebesar 1,85 atau dalam kategori cukup dan belum mencapai KKM yang telah ditentukan. Namun setelah guru merefleksi kekurangan-kekurangan pada siklus I dan melakukan perbaikan pada siklus II, nilai rata-rata peserta didik meningkat menjadi 3,28 atau dalam kategori baik dan sudah mencapai KKM yang ditentukan. Jadi dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 1,48 atau 37,4%.

Peningkatan hasil tes atau nilai peserta didik dari siklus I ke siklus II pada sebuah kajian keterampilan menulis sastra dilakukan oleh Rosiyadi (2013) dengan judul Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita Pendek Menggunakan Media Feature pada Siswa Kelas X-5 SMA Negeri 1 Karangkobar Banjarnegar. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan menulis cerita pendek sebesar 12,64%. Nilai rata-rata kelas siklus I 70,33. Kemudian pada tindakan siklus II meningkat menjadi 79,22. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian Rosiyadi (2013) relevan dan sejalan dengan penelitian ini.

Puji (2013) dengan judul Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Berdasarkan Kehidupan Diri Sendiri Menggunakan Metode Writing in the Here and Now dengan Media Audiovisual pada Siswa Kelas X Sunan Ampel SMA Walisongo Pecangan. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan

keterampilan menulis cerita pendek sebesar 9,94 atau 13,70%. Nilai rata-rata kelas pada siklus I mencapai 72,51. Kemudian meningkat di siklus II menjadi 82,45, sedangkan pada penelitian ini dengan rentang nilai 0-4 diperoleh nilai rata-rata sebesar 1,83 pada siklus I menjadi 3,32 pada siklus II.

4.2.3 Perubahan Sikap Religi Peserta Didik Selama Pembelajaran Siklus I dan Siklus II

Peningkatan keterampilan menyusun teks cerita pendek disertai pula dengan perubahan sikap religi peserta didik dari siklus I dan siklus II. Perubahan tersebut dapat dilihat dari hasil observasi dan dokumentasi. Hasil observasi pada siklus I menunjukkan bahwa masih ada indikator ketercapaian sikap religi yang belum terpenuhi oleh peserta didik. Sikap tersebut antara lain, sebagian kecil peserta didik belum mau menjawab salam dan sapa dari guru, dan sebagian peserta didik tidak memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama yang dianut. Namun, pada siklus II sikap religi peserta didik mengalami perubahan yang signifikan. Peserta didik mampu menunjukkan sikap yang menjadi indikator ketercapaian sikap religi yaitu semua peserta didik menjawab salam dan sapa dari guru, dan hampir semua peserta didik sudah memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama yang dianut. Perubahan sikap religi peserta didik dijelaskan pada tabel berikut.

Tabel 33 Perubahan Sikap Religi Peserta Didik Selama Pembelajaran Siklus I dan Siklus II

No Perubahan Sikap Religi Aspek Pengamatan Siklus I Rata-rata Skor Siklus II Peningkatan (%)

F (%) F (%)

1. Berdoa sebelum pembelajaran

dimulai 22 100 22 100 0

2. Menjawab salam dan sapa dari

guru 16 72,72 22 100 27,28

3. Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai

agama yang dianut 14 63,63 20 90,90 27,27 4. Berdoa sesudah pembelajaran

diakhiri 22 100 22 100 0

Berdasarkan tabel 33 diketahui sebagian besar peserta didik menunjukkan perubahan dan peningkatan sikap religi dalam pembelajaran menyusun teks cerita pendek menggunakan model discovery learning dan media dongeng dari siklus I dan siklus II. Dalam menyusun teks cerita pendek menggunakan model discovery learning dan media dongeng siklus I dan siklus II tercatat 22 peserta didik atau 100% peserta didik berdoa sebelum pembelajaran dimulai jadi tidak ada peningkatan dan berkategori sangat baik. Pada siklus I tercatat 16 peserta didik atau 72,72% peserta didik menjawab salam dan sapa dari guru dan mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 27,28% menjadi 22 peserta didik atau 100%. Peningkatan dari kategori kurang menjadi sangat baik. Pada siklus I tercatat 14 peserta didik atau 63,63% peserta didik memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama yang dianut dan mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 27,27% menjadi 20 peserta didik atau 90,90%. Peningkatan dari kategori cukup menjadi kategori sangat baik. Pada siklus I dan siklus II tercatat 22 peserta didik atau 100% peserta didik berdoa sesudah

pembelajaran, jadi tidak ada peningkatan pada aspek ini dan berkategori sangat baik.

Gambar 21 Peserta Didik Berdoa pada Pembelajaran Siklus I dan Siklus II

Dari hasil gambar 21 terlihat bahwa terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II juga dapat diketahui ketercapaian indikator sikap religi peserta didik. Pada siklus I peserta didik sudah berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran. Namun, pada siklus II sikap religi peserta didik mengalami perubahan yaitu lebih khusyuk dalam berdoa.

Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa sikap religi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran mengalami perubahan serta meningkat dari siklus I ke siklus II.

4.2.4 Perubahan Sikap Sosial Peserta Didik Selama Pembelajaran Siklus I