• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS

2.2 Landasan Teoretis

2.2.6 Sikap Religius dan Sikap Sosial

Sikap bermula dari perasaan yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/ objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki seseorang. Sikap dapat terbentuk sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan. Kompetensi sikap yang dimaksud adalah ekspresi nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang dan diwujudkan dalam perilaku (Kemendikbud 2013).

Penilaian kompetensi sikap dalam pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dirangcang untuk mengukur sikap peserta didik sebagai hasil dari suatu program pembelajaran. Penilaian sikap juga merupakan aplikasi suatu standar atau sistem pengambilan keputusan terhadap sikap. Kegunaan utama penilaian sikap sebagai bagian dari pembelajaran adalah refleksi (cerminan) pamahaman dan kemajuan sikap peserta didik secara individual (Kemendikbud 2013).

Dalam Undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional telah ditegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kraetif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Demi tercapainya Undang-undang tersebut dalam pembelajaran Kurikulum 2013 diterapkan dalam kompetensi inti sikap religius dan sikap sosial dengan tujuan membentuk karakter

peserta didik. Kedepannya, peserta didik diharapkan tidak hanya menguasai pengetahuan dan keterampilan pada kompetensi dasar tetapi juga membentuk akhlak berdasarkan karakter yang berbasis nilai-nilai karakter yang berbasis nilai pendidikan budaya dan nilai karakter bangsa yang tertanam dalam jiwa peserta didik.

2.2.6.1 Sikap Religius

Sikap religius adalah sikap dan perilakuyang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain (Abidin, 2012:67). Lebih sederhana Kemendikbud (2013) menjelaskan sikap spiritual dan religius yang terkait dengan pembentukkan peserta didik yang beriman serta bertakwa sebagai perwujudan dari menguatnya interaksi vertikal dengan Tuhan Yang Maha Esa. Kompetensi inti dalam sikap spiritual atau sikap religius pada pembelajaran menyusun teks cerita pendek adalah Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa sebagai sarana menyajikan informasi lisan dan tulis.

Berikut adalah indikator dari sikap religius atau sikap spiritual yang sesuai dengan pembelajaran menyususn teks cerita pendek:

a. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan pembelajaran b. Menjawab salam atau sapa dari guru.

2.2.6.2 Sikap Sosial

Sikap sosial yang terkait dengan pembentukkan siswa yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab sebagai perwujudan eksisttensi kesadaran dalam upaya mewujudkan harmoni kehidupan (Kemendikbud 2013). Sikap sosial ini tercermin dalam kompetensi inti (KI-2) yaitu menghargai dan menghayati perilaku jujur, displin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Sikap sosial yang sesuai dengan pembelajaran menyusun teks cerita pendek tercermin dalam KD 2.5 memiliki perilaku percaya diri, peduli, dan santun dalam merespon secara pribadi peristiwa jangka pendek.

Sesuai dengan kompetensi dasar yang telah disesuaikan dengan pembelajaran menyusun teks cerita pendek maka sikap-sikap sosial yang harus dimiliki peserta didik dalam pengembangan karakter melalui pembelajaran ini, yaitu.

2.2.6.2.1 Percaya Diri

Percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis seseorang yang memberi keyakinan kuat untuk berbuat dan bertindak (Falatehan, 2013:35). Martono (2006:68) mengungkapkan bahwa akar dari siap percaya diri adalah mengenal kemampuan diri sendiri dalam berpikir, bertindak atau bersikap. Lebih sederhana Winataputra (2010:23) menyebutkan bahwa percaya diri adalah yakin

akan kemampuan diri sendiri. Berikut adalah indikator sikap percaya diri yang sesuai dengan pembelajaran menyusun teks cerita pendek:

a. Melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu ketika melakukan presentasi atau mengerjakan tugas

b. Tidak mudaj putus asa

c. Jika mengalami kesulitan berani bertanya kepada teman atau guru

2.2.6.2.2 Peduli

Sikap peduli yang dimaksud dalam kompetensi inti kurikulum 2013 adalah sikap toleransi dan sikap gotong royong. Toleransi menurut Kemendikbud (2013) adalah sikap dan tindakan yang menghargai keberagaman latar belakang, pandangan dan keyakinan. Winataputra (2010:25) menjelaskan lebih sederhana bahwa toleransi adalah memahami dan menghargai keyakinan atau kebiasaan orang lain. Gotong royong adalah bekerja bersama-sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama dengan sikap saling berbagi tugas dan tolong menolong secara ikhlas (Kemendikbud 2013). Sikap peduli yang tercermin melalui sikap toleransi dan gotong royong adalah sikap saling menghargai keberagaman baik dalam hal keyakinan maupun kebiasaan sehingga memungkinkan orang tersebut dapat bekerja secara ikhlas.

Beberapa indikator ketercapaian pembelajaran dari sikap toleransi yang sesuai dengan pembelajaran menyusun teks cerita pendek adalah sebagai berikut :

a. Menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan pendapatnya, b. Mau bekerja sama dengan siapapun tanpa membeda-bedakan

Beberapa indikator ketercapaian pembelajaran dari sikap gotong royong dalam pembelajaran menyusun teks cerita pendek adalah sebagai berikut :

a. Bersedia membantu teman tanpa mengharap imbalan b. Aktif dalam kerja kelompok

2.2.6.2.3 Santun

Santun atau sopan adalah sikap baik dalam pergaulan, baik dalam berbahasa maupun dalam bertingkah laku (Falatehan, 2013:5). Norma kesantunan bersifat relatif artinya dianggap baik / santun pada tempat dan waktu tertentu bisa berbeda pada tempat dan waktu yang lain. Santun adalah perilaku interpersonal sesuai dengan tatanan norma dan adat istiadat setempat (winataputra, 2013:5).

Indikator ketercapaian pembelajaran menyusun teks cerita pendek dapat ditunjukkan melalui beberapa perilaku sosial sebagai berikut:

a. Menghormati orang yang lebih tua, yang dimaksud adalah guru. Peserta didik harus menggunakan tutur kata yang sopan ketika bertanya kepada guru.

b. Tidak berkata-kata kotor, kasar, dan takabur

c. Tidak menyela pembicaraan pada waktu yang tidak tepat

d. Menggunakan bahasa yang santun saat menyampaikan pendapat dan saat mengkritik teman.

2.2.7 Penerapan Model Discovery Learning dan Media Dongeng dalam