• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Hasil Penelitian .1 Kondisi Awal

4.4.3 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Prestasi belajar siswa siswa kelas VC SD Negeri Ungaran 1 setelah dilakukan tindakan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD juga mengalami peningkatan. Peningkatan ini dapat dilihat berdasarkan nilai rata-rata ulangan siswa dan persentase kriteria ketuntasan. Berikut ini adalah data nilai ulangan siswa pada kondisi awal:

Tabel 4.9 Prestasi Belajar Siswa pada Kondisi Awal

Berdasarkan tabel 16 didapatkan hasil rata-rata nilai kelas yaitu 76. Kemudian jumlah siswa yang lulus KKM yaitu 18 siswa dengan presentase sebesar 60 % dari jumlah seluruh siswa. Dari data di atas, sebanyak 12 siswa belum mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan di SD Negeri Ungaran 1 yaitu 75. Setelah dikenai tindakan pada siklus I dan siklus II, prestasi belajar siswa meningkat setiap siklusnya. Berikut ini adalah tabel rekapitulasi prestasi belajar siswa dari siklus I sampai siklus II:

Tabel 4.10 Rekapitulasi Prestasi Belajar Siklus I dan Siklus II No Nama

Siswa KKM

Siklus I Siklus II

Nilai Keterangan Nilai Keterangan

1 ASAAZ 75 96 Lulus KKM 100 Lulus KKM

2 ABRA 75 64 Tidak Lulus

KKM 76 Lulus KKM

3 AAO 75 84 Lulus KKM 92 Lulus KKM

4 AAFKE 75 76 Lulus KKM 84 Lulus KKM

5 AAS 75 84 Lulus KKM 88 Lulus KKM

6 ARZR 75 80 Lulus KKM 80 Lulus KKM

7 FKSS 75 92 Lulus KKM 92 Lulus KKM

8 FRP 75 92 Lulus KKM 96 Lulus KKM

9 FAH 75 84 Lulus KKM 84 Lulus KKM

10 FARK 75 56 Tidak Lulus

KKM 68

Tidak Lulus KKM

11 ISA 75 80 Lulus KKM 100 Lulus KKM

12 JGPWPS 75 84 Lulus KKM 96 Lulus KKM

13 MAFAS 75 80 Lulus KKM 88 Lulus KKM

14 MQB 75 84 Lulus KKM 88 Lulus KKM

15 MRS 75 88 Lulus KKM 100 Lulus KKM

16 MZRO 75 88 Lulus KKM 100 Lulus KKM

17 NV 75 80 Lulus KKM 96 Lulus KKM

18 NAL 75 84 Lulus KKM 88 Lulus KKM

19 NDP 75 76 Lulus KKM 84 Lulus KKM

20 NRR 75 80 Lulus KKM 100 Lulus KKM

21 PKP 75 88 Lulus KKM 100 Lulus KKM

22 PRSP 75 80 Lulus KKM 92 Lulus KKM

23 RIK 75 76 Lulus KKM 92 Lulus KKM

24 RAAFF 75 64 Tidak Lulus

KKM 84 Lulus KKM

25 TAM 75 84 Lulus KKM 92 Lulus KKM

26 MRK 75 80 Lulus KKM 92 Lulus KKM

27 TAK 75 80 Lulus KKM 88 Lulus KKM

28 HRGW 75 80 Lulus KKM 92 Lulus KKM

29 KDA 75 80 Lulus KKM 88 Lulus KKM

30 ATM 75 72 Tidak Lulus

KKM 76 Lulus KKM

Rata-rata Kelas 80,5 89,8

Jumlah Siswa Lulus

KKM 26 Siswa 29 Siswa

Presentase Siswa Lulus

Berdasarkan tabel di atas didapatkan hasil rata-rata nilai kelas pada siklus I yaitu 80,5. Jumlah siswa yang lulus KKM yaitu 25 siswa dengan persentase sebesar 86,7 %. Dari data di atas, sebanyak 4 siswa belum mencapai nilai KKM yaitu 75. Sementara persentase siswa yang lulus KKM juga mengalami peningkatan dari presentase kondisi awal 60 % menjadi 86,7 %. Kemudian pada siklus II hasil rata-rata nilai kelas yaitu 89,8. Jumlah siswa yang lulus KKM yaitu 29 siswa dengan persentase sebesar 96,7 %. Sementara presentase siswa yang lulus KKM juga mengalami peningkatan dari persentase siklus I 86,7 % menjadi 96,7 %.

Dari data prestasi belajar dari kondisi awal, siklus I dan siklus II terjadi peningkatan setiap siklusnya. Berikut ini grafik peningkatan persentase siswa yang lulus KKM dan nilai rata-rata kelas mata pelajaran IPA:

Gambar 4.15 Grafik Persentase Peningkatan Siswa Lulus KKM

Peningkatan persentase siswa yang lulus KKM dari kondisi awal 60 %, siklus I meningkat menjadi 86,7 % dan siklus II meningkat menjadi 96,7%. Selanjunya pada nilai rata-rata kelas juga mengalami peningkatan. Berikut ini grafik peningkatan nilai rata-rata kelas:

Gambar 4.16 Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Kelas

Nilai rata-rata kelas dari kondisi 76, setelah dikenai tindakan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD meningkat menjadi 80,5 pada siklus I dan pada siklus II meningkat menjadi 89,8. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini diperkuat dengan pendapat Slavin (1990) yang mengatakan bahwa 86% dari siswa yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki prestasi yang tinggi dibandingkan model pembelajaran lainnya. Dengan guru melakukan pengukuran prestasi belajar dapat diketahui tingkat penguasaan materi dan nilai ketercapaian KKM pada suatu pelajaran. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang diterapkan pada mata pelajaran IPA untuk siswa kelas VC SD Negeri Ungaran 1 dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar.

143 BAB V PENUTUP

Bab V memuat tentang kesimpulan, keterbatasan, dan saran. Kesimpulan pada bagian ini, merupakan jawaban atas rumusan masalah yang dipaparkan pada Bab 1.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

5.1.1 Upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas VC SD Negeri Ungaran 1 pada mata pelajaran IPA dengan materi energi dan perubahannya melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: pembagian kelompok, penyajian materi, kerjasama tim/kelompok, kuis dan penghargaan tim.

5.1.2 Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di SD Negeri Ungaran 1 kelas VC pada mata pelajaran IPA dengan materi energi dan perubahannya dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Hal ini terlihat dari peningkatan skor rata-rata 47 (rendah), pada siklus I menjadi 78 (sedang), dan siklus II menjadi 89 (tinggi).

5.1.3 Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di SD Negeri Ungaran 1 kelas VC pada mata pelajaran IPA dengan materi energi dan

perubahannya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini terlihat dari peningkatan nilai rata-rata ulangan dari kondisi awal 76, pada siklus I menjadi 80,5 dan siklus II menjadi 89,8. Sedangkan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM (75) juga mengalami peningkatan dari kondisi awal 60% menjadi 86,7% pada siklus I dan menjadi 96,7% pada siklus II.

5.2 Keterbatasan

5.2.1 Kurangnya observer untuk mengamati keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung.

5.2.2 Kurangnya kedisiplinan siswa sehingga sulit diatur dalam pembagian kelompok.

5.3 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan saran sebagai berikut:

5.3.1 Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya meminta bantuan teman untuk melakukan observasi di dalam kelas, supaya data observasi lebih lengkap dan observer dapat mengamati siswa secara detail.

5.3.2 Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya saat pembagian kelompok guru sebaiknya memberikan penjelasan mengenai poin reward yang akan menjadi nilai setiap kelompok. Penjelasan reward di awal diharapkan dapat menjadikan siswa kompak dalam bekerjasama.