• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Sarana dan Prasarana (Infrastruktur) Dasar Perekonomian 1 Sumber Daya Air.

Dalam dokumen RPJMD KOTA DENAPASAR 2010 2015 (Halaman 195-199)

PEMBANGUNAN DAERAH

D. Program Pembangunan Pos Dan Telematika

VII. 4 7 Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana dan keluarga sejahtera serta Pemuda dan Olah Raga.

VII.5. Kebijakan Umum dan Program Mempercepat Pertumbuhan dan Memperkuat Ketahanan Ekonomi Masyarakat melalui Sistem Ekonomi Kerakyatan.

VII.5.2. Peningkatan Sarana dan Prasarana (Infrastruktur) Dasar Perekonomian 1 Sumber Daya Air.

A. Permasalahan

Kota Denpasar sebagai pusat dari berbagai aktivitas perekonomian dengan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi memerlukan persediaan air yang cukup tinggi pula. Secar umum Denpasar mengalami keterbatasan dalam penyediaan air terutama dalam pendistribusiannya yang kurang merata. Dengan standar kebutuhan air perhari sebesar 125 ltr/orang/hari sedangkan kebutuhan air masyarakat Kota Denpasar sudah mencapai 162 ltr/orang/hari, sehingga penyediaan air menjadi semakin meningkat dan melebihi standar yang ada.

Ketersediaan air yang melimpah pada musim hujan berdampak pada banyaknya muncul genangan dan banjir, sedangkan pada musim kemarau berdampak pada kelangkaan air dan terjadi kekeringan. Ancaman terhadap sumber daya air adalah semkian menurunnya daya dukung baik air permukaan maupun air tanah, kerusakan lingkungan yang semakin parah dan meluas, serta indikasi terjadinya percepatan laju kerusakan daerah tangkapan air.

Berkembangnya daerah permukiman dan daerah jasa perdagangan teleh menurunkan area resapan air dan mengancam kapasitas lingkungan dalam menyediakan air, dilain pihak kondisi infrastruktur penampung air semakin menurun sebagai akibat meningkatnya sedementasi, sehingga menurunkan keandalam penyediaan air baku. Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk Kota Denpasar maka jumlah kebutuhan air baku juga meningkat, sedangka disisi lain ketersediaan air semaki berkurang, hal ini dapat memicu konflik kepentingan akan air.

B. Sasaran Pembangunan Sumber Daya Air

Sasaran umum pembangunan sumber daya air adalah:

1. Tercapainya pola pengelolaan sumber daya air yang terpadu dan berkelanjutan;

2. Terkendalinya potensi konflik air;

3. Terkendalinya pemanfaatan air tanah;

4. Meningkatnya kemampuan pemenuhan kebutuhan air bagi rumah tangga,

permukiman, pertanian, dan industri dengan prioritas utama untuk kebutuhan pokok masyarakat dan pertanian rakyat;

5. Berkurangnya dampak bencana banjir dan kekeringan;

6. Terkendalinya pencemaran air;

7. Terlindunginya daerah pantai dari abrasi air laut;

8. Meningkatnya partisipasi aktif masyarakat;

9. Meningkatnya kualitas koordinasi dan kerjasama antar instansi;

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kota Denpasar 2010-2015

VII-95

11. Tersedianya data dan sistem informasi yang aktual, akurat dan mudah diakses; dan

12. Pulihnya kondisi sumber-sumber air dan prasarana sumber daya air, ketersediaan air baku bagi masyarakat, pengendalian banjir terutama pada daerah perkotaan.

C. Arah Kebijakan Pembangunan Sumber Daya Air

Pengelolaan sumber daya air dilaksanakan dengan memperhatikan keserasian antara konservasi dan pendayagunaan, antara hulu dan hilir, antara pemanfaatan air

permukaan dan air tanah, antara pengelolaan demand dan pengelolaan supply, serta antara

pemenuhan kepentingan jangka pendek dan kepentingan jangka panjang. Pada masa lalu fokus pembangunan lebih ditujukan pada pendayagunaan. Kedepan upaya konservasi akan lebih diutamakan sehingga akan terjadi keseimbangan antara upaya untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek dan upaya untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang. Selain itu, pola hubungan hulu-hilir akan terus dikembangkan agar tercapai pola pengelolaan yang lebih berkeadilan.

Pengembangan dan penerapan sistem conjuctive use antara pemanfaatan air perm

kaan dan air tanah akan digalakkan terutama untuk menciptakan sinergi dan menjaga keberlanjutan ketersediaan air tanah. Untuk itu, pemanfaatan air tanah akan dibatasi, terutama untuk pemenuhan kebutuhan air baku rumah tangga dan usaha pertanian yang secara finansial mempunyai prospek menguntungkan. Upaya yang terlalu

menitikbertakan pada sisi penyediaan (supply) terbukti kurang efisien dan efektif dalam

rangka memecahkan masalah pengelolaan sumber daya air. Untuk itu, upaya tersebut perlu disertai dengan upaya melakukan rasionalisasi permintaan dan penggunaan air

melalui demand management.

Pendekatan vegetatif dalam rangka konservasi sumber-sumber air adalah hal yang sangat perlu dilakukan karena penting dan tak-tergantikannya fungsi vegetatif dalam konteks lingkungan. Namun disadari bahwa hasil dari upaya vegetatif tersebut bersifat jangka panjang. Untuk itu, dalam 5 (lima) tahun kedepan upaya vegetatif perlu

diimbangi upaya-upaya lain, antara lain rekayasa keteknikan, yang lebih bersifat quick

yielding. Upaya konservasi sumber-sumber air dilakukan tidak hanya untuk melestarikan kuantitas air, tapi juga diarahkan untuk memelihara kualitas air. Selain itu, upaya

konservasi air tanah terus akan ditingkatkan dengan pengisian kembali (recharging),

pembuatan sumur resapan, atau dengan aplikasi teknologi lain yang tersedia dan layak. Untuk melindungi sumber daya air dan bencana banjir, maka perlu dilakukan pengamanan daerah aliran sungai.

Pendayagunaan sumber daya air untuk pemenuhan kebutuhan air irigasi pada lima tahun ke depan difokuskan pada upaya peningkatan fungsi jaringan irigasi yang sudah dibangun tapi belum berfungsi, rehabilitasi pada areal irigasi berfungsi yang mengalami kerusakan, dan peningkatan kinerja operasi dan pemeliharaan. Operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi diselenggarakan dengan berbasis partisipasi masyarakat dalam seluruh proses kegiatan. Untuk mengendalikan kecenderungan meningkatnya alih fungsi lahan, akan dikembangkan berbagai skema insentif kepada petani agar bersedia mempertahankan lahan sawahnya.

Pengendalian daya rusak air terutama dalam hal penanggulangan banjir mengutamakan pendekatan non-konstruksi melalui konservasi sumberdaya air dan pengelolaan daerah aliran sungai dengan memperhatikan keterpaduan dengan tata ruang wilayah. Peningkatan partisipasi masyarakat dan kemitraan di antara pemangku kepentingan terus diupayakan tidak hanya pada saat kejadian banjir, tetapi juga pada

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kota Denpasar 2010-2015

VII-96

tahap pencegahan serta pemulihan pasca bencana. Penanggulangan banjir diutamakan pada wilayah berpenduduk padat. Sesuai data 2010, ada 12 titik banjir di Kota Denpasar yaitu : Jalan Pura Demak Denpasar Barat ketinggian air mencapai 1,5 meter, Banjar Buana Santi, Denpasar Denpasar Barat, Jalan Kebo Iwa Gang Citarum Denpasar Barat, Jalan Gunung Talang air mencapai ketinggian 1 meter, SD No, 11 dan SD No. 13 Padangsambian, Denpasar Barat air mencapai ketinggian 1 meter, Jalan Gunung Agung Denpasar Barat (sebelah jembatan Tukad Mati) air mencapai ketinggian 1,5 meter, Perumahan Gunung Sari Denpasar Barat air mencapai ketinggian 1 meter, Jalan Mahendradata Gang Manggis Denpasar Barat air mencapai ketinggian 1,5 meter, Perumahan Monang Maning Denpasar Barat air mencapai ketinggian 1 meter, Jalan Buana Raya Denpasar, air mencapai ketinggian 1 meter, Jalan Pudak Denpasar ketinggian air 1 meter, Jalan Gunung Gede Denpasar air mencapai 1 meter.

Peran modal sosial dalam pengelolaan sumber daya air sangat penting, terutama dalam hal mendorong rasa memiliki masyarakat pengguna air, yang merupakan faktor penting untuk menjamin keberlanjutan fungsi infrastruktur. Pengembangan modal sosial akan dilakukan dengan pendekatan budaya, terutama untuk menggali dan merevitalisasi

kearifan lokal (local wisdom) yang secara tradisi bayak tersebar di masyarakat Indonesia.

Kebijakan pengembangan dan pengelolaan sumber daya air perlu didukung dengan ketersediaan data yang tepat, akurat dan dapat diakses dengan mudah oleh pihak-pihak yang memerlukan. Untuk itu, penataan dan penguatan sistem pengolahan data dan informasi sumber daya air dilakukan secara terencana dan dikelola secara berkesinambungan sehingga tercipta basis data yang dapat dijadikan dasar acuan perencanaan pengembangan dan pengelolaan sumber daya air. Potensi pemerintah daerah, pengelola, dan pemakai sumber daya air perlu dimanfaatkan seoptimal mungkin.

D. Program-Program Pembangunan Sumber Daya Air

1. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan

Pengairan Lainnya.

Program ini bertujuan untuk menjamin kelestarian pengelolaan jaringan pengairan, sehingga dapat berfungsi dengan maksimal sebagai sumber air baku. Kegiatan yang dilaksanakan antara lain :

1) Perencanaan pembangunan jaringan irigasi

2) Perencanaan pembangunan jaringan air bersih/air minum

3) Panjang Pelaksanaan normalisasi saluran sungai

4) Rehab/Pemeliharaan jaringan irigasi

5) Rehabilitasi/pemeliharaan pintu air

6) Rehabilitasi/pemeliharaan normalisasi saluran sungai

7) Optimalisasi fungsi jaringan irigasi yang telah dibangun

2. Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku.

Program ini bertujuan untuk menjamin tersedianya kebutuhan air baku untuk kebutuhan masyarakat secara kontinyu dan terjangkau. Kegiatan dari program ini antara lain :

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kota Denpasar 2010-2015

VII-97

3. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah.

Program ini bertujuan meningkatkan ketersediaan air minum dalam jumlah yang cukup setiap saat dibutuhkan dan tertanganinya limbah secara efektif dan efisien. Kegiatan dari program ini antara lain :

1) Fasilitasi pembinaan teknik pengolahan air limbah

2) Rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana air limbah

3) Monitoring, evaluasi dan pelaporan

4) Peningkatan pembersihan dan pengerukan sungai/kali

5) Pembangunan pusat-pusat pengendali bajir

VII.5.2.2. Perumahan dan Permukiman.

A. Permasalahan.

Pesatnya perkembangan penduduk kota khususnya penduduk pendatang, mengakibatkan tingginya permintaan akan penyediaan lahan untuk perumahan dan permukiman. Kemampuan pemerintah untuk menyediakan sarana dan prasarana perumahan dan permukiman ini sangat terbatas. Ini menjadi factor banyaknya berkembangan permukiman yang tidak layak huni di berbagai tempat di Kota Denpasar.

Disamping itu lembaga yang menangangi bidang perumahan dan permukiman juga belum berfungsi secara maksimal. Peraturan bidang perumahan dan permukiman menegaskan bahwa penanganan urusan perumahan dan permukiman merupakan wewenang dari pemerintah daerah, dilain pihak lembaga yang ditugaskan menangani kapasitasnya masih belum optimal, hal ini berakibat pada sulitnya menyediakan perumahan sederhana yang sehat dan terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah.

B. Sasaran Pembangunan Perumahan dan Permukiman.

Untuk memberikan pelayanan bagi masyarakat yang mempergunakan kredit pemilikan rumah sebagai cara untuk memiliki rumah maka sasaran umum pembangunan perumahan adalah pemenuhan kebutuhan hunian bagi masyarakat melalui terciptanya pasar primer yang sehat, efisien, akuntabel, tidak diskriminatif, dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat yang didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka

panjang yang market friendly, efisien, dan akuntabel.

Bagi masyarakat berpendapatan rendah yang terbatas kemampuannya, maka sasaran umum yang harus dicapai adalah terbentuknya pola subsidi yang tepat sasaran, tidak mendistorsi pasar, akuntabel, dan mempunyai kepastian dalam hal ketersediaan setiap tahun. Sasaran lain yang juga hendak dicapai adalah terbentuknya pola pembiayaan untuk perbaikan dan pembangunan rumah baru yang berbasis swadaya masyarakat.

C. Arah Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Permukiman.

Arah kebijakan yang akan dikembangkan untuk mencapai sasaran sebagaimana telah disebutkan di atas adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan penyediaan prasarana dan sarana dasar bagi kawasan rumah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kota Denpasar 2010-2015

VII-98

2. Meningkatkan fasilitasi dan pemberdayaan masyarakat berpendapatan rendah dalam

penyediaan lahan, sumber pembiayaan dan prasarana dan sarana lingkungan melalui pembangunan perumahan yang bertumpu pada masyarakat;

3. Mengembangkan kredit mikro pembangunan dan perbaikan rumah yang terkait

dengan kredit mikro peningkatan pendapatan (income generating) dalam rangka upaya

pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat miskin dan penciptaan lapangan kerja;

4. Menciptakan pola subsidi baru yang lebih tepat sasaran;

5. Mengembangkan lembaga yang bertanggungjawab dalam pembangunan perumahan

dan permukiman pada semua tingkatan pemerintahan serta fasilitasi pelaksanaan penataan ruang kawasan permukiman yang transparan dan partisipatif;

6. Meningkatkan pengawasan dan pembinaan teknis keamanan dan keselamatan

gedung;

7. Menciptakan kepastian hukum dalam bermukim (secure tenure);

8. Meningkatkan kualitas pelayanan prasarana dan sarana lingkungan pada kawasan

kumuh perkotaan dan pesisir/nelayan.

D. Program-Program Pembangunan Perumahan

1. Program Pengembangan Perumahan.

Program pengembangan perumahan bertujuan menyiapkan peraturan yang terkait dengan perumahan dan permukiman sehingga dapat menampung perkembangan yang terjadi di masyarakat.

1) Penyusunan norma, standar, pedoman dan manual (NSPM)

2) Sosialisasi peraturan perundang-undangan dibidang perumahan

3) Sarana dan prasarana rumah sederhana sehat

2. Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan.

Program ini bertujuan memudahkan masyarakat, terutama masyarakat miskin dalam pemenuhan kebutuhan akan rumah sehat dan layak. Kegiatan yang dilaksanakan antara lain :

1) Fasilitasi pembangunan prasarana dan sarana dasar permukiman berbasis

masyarakat

2) Koordinasi pengawasan dan pengendalian pelaksanaan peraturan perundang-

undangan bidang perumahan

VII.5.3. Peningkatan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Sistem Perhubungan.

Dalam dokumen RPJMD KOTA DENAPASAR 2010 2015 (Halaman 195-199)