• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENJAMINAN MUTU PANGAN SEGAR ASAL TANAMAN

Dalam dokumen Sistem Penjaminan Mutu Pertanian Organik (Halaman 61-64)

Sortasi/grading

DATA PERMOHONAN REGISTRASI AWAL

VI. PENJAMINAN MUTU PANGAN SEGAR ASAL TANAMAN

Sistem Penjaminan Mutu Pertanian Organik

lxi

Alamat/Lokasi kebun/lahan usaha : ... Luas kebun/lahan usaha : ... Komoditas yang akan diregistrasi : ... B. Informasi kebun/lahan usaha

No. Pertanyaan Ya Tidak

1. Penerapan buku catatan kerja petani tentang budidaya tanaman yang diajukan meliputi (input, onfarm dan output)

2. Pemahaman dan penerapan GAP tanaman yang diajukan 3. Pemahaman dan penerapan SOP tanaman yang diajukan

4. Pemahaman dan penerapan PHT

C. Peta lokasi lahan usaha yang diajukan registrasi

Dengan ini saya menyatakan behwa informasi yang saya berikan dia tas benar, dan saya secara konsisten akan menerapkan good agricultural practices dalam pengelolaan usaha tani jagung manis yang saya jalani. Jumantono, ……… 2015 Nama/tanda tangan

VI. PENJAMINAN MUTU PANGAN SEGAR ASAL TANAMAN

Tujuan Umum Pengajaran

Mahasiswa dapat memahami penjaminan mutu pangan segar asal tanaman dalam rangka good agricultural

practices

Tujuan Khusus Pengajaran

• Mahasiswa dapat menjelaskan kerangka pikir penjaminan mutu pangan segar asal tanaman • Mahasiswa dapat menjelaskan istilah dan definisi yang terkait tinjauan umum pengajaran • Mahasiswa dapat menjelaskan keamanan pangan segar asal tanaman

Sistem Penjaminan Mutu Pertanian Organik

lxii

6.1. Kerangka Pikir

Kebijakan penanganan keamanan pangan diarahkan untuk menjamin tersedianya pangan segar yang aman untuk dikonsumsi agar masyarakat terhindar dari bahaya, baik karena cemaran kimia maupun mikroba yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi dan mendukung terjaminnya pertumbuhan/ perkembangan kesehatan dan kecerdasan manusia. Sampai saat ini belum banyak masyarakat yang menyadari pentingnya keamanan pangan, termasuk pangan segar. Hal ini disebabkan masyarakat baik produsen (terutama produsen skala rumah tangga) maupun konsumen belum memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup sehingga masalah keamanan pangan belum menjadi prioritas dalam mengembangkan/memilih pangan untuk dikonsumsi. Disamping itu belum efektifnya penanganan keamanan pangan segar, juga dikarenakan: (1) belum berkembangnya sistem pembinaan dan pengawasan keamanan pangan; (2) terbatasnya laboratorium yang telah terakreditasi terutama di beberapa provinsi, sehingga sistem penjaminan keamanan dan mutu produk pangan segar belum berjalan dengan baik.

Di dalam penanganan keamanan pangan segar baik yang berasal dari pangan segar asal tanaman (PSAT) maupun asal hewan merupakan tanggungjawab Kementerian Pertanian. Ada beberapa unit kerja eselon I lingkup Kementerian Pertanian yang menangani keamanan pangan segar, yaitu Badan Karantina Pertanian (Barantan), Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (Ditjen PPHP), Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen Nak dan Keswan) dan Badan Ketahanan Pangan (BKP). Barantan memiliki tugas dalam pengawasan lalu lintas pangan segar di pintu pemasukan dan pengeluaran. Pengawasan keamanan pangan yang dilaksanakan oleh Ditjen PPHP lebih bertujuan untuk meningkatkan daya saing produk pertanian Indonesia di pasar internasional melalui penanganan mutu dan standardisasi hasil pertanian.

Pengawasan keamanan pangan segar asal tanaman di peredaran merupakan tugas BKP. Berdasarkan Perpres No. 24 Tahun 2010 junto Perpres No. 92 tahun 2011, bahwa Badan Ketahanan Pangan melakukan pengkajian, penyiapan perumusan bahan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan pengawasan keamanan pangan segar. Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) mempunyai fungsi melakukan pengkajian, penyusunan kebijakan, koordinasi, pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan di bidang pengawasan obat dan makanan. Sedangkan Otoritas Kompeten Keamanan Pangan (OKKP) melakukan pengawasan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan hasil pertanian (Permentan Nomor 20/Permentan/OT.140/2/2010).

6.2. Istilah dan Definisi

Pangan Segar adalah pangan yang belum mengalami pengolahan yang dapat dikonsumsi langsung

dan/atau yang dapat menjadi bahan baku pengolahan pangan.

Pangan Segar Asal Tanaman (PSAT) adalah pangan asal tumbuhan yang belum mengalami

pengolahan yang dapat dikonsumsi langsung dan/atau yang dapat menjadi bahan baku pengolahan pangan.

Keamanan PSAT adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah PSAT dari kemungkinan

cemaran biologis, kimia, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi.

Persyaratan keamanan PSAT adalah standar dan ketentuan – ketentuan lain yang harus dipenuhi

untuk mencegah PSAT dari kemungkinan adanya bahaya, baik karena cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi.

Pengawasan Keamanan PSAT adalah upaya – upaya yang dilakukan dalam rangka menjamin

Sistem Penjaminan Mutu Pertanian Organik

lxiii

Pangan produk rekayasa genetika adalah pangan yang diproduksi atau yang menggunakan bahan

baku, bahan tambahan pangan, dan/atau bahan lain yang dihasilkan dari proses rekayasa genetika.

Iradiasi pangan adalah metoda penanganan pangan, baik dengan menggunakan zat radioaktif

maupun akselerator untuk mencegah terjadinya pembusukan dan kerusakan, membebaskan pangan dari jasad renik patogen, serta mencegah pertumbuhan tunas.

Bahan Tambahan Pangan adalah bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi

sifat atau bentuk pangan.

Kemasan pangan adalah bahan yang digunakan untuk mewadahi dan/atau membungkus pangan,

baik yang bersentuhan langsung dengan pangan maupun tidak.

Label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi

keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan.

Laboratorium uji adalah laboratorium uji yang telah diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional atau

yang ditunjuk Menteri Pertanian.

Pengawas Keamanan PSAT adalah petugas yang secara resmi ditugaskan oleh Badan Ketahanan

Pangan untuk melakukan pengawasan pada pelaku usaha PSAT.

Petugas Pengambil Contoh adalah petugas yang memiliki kompetensi dalam pengambilan contoh

PSAT dan telah tersertifikasi oleh lembaga yang terakreditasi atau telah diakui kompetensinya oleh lembaga yang berwenang.

Pelaku usaha PSAT adalah setiap orang yang bergerak pada suatu atau lebih subsistem agribisnis

pangan, yaitu penyedia masukan produksi, proses produksi, pengolahan, pemasaran, perdagangan dan penunjang.

Daerah adalah provinsi atau kabupaten/kota di wilayah Negara Republik Indonesia.

6.3. Keamanan Pangan Segar Asal Tanaman

Berdasarkan hasil pemantauan kondisi keamanan pangan segar di Indonesia masih ditemukan ketidak sesuaian antara lain:

o praktek – praktek dalam rantai pangan segar yang tidak memenuhi standar keamanan pangan; o penghargaan masyarakat terhadap pangan yang aman masih rendah karena dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi;

o masih ditemukan penyalahgunaan bahan berbahaya pada pangan, cemaran residu pestisida di atas Batas Maksimum Residu (BMR), kandungan bahan aktif yang dilarang, cemaran mikroba, dll. Di sisi lain, tuntutan pasar internasional terhadap keamanan pangan terus meningkat dan standar internasional terkait keamanan pangan semakin berkembang, serta keamanan pangan telah menjadi tolok ukur terhadap citra dan kepercayaan dunia akan hasil produk pangan suatu negara.

Keamanan pangan merupakan salah satu aspek penting yang menentukan kualitas SDM. Konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang tidak akan berarti, jika makanan yang dikonsumsi masyarakat tidak aman dari cemaran kimia maupun mikroba. Pangan yang tercemar mikroba menyebabkan berbagai kasus Penyakit Bawaan Makanan (PBM), seperti diare. Sedangkan pangan yang terkontaminasi cemaran kimia, seperti residu pestisida dan toksin diduga sebagai penyebab penyakit kanker. Begitu pentingnya keamanan pangan ini menjadi dasar bagi negara - negara di dunia untuk mendeklarasikan bahwa keamanan pangan adalah hak asasi setiap individu dalam Internasional Conference on Nutrition pada tahun 1992.

Sistem Penjaminan Mutu Pertanian Organik

lxiv

Pengawasan keamanan pangan segar juga dilakukan mulai dari onfarm sampai pangan siap diedarkan. Badan/Dinas/Instansi yang menangani ketahanan pangan, melakukan pengawasan keamanan pangan segar di peredaran sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Untuk memperkuat pengawasan keamanan pangan segar, perlu koordinasi dengan instansi terkait secara terpadu, serta advokasi kepada pemangku kepentingan. Dalam penanganan keamanan pangan diperlukan kelembagaan yang kuat untuk melaksanakan fungsi pembinaan maupun pengawasan keamanan pangan segar. Pembinaan keamanan pangan segar menjadi tanggung jawab Direktorat Jenderal Teknis Kementerian Pertanian pusat maupun daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing, dan dilakukan mulai dari on farm sampai pangan siap diedarkan. Praktek penanganan pangan harus diterapkan di setiap rantai pangan.

Pembinaan keamanan pangan dilaksanakan mulai dari proses budidaya dengan menerapkan praktek budidaya pertanian yang baik atau Good Agricultural Practices (GAP) agar menghasilkan pangan bermutu, aman, dan layak dikonsumsi, cara penanganan pasca panen hasil pertanian yang baik atau Good Halding Practices (GHP). Begitu juga dalam pengolahan pangan, keamanan pangan dapat dilaksanakan dengan menerapkan Good Manufacturing Practices (GMP). Demikian halnya pada rantai distribusi dan retail, keamanan pangan segar dapat dilaksanakan dengan menerapkan Good

Distribution Practices (GDP) dan Good Retail Practices (GRP).

Parameter Uji Keamanan Pangan Segar o Pestisida • Organochlor • Organophosphate • Phyretroid • Carbamate o Mikroba • E. Coli • Salmonella o Logam Berat • Pb • Cd • Hg • As • Cu • Zn

VII. SERTIFIKASI PANGAN ORGANIK INDONESIA

Tujuan Umum Pengajaran

Mahasiswa dapat memahami sertifikasi pangan organik Indonesia

Tujuan Khusus Pengajaran

• Mahasiswa dapat menjelaskan istilah dan definisi yang terkait dengan tinjauan umum pengajaran Mahasiswa dapat menjelaskan persyaratan manajemen dalam rangka sertifikasi pangan organik • Mahasiswa dapat menjelaskan sistem sertifikasi pangan organik.

Sertifikasi menurut Pedoman Teknis Pembinaan dan Sertifikasi Pangan Organik dari Kementerian Pertanian (2012) adalah prosedur dari lembaga sertifikasi Pemerintah atau lembaga sertifikasi yang diakui Pemerintah memberikan jaminan tertulis atau setara bahwa pangan atau sistem pengawasan pangan sesuai dengan persyaratan. Sistem pengawasan dan sertifikasi pangan organik di Indonesia mengacu pada SNI

Dalam dokumen Sistem Penjaminan Mutu Pertanian Organik (Halaman 61-64)

Dokumen terkait