• Tidak ada hasil yang ditemukan

Koreksi penyisihan piutang Rp1.591.091,00 merupakan koreksi penyisihan piutang TA 2018 yang terdapat pada OPD berikut ini

PENJELASAN ATAS INFORMASI-INFORMASI NON KEUANGAN A. GAMBARAN UMUM

1.

LETAK ASTRONOMIS DAN KONDISI GEOGRAFI

Secara Astronomis, Kabupaten Rembang terletak pada garis koordinat berada pada 111˚00' - 111˚30' Bujur Timur dan 6˚30' - 7˚06' Lintang Selatan. Dengan luas wilayah sebesar 101,408 ha yang dibatasi Laut Jawa di sebelah utara dan Pegunungan Kendeng Utara disebelah selatan, secara umum kondisi tanahnya berdataran rendah dengan ketinggian wilayah maksimum kurang lebih 70 meter diatas permukaan air laut. Adapun batas-batas wilayahnya adalah :

Utara : Laut Jawa

Selatan : Kabupaten Blora

Utara : Laut Jawa

Timur : Kabupaten Tuban Propinsi Jawa Timur

Kabupaten Rembang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Timur, sehingga menjadi gerbang sebelah timur Povinsi Jawa Tengah. Daerah perbatasan dengan Jawa Timur yaitu Kecamattan Sarang memiliki kode telepon yang sama dengan Kabupaten Tuban (Jawa Timur). Bagian Selatan Wilayah Kabupaten Rembang merupakan daerah perbukitan, bagian dari Pegunungan Kapur Utara dengan puncaknya Gunung Butak (ketinggian 679 mdlp). Sebagian wilayah Utara terdapat perbukitan dengan puncaknya Gunung Lasem (ketinggian 806 mdlp). Kawasan tersebut kini dilindungi dalam Cagar Alam Gunung Butak dan Cagar Alam Gunung Lasem.

Secara administratif Kabupaten Rembang memiliki luas wilayah + 101.408 Ha yang dibagi menjadi 14 Wilayah Kecamatan, yang terdiri dari 287 Desa dan 7 kelurahan. Nama, luas wilayah dan pembagian wilayah administratif desa/kelurahan pada masing-masing kecamatan adalah seperti terlihat pada tabel di bawah ini.

Gambaran Wilayah per Kecamatan

No Nama Kecamatan Total Wilayah (Ha) Jumlah Desa/Kelurahan

1. Kecamatan Sumber 7.673 18 2. Kecamatan Bulu 10.240 16 3. Kecamatan Gunem 8.020 16 4. Kecamatan Sale 10.714 15 5. Kecamatan Sarang 9.133 23 6. Kecamatan Sedan 7.964 21 7. Kecamatan Pamotan 8.156 23 8. Kecamatan Sulang 8.454 21 9. Kecamatan Kaliori 6.150 23 10. Kecamatan Rembang 5.881 34 11. Kecamatan Pancur 4.594 23 12. Kecamatan Kragan 6.166 27 13. Kecamatan Sluke 3.759 14 14. Kecamatan Lasem 4.504 20 J U M L A H 101.408 294

2.

KONDISI PEREKONOMIAN

Kabupaten Rembang yang berada diperlintasan jalur transportasi darat antarkota dan antar provinsi memiliki kesempatan untuk memanfaatkan sejumlah potensi yang ada. Saat ini Kabupaten Rembang mengalami kemajuan yang cepat dan berhasil lepas dari predikat daerah tertimggal, bahkan berbagai mega proyek telah dibangun di wilayah Kabupaten Rembang, diantaranya untuk mencukupi kebutuhan air telah dibangun embung-embung besar seperti embung lodan, embung panohan dan embung-embung kecil lainnya.

Kemajuan Rembang dipastikan masih bisa ditingkatkan, menyusul mulai beroperasinya berbagai mega proyek yang ada di Kabupaten Rembang, seperti Pabrik Semen dan sebelumnya juga telah dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sluke dengan kapasitas 2.000 megawatt yang akan terkoneksi pada jaringan listrik di Pulau Jawa dan Bali.

Selain itu Rembang juga akan memiliki Pelabuhan Umum Nasional (PUN) di Desa Sendangmulyo Kecamatan Sluke, yang saat ini proses pembangunannya masih terus berlangsung. Pelabuhan tersebut sempat dilakukan uji coba dengan melibatkan satu unit kapal tongkang yang berkapasitas 3.000 ton untuk mengangkut hasil tambangberupa batu kapur untuk dikirimkan ke pelabuhan PLTU Tanjung Jati B Jepara. Pelabuhan tersebut dinyakini akan mendukung pertumbuuhan ekonomi masyarakat sekitar, menyusul pelabuhan tersebut akan dimanfaatkan untuk masuk-keluar kapal barang berbobot mati 30-40 gross tonnage.

Kabupaten Rembang memiliki potensi galian tambang seperti pasir kuarsa, pospat, batu gamping, dolomit, kalsit, andesit, tras. Lignit, tanah liat, ball clay dan gipsum. Sejumlah galian tambang tersebut biasanya dipakai untuk berbagai keperluan industri seperti pasir kuarsa untuk bahan dasar keramik, gelas/kaca, semen dan industri lain (cat, karet, gerinda, logam dan bata tahan api), demiikian pula pospat yang digunakan oleh industri pupuk dan industri kimia lain seperti detergen dan asam fosfat. Potensi galian tambang tersebut sangat menarik investor untuk mendirikan pabrik semen di Kabupaten Rembang, diantaranya PT. Semen Indonesia. Bahkan perusahaan tersebut telah selesai dibangun dan saat ini telah beroperasi secara penuh.

Potensi Pertanian dan Peternakan yang dimiliki Kabupaten Rembang juga tidak kalah dengan daerah lain, seperti komoditas tanaman pangan yang potensial dikembangankan menjadi sebuah usaha agrobisnis unggulan di Kabupaten Rembang adalah komoditas Jagung dan Kacang tanah. Sedangkan komoditas tanaman sayur-sayuran yang menjadi unggulan yakni tanaman cabai merah varietas tamparyang merupakan plasma nuftah asli Rembang dan memiliki karakteristik rasa pedas, buah tidak mudah busuk, warna merah cerah dan produktivitasnya mencapai 11,25 ton/ha serta harganya cukup bersaing di pasaran. Produktivitasnya masih bisa dikembangkan dan bisa dijadikan daya tarik investasi karena sentra produksi cabai merah tersebar di sejumlah kecamatan seperti Kecamatan Sarang, Kragan, Sulang, Sale, Kaliori dan Sumber.

Komoditas Peternakan yang menjadi ungulan Kabupaten Rembang yaitu sapi dan domba. Bahkan Kabupaten Rembang merupakan salah satu sentra produksi sapi potong di Jawa Tengah, menyusul populasi sapi potong pada tahun 2005 mencapai 97.257 ekor dan menempati urutan keempat di Jawa Tengah. Kegiatan budidaya sapi potong meliputi usah pembibitan (breeding) dan penggemukan (Fattening), adapun jenis sapinya adalah sapi ongole, brahman, Simmental, limousine dan brangus.

Selain itu juga ada kegiatan inseminasi buatan (Artificial Insemination) pada sapi semakin memberikan jaminan akan adanya ketersediaan sapi bibit dan sapi

bakalan yang berkualitas genetic unggul. Dari sisi pemasaran, permintaan sapi potong terus mengalami peningkatan baik pasar lokal, regional, nasional bahkan internasional.

Di bidang Perikanan, Kabupaten Rembang juga tidak kalah dengan daerah pesisir lainnya.Berdasarkan hasil pendataan Pemerintah Kabupaten Rembang, omzet perikanan yang terdeteksi setiap tahunnya antara Rp 1 miliar hingga Rp 2 miliar. Omzet tersebut masih bisa ditingkatkan lagi, mengingat potensi perikanan di Kabupaten Rembang cukup besar dan belum tergarap secara menyeluruh. Jika pengembangan sektor perikanan dipacu, maka omzet perikanan bisa mencapai hingga Rp 3 miliar pertahun. Apalagi hampir separuh penduduk Kabupaten Rembang menggantungkan hidupnya pada sektor usaha di bidang perikanan dan kelautan.

Pengembangan sektor usaha perikanan juga didukung akses transportasi yang cukup memadai, karena Rembang menjadi jalur perlintasan antar provinsi.Untuk mendukung pengembangan sektor perikanan, Pemerintah Kabupaten Rembang juga telah menyiapkan sentra perikanan dan kelautan di Desa Tasikagung Kecamatan Rembang.Yang telah dilengkapi dengan fasilitas stasiun pengisian bahan bakar minyak (BBM) dan dan coolstorage (ruang berpendingin).

Potensi di bidang Pariwisata juga cukup menarik untuk dikunjungi karena beberapa objek wisata yang ada memiliki nilai sejarah cukup tinggi, seperti Makam RA.Kartini dan museum Kartini yang menyimpan sejumlah koleksi dan kebiasaan semasa hidup pejuang kaum perempuan RA. Kartini selama hidup bersama suaminya Raden Adipati Joyoningrat ( Bupati Rembang). Sejarah perjuangan salah satu wali di Jawa juga bisa ditemukan di Kabupaten Rembang, yakni tempat pasujudan dan makam Sunan Bonang yang berada di Desa Bonang, Kecamatan Lasem serta objek wisata bersejarah lainnya maupun objek wisata alam untuk refreshing keluarga.

B. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN REMBANG TAHUN 2016-2021 DAN VISI-MISI

RPJMD Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021, merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahun sejak tahun 2016 sampai dengan tahun 2021, disusun untuk memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh stakeholder pembangunan daerah (pemda, masyarakat dan swasta) dalam mewujudkan cita-cita pembangunan daerah, sejalan dengan tujuan nasional dan sesuai dengan visi, misi, dan arah pembangunan daerah, yang telah disepakati bersama, sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh segenap komponen pelaku pembangunan menjadi lebih efektif, efisien, terpadu, berkesinambungan, saling melengkapi dalam satu kesatuan pola sikap serta pola tindak.

RPJMD ini sekaligus menjadi pedoman dalam penyusunan RKPD yang merupakan rencana pembangunan tahunan daerah dimana di dalamnya memuat strategi, arah kebijakan, program kegiatan dan prakiraan maju pendanaan.

Untuk menjaga konsistensi pelaksanaan pembangunan masing-masing urusan/sektor, penyusunan RPJMD Kabupaten Rembang tahun 2016-2021 juga memperhatikan dokumen-dokumen perencanaan yang telah ada, antara lain: Strategi penanggulangan kemiskinan daerah, rencana pengembangan tenaga kerja daerah, rencana pemberdayaan perempuan, rencana pengembangan pariwisata dan rencana pengembangan kawasan bahari terpadu.

1.

VISI DAN MISI

Visi dan Misi dari H. Abdul Hafidz dan Bayu Andriyanto,SE selaku Bupati dan Wakil Bupati terpilih periode 2016-2021 tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2016-2021 Kabupaten Rembang, adapun Visi dari Bupati terpilih adalah :

“Terwujudnya Masyarakat Rembang Yang Sejahtera, Melalui Peningkatan Perekonomian Dan Sumber Daya Manusia, Yang Dilandasi Semangat

Kebersamaan, Pemberdayaan Masyarakat dan Kewirausahaan ”

Dalam rangka mencapai visi Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021 seperti tersebut di atas, akan ditempuh melalui 7 (Tujuh) Misi Pembangunan Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021 yaitu sebagai berikut:

1. Mewujudkan pemerintahan yang cepat, tanggap, transparan, partisipatif dan berkeadilan sesuai prinsip pemerintahan yang amanah.

2. Membangun kemandirian ekonomi dan upaya penanggulangan kemiskinan berbasis sumberdaya daerah, maupun pemberdayaan masyarakat, serta terjaminnya kelestarian lingkungan hidup.

3. Meningkatkan investasi serta mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif. 4. Melanjutkan pembangunan infrastruktur yang merata dan berkualitas serta

berdimensi kewilayahan.

5. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan yang terjangkau bagi semua lapissan masyarakat, termasuk pendidikan keagamaan.

6. Menciptakan stabilitas politik, pemerintahan, sosial dan mengembangkan budaya lokal serta meningkatkan upaya pengendalian penduduk dan tertib administrasi kependudukan.

7. Meningkatkan kedaulatan pangan dan kapasitas ekonomi rumah tangga berbasis pertanian dan perikanan.

2.

ORGANISASI PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG

Dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494), serta Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114), perlu disusun kembali organisasi perangkat daerah yang akan membantu Bupati menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya.

Organisasi perangkat daerah ini yang disusun berdasarkan peraturan daerah ini diharapkan akan menjadi organisasi yang efektif, efisien dan rasional sesuai dengan kemampuan Kabupaten Rembang serta akan terbina koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi dan komunikasi kelembagaan, baik di tingkat daerah maupun dengan pemerintah pusat. Selain itu penyusunan organisasi perangkat daerah ini juga telah memperhatikan aspek keuangan, cakupan tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah kepadatan penduduk dan sarana prasara penunjang tugas.Berdasarkan pertimbangan di atas maka disusun Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Rembang.

Dalam Peraturan Daerah tersebut, Pemerintah Daerah selaku Entitas Pelaporan, terdiri atas 40 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pada 21 Bidang Pemerintahan yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Inspektorat, 17 Dinas Daerah, 3 Badan Daerah, 3 perangkat daerah yang menanggani urusan pemerintahan lain, Kantor Kesbangpol, BPPBD dan 14 Kecamatan sebagai Entitas Akuntansi. Sedangkan tiga lainnya bukan merupakan Entitas Akuntansi, yaitu DPRD yang diketuai oleh H. Majid Kamil MZ, Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

Dengan terbentuknya organisasi pemerintah Kabupaten Rembang yang baru ini akan berimbas dalam siklus keuangan daerah yang tertuang dalam APBD mulai dari penganggaran, penatausahaan dan pelaksanaan APBD serta pelaporan dan pertanggungjawaban APBD Kabupaten Rembang. Dalam pelaporan pertanggungjawaban APBD mulai Tahun Anggaran 2016, demikian pula dalam pelaporan tahun selanjutnya.

Badan Layanan Umum Daerah bertujuan meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat di bidang kesehatan untuk mewujudkan penyelenggaraan tugas-tugas pemerintah dan/atau pemerintah daerah dalam memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa maka sesuai dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,pemerintah dapat membentuk Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disebut BLUD.

Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Rembang Nomor 445/659/2009 tentang Penetapan Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Soetrasno Rembang sebagai Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) maka sejak tanggal 1 Januari 2010, Rumah Sakit Umum dr. R. Soetrasno Kabupaten Rembang melaksanakan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD (PPK-BLUD) dengan status penuh. BLUD beroperasi sebagai perangkat kerja pemerintah daerah untuk tujuan pemberian layanan umum secara lebih efektif dan efisien sejalan dengan praktek bisnis yang sehat, yang pengelolaannya dilakukan berdasarkan kewenangan yang didelegasikan oleh Kepala Daerah dengan status hukum tidak terpisah dari pemerintah daerah dan tanpa mengutamakan pencarian keuntungan. Pola pengelolaan keuangan BLUD (PPK-BLUD) memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada umumnya. Fleksibilitas yang dimaksud adalah keleluasaan pengelolaan keuangan/barang BLUD pada batas-batas tertentu yang dapat dikecualikan dari ketentuan yang berlaku umum.

Rumah Sakit Umum dr. R. Soetrasno Rembang dengan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD dengan fleksibilitasnya, sebagai Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) karenanya, secara periodik tetap wajib menyampaikan laporan keuangannya ke Pemda Kabupaten Rembang, dan pada akhir Tahun Anggaran selain menyajikan Laporan Keuangan dalam basis Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) juga wajib menyajikan Laporan Keuangan dengan basis Sistem Akutansi Pemerintahan (SAP) sebagai dasar kompilasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Rembang.

Sedangkan untuk penerapan BLU pada UPT Puskesmas Se-Kabupaten Rembang sudah dimulai sejak tahun 2015 sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Bupati Rembang sebagaimana berikut ini

: