L A P O R A N K E U A N G A N 2 0 2 1 | 4 2
berupa Pendapatan Jasa Layanan Perbankan Badan Layanan Umum dan Pendapatan Lain-lain Badan Layanan Umum.
Pada TA 2021 realisasi Pendapatan Operasional mengalami peningkatan 64,08 persen
dibandingkan TA 2020. Hal ini disebabkan karena kenaikan tarif pungutan dana perkebunan atas ekspor kelapa sawit, crude palm oil (CPO), dan produk turunannya sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.05/2020.
Jumlah Pendapatan Operasional untuk periode yang berakhir 30 Juni 2021 dan 2020 sebesar
Rp39.380.396.073.227,00 dan
Rp24.000.660.728.089,00.
Pendapatan Operasional pada BPDPKS berasal dari Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya antara lain Pendapatan Jasa Layanan Umum berupa Pendapatan Dana Perkebunan Kelapa Sawit dan Pendapatan Badan Layanan Umum Lainnya
Pendapatan Operasional
Rincian Pendapatan Operasional TA 2021 dan 2020
URAIAN TA 2021 TA 2020
NAIK (TURUN)
%
Pendapatan dari Alokasi APBN - 2.779.998.939.792 (100,00) Pendapatan Dana Perkebunan
Kelapa Sawit 39.067.778.871.461 20.262.827.078.266 92,81 Pendapatan Jasa Layanan
Perbankan BLU 311.556.718.344 947.763.713.214 (67,13) Pendapatan Lain-lain BLU 1.060.483.422 10.070.996.817 (849,66)
Halaman 34
Beban Operasional BPDPKS yang berakhir 30 Juni2021 dan 2020 adalah sebesar Rp22.425.170.730.375,00 dan Rp33.139.635.607.133,00.
Beban Operasional pada BPDPKS adalah jumlah Beban Pegawai, Beban Persediaan, Beban Barang dan Jasa, Beban Pemeliharaan, serta Beban Perjalanan Dinas, Beban Penyusutan dan Amortisasi serta Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih.
Beban Pegawai adalah beban atas kompensasi, baik dalam bentuk uang maupun barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang diberikan kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal.
Beban Persediaan adalah beban yang timbul akibat konsumsi/pemakaian persediaan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional.
Beban Barang dan Jasa adalah beban yang timbul karena konsumsi/pemakaian atas barang dan/atau jasa dalam rangka penyelenggaraan kegiatan entitas serta beban lain-lain berupa beban yang
timbul karena penggunaan alokasi belanja modal yang tidak menghasilkan aset tetap.
Beban Pemeliharaan adalah segala pengeluaran atau konsumsi aset atau kewajiban yang timbul akibat kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk mempertahankan kondisi aset tetap agar dapat berjalan dengan baik sesuai dengan fungsinya. Beban Perjalanan Dinas merupakan beban yang timbul akibat belanja perjalanan dinas dalam rangka pelaksanaan tugas, fungsi, dan jabatan. Beban Penyusutan merupakan beban untuk mencatat alokasi sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan. Sedangkan Beban Amortisasi digunakan untuk mencatat alokasi penurunan manfaat ekonomi untuk Aset Tak berwujud.
Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih adalah beban yang timbul karena alokasi piutang tak tertagih yang dibentuk/disisihkan sebesar
persentase tertentu dari akun piutang berdasarkan penggolongan kualitas piutang. Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih diakui pada saat akhir periode pelaporan (semesteran dan tahunan)
menggunakan Memo Penyesuaian.
Beban Aset Ekstrakomptabel digunakan untuk mencatat koreksi belanja modal yang digunakan untuk perolehan aset tetap dengan nilai di bawah nilai kapitalisasi (aset ekstrakomptabel).
Beban Operasional
operasional antara lain surplus/defisit penjualan aset non lancar, surplus/defisit penyelesaian kewajiban jangka panjang dan surplus/defisit dari Rincian Beban Operasional TA 2021 dan 2020
URAIAN TA 2021 TA 2020 NAIK (TURUN) % Beban Pegawai 19.937.024.385 45.424.777.565 (56,11) Beban Persediaan 79.005.961 172.843.959 (118,77) Beban Barang dan Jasa 22.402.874.863.627 33.087.997.053.023 (32,29) Beban Pemeliharaan 80.636.436 878.801.927 (90,82) Beban Perjalanan Dinas 662.216.685 1.806.800.720 (63,35) Beban Penyusutan/Amortisasi 1.536.983.281 3.355.329.939 (54,19) Beban Penyisihan Piutang Tak
Tertagih
-
-Jumlah 22.425.170.730.375 33.139.635.607.133 (32,33)
Surplus/(Defisit) dari Kegiatan Operasional adalah
Surplus/(Defisit) Dari Kegiatan Operasional
Halaman 35
Kegiatan Non Operasional untuk periode yang berakhir 30 Juni 2021 dan 2020 sebesar Rp11.052.459.506,00 dan Rp21.978.349.327,00. Kegiatan Non Operasional terdiri dari pendapatan dan beban yang sifatnya tidak rutin. Termasuk dalam pendapatan/beban dari kegiatan non operasional antara lain surplus/defisit penjualan aset non lancar, surplus/defisit penyelesaian kewajiban jangka panjang dan surplus/defisit dari
kegiatan non operasional lainnya.
Pendapatan Kegiatan Non Operasional Lainnya berasal dari Penerimaan Kembali Belanja Barang BLU Tahun Anggaran Yang Lalu sebesar
Rp11.052.459.506,00.
Tidak terdapat Beban Kegiatan Non Operasional Lainnya sehingga surplus dari kegiatan non operasional lainnya sebesar Rp11.052.459.506,00.
Kegiatan Non Operasional TA 2021 dan 2020 Surplus dari Kegiatan Operasional yang berakhir 30
Juni 2021 dan 2020 sebesar Rp16.955.225.342.852,00 dan (Rp9.138.974.879.044,00).
Surplus/(Defisit) dari Kegiatan Operasional adalah selisih lebih/kurang antara pendapatan
operasional dan beban operasional selama satu periode pelaporan.
Surplus/(Defisit) Dari Kegiatan Operasional
Surplus dari Kegiatan Operasional TA 2021 dan 2020
URAIAN TA 2021 TA 2020
NAIK (TURUN)
%
Pendapatan dari Kegiatan
Operasional 39.380.396.073.227 24.000.660.728.089 64,08 Beban dari Kegiatan Operasional 22.425.170.730.375 33.139.635.607.133 (32,33)
Jumlah 16.955.225.342.852 (9.138.974.879.044) (285,53)
Kegiatan Non Operasional
URAIAN TA 2021 TA 2020
NAIK (TURUN)
%
Surplus/Defisit Aset Non Lancar - - -Surplus/Defisit Penyelesaian
Kewajiban Jangka Panjang
- -Surplus/Defisit dari Kegiatan Non
Operasional Lainnya
11.052.459.506
21.978.349.327 (0,50) - Pendapatan Kegiatan Non
Operasional Lainnya
11.052.459.506
21.979.878.320 (0,50) - Beban Kegiatan Non Operasional
Lainnya
1.528.993 (1,00)
Jumlah 11.052.459.506 21.978.349.327 (0,50)
Pada 30 Juni 2021 Beban Operasional mengalami penurunan (32,33) persen dibandingkan TA 2020. Realisasi pembayaran belanja barang untuk
pembayaran selisih harga biodiesel dan penyaluran dana Peremajaan Perkebunan Kelapa Sawit masih akan terus meningkat s.d. akhir tahun 2021.
Halaman 36
Pos Luar Biasa BPDPKS untuk periode yangberakhir 30 Juni 2021 dan 2020 adalah sebesar Rp0 dan Rp0.
Pos Luar Biasa memuat kejadian luar biasa yang mempunyai karakteristik sebagai berikut: 1. Kejadian yang tidak dapat diramalkan terjadi
pada awal tahun anggaran;
2. Tidak diharapkan terjadi berulang-ulang; 3. Kejadian diluar kendali entitas pemerintah.
Pos Luar Biasa
Rincian Pos Luar Biasa TA 2021 dan 2020
URAIAN TA 2021 TA 2020
NAIK (TURUN)
%
Pendapatan Luar Biasa - - -Beban Luar Biasa - -
-Jumlah - -
-Surplus/(Defisit) Laporan Operasional adalah penjumlahan selisih lebih/kurang antara surplus/ defisit kegiatan operasional, kegiatan non operasional dan pos luar biasa.
Surplus/(Defisit) Laporan Operasional Surplus LO pada 30 Juni 2021 dan 2020 sebesar Rp16.966.277.802.358,00 dan (Rp9.116.996.529.717,00).
Surplus Laporan Operasional TA 2021 dan 2020
URAIAN TA 2021 TA 2020 NAIK (TURUN) % Surplus - LO 16.966.277.802.358 (9.116.996.529.717) (286,10) Jumlah 16.966.277.802.358 (9.116.996.529.717) (286,10) Rp11.719.528.591,00 Rp6.538.400,00 Rp73.094.742,00 Rp662.216.685,00 Rp22.228.800.655.232,00
pembayaran insentif biodiesel, penyaluran dana peremajaan, riset, pengembangan sumber daya manusia sawit, sarana dan prasarana, promosi dan kemitraan sawit, serta penghimpunan dan
Rp39.376.991.519.706,00 Rp22.262.731.990.328,00 Rp17.114.259.529.378,00 Rp39.067.778.871.461,00
kelapa sawit atas ekspor kelapa sawit, (CPO) dan produk turunannya. Rp298.118.015.240,00
Rp11.094.633.005,00
Rp19.937.024.385,00 Rp1.532.932.293,00
Halaman 37
Surplus/(Defisit) Laporan Operasional adalahdefisit kegiatan operasional, kegiatan non
Surplus/(Defisit) Laporan Operasional
Rp16.966.277.802.358,00 (Rp9.116.996.529.717,00)